469-Article Text-792-1-10-20190504
469-Article Text-792-1-10-20190504
JurnalIlmiah
IlmiahPermas:
Permas:Jurnal
JurnalIlmiah
IlmiahSTIKES
STIKESKendal
KendalVolume
Volume99No
No2,2,Hal
Hal141 - 148, April
141-148, April 2019
2019 ISSN 2089-0834 (Cetak)
Sekolah
SekolahTinggi
TinggiIlmu
IlmuKesehatan
KesehatanKendal
Kendal ISSN 2549-8134 (Online)
ABSTRAK
Penyebab kesakitan dan kematian terbesar sejak 2010 adalah penyakit tidak menular (PTM). Penyakit
tidak menular di Indonesia di prediksikan akan mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun
2030. Angka kesakitan dan kematian serta permintaan pelayanan kesehatan (pengobatan) diperkirakan
akan terus meningkat. Hal ini didorong oleh perubahan pola hidup masyarakat yang cenderung kurang
aktif secara fisik, konsumsi buah dan sayur yang rendah, dan kurangnya kepedulian dalam
memeriksakan atau mendeteksi dini penyakit. Pada tahun 2016-2017 Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia memfokuskan 3 kegiatan program gerakan masyarakat hidup sehat yaitu melakukan
aktifitas fisik, mengkonsumsi buah dan sayur dan memeriksakan kesehatan secara rutin. Penelitian ini
menggunakan kuantitatif dengan desain deskriptif analitik metode survey deskriptif kuantitatif dengan
teknik pengambilan sampel secara random sampling. Hasil melakukan aktifitas fisik dilakukan
responden sebanyak 315 responden (95,5%), mengkonsumsi buah dan sayur dilakukan responden
sebanyak 189 responden (57,3%), memeriksakan kesehatan secara rutin dilakukan responden
sebanyak 48 responden (14,5%) dan pelaksanaan kegiatan program gerakan masyarakat hidup sehat di
Kelurahan Karangsari kurang baik yaitu 297 responden ( 90%) tidak melaksanankan tiga indikator
germas. Diharapkan masyarakat Kelurahan Karangsari menerapkan gerakan masyarakat hidup sehat
yang meliputi 3 indikator yaitu melakukan aktifitas fisik, mengkonsumsi buah dan sayur, dan
memeriksakan kesehatan secara rutin, sehingga terhindar dari masalah kesehatan penyakit tidak
menular.
ABSTRACT
The greatest cause of illness and death since 2010 is non-communicable disease (NCD). Non-
communicable diseases in Indonesia are predicted to increase significantly in 2030. Illness and
Mortality rates and demand for health services (treatment) are expected to continue to rise. This is
driven by changes in people's lifestyles that are less physically active, low fruit and vegetable
consumption, and lack of awareness in early detection or detection of disease. In 2016-2017 the
Ministry of Health of the Indonesia Republic focuses 3 activities of healthy living community
movement program that is doing physical activity, consuming fruits and vegetables and checking
health regularly. This research uses quantitative descriptive analytic design with descriptive
quantitative survey method with random sampling technique. Result physical activity conducted by
respondent as much as 315 respondents (95,5%), consuming fruit and vegetables by respondents as
much as 189 respondents (57,3%), checking health routinely done by respondent counted 48
responden (14,5%) and implementation activities of the community healthy living movement program
in Karangsari sub district is not good,there are 297 respondents (90%) did not carry out three
GERMAS indicators. It is expected that the people of Kelurahan Karangsari apply healthy living
community movement which includes 3 indicators that is doing physical activity, consuming fruits and
vegetables, and checking health regularly, so that will avoid the health problems of non-
communicable diseases.
