Anda di halaman 1dari 7

Nama : Suci Kartika Putri

NIM : 04011181520036

Kelas : Alpha 2015

Kelompok : 9

PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik merupakan pemeriksaan tubuh pasien secara keseluruhan/hanya
bagian tertentu yang dianggap penting oleh tenaga kesehatan. Tujuan dilakukannya
pemeriksaan fisik yaitu untuk memperoleh data yang berhubungan dengan keadaan dalam
rangka menegakkan diagnosa, tindakan pengobatan dan perawatan. Pemeriksaan keadaan
umum yaitu dapat dilakukan dengan adanya menilai keadaan pasien dan menilai tanda-tanda
vital. Untuk keadaan sakit pada pasien yaitu dapat dikategorikan yaitu, pasien tampak sakit
berat, pasien tampak sakit sedang, pasien tampak sakit ringan, dan pasien tampak tidak sakit.
Sedangkan untuk tanda-tanda vital yaitu dapat dinilai dengan dua kategori yaitu yang pertama
yaitu tingkat kesadaran di mana meliputi fungsi mental keseluruhan dan derajat “awas-
waspada”, yang kedua yaitu pemeriksaan atau pengukuran dan pencatatan di mana meliputi
tekanan darah, suhu, nadi, pernafasan, dan catatan hal-hal yang mencolok.
Pemeriksaan fisik banyak macamnya di antaranya yaitu memeriksa keadaan umum
pasien, tanda vital, kepala dan leher, kulit dan kuku, payudara dan ketiak (bila perlu), paru-
paru, dan abdomen/perut. Pertama, yaitu pemeriksaan keadaan umum yaitu keadaan umum
yang terdapat pada pasien, kedua yaitu tanda vital meliputi suhu, tekanan darah, denyut nadi,
respirasi, dan denyut apikal. Ketiga, yaitu kepala dan leher meliputi kepala, mata, hidung,
telinga, mulut dan faring, dan leher. Untuk kulit dan kuku serta pemeriksaan payudara dan
ketiak, paru-paru dan perut itu pemeriksaan yang spesifik jadi langsung ke organ yang dituju.
Pemeriksaan fisik yang dibahas kali ini yaitu terfokus atau khusus pada pemeriksaan
tekanan darah. Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri. Tekanan
puncak terjadi saat ventrikel berkontraksi dan disebut tekanan sistolik. Tekanan diastolik
adalah tekanan terendah yang terjadi saat ventrikel beristirahat dan mengisi ruangannya.
Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik terhadap tekanan
diastolik (Oxford, 2003). Tekanan darah adalah gaya (atau dorongan) darah ke dinding arteri
saat darah dipompa keluar dari jantung ke seluruh tubuh. Menurut Kozier et al (2009) ada
beberapa faktor yang mempengaruhi tekanan darah yaitu sebagai berikut.
1. Umur
Bayi yang baru lahir memiliki tekanan sistolik rata-rata 73 mmHg. Tekanan sistolik
dan diastolik meningkat secara bertahap sesuai usia hingga dewasa. Pada orang
lanjut usia, arterinya lebih keras dan kurang fleksibel terhadap darah. Hal ini
mengakibatkan peningkatan tekanan sistolik. Tekanan diastolik juga meningkat
karena dinding pembuluh darah tidak lagi retraksi secara fleksibel pada penurunan
tekanan darah.
2. Jenis Kelamin
Berdasarkan Journal of Clinical Hypertension, Oparil menyatakan bahwa perubahan
hormonal yang sering terjadi pada wanita menyebabkan wanita lebih cenderung
memiliki tekanan darah tinggi. Hal ini juga menyebabkan risiko wanita untuk
terkena penyakit jantung menjadi lebih tinggi (Miller, 2010).
3. Olahraga
Di mana aktivitas fisik meningkatkan tekanan darah.
4. Obat-obatan
Banyak obat-obatan yang dapat meningkatkan dan menurunkan tekanan darah.
5. Ras
Pria Amerika Afrika berusia di atas 35 tahun memiliki tekanan darah yang lebih
tinggi daripada pria Amerika Eropa dengan usia yang sama.
6. Obesitas
Obesitas, baik pada masa anak-anak maupun dewasa merupakan faktor predisposisi
hipertensi.

