Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1, April 2017 18
Abstrak: Indonesia saat ini mengalami masalah gizi ganda pada anak sekolah dasar. Di tunjukkan
dengan tingginya masalah underweight dan obesitas. Selain masalah gizi, masalah keamanan pangan
jajanan juga merupakan ancaman bagi para anak sekolah. Revitalisasi pemberian makanan tambahan
anak sekolah berbasis kearifan lokal diperlukan untuk mengatasi masalah gizi yang terjadi pada anak
sekolah, tidak hanya di tujukan bagi daerah miskin tetapi juga perlu di lakukan diseluruh sekolah dasar
sehingga status gizi dan kesehatan anak dapat terjamin. Intergrasi pendidikan gizi berbasis kearifan
lokal dapat dijadikan dalah satu alternative dalam upaya meningkatkan pengetahuan anak mengenai
gizi dan kesehatan. Melalui pendidikan formal di sekolah dalam bentuk pembelajaran di kelas maupun
ekstrakurikuler, dengan materi pembelajaran yang disesuaikan dengan kearifan lokal setempat
sehingga dapat merubah perilaku makan yang lebih positif dan berdampak pada perbaikan status gizi
anak sekolah. Sebagai upaya peningkatan status kesehatan anak sekolah, dapat di lakukan dengan
meningkatkan kebugaran anak sekolah melalui olahraga permainan tradisional, yang telah terbukti
dapat meningkatkan kebugaran dan memperbaiki status gizi anak. Revitalisasi pemberian makanan
tambahan dan integrasi pendidikan gizi berbasis kearifan lokal diharapkan dapat memberikan
kontribusi terhadap perbaikan status gizi dan kesehatan anak sekolah serta dapat berkontribusi dalam
pelestarian budaya Indonesia.
kekurangan zat gizi, tetapi di sisi lain makan yang diterapkan oleh orang tua,
masalah kelebihan zat gizi sudah dan faktor lingkungan. Dalam hal ini
banyak terjadi. peran teman sebaya (peer group) juga
Berdasarkan UNICEF sangat mempengaruhi kebiasaan
conceptual framework (1990), masalah makan anak usia sekolah. Hurlock
gizi yang terjadi pada anak usia (1996) mengemukakan bahwa anak
sekolah dasar dapat di sebabkan oleh sekolah dasar merupakan usia
faktor langsung, faktor tidak langsung berkelompok, dimana perhatian utama
dan akar masalah. Faktor penyebab anak tertuju pada keinginan diterima
langsung yaitu konsumsi dan status oleh teman-teman sebaya anggota
infeksi. Faktor tidak langsung yaitu kelompok. Faktor lingkungan lain
ketersediaan makanan di tingkat yang berpengaruh terhadap kebiasaan
rumah tangga, pola asuh dan makan anak adalah ketersediaan jenis
pelayanan kesehatan dan kesehatan makanan yang ada di sekitarnya. Anak
lingkungan. Serta akar masalahnya sekolah umumnya setiap hari
yaitu politik, kemiskinan dan menghabiskan waktunya sekitar 6-7
pendidikan. Melihat prevalensi jam di sekolah, praktis waktu makan
kegemukan yang lebih tinggi selingan pagi dan makan siang
dibandingkan dengan prevalensi kurus berlangsung di sekolah. Untuk
berdasarkan data Riskesdas (2013), hal memenuhinya anak mengakses makan
ini mengindikasikan bahwa sebetulnya dari lingkungan di sekitar sekolah,
konsumsi anak usia sekolah dasar di baik itu yang disediakan di kantin
Indonesia sudah melebihi dari angka maupun yang dijual oleh para
kecukupan gizi yang dianjurkan. Gill pedagang kaki lima. Dari penelitian
(2015) mengemukakan bahwa obesitas yang ada, permasalahan gizi dan
atau kegemukan merupakan hasil dari kesehatan anak sekolah saat ini
tidak seimbangnya asupan energi yang meningkat dibanding sebelumnya. 90
berasal dari makanan dan minuman % anak, biasa jajan di sekolah, 56,8%
dengan energi yang dikeluarkan untuk menderita anemia, dan 40% tidak
proses metabolisme dan aktifitas fisik. terbiasa sarapan (Firmansyah,2003).
