Anda di halaman 1dari 16

RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT

(RKS)
Kegiatan : Program Prasarana Baru dan Rehabilitasi Gedung Sekolah Menengah Pertama (SMP) Islam
Kampak dengan Mekanisme Partisipasi Masyarakat
BAB I
SYARAT- SYARAT UMUM
A. PEMBERI TUGAS
Yang bertindak sebagai Pemberi Tugas adalah :
Nama : ………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Selaku :
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
B. SUMBER DANA
Sumber dana untuk pekerjaan ini disediakan pada dana ……………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
C. PERENCANA, PENGAWAS
Yang bertindak sebagai tim perencana dan pengawas adalah tim perencana SMK N 2 Trenggalek yang
ditunjuk oleh pejabat pelaksana teknis kegiatan ……………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
D. PELAKSANA
Yang dimaksud dengan pelaksana pekerjaan adalah tim pelaksana komite SMP Islam Kampak yang
akan melaksanakan pekerjaan Perencanaan dan Pengawasan Gedung Sekolah sesuai gambar dan
RKS.

BAB 2
SYARAT- SYARAT ADMINISTRASI
E. PENANGGUHAN PEMBAYARAN
PEMBAYARAN akan ditangguhkan apabila:
1. Terdapat kesalahan dalam pelaksanaan, hasil kurang memuaskan, kerusakan-kerusakan yang
belum diperbaiki.
2. Belum memenuhi ketentuan administrasi.
3. Belum ada persetujuan dalam perhitungan claim lenaikan harga yang terjadi pada angsuran
tersebut apabila terjadi force majeure.
Bilamana hal- hal tersebut diatas sudah di selesaikan, makam pembayaran angsuran dapat
dilakukan.
F. KENAIKAN HARGA
1. Bahwa pada hakekatnya dalam batas berlakunya surat perjanjian kerja sama (SPKS) pekerjaan
yang di maksud dalam RKS inin segala kenaikan harga bahan dan upah kerja menjadi tanggung
jawab pelaksana dalam bentuk “ Claim “ tidak dibenarkan, kecali dalam keadaan “ force
majeure ”.
2. Yang di maksud dengan force majeure adalah suatu kejadian di luar kekeuasaan kontraktor
baik langsung maupun tidak langsung mempengaruhi jalannya pekerjaan yaitu antara lain:
akibat bencana alam ( misalnya banjir, topan badai, gempa bumi, gunung meletus, sambaran
petir), sabotase, dan kebijaksanaan moneter dari pemerintah. Dalam kaitannya dengan
kebijakan moneter, harus ada ketentuan pemerintah yang mengatur penyaesuaian harga
(ekshalasi).
3. Apabial terjadi force majeure seperti yang di maksud dengan ayat 2 pasal ini kontraktor dapat
mengajukan ganti rugi kepada peberi tugas setelah mendapat pengakuan dan keterangan
secara tertulis dari pihak yang berwenang.
4. Jika ada akibat tindakan dari pemerintah di bidang moneter harus menyesuaikan dengan
petunjuk pelaksanaan yang dikeluarkan oleh yang berwenang untuk mengikuti dan
menyesuainkannya.
G. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Jangka waktu pelaksanan pekerjaan yang dimaksud dalam RKS ini ditetapkan selama 105 (
Seratus Lima ) hari kalender, terhitung sejak dikeluarkannya surat Perintah kerjasama ( SPKS )
ditanda tangani.
2. Penyerahan pertama pekerjaan dapat dilakukan apabila telah memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
Pekerjaan secara fisik telah selesai 100% terpasang yang dinyatakan dalam berita acara
kemajuan pekerjaan.
H. JANGKA WAKTU PEMELIHARAAN
1. Masa pemeliharaan pekerjaan yang dimaksud dalam RKS ini ditetapkan minimal 180 ( Seratus
delapan puluh ) hari kalender, terhitung setelah tanggal penyerahan pertama.
2. Dalam masa pemeliharaan ini tim pelaksana tetap bertanggung jawab tehadap
penyempurnaan pekerjaan berdasarkan petunjuk dan pengarahan pemberi tugas.
I. SANGSI-SANGSI DAN DENDA
Jika berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi oleh pihak pertama, ternyata pihak kedua tidak
melaksanakan pekerjaan sesuai surat perjanjian kerjasama ( SPKS ) dan petunjuk teknis, maka
pihak kedua wajib mengembalikan uang, kepada pihak pertama.
J. RENCANA KERJA
Paling lambat 1 ( satu ) minggu setelah menerima surat perjanjian kerjasama (SPKS), pelaksana
harus sudah memasukan rencana kerja yang terdiri dari:
1. Rencana kerja terinci dan dibuat sesuai dengan jangka waktu pelaksanaan.
2. Bagan pengerahan tenaga dan pengadaan bahan-bahan dari alat-alat yang urutannya
disesuaikan dengan bagan rencana dan bagan pengadaan bahan-bahan yang urutan atau
disesuikan dengan bagan rencana kerja. Kelalaian dalam memasukan hal-hal tersebut diatas
berakibat penundaan waktu pelaksanan pekerjaan menjadi tanggung jawab pelaksana tidak
ada perpanjangan waktu itu.
3. Pelaksana sebelum melasksanakan pekerjaan harus membuat time schedule dengan curva s.
K. PENGUKURAN
Pelaksana sebelum memulai pengukuran harus memperhatikan ketentuan batas-batas yang telah
ditentukan oleh pemberi tugas. Pengambilan peil dan pengukuran harus atas persetujuan dari
pengelola pekerjaan dan ila ada hal-hal yang belum jelas atau terdapat permasalahan harus
segera disampaikan untuk segera ditetapkan. Kekeliruan dalam hal ini menjadi tanggung jawab
pelaksana. Hasil pengukuran ini dituangkan dalam suatu berita acara ynag ditanda tangani oleh
pelaksanan atau pemberi tugas.
L. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN
1. Pemberi tugas berhak mengistruksikan kepada pelaksana untuk mengadakan/ melengkapi/
menambah jumlah peralatan bila dirasa kurang memadai dalam usaha mencapai target
prestasi. Kelambatan pekerjaan yang diakibatkan oleh tidak adanya atau kekurangan peralatan
menjadi tanggung jawab pelaksana.
2. Semua biaya pengadaan dan pemeliharaan peralatan tersebut harus menjadi tanggung jawab
pelaksana dan dianggab sudah termasuk dalam harga.
M. TENAGA KERJA
1. Tim pelaksana harus mengadakan tenaga kerja yang cukup serta terampil untuk melaksankan
pekerjaan ini.
2. Tim pengawas berhak menginstruksi kepada tim pelaksana yang kurang memadai dengan
bobot pekerjaan yang dilaksanakan atau menolak atau minta ganti rugi pekerja yang tidak
terampil ahli dalam pekerjaan.
3. Pelaksana harus memenuhi peraturan perburuhan yang berlaku serta memberikan/
mengadakan fasilitas yang di perlukan pada pekerjaan selama masa pelaksanaan ini.
N. KEAMANAN DAN PERTOLONGAN PERTAMA
1. Pelaksana wajib mengadakan perlengkapan yang cukup untuk pertolongan pertama antara
lain, obat-obatan, pemadam kebakaran dan lain –lain yang mudah dicapai.
