Anda di halaman 1dari 10

A.

Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh kadar enzim terhadap kecepatan reaksi
pengubahan amilum menjadi glukosa?
B. Tujuan Percobaan
Untuk mengamati pengaruh kadar enzim terhadap kecepatan reaksi
pengubahan amilum menjadi glukosa.
C. Hipotesis
Hipotesis satu (H1) : Ada pengaruh kadar enzim terhadap kecepatan
reaksi pengubahan amilum menjadi glukosa.
Hipotesis nol (H0) : Tidak ada pengaruh kadar enzim terhadap
kecepatan reaksi pengubahan amilum menjadi.
D. Kajian Pustaka
Dalam sistem hayati dijumpai dua proses yang menyangkut
rangkaian reaksi pengubahan senyawa-senyawa (Metabolisme) di dalam sel
yaitu katabolisme dan anabolisme. Metabolisme merupakan reaksi kimia
yang memungkinkan adanya kehidupan. Terdapat ribuan reaksi
berkesinambungan yang terjadi di dalam sel. Sejumlah reaksi membentuk
makromolekul (anabolisme) sedangkan makromolekul dirombak
(katabolisme) dengan melepaskan energi (Yuliani, 2018)
Dalam setiap sistem kehidupan terjadi ribuan reaksi kimia yang
berbeda-beda dan kebanyakan reaksi ini berjalan secara stimultan. Hampir
semua reaksi biokimia dikatalisir oleh suatu protein khusus yang dinamakan
enzim (Yuliani, 2019). Enzim adalah katalisator biologi, sehingga dapat
mengkatalisis reaksi kimia pada kondisi yang tidak ekstrim (suhu tubuh, pH
sekitar netral)(Isnawati, 2009). Dalam jumlah yang sangat kecil, enzim
dapat mengatur reaksi tertentu sehingga dalam keadaan normal tidak terjadi
penyimpangan hasil reaksinya. Enzim akan kehilangan aktivitasnya karena
panas, asam dan basa kuat, pelarut organik atau apa saja yang bisa
menyebabkan denaturasi protein. Enzim dinyatakan mempunyai sifat yang
sangat khas karena hanya bekerja pada substrat tertentu (Girinda, 1990).
Di dalam sebuah sel rata-rata terdapat ribuan jenis enzim yang
berbeda-beda. Di dalam sel hidup , ke semua enzim ini beserta kegiatannya
harus terkoordinasi sedemikian rupa sehingga produk-produk yang sesuai
dapat terbentu dan tersedia pada tempat yang tepat, dalam jumlah yang
tepat, pada waktu yang yang tepat dan dengan penggunaan energi
seminimum mungkin (Pelzhar dan char, 2013)
Adapun berbagai faktor yang mempengaruhi laju reaksi enzimatik
antara lain :
1. Konsentrasi enzim dan substrat
Katalisis terjadi jika enzim dan substrat membentuk kompleks
sementara. Jika substrat cukup tersedia, kelipatan dua konsentrasi
enzim menyebabkan peningkatan laju reaksi dua kali lipat. Dengan
penambahan lebih banyak lagi enzim, laju mulai konstan sebab
substrat menjadi terbatas. Demikian pula dengan konsentrasi substrat,
terdapat perbandingan langsung antara laju reaksi dan konsentrasi
substrat sampai konsentrasi enzim menjadi terbatas.
2. pH
aktivitas enzim dipengaruhi oleh pH medium dengan berbagai cara.
Biasanya terdapat pH optimum bagi suatu enzim untuk berfungsi dan
terjadi penurunan aktivitas pada nilai pH yang lebih tinggi atau lebih
rendah. Ph optimum pada umumnya 6-8 tapi bisa lebih bisa kurang
bagi beberapa enzim. pH yang ekstrim berakibat denaturasi.
3. Suhu
Tumbuhan tidak bisa mengatur suhunya, akibatnya semua reaksi di
dalam tumbuhan sangat dipengaruhi oleh suhu luar. Pada umumnya
reaksi yang dikatalisis oleh enzim akan meningkat dengan kenaikan
suhu dari 00C sampai 350C atau 400C.
4. Produk reaksi
Laju reaksi enzimatik dapat ditentukan dengan mengukur kecepatan
hilangnya substrat atau kecepatan munculnya produk atau keduanya.
Penimbunan produk, konsentrasinya kadang-kadang menjadi cukup
tinggi sehingga menyebabkan terjadinya reaksi terbalikkan.
5. Senyawa penghambat
Senyawa penghambat menghalangi efek katalitik enzim. Senyawa
penghambat dapat berupa kation logam ataupun senyawa organik.
Bila kombinasi enzim dengan penghambat terbentuk, konsentrasi
molekul enzim yang efektif berkurang dan ini menurunkan laju reaksi.
(Yuliani, 2018)
E. Variabel Penelitian
1. Variabel Manipulasi : Kadar enzim
2. Variabel Kontrol : Jumlah tetesan enzim, jumlah tetesan KI-I2,
jangka waktu penetesan
3. Variabel Respon : Perubahan warna enzim
F. Definisi Operasional Variabel
Variabel manipulasi adalah kadar enzim dengan berbagai
konsentrasi 0%, 25%, 50%, 100%. Kedua, variabel kontrol yaitu jumlah
tetesan enzim 1 ml selama tiap 2 menit, jumlah tetesan KI-I2 1 ml selama
tiap 2 menit dan jangka waktu dicatat setiap 2 menit sekali. Terakhir,
variabel respon yaitu perubahan warna yang telah ditetesi KI-I2 sampai
warna kembali seperti awal sebelum ditetesi KI-I2.
G. Alat dan Bahan
1. Alat
 Mortal dan penumbuk porselin (1 buah)
 Tabung reaksi (8 buah)
 Pegangan tabung reaksi (1 buah)
 Gelas ukur 10 ml (1 buah)
 Tabung sentrifuse (1 buah)
 Sentrifuse (1 buah)
 Cawan tetes (1 buah)
 Pipet kecil (4 buah)
 Lampu spirtus (1 buah)
2. Bahan
 Kecambah kacang hijau umur 1 hari (30 gr)
 Larutan amilum 0,5% (8 ml)
 Aquades (15 ml)
 Larutan KI-I2 (4 tetes)
 Larutan fosfat sitrat buffer pH 5,6 (30 ml)
H. Rancangan Percobaan

