3EB17
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2019
1. Penentuan Lokasi Pabrik
A. Faktor-faktor penentuan lokasi pabrik
Alasan utama terjadinya perbedaan dalam pemilihan lokasi adalah adanya
perbedaan kebutuhan masing-masing perusahaan. Lokasi yang baik adalah suatu
persoalan individual. Hal ini sering disebut pendekatan “situasional” atau
“contingency” untuk pembuatan keputusan, bila dinyatakan secara sederhana,
“semuanya bergantung”. Secara umum, faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan
dalam pemilihan lokasi perusahaan :
1) Lingkungan Masyarakat
Kesediaan masyarakat suatu daerah menerima segala konsekuensi, baik
konsekuensi positif maupun negatif didirikannya suatu pabrik tersebut
merupakan suatu syarat penting. Perusahaan perlu memperhatikan nilai-nilai
lingkungan dan ekologi di mana perusahaan akan berlokasi, karena pabrik-
pabrik sering memproduksi limbah dalam berbagai bentuk dan sering
menimbulkan suara bising. Di pihak lain, masyarakat membutuhkan industri
atau perusahaan karena menyediakan berbagai lapangan pekerjaan dan uang
yang dibawa industri ke masyarakat. Lingkungan masyarakat yang
menyenangkan bagi kehidupan para karyawan dan eksekutif juga
memungkinkan mereka melakukan pekerjaan dengan lebih baik.
2) Kedekatan dengan Pasar
Dekat dengan pasar akan membuat perusahaan dapat memberikan pelayanan
yang lebih baik kepada para langganan, dan sering mengurangi biaya distribusi.
Perlu dipertimbngkan juga apakah pasar perusahaan tersebut luas ataukah
hanya melayani sebagian kecil masyarakat, produk mudah rusak atau tidak,
berat produk, dan proporsi biaya distribusi barang jadi pada total biaya.
Perusahaan besar dengan jangkauan pasar yang luas, dapat mendirikan pabrik-
pabriknya di banyak tempat yang terebar untuk mendekati pasar.
3) Dalam sector jasa, daerah pasar biasanya ditentukan oleh waktu perjalanan
para pelanggan ke fasilitas atau waktu perjalanan para pemberi pelayanan ke
para pelanggan. Dalam banyak kasus, lokasi suatu fasilitas dapat juga lebih
menentukan daerah pasarnya, disbanding daerah pasar menentukan lokasi
fasilitas.
4) Tenaga Kerja
Cukup tersedianya tenaga kerja merupakan hal mendasar. Penarikan tenaga
kerja, kuantitas dan jarak, tingkat upah yang berlaku, serta persaingan antar
perusahaan dalam merebutkan tenaga kerja yang berkualitas tinggi, perlu
diperhatikan perusahaan.
5) Kedekatan dengan Bahan Mentah dan Supplier
Apabila bahan mentah berat dan susut cukup besar dalam proses produksi
maka perusahaan lebih baik berlokasi dekat dengan bahan mentah. Tetapi bila
produk jadi lebih berat, besar, dan bernilai rendah maka lokasi dipilih
sebaliknya.
6) Fasilitas dan Biaya Transportasi
Tersedianya fasilitas transportasi akan melancarkan pengadaan faktor-faktor
produksi dan penyaluran produk perusahaan. Pentinganya pertimbangan biaya
transporasi tergantung “sumbangan” nya terhadap total biaya. Biaya
transportasi tidak dapat dihilangkan di manapun perusahaan berlokasi, karena
produk perusahaan harus disalurkan dari produsen bahan mentah ke pemakai
akhir, jadi fasilitas seharusnya berlokasi di antara sumber bahan mentah dan
pasar yang menimumkan biaya transportasi.
7) Sumber Daya Alam lainnya
Perusahaan-perusahaan seperti pabrik kertas, baja, karet, kulit, gula, dan
sebaigainya sangat memerlukan air dalam kuantitas yang besar. Selain itu
hamper setiap industry memerlukan baik tenaga yang dibangkitkan dari aliran
listrik, disel, air, angin, dll. Oleh sebab itu, perlu diperhatikan tersedianya
sumber daya-sumber daya (alam) dengan murah dan mencukupi.
Selain faktor-faktor di atas, berbagai faktor lainnya berikut ini perlu
dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi: harga tanah, dominasi masyarakat,
peraturan-peraturan tenaga kerja (labor laws) dan relokasi, kedekatan dengan
pabrik-pabrik dan gudang-gudang lain perusahaan maupun para pesaing,
tingkat pajak, kebutuhan untuk ekspansi, cuaca atau iklim, keamanan, serta
konsekuensi pelaksanaan peraturan tentang lingkungan hidup.