2. Tim pelaksana harus menjaga kertiban dan keamanan di dalam di lingkungan sekitar pekerjaan
dari hal-hal serta kejadian kejadian yang dapat merugikan.
O. GANTI RUGI
Pemberi tugas tidak bertanggung jawab atas ganti rugi atau gugatan-guagatan yang diajukan oleh
pekerja atau gugatan-gugatan yang diajukan oleh pekerja atau buruh supplier atau pihak ketiga
yang berhubungan dengan kecelakaan, kerusakan, kerugian lainya serta gugataan apapun yang
berhubungan denga pelaksanaan dan yang ada sangkut pautnya degan pelaksanaan pekerjaan ini,
semuanya menjadi tanggung jawab tim pelaksanaan.
P. LAPORAN KEGIATAN INI
Meskipun ada laporan mingguan, pelaksana diwajibkan dengan segera melaporkan secara tertulis
segala sesuatu hal yang luar biasa atau diluar dugaan yang terjadi di lapangan baik yang
mempengaruhi pekerjaan atau tidak, juga dilaporkan langkah-langkah apa yang telah diambil
dalam mengatasi hal tersebut.
Q. BERITA ACARA KEMAJUAN PEKERJAAN, PEMERIKSAAN PEKERJAAN DAN PENYERAHAN PEKERJAAN
1. Berita acara kemajuan pekerjaan
Berita acara kemajuan pekerjaan akan dibuat oleh pengawas bersama-sama pelaksana atas
prestasi yang dicapai dalam satu minggu dan berdasarkan laporan-laporan harian dan catatan
buku harian.
2. Berita acara pemeriksaan pekerjaan
Berita acara pemeriksaan pekerjaan akan dibuat oleh pengawas besama-sama pelaksana, dan
tim pengelola pembangunan pekerjaan atas dasar pemeriksaan langsung hasil pekerjaan yang
dinyatakan selesai denga prestasi 100%.
3. Berita acara penyerahan pekerjaan yang pertama
Berita acara penyerahan pekerjaan yang pertama dibuat oleh pelaksana pekerjaan dan
pemberi tugas atas berita acara kemajuan pekerjaan presatasi 100% dan berita acara
pemeriksaan pekerjaan setelah masa pemeliharaan selesai, dan dinyatakan tidak ada
perbaikan-perbaikan pekerjaan.
R. TAMU DAN PENGUNJUNG
Setiap tamu dan pengunjung yang masuk ke lapangan harus dicatat pada buku tamu.
S. PERLINDUNGAN TERHADAP PEKERJAAN
Pelaksanaan bertanggun jawab atas keamanaan seleuruh pekerjaan serta termasuk bahan –bahan
dari pekerjaan yang sudah terpasang dan dilindungi terhadap kerusakan, hilang, kotor, dan
sebagainya hingga kontrak selesai dan diterima oleh pemberi tugas .
T. FOTO-FOTO KEMAJUAN PEKERJAAN
Kotraktor wajib membuat foto-foto kemajuan pekerjaan dari 0% , 25%, 50%, 100% dan hal-hal
penting, yang dianggap perlu atau dikehendaki oleh pemberi tugas, sebagai foto dokumentasi.
Masing-masing foto dicetak berwarna dalam ukuran kartu pos dan ditambah foto tampak
keseluruhan gedung ukuran 10 R diserahkan lengkap dengan albumnya.
Pemotretan tiap objek diambil dalam tiga keadaan dan dijelaskan pada album, arah pemotretan,
dan bobot prestasi pekerjaan.
U. KETERTIBAN , KEAMANAN, DAN KEBERSIHAN
Pelaksana wajib mengatur pengunaan lapangan dalam hal berhubungan mengenai pekerjaan,
bahan dan keamanan serta kebersihan selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan, bahan dan
keamanan serta kebersihan selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan dengan
memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Mengatur penempatan gudang, kantor sementara serta fasilitasnya sedemikian rupa sehingga
tidak mengganggu pelaksanaan.
2. Mengatur penempatan bahan baik di gudang maupun di lapangan agar tidak rusak dan tidak
mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan atau membahayakan pekerja atau umum.
3. Menjaga keamanan lapangan serta pekerjaan terhadap hal-hal yang tidak di kehendaki.
4. Menjaga kebersihan lapangan dari tumpukan tanah atau bekas bongkaran atau sampah-
sampah lainnya.

V. KEWAJIBAN –KEWAJIBAN PEMBERI TUGAS DAN PELAKSANA


1. Pelaksanaan harus taat pada syarat-syarat ini dalam melaksanakan dan menyelesaikan
pekerjaan yang tertera pada gambar –gambar dan yang di uraikan dalam spesifikasi pekerjaan
dan di dalam lingkup syarat- syarat ini, hingga dalam segala hal pemberi tugas merasa puas.
2. Bagaimana pelaksanaan menemukan suatu ketidak sesuaian atau penyimpangan gambar-
gambar dan/atau spesifikasi- spesifikasi pekerjaan, ia harus segera member tugas secara
tertulis dengan menguraikan ketidak sesuaian atau penyimpangan itu.
3. Pemberi tugas dapat mengeluarkan perintah yang menghendaki pemberhentian kepada
tenaga yang tidak memenuhi syarat.
W. KEWAJIBAN MEMENUHI UNDANGAN- UNDANGAN, PEREUTARAN, PEMBERITAHUAN
PEMBERITAHUAN, UPAH, ONGKOS- ONGKOS, SERTA PERIJINAN
1. Pelaksanaan harus mentaati segala peraturan, undang- undang pemerintah republic
Indonesia yang menyangkut kontrak pekerjaan ini.
2. Pelaksanaan ini harus memenuhi dan memberikan segala keterangan yang dekehendaki
pemerintah dan mentaati pereturan- peraturan apapun yang dikeluarkan pemerintah
setempat atau penegak hukum yang mempunyai wewenang mengenai pekerjaan yang ada
atau akan ada hubungannya dengan mereka.
3. Pelaksana harus membayar dan membebasakan pemberi tugas dari tanggung jawab
membayar upah atau ongkos ( termasuk segala pungutan atau pajak ) yang resmi, menurut
undang- undang yang berlaku.
4. Pelaksana wajib nenaganggung segala perijinan yang diperlukan untuk poekerjaan ini dengan
instansi terkait bila di perlukan.
X. MATERIAL-MATERIAL DAN PERSYARATAN
1. Semua material yang di pakai pekerjaan ini di utamakan peroduksi dalam negeri.
2. Semua bahan- bahan , barang- barang, dan pembuatannya harus dari masing- masing jenis
dan standar (mutu) yang di sebut dalam rencana kerja dan syarat- syarat kerja ini.
3. Pelaksana menjamin member tugas bahwa semua bahan bangunan dan perlangkapan yang di
sediakan menurut kontrak ini seluruhnya dalam keadaan baru dan baik, dan semua
pekerjaan harus berkualitas baik, bebas dari cacat, kekurangan- kekurangan dan sesuai
dengan dokumen kontrak. Semua pekerjaan yang tidak sesuai dengan standar ini di anggap
tidak memenuhi syarat bila di minta oleh pemberi tugas kualitas bahan bangunan dan
perlengkapan yang di gunakan berupa hasil tes bahan dai laboratorium bahan konstruksi
teknis yang diakui.
