Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PEKEMBANGAN PSIKOLOGI PESERTA DIDIK


Tentang

PERKEMBANGAN FISIK PESERTA DIDIK

Oleh kelompok 6:

BIMA PUTRA

YOLIVIA HERZA

WELLY IFRASONITA

Dosen Pembimbing:

NENI TRIANA, MA

JURUSAN PAI

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT)

SYEKH BURHANUDIN

1440 H/2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita aturkan kepada allah yang mana allah telah melimpah kan
ramat dan hidayah nya kepada kita semua sehingga kita dapat melaksanakan tugas
kuliah kita pada hari ini. Salawat beriring salam tak lupa pula kita hadiah kan
kepada nabi besar MUHAMMAD SAW yang telah membawa kita dari zaman
yang tak ber ilmu ke yang ber ilmu seperti yang kita rasakan pada saat ini.

Baik lah pemakalah telah memaksimal makalah ini yang berjudul tentang
“Perkembangan Fisik Peserta Didik” dan terima kasih pula pada kawan kawan
yang telah membantu pemakalah dalam menyelesaikan makalah ini.

Terlepas dari semua itu pemakalah menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka pemakalah menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar pemakalah dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
A. Karakteristik perkembangan peserta didik..................................................2
B. Isu isu dalam perkembangan fisik................................................................4
C. Implikasi genetik dan lingkungan terhadap pendidikan..............................6
D. Perkembangan otak......................................................................................6
.
BAB III PENUTUP................................................................................................7
A. Kesimpulan..................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perkembangan fisik merupakan salah satu aspek perkembangan peserta didik


yang sangat penting dan mempengaruhi aspek-aspek perkembangan lainnya.
Perkembangan fisik atau yang disebut juga pertumbuhan biologis merupakan
salah satu aspek penting dari perkembangan individu. Siefert dan Hoffnung, 1994,
mengatakan bahwa perkembangan fisik meliputi perubahan-perubahan dalam
tubuh (seperti: pertumbuhan otak, system saraf, organ-organ indrawi,
pertambahan tinggi dan berat badan, hormon, dan lain-lain), dan perubahan-
perubahan dalam cara-cara individu untuk menggunakan tubuhnya (seperti:
perkembangan keterampilan motorik dan perkembangan seksual), serta perubahan
dalam kemampuan fisik (seperti: penurunan fungsi jantung, pengelihatan dan
sebagainya).

Bagi anak-anak usia sekolah dan remaja, pertumbuhan dan perkembangan


fisik yang optimal adalah sangat penting, sebab pertumbuhan atau perkembangan
fisik anak secara langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi perilakunya
sehari-hari. Secara langsung, pertumbuhan fisik anak akan menentukan
keterampilan anak dalam bergerak. Sedangkan secara tidak langsung,
pertumbuhan atau perkembangan fisik akan mempengaruhi cara anak memandang
dirinya sendiri dan orang lain.

Secara garis besarnya, pertumbuhan dan perkembangan fisik peserta didik


dapat dibagi atas tiga tahap, yaitu tahap setelah lahir hingga usia tiga tahun, tahap
anak-anak hingga masa pubertas (3-10 tahun), tahap pubertas (10-14 tahun), dan
tahap remaja/adolesen (usia 12 tahun ke atas). Berdasarkan tahapan di atas, maka
anak usia sekolah (SD-SMP) dimasukan dalam tahap prapubertas dan pubertas
awal, sedangkan anak SMP hingga SMA dimasukan dalam tahap remaja.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Karateristik Perkembangan Fisik Peserta Didik

Awal masuk kelas satu sekolah dasar merupakan peristiwa penting bagi
sebagian anak karena masuknya anak ke sekolah dasar tentu akan membawa
akibat pada perubahan besar dalam kehidupannya terutama pada pola perubahan
dalam sikap, nilai, dan perilaku. Usia sekolah dasar merupakan periode
pertumbuhan fisik yang lambat dan relatif seragam sampai mulai terjadi
perubahan-perubahan pubertas, kira-kira 2 tahun menjelang anak menjadi matang
secara seksual. Karena itu, masa petumbuhan ini sering juga disebut sebagai
“periode tenang” sebelum masa remaja dimana pertumbuhan akan menjadi lebih
cepat. Meskipun “masa tenang”, tetapi hal ini tidak berarti bahwa masa ini tidak
terjadi proses pertumbuhan fisik yang berarti.1

1. Perkembangan Fisik Pada Masa Pertengahan dan Akhir Anak-anak

Sampai dengan usia sekitar 6 tahun terlihat bahwa badan anak bagian atas
berkembang lebih lambat daripada bagian bawah. Anggota-anggota badan relatif
masih pendek, kepala dan perut relatif masih besar. Selama masa akhir anak-anak,
tinggi pertumbuhan sekitar 5 hingga 6 % dan berat bertambah sekitar 10 % setiap
tahun. Pada usia ini juga tinggi rata-rata anak adalah 46 inci dengan berat 22,5 kg.
kemudian pada usia 12 tahun tinggi anak menacapai 60 inci dan berat 40 hingga
42,5 kg (Mussen, Conger & Kagan, 1969).

