Anda di halaman 1dari 25

BAB 8

A. Pengertian Perencanaan Pembelajaran IPA


Perencanaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti proses, pembuatan,
cara merencanakan. Di sini perencanaan dapat diartikan sebagai suatu proses pembuatan
rencana, model, bentuk, pola, dan konstruksi yang akan dilakukan. Sedangkan
pembelajaran dibentuk dari kata ajar yang berarti petunjuk yang diberikan kepada
seseorang agar diketahui. Belajar sendiri memiliki arti berusaha memperoleh kepandaian
atau ilmu atau dengan kata lain perubahan tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan
dengan pengalaman. Menurut Philip Combs, perencanaan pembelajaran merupakan
suatu penerapan yang rasional dari analisis sistematis proses perkembangan pendidikan
dengan tujuan agar pendidikan itu lebih efekif dan efisien sesuai dengan kebutuhan dan
tujuan para murid dan masyarakatnya. Sedangkan menurut Badan Perencanaan
Pembangunan (BPPN) perencanaan pembelajaran merupakan suatu proses penyusunan
alternatif kebijaksanaan mengatasi masalah yang akan di laksanakan dalam rangkan
mencapai tujuan pembangunan pendidikan nasional dengan mempertimbangkan
kenyataan yang ada di bidang sosial ekonomi, sosial budaya, dan kebutuhan
pembangunan secara menyeluruh terhadap pendidikan nasional.

Dari pengertian tentang perencanaan pembelajaran diatas dapat disimpulkan bahwa


perencanaan pembelajaran IPA adalah suatu proses pembuatan rencana, model, pola,
bentuk, konstruksi yang melibatkan guru, peserta didik, serta fasilitas lain yang
dibutuhkan yang tersusun secara sistematis, agar terjadi proses pembelajaran yang
efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, dalam hal
ini merencanakan pembelajaran IPA. Mempersiapkan rencana pembelajaran bukanlah
sekedar memenuhi tuntutan administratif sebagai seorang guru. Persiapan mengajar
merupakan langkah penting yang harus dilakukan apabila tidak ingin pembelajaran yang
dilakukan gagal. Dalam hal ini perencanaan pembelajaran meliputi menyusun silabus
dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Kegiatan penyusunan silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) seringkali dianggap sebagai beban padahal kegiatan
tersebut sesungguhnya adalah untuk membantu guru agar dalam melaksanaan kegiatan
pembelajaran bisa berjalan lancar dan tercapai tujuan yang diinginkan.
B. Menyusun Silabus
Silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran tertentu
yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber bahan/alat
belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar
kedalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian (BSNP, 2006).
a. Komponen dan Struktur Silabus
Sebuah silabus sekurang-kurangnya memuat komponen-komponen identifikasi,
standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, pengalaman belajar, indikator,
penilaian, alokasi waktu dan sumber/bahan/alat (Depdiknas, 2006).
1. Identifikasi
Informasi tentang nama sekolah, mata pelajaran, kelas, semester, sehingga orang
yang membaca silabus langsung tahu bahwa untuk siapa silabus itu digunakan.
2. Standar Kompetensi
Kualifikasi kemampuan minimal siswa yang menggambarkan penguasaan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas
atau semester pada suatu mata pelajaran.
3. Kompetensi Dasar
Sejumlah pengetahuan yang harus dimiliki siswa dalam mata pelajaran tertentu
sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi suatu mata pelajaran.
4. Materi pokok
Pokok-pokok materi yang harus dipelajari oleh siswa sebagai sarana pencapaian
kompetensi dasar. Materi mencakup pengetahuan, keterampilan, sikap, fakta,
konsep, prinsip, prosedur. Identifikasi materi-materi pokok harus
mempertimbangkan hal-hal berikut.
 Shahih (valid), artinya teruji kebenarannya.
 Tingkat kepentingan, artinya benar-benar dibutuhkan siswa.
 Kebermanfaatan, yakni memberikan kegunaan akademis (untuk
dikembangkan pada pendidikan lebih lanjut) dan non akademis (kecakapan
hidup).
 Layak dipelajari, yakni sesuai dengan tingkat kesulitan, kemanfaatan, dan
kondisi setempat.
 Menarik minat, yakni dapat menarik siswa untuk mempelajari lebih lanjut.
5. Pengalaman belajar
Kegiatan belajar yang dirancang untuk melibatkan proes mental dan fisik siswa
melalui interaksi antar peserta didik, sera peserta didik dengan guru, lingkungan,
dan sumber belajar lainnya, dalam rangka pencapaian kompetensi.
6. Indikator
Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh
perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Untuk merumuskan indikator ada beberapa hal yang harus
diperhatikan guru, yaitu.
 Indikator harus bersifat operasional, yaitu indikator harus benar-benar dapat
dilakukan siswa, contohnya merangkai alat, membuat grafik, menghitung.
 Indikator harus bisa diukur, yakni indikator harus bisa diukur untuk
menentukan apakah indikator yang dimaksud telah tercapai atau belum.
Contohnya, merangkai alat.
 Rumusan indikator harus merupakan penjabaran dari SK dan KD yang
dimaksud, yakni rumusan indikator harus merupakan kesatuan yang
membentuk kompetensi yang dituntuk dalam SK dan KD.
7. Penilaian
Prosedur dan penilaian hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian
kompetensi dan mengacu pada standar penilaian.
8. Alokasi waktu
Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan
beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia
dalam silabus dan KD yang harus dicapai.
9. Sumber/bahan/alat
Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar,
atau sumber belajar lain yang relevan.

C. Prinsip dan Langkah Penjabaran Silabus


Ada tujuh prinsip