Timbang Gerus kecambah dan Masukkan ke dalam


Kecambah 30 gram tambahkan 30 ml larutan tabung sentrifuse lalu
dan buang kulitnya buffer (hingga halus) sentrifuse 5 menit 2
rpm

Buat konsentrasi
Konsentrasi 100%
enzim Ambil supernatan
menggunakan
(100%,50%,25% (larutan yang bening
larutan supernatan
,0%) bukan endapan)

Konsentrasi 50 % Konsentrasi 25% Konsentrasi 0% dengan


dengan 5 ml enzim dengan 5 ml enzim 5 ml enzim 100%
100% + 5 ml 50% + 5 ml kemudian dipanaskan
aquades aquades hingga mendidih

Setiap 2 menit uji perubahan Masing-masing konsentrasi enzim


amilum dengan meneteskan enzim ditambahkan larutan amilum 0,5%
ke dalam cawan tetes yang sudah 2 ml (kocok, tetapkan waktu
ditetesi larutan KI-I2 sebagai nol menit)

Jika dalam 2 menit belum ada Catat waktu perubahan warna


perubahan maka ditetesi lagi setiap yang terjadi
2 menit
I. Langkah Kerja
1. Timbanglah kecambah 30 gram dan buang kulitnya
2. Geruslah 30 gram kecambah kacang hijau dan tambahkan 30 ml larutan
buffer fosfat sitrat sampai semua kecambah hancur
3. Masukkan ke dalam tabung reaksi sentrifuse dan sentrifuse selama 5
menit dengan kecepatan 2 rpm
4. Ambil cairan bagian yang bening (supernatan) dan masukkan ke dalam
tabung reaksi. Cairan ini dianggap sebagai larutan enzim amilase 100%
5. Buatlah enzim dengan kadar 0%, 25%, 50% dari enzim yang berkadar
100% dengan cara berikut : kadar enzim 50% diperoleh dengan cara
mengambil 5 ml enzim 100% dan ditambahkan 5 ml aquades sampai
volumenya menjadi 10 ml; kadar enzim 25% diperoleh dengan cara
mengambil 5 ml enzim 50% dan ditambahkan aquades sampai
volumenya menjadi 10 ml; kada enzim 0% diperoleh dengan cara
memanaskan 5 ml enzim 100% sampai mendidih
6. Sediakan tabung reaksi dan isilah dengan 5 ml larutan enzim 100%,
tambahkan 2 ml larutan amilum 0,5%. Catat waktunya. Kemudian kocok
perlahan sampai larutan tercampur benar. Saat mencampur larutan
amilum + enzim ditetapkan sebagai saat nol
7. Setiap 2 menit diambil 1 tetes campuran lalu diuji dengan 1 tetes larutan
KI-I2 pada lempeng penguji (cawan tetes)
8. Catat waktu tiap perubahan warna yang terjadi pada lempeng penguji
9. Lakukan langkah ke 6-8, masing-masing untuk kadar enzim 50%, 25%,
dan 0%
J. Rancangan Tabel Pengamatan
Tabel 1. Hasil pengamatan pengaruh enzim
Kons. Waktu Total
Enzim 1 Waktu Warna
2 22 23 24 25 26 27 28 29 210
(%) (menit)
0
25
50
100
Waktu Perubahan Warna (menit)
1
0.9
0.8

Waktu (menit)
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0% 25% 50% 100%
Kadar Enzim (%)

Gambar 1. Grafik pengaruh kadar enzim terhadap kecepatan reaksi


pengubahan amilum menjadi glukosa
K. Rencana Analisis Data
1. Dari tes KI-I2 pada larutan amilum + enzim 100% warna apa yang
saudara peroleh? Mengapa demikian?
Jawab :
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, penambahan amilum +
enzim 100% menghasilkan warna coklat (+), karena enzim amilase sudah
aktif bekerja dengan mengubah amilum menjadi glukosa sehingga sudah
tidak ada lagi amilumnya.
2. Apa fungsi dari fosfat sitrat buffer?
