Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN KASUS MK PRAKTIK KEBIDANAN FISIOLOGIS

ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN PADA NY. P UMUR


29 TAHUN G2P1001 UK 38 MINGGU 6 HARI
DI UPT PUSKESMAS MENGWI I

OLEH
KELOMPOK IIIB

Ni Putu Gita Arneni P07124214 006


Ni Luh Ayu Intan Permani P07124214 035
Ni Kadek Yuniasih P07124214 046
Titin Nur Hikmah P07124214 048
Ni Kadek Dian Paramitha P07124214 056

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEBIDANAN PRODI DIV KEBIDANAN KLINIK
2016
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KASUS MK PRAKTIK KEBIDANAN FISIOLOGIS


ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN PADA NY. P UMUR
29 TAHUN G2P1001 UK 38 MINGGU 6 HARI
DI UPT PUSKESMAS MENGWI I

OLEH KELOMPOK IIIB

Ni Putu Gita Arneni P07124214 006


Ni Luh Ayu Intan Permani P07124214 035
Ni Kadek Yuniasih P07124214 046
Titin Nur Hikmah P07124214 048
Ni Kadek Dian Paramitha P07124214 056

Telah disahkan,
Denpasar, 28 Desemberr 2016

Mengetahui Mengetahui
Pembimbing Institusi Pembimbing Praktik

Ni Made Dwi Mahayati, SST.,M.Keb Ni Putu Indu Rastiti, SST


NIP. 198404302008012003 NIP. 198202132006042023

Mengetahui
Penanggung Jawab MK

Ni Wayan Armini, SST.,M.Keb


NIP. 198101302002122001

ii
PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus MK
Praktik Kebidanan Fisiologis Asuhan Kebidanan Persalinan Pada Ny. P Umur 29
Tahun G2P1001 UK 38 Minggu 6 Hari dengan baik. Dalam penyusunan laporan
ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam kelancaran pembuatan laporan ini, yakni yang terhormat:
1. Ibu Ni Gusti Kompiang Sriasih, SST., M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Denpasar.
2. Ibu Ni Wayan Armini, SST., M.Keb selaku Penanggung Jawab Mata Kuliah
(PJMK) Praktik Kebidanan Fisiologis.
3. Ibu Ni Made Dwi Mahayati, SST., M.Keb selaku dosen pembimbing dalam
penyusunan laporan pendahuluan praktik kebidanan fisiologis ini yang telah
memberikan izin untuk melaksanakan praktik dan meluangkan waktunya
untuk membimbing penulis.
4. Ibu Ni Putu Indu Rastiti, SST selaku pembimbing praktik yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing penulis selama melaksanakan
praktik di UPT Puskesmas Mengwi I.
5. Semua Pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu, yang telah
membantu dalam penyusunan laporan pendahuluan ini.
Dalam laporan pendahuluan ini penulis menyadari bahwa laporan ini
masih memiliki berbagai kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca demi perbaikan dan kesempurnaan
laporan ini.
Demikianlah kiranya para pembaca dapat memahami dan apabila terdapat
hal-hal yang kurang berkenan di hati para pembaca, pada kesempatan ini
perkenankanlah penulis memohon maaf. Semoga laporan ini bermanfaat bagi
semua pihak.

Denpasar, 28 Desember 2016

Penulis
DAFTAR ISI

iii
Halaman judul...................................................................................................... i
Lembar Pengesahan............................................................................................. ii
Prakata.................................................................................................................. iii
Daftar Isi.............................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Tujuan Praktik.......................................................................................... 2
C. Metode Praktik......................................................................................... 2
D. Sistematika Penulisan Laporan................................................................ 3
BAB II KAJIAN TEORI
A. Konsep Dasar Persalinan......................................................................... 4
B. Adaptasi Terhadap Perubahan Anatomi dan Fisiologis Persalinan.......... 5
C. Perubahan Sistem Imunitas Selama Persalinan....................................... 6
D. Farmakologi dalam Persalinan Fisiologis................................................ 7
E. Mikrobiologi yang Berhubungan dalam Persalinan Fisiologis................ 8
F. Adaptasi Psikologi Ibu Bersalin............................................................... 8
G. Upaya Pemenuhan Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin.................................. 9
H. Berpikir Kritis dalam Penerapam Standar Asuhan Kebidanan................ 12
I. Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir........................................................ 16
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Data Subjektif.......................................................................................... 20
B. Data Objektif............................................................................................ 23
C. Analisa Data............................................................................................. 25
D. Penatalaksanaan....................................................................................... 25
E. Asuhan Bayi Baru Lahir.......................................................................... 29
BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................... 31
BAB V PENUTUP
A. Simpulan.................................................................................................. 34
B. Saran........................................................................................................ 34
Daftar Pustaka

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan
salah satu indikator penting kesejahteraan suatu negara. Banyak pihak yang
berperan dalam menurunkan AKI dan AKB, salah satunya adalah bidan. Bidan
merupakan petugas kesehatan yang berada pada lini pertama untuk
menyelamatkan ibu dan bayi selama persalinan. Bidan harus dapat melakukan
pertolongan persalinan normal, mencegah persalinan fisiologis menjadi patologis
dan melakukan diagnosa tepat serta rujukan pada persalinan patologis. Tentunya
untuk dapat melaksanakan hal tersebut, bidan harus memiliki kompetensi yang
berkualitas.
Terdapat tiga komponen penting yang harus dimiliki bidan agar dapat
disebut kompeten. Tiga komponen tersebut adalah pengetahuan, keterampilan dan
sikap. Pengetahuan tentang persalinan dapat bidan peroleh dari berbagai sumber,
baik saat proses belajar mengajar maupun di luar proses belajar mengajar.
Keterampilan bidan adalah kemampuan bidan melakukan praktik kepada pasien,
salah satunya keterampilan menolong persalinan. Bidan dapat dikatakan terampil
jika senantiasa mengasah keterampilan praktiknya. Keterampilan praktik dapat
diasah di laboratorium saat proses belajar mengajar berlangsung. Komponen sikap
merupakan komponen yang berkaitan dengan bagaimana sikap bidan dalam
menghadapi pasien. Bidan harus memiliki sikap yang baik, sopan, ramah dan
menunjukkan sikap empati.
Mahasiswa bidan perlu meningkatkan kompetensinya dengan
melaksanakan praktik langsung pada pasien sebenarnya. Dalam hal ini, wahana
praktik seperti klinik, puskesmas dan rumah sakit dapat menjadi tempat yang
tepat. Dengan demikian, mahasiswa dapat memperoleh pengalaman, mengetahui
perbedaan teori dan kondisi di lapangan, dan meningkatkan kompetensinya.
Oleh karena pentingnya mahasiswa bidan melakukan praktik langsung
pada pasien nyata di wahana praktik, maka dilaksanakan praktik kebidanan
fisiologis di UPT Puskesmas Mengwi I. Melalui praktik ini mahasiswa diharapkan

i
mampu mengaplikasikan teori yang diperoleh saat proses belajar mengajar di
wahana praktik, memperoleh pengalaman dan meningkatkan kompetensinya.

B. Tujuan Praktik
Adapun tujuan dari praktik ini adalah agar mahasiswa memiliki
kemampuan untuk mengaplikasikan asuhan kebidanan persalinan dan bayi baru
lahir fisiologis secara komprehensif yang sesuai dengan ruang lingkup
kewenangan mandiri, kemitraan/kolaborasi atau rujukan yang berdasarkan
evidence based kebidanan yang meliputi:
1. Konsep Dasar Persalinan
2. Adaptasi Terhadap Perubahan Anatomi dan Fisiologis Persalinan
3. Perubahan Sistem Imunitas Selama Persalinan
4. Farmakologi dalam Persalinan Fisiologis
5. Mikrobiologi yang Berhubungan dalam Persalinan Fisiologis
6. Adaptasi Psikologi Ibu Bersalin
7. Upaya Pemenuhan Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin
8. Berpikir Kritis dalam Penerapam Standar Asuhan Kebidanan
9. Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir

C. Metode Praktik
Dalam melakukan observasi terhadap pelayanan yang diberikan oleh bidan
di UPT Puskesmas Mengwi I, terdapat beberapa metode praktik yang digunakan,
antara lain :
1. Studi Kepustakaan
Metode kepustakaan dilakukan melalui penelitian langsung ke perpustakaan,
guna mencari informasi dan teori-teori yang berkaitan dengan asuhan
kebidanan berupa buku-buku serta dokumen yang ada relevansinya dengan
asuhan kebidanan persalinan dan bayi baru lahir fisiologis.
2. Observasi
Metode observasi merupakan suatu cara untuk memperoleh data dengan
mengadakan pengamatan yang sistematis, pengamatan yang dimaksud bisa
secara langsung pada dokumen atau catatan khusus. Dengan metode observasi,
mahasiswa melakukan pengamatan yang sistematis terhadap asuhan kebidanan
persalinan dan bayi baru lahir fisiologis.
3. Studi Dokumentasi

ii
Metode studi dokumentasi merupakan metode dengan mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan, buku, surat kabar, majalah, agenda
dan sebagainya. Dalam metode ini mahasiswa mencari data mengenai
pelayanan yang diberikan oleh bidan dari catatan maupun buku-buku yang
ada.