Menurut WHO, tekanan darah yang normal yaitu 120/80 mmhg. Namun bila
tekanan sistolik antara (120 – 139) dan diastolik antara (80 – 89) maka itu juga masih bisa
dikatakan tekanan darah normal. Tekanan darah terdiri dari tekanan sistolik dan tekanan
diastolik. Tekanan darah sistolik (TDS) yaitu tekanan di arteri saat jantung berdenyut atau
berkontraksi memompa darah ke sirkulasi. Tekanan darah diastolik (TDD) yaitu tekanan di
arteri saat jantung berelaksasi di antara dua denyutan (kontraksi). Tekanan darah pada orang
dewasa sangat bervariasi. Tekanan darah sistolik berkisar antara 95-140 mmHg. Dilain pihak
tekanan diastolikberkisar antara 60-90 mmHg. Walaupun demikian tekanan darah pada
umumnya berkisar pada rata-rata nilai normal sekitar 120 mmHg untuk tekanan sistolik dan
80 mmHg untuk tekanan diastolik. Kedua tekanan tersebut di atas merupakan tekanan yang
dihasilkan oleh aktivitas kerja jantung sebagai pompadan menyebabkan darah mengalir di
dalam sistem arteri secara terputus-putus dan terus-menerus tiada henti-hentinya.
Untuk mencapai batas normal atau mendapatkan tekanan darah yang normal kita dapat
melakukan berbagai cara atau langkah seperti berikut.
1. Melakukan pola hidup yang sehat.
2. Menjaga berat badan/menurunkan berat badan.
3. Diet asupan garam yang berlebih.
4. Hindari faktor risiko seperti merokok, alkohol, makanan berlemak, dan stres.
5. Biasakan aktivitas fisik seperti jalan sehat.
6. Melakukan pemeriksaan yang teratur.
7. Melakukan meditasi relaksasi seperti yoga.
8. Mengonsumsi makanan yang kaya kalium seperti pepaya dan pisang.

