Anda di halaman 1dari 7

Nama : Suci Kartika Putri

NIM : 04011181520036

Kelas : Alpha 2015

Kelompok : 9

HAUS, LAPAR, DAN LEMAS

A. Haus
Pada manusia dewasa, sekitar 60-70 persen tubuhnya terdiri dari air, sementara pada
bayi dan anak 80 persen tubuhnya terdiri dari air. Akan tetapi, tak banyak orang yang
memperhatikan berapa liter air minum segar tanpa campuran apa pun yang sudah dikonsumsi
dalam 24 jam. Rasa haus yang kita rasakan ternyata bisa jadi pertanda kita sudah mengalami
dehidrasi dan ini merupakan sinyal tubuh bahwa tubuh mengalami kekurangan cairan.
Haus yaitu berasa kering kerongkongan dan ingin minum. Rasa haus biasanya datang
apabila kita sudah banyak melakukan aktivitas, terpapar sinar matahari terlalu lama, dan saat
kita sudah banyak mengeluarkan cairan. Adapun penyebab rasa haus pada tubuh manusia
yakni sebagai berikut.
1. Makanan yang dikonsumsi.
Makanan yang dikonsumsi misalnya yaitu makanan yang memiliki tingkat rasa asin
atau pedas yang berlebihan sehingga bisa menyebabkan seseorang membutuhkan
air untuk menghilangkan rasa itu.
2. Suhu dan kelembapan lingkungan.
Misalnya pada saat siang hari yang sangat panas menyebabkan seseorang banyak
mengeluarkan cairan tubuh lewat keringatnya sehingga membuat seseorang itu
menjadi haus.
3. Tingkat aktivitas.
Misalnya yaitu kerja berat yang membutuhkan tenaga yang banyak, olahraga yang
dilakukan juga bisa mempengaruhi rasa haus pada tubuh.