Peningkatan berat badan anak lebih banyak daripada panjang badannya. Kaki
dan tangan menjadi lebih panjang, dada dan pinggul lebih besar. Peningkatan
berat badan pada masa ini terjadi karena bertambahnya ukuran system rangka dan
otot, serta ukuran beberapa organ tubuh. Pertambahan kekuatan otot ini terjadi
karena faktor keturunan dan latihan. Umumnya anak laki-laki lebih kuat daripada

1 Abin Syamsuddin, (2003), Psikologi Pendidikan , Bandung, Pt. Remaja Rosda Karya H. 24

2
anak perempuan karena jumlah perbedaan sel-sel otot. Pada saat yang sama,
gemuk bayi berkurang (Santrock, 1995).

Pertumbuhan fisik selama masa ini, di samping meberikan kemampuan bagi


anak-anak untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas baru, tetapi juga dapat
menimbulkan permasalahan-permasalahan dan kesulitan-kesulitan secara fisik dan
psikologis bagi mereka (Siefert & Hoffnung, 1994).

Anak-anak terlihat lebih cepat berlari dan makin pandai meloncat. Anak juga
mampu menjaga keseimbangan badannya dan penguasaan badan, seperti
membungkuk, melakukan bermacam-macam latihan seperti olah raga. Hal
tersebut tidak terlepas karena perkembangan motorik anak yang terus berkembang
seiring dengan bertambahnya berat dan kekuatan badan.2

2. Perkembangan Fisik Pada Masa Remaja (Perubahan Pubertas)

Secara etimologi pubertas berasal dari bahasa Latin “pubescere”, yang berarti
mendapat rambut kemaluan. Masa ini adalah masa awal dimana terjadinya
pematangan seksual. Masa puber sering tidak mempunyai tempat yang jelas
karena sulit membedakan masa puber dengan masa remaja karena masa puber
sering dijadikan sebagai pertanda awal seseorang memasuki masa remaja. Ketika
seorang anak mengalami pubertas, berarti dia dianggap sudah memasuki masa
remaja, yakni masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Pada masa
pubertas inilah dimana terjadi perubahan-perubahan besar dan dramatis dalam
perkembangan seorang anak, baik dalam pertumbuhan/perkembangan fisik,
kognitif, maupun dalam perkembangan psikososial anak.

Perubahan fisik merupakan gejala primer dalam pertumbuhan masa remaja


yang berdampak terhadap perubahan psikologis (Sarwono,1994). Berdasarkan
konteks pubertas, kematangan organ-organ seks dan kemampuan reproduktif
bertumbuh dengan cepat. Anak perempuan umumnya mengalami pertumbuhan
lebih cepat 2 tahun ketimbang anak laki-laki. Pertumbuhan cepat pada anak

2 Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Raja Gravindo Persada H 10

3
perempuan terjadi pada usia 10.5 tahun dan anak laki-laki pada usia 12.5 tahun.
Bagi kedua jenis kelamin, pertumbuhan capat ini berlangsung selama kira-kira 2
tahun (Diamond & Diamond, 1986). Secara garis besarnya perubahan-perubahan
tersebut dapat dikelempokokan dalam dua kategori, yaitu perubahan yang
berhubungan dengan pertumbuhan fisik dan perubahan yang berhubungan dengan
perkembangan karakteristik seksual.

Kategori pertama terjadi dalam pertumbuhan pada tinggi dan berat badan.
Tinggi rata-rata anak laki-laki dan perempuan pada usia 12 tahun adalah sekitar
59 atau 60 inci. Untuk anak perempuan, tingkat pertumbuhan tertinggi terjadi
pada usia sekitar 11 atau 12 tahun dan untuk anak laki-laki terjadi 2 tahun
kemudian. Dalam tahun tersebut, tinggi anak perempuan bertambah sekitar 3 inci
dan tinggi anak laki-laki bertambah lebih dari 4 inci. Pada usia 18 tahun, rata-rata
tinggi remaja lelaki adalah 68 inci dan tinggi remaja perempuan hanya 64 inci
(Zigler & Stevenson, 1993). Pertambahan berat badan juga merupakan percepatan
pertumbuhan badan yang terjadi sekitar 13 kg bagi anak laki-laki dan 10 kg bagi
anak perempuan (Malina, 1990). Pertumbuhan berat badan lebih sedikit dapat
diramalkan dibandingkan dengan pertumbuhan tinggi badan karena berat badan
lebih mudah dipengaruhi seperti melalui diet, latihan, dan gaya hidup lainnya.

Kategori kedua terjadi dalam perubahan yang berhubungan dengan


perkembangan karakteristik seksual. Terdapat dua bagian yang berbeda pada
perkembangan karakteristik seksual dan masing-masing mempunyai ciri-ciri
tersendiri.3

B. Isu-Isu dalam Perkembangan Fisik: Nature dan Nurture

“Nature” dan “Nurture” merupakan isu dasar yang menjadi perdebatan sengit
dalam perkembangan psikologi perkembangan. “Nature” dapat diartikan sebagai
sifat khas seseorang yang dibawa sejak kecil atau yang diwarisi sebagai sifat
pembawaan. Sedangkan “Nurture” dapat diartikan sebagai faktor-faktor

3
Sunarto & Hartono. 1995. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan H. 40

4
lingkungan yang mempengaruhi individu sejak dari masa pembuahan sampai
selanjutnya (Chaplin, 2002).