Jawab :
Untuk merangsang enzim keluar dari biji kecambah dan memisahkan
antara endapan dan cairan bagian atas (supernatan) dan sebagai larutan
penyangga untuk menjaga agar enzim tetap dapat bekerja aktif dan tidak
rusak pada kondisi optimum agar tidak terlalu basa, menjaga pH bagi
enzim amilase agar tidak rusak
3. Faktor faktor apa saja yang mempengaruhi kerja enzim?
Jawab :
a) Konsentrasi enzim dan substrat : keduanya dapat terbatas
Katalisis terjadi hanya jika enzim dan substrat membentuk
kompleks sementara. Jika substrat cukup tersedia, kelipatan dua
konsentrasi enzim menyebabkan peningkatan laju reaksi dua kali
lipat. Dengan penambahan lebih banyak lagi enzim, laju mulai
konstan sebab substrat menjadi terbatas. Demikian pula dengan
konsentrasi substrat, terdapat perbandingan langsung antara laju
reaksi dan konsentrasi substrat sampai konsentrasi enzim menjadi
terbatas. Pada konsentrasi substrat, penambahan substrat tidak
meningkatkan lagi laju reaksi karena hampir semua molekul enzim
telah bergabung dengan substrat. Pada hal ini terjadi tidak ada lagi
sisi aktif enzim yang tersedia untuk katalisis. Untuk meningkatkan
laju reaksi diperlukan tambahan enzim.
b) pH
Aktivitas enzim dipengaruhi oleh pH medium dengan
berbagai cara. Biasanya terdapat pH optimum bagi suatu enzim
utuk berfungsi dan terjadi penurunan aktivitas pada nilai pH yang
lebih tinggi atau lebih rendah. pH optimum pada umumnya antara
6 dan 8 tapi bisa lebih rendah atau lebih tinggi bagi beberapa enzim.
pH yang ekstrim berakibat pada denaturasi.
c) Suhu
Tumbuhan tidak bisa mengatur suhunya, akibatnya semua
reaksi didalam tumbuhan sangat dipengaruhi oleh suhu luar. Pada
umumnya reaksi yang dikatalisis oleh enzim akan meningkat
dengan kenaikan suhu dari 00C sampai 350C atau 400C. Suhu juga
mempengaruhi reaksi dengan mengubah bentuk enzim. Bentuk
enzim menentukan kemampuannya, baik untuk bergabung dengan
substrat maupun untuk katalis.
d) Produk reaksi
Laju reaksi enzimatik dapat ditentukan dengan mengukur
kecepatan hilangnya substrat atau kecepatan munculnya produk
atau keduanya. Penimbunan produk, konsentrasinya kadang-
kadang menjadi cukup tinggi sehingga menyebabkan terjadinya
reaksi terbalikkan.
e) Senyawa penghambat
Senyawa penghambat menghalangi efek katalitik enzim.
Senyawa penghambat dapat berupa kation logam ataupun senyawa
organik. Bila kombinasi enzim dan penghambat terbentuk,
konsentrasi molekul enzim yang efektif berkurang dan ini
menurunkan laju reaksi.
L. Hasil Analisis Data
1. Analisis Data
Tabel 2. Hasil pengamatan pengaruh enzim
Kons. Waktu Total
Enzim 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Waktu Warna
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
(%) (menit)
26
0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 Coklat (++)
menit
22
25 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 Coklat (++)
menit
26 Ungu
50 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
menit kehitaman
18
100 2 2 2 2 2 2 2 2 2 Coklat (+)
menit

