D. Model-Model Silabus
Dalam membuat silabus dapat berupa bentuk teks ataupun tabel, keduanya memiliki
kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Bentuk teks memungkinkan kita untuk
memasukkan paparan dengan leluasa, namun kurang komunikatif, dan tabel sebaliknya
lebih komunikatif namun kurang memungkinkan paparan yang panjang dan cenderung
menyita tempat. Depdiknas (2006) memberikan 3 alternatif format penyusunan silabus,
yaitu.
a. Format 1
SILABUS
Nama Sekolah :
Mata Pelajaran :
Kelas/ Semester :
Standar Kompetensi :
Kompetensi Materi Pengalaman Indikator Penilaian Alokasi Sumber/B
Dasar Pokok Belajar Waktu ahan/Alat
b. Format 2
SILABUS
Nama Sekolah :
Mata Pelajaran :
Kelas/ Semester :
c. Format 3
SILABUS
Nama Sekolah :
Mata Pelajaran :
Kelas/ Semester :
I. Standar Kompetensi :...........................................................
II. Kompetensi Dasar :...............................................................
III. Materi Pokok :...............................................................
IV. Pengalaman Belajar :............................................................
V. Indikator :..............................................................
VI. Penilaian :..............................................................
VII. Alokasi Waktu :..............................................................
VIII. Sumber/bahan/alat :..............................................................
Pertemuan 1
Kegiatan awal
Guru mengambil biskuit atau sejenisa kue, siswa mengamati bentuk biskuit itu, lalu guru
atau siswa tertentu diminta maju dan mengunyah secara perlahan-lahan kemudian
menelannya. Siswa yang lain mengamati gerakan mulut temannya dan gerakan makanan
pada saat ditelan, lalu guru bertanya pada murid tersebut.
1. Apakah keadaan biskuit berubah? Mengapa berubah?
2. Apakah setelah kita makan biskuit akan keluar biskuit, pada waktu buang air besar?
Kegiatan Inti
Guru mengarahkan siswa untuk dapat mengemukakan permasalahan atau pertanyaan
sebagai berikut.
“ Apa sajakah alat pencernaan makanan pada tubuh manusia?”
Untuk menjawab tersebut guru mengajak siswa melakukan kegiatan sebagai berikut.
Pada pelajaran hari ini kita akan mempelajari alat tubuh kita yang bertugas mencerna
makanan
Setelah semua bagian alat pencermaan tertempeli tulisan nama, guru bersama-sama siswa
melakkukan pengecekan satu persatu. Setelah semua keterangan yang tertempel benar
guru mengarahkan siswa untuk dapat membuat rumusan kesimpulan sebagai berikut.
Kesimpulan :
1. Susunan alat pencernaan makanan pada manusia terdiri dari: rongga mulut,
kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan anus.
2. Selain itu terdapat kelenjar pencernaan yang menghasilkan getah pencernaan yakni:
kelenjar ludah, hati, dan pankreas.
Kegiatan Akhir
Pemantapan
Setelah siswa mencatat susunan alat pencernaan makanan, guru menugaskan 2 orang
siswa maju kedepan kelas untuk menunjukkan letak alat pencernaan pada dirinya,
sedangkan siswa yang lain ikut mencermati. Misalnya : Menunjukkan kerongkongan,
letak lambung, usus halus dan usus besar.
Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan I
Perpindahan Energi
Awali kegiatan pembelajaran dengan memberikan motivasi kepada siswa seperti bertanya
tentang konsep yang telah dipelajari, menceritakan peristiwa yang berkaitan dengan
perpindahan energi. Pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan misalnya :
1. Apa yang kamu rasakan ketika di dekat api unggun?
2. Apakah di siang hari kamu merasakan panas ketika berada di teras ruang kelas?
3. Knalpot sepeda motor yang mesinnya menyala terasa panas. Mengapa demikian?
Setelah itu jelaskan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dalam pertemuan tersebut.
Lakukan persiapan seperti pengelompokkan siswa persiapan alat dan bahan.
a. Peralatan/Persiapan
Jika di sekolah ada KIT Murid, gunakan terutama komponen alat dan bahan sebagai
berikut :
1) Batang baja
2) Batang gelas
3) Batang tembaga
4) Lilin/plastik/mentega/vaselin (pilih bahan yang mudah di dapat)
5) Pembakar sprritus
6) Standar
Bahan-bahan lain :
1) Paku dengan panjang kira-kira cm
2) Batang besi yang panjangnya kira-kira 10 cm
3) Batang besi dengan panjang kira-kira 20 cm
4) Kain untuk memindahkan batang panas.
Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Awal
Guru dapat memulai pelajaran dengan sebuah peragaan yang menarik. Perlihatkan
sebatang paku dan sebatang korek api kepada siswa. Mintalah salah seorang siswa untuk
memegang paku tersebut pada salah satu ujungnya. Sebelum paku dipanaskan guru
meminta siswa untuk menebak apakah siswa yang memegang paku itu mampu
memegang sampai satu batang korek api habis terbakar. Guru menyalakan sebatang korek
dan mengenakan nyala korek itu pada mata paku. Mata paku itu menjadi sedemikian
panas sehingga siswa tersebut menjatuhkannya.
Dengan peragaan ini siswa menjadi sadar bahwa panas dari nyala api menyebar sangat
cepat di dalam paku. Karena dipegang menjadi sedemikian panas maka paku itu tidak
dapat dipegangnya lebih lama lagi dan akhirnya dijatuhkan.