D. Sistematika Penulisan Laporan


Dalam laporan kasus praktik kebidanan fisiologis ini terdiri dari lima bab,
antara lain BAB I Pendahuluan yaitu bab yang terdiri dari latar belakang yang
mengangkat mengenai pentingnya mahasiswa bidan untuk melaksanakan praktik
di wahana praktik dengan pasien sebagai subjek langsung untuk memberikan
asuhan kebidanan persalinan dan bayi baru lahir fisiologis dengan mutu yang
berkualitas. Bagian selanjutnya yaitu tujuan praktik, metode praktik dan
sistematika penulisan laporan. BAB II terdapat kajian teori mengenai pembahasan
diantaranya: Konsep Dasar Persalinan, Adaptasi Terhadap Perubahan Anatomi dan
Fisiologis Persalinan, Perubahan Sistem Imunitas Selama Persalinan, Farmakologi
dalam Persalinan Fisiologis, Mikrobiologi yang Berhubungan dalam Persalinan
Fisiologis, Adaptasi Psikologi Ibu Bersalin, Upaya Pemenuhan Kebutuhan Dasar
Ibu Bersalin, Berpikir Kritis dalam Penerapam Standar Asuhan Kebidanan serta
Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir yang dilakukan di UPT. Puskesmas Mengwi
I. Setelah itu BAB III merupakan Tinjauan Kasus. BAB IV yaitu Pembahasan.
Terakhir, BAB V yaitu Penutup yang terdiri atas simpulan dan saran. Selain itu
juga disertakan dengan Daftar Pustaka yang memuat sumber pustaka yang diambil
atau digunakan dalam laporan ini.

iii
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Konsep Dasar Persalinan


Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar
dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada kehamilan
cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan
dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada
serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara
lengkap. Ibu belum inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan
serviks (JNPK-KR, 2007).
Persalinan dibagi menjadi 4 tahap, yaitu:
1. Kala I (Kala Pembukaan)
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan
serviks, hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm). Persalinan kala I
dibagi menjadi 2 fase, yaitu fase laten dan fase aktif.
a. Fase Laten, dimana pembukaan serviks berlangsung lambat dimulai sejak
kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan secara bertahap
sampai pembukaan 3 cm, berlangsung dalam 7-8 jam.
b. Fase Aktif (pembukaan serviks 4-10 cm), berlangsung selama 6 jam.
2. Kala II (Kala Pengeluaran Janin)
Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm)
dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II pada primipara berlangsung selama
2 jam dan pada multipara selama 1 jam.
3. Kala III (Kala Pengeluaran Plasenta)
Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya
plasenta dan selaput ketuban. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit
setelah bayi lahir.
4. Kala IV (Kala Pengawasan)
Kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir 2 jam setelah proses
tersebut. Observasi yang harus dilakukan pada kala IV adalah:
a. Tingkat kesadaran
b. Pemeriksaan tanda-tanda vital
c. Kontraksi uterus
d. Perdarahan, perdarahan normal jika jumlahnya 400 sampai 500cc.

B. Adaptasi Terhadap Perubahan Anatomi dan Fisiologi dalam Persalinan


Fisiologis

4
1. Genetalia Eksterna
Adaptasi anatomi genetalia eksterna antara lain adalah perineum. Perineum
meregang pada persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi) untuk
memperbesar jalan lahir dan mencegah ruptur.
2. Genetalia Interna
a. Vagina
Dalam kala I ketuban ikut meregangkan bagian atas vagina yang sejak
kehamilan mengalami perubahan-perubahan sedemikian rupa, sehingga
dapat dilalui oleh bayi. Regangan yang kuat ini kemungkinan karena
bertambahnya pembuluh darah pada vagina.
b. Uterus
Perubahan-perubahan pada uterus dalam persalinan dapat dilihat pada
keadaan segmen atas dan segmen bawah rahim pada persalinan.
Pendataran dari cervix merupakan pemendekan kanalis servikalis yang
semula berupa sebuah saluran yang panjangnya 1-2 cm, menjadi suatu
lubang saja dengan pinggir yang tipis.
3. Perubahan Sistem Kardiovaskuler
Setiap kontraksi, ± 400 ml darah dikeluarkan dari uterus dan masuk ke dlm
sistem vaskuler ibu sehingga meningkatkan curah jantung pada kala I (10-
15%) dan Kala II (30-50%). Tekanan darah saat kontraksi kala I sistolik
meningkat s.d 10 mmHg dan saat kontraksi kala II (sistolik meningkat hingga
30 mmHg dan diastolik hingga 25 mmHg.
4. Perubahan sistem pernafasan
Peningkatan frekuensi pernafasan karena peningkatan aktivitas fisik dan
pemakaian oksigen. Kecemasan kala II menyebabkan peningkatan pemakaian
oksigen.
5. Perubahan Gastrointestinal atau Pencernaan
Bibir dan mulut kering karena bernapas melalui mulut, dehidrasi dan respon
emosi. Waktu pengosongan lambung lambat karena (motilitas dan absorbsi
saluran cerna menurun). Mual dan memuntahkan makanan yang belum
dicerna. Timbul rasa mual dan sendawa yang merupakan respon terhadap
dilatasi serviks lengkap.
6. Perubahan Sistem Perkemihan
Sulit BAK spontan yang dapat dikarenakan edema jaringan akibat tekanan
bagian presentasi, rasa tidak nyaman, rasa malu. Proteinuria (+1, dbn) sebagai
respon rusaknya jaringan otot akibat kerja fisik selama persalinan.

5
7. Perubahan Sistem Endokrin atau Hormonal
Aktif selama proses persalinan karena terdapat peningkatan progesteron,
penurunan estrogen, prostaglandin dan oksitosin. Peningkatan metabolisme
dan penurunan kadar glukosa darah terjadi selama proses persalinan.
8. Perubahan Sistem Termogulator
Menurut Pusdiknakes 2003, selama persalinan suhu tubuh akan sedikit
meningkat, suhu mencapai tingkat tertinggi selama persalinan dan segera
setelah kelahiran. Kenaikan ini dianggap normal asal tidak melebihi 0,5o C
sampai 1o C.
9. Perubahan Sistem Integumen
Distensibilitas (peregangan) daerah introitus vagina tergantung paritas. Terjadi
obekan-robekan kecil (meskipun tidak ada episiotomi/laserasi).

C. Perubahan Sistem Imunitas Selama Persalinan


Selama hamil, janin akan terlindungi dari mikroorganisme yang membawa
bibit penyakit karena mikroorganisme tersebut tidak dapat menembus barier
plasenta. Namun ketika terjadi proses persalinan, janin akan melewati jalan lahir
yang banyak terdapat mikroorganisme dan bakteri. Ketika proses persalinan,
sistem imun janin belum berkembang dengan baik, maka dari itu teknik-teknik
persalinan aseptik harus diperhatikan dengan baik.
Sintesis awal IgG dan IgM awalnya terjadi di limpa pada masa kehamilan
sekitar 10 minggu, kemudian mengalami peningkatan hingga masa kehamilan 26
minggu. Level ini meningkat dengan drastis pada saat kelahiran. Bayi yang baru
lahir, mempunyai level serum IgM, IgA, IgE yang rendah. Proteksi awal bayi
diperoleh dari ASI dimana bayi yang mendapatkan asupan ASI akan memperoleh
IgA khususnya sebagai proteksi terhadap mikroba saluran pencernaan dan juga
IgG dipindahkan dari ibu melalui plasenta sebagai proteksi selama satu tahun
pertama kehidupan bayi. Belum matangnya sel limphosit T dan B dan juga
Antigen Presenting Cell (APC) ikut berperan pada rendahnya produksi antibodi
pada bayi yang baru lahir.
Sistem imunitas BBL masih belum matang, sehingga menyebabkan
neonatus rentan terhadap infeksi dan alergi. Sistem imunitas yang matang akan
memberikan kekebalan alami maupun yang didapat. Kekebalan alami terdiri dari
struktur pertahanan tubuh yang mencegah atau meminimalkan infeksi.