4. Pemberi tugas dapat mengeluarkan instruksi agar pelaksana pembongkar pekerjaan apa saja
yang di tutup tetapi tidak memenuhi syarat teknis untuk di periksa, atau mengatur untuk
mengadakan pengujian bahan- bahan (baik yang udah maupun yang belum) atau jenis
pekerjaan yang sudah dilaksanakan , dan biaya untuk membuka, dan pengujian, bersama
dengan biaya perbaikannya harus sudah termasuk di dalam harga.
5. Pemberi tugas dapat member insrtuksi untuk menyingkirkan dari tempat pekerjaan, barang-
barang, bahan-bahan apa saja yang tidak sesuai.
Y. PERUBAHAN –PERUBAHAN/ PEKERJAAN
1. Pemberi tugas dapat mengeluarkan instruksi tertulis yang menghendaki perubahan
pekerjaan tambah dan pekerjaan yang keurang layak dan tidak mengubah nilai.
2. Yang dimaksud dengan perubahan pekerjaan tambah dan atau pekerjaan kurang adalah yang
terjadi karena pengubahan bahan atau pengatian atas rencana, kualitas atau kuantitas dari
pekerjaan yang tercantum dalam gambar-gambar kontrak dan terurai dalam spesifikasi, serta
penambahan, pembatalan atau pengatian macam standar setiap bahan barang yang
digunakan dalam pekerjaan dan dilaksanakan dengan perintah-peritah tertulis dari pemberi
tugas.
3. Sebelum membuat suatu perubahan dari gambar-gambar atau spesifikasi pekerjaan yang
diperlukan untuk penyesuaian yang telah disebut di atas pelaksana harus memberitahukan
pada pemberi tugas secara tertulisdengan menerangkan dan memberikan alas an
perubahan-perubahan tersebut dan pemberi tugas akan mengeluarkan petunjuk atau
instruksi.
4. Nilai dari perubahan pekerjaan yang dimaksud harus diikuti ketentuan-ketentuan sebagai
berikut:
a. Harga-harga dalam daftar rincian harga harus dipakai sebagai dasar dalam menentukan
harga satuan pekerjaan yang bersifat sama dan syarat-syarat yang dilaksanakan dengan
syarat-syarat serupa.
b. Harga-harga dalm daftar rincian harga dimana pekerjaan tidak serupa atau dikerjakan
dengan syarat-syarat yang serupa .
c. Harga satuan tidak tercantum dalam daftar rincian harga ditentukan bersama oleh
pelaksana dan pemberi tugas.
Z. PERATURAN DAN STANDAR
1. Tata cara pelaksanaan dan lain-lain petunjuk yang berhubungan debgan peraturan yang sah
berlaku di Republik Indonesia selama pelaksanaan kontrak ini harus betul-betul ditaati
kecuali dibatalkan oleh rencana kerja dan syarat-syarat.
2. Bila mana dalam rencana kerja dan syarat-syarat telah ditentukan patokan kualitas bahan-
bahan bangunan, maka ketentuan yang berasal dari standar-standar atau peratuarn tersebut
bersifat melengakapi sejauh tidak bertentangan.
AA . PENGUTAMAAN JASA DAN PRODUKSI DALAM NEGERI
Kecuali ditentukan lain dalam kontrak untuk pelaksanaan penyelesaian dan pemeliharaan
pekerjaan, pelaksana harus mengutamakan jasa produksi dalam negeri meskipun tetap harus
memperhatikan syarat-syarat mutu bahan dan jasa yang berdasarkan persetujuan pemberi
tugas.
AB. PEKERJAAN LAIN-LAIN
Pada waktu pekerjaan kepada pemberi tugas tim pelaksana harus menyerahkan:
Laporan akhir pelaksanaan yang berisi tentan laporan fisik, keuangan foto-foto dokumentasi
beserta hal-hal lain yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan seperti yang telah
tercantum dalam petunjuk teknis yang telah diberikan.

BAB III
SYARAT –SYARAT TEKNIS
A. URAIAN UMUM
1. Lingkup Pekerjaan yang dilaksanakan Rehabilitas Gedung SMP Islam Kampak adalah sebagai
berikut :
A. REHABILITASI RUANG KELAS 1
1. Bongkar genteng, kerpus, plafon usuk, reng
2. Pasang genteng, kerpus plafon, usuk dan reng
3. Perbaikan pintu jendela
3. Pasang keramik dinding warna ukuran 20/25.
4. Pasang instalasi listrik
5. Pengecatan seluruh
6. Pembersihan lokasi
B. REHABILITASI RUANG KELAS 2
1. Bongkar genteng, kerpus, plafon usuk, reng
2. Pasang genteng, kerpus plafon, usuk dan reng
3. Perbaikan pintu jendela
3. Pasang keramik dinding warna ukuran 20/25.
4. Pasang instalasi listrik
5. Pengecatan seluruh
6. Pembersihan lokasi
2. Pengelolaan pekerjaan
Pengelolaan pekerjaan yang dilakukan oleh pihak Tim Rehabilitasi Bangunan Gedung Negara,
meliputi antara lain mendatangkan semua bahan, pengerahan tenaga kerja, mengadakan alat
bantu dan sebagainya. Mekanisme pengadaanya langsung atau tidak langsung termasuk dalam
usaha penyelesaian dan penyerahan pekerjaan dalam keadaan sempurna dan lengkap, termasuk
pekerjaan yang tidak ditentukan dengan jelas dalam persyaratan teknis dan gambar, tetapi masih
dalam lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai dengan petunjuk Pelaksanaan dan
Pemimpin Kegiatan.
3. Lapangan pekerjaan, termasuk segala sesuatu yang berada di dalamnya diserhkan sebagai
tanggung jawab Tim Rehabilitasi Bangunan Gedung Negara.
4. Tim Rehabilitasi Bangunan Gedung Negara harus menyerahkan pekerjaan dengan sempurna dan
dalam keadaan selesai, termasuk pembersihan lokasi pekerjaan.
5. Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Tim Rehabilitasi Bangunan Gedung Negara secara
swakelola tidak boleh diborongkan kepada pihak ketiga (pemborong/rekanan) meliputi pekerjaan:
a. Pekerjaan Pelaksanaan
b. Pekerjaan Administrasi dan Pelaporan
c. Pekerjaan Perawatan, termasuk pembersihan lokasi sebelum penyerahan pekerjaan antara lain
pembersihan bahan-bahan bangunan yang tidak terpakai, sampah kerusakan-kerusakan atau
hal-hal yang merupakan akibat dari p[ekerjaan Tim Rehabilitasi Bangunan Gedung Negara.
d. Pekerjaan lain yang tercantum ataupun yang dimaksudkan dalam Juklak, gambar-gambar dan
spesifikasai teknis.