Saat kita merasakan haus sebenarnya rasa haus itu memiliki mekanisme ataupun
prosedur yaitu mekanisme rasa haus itu diatur dalam rangka memenuhi kebutuhan cairan
dengan cara merangsang pelepasan renin yang dapat menimbulkan produksi angiotensin II
sehingga merangsang hipotalamus untuk rasa haus. Ginjal meminimalkan kehilangan
cairan selama terjadi kekurangan air melalui sistem umpan balik osmoreseptor-
ADH. Selain itu, asupan cairan diperlukan untuk mengimbangi kehilangancairan apa pun
yang terjadi melalui berkeringat dan bernapas serta melalui saluran
pencernaan.Asupan cairan diatur oleh mekanisme rasa haus, yang bersama dengan
mekanisme osmoreseptor-ADH, mempertahankan kontrol osmolaritas cairan ekstraseluler
dan konsentrasi natrium dengantepat. Banyak stimulus yang terlibat dalam
pengaturan sekresi ADH juga meningkatkan rasa haus, yang didefinisikan sebagai
keinginan sadar terhadap air.Penurunan volume CES juga merangsang haus, melalui
lintasan yang tidak tergantung darilintasan yang memerantai rasa haus akibat
hiperosmolitas plasma. Jadi perdarahan menyebabkankenaikkan minum meskipun tidak
terdapat perubahan pada osmolalitas plasma. Efek penurunanvolume CES pada haus
sebagian diprakarsai melalui sistem renin -angiotensin. Sekresi Reninn a i k
karena hipovolemia, yang menyebabkan kenaikkan angiotensin
I I y a n g b e r e d a r . Angiotensin II bekerja pada organ subforniks, yaitu daerah
reseptor khusus dalam diensefalon, yang merangsang daerah neural yang berhubungan
dengan haus. Ada tanda bahwa angiotensin II juga kerja pada organum vasculosum lamina
terminalis ( OVLT ). Daerah ini sangat permeabel,dan merupakan dua dari organ-organ
circumventrikel, yang berada diluar sekatan darah otak. H u b u n g a n dari
organ subforniks ke daerah neural mungkin kolinergik. Obat -
o b a t y a n g menghambat kerja angiostensin II tidak menghambat seluruh respon haus
terhadap hipovalemia,dan nampak bahwa ada lain mekanisme ikut berperan.Apabila perasaan
haus tertekan baik oleh kerusakan langsung pada diensefalon atau oleh defresiatau perubahan
kesadaran, pasien berhenti minum cairan mencukupi. Dehidrasi terjadi jika tidak diambil
tindakan yang sesuai untuk mempertahankan keseimbangan air. Jika pemasukan
proteint i n g g i , m e t a b o l i t - m e t a b o l i t p r o t e i n m e n i m b u l k a n d i u r e s i s o s m o t i k ,
dan jumlah air ya n g d i p e r l u k a n untuk mempertahankan
k e s e i m b a n g a n a d a l a h b e s a r . K e b a n y a k a n k a s u s d a r i hipernatremia
sebenarnya disebabkan oleh dehidrasi b iasa pada pasien-pasien dengan
psikosisa t a u k e l a i n a n o t a k ya n g t i d a k a t a u t i d a k d a p a t m e n a i k k a n
p e m a s u k a n c a i r a n m e r e k a b i l a mekanisme haus mereka dirangsang. Jika seseorang
yang mengalami rasa haus dan tidak segera mendapatkan kembali cairan tubuh yang masuk
tentu ini akan membahayakan bagi tubuh. Ini bisa menyebabkan seseorang terkena dehidrasi
yang berlebihan yang sangat membahayakan.
B. Lapar
Rasa lapar didefinisikan sebagai suatu keinginan intrinsik seseorang untuk
mendapatkan jumlah makanan tertentu untuk dikonsumsi. Sedangkan nafsu makan
didefinisikan sebagai preferensi seseorang terhadap jenis makanan tertentu yang ingin
dikonsumsi. Mekanisme rasa lapar dan nafsu makan adalah suatu sistem regulator otomatis
yang penting dalam usaha tubuh untuk mencukupi kebutuhan nutrisi intrinsiknya (Guyton
dan Hall, 2006). Rasa lapar adalah rasa di mana kita merasakan keinginan untuk makan.
Lapar dapat terjadi karena adanya stimulasi dari suatu faktor lapar, yang akan mengirimkan
impuls tersebut ke pusat lapar di otak, yakni hipotalamus bagian lateral, tepatnya di nucleus
bed pada otak tengah yang berikatan serat pallidohypothalamus. Otak inilah yang akan
menimbulkan rasa lapar pada manusia. Setelah tubuh mendapat cukup nutrisi yang ditentukan
oleh berbagai faktor, maka akan mengirim impuls ke pusat kenyang yakni di nucleus
ventromedial di hipotalamus. Kemudian tubuh akan merasa puas akan makan, sehingga kita
akan berhenti makan. Adapun beberapa faktor yang menyebabkan lapar pada manusia.
1. Hipotesis Lipostatik
Leptin yang terdapat di jaringan adiposa akan menghitung atau mengukur persentase
lemak dalam sel lemak di tubuh, apabila jumlah lemak tersebut rendah, maka akan
membuat hipotalamus menstimulasi kita untuk merasa lapar dan makan.
2. Hipotesis Hormon Peptida pada Organ Pencernaan
Makanan yang ada di dalam saluran gastrointestinal akan merangsang munculnya
satu atau lebih peptida, contohnya kolesitokinin. Kolesitokinin berperan dalam
menyerap nutrisi makanan. Apabila jumlah kolesitokinin dalam GI rendah, maka
hipotalamus akan menstimulasi kita untuk memulai pemasukan makanan ke dalam
tubuh.
3. Hipotesis Glukostatik
Rasa lapar pun dapat ditimbulkan karena kurangnya glukosa dalam darah. Makanan
yang kita makan akan diserap tubuh dan sari-sarinya (salah satunya glukosa)akan
dibawa oleh darah dan diedarkan ke seluruh tubuh, jika dalam darah kekurangan
glukosa,maka tubuh kita akan memerintahkan otak untuk memunculkan rasa lapar
dan biasanya ditandai dengan pengeluaran asam lambung.
4. Hipotesis Termostatik
Apabila suhu dingin atau suhu tubuh kita di bawah set point, maka hipotalamus akan
meningkatkan nafsu makan kita. Teori produksi panas yang dikemukakan oleh
Brobeck menyatakan bahwa manusia lapar saat suhu badannya turun, dan ketika naik
lagi, rasa lapar berkurang. Inilah salah satu yang bisa menerangkan mengapa kita
cenderung lebih banyak makan di waktu musim hujan/dingin.
5. Neurotransmitter
Neurotransmitter ada banyak macam, dan mereka berpengaruh terhadap nafsu
makan. Misalnya saja, adanya norepinephrine dan neuropeptida Y akan membuat kita
mengkonsumsi karbohidrat. Apabila adanya dopamine dan serotonine, maka kita
tidak mengkonsumsi karbohidrat.
6. Kontraksi di Duodenum dan Lambung
Kontraksi yaitu kontraksi yang terjadi bila lambung telah kosong selama beberapa
jam atau lebih. Kontraksi ini merupakan kontraksi peristaltik yang ritmis di dalam
korpus lambung. Ketika kontraksi sangat kuat, kontraksi ini bersatu menimbulkan
kontraksi tetanik yang kontinius selama 2-3 menit. Kontraksi juga dapat sangat
ditingkatkan oleh kadar gula darah yang rendah. Bila kontraksi lapar terjadi tubuh
akan mengalami sensasi nyeri di bagian bawah lambung yang disebut hunger pangs
(rasa nyeri mendadak waktu lapar. Hunger pans biasanya tidak terjadi sampai 12
hingga 24 jam sesudah makan yang terakhir. Pada kelaparan, hunger pangs mencapai
intesitas terbesar dalam waktu 3-4 hari dan kemudian melemah secara bertahap pada
hari-hari berikutnya.
7. Psikososial
Rasa lapar tidak dapat sepenuhnya hanya dijelaskan melalui komponen biologis.
Sebagai manusia, kita tidak dapat mengesampingkan bagian prikologis kita,
komponen belajar dan kognitif (pengetahuan) dari lapar. Tak seperti makhluk
lainnya, manusia menggunakan jam dalam rutinitas kesehariannya, termasuk saat
tidur dan makan. Penanda waktu ini juga memicu rasa lapar.
Bau, rasa, dan tekstur makanan juga memicu rasa lapar. Warna makanan juga
memperngaruhi rasa lapar. Stres juga dapat berpengaruh terhadap nafsu makan, tetapi
ini bergantung pada masing-masing individu.