6
D. Farmakologi dalam Persalinan Fisiologis
1. Uterotonika
Uterotonika adalah obat untuk meningkatkan kontraksi rahim. Uterotonika
yang digunakan selama persalinan yaitu oksitosin dan metergin.
2. Cairan intravena
Cairan intravena berfungsi untuk memenuhi kebutuhan cairan. Cairan
intravena yang biasa digunakan antara lain RL, NaCl, dan Dex 5%.
3. Antikonvulsan
Obat antikonvulsan adalah obat anti kejang. Contoh obat antikonvulsan yang
sering digunakan antara lain MgSo4 .
4. Antikoagulasi
Obat antikogulasi merupakan obat untuk mencegah pembekuan darah. Contoh
obat antikoagulasi adalah heparin.
5. Antibiotika
Obat antibiotika adalah obat antibakteri. Contoh antibiotika adalah penicillin,
amoksisilin, dan lain-lain.
6. Analgetik
Analgetik adalah obat untuk menghilangkan rasa nyeri. Contoh antigenetika
adalah asam mefenamat.
7. Antipiretika
Antipiretika adalah obat penurun panas. Contoh obat antipiretika adalah
parasetamol.

E. Mikrobiologi yang Berhubungan dalam Persalinan Fisiologis


Infeksi asending dalam jalan lahir dapat disebabkan oleh adanya
perubahan flora bakteri di vagina/serviks atau adanya organisme patologis
(seperti: N. gonorrhea) pada serviks dan adanya vaginosis bakterialis. Sedangkan
infeksi asending dalam saluran kemih dapat disebabkan karena adanya perubahan
flora bakteri di vagina/serviks atau adanya organisme patologis (seperti: N.
gonorrhea) atau adanya kuman E. Colli

F. Adaptasi Psikologi Ibu Bersalin


Selama proses persalinan ibu mengalami perubahan fisik dan psikologi,
sehingga perlu proses adaptasi.
1. Kecemasan
Cemas adalah sesuatu yang menganggu, perasaan gelisah mengenai masa
depan atau suatu yang tidak pasti. Gangguan kecemasan merupakan perasaan

7
subjektif yang kuat disertai dengan aktifitas fisiologis: seperti, ketegangan
otot, nafas pendek, hiperventilasi, jantung berdebar, keringat dingin atau
keringat berlebihan dan keterkejutan yang berlebihan. Kecemasan merupakan
masalah utama yang dirasakan oleh sebagian besar ibu bersalin.
Faktor penyebab kecemasan pada ibu bersalin :
a. Cemas terhadap proses persalinan yang akan dialami
b. Cemas terhadap hasil persalinan
c. Cemas terhadap rasa nyeri yang akan dialami
2. Putus asa
Adaptasi psikologis ibu bersalin untuk menghadapi perasaan putus asa yaitu
dengan menerima kehadiran bayinya. Dengan menerima kehadiran bayinya
maka ibu akan senang menjalani proses persalinan. Selain itu dapat juga
dengan menghadirkan suami. Kehadiran suami untuk memberikan dukungan
adalah hal yang sangat penting bagi istri selama menjalani proses persalinan.
3. Depresi
Depresi postpartum adalah gangguan emosional pasca persalinan yang
bervariasi, terjadi pada 10 hari pertama masa setelah melahirkan dan
berlangsung terus – menerus sampai 6 bulan bahkan sampai satu tahun.
4. Lingkaran Cemas-Nyeri-Kontraksi
Nyeri persalinan merupakan pengalaman subjektif tentang sensasi fisik yang
terkait dengan kontraksi uterus, dilatasi servix dan penurunan bagaian
terendah janin. Nyeri persalinan mempengaruhi mekanisme fisiologis dan
menyebabkan respons stres fisiologis yang umum dan menyeluruh. Nyeri
yang berat dan lama mempengaruhi ventilasi, sirkulasi, metabolisme dan
aktifitas uterus.

G. Upaya Pemenuhan Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin


1. Nutrisi dan Cairan
Pada persalinan kala satu fase laten boleh makanan jenis namun akan lebih
baik makanan yang mudah cerna. Pada masa persalinan kala satu fase aktif
yang diberikan adalah makanan mudah cerna yang mengandung nutrisi,
karena pada saat proses persalinan terjadi perlambatan pengosongan lambung
sehingga jika ibu diberikan makanan yang biasa, maka zat – zat makanan yang
tekandung didalamnya tidak bisa diabsorpsi. Kebutuhan nutrisi ibu bersalin
sama dengan kebutuhan ibu hamil trimester III.
2. Pengurangan rasa nyeri
a. Massase

8
Masase yaitu melakukan tekanan dengan tangan pada jaringan lunak,
biasanya otot, tendon, atau ligamen untuk meredakan nyeri,
emenghasilkan relaksasi dan memperbaiki sirkulasi. Masase pada
punggung merangsang titik tertentu di sepanjang meridian medulla
spinalis yang ditransmisikan melalui serabut saraf besar ke formatio
retikularis, thalamus dan sistem limbic tubuh akan melepaskan endorphin.
b. Aromaterapi
Aromaterapi adalah metode nonfarmakologi untuk meredakan rasa nyeri
saat persalinan. Manfaatnya antara lain:
1) Meredakan nyeri
2) Meredakan stres dan ansietas
3) Mengoftimalkan kontraksi uterus
4) Mencegah keletihan
c. Musik
Musik adalah seni yang mempengaruhi pusat fisik dan jaringan saraf.
Musik juga mempengaruhi sistem saraf parasimpatis atau sistem saraf
autonom, baik secara langsung maupun tidak langsung. Salah satu jenis
musik yang biasa dipakai sebagai terapi kesehatan adalah musik klasik.
d. Pernafasan
Teknik pernapasan salah satu manajemen non farmakologi untuk
meningkatkan kemampuan pasien mengatasi rasa nyeri. Teknik pernafasan
dapat memperbaiki relaksasi otot-otot abdomen, otot-otot genitalia menjadi
rileks, sehingga otot-otot tersebut tidak menggangu penurunan janin.
Teknik pernafasan yang tepat membuat ibu lebih nyaman (mengurangi
nyeri) dan akhirnya meningkatkan hormone endorphin sehingga proses
persalinan menjadi lancar.
e. Hidroterapi
Metode ini berfokus pada self-hypnosis untuk menciptakan suasana tenang
dan nyaman selama proses menjelang kelahiran buah hati anda. Metode ini
juga berfokus pada olahraga yang dilakukan selama proses kehamilan agar
tubuh anda siap saat menghadapi proses kelahiran. Metode ini mengajarkan
anda cara pernapasan pada perut, panduan secara visualisasi mengenai self-
hypnosis untuk membantu anda mengurangi rasa sakit dan
ketidaknyamanan pada saat proses melahirkan. Anda akan diajarkan juga
bagaimana menggunakan alat bantuan untuk bisa menempatkan dari anda
pada keadaan hypnotis. Banyak dari para ibu yang sudah melakukan teknik