Tanyakan kepada siswa : “mengapa paku dijatuhkan?”
Guru mendiskusikan dengan siswa bahwa paku terbuat dari besi dan berbentuk padat,
kemudian berikan pertanyaan:
Hasil pengamatan
Batang besi yang panjang memerlukan waktu lebih lama untuk menyebarkan
energi panas dari satu ujung ke ujung lain
Diskusikan bahwa semakin panjang batang besi, semakin lama panas akan sampai pada
ujung lainnya. Hal tersebut disebabkan karena panas memerlukan waktu untuk menyebar.
Kesimpulan
1.2
1
Waktu/detik
0.8
0.6 Series 1
0.4 Series 2
0.2 Series 3
0
0 3 6 9
Jarak/cm
Grafik 1.1
Pengukuran kelajuan penyebaran panas
Kesimpulan
Infromasikan:
Bahan yang menghantarkan panas dengan baik, disebut konduktor panas, bahan yang
menghantarkan panas dengan buruk disebut isolator panas.
Untuk mengkonkritkan bagaimana panas menyebar dalam zat padat, dapat dilakukan
simulasi sebagai berikut.
Mintalah tujuh siswa berjajar sambil mengkaitkan siku mereka dengan rapat. Siswa
berperan sebagai partikel-partikel zat padat yang berikatan kuat satu sama lain. Ambilah
potongan-potongan kertas yang dianaikan sebagai energi panas. Untuk mensimulasikan
perpindahan panas secara konduksi, mintalah siswa di paling ujung memegang potongan
kertas, kemudian menyerahkan potongan kertas itu ke teman sebalahnya, dan seterusnya
sampai ke siswa di ujung lainnya. Dari simulasi ini tampak jelas bahwa panas berpindah
lewat medium (partikel-partikrl zat padat), tanpa disertai perpindahan partikel-partikel
tersebut.
Kegiatan Akhir
Saran untuk PR
Siswa diminta untuk mengamati lingkungan disekitar mereka atau alat-alat dalam rumah
tangga seperti seterika, alat-alat masak dan termos. Selidiki bagian-bagian dari salah satu
alat tersebut dan fungsinya, apakah ada bagian-bagian yang terbuat dari konduktor atau
isolator panas.
Evaluasi
1. Tulislah keuntungan dan kerugian perpindahan panas secara konduksi!
2. Pegangan panci yang terbuat dari ebonit ternyata akan terasa panas jika panci tersebut
lama dipanaskan. Jelaskan mengapa demikian!
3. Tuliskan contoh-contoh peristiwa konduksi dalam kehidupan sehari-hari!
Pertemuan 2
Persiapan/persiapan
Potonglah kawat kumparan dengan panjang kira-kira 50 cm dan bersihkan ujung-
ujungnya dari isolator pembungkusnya. Kabel tersebut tidak “telanjang” melainkan
terbungkus isolator transparan yang sangat tipis. Jadi ujung-ujungnya yang akan
dihubungkan dengan baterai harus dibersihkan dengan cara dikeruk.
Langkah-langkah pembelajaran
Kegiatan awal
Guru memulai dengan memperagakan salah satu atau beberapa benda yang menggunakan
baterai, misalnya radio, robot (kalau tidak punya, dapat diganti dengan kipas angin,
mobil-mobilan atau alat lain). Guru menghidupkan dan memaikan radio itu dengan cara
melepas dan memasang kembali salah satu baterai dari tempatnya.
Gambar 1.1
Radio menggunakan baterai
Hidupkan radio itu sekali lagi lalu ajaklah siswa untuk mengamati apa yang terjadi.
Mungkin ada lampu pada radio itu yang menyala dan terdengar suara alunan musik atau
suara merdu penyair.
Pada pembelajaran sebelumnya siswa sudah mempunyai pengalaman pula bahwa baterai
dapat menyalakan lampu. Jadi hal ini bukanlah hal baru bagi siswa. Namun demikian,
untuk mengingatkan kembali, guru dapat bertanya apa yang menyebabkan lampu pada
radio ini menyala? Pertanyaan ini mungkin mudah dijawab yaitu listrik yang berasal dari
baterai. Guru dapat menginformasikan bahwa nyala lampu itu menghasilakan cahaya dan
cahaya adalah salah satu bentuk energi. Jadi pada lampu, listrik diubah menjadi cahaya.
Jika demikian, guru dapat mengajukan pertanyaan yang lebih kritis.
Berilah kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan ini sebagai langkah
hipotesis, kemudian lakukanlah percobaan berikut ini dalam kelompok.
Kegiatan inti
Melakukan percobaan tentang : Perubahan Bentuk Energi Listrik
Peralatan/Persiapan
1. Baterai
2. Kabel
3. Bel listrik
4. Papan landasan
5. Baterai dengan tempatnya
6. Saklar
7. Motor
8. Karet gelang
9. Roda
10. Kabel secukupnya
Hasil Pengamatan
Kesimpulan
Mintalah salah seorang siswa untuk menghubungkan ujung-ujung kawat pada kutub-
kutub baterai dan tugaskan siswa yang lain untuk memegang kumparan itu untuk
merasakan perubahan apa yang terjadi.
Hasil Pengamatan
Kesimpulan