Rasa lapar juga memiliki mekanisme di mana tubuh akan menjadi terasa lapar yaitu
rasa lapar sebenarnya dipicu oleh peningkatan hormon Ghrelin dalam darah yang diproduksi
oleh sel-sel dilambung. Puasa menyebabkan peningkatan produksi hormon Ghrelin ini di
lambung. Ghrelin dalam penelitian menunjukkan efek positip terhadap sekresi dan kerja
insulin. Ghrelin yang meningkat menyebabkan kerja insulin lebih bagus. Pada orang gemuk
Ghrelin dalam darah rendah dan disinyalir memperburuk sinyal insulin. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa Ghrelin baik untuk membantu kerja insulin. Ini salah satu alasan
tambahan mengapa rasa lapar itu penting untuk kita rasakan. Rasa lapar dan puasa akan
cenderung meningkatkan produksi Ghrelin yang pada akhirnya penting untuk kesehatan
metabolisme. Pada saat kita merasakan lapar sinyal akan dikirimkan ke hipotalamus sehingga
ada kerja dari hipotalamus untuk membuat kita menjadi mengonsumsi makanan, saat kita
lapar juga lambung memproduksi asam lambung tetapi lama-kelamaan apabila tidak segera
kita mengatasi lapar tersebut ini akan menyebabkan kita mengidap sakit maag akibat asam
lambung yang ada semakin berlebihan sedangkan pada saat itu lambung masih kosong tidak
ada makanan yang masuk kedalamnya.