Dalam melakukan pemeriksaan fisik tentulah memiliki mekanismenya yaitu sebagai


berikut.
1. Temui Klien Saudara, dapatkan informasi tentang: nama, umur, pendidikan,
pekerjaan, alamat, kebangsaan. Komunikasikan kepada klien saudara tentang
rencana pemeriksaan yang akan dilakukan (bila memungkinkan) atau
komunikasikan kepada keluarganya.
2. Jelaskan tentang maksud dan tujuan dilakukan pemeriksaan fisik prosedur, waktu
dan tempat pemeriksaan. Kalau perlu kosongkan kandung kemih/rektum (anjurkan
klien untuk BAB/BAK lebih dahulu).
3. Siapkan alat-alat yang diperlukan (sesuai dengan kebutuhan).
4. Siapkan lingkungan yang aman dan nyaman.
5. Ambil status klien dan lakukan pemeriksaan di bawah ini :
a. Lakukan pemeriksaan keadaan/penampilan umum klien :
1) Amati bentuk tubuh klien dan temukan kelainan-kelainan yang ada
2) Amati sikap dan cara berjalan klien
3) Kaji hygiene dan pemeliharaan kebersihan tubuh klien
4) Amati kebersihan pakaian dan kedudukannya pada badan/tubuh klien
5) Hirup bau badan klien(berbau/tidak)
6) Perhatikan status kesehatan klien
7) Tanyakan dan dengarkan keluhan-keluhan klien/apa yang dirasakan oleh klien
8) Perhatikan afek-emosi/ekspresi emosi klien (nampak sedih/gembira)
9) Amati cara bicara klien(hati-hati, spontan dalam menjawab, terputus-putus,
diam/tidak mau bicara)
b. Lakukan Pemeriksaan Tanda-tanda Vital Klien sesuai dengan
Kebutuhan/kondisi Klien (pilih salah satu cara) dalam hal ini yaitu
pemeriksaan tekanan darah :
1) Atur posisi pasien, dimana posisi lengan yang akan diukur tekanan darahnya
sejajar dengan jantung dengan telapak tangan menghadap ke atas
2) Perawat menempatkan diri sedemikian rupa sehingga dapat membaca meniscus
air raksa sejajar dengan garis mata
3) Pasang manset kira-kira 3 jari dari lipatan siku dan lilitkan pada lengan
kemudian kaitkan ujungnya sehingga ikatan tidak lepas atau rekatkan
velcrotapenya lilitan jangan terlalu longgar/terlalu sempit
4) Letakkan ujung jari diatas arteri brachialis dan raba denyutnya, atau letakkan
stetoskop dengan tepat diatas arteri brachialis dengan penekanan sewajarnya
5) Tutup katub aliran udara dan pompakan balon sampai denyut nadi tak
teraba/terdengar. Pompakan lagi udara sampai air raksa naik sekitar 20-30
mmHg diatas skala saat denyut nadi tidak terdengar/teraba
6) Buka katub aliran udara secukupnya, sehingga udara keluar dengan kecepatan
2-3 mmHg perdenyut
7) Perhatikan skala angka pada manometer saat terdengar bunyi korotkof I (suara
yang pertama kali terdengar) dan catat sebagai tekanan sisolik.
8) Perhatikan skala angka pada manometer saat terdengar bunyi korotkof V (suara
yang terakhir kali terdengar) dan catat sebagai tekanan diastolik
9) Keluarkan sisa udara dengan cepat, lepaskan manset dan pasien dirapikan
kembali
10) Catat hasil pengukuran tekanan darah tersebut
Sistol/Diastole = Korotkof I/Korotkof V = 120/80 mmHg
11) Cuci tangan
12) Rapikan klien dan kembalikan alat-alat ketempat semula

Dalam pengukuran tekanan darah memiliki berbagai teknik yang berbeda dan
mekanisme pelaksanaannya pun berbeda. Adapun teknik pengukuran tekanan darah yakni
sebagai berikut.
1. Teknik Palpasi
Teknik palpasi yaitu teknik pengukuran tekanan darah dengan cara meraba. Adapun
rangkaian pelaksanaan tekniknya yaitu sebagai berikut.
1. Jelaskan prosedur pada pasien.
2. Cuci tangan.
3. Atur posisi pasien.
4. Letakkan lengan pasien yang hendak diukur pada posisi terlentang.
5. Lengan baju dibuka.
6. Pasang manometer pada lengan kanan/kiri atas, sekitar 3 cm diatas fossa cubiti
(Siku lengan bagian dalam). Jangan terlalu ketat atau terlalu longgar.
7. Tentukan denyut nadi arteri radialis (nadi pada siku bagian dalam)
dekstra/sinistra dengan jari tangan kita.
8. Pompa balon udara manset sampai denyut nadi arteri radialis tidak teraba.
9. Pompa terus sampai manometer setinggi 20 mmHg lebih tinggi dari titik radialis
tidak teraba.
10. Kempeskan balon udara manset secara perlahan dan berkesinambungan dengan
memutar sekrup pada pompa udara berlawanan arah jarum jam.
11. Catat mmHg manometer saat pertama kali denyut nadi teraba. Nilai ini
menunjukkan tekanan sistolik secara palpasi dan tak mungkin dengan cara ini
menemukan tekanan diastolik.
12. Catat hasil.
13. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