Keterangan :
(+) = Kurang pekat
(++) = Cukup pekat
(+++) = Pekat

Waktu Perubahan Warna (menit)


30
26 26
25 22
Waktu (menit)

20 18

15

10

0
0% 25% 50% 100%
Kadar Enzim (%)

Gambar 2. Grafik pengaruh kadar enzim terhadap kecepatan reaksi


pengubahan amilum menjadi glukosa

Berdasarkan tabel hasil pengamatan pada konsentrasi 0% setelah


ditambahkan amilum 0,5% reaksi perubahan amilum menjadi glukosa
belum berubah hingga dua menit ke-13 dengan perubahan warna
menjadi coklat (++), pada konsentrasi 25% setelah ditambahkan amilum
0,5% reaksi perubahan amilum menjadi glukosa belum berubah hingga
dua menit ke-11 dengan perubahan warna menjadi coklat (++), pada
konsentrasi 50% setelah ditambahkan amilum 0,5% reaksi perubahan
amilum menjadi glukosa belum berubah hingga dua menit ke-13 dengan
perubahan warna menjadi hitam keunguan, dan pada konsentrasi 100%
setelah ditambahkan amilum 0,5% reaksi perubahan amilum menjadi
glukosa belum berubah hingga dua menit ke-9 dengan proses perubahan
warna menjadi coklat (+).
Berdasarkan grafik pengaruh kadar enzim terhadap kecepatan reaksi
pengubahan amilum menjadi glukosa pada konsentrasi 0% dan 50%
memiliki waktu paling lama yakni 26 menit, sedangkan waktu paling
cepat terdapat pada konsentrasi 100% yakni 18 menit.
Jadi berdasarkan tabel dan grafik di atas menunjukkan besarnya
kadar enzim berpengaruh terhadap kecepatan reaksi pengubahan
amilum menjadi glukosa yang dapat dilihat dari perubahan warna setiap
konsentrasi enzim.
2. Pembahasan
Pada praktikum pengaruh enzim ini menggunakan kecambah
kacang hijau (Vigna radiata) yang berusia 1 hari perendaman sudah
sama dengan teori yang ada yakni semakin tinggi konsentrasi enzim
maka semakin cepat laju reaksi pengubahan amilum menjadi glukosa,
karena enzim berfungsi untuk meningkatkan proporsi molekul yang
mempunyai cukup energi untuk bereaksi sehingga reaksi yang terjadi
akan semakin cepat. Enzim amilase banyak terdapat pada kecambah
kacang-kacangan. Enzim amilase dalam biji dibentuk pada saat awal
perkecambahan oleh asam giberilik. Asam giberilik adalah suatu
senyawa organik yang sangat penting dalam proses perkecambahan
suatu biji karena bersifat sebagai pengontrol perkecambahan tersebut
(Setyono, 1982). Praktikum ini menggunakan kecambah kacang hijau
karena terdapat enzim amilase yang banyak yang mengandung tokeferol
(pro vitamin E). Dengan adanya perendaman yang dilakukan selama 1
hari pada proses perkecambahan biji mempunyai aktivitas utama untuk
mengaktifkan makromolekul dan organel sel yang ada di dalam biji.
Selama proses perkecambahan sebagian besar enzim dalam biji menjadi
aktif diantaranya enzim amilase. Kadar air bahan sangat mempengaruhi
laju reaksi enzimatik. Pada kada air bebas yang rendah terjadi halangan
dan rintangan sehingga baik difusi enzim ataupun substrat terhambat.
Kegiatan enzim terjadi bila terdapat molekul air lebih banyak dari