Anak usia sekolah dasar merupakan Fenomena yang terjadi saat ini adalah
konsumen aktif, dimana mereka sudah semakin merebaknya restoran-restoran
dapat memilih serta memutuskan jenis siap saji yang menyuguhkan hidangan
makanan yang akan di konsumsi. tidak memenuhi kriteria gizi sehat
Kebiasaan makan anak akan seimbang. Makanan tinggi kalori,
berpengaruh terhadap konsumsi dan tinggi lemak, bahan tambahan pangan
akhirnya dapat mempengaruhi status serta tinggi gula, sehingga apabila di
gizinya. konsumsi secara terus menerus dapat
Kebiasaan makan anak sekolah menjadi faktor resiko terjadinya
dasar sangat dipengaruhi oleh berbagai berbagai gangguan kesehatan. Kebiasaan
faktor, diantaranya yaitu kebiasaan makan yang kurang baik ini
Media Pendidikan, Gizi dan Kuliner. Vol. 6, No. 1, April 2017 20
terbuat dari tepung, pisang dan sirup. pengalaman rasa sehingga anak
Penggunaan tepung dapat di tersebut terbiasa untuk mengkonsumsi
modifikasi dengan menggunakan berbagai jenis makanan tradisional dan
umbi-umbian yang dihaluskan. Jenis mengingat nya sampai dia tumbuh
kudapan lainnya adalah Asinan bogor, dewasa dan dapat menceritakan
jenis kudapan ini sangat tinggi serat kembali kepada generasi berikutnya.
karena terbuat dari berbagai macam Dengan demikian, dapat turut
sayuran dan buah-buahan. Davis et al melestarikan makanan tradisional
(2009) mengemukakan bahwa Indonesia dari kepunahan.
peningkatan asupan serat dalam sehari
dapat menurunkan lemak visceral pada Integrasi Pendidikan Gizi Berbasis
jaringan adipose. Hal ini Kearifan Lokal
mengindikasikan bahwa serat dapat Pemecahan masalah gizi anak
membantu dalam menurunkan sekolah tidak dapat diselesaikan
prevalensi obesitas dengan hanya memberikan makanan
Pemberian makanan tambahan tambahan dalam rangka perbaikan
anak sekolah ke depannya tidak harus status gizi anak, tetapi di perlukan
di berikan kepada sekolah yang berada usaha lain yang dapat menyelesaikan
di daerah miskin. tetapi program ini permasalah yang disebabkan oleh
dapat dilakukan di seluruh sekolah, faktor penyebab tidak langsung seperti
mengingat banyaknya kasus pola konsumsi maupun penyebab yang
foodborne deases yang terjadi pada berasal dari akar masalah seperti
anak sekolah. Penyediaan makanan permasalahan pengetahuan gizi. Salah
tambahan pada waktu jam istirahat di satu faktor yang mempengaruhi pola
sekolah konsumsi seseorang adalah
diharapkan mampu mengurangi pengetahuan gizi yang dimiliki oleh
kebiasaan jajan tidak sehat pada anak seseorang. Jorge et al (2008)
sekolah. Selain itu makanan mengemukakan bahwa peningkatan
tradisional yang diberikan kepada para asupan sereal sebagai upaya
anak sekolah dasar sebagai makanan menurunkan berat badan pada anak
tambahan di sekolah, diharapkan dapat usia sekolah, lebih efektif di barengi
memberikan kontribusi terhadap dengan penyampaian pendidikan gizi.
perbaikan status gizi anak sekolah. Untuk meningkatkan pengetahuan gizi
Jenis makanan tradisional yang di anak sekolah dasar, dapat dilakukan
berikan pada anak-anak diharapkan dengan memberikan pendidikan gizi
dapat memberikan pengetahuan dalam bentuk formal di sekolah.
kepada anak tentang beragamnya Bentuk kegiatan pendidikan gizi dapat
makanan tradisional Indonesia. Selain dilakukan di kelas maupun di luar
itu dengan memberikan makanan kelas dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler
tradisional sebagai makanan yang diikuti oleh seluruh anak. Contento
(2011)
tradisional pada anak sekolah dasar di
harapkan mampu memberikan
Media Pendidikan, Gizi dan Kuliner. Vol. 6, No. 1, April 2017 28