9
Hypnobirthing ini mengaku bahwa rasa sakit pada saat proses kelahiran itu
berkurang, bahkan tidak merasakan sakit.
f. Penggunaan bola
Bola untuk persalinan adalah sebuah bola berukuran besar ,berdiameter
antara 65 – 75 cm. Terbuat dari bahan yang tidak mudah pecah, apabila
tertusuk sesuatu tidak langsung pecah secara tiba-tiba. Permukaan bola non
slip, sehingga tidak mudah meluncur.
3. Dukungan dan Pendampingan
Dukungan psikologis adalah dukungan berupa kehangatan, kepedulian
maupun ungkapan empati yang akan menimbulkan keyakinan bahwa ibu
merasa dicintai dan diperhatikan, yang pada akhirnya dapat berpengaruh
kepada keberhasilan
Dukungan fisik adalah dukungan langsung berupa pertolongan langsung yang
diberikan oleh bidan, keluarga atau suami kepada ibu bersalin.
4. Pengosongan kandung kemih
Pemenuhan kebutuhan eliminasi selama persalinan perlu difasilitasi agar
membantu kemajuan persalinan dan pasien merasa nyaman. Oleh karena itu,
anjurkan ibu untuk bereliminasi secara spontan minimal 2 jam sekali
selamapersalinan, apabila tidak mungkin dapat dilakukankateterisasi.
5. Istirahat
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi
oleh semua orang. Dengan istirahat dan tidur yang cukup, tubuh dapat
berfungsi secara optimal. Istirahat dan tidur sendiri memiliki mana yang
berbeda setiap manusia. Secara umum, istirahat merupakan suatu keadaan
tenang, rileks, tanpa tekanan emosional, dan bebas dari perasaan yang gelisah.
6. Kebersihan dan kenyaman tubuh
Ibu sangat disarankan untuk menjaga kebersihan diri menjelang persalinan,
manfaatnya antara lain :
a. Mandi, mengurangi kemungkinan adanya kuman yang masuk selama
persalinan. Hal ini mengurangi terjadinya infeksi sesudah melahirkan.
b. Ibu akan merasa nyaman selama menjalani proses persalinan.
c. Bulu kemaluan tidak dicukur seluruhnya, hanya bagian yang dekat anus
yang akan dibersihkan, karena hal tersebut akan mempermudah penjahitan
jika ibu ternyata diepisiotomi.
7. Penerimaan atas sikap dan perilaku
Pada persalinan yang kuat, ibu biasanya lebih terpusat dan menarik diri
daripada mengobrol dengan orang lain, ia digambarkan telah menjadi dirinya
sendiri. Ketika persalinan semakin kuat, ibu menjadi kurang mobilitas,

10
memegang sesuatu saat kontraksi atau berdiri mengangkang dan menggerakan
pinggulnya.
8. Asuhan Sayang Ibu
a. Anjurkan agar ibu selalu didampingi oleh keluarganya selama proses
persalinan.
b. Fasilitasi keluarga ikut terlibat dalam asuhan, antara lain:
1) Membantu ibuberganti posisi
2) Melakukan rangsangan taktil
3) Memberikan makanan dan minuman
4) Teman bicara
5) Memberikan dukungan dan semangat selama persalinan dan
melahirkan bayinya.
c. Jelaskan tahapan dan kemajuan proses persalinan atau kelahiran bayi
kepada mereka.
d. Tenteramkan hati ibu dalam menghadapi dan menjalani kala dua
persalinan.
e. Bantu ibu untuk memilih posisi yang nyaman saat meneran.
9. Inisiasi Menyusu Dini
Membantu ibu untuk memulai inisiasi menyusui dalam 30 menit setelah bayi
lahir dengan menitikberatkan pada kemampuan alami bayi untuk memulai
menyusu dengan cara merangkak di dada ibunya yang disebut “breast crawl”
(setiap bayi, saat diletakkan di perut ibunya segera setelah lahir memiliki
kemampuan untuk menemukan payudara ibunya dan mengambil minum
pertamanya dengan kemampuannya sendiri).

H. Berpikir Kritis dalam Penerapan Standar Asuhan Kebidanan pada Kala


I, II, III, dan IV sesuai Evidence Based dan Program Pemerintah
1. Penerapan Standara Asuhan Persalinan Kala I
Pada pelaksanaan asuhan persalinan kala I wajib dilakukan pemantauan
secara kontinyu terhadap kesejahteraan ibu, janin, dan kemajuan pesalinan dengan
lembar observasi padafase laten dan partograf pada fase aktif,bagiaman persiapan
persalinannya, pemenuhan kebutuhan fisik danpsikologis ibu serta keluarga,
pengurangan rasa sakit, dan pendampingan. Selain itu, bagaimana posisi ibu saat
bersalin dan melatih ibu bagaimana cara meneran yang benar.
2. Penerapan Standar Asuhan Persalinan Kala II
KEGIATAN
I. MENGENALI GEJALA DAN TANDA KALA DUA

11
1. Mendengar, melihat dan memeriksa gejala dan tanda Kala Dua
 Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran
 Ibu merasakan regangan yang semakin meningkat pada rektum dan vagina
 Perineum tampak menonjol
 Vulva dan sfinger ani membuka
II. MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN
2. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk menolong
persalinan dan menatalaksana komplikasi ibu dan bayi baru lahir. Untuk asuhan bayi
baru lahir atau resusitasisiapkan:
 tempat datar, rata, bersi, kering dan hangat
 3 handuk /kain bersih dan kering (termasuk ganjal bahu bayi),
 alat penghisap lendir
 lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi
Untuk ibu:
 Menggelar kain di perut bawah ibu
 Menyiapkan oksitosin 10 unit
 Alat suntik steril sekalai pakai di dalam partus set
3. Pakai celemek plastik atau dari bahan yang tidak tembus cairan
4. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan dengan sabun
dan air bersih mengalir kemudian keringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi
yang bersih dan kering
5. Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang digunakan untuk periksa dalam
6. Masukkan oksitosin ke dalam tabung suntik (gunakan tangan yang memakai sarung
tangan DTT dan atau steril dan pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik)
III. MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DAN KEADAAN JANIN BAIK

7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan ke


belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang dibasahi air DTT
 Jika introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi tinja, bersihkan dengan
seksama dari arah depan ke belakang
 Buang kapas atau kasa pembersih (terkontaminasi) dalam wadah yang tersedia
 Jika terkontaminasi, lakukan dekontaminasi , lepaskan dan rendam sarung tangan
tersebut dalam larutan kloron 0,5%  langkah # 9). Pakai sarung tangan
DTT/steril untuk melaksanakan langkah lanjutan
8. Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap.

12
 Bila selaput ketuban masih utuh saat pembukaan sudah lengkap maka lakukan
amniotomi
9. Dekontaminasi sarung tangan (celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke
dalam larutan klorin 0,5%, lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik, dan
rendam dalam larutan 0,5% selama 10 menit. Cuci kedua tangan setelah sarung
tangan dilepaskan
10. Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi uterus mereda (relaksasi) uterus
untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120 – 160x/ menit)
 Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal
 Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ, semua temuan
pemeriksaan dan asuhan yang diberikan ke dalam partograf
IV. MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK MEMBANTU PROSES
BIMBINGAN MENERAN
11. Beritahukan pada ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin cukup
baik,kemudian bantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan
keinginannya.
 Tunggu hingga timbul kontraksi atau rasa ingin meneran, lanjutkan pemantauan
kondisi dan kenyamanan ibu dan janin (ikuti pedoman penatalaksanaan fase aktif)
dan dokumentasikan semua temuan yang ada
 Jelaskan pada anggota keluarga tentang bagaimana peran mereka untuk
mendukung dan memberi semangat pada ibu untuk meneran secara benar
12. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran jika ada rasa ingin meneran
atau terjadi kontraksi yang kuat. Pada kondisi iu, ibu diposisikan setengah duduk atau
posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman
13. Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ingin meneran atau timbul
kontraksi yang kuat:
 Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif
 Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara meneran apabila
caranya tidak sesuai
 Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (kecuali posisi
berbaring terlentang dalam waktu yang lama)
 Anjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi
 Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk ibu
 Berikan cukup asupan cairan per-oral (minum)

13
 Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai
 Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah pembukaan
lengkap dan dipimpin meneran ≥ 120 menit (2 jam) pada primigravida atau ≥ 60
menit (1 jam)pada multigravida.
14. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang nyaman,
jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam selang waktu 60 menit.

V. PERSIAPAN UNTUK MELAHIRKAN BAYI

15. Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di bawah perut ibu, jika kepala
bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm
16. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian sebagai alas bokong ibu
17. Buka tutup partus set dan periksa kembali kelengkapan peralatan dan bahan
18. Pakai sarung tangan DTT/steril pada kedua tangan
VI. PERTOLONGAN UNTUK MELAHIRKAN BAYI

Lahirnya Kepala
19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka lindungi
perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering. Tangan
yang lain menahan belakang kepala untuk mempertahankan posisi defleksi dan
membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu meneran secara efektif atau bernapas cepat
dan dangkal
20. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat (ambil tindakan yang sesuai jika hal itu
terjadi), segera lanjutkan proses kelahiran bayi
 Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lilitan lewat bagian atas
kepala bayi
 Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di kedua tempat dan
potong tali pusat di antara dua klem tersebut
21. Setelah kepala lahir, tunggu putaran paksi luar yang berlangsung secara spontan
Lahirnya Bahu
22. Setelah putaran paksi luar selesai, pegang kepala bayi secara biparental. Anjurkan ibu
untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakkan kepala ke arah bawah dan
distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis dan kemudian gerakkan ke
arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang
Lahirnya Badan dan Tungkai
23. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah untuk menopamg kepala dan bahu.
Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas.