absorbsi monomolekuler. Peningkatan kadar air bebas digunakan untuk
melancarkan reaksi enzim (Cahyono, 2004).
Penambahan larutan buffer yaitu larutan yang tahan terhadap
perubahan pH dengan penambahan asam atau basa dimaksudkan untuk
menjaga enzim agar tetap tidak rusak. Larutan seperti ini digunakan
dalam berbagai percobaan seperti ini dimana dibutuhkan pH yang
terkontrol dan tepat. Kemudian penambahan KI-I2 untuk menunjukkan
perubahan warna menjadi bening sebagai indikator adanya rekasi kimia
anatar enzim amilase dengan amilum dalam bentuk glukosa.
Dalam hal ini enzim sebagai katalisator memiliki spesifitas terhadap
reaksi yang dikatalisis dan molekulnya yang menjadi substratnya.
Aktifitas enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu konsentrasi
enzim dan substrat, pH, suhu, produk reaksi, dan senyawa penghambat.
M. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, semakin tinggi
konsentrasi enzim semakin cepat laju reaksi pengubahan amilum menjadi
glukosa. Kadar enzim 100% memiliki laju reaksi enzim tercepat dengan 18
menit perubahan warna, disusul dengan kadar enzim 25% selama 22 menit,
dan yang paling lambat konsentrasi 50% dan 0% selama 26 menit perubahan
warna.
N. Daftar Pustaka
Cahyono, D. 2004. Pengaruh Proses Pengeringan Terhadap Sifat
Fisikokimia dan Fungsional Tepung Kecambah Kacang Hijau Hasil
Germinasi Dengan Perlakuan Natrium Alginat Sebagai Elisitor
Penolik Antioksidan. Bandung : Skripsi IPB [Tidak dipublikasi].
Girinda, A. 1990. Biokimia 1. Jakarta : Gramedia.
Isnawati. 2009. Biokimia. Surabaya : Unesa University Press.
Pelzhar dan chan. 2013. Dasar-Dasar Mikrobiolog Jilid 1. Jakarta : UI
Press.
Setyono, A. 1982. Aspek Penambahan Asama Fitat Dalam Kacang Hijau
Selama Perkecambahan.Yogyakarta : Thesis Pascasarjana UGM.
Yuliani. 2018. Metabolisme Tumbuhan Edisi Revisi. Surabaya : Unesa
University Press.
Yuliani. 2019. Buku Petunjuk Praktikum Mata Kuliah Fisiologi Tumbuhan.
Surabaya : Jurusan Biologi FMIPA Unesa.

O. Lampiran

Gambar 3. Gambar 4. Gambar 5.


Menimbang Memasukkan buffer Menumbuk kecambah
kecambah 30 gr ke dalam kecambah sampai halus

Gambar 6. Gambar 7. Sentrifuse Gambar 8.


Memasukkan selama 5 menit Supernatan hasil
tumbukan ke tabung dengan kecepatan 2 sentrifuse sebagai
sentrifuse rpm konsentrasi 100%
Gambar 10. Gambar 11.
Gambar 9. Mengukur Memasukkan 5 ml Memasukkan 5 ml
5 ml dengan gelas konsentrasi 100% konsentrasi 50%
ukur dengan tambahan 5 ml dengan tambahan 5 ml
aquades aquades

Gambar 12.
Memasukkan 5 ml Gambar 13. Gambar 14.
konsentrasi 100% dan Memanaskan Memasukkan amilum
memanaskan hingga konsentrasi 0% ke setiap konsentrasi
mendidih

Gambar 17.
Gambar 15. Menetesi Gambar 16. Warna
Perubahan warna pada
cawan tetes dengan awal sebelum
masing-masing
larutan KI-I2 perubahan
konsentrasi

Anda mungkin juga menyukai