Sindroma Koroner Akut
Sindroma Koroner Akut
Code ICD :
DEFINISI
Masyarakat Umum
Kewaspadaan dan Deteksi Dini
Keluarga dan pasien harus paham akan :
- Faktor Risiko PJK
- Gejala Penyakit Jantung ( nyeri dada, palpitasi, sesak nafas )
- Gejala IMA
- Pentingnya penanganan secara dini
- Langkah yang harus diambil apabila gejala tersebut timbul
1
Faktor risiko kondisional adalah :
- Kadar trigliserida serum yang tinggi
- Kadar homosistein serum yang tinggi
- Faktor lipoprotein (a) yang tinggi
- Faktor protrombotik ( mis : fibrinogen)
- Penanda inflamasi (mis. C-Reactive protein)
GEJALA PJK
Nyeri dada iskemik dapat disebakan oleh angina peektoris stabil, angina pektoris tidak
stabil atau IMA.
Karakteristik nyeri dada sebagai berikut :
- Nyeri dada yang baru dirasakan ( < 1 bulan )
- Perubahan kualitas nyeri dada ( meningkatnya frekuensi/ beratnya nyeri dada/
nyeri dada yang dirasakan saat istirahat.
- Nyeri dada yang tidak hilang dengan istirahat atau dengan pemberian nitrat
sublingual.
Gejala yang menyertai adalah : sesak nafas, perasaan melayang, pingsan ( singkop )
Gejala IMA
- Nyeri dada berlangsung > 20 menit
- Lokasi : retrosternal, di tengah atau dada kiri, menjalar ke rahang, punggung atau
lengan kiri.
- Tipe nyeri digambarkan sebagai : perasaan tertekan benda berat, di remas –
remas, terbakar, seperti ditusuk-tusuk
- Kadang – kadang nyeri dirasakan di daerah epigastrium ( sering di nilai sebagai
dispepsia)
- Gejala penyerta : keringat dingin, rasa mual dan muntah, rasa lemas, pusing,
perasaan melayang dan pingsan.
Penderita dengan riwayat PJK, nyeri dada adalah gambaran plak ateroma yang tidak
stabil dapat memburuk manjadi IMA.
Penderita DM, usia lanjut, wanita, gambaran nyeri dada tidak khas. Keluhan yang tampak
adalah nyeri dada atipikal dan sesak nafas.
2
Pasien Jantung Koroner
Minum Nitrat sublingual pada saat nyeri dada dan dapat diulang sampai 3 kali dengan
interval 5 menit, jika nyeri menetap segera ke RS.
Enzim jantung yang paling spesifik adalah troponin dan CK-MB. Keduanya meningkat
4 – 8 jam setelah infark.
3
Tindakan – tindakan di bawah ini harus segera dilakukan :
Penilaian dan stabilisasi hemodinamik
Monitoring EKG
Berikan Aspirin 150 – 300 mg ( dikunyah/ dihancurkan) (tingkat A)
Berikan Clopidogrel 150-300 mgr
Berikan oksigen nasal atau sungkup ( tingkat A)
Berikan nitrat sublingual ( kecuali jika TD sistolik < 90 mmHg) (tingkat C)
Pasang akses intravena ( sambil pengambilan darah untuk pemeriksaan laborat :
enzim jantung, darah lengkap, fungsi ginjal, gula darah, profil lipid)
Atasi nyeri : morfin 2 – 5 mg i.v diberikan perlahan – lahan dan dapat diulang tiap
5 – 15 menit sampai rasa nyeri hilang. Dapat menggunakan pethidin. Dapat
diberikan antiemetik. ( tingkat B)
Injeksi intramuskuler sebaiknya tidak diberikan
Nilai kemungkinan dilakukan reperfusi, baik dengan tromboliktik / primary
PTCA
( tingkat A)
Tindakan reperfusi harus dilakukan sedini mungkin karena semakin cepat dilakukan
semakin banyak miokardium yang dapat diselamatkan.