6. Ukuran-ukuran
a. Ukuran-ukuran telah ditetapkan seperti pada gambar.
b. Jika terdapat perbedaan antara ukuran yang terdapat di dalam gambar utama dengan ukuran
yang terdapat di dalam gambar detail, maka yang mengikat adalah ukuran yang berada di
dalam gambar detail.
c. Pengambilan dan pemakaian ukuran-ukuran yang keliru dan tidak sesuai dengan gambar
perencana baik dan sebelum dan selama pelaksanaan pekerjaan ini adalah menjadi tanggung
jawab Tim Rehabilitasi Bangunan Gedung Negara sepenuhnya.
d. Sebagai patokan/ukuran pokok ± 0.00 diambil lapangan.

B. SYARAT- SYARAT PELAKSANAAN TEKNIS BAHAN


1. Air
Untuk seluruh pelakasanaan pekerjaan dipakai air tawar bersih dan tidak mengandung minyak,
asam alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan – bahan lain yang merusak bangunan,
memenuhi syarat-syarat pelaksanaan yang ditentukan dalam SNI 03-6817-2002.
2. Pasir Urug
Pasir untuk pengurukan, peninggian, dan lain-lain tujuan, harus dan keras atau memenuhi syarat-
syarat pelaksanaan yang ditentukan dalam SNI 03-4141-1996. Butiran-butiran harus tajam dan
keras, tidak dapat dihancurkan dengan jari. Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5%. Butiran-
butirannya harus dapat melalui ayakan berlubang 3 mm persegi. Pasir laut tidak boleh digunakan.
3. Pasir Pasang
Pasir untuk adukan pasangan, adukan plesteran dan beton bitumen, harus memenuhi syarat-
syarat pelaksanaan yang ditentukan dalam SNI 03-4141-1996. Butiran-butiran harus tajam dan
keras, tidak dapat dihancurkan dengan jari. Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5%. Butiran-
butirannya harus dapat melalui ayakan berlubang 3 mm persegi. Pasir laut tidak boleh digunakan.
4. Portland Cement (PC)
a. Portland Cement (PC) yang digunakan harus PC sejenis (NI-8) dan masih dalam kantong utuh
atau baru serta memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam SNI 15-2049-1994.
b. Bila digunakan Portland Cement (PC) yang telah disimpan lama harus diadakan pengujian
terlebih dahulu oleh laboratorium yang berkompeten.
c. Dalam pengangkutan Portland Cement (PC) yang telah disimpan lama harus dijaga agar tidak
menjadi lembab, dan penempatannya harus ditempat yang kering.
d. Portland Cement (PC) yang sudah membatu (menjadi keras) tidak boleh dipakai.
5. Pasir Beton
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan terbebas dari bahan-bahan organik, lumpur dan
sebagainya. Kadar lulmpur tidak boleh melebihi 5%.
6. Koral Beton/Split
a. Digunakan koral yang bersih, bermutu baik, tidak berpori serta mempunyai gradasi kekerasan
sesuai dengan syarat-syarat pelaksanaan PBI-197.
b. Butiran-butiran split dapat melalui ayakan berlubang persegi 76 mm dan tertinggal di atas
ayakan berlubang 20 mm.
c. Koral/Split hitam mengkilap keabu-abuan.
7. Kayu
a. Pada umunnya kayu bersifat baik dan sehat dengan ketentuan, bahwa segala akibat dari
kekurangan-kekurangan yang berhubungan dengan pemakaian tidak akan merusak atau
mengurangi nilai konstruksi, memenuhi syarat- syarat pelaksanaan yang ditentukan dalam
PPKKI-1961.
b. Mutu kayu ada 2 (dua) macam yaitu mutu A dan mutu B.
c. Yang dimaksud mutu kayu A adalah memenuhi syarat-syarat pelaksanaan sebagai berikut :
• Harus kering udara (kadar lengas 5%)
• Besar mata kayu tidak melebihi 1/6 dari lebar balok dan juga tidak boleh lebih dari 3,5 cm.
• Balok tidak boleh mengandung lubang radial kayu yang lebih besar 1/10 dari tinggi balok.
• Retak dalam arah radial tidak boleh melebihi ¼ tebal kayu, dan retak-retak menurut
lingkaran tidak melebihi 1/5 tebal kayu.
• Miring arah serat (tangensial) tidak melebihi 1/7.
d. Yang dimaksud kayu mutu B, kayu yang tidak termasuk dalam mutu A, tetapi memenuhi
syarat-syarat Pelaksanaan sebagai berikut :
• Kadar lengas kayu 30%.
• Besar mata kayu tidak melebihi ¼ dari lebar balok dan juga tidak boleh lebih dari 5 cm.
• Balok tidak boleh mengandung lubang radial kayu yang lebih besar 1/10 dari tinggi balok.
• Retak dalam arah radial tidak boleh melebihi 1/3 tebal kayu, dan retak-retak menurut
lingkaran tidak melebihi ¼ tebal kayu.
• Miring arah, serat (tangensial) tidak melebihi 1/7.
8. Beton Non Struktural
a. Pekerjaan ini meliputi beton sloof, kolom praktis, beton ring balok untuk pekerjaan beton
bukan struktur, seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
b. Mutu campuran beton yang dicapai dalam pekerjaan non struktur/struktur pendukung
mengunakan campuran 1 Pc : 2 Psr : 3 Split, hingga setara dengan mutu beton K-225 dan harus
memenuhi persyaratan dalam SNI 03-2458-1991.
c. Campuran beton mengunakan perbandingan volume.
d. Untuk mencapai mutu beton setara K-175 menggunakan campuran 1 Pc : 3 Psr : 5 Split sampai
K-225 untuk pekerjaan ini pada umumnya dapat dipakai volume campuran 1 Pc : 2 Ps : 3 Split.
9. Besi Beton
a. Besi beton yang digunakan mutu U-24, dan seterusnya sesuai yang ditentukan, yang penting
harus ditanyakan oleh test laboratorium resmi dan sah.
b. Besi harus bersih dan tidak mengandung minyak/lemak, asam alkali dan bebas dari cacat
seperti serpi-serpi. Penampung besi harus bulat serta memenuhi persyaratan SNI 07-0663-
1995.
10. Batu Bata Merah
Persyaratan batu bata merah harus memenuhi persyaratan seperti tertera dalam NI-10 atau
dengan persyaratan-persyaratan sebagai berikut :
a. Bata merah harus satu pabrik, satu ukuran, satu warna, satu kualitas.
b. Ukuran yang digunakan :
• Panjang 24 cm, lebar 11,5 cm, tebal 5,2 cm, atau
• Panjang 24 cm, lebar 11,5 cm, tebal 5 cm.
c. Penyimpanan terbesar dari ukkuran seperti tersebut diatas adalah panjang maksimal 3%,
lebar maksimal 4 tebal maksimal 5% dengajn selisih maksimal ukuran antara bata terkecil.
d. Warna, satu sama lain harus sama, dan apabila dipatahkan warna penampang harus sama
merata kemerah-merahan.
e. Bentuk, bidang-bidang harus rata atau rusuk-rusuknya harus siku atau bersudut 90 derajat.
Bidangnya tidak boleh retak-retak.
f. Suara apabila dipukul oleh benda keras suaranya nyaring.
g. Pemasangan batu bata setiap maksimal 12 m2 = (3m x 4m) luas bidang harus diberi kolom
praktis.
C. PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN
Meliputi penggalian tanah untuk pondasi dan pekerjaan lainnya yang memerlukan penggalian
tanah, kemudian mengurug kembali galian disisi kanan dan kiri pondasi atau bagian lain dari
bangunan.
Pengurugan yang tebalnya lebih dari 20 cm harus dilaksanakan selapis demi selapis setiap 10 cm,
dan setiap lapisan harus dipadatkan menggunakan alat pemadat (mesin compactor) ataupaun
dikerjakan secara manual sehingga tidak terjadi penurunan tanah yang dapat mengakibatkan
kerusakan pada pondasi menggantung, ataupun kerusakan pada lantai bangunan.
D. PEKERJAAN PONDASI DAN LANTAI
1. Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik dan rapi.
b. Pengadaan dan pemasangan pondasi pelat pondasi beton-beton bertulang, sloof, rollag,
stek besi untuk kolom, dibawah pasangan dinding batu bata dan selasar.
c. Pengadaan besi beton dan merakit tulangan untuk sloof, pelat pondasi beton, kokoh dan
lain-lain komponen yang ditunjukkan pada gambar.
2. Syarat-syarat Bahan ( lihat syarat-syarat pelaksanaan teknis bahan )
3. Syarat-syarat pelaksanaan.
a. Beton
• Kualitas beton yang digunakan adalah dengan mutu beton K-225 dan harus memenuhi
ketentuan-ketentuan lain sesuai dengan Peraturan Beton Bertulang 1971 (PBI-1071) dan
SK.SNI. T-15.1991-03
• Pembuatan tulangan untuk batang-batang lurus atau dibengkokkan, (tiap ujung besi
diberi hak/tekukan) sambungan dan kait-kait dalam pembuatan sengkang-sengkang
harus sesuai dengan persyaratan yang tercantum pada PBI-1971 dan SK.SNI. T-15.1991-
03
• Pemasangan tulangan besi beton harusa sesuai dengan gambar konstruksi. Tulangan
besi beton harus diikat dengan kawat beton untuk menjamin besi tersebut tidak
berubah anyamannya selama pengecoran, dan tebal sellimut beton 2 cm.
• Pengecoran Beton
Cara pengadukan biasanya mengunakan mesin molen.
Sebelum pengecoran, cetakan harus bersih dari kotoran baik sampah bekas bekisting
maupun kotoran.
Ukuran-ukuran dan ketinggian, penulangan dan penempatan penahan jarak harusa
selalu diperiksa sebelum pengecoran dilaksanakan.
Pengecoran harus dilaksanakan sebaik mungkin dengan mengunakan alat penggetar
untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya cacat pada beton
seperti kropos yang dapat memperlemah konstruksi.
• Pekerjaan Bekisting
Bekisting harus dipasang sesuai bentuk dan ukuran-ukuran yang telah ditetapkan pada
gambar.
Bekisting harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan cukup kokoh
dan dijamin tidak berubah bentuk dan tetap pada kedudukannya selama pengecoran.
Bekisting harus rapat dan tidak bocor permukaannya, bebas dari kotoran seperti serbuk
gergaji, potongan-potongan kayu, tanah dan sebagainya, agar mudah dibongkar tanpa
merusak permukaan beton.
Pembukaan bekisting baru dilakukan setelah memenuhi syarat-syarat yang dicantumkan
dalam PBI-1971 dan SNI. T-15.1991-01, yaitu kurang lebih 21 hari.
4. Syarat-syarat Pengiriman dan penyimpanan
a. Bahan didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaaan utuh dan tidak cacat.
b. Bahan harus disimpan ditempat terlindung, kering, tidak lembab dan bersih sesuai
persyaratan yang ditentukan oleh pabrik.
c. Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai dengan
jenisnya.
d. Tim Rehabilitasi Bangunan Gedung Negara bertanggung jawab terhadap kerusakan selama
pengiriman dan penyimpanan, bila ada kerusakan Tim Rehabillitasi Bangunan Gedung
Negara wajib menganti atas biaya Tim Rehabillitasi Bangunan Gedung Negara.
5. Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan
a. Beton yang dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3×24 jam setelah
penngecoran.
b. Beton harus dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan-pekerjaan lain.
c. Bila terjadi kerusakan, Tim Rehabilitasi Bangunan Gedung Negara diwajibkan untuk
memperbaiki dengan tidak mengurangi kualitas pekerjaan.
d. Bagian-bagian beton setelah dicor selama dalam masa pengerasan harus selalu dibasahi
dengan air terus menerus selama 1 minggu atau lebih sesuai ketentuan dalam peraturan
beton bertulang, PBI-1971 dan SK.T-15.1991.03.
E. PEKERJAAN DINDING
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan dan alat bantu untuk :
• Pekerjaan pasangan pondasi batu
• Pekerjaan pasangan batu bata dinding bangunan dan dinding didalam ruangan.
• Pekerjaan pemasangan kolom dan ringbalk beton dan kolom beton praktis dan balok lantai.
• Plesteran dibagian luar dan dalam ruangan serta net, acian dan sekonengan diseluruh bagian
dinding ruangan/bangunan.
• Peralatan yang diperlukan termasuk alat bantu dan alat angkut yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan ini sesuai yang ditentukan.
• Sesuai dengan gambar yang telah disepakati untuk melaksanakan.
2. Persyaratan Bahan (lihat syarat-syarat pelaksanaan teknis bahan)
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a) Pasangan Bata
• Sebagian besar dinding dari batu bata merah, dengan menggunakan adukan campuran 1 Pc :
3 Kp : 10 Psr.
• Sebelulm digunakan batu bata merah harus direndam dalam bak air atau drum hingga basah
merata.
• Setelah batu bata merah terpasang dengan adukan, nat/siar-siar harus dikorek sedalam 1 cm
dan dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.
• Pasangan dinding bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih dahulu dan siar
telah dikorek serta dibersihkan dari aduk yang tersisa.
• Pemasangan dinding dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri maksimal 24 lapis atau
maksimal tinggi 1 m, diikuti cor kolom praktis.
• Bila dinding ½ bata yang luasnya lebih besar 9 m2 = (3 m x 3 m) maksimal 12 m2 = ( 3m x 4m
) harus ditambahkan kolom dan balok penguat ( kolom praktis ) dengan ukuran 15 x 15 cm
dengan tulangan pokok 4 – diameter 12 mm begel Ø 8 – 12 cm, jarak antara kolom 3 – 3,5 m.
• Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton (kolom)
harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 8 mm, jarak 40 cm, yang terlebih dulu
ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang terlebih dahulu ditanam
dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm.
• Pasangan batu bata merah untuk dinding ½ batu harus menghasilkan dinding finis setebal 15
cm dan untuk dinding 1 (satu) batu finis adalah 25 cm. pelaksanaan pasangan harus cermat,
rapid an benar-benar tegak lurus.
b) Pekerjaan Plesteran
• Bersihkan permukaan sampai benar-benar siap menerima adukan plesteran, singkirkan
semua hal yang dapat merusak atau menganggu pekerjaan.