141
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 9 No 2, Hal 141 - 148, April 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
Tabel 1
Karakteristik responden berdasarkan usia, jumlah anggota keluarga, pendapatan kepala keluarga
(n=330)
Variabel Mean SD Med Min Max CI 95 %
Usia (tahun) 45,24 10,371 45,00 23 66 44,21- 46,26
Jumlah anggota 3 3 1,225 1 6 2,84–3,08
keluarga
Pendapatan 1.814.51 1.243.491 1.500.000 300.000 9.000.000 1.684.493 –
5 1.944.160
Sebagian besar responden berdasarkan jumlah anggota keluarga rata-rata 3 dan status
karakteristik usia di Kelurahan Karangsari ekonomi dilihat dari pendapatan/penghasilan
dari 330 responden rata-rata berusia 45tahun, Kepala Keluarga di rata-rata Rp1.814.515.
Tabel 2
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, pendidikan, dan pekerjaan kepala keluarga
(n=330)
Variabel f %
Jenis kelamin
Laki-laki 269 81,8
Perempuan 61 18,5
Pendidikan
SD 50 15,2
SMP 83 25,2
SMA 142 43
PT 55 16,7
Pekerjaan
PNS 25 7,6
Buruh 96 29,1
Petani 52 15,8
Wiraswasta 99 30
Nelayan 58 17,5
Sebagian besar responden berjenis kelamin berkerja sebagai Wiraswasta sebanyak 99
laki-laki yaitu sebanyak 269 responden responden (30,0%).
(81,5%), responden sebagian besar
berpendidikan SMA/SMK 142 responden
(43,0%), dan sebagian besar responden
143
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 9 No 2, Hal 141 - 148, April 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
Tabel 3
Pelaksanaan Gerakan masyarakat hidup sehat (n=330)
Variabel f %
Melakukan aktifitas fisik
Dilakukan 315 95,5
Tidakdilakukan 15 4,5
Mengkonsumsi buah dan sayur
Dilakukan 189 57,3
Tidak dilakukan 141 42,7
Memeriksakankesehatansecararutin
Dilakukan 48 14,5
Tidakdilakukan 282 85,5
GambaranPelaksanaanKegiatan Program Germas
Baik 33 10
Kurang baik 297 90
Gerakan masyarakat hidup sehat pada Responden yang berpendidikan SMA akan
indikator melakukan aktifitas fisik di mempengaruhi perilaku keluarga dalam
Kelurahan Karangsari sebanyak 315 responden menerapkan perilaku hidup sehat karena
(95,5%), indikator melakukan konsumsi buah responden memiliki wawasan yang cukup.
dan sayur melakukan sebanyak 189 responden
(57,3%), indikator pemeriksakan kesehatan Pekerjaan
secara rutin melakukan sebanyak 48 responden Hasil penelitian menunjukan pekerjaan
(14,5%), pelaksanaan kegiatan program responden terbanyak adalah wiraswasta 99
gerakan masyarakat hidup sehat di Kelurahan (30%). Pekerjaan adalah suatu pengelompokan
Karangsari terlaksana kurang baik yaitu tugas dan tanggung jawab seseorang untuk
sebanyak 297 (90%). memenuhi kebutuhan yang harus dipenuhi dan
mencapai taraf hidup yang lebih baik (Asad,
PEMBAHASAN 2012). Penelitian yang dilakukan Maulana
Usia (2014), menyebutkan bahwa pekerjaan
Hasil penelitian menunjukan bahwa usia rata- memepengaruhi kemampuan orang tua dalam
rata responden 45 tahun. Hasil penelitian ini menyediakan gizi anggota keluarga.