14
24. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke punggung,
bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukkan telunjuk diantara
kedua kaki dan pegang kedua kaki dengan melingkarkan ibu jari pada satu sisi dan
jari-jari lainnya pada sisi yang lain agar bertemu dengan jari telunjuk)
VII. ASUHAN BAYI BARU LAHIR

25. Lakukan penilaian (selintas):


 Apakah bayi cukup bulan?
 Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernapas tanpa kesulitan?
 Apakah bayi bergerak dengan aktif ?
Bila salah satu jawaban adalah “TIDAK” lanjut ke langkah resusitasi pada bayi baru
lahir dengan asfiksia (lihat penuntun belajar resusitasi bayi asfiksia)
Bila semua jawaban adalah “YA”, lanjut ke-26
26. Keringkan tubuh bayi
Keringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya (kecuali
kedua tangan) tanpa membersihkan vernik. Ganti handuk basah dengan handuk/kain
yang kering. Pastikan bayi dalam posisi dan kondisi aman di perut bagian bawah ibu.
3. Penerapan Standar Asuhan Kala III
Manajemen aktif kala III dilakukan untuk tujuan menghasilkan kontraksi
uterus yang lebih efektif sehingga dapat mempersingkat waktu, mencegah
perdarahan dan mengurangi kehilangan darah kala III persalinan jika
dibandingkan dengan penatalaksanaan fisiologis. Sebagian besar kasus kesakitan
dan kematian ibu di Indonesia disebabkan oleh perdarahan pasca persalinan
dimana sebagian besar disebabkan oleh atonia uteri dan retensio plasenta yang
sebenarnya dapat dicegah dengan melakukan manajemen aktif kala III (JNPK-
KR).
Keuntungan yang didapat dari manajemen aktif kala III yaitu persalinan
kala III yang lebih singkat, mengurangi jumlah kehilangan darah dan mengurangi
kejadian retensio plasenta. Dalam manajemen aktif kala III terdapat 3 langkah
utama yaitu pemberian suntikan oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi
lahir, melakukan penegangan tali pusat terkendali dan masase fundus uteri.
a. Memastikan Tidak Ada Janin Kedua
b. Pemberian Suntikan Oksitosin
c. Jepit, Potong, Ikat Tali Pusat dan IMD
4. Penerapan Standar Asuhan Persalinan Kala IV

15
Kala IV persalinan dimulai dengan kelahiran plasenta dan berakhir dua
jam kemudian. Asuhan Kebidanan Kala IV, meliputi :
a. Evaluasi Uterus (Konsistensi, dan Atonia)
b. Pemeriksaan Serviks, Vagina, dan Perineum
c. Pemantauan dan Evaluasi Lanjut
1) Tanda-tanda vital
2) Kontraksi uterus
3) Lochea
4) Kandung Kemih
5) Perineum
d. Memperkirakan Jumlah Perdarahan
e. Perbaikan Episotomi/Laserasi

I. ADAPTASI FISIOLOGIS BAYI BARU LAHIR


1. Adaptasi Sistem Pernapasan
Proses perubahan bayi baru lahir adalah dalam hal bernapas yang dapat
dipengaruhi oleh keadaan hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik
yang merangsang pusat pernapasan medulla oblongata di otak. Selain itu juga
terjadi tekanan rongga dada karena kompresi paru selama persalinan, sehingga
merangsang masuknya udara ke dalam paru. Frekuensi pernapasan bayi baru
lahir berkisar antara 30-60 kali per menit.
2. Adaptasi Sistem Peredaran Darah
Tertutupnya duktus arteriosus botali saat paru-paru mengembang akan
menarik darah dari arteri pulmonalis. Selain itu, terjadi penutupan foramen
ovale pada atrium jantung dan penutupan duktusarteriosus antara arteri paru
dan aorta.
3. Adaptasi Sistem Pengaturan Suhu Tubuh
Terdapat empat mekanisme kemungkinan hilangnya panas tubuh dari bayi
baru lahir ke lingkungannnya : Konduksi, Konveksi, Radiasi dan Evaporasi.
4. Adaptasi Metabolisme Glukosa
Setelah tali pusat diikat atau diklem, maka kadar glukosa akan dipertahankan
oleh si bayi itu serta mengalami penurunan waktu yang cepat 1-2 jam. Guna
mengalami atau memperbaiki kondisi tersebut, maka dilakukan dengan
menggunakan air susu ibu (ASI) , penggunaan candangan glikogen
(glikogenesis), dan pembuatan glukosa dari sumber lain khususnya lemak
(glukoneonesis).
5. Adaptasi Sistem Gastroitestinal

16
Kemampuan menelan dan mencerna makanan bayi masih terbatas, mengingat
hubungan esophagus bahwa dan lambung masih belum sempurna yang dapat
menyebabkan gumoh dapat kapasitasnya sangat terbatas kurang lebih 30 cc.
6. Adaptasi Sistem Kekebalan tubuh
Perkembangan system imunitas pada bayi juga mengalami proses penyusaian
dengan dengan perlindungan oleh kulit membrane mukosa, fungsi saluran
nafas, dan pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus, serta
perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung. Perkembangan kekebalan
alami pada tingkat sel oleh sel darah akan membuat terjadinya system
kekebalan melalui pemberian kolostrum dan lambat akan terjadi kekebalan
sejalan dengan perkembangan usia (Jane Ball,1999).
7. Adaptasi Ginjal
Sebagian besar bayi baru lahir berkemih 24 jam pertama setelah lahir dan 2-6
kali sehari pada 1-2 hari pertama lahir,setelah itu berkemih 5-20 kali dalam 24
jam. Urine dapat keruh karena lendir dan garam asam urat,noda kemerahan
(debu batu bata) dapat diamati pada popok karena Kristal asam urat
(Barbara,2001)
8. Adaptasi Hati
Selama kehidupan janin dan sampai tingkat tertentu setelah lahir,hati terus
membantu pembentukan darah. Selama periode neonates,hati memproduksi
zat yang esensial untuk pembekuan darah. Penyimpanan zat besi ibu cukup
memadai bagi bayi sampai lima bulan kehidupan ekstrauterin,pada saat bayi
baru lahir menjadi rentan terhadap defisiensi zat besi.

17
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN PADA NY. P UMUR 29 TAHUN


G2P1001 UK 38 MINGGU 6 HARI PRESKEP, U, PUKI, T/H INTRAUTERINE
+ PK I FASE LATEN DI UPT PUSKESMAS MENGWI I

Tanggal Pelayanan : 11 Desember 2016 pukul 08.45 WITA


Tempat Pelayanan : Ruang Bersalin UPT Puskesmas Mengwi I

A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Identitas Ibu Suami
Nama : Ny. P Tn. D
Umur : 29 tahun 29 tahun
Agama : Hindu Hindu
Suku bangsa : Bali Bali
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : Tidak bekerja Pegawai Swasta
Alamat : Br. Tegal Narungan, Sobangan
Telepon/HP : 081999641xxx

2. Alasan berkunjung dan keluhan utama: Ibu mengeluh sakit perut hilang timbul
sejak pukul 04.00 WITA disertai keluar lendir darah dari jalan lahir.