• Pada permukaan dinding yang akan diplester, siar-siar sebelumnya harus dikerok sedalam 1
cm untuk membersihkan pegangan pada plesteran.
• Dinding disikat sampai bersih dan disiram air, barulah plesteran lapis pertama dapat
dikerjakan.
• Plesteran kedua berupa acian semen (PC).
• Tebal plesteran dinding tidak boleh kurang dari 1 cm atau lebih dari 2 cm, kecuali ditetapkan
lain.
• Pekerjaan plesteran akhir harus lurus, sama rata, datar, dan tegak lurus.
• Untuk bidang yang kedap air/pasangan dinding batu bata yang dekat dengan tanah (diatas
sloof), semua pasangan dinding batu bata diberi trasram dengan adukan 1 PC : 4 Ps dengan
ketinggian 40 cm dari permmukaan lantai.
• Jika hasil plesteran menunjukkan hasil yang tidak memuaskan, tidak rata, tidak tegak lurus,
bengkok, adanya pecahan atau retak, keropos, maka bagian tersebut harus dibongkar untuk
diperbaiki.
• Tim Rehabilitasi Bangunan Gedung Negara bertanggung jawab atas penentuan
prosedur/cara perbaikan dan hal-hal lain yang terjadi selama pelaksanaan, seperti plesteran
retak, rusak selama waktu pelaksanaan.
4. Syarat-syarat Pelaksanaan Pengiriman dan Penyimpanan Barang
Selain batu bata merah, pasir, batu kali dan krikil, bahan bangunan yang dikirim kelokasi (site),
terutama semen harus dalam keadaan tertutup atau dalam kantong yang masih disegel dan
berlabel pabrik, bertuliskan tipe dan tingkatnya, dalam keadaan tidak cacat. Bahan harus
diletakkan ditempat yang kering, berventilasi baik, terlindung, bersih. Tim Rehabilitasi Bangunan
Gedung Negara bertanggung jawab atas kerusakan bahan-bahan yang disimpan baik sebelum dan
selama pelaksanaan. Bila ada hal-hal yang tidak ada tempatnya, bahan rusak, Tim Rehabilitasi
Bangunan Gedung Negara harus mengganti dengan persetujuan Pimpro atau wakil yang ditunjuk.
5. Syartat-syarat Pelaksanaan Pengamanan Pekerjaan
Tim Rehabilitasi Bangunan Gedung Negara diwajibkan melindungi pekerjaan tersebut dari
kerusakan. Apabila terjadi kerusakan pada ruang/gedung tersebut, Tim Rehabilitasi Bangunan
Gedung Negara diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan.
F. PEKERJAAN KAYU DAN ATAP
Pekerjaan kusen pintu dan jendela menggunakan kayu bengkirai, ram pintu/jendela dari kayu
bengkirai kualitas baik ukuran rangka daun jendela menggunakan 3/8 cm dengan toleransi tebal 2
mm. Semua pekerjaan yang kelihatan harus diketam halus untuk ram dan pintu ukuran 3,5/12
dan 3,5/30 dengan toleransi 2 mm.
Pekerjaan atap meliputi pembuatan dan pemasangan kuda-kuda beton, nok, gording, usuk dan
reng, balok tembok (murplat) dan plisir (listplank), serta pemasangan penutup atap (genteng/seng
gelombang/atap lainnya). Untuk nok, gording, murplat menggunakan kayu bengkirai ukuran 8/12
cm, usuk menggunakan kayu bengkirai ukuran 5/7cm, reng menggunakan kayu bengkirai ukuran
2/3 cm.
Oleh karena lebar ruangan 7 atau 8 m sedangkan kayu yang ada di pasaran pada umumnya
ukuran 4m, maka diperlukan sambungan pada rangka kuda-kuda, balok bubungan/nok, maupun
gording. Untuk penyambungan rangka kuda-kuda kayu, yang harus diperhatikan adalah arah gaya
yang terjadi pada masing- masing batang pada rangka tersebut. Gaya yang terjadi berupa gaya
tekan dan gaya tarik. Pada batang yang mengalami gaya tekan dapat dibuat sambungan lubang
dan pen. Apabila batang menerima gaya tarik, sambungan dapat berbentuk miring berkait atau
menggunakan alat penyambung baut. Untuk perkuatan pada sambungan kayu disarankan
dipasang plat besi (beugel) dan baut.
Ukuran kayu yang digunakan untuk nok, gording, murplat umumnya 8/12 cm atau disesuaikan
dengan kebutuhan. Untuk usuk umumnya digunakan kayu ukuran 5/7 cm dan reng dapat
digunakan kayu ukuran 2/3 cm. Pemasangan usuk dan reng hendaknya dipasang pada jarak sesuai
kebutuhan. Masing-masing jenis penutup atap memiliki ukuran yang berbeda sehingga
penggunaan kayu, baik untuk kuda-kuda, nok, dan gording serta jarak usuk dan reng harus
menyesuaikan.
Apabila menggunakan penutup atap standar pabrik/pabrikan, disarankan untuk memeriksa
ketentuan pemasangan usuk dan reng yang tertera pada brosur.
Beberapa catatan penting dalam urutan pelaksanaan pekerjaan atap antara lain:
a. Perakitan kuda-kuda harus sudah selesai pada saat balok ring selesai dicor.
b. Pemasangan rangka atap dilakukan setelah beton balok ring mengering.
c. Pekerjaan pemasangan atap ini dilakukan secara berurutan yang dimulai dari pemasangan
kuda-kuda, gording, usuk dan yang terakhir adalah reng. Untuk jenis atap seng atau metal
sheet yang lain tidak menggunakan usuk dan reng.
d. Pemasangan penutup atap dapat dilakukan secara bertahap setelah reng terpasang (untuk
penutup atap genteng)
G. PEKERJAAN PENUTUP ATAP
a. Atap dari genteng glasur semerek dan seukuran.
b. Kerpus dipasang dengan kualitas dan merk yang sama, dengan perekat 1PC:3PS dan diaci PC.
c. Jarak reng disesuaikan dengan ukuran gentengnya dan usuk dilaksanakan sesuai gambar,
ukuran reng 2/3 cm.
d. Sebelum dipasang genteng, pekerjaan kap harus lengkap dan kuat benar terlebih dahulu.
e. Dalam pelaksanaannya wajib menyediakan genteng serep sebanyak 1 % dari jumlah genteng
yang terpasang.
H. PEKERJAAN PLAFOND
1. Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan tenaga kerja, penyediaan bahan/material,
peralatan serta alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanan pekerjaan ini sehingga
pekerjaan langit-langit dapat dilaksanakan dengan hasil yang baik dan sempurna.
b. Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah seluruh ruangan.
c. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pemasangan plafon dengan seluruh detail seperti yang
disebutkan/disyaratkan dalam dokumen gambar.
d. Cara pengerjaan, bentuk, volume serta detail ukuran lainnya sesuai yang tercantum dalam
gambar dan RAB.
e. Kecuali ditentukan lain, dalam spesifikasi ini maka semua pekerjaan maupun tambahan-
tambahan bahan yang berhubungan dengan pekerjaan ini adalah menjadi tanggung jawab
Tim Rehabilitasi Bangunan Gedung Negara.