usia responden termasuk dalam usia dewasa
akhir karena hasil penelitian menunjukan usia Jumlah Angota Keluarga
rata-rata responden yaitu 45,24 tahun. Hasil Hasil penelitian menunjukan jumlah anggota
penelitian ini sesuai dengan teori Padila, keluarga rata- rata adalah 3 orang. Anggota
(2013) menyatakan usia dewasa akhir akibat keluarga yang berjumlah rata-rata 3 orang
perubahan fisik yang menua maka perubahan termasuk keluarga inti. Keluarga inti (nuclear
ini akan sangat berpengaruh terhadap peran Family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah,
dan hubungan diriya dengan lingkungan. ibu, dan anak-anak. Hasil penelitian ini sesuai
Notoatmodjo (2010) menyebutkan bahwa dengan teori Friedman (2010) menyatakan
perubahan umur mempengaruhi peran dan bahwa tipe keluarga meliputi keluarga inti
perilaku seseorang melalui perjalanan umurnya yaitu keluarga yang terbentuk karena
yang disebabkan karena proses pendewasaan. pernikahan dan memiliki peran sebagai orang
tua yang terdiri dari suami, istri, anak-anak
Pendidikan baik biologis atau adopsi. Kepadatan penghuni
Hasil penelitian menunjukan pendidikan dalam satu rumah tinggal akan berpengaruh
responden terbanyak adalah SMA/SMK 142 bagi penghuninya, konsumsi makanan,
(43%). Berdasarkan teori Wawan (2010) melakukan aktifitas fisik dan memeriksakan
menunjukan bahwa Pendidikan akan kesehatan secara rutin yang didapat
mempengaruhi perilaku seorang akan pola (Notoatmodjo, 2008).
hidup. Hasil penelitian ini didukung oleh
penelitian Ratnawati, Maryati ,dan Mahardika Pendapatan
(2013) menyatakan bahwa sebagian besar Hasil penelitian menunjukan pendapatan
responden berpendidikan menengah (SMA). ekonomi respoden rata-rata adalah Rp
144
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 9 No 2, Hal 141 - 148, April 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
1.814.515-,. Pendapatan kepala keluarga yang menunjukanbahwa orang yang berakifitas fisik
mempengaruhi dalam melakukan gerakan baik lebih tidak beresiko terkena kejadian
masyarakat hidup sehat. Seperti halnya tidak menular dari pada orang yang yang
menurut pendapat Hartono (2008), yang beraktifitas fisik kurang.
menyatakan bahwa pendapatan keluarga salah
satu faktor yang mempengaruhi daya beli MengkonsumsiBuahdanSayur
keluarga untuk menyediakan kebutuhan Hasil penelitian menunjukan bahwa responden
kesehatan keluarga. Semakin tinggi mengkonsumsi buah dan sayur sebanyak 189
pendapatan keluarga akan semakin tinggi pola responden (57,3%). Rekomendasi kecakupan
kemampuan daya beli keluarga dalam konsumsi buah dan sayur adalah 300-400 gram
memenuhi kebutuhan kesehatan anggota perorang perhari (Kemenkes, 2014). Hasil
keluarganya. Berdasarkan penelitian dari penelitian dari total 330 responden, 180 kepala
Nugroho (2015) menghasilkan sebagian besar keluarga mengkonsumsi sayur dan 72 kepala
kepala keluarga yang berperan kurang baik keluarga mengkonsumsi buah setiap hari. Hal
dalam kesehatan anggota keluarga adalah ini menunjukan bahwa masyarakat lebih
seorang kepala keluarga yang ekonominya banyak mengkonsumsi sayur dari pada buah.
rendah. Keluarga dengan pendapatan rendah Berdasarkan hasil Risekesdas dan Studi Diet
cenderung tidak dapat memenuhi kebutuhan Total (SDT) tahun 2013 konsumsi penduduk
makanannya, keanekaragaman bahan makanan masih rendah. Seperti halnya dengan
kurang terjamin, karena dengan uang yang penelitian Siti Munawaroh, Kusyogo Cahyo
terbatas tidak banyak pilihan bahan makanan dan Syamsulhuda (2016) menyebutkan bahwa
yang akan dikonsumsi (Suhardjo, 2006) dalam mengkonsumsi buah hampir tidak ada yang
Bahria (2009). mengkonsumsi buah setiap hari dan
mengkonsumsi sayur hampir setiap hari.