3. Riwayat persalinan ini


Keluhan ibu :
a. Sakit perut sejak pukul 04.00 WITA (11 Desember 2016)
b. Lendir bercampur darah sejak pukul 06.00 WITA (11 Desember 2016)
c. Gerakan janin: aktif

4. Riwayat kebidanan yang lalu


Tanggal Keadaan bayi
lahir/ Jenis Komplikasi Lakta-
Hamil UK Penolong BB/ Ket
umur Persalinan JK ibu dan bayi si
PB
anak
I 2011/5 Aterm Pspt. B Bidan 2700 P Tidak ada 2 Sehat/t
tahun 39 mg gram/ 51 tahun anpa

18
cm cacat
5. Riwayat kehamilan sekarang
a. HPHT 15 Maret 2016 (TP 22 Desember 2016).
b. Pemeriksaan sebelumnya
1) ANC 7 kali di BPM, status imunisasi T5, terakhir pada tahun 2011
2) Gerakan janin dirasakan sejak 6 bulan yang lalu
3) Suplement: SF, Vit. C, Kalsium.
c. Tanda bahaya kehamilan yang pernah dialami: Tidak ada
d. Pemeriksaan penunjang yang pernah dilakukan:
1) Tanggal 9 September 2016, hasil Hb = 12 gr/dl, VCT = non reaktif,
Sifilis (-), HbSAg (-).
6. Riwayat Kesehatan
a. Penyakit yang sedang atau pernah diderita ibu:
1) Jantung : Tidak ada 7) HIV/AIDS : Tidak ada
2) Hipertensi : Tidak ada 8) TORCH : Tidak ada
3) Asma : Tidak ada 9) Infeksi Saluran Kencing :
4) TBC : Tidak ada
Tidak ada
5) Hepatitis : Tidak ada
10) Epilepsi : Tidak ada
6) PMS : Tidak ada
11) Malaria : Tidak ada
b. Penyakit keluarga yang menular:
1) HIV/AIDS : Tidak ada 3) TBC : Tidak ada
2) Hepatitis : Tidak ada 4) PMS : Tidak ada
c. Riwayat penyakit keturunan:
1) DM : Tidak ada 3) Jantung : Tidak ada
2) Hipertensi : Tidak ada
d. Riwayat faktor keturunan: Tidak ada
1) Kelainan Kongenital : Tidak ada
2) Kelainan Jiwa : Tidak ada
3) Kelainan Darah : Tidak ada
7. Riwayat Menstruasi dan KB
a. Siklus menstruasi : Teratur 28 hari
b. Lama haid : 5 hari
c. Masalah terkait menstruasi : Tidak ada
d. Kontrasepsi yang pernah dipakai : IUD lama 4 tahun.
e. Masalah terkait kontrasepsi : Tidak ada
f. Rencana alat kontrasepsi yang akan digunakan: -
g. Rencana jumlah anak : 2 orang anak
8. Data biologis, psikologis, sosial, spiritual
a. Keluhan bernafas : Tidak ada
b. Nutrisi
1) Makan terakhir pukul 09.00 WITA, porsi 1/2 piring. Jenis: nasi,
daging, susu dan roti.

19
2) Minum terakhir pukul 10.30 WITA jumlah 60 cc (1 gelas). Jenis: air
putih.
3) Nafsu makan: Baik
c. Istirahat
1) Tidur malam : 7 jam, keluhan tidak ada.
2) Istirahat siang : 2 jam, keluhan tidak ada.
Kondisi saat ini
1) Bisa istirahat diluar kontraksi : Ya
2) Kondisi fisik : Kuat
d. Eliminasi
1) BAB terakhir: pukul 02.00 WITA konsistensi lembek.
2) BAK terakhir: pukul 03.45 WITA jumlah ± 50 cc, warna kuning jernih.
3) Keluhan saat BAB/BAK: tidak ada.

e. Psikologis
1) Siap melahirkan : Ya, karena sudah pernah melahirkan dan sudah
mendekati tanggal tafsiran persalinan.
2) Perasaan ibu saat ini : Bahagia dan kooperatif
f. Sosial
1) Perkawinan 1 kali, status Sah
2) Lama perkawinan dengan suami sekarang : 6 tahun
3) Hubungan dengan suami dan keluarga : Harmonis
4) Pengambilan keputusan : Suami dan Istri
5) Persiapan persalinan yang sudah siap : Perlengkapan ibu, perlengkapan
bayi, biaya, calon donor, pendamping, transportasi
g. Spiritual dan ritual yang perlu dibantu: tidak ada.
h. Pengetahuan ibu dan pendamping yang dibutuhkan:
1) Tanda dan gejala persalinan: Tahu
2) Teknik mengatasi rasa nyeri: Tahu
3) Mobilisasi dan posisi persalinan: Tahu
4) Teknik meneran: Tahu
5) Teknik inisiasi menyusu dini (IMD): Tahu
6) Peran pendamping: Tahu
7) Proses persalinan: Tahu

B. DATA OBJEKTIF
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan Emosi : Stabil
Atropometri : BB 58 kg, TB 147 cm
Tanda vital : Suhu 36 0C, nadi 78 x/menit, respirasi 20 x/menit, TD
110/70 mmHg.
1. Pemeriksaan fisik
a. Wajah : Tidak ada oedema, tidak ada nyeri tekan, warna kulit kemerahan

20
b. Mata : Tidak ada kelainan, konjungtiva merah muda, sklera putih
c. Mulut : Tidak ada kelainan, mukosa bibir lembab, bibir segar
d. Leher : Tidak ada kelainan, tidak ada pembesaran, tidak ada nyeri tekan
e. Dada dan aksila : Tidak ada kelainan, payudara simetris, puting susu
menonjol, pengeluaran kolostrum ada, bersih.
f. Abdomen :
1) Pembesaran perut: Sesuai umur kehamilan
2) Arah: Memanjang
3) Bekas luka operasi: Tidak ada
4) Palpasi Leopold I: TFUT 2 jari di bawah px, pada fundus teraba bulat
lunak, tidak bisa digoyangkan
5) Palpasi Leopold II: Pada bagian kiri perut ibu teraba datar memanjang
ada tahanan, pada bagian kanan perut ibu teraba bagian kecil janin
6) Palpasi Leopold III: Pada bagian bawah perut ibu teraba bulat, keras,
tidak dapat digoyangkan
7) Palpasi Leopold IV: Kedua tangan pemeriksa sejajar
8) Perlimaan: 3/5
9) TFU (Mc Donald): 33 cm
10) TBBJ (Johnson Tausak): 3410 gram
11) His : Ada, frekuensi 2x/10menit, durasi 25 detik teratur
12) Auskultasi : DJJ 152 x/menit, teratur
g. Genetalia dan anus
VT : Tanggal 11 Desember 2016, jam 08.45, oleh bidan
Vulva :
1) Pengeluaran: Ada, berupa lendir darah
2) Vagina : Tidak ada skibala, tidak ada nyeri, tidak ada tumor/massa
3) Portio : Konsistensi: Lunak, dilatasi: 3 cm, penipisan (effacement):
30%
4) Selaput ketuban: Utuh
5) Presentasi : kepala, denominator dan posisi belum jelas
6) Moulage :0
7) Penurunan : Hodge I
8) Bagian kecil : tidak teraba
9) Tali pusat : tidak teraba
h. Tangan : Tidak ada oedema, simetris, warna kuku merah muda
i. Kaki : Tidak ada oedema, simetris, warna kuku merah muda

2. Pemeriksaan Penunjang
a. Hb: 11,5 gr/dl
b. Proteinuria: (-)
c. Reduksi urine: (-)

C. ANALISA
G2P1001 UK 38 minggu 6 hari, preskep U puki T/H + Partus Kala I Fase
Laten.

21
D. PENATALAKSANAAN
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan, ibu dan suami paham.
2. Melakukan informed concent mengenai tindakan yang akan dilakukan
selama proses persalinan, ibu dan suami telah menandatangani informed
concent.
3. Memberikan KIE kepada ibu mengenai:
a. Teknik mengatasi rasa nyeri yaitu dengan mengatur nafas saat muncul
kontraksi, ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran bidan.
b. Mobilisasi saat persalinan Kala I yaitu miring kiri dan meminta ibu
untuk jalan-jalan, ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran bidan.
c. Peran pendamping persalinan yaitu memfasilitasi kebutuhan ibu, ibu
dan pendamping mengerti dan bersedia melakukan anjuran bidan.
4. Melakukan observasi TTV ibu dan CHPB, observasi sudah dilakukan
terlampir di lembar observasi.

E. CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN


Nama/
Tgl/ Jam Catatan Perkembangan
Paraf
11 Desember S : Sakit perut hilang timbul bertambah sering Bidan
O: KU baik, keadaan CM, TD: 110/60 mmHg,
2016
Pukul 12.45 N:76x/menit, RR: 20x/menit, Suhu 360C, His: 4x10’
WITA selama 45”, DJJ (+) 150x/menit,
VT: v/v taa, po lunak, ᴓ 6 cm, ket (+), effacement 75%
teraba kepala. UUK depan, moulase 0, pe↓ Hodge II,
ttbk/tp.
A: G2P1001 UK 38 minggu 6 hari preskep U puki T/H +
PK I Fase Aktif
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan
keluarga, ibu dan keluarga paham.
2. Memberikan KIE mengenai kebutuhan nutrisi dan
mobilisasi dengan jalan-jalan, ibu mengerti dan
bersedia melakukan anjuran bidan.
3. Memantau kondisi ibu, kesejahteraan janin dan
kemajuan persalinan, hasil pemantauan terlampir di
partograf.
Pukul 13.40 S : Sakit perut bertambah keras seperti ingin buang air Bidan
WITA besar

22
O: KU baik, keadaan CM, TD: 110/60 mmHg,
N:76x/menit, RR: 20x/menit, Suhu 360C, His: 4x10’
selama 45”, DJJ (+) 150x/menit,
VT: v/v taa, portio tidak teraba, ᴓ lengkap, ket (-),
teraba kepala, UUK depan, moulase 0, pe↓ Hodge III+,
ttbk/tp.
A: G2P1001 UK 38 minggu 6 hari preskep U puki T/H +
PK II
P:
1. Menginformasikan hasil peme riksaan kepada ibu dan
keluarga, ibu dan keluarga paham.
2. Melakukan persiapan diri, APD telah digunakan.
3. Membimbing ibu memilih posisi meneran dan teknik
meneran efektif, ibu memilih posisi setengah duduk dan
ibu dapat meneran dengan efektif.
4. Memimpin dan menolong persalinan sesuai dengan
APN, bayi lahir segera menangis, gerak aktif, kulit
kemerahan, JK Laki-laki pukul 14.00 WITA.
Pukul 14.00 S : Ibu mengeluh masih merasa mulas namun senang atas Bidan
WITA kelahiran bayinya.
O: KU baik, kesadaran CM, N = 78x/menit, TFU sepusat,
CUT baik, tidak teraba janin kedua, kandung kemih
tidak penuh
A: G2P1001 Pspt.B + PK III
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan, ibu mengerti.
2. Memberikan injeksi oksitosin 10 IU secara IM pada 1/3
antero lateral paha kiri ibu, reaksi alergi (-).
3. Menjepit dan memotong tali pusat, perdarahan tali
pusat (-).
4. Melakukan Penegangan tali pusat terkendali, plasenta
lahir pukul 14.10 kesan lengkap.
5. Melakukan massase fundus uteri, kontraksi (+),
perdarahan (-).
Pukul 14.10 S : Ibu mengatakan mulasnya mulai berkurang Bidan
O: KU baik, kesadaran CM, S = 360C, N = 76 x/menit, RR
WITA
= 20 x/ menit, TD = 110/60 mmHg, TFU 1 jari di
bawah pusat, cut (+) baik, perdarahan aktif (-), tampak

23
laserasi pada mukosa, otot dan kulit perineum.
A: P2002 Pspt.B + PK IV dengan laserasi perineum derajat
II.
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan, ibu dan suami
paham.
2. Melakukan hecting dengan perlindungan lidokain 1
ampul HD/HL jelujur/ subkutis, laserasi tertangani.
3. Membersihkan dan merapikan ibu, ibu sudah nyaman
4. Memberikan KIE pada ibu tentang tanda bahaya
perdarahan dan cara memeriksa kontraksi uterus, ibu
paham dan mampu melakukan pemeriksaan kontraksi
urerus.
5. Mengobservasi Kala IV persalinan, hasil observasi
terlampir pada partograf.
6. Memberikan ibu terapi amoxicillin X 3x500 gram,
paracetamol X 3x500 gram, SF XXX 1x1, Vit. A Merah
II 1x200.000 IU reaksi alergi (-).
Pukul 16.10 S : Ibu mengeluh nyeri pada jahitan. Bidan M
O:
WITA
Ibu: KU ibu baik, kesadaran CM, TD = 110/70 mmHg, S =
36,\20C, R = 20 x/menit, N = 78 x/ menit, TFU 1 jari di
bawah pusat, cut (+) baik, perdarahan aktif (-), kandung
kemih tidak penuh, lochea rubra, HT terawat, oedema
vagina -/-, BAB/BAK -/+.
Bayi: KU baik, tangis kuat, gerak aktif, kulit kemerahan,
BBL 2800 gram, PB 48 cm, LK/LD: 35/34 cm, S =
370C, HR = 140x/menit, RR = 40x/menit, BAB/BAK
+/-, tidak ada perdarahan tali pusat.
A: P2002 Pspt.B 2 jam PP + Neonatus aterm vigorous baby
dalam masa adaptasi
P:
1. Mengiformasikan hasil pemeriksaan, ibu paham.
2. Membimbing ibu mobilisasi, ibu mampu miring kanan
kiri dan berjalan.
3. Membimbing ibu untuk menyusui bayinya, bayi
menyusu dengan kuat.
4. KIE tentang tanda bahaya masa nifas, ibu mengerti.
5. KIE tentang perawatan payudara, ibu mengerti.

24
6. KIE tentang pemberian ASI Eksklusif dan ASI on
demand, ibu mengerti.
7. Menjaga kehangatan bayi, bayi telah hangat.
8. Memindahkan ibu ke ruang nifas dan dilakukan rawat
gabung dengan bayi, ibu telah dipindahkan ke ruang
nifas dan rawat gabung dengan bayinya.

F. ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR FISIOLOGIS


1. DATA SUBJEKTIF
Tanggal/jam: 11 Desember 2016/15.00 WITA. Oleh: Bidan
Riwayat Kehamilan: Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan anak ke 2,
selama hamil ibu rutin memeriksakan kehamilannya di Bidan sebanyak 9 kali.
Selama hamil ibu tidak mengalami komplikasi atau penyulit.

2. DATA OBJEKTIF
a. Bayi lahir hari: Minggu, tanggal: 11 Desember 2016, jam: 14.00 WITA,
ditolong oleh: bidan.
b. Keadaan umum: Baik
c. Warna kulit: Kemerahan
d. THT: Tidak ada kelainan
e. Mulut: Bersih
f. Leher: Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
g. Dada: Simetris
h. Paru-paru: Tidak ada ronkhi
i. Jantung: Normal, tidak ada murmur
j. Abdomen: Tidak ada distensi
k. Genetalia: Tidak ada kelainan, jenis kelamin laki-laki
l. Anus: Ada lubang
m. Ekstremitas: lengkap
n. Grasfing Refleks: (+)
o. Pengeluaran air kemih: (-)
p. Pengeluaran mekonium: (-)
q. BBL/PB: 2800 gram/ 48 cm LK/LD: 35/ 34 cm
r. Pemeriksaan lab.: (-)

3. ANALISA
Neonatus aterm umur 1 jam dengan vigorous baby dalam masa adaptasi.

4. PENATALAKSANAAN
a. Menginformasikan hasil pemeriksaan, ibu dan keluarga paham.
b. Memeriksa perdarahan tali pusat dan merawat tali pusat bayi, perdarahan
tali pusat (-) dan tali pusat sudah dibungkus dengan gaas steril.
c. Menjaga kehangatan bayi, bayi telah hangat.
d. Menyuntikkan Vit K 0,5 cc/ IM pada paha kiri bayi, rekasi alergi (-).
e. Memberikan salep mata antibiotik, reaksi alergi (-).

25
f. Membimbing ibu menyusui dengan benar, bayi menyusu dengan baik.