Menurut Aniek Hindrayani (2010) macam faktor yang mempengaruhi
pemilihan lokasi pabrik adalah sebagai berikut:
a) Letak konsumen atau pasar, yaitu penempatan pabrik di dekat
dengan daerahkonsumen. Alasan yang mendasari pemilihan lokasi dekat
dengan konsumen adalahadanya kemudahan untuk mengetahui perubahan
selera konsumen, mengurangi resikokerusakan dalam pengangkutan,
apabila barang yang diproduksi tidak tahan lama,biaya angkut mahal,
khususnya untuk produksi jasa.
b) Sumber bahan baku, yaitu penempatan pabrik di dekat dengan daerah
bahan baku.Dasar pertimbangan yang diambil adalah apabila bahan baku
yang dipakai mengalamipenyusutan berat dan volume, bahan baku mudah
rasak dan berubah kualitas, resikokekurangan bahan baku tinggi.
c) Sumber tenaga kerja, alternatif yang dipakai adalah apakah
tenaga kerja yangdibutuhkan unskill, dengan pertimbangan tingkat upah
rendah, budaya hidup sederhana, mobiiitas tingp sehingga jumlah gaji
dianggap sebagai daya tarik, ataukahtenaga kerja skill, apabila pemsahaan
membutuhkan fasilifeas yang lebih baik, adanyapemikiran masa depan
yang cerah, dibutuhkan keahlian, dan kemudahan untukmencari
pekerjaan lain.
d) Air, disesuaikan dengan produk yang dihasilkan apakah membutuhkan air
yang jernihalami, jernih tidak alami, atau sembarang air.
e) Suhu udara, faktor ini mempengaruhi kelancaran proses dan kualitas hasil
operasi.
f) Listrik, disesuaikan dengan produk yang dihasilkan kapasitas
tegangan yang dibutuhkan.
g) Transportasi, berupa angkutan udara, laut, sungai, kereta api, dan angkutan
jalan raya.
h) Lingkungan, masyarakat, dan sikap yang muncul apabila didirikan
pabrik di dekattempat tinggal mereka, apakah menerima atau tidak.
i) Peraturan Pemerintah, Undang-undang dan sistem pajak. Aspek umum
yang diaturundang-undang adalah jam kerja maksimum, upah minimum,
usia kerja minimum, dankondisi lingkungan kerja.
j) Pebuangan limbah industri, kaitannya dengan tingkat pencemaran, sistem
pembuangan
limbah untuk perlindungan terhadap alam sekitar dan menjaga kesei
mbangan habitat.
k) Fasilitas untuk pabrik, berupa spare part, mesin-mesin, untuk menekan biaya.
l) Fasilitas untuk karyawan, agar dapat meningkatkan semangat kerja dan
kesehatan kerja.
Data biaya tetap dan variabel diatas dapat dirumuskan dalam bentuk
persamaan biaya sebagai berikut:
A = 530.000.000 + 1200x
B = 450.000.000 + 1800x
C = 500.000.000 + 1300x
D = 550.000.000 + 1500x
Kemudian dibuat grafik, dimana titik-titik break even diperoleh dari
perpotongan diantara persamaan-persamaan biaya total setiap lokasi.
Dari grafik, dapat disimpulkan bahwa bila kapasitas atau volume produksi
dibawah 100.000 unit, sebaiknya pabrik didirikan di lokasi B. Sedangkan bila
volume produksi di atas 100.000 unit,pabrik sebaiknya didirikan di lokasi C. Pada
volume produksi sama dengan 100.000 unit, lokasi C dan B mempunyai biaya
total yang sama.
𝑍 = ∑ ∑ 𝐶𝑖𝑗 𝑋𝑖𝑗
𝑖=1 𝑗=1
dengan syarat :
∑𝑛𝑗=1 𝑋𝑖𝑗 = 𝑎𝑖 (i= 1,2,3,4,....,m)
∑𝑚
𝑖=1 𝑋𝑖𝑗 = 𝑏𝑗 (j= 1,2,3,4,....,n)
D. Jenis-Jenis Bangunan
Secara umum, bangunan-bangunan dapat dibedakan menjadi bangunan
berlanta tunggal dan bangunan bercorak atau arsitektur.
a) Bangunan Berlantai Tunggal
Bentuk bangunan berlantai tunggal merupakan jenis yang paling umum
sekarang. Bangunan ini dapat melebar atau memanjang sesuai kebutuhan dan
dapat dengan mudah diperluas. Bangunan berlantai tunggal tidak mempunyai
tangga-tangga, lift atau lerengan yang menghubungkan lantai-lantai.
Pengangkutan bahan-bahan dari satu tahapan proses ke tahapan berikutnya
lebih mudah dan tidak mahal karena dilakukan secara horizontal dan tidak naik
turun. Peralatan-peralatan berat dapat diletakkan diatas fondasi yang terpisah
dan biaya pembangunannya lebih murah.