JenisKelamin Penelitian Hermina dan Prihatini (2014)
Hasil penelitian menunjukan jenis kelamin menunjukan hampir semua penduduk
responden paling banyak adalah laki-laki 269 Indonesia mengkonsumsi sayur (94,8%)
(81,5%). Hal tersebut menunjukan kepala namun hanya sedikit yang yang mengkonsumsi
keluarga maupun anggota keluarga cenderung buah (33,2%). Mengkonsumsi buah dan sayur
didominasi oleh laki-laki. Berdasarkan budaya dapat mengurangi resiko PTM, melawan
pengambilan keputusan didalam keluarga berbagai jenis penyakit, menjadi sumber energi
adalah kepala keluarga. Peran Kepala keluarga alami yang dibutuhkan oleh orang yang sangat
mengambil keputusan untuk melakukan sibuk dan memerlukan makanan bergizi
tindakan yang tepat. Namun tidak semua (Kemenkes, 2017).
kepala keluarga dipegang oleh laki-laki, fakta
nya justru perempuan/ istri yang menjadi Memeriksakan Kesehatan Secara Rutin
tulang punggung keluarga karena kondisi Hasil penelitian memeriksakan kesehatan
suami yang tidak bekerja baik karena sakit atau secara rutin responden yang melakukan
lainnya (Retnowulandari & Wahyuni, 2016). sebanyak 48 responden (14,5%). Hasil
penelitian banyak responden yang tidak
Melakukan aktifitas fisik. melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin
Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian antara lain pemeriksaan gangguan mental
besar responden melakukan aktifitas fisk emosional dan perilaku, pemeriksaan deteksi
sebanyak 315 responden (95,5%) dan tidak dini kanker rahim, pemeriksaan pendengaran,
melakukan aktifitas fisik sebanyak 15 pemeriksaan tes darah lengkap dilaboratorium,
responden (4,5%) . Responden lebih banyak mengukur lingkar perut. Rata-rata responden
tidak melakukan aktifitas fisik berolahraga, takut untuk melakukan pemeriksaan kesehatan
bersepeda, jalan ringan selama 30 menit (3-7 secara rutin karena takut dengan hasil
hari). Berdasarkan penelitian Mila, Anida dan pemeriksaan, responden menyadari salah satu
Ernawati (2016) tentang hubungan aktifitas alasan tidak melakukan tes kesehatan adalah
fisik menunjukan ada beberapa hal yang dapat karena tingginya biaya yang perlu dikeluarkan
mempengaruhi aktifitas diantaranya adalah dan pemeriksaan dinilai sebagai kegiatan yang
umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan. membuang uang. Fakta lain juga dilihat dari
Sedangkan penelitian menurut Wibowo dan pendapatan, yaitu semaikin tinggi pendapatan
Ponco (2015) tentang hubungan aktifitas fisik maka semakin rutin pula orang melakukan cek
145
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 9 No 2, Hal 141 - 148, April 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
146
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 9 No 2, Hal 141 - 148, April 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
Hartono, Jogiyanto. (2008). Teori dan Analisi Masyarakat (e-joernal) Vol.4, No.5,
Investasi. BPFE. Yogyakarta. Oktober 2016 (ISSN 2356-3346).
Hermina& Prihatini S. (2014). Gambaran Wibowo & Ponco. (2015). Hubungan Aktifitas
Konsumsi Sayur dan Buah Penduduk Fisik Dengan Kejadian Gagal Jantung
Indonesia dalam Konteks Gizi Dirumah Sakit Muhammadiyah Babat
Seimbang: Analisis Lanjut Survai Kabupaten Lamongan. Jurnal Surya Vol
Konsumsi Makanan Individu (SKMI). 07, No. 02, Agustus 2015.
Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 44,
No, 3 Hal. 205-218
147
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 9 No 2, Hal 141 - 148, April 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
148