26
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada tanggal 11 Desember 2016 pukul 08.45 WITA, Ny. P datang ke


Puskesmas Mengwi I dengan keluhan sakit perut hilang timbul sejak pukul 04.00
WITA disertai keluar lendir darah dari jalan lahir didampingi oleh suami dan
keluarga. Ibu bersalin pada usia kehamilan 38 minggu 6 hari, bayi laki-laki lahir
dengan spontan pukul 14.00 WITA dengan ditolong bidan. Persalinan berlangsung
normal tanpa adanya komplikasi.
Pada kala I fase laten, pasien datang dengan keluhan sakit perut yang
hilang timbul. His 2 kali dalam 10 menit lamanya 25 detik tidak teratur, TFU 2
jari dibawah Px. Bidan melakukan pemeriksaan dalam dengan hasil keadaan
vulva vagina normal, konsistensi porsio lunak, pembukaan 3 cm, penipisan 30%,
ketuban belum pecah, teraba kepala, denominator belum jelas, penurunan bagian
terendah janin di Hodge I, tidak teraba bagian kecil janin/tali pusat. Berdasarkan
hasil pemeriksaan dan observasi, lama dari kala 1 yang terpantau sejak ibu P
datang ke Puskesmas berlangsung sekitar 4 jam 15 menit dari pukul 08.45 WITA
sampai pukul 14.00 WITA sampai bayi lahir. Dalam teori, pada ibu multipara
penurunan kepala bayi ke PAP biasanya terjadi pada saat persalinan dan umumnya
berlangsung cepat. Dalam kasus Ny. P mengalami kala I selama 4 jam 15 menit
sejak pemeriksaan awal. Ny. P merupakan pasien multigravida sehingga Kala I
yang berlangsung singkat tergolong fisiologis. Hal ini disebabkan pasien
multigravida sudah memiliki pengalaman persalinan sebelumnya, kontraksi dan
tenaga mengedan ibu yang bagus.
Ny. P tidak mengalami permasalahan pada kala I persalinan sehingga
penatalaksanaan yang diberikan merupakan penatalaksanaan umum persalinan
kala I seperti menginformasikan hasil pemeriksaan, informed consent,
menyiapkan keperluan persalinan, menganjurkan ibu memilih posisi yang nyaman
serta mengobservasi kemajuan persalinan, kesejahteraan ibu dan janin.
Kala II pada Ny. P berlangsung selama 20 menit, dari pembukaan lengkap
pukul 13.40 WITA sampai pukul 14.00 WITA bayi lahir spontan. Dari teori yang
ada, kala II pada multigravida maksimal berlangsung 1 jam. Pada kasus Ny.P kala

27
II berlangsung selama 20 menit. Hal ini masih dalam keadaan normal dan
tergolong fisiologis. Faktor yang menyebabkan kala II pada Ny. P berlangsung
cepat yaitu ibu sudah memiliki pengalaman persalinan satu kali sebelumnya,
kontraksi dan tenaga mengedan ibu juga bagus.
Ny. P tidak mengalami permasalahan pada kala II persalinan sehingga
penatalaksanaan yang diberikan merupakan penatalaksanaan umum persalinan
kala II seperti menginformasikan hasil pemeriksaan, memakai APD, mendekatkan
alat, membimbing ibu meneran, membantu kelahiran bayi dan membersihkan,
mengeringkan serta menghangatkan bayi.
Pada pasien Ny. P plasenta lahir pada pukul 14.10 WITA dan kala III
berlangsung selama 10 menit. Hal ini termasuk fisiologis karena plasenta lahir
maksimal dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir. Hal tersebut didukung dengan
tidak adanya penyulit dalam persalinan Ny. P. Penatalaksanaan kala III yang
dilakukan yaitu penatalaksanaan umum (managemen aktif kala III) seperti
menginformasikan hasil pemeriksaan pada pasien, menyuntikan oksitosin dengan
dosis 10 IU secara IM, menjepit dan memotong tali pusat, melakukan penegangan
tali pusat terkendali dan massase fundus uteri.
Pada kala IV postpartum Ny. P, dilakukan pemeriksaan dan pengawasan 2
jam post partum dan hecting. Pengawasan post partum dilakukan selama 2 jam
yaitu meliputi memantau kondisi umum, TTV, perdarahan, kontraksi, TFU dan
kandung kemih. Pada kasus Ny. P, ibu dalam keadaan umum baik, TTV normal,
perdarahan aktif (-), kontraksi bagus, dan kandung kemih kosong (ibu dapat
berkemih kurang dari 2 jam setelah bersalin). Selama proses persalinan terjadi
laserasi tingkat II di mukosa, otot dan kulit perineum Ny. P sehingga
membutuhkan penatalaksanaan penjahitan dengan teknik telujur dan subkutis.
Sebelum dilakukan hecting, Ny. P sudah diberikan injeksi anastesi dengan 1
ampul lidocain. Setelah 2 jam postpartum Ny. P dipindahkan ke ruang nifas dan
dilakukan rawat gabung dengan bayinya. Ny. P juga diberikan KIE tentang ASI
on demand dan dan cara menjaga bayi tetap hangat.
Bayi Ny. P berjenis kelamin laki-laki dengan tangis kuat, kulit kemerahan
dan gerak aktif. Pada asuhan bayi baru lahir 1 jam, dilakukan pemeriksaan fisik
bayi baru lahir, pemeriksaan antopometri dan pemberian salep mata profilaksis

28
dan injeksi vitamin K 0,1 mg IM paha kiri. Secara umum kondisi fisik bayi Ny. P
normal dan tidak ada kelainan. Hasil pemeriksaan atropometri normal dengan
berat badan lahir 2800 gram (normal 2500-4000 gram), panjang badan 48 cm
(normal 48-52 cm), lingkar kepala 35 cm (normal 33-35 cm), lingkar dada 34 cm
(normal 30-38 cm). Bayi Ny. P kemudian diberikan salep mata profilaksis pada
kedua mata dan vitamin K dengan dosis 0,5 cc IM pada paha kiri bayi, tidak ada
reaksi alergi. Pada teori 1 jam setelah pemberian vit K, dilanjutkan dengan
pemberian HB0 0,5 mg secara IM pada paha kanan. Setelah satu jam pasca
pemberian vitamin K, bayi Ny. P diberikan suntikan HB0 0,5 mg secara IM di
paha kanan. Secara umum, pada kasus bayi Ny. P tindakan yang dilakukan sudah
sesuai dengan teori.

29
BAB V

PENUTUP

A. Simpulan
1. Mahasiswa telah mendapatkan pengalaman nyata dalam penerapan asuhan
kebidanan persalinan dan bayi baru lahir fisiologis pada Ny. P dengan
persalinan normal menggunakan metode SOAP secara komprehensif.
2. Persalinan merupakan proses lahirnya hasil konsepsi yaitu bayi, plasenta
dan selaput ketuban melalui jalan lahir dari uterus pada usia aterm.
Persalinan terdiri dari empat kala yaitu kala I, II III dan IV. Persalinan Ny.
P merupakan salah satu persalinan yang normal, fisiologis dan tanpa
penyulit. Bayi Ny.P juga merupakan Bayi Baru Lahir Fisiologis. Tindakan
yang dilakukan pada persalinan Ny. P dari awal kedatangan sampai dua
jam postpartum berakhir sudah sesuai dengan teori yang ada.
3. Selama melakukan asuhan kebidanan persalinan dan bayi baru lahir
fisiologis, mahasiswa tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori
dan praktik pada asuhan yang dilakukan.

B. Saran
1. Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menerapkan mengenai
penatalaksanaan pada ibu bersalin dan bayi baru lahir dan mampu
menganalisa keadaan ibu bersalin dan bayi baru lahir serta mengerti
tindakan segera yang harus dilakukan.
2. Institusi tempat praktik diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan dan pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dan bayi
baru lahir diberikan sesuai dengan standar pelayanan.

30
DAFTAR PUSTAKA

Damayanti, IkaPutri, dkk. 2014. Buku Ajar: Asuhan Kebidanan Komprehensif


Pada Ibu Bersalin dan Bayi Baru Lahir.Yogyakarta:Deepublish.
JNPK-KR Depkes RI. 2008. Buku Acuan Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan
Normal: Asuhan Esensial, Pencegahan dan Penanggulangan Segera
Komplikasi Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta
Kaban, Febrina. 2010. “Faktor – faktor yang Mempengaruhi Persalinan”.
(Online) http://bidanshop.blogspot.co.id Diakses pada tanggal 6 Mei 2016.
Nurasiah, Ai dkk. 2012. Asuhan Persalinan Normal. Bandung: PT. Refika
Aditama
Nurfatmala, Merina. 2012. “Faktor – faktor yang Mempengaruhi Persalinan”.
(Online) http://merinanurfatmala.blogspot.co.id Diakses pada tanggal 6
Mei 2016.
Pengurus Ikatan Bidan Indonesia. 2006. Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta
Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Universitas Indonesia. 2015. “Faktor – faktor yang Mempengaruhi Persalinan”.
(Online) http://lib.ui.ac.id Diakses pada tanggal 6 Mei 2016.

31

Anda mungkin juga menyukai