Ada beberapa kelemahan bentuk bangunan berlantai tunggal. Bentuk
bangunan ini memerlukan ruangan dasar yang lebih luas. Dan bila atap
berbentuk datar serta tidak ada kaca pada langit-langit bangunan, di perlukan
penerangan artifisial di hampir seluruh bagian pabrik, sistem artifikasi dan
pendingin udara (air conditioning) biasanya juga diperlukan.
b) Bangunan Bertingkat dan Arsitektur
Perkembangan arsitektur lengkap dapat mempunyai dampak penting
pada struktur biaya tetap dan variabel bangunan, seperti sikap para karyawan
yang bekerja di dalamnya. Karena sifat banyak industri dan karena investasi
tetap yang sangat besar pada pabrik phisik banyak organisasi telah
mempergunakan pendekatan “kegunaan” terhadap bentuk dan desain fasilitas-
fasilitas produksi mereka. Banyak organisasi sekarang menghabiskan jauh
lebih banyak dananya untuk merancang faailittas-fasilitas mereka, dan
mencoba untuk membuanya baik secara fungsional ekonomis maupun secara
arsiktur menarik.
Bangunan juga dapat dirancang untuk menarik para karyawan, agar
motivasi dan produktifitas mereka lebih tooinggi dalam pencapaian tujuan,ini
ditandai semakin meluasnya pengguna karpet, dinding kayu, dan tata warna
yang di koordinasi secara baik dalam bangunan-bangunan kantor. Bangunan
adalah salah satu satu fasilitas yang paling produktif.
G. Layout Fungsional
Layout fungsional yaitu pengaturan letak fasilitas produksi di dalam pabrik
yang didasarkan atas fungsi bekerjanya setiap mesin atau fasilitas produksi yang
ada. Mesin atau fasilitas yang memiliki kegunaan yang sama di kelompokan dan
di letakakan pada ruang yang sama. (layout ini biasanya untuk membuat barang
yang bermacam – macam).
Sifat – sifat layout fungsional:
1) Macam barang yang dibuat banyak, selalu berubah – ubah dan jumlah yang
dibuat setiap macam sedikit.
2) Mesin yang digunakan biasanya bersifat serbaguna.
3) Routing atau penentuan urut – urutan proses pembuatan barang biasanya selalu
berubah ubah.
4) Keahlian tenaga kerja yang mengerjakan biasanya bersifat fleksibel
5) Banyak memerlukan instruksi kerja, serta instruksi kerja harus jelas.
6) Kualitas barang hasil produksi sangat tergantung pada keahlian karyawan yang
mengerjakan.
Kebaikan-kebaikan layout fungsional:
1) Fleksibel dapat digunakan untuk mengerjakan berbagai macambarang
2) Investasi pada mesin – mesin dan pada fasilitas produksi yuanglain lebih
murah daripada layout garis.
Kelemahan–kelemahan layout fungsional:
1) Biaya produksi setiap barang lebih mahal.
2) Pekerjaan perencanaan dan pengawasan produksi lebih sering digunakan.
3) Pengangkutan barang di pabrik lebih sulit dan simpang siur.
4) Tidak terjadi keseimbangan kerja setiap mesin.
K. Metode Layout
Perusahaan-perusahaan yang membangun bebagai fasilitas baru sering
menghabiskan dua atau tiga tahun dalam pekerjaan pendahuluan, dimana salah
satu bagian penting adalah pencarian metode-metode yang lebih baik untuk
digunakan dalam pabrik baru. Pembangunan suatu pabrik baru memberikan
kesempatan untuk membuat tercapainya perbaikan-perbaikan. Dengan layout baru
adalah mungkin untuk menghilangkan praktek-praktek pemborosan, sebagai
contoh, dalam pabrik sekarang, dua orang mengoperasikan sebuah truk padahal
seorang saja sudah cukup, pengurangan karyawan mungkin akan menimbulkan
keberatan-keberatan. Tetapi dengan pabrik baru disuatu lokasi yang berbeda, ban
berjalan yang tidak memerlukan karyawan sama sekali dapat diterapkan. Jadi
penghapusan masalah dan perbaikan metode.
Berikut adalah metode – metode layout yang sering digunakan :
1. Cara Pertama, mulai dengan perakitan (atau bagian proses) yang menunjukan
bagaimana proses produksi dari bahan mentah sampai produk akhir
dilaksanakan.
2. Cara Kedua, penentuan suatu layout baru dengan mempehatikan produk dari
sudut pandang penanganan bahan (materials handling). Apakah produk besar
dan padat atau besar dan ringan? Bagaimana tentang bentuknya? Apakah
panjang dan tipis, atau lentur, atau mudah ditumpuk?
3. Cara Ketiga, adalah mulai dengan menggambar kebutuhan lantai (ruang)
yang menunjukan seluruh bagian-bagian tetap atau semi tetap, segala sesuatu
yang tidak dapat dipindah atau dipindah dengan mudah.