2. Persyaratan Bahan
a. Bahan yang digunakan adalah lembaran asbes plat. Bahan-bahan yang digunakan harus
benar-benar halus, bebas dari cacat kayu yang ada seperti sobek serat, lubang bekas paku,
dll.
b. Ukuran asbes plat yang digunakan adalah modul 100 x 100 cm.
c. Spesifikasi bahan lain yang digunakan seperti tercantum dalam syarat-syarat teknis bahan
tentang kayu.
d. Bahan rangka pemggantung, dari kayu kelas II mutu A (setempat) kering, lurus, tidak cacat,
bersih dari retakan dan lubang.
e. Rangka langit-langit yang digunakan adalah kayu 5/7 untuk balok pembagi dan balok induk
sebagai balok utama adalah 6/12.
3. Syarat-syarat pelaksanaan
1. Sebelum dilaksanakannya pemasangan langit-langit ini, semua pekerjaan lain yang terletak
di atas langit-langit harus sudah terpasang secara sempurna.
2. Sebelum pekerjaan pemasangan langit-langit dimulai, diwajibkan mengadakan
pengecekan/pemeriksaan kembali terhadap pekerjaan yang erat hubungannya dengan
pekerjaan langit-langit ini antara lain instalasi kabel listrik penerangan dan daya,
pemasangan atap, dll, diwajibkan adanya kerja sama (koordinasi) yang baik antara semua
unsur Pelaksanaan Lapangan.
3. Tepi, sudut tiap potongan asbes plat setelah pemotongan adalah harus rapi dan mulus.
4. Jarak antara tiap panel plafon adalah 0,5 cm (nat)
5. Sisi bawah dari tiap rangka langit-langit tersebut harus halus (diserut), agar pemasangan
asbes plat menjadi rata.
6. Rangka langit-langit yang digunakan adalah kayu 5/7 kayu kruing untuk balok pembagi dan
balok induk sebagai balok utama adalah 6/12, dan rangka ini dicat dengan meni kayu
sebanyak 2x laburan.

I. PEKERJAAN LANTAI DAN PELAPIS DINDING


1. Pekerjaan dibawah Lantai
a. Lingkup Pekerjaan
• Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga, bahan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan
pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang baik.
• Pekerjaan bawah lantai ini meliputi seluruh detail yang disebutkan /ditunjukkan dalam
gambar sebagai dasar dari lantai finishing keramik.
b. Persyaratan Bahan
• Bahan-bahan yang dipakai, harus sesuai dengan persyarata bahan.
• Bahan lain yang tidak terdapat pada daftar di atas akan tetapi dibutuhkan untuk
menyelesaikan/penggantian dalam pekerjaan ini harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
• Tanah yang akan dijadikan dasar lantai harus dipadatkan sehingga terdapat permukaan
yang rata untuk memperoleh daya dukung tanah yang maksimal, dengan menggunakan
alat timbris.
• Pasir urug dibawah lantai diisyaratkan harus keras, bersih dan bebas alkali, asam maupun
bahan organik lainnya
• Tebal yang diisyaratkan 10 cm atau setebal sesuai dengan gambar dan disiram dengan air
kemudian ditimbris untuk memperoleh kepadatan yang maksimal.
d. Syarat-syarat Penerimaan dan Penyimpanan Barang
• Bahan yang didatangkan ke tempat pekerjaan harus berkualitas baik dan tidak cacat dan
bersih
• Beberapa bahan tertentu masih dalam kantong/kemasan aslinya yang masih disegel dan
berlabel pabrik.
• Bahan harus disimpan di tempat yang harus terlindung dan tertutup kering, tidak lembab
dan bersih, sesuai persyaratan yang telah ditentukan.
e. Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan
• Selama 7 hari setelah pekerjaan dilaksanakan, tempat pelaksanaan Pekerjaan harus
dilindungi dari dari lalu lintas orang dan barang.
• Tim rehabilitasi Bangunan Gedung Negara diwajibkan melindungi pekerjaan tersebut dari
kerusakan yang diakibatkan oleh pekerjaan yang lain.
• Bila terjadi kerusakan, Tim Rehabilitasi Bangunan Gedung Negara diwajibkan untuk
memperbaikinnya dengan tidak mengurangi kualitas pekerjaan.
2. Lantai, dinding keramik
a. Lingkup Pekerjaan
• Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga, bahan-bahan dan peralatan yang dibutuhkan
untuk terlaksanannya pekerjaan ini, serta mecapai hasil yang baik.
• Pekerjaan keramik pada lantai ukuran 30/30, lantai KM/WC ukuran 20/20 dan dinding
menggunakan keramik 20/25 merk sekualitas “mulia” KW 1.
• Pelaksanaa pekerjaan harus mengacu pada gambar dan detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam daftar finishing bahan.
b. Persyaratan Bahan
• Lantai keramik yang digunakan sesuai dengan persyaratan bahan.
• Semen Portland, pasir dan air sesuai dengan persyaratan bahan.
• Bahan lain yang tidak terdapat dalam daftar diatas akan tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus diadakan baru dan
berkualitas terbaik dalam jenisnya.
c. Syarat-syarat pelaksanaan
• Keputusan bahan, jenis warna, tekstur dan produk akan diambil dalam musyawarah Tim
Rehabilitasi Bangunan Gedung Negara. Spesifikasi teknis bahan harus tetap sesuai dengan
persyaratan diatas.
• Alas dari lantai keramik adalah lantai beton tumbuk dengan ketebalan 4 cm sesuai dengan
gambar.
• Adukan pengikat dengan campuran 1 PC : 3 Psr ditambah bahan perekat, atau dapat
digunakan acian PC ditambah bahan perekat.
• Bidang lantai keramik yang terpasang harus benar-benar rata, jika dianggap perlu dengan
memperhatikan kemiringan lantai untuk memudahkan pengaliran air.
• Lebar siar-siar harus sama dan kedalaman maksimum 3mn membentuk garis lurus atau
sesuai dengan gambar, siar-siar diisi dengan bahan pengisi dengan bahan pengisi
berwarna/grout semen.
• Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus sehingga hasil potongan
presisi dan tidak retak-retak.
• Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda yang melekat,
sehingga benar-benar bersih.
d. Syarat-syarat Pengiriman dan Penerimaan Barang
• Selain pasir, semen yang dikirim ke lokasi pelaksanaan harus dalam keadaan tertutup,
atau kantong masih disegel dan berlabel dari pabrik, bertuliskan type dan tingkatannya
serta dalam keadaan utuh dan tidak cacat.
• Bahan-bahan diletakkan di tempat yang kering, berventilasi baik, terlindung dan bersih.
• Tim Rehabilitasi Bnagunan Gedung Negara bertanggung jawab atas kerusakan bahan-
bahan yang disimpan baik sebelum maupun selama pelaksanaan pekerjaan.
• Bila ada hal-hal yang tidak ada tempatnya, bahan rusak atau hilang, Tim Rehabilitasi
Bangunan Gedung Negara harus menggantinya.
e. Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan
• Bahan keramik yang telah terpasang dihindarkan dari injakan selama 3 x 24 jam setelah
pemasangan.