C. Lemas
Lemas adalah suatu gejala atau sensasi kurangnya tenaga. Lemas dapat dirasakan
pasien sebagai rasa kurang berenergi atau tidak sanggup melakukan pekerjaan sehari – hari.
Pada lemas sekunder akibat penyakit saraf atau gangguan medis, ditemukan gejala lain selain
lemas yang lebih menonjol. Lemas yang dirasakan lebih dari 6 bulan (kronik) umumnya
disertai gejala lain di samping lemas, antara lain gangguan ingatan atau konsentrasi, nyeri
menelan, pembesaran kelenjar getah bening leher atau ketiak, nyeri otot, nyeri sendi, nyeri
kepala, tidur yang tidak nyenyak, dan rasa tidak enak badan setelah beraktivitas.
Lemas dapat disebabkan oleh berbagai faktor yaitu di antaranya sebagai berikut.
1. Faktor fisiologis, di mana lemas disebabkan oleh situasi yang umumnya
menyebabkan kelelahan atau lemas pada sebagian besar orang. Contoh penyebab
lemas fisiologis adalah kurang tidur, bekerja berlebihan, latihan fisik berlebihan,
malnutrisi, dan paparan level suara yang tinggi. Lemas tipe ini sering ditemukan pada
remaja dan orang tua;

2. Efek samping obat – obatan dan zat seperti obat golongan sedatif, anti-histamin, anti-
depresan, dan alkohol.

Mekanisme lemas yaitu tubuh awalnya akan merasakan kurang tenaga dan sulit untuk
melakukan aktivitas seperti biasanya. Saat merasakan lemas seseorang bisa sampai pada
penglihatannya yang berkunang-kunang. Lemas pada seseorang ini bisa berbeda-beda dan tak
jarang lemas juga bisa mengidentifikasikan seseorang mengalami gangguan. Misalnya yaitu
diabetes melitus. Saat seseorang mengalami tingginya gula darah pada tubuh bisa
menyebabkan seseorang diabetes melitus. Berbeda pula dengan kasus yang lain misalnya
anemia yaitu bisa lemas karena fungsi ginjal menurun sehingga menyebabkan adanya
perasaan tidak seimbang dan lemas.
DAFTAR PUSTAKA

Nasution, Ali Napiah. 2012. Kebutuhan Cairan pada Tubuh Manusia.


http://aallinafiah.blogspot.co.id/2012/06/kebutuhan-cairan-pada-tubuh-manusia.html.
13 Oktober 2015.

Robihabsyi. 2012. Mekanisme Lapar/Kenyang.


https://syarifahrahab.wordpress.com/2012/12/24/mekanisme-laparkenyang/. 13
Oktober 2015.

Widyawati, Rina. 2014. Mekanisme Terjadinya Lemas pada Penderita Diabetes Mellitus.
http://tokoalkes.com/blog/diabetes-lemas. 13 Oktober 2015.

Yolanda, Natharina. 2014. Lemas. http://www.kerjanya.net/faq/4995-lemas.html. 13 Oktober


2015.

http://kbbi.web.id/haus. 12 Oktober 2015.

http://kbbi.web.id/lemas. 12 Oktober 2015.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31222/3/Chapter%20II.pdf. 12 Oktober
2015.

https://www.scribd.com/doc/131418378/Proses-Terjadinya-Haus. 12 Oktober 2015.

Anda mungkin juga menyukai