Kontraindikasi Absolut
1. Stroke hemoragik, kapanpun terjadinya atau jenis atroke lain yang terjadi dalam 1
tahun terakhir.
2. neoplasma intrakranial
3. perdarahan internal aktif (tidak termaksud menstruasi)
4. Suspek diseksi aorta
Kontraindikasi Relatif
1. Hipertensi berat ( TD > 180 / 110 )
2. Riwayat kejadian serebrovaskular atau kelainan intraserebral
3. penggunaan antikoagulan dalam dosis terapi (INR 2 – 3 )
4. Trauma yang baru terjadi (dalam 2 – 4 minggu), termaksud cedera kepala atau
resusitasi jantung > 10 menit atau operasi besar < 3 minggu.
5. pungsi pembuluh darah yang tidak dapat dikompresi
4
6. Perdarahan internal dalam 2 – 4 minggu terakhir.
Tindakan trombolitik sebaiknya dilakukan di UGD dan selama tindakan harus dilakukan
pemantauan terhadap :
- Irama Jantung
- Tekanan darah
- Kesadaran dan keluhan penderita.
Komplikasi Trombolitik :
- Perdarahan
- Hipotensi
- Reaksi alergi
Kegagalan trombolisis :
- Nyeri menetap
- ST elevasi menetap
- Komplikasi berupa gagal jantung atau aritmigkat
Sebaiknya diulang pada dosis yang sama. ( tingkat C)
PENANGANAN DI ICCU
Tindakan Umum
Istirahat total di teampat tidur sebaiknya dilakukan minimal 12 jam, mobilisasi
dini dianjurkan pada pasien dengan infark tanpa komplikasi, sementara pasien dengan
hemodinamik tidak stabil memerlukan istirahat yang lama.
Sedasi dapat ddiberikan. Valsava manuver/ mengedan dapat menyebabkan gangguan
hemodinamik dan elektrokardiografi yang berbahayanya.
5
FARMAKOTERAPI
Oksigen ( Tingkat B )
Oksigen hanya diberikan jika terdapat hipoksemia. Oksigen 2 – 4 liter / menit,
untuk mempertahankan
Aspirin ( tingkat A )
Terapi standart untuk semua pasien IMA dan harus diteruskan seumur hidup.
Dosis awal : 160 – 325 mg dan diteruskan dengan dosis 75 – 325 mg / hari.
Clopidogrel (Tingkat A), dosis awal 150-399 mgr, selanjutnya75 mgr (1 Tab) perhari
Kontraindikasi :
6
Tekanan Darah sistolik < 100 mmhg
Stenosis arteri renalis bilateral, perburukan fungsi ginjal dengan terapi
ACE Inhibitor
Kehamilan
Hiperkalemia
NITRAT ( Tingkat A )
Penggunaan Nitrat dapat dipertimbangkan pada penderita dengan :
Nyeri dada yang terus menerus
Gagal Jantung
Hipertensi
Pada fase akut Nitrat dapat digunakan karena kerjanya cepat, dosis mudah dititrasi dan
dapat dihentikan dengan cepat apabila ada efek samping. Setelah 48 jam dapat di ganti
dengan obat oral.
Kontraindikasi :
Hipotensi
Bradikardi ( < 50 x /m)
Infark ventrikel kanan
Penggunaan sidenafil dalam 24 jam
7
Preparat Nitrat pada IMA
Antitrombotik ( tingkatA)
Heparin dapat diberikan dalam bentuk unfractionated heparin atau low molecular weight
heparin. UH diberikan 5000 unit bolus dilanjuykan dengan 1000 unit/jam. Dosis Heparin
kemudian diteruskan sesuai pembriksaan aPTT ( Target aPTT 1,5 – 2 x nilai normal )
Komplikasi IMA
Aritmia
Disfungsi Ventrikel Kiri
Hipotensi
Lain-lainnya : Perikarditis
8
PENATALAKSANAAN INFARK MIOKARD AKUT
Terapi Medis
ICCU