• Bila terjadi kerusakan, Tim Rehabilitasi Bangunan Gedung Negara diwajibkan untuk
memperbaikinnya dengan tidak mengurangi kualitas pekerjaan.
J. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
1. Lingkup Pekerjaan Listrik
a. Pekerjaan yang termasuk pekerjaan instalasi ini merupakan pekerjaanseluruh sistem listrik
secara lengkap, sehingga instalasi ini dapat bekerja dengan sempurna dan aman.
b. Pekerjaan tersebut harus dapat menjamin bahwa pada saat penyerahan pertama, instalasi
pekerjaan tersebut sudah dapat dipergunakan.
c. Tim Rehabilitasi Bangunan Gedung Negara dengan dibantu oleh kepala Pelaksanaan harus
mengurus penyambungan daya listrik ke PLN termasuk pengurusan administrasinya, semua
biaya resmi akan dibayar oleh Tim Rehabilitasi Bangunan Gedung Negara.
2. Kabel Daya
a. Instalasi dan Pemasangan Kabel
Semua kabel yang akan dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi peraturan SII
dan PLN. Semua kabel harus baru dan harus jelas ukurannya, jenis kabel, nomor dan jenis
pintalannya. Semua kabel dengan penampang 2 mm keatas harus jenis pilin (stranded)
dan instalasi tidak boleh memakai kabel dengan penampang lebih kecil dari 2,5 mm².
Kecuali dipersyaratkan lain, konduktor yang dipakai adalah dari tipe
• Untuk insyalasi penerangan adalah NYA/NYM dengan conduit pipa PVC.
• Untuk kabel distribusi digunakan NYA dan penerangan taman dengan menggunakan kabel
NYFGBY.
Semua kabel NYA ditanam di dalam perkerasan (tembok, jalan, beton,dll) harus berada di
dalam conduit PVC kelas AW yang disesuaikan dengan ukurannya, dan harus diklem.
b. Splice/Pencabangan
1. Tidak diperkenankan adanya “splice” pencabangan ataupun sambungan- sambungan
baik dalam feader maupun cabang-cabang, kecuali pada cutlet atau pada kotak-kotak
penghubung yang bisa dipakai.
2. Semua sambungan kabel baik dalam juntion box, panel maupun tempat lainnya harus
menggunakan connector yang terbuat dari tembaga yang diisolasi dengan porselen atau
bakelit ataupun PVC, yang diameternya disesuaikan dengan diameter kabel.
c. Bahan Isolasi
Semua bahan isolasi untuk pencabangan, connection, dll seperti karet, PVC asbes, tape
sintetis, resin, splice case, composit dll, harus dari tupe yang disetujui, untuk penggunaan,
lokasi voltage dan lainnya harus dipasang memakai cara yang disetujui oleh pabrik atau
menurut anjuran yang ada.
d. Penyambungan kabel
• Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak penyambungan yang
sudah ditentukan (misal Junction box).
• Kabel-kabel disambung sesuai dengan warna atau nama masing-masing, serta sebelum
dan sesudah penyambungan harus dilakukan pengetesan tahanan isolasi.
• Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan pipa PVC/protolen yang
khusus untuk listrik.
3. Penerangan dan Stop Kontak
a. Lampu dan Armatur
• Semua armatur lampu yang terbuat dari metal harus mempunyai terminal petanahan
(Grounding)
• Semua tempat ballast, kapasitor, dudukan sterter dan termnal box baru cukup besar dan
dibuat sedemikian rupa sehingga panas yang ditimbulkan tidak mengganggu
kelangsungan kerja dan unsur teknis komponen lampu itu sendiri.
• Ventilasi didalam box harus dibuat dengan sempurna. Kabel dalam box harus diberikan
saluran klem sendiri-sendiri, sehingga tidak menempel pada ballast atau kapasitor.
• Box terbuat dari plat baja tebal minimum 0,7 mm, dicat dasar tahan karat. Kemudian
dicat oven warna putih.
• Ballast harus dari jenis “low loss ballast” dan harus dapat dipergunakan single lampu
ballast (satu lampu flourentscent).
b. Stop Kontak Biasa
Stop Kontak biasa yang dipakai untuk pemasangan di dinding adalah stop kontak satu
phasa, rating 250 volt, 13 ampere.
c. Saklar Dinding
Saklar harus dari type untuk pemasangan rata dinding, type in bouw dengan rating 250 volt,
10 ampere, single gang, double gang.
d. Junction Box untuk Saklar dan Stop Kontak
• Junction box harus dari bahan metal dengan kedalaman tidak kurang dari 35mm.
• Kotak dari metal harus memiliki terminal petanahan (Grounding).
• Saklar atau stop kontak menggunakan baut atau ditanamkan dalam dinding.
e. Kabel instalasi
• Kabel untuk instalasi penerangan dari instalasi stop kontak harus dari kabel inti tembaga
dengan isolasi PVC, satu inti atau lebih (jenis NYM).
• Kabel harus mempunyai penampang 2,5 mm².
• Kode warna insulasi kabel harus sesuai ketentuan PUIL yaitu:
– Fasa 1 = Merah
– Fasa 2 = Kuning
– Fasa 3 = Hitam
– Netral = Biru
– Tanah (Ground) = Hijau-Kuning
f. Pipa Instalasi Pelindung Kabel
• Pipa instalasi pelindung kabel feeder yang dipakai adalah PVC klas AW atau kelas GIP.
• Pipa, Elbow, Socket, Junction box, Klem dan aksesoris lainnya harus sesuai antara satu
dengan yang lainnya, yaitu diameter minimal ¾ inchi.
• Pipa flexible harus dipasang untuk melindungi kabel antara kotak sambung (Junction Box)
dan armatur lampu.
g. Pengujian (Testing)
Pengujian (testing) dilakukan dan diisyaratkan oleh lembaga yang berwenang. Pengujian
tersebut meliputi:
• Test keamanan isolasi.
• Test kekuatan tegangan impuls.
• Test kenaikan temperatur.
• Tes kontinuitas.
K. PEKERJAAN PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
a. Tiap daun pintu yang ditentukan dalam gambar dipasang 3 buah engsel “H” kualitas baik
ukuran 140 mm.
b. Daun pintu yang ditentukan dalam gambar dipasang slot tanam sekualitas SES asli, besar dua
kali putar.
c. Daun pintu yang ditentukan dalam gambar dipasang grendel 1 inchi.
L. PEKERJAAN CAT
a. Cat meni sekualitas merk JAGO dipergunakan untuk begel, baut, dan semua besi yang
kelihatan.
b. Cat meni sekualitas merk JAGO dipergunakan untuk kusen pintu/jendela, plepet, pyan bidang
sambungan dan semua kayu yang akan dicat.
c. Cat kayu sekualitas merk EMCO
d. Cat dinding sekualitas merk Decolith.
e. Proses cat: Untuk kayu meni satu kali, dempul, cat dasar, satu luar diplamir pakai plamir sesuai
merk catnya, dengan pengecatan sebanyak 2 kali atau lebih hingga rata dan baik.
f. Proses pengecatan dilaksanakan setelah tembok kering.

Anda mungkin juga menyukai