Pertanyaan seperti “yang mana yang lebih penting”, akan selalu sampai pada
jalan buntu. Anne Anastasi bahkan menegaskan bahwa yang terpenting adalah
“bagaimanakah”, bukan memperdebatkan “yang manakah”. Karena menurut
Anastasi pertanyaan “bagaimanakah” menunjukan yang saling mempengaruhi
antara nature dan nurture, dan yang meliputi dasar-dasar pertanyaan Anastasi
bahwa:

1. Nature dan Nurture keduanya menjadi sumber timbulnya setiap


perkembangan tingkah laku.
2. Nature dan Nurture tidak bisa berfungsi secara terpisah satu sama lain,
tetapi harus selalu saling berinteraksi dalam memberikan
kontribusinya.
3. Interaksi dapat dikonseptualisasi sebagai suatu bentuk dari interelasi
yang majemuk, yaitu suatu hubungan yang terjadi mempengaruhi
hubungan-hubungan lain yang akan terjadi.

Untuk mengetahui lebih jauh pengaruh faktor nature dan nurture bagi
perkembangan fisik, bagaimana mekanisme atau instruksi-instruksi genetik
menetukan karateristik fisik dan kecakapannya, dan sejauh mana faktor-faktor
lingkungan dapat mempengaruhi bagaimana mekanisme genetik tersebut
dijalankan. Berdasarkan dasar-dasar genetik perkembangan fisik bila dilihat
secara fisik, kode genetik warisan dibawa oleh agen biokimiawi yang bernama
gen dan kromosom (Santrock, 1996). Lain hal dengan interaksi hereditas dan
lingkungan dalam perkembangan fisik yang memiliki maksud bahwa orang tua
tidak hanya member gen sebagai cetak tiru biologis bagi perkembangan anak,
melainkan juag berperan penting dalam menentukan jenis lingkungan yang akan
dihadapi keturunannya.

5
C. Implikasi Genetik dan Lingkungan terhadap Pendidikan

Kekuatan dan kelemahan dari pengaruh genetic ini dalah penting untuk
dipahami. Pemahaman tentang dampak faktor-faktor lingkungan terhadap
perkembangan anak, akan memberi pendidik suatu pertimbangan yang optimis
tentang potensi-potensi yang penting untuk ditumbuhkembangankan dalam diri
peserta didik. Seorang guru perlu untuk memahami perbedaab sifat-sifat setiap
peserta didik.

D. Perkembangan Otak

Merupakan salah satu aspek perkembangan fisik peserta didik yang sangat
penting dipelajari oleh orang tua, guru dan calon guru. Otak adalah sistem
biologis manusia yang sengaja diciptakan Allah Swt. untuk mengindra dunia dan
sekaligus memberikan berbagai tanggapan terhadapnya. Sama halnya dengan
aspek-aspek perkembangan lainnya, perkembangan otak juga dipengaruhi
interaksi hereditas dan linkungan.4

4
Prayitno (2003), Panduan Bimbingan Dan Konseling, Jakarta : Depdikbud Direktorat Pendidikan
Dasar Dan Menengah H. 56

6
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Perkembangan fisik peserta didik dapat dilihat dari berbagai faktor yang
menjadi implikasi bagi perkembangan dan pertumbuhan fisik peserta didik.
Seperti, keadaan berat dan tinggi badan, masa pubertas, perubahan fisik, proporsi
tubuh, kematangan seksual, perkembangan motorik. Faktor-faktor tersebut
merupakan pengaruh besar bagi perkembangan dan pertumbuhan fisik peserta
didik seperti keadaan berat dan tinggi badannpada anak usia sekolah merupakan
penanda bahwa seorang peserta didik mengalami perubahan pada keadaan
badanny seperti bertambahnya kekuatan otot, dan lengan dan kaki menjadi lebih
panjang. Pada masa pubertas, seorang anak mengalami perubahan besar dan
dramatis dalam hidupnya, baik dalam pertumbuhan/perkembangan fisik, kognitif,
maupun dalam perkembangan psikososial anak. Masa kematangan seksual
merupakan suatu rangkaian dari perubahan fisik yang terjadi pada masa pubertas.
Pada usia sekolah, perkembangan motorik anak lebih halus, lebih sempurna, dan
terkoordinasi dengan baik, seiring dengan bertambahnya berat dan kekuatan
badan anak. Di samping itu, anak juga makin mampu menjaga keseimbangan
badannya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Abin Syamsuddin, (2003), Psikologi Pendidikan , Bandung, Pt. Remaja Rosda


Karya,
Prayitno (2003), Panduan Bimbingan Dan Konseling, Jakarta : Depdikbud
Direktorat Pendidikan Dasar Dan Menengah.
Sunarto & Hartono. 1995. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Raja Gravindo Persada

Anda mungkin juga menyukai