2. Teknik Auskultasi
Teknik auskultasi adalah teknik pengukuran tekanan darah dengan cara
mendengarkan dengan suatu alat atau tidak. Adapun cara teknisnya dalam
melakukan pengukuran dengan teknik ini adalah sebagai berikut.
1. Jelaskan prosedur pada pasien.
2. Cuci tangan.
3. Atur posisi pasien.
4. Letakkan lengan pasien yang hendak diukur pada posisi terlentang.
5. Lengan baju dibuka.
6. Pasang manometer pada lengan kanan/kiri atas, sekitar 3 cm diatas fossa cubiti
(Siku lengan bagian dalam). Jangan terlalu ketat atau terlalu longgar.
7. Tentukan denyut nadi arteri radialis (nadi pada siku bagian dalam)
dekstra/sinistra dengan jari tangan kita.
8. Pompa balon udara manset samapi denyut nadi arteri radialis tidak teraba.
9. Pompa terus sampai manometer setinggi 20 mmHg lebih tinggi dari titik
radialis tidak teraba.
10. Letakkan diafragma stetoskop diatas arteri brakhialis dan dengarkan.
11. Kempeskan balon udara manset secara perlahan dan berkesinambungan dengan
memutar sekrup pada pompa udara berlawanan arah jarum jam.
12. Catat mmHg manometer saat pertama kali denyut nadi terdengar nilai ini
menunjukkan tekanan sistolik dan catat mmHg denyut nadi yang terakhir
terdengar, niali ini menunjukkan tekanan dastolik.
 Suara Korotkoff I : Menunjukkan besarnya tekanan sistolik secara
auskultasi.
 Suara Korotkoff IV/V: Menunjukkan besarnya tekanan diastolik secara
auskultasi.
13. Catat hasilnya pada catatan pasien.
14. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

Pada suatu waktu keadaan tekanan darah seseorang bisa saja mengalami tidak normal
bisa berada di titik yang rendah ataupun tinggi daripada normalnya. Ada dua dampak apabila
tekanan darah tidak normal. Yang pertama yaitu hipotensi yaitu di mana tekanan darah yang
ada di bawah angka normal. Gejala dari hipotensi yaitu jantung berdebar kencang atau tidak
teratur, pusing,lemas, kehilangan keseimbangan atau merasa goyah, mual, pingsan, dan
pandangan buram. Penyebab dari hipotensi ini biasanya yaitu faktor umur, pengobatan dan
cuaca. Misalnya pada siang hari pada umumnya tekanan darah akan meningkat sedangkan
pada malam hari tekanan darah akan menurun. Yang kedua yaitu ada yang disebut hipertensi
yaitu di mana tekanan darah yang ada di atas angka normal. Gejalanya yaitu pusing, marah
tanpa alasan, sakit kepala sebelah, telinga berdengung, wajah kemerahan, kelelahan, mual,
muntah bahkan bisa sampai penglihatan kabur akibat pengaruha adanya kerusakan pada otak.
Untuk penyebab dari hipertensi biasanya hampir sama dengan hipotensi yaitu umur,
pengobatan, cuaca, dan adanya stres yang meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Ananggadipa, Muhammad. 2012. Penyakit Hipertensi.
https://muhammadananggadipa.files.wordpress.com/2012/01/leaflet-hipertensi.pdf .
13 Oktober 2015.
Choirul, Ilham. 2013. Cara Menjaga Tekanan Darah Tetap Stabil.
http://sidomi.com/246364/6-cara-menjaga-tekanan-darah-tetap-stabil/. 13 Oktober
2015.
Latifah, Ulfatul. Pemeriksaan Fisik (Physical Assesment).
http://www.poltektegal.ac.id/files/download/d3-
kebidanan/PEMERIKSAN%20FISIK.pdf.
12 Oktober 2015.
Utami, Sri. 2012. Cara Pengukuran Tekanan Darah.
http://nersriutami.blogspot.co.id/2012/11/cara-pengukuran-tekanan-darah.html. 12
Oktober 2015.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35211/4/Chapter%20II.pdf. 12 Oktober
2015.
http://www.alodokter.com/hipotensi. 13 Oktober 2015.

Anda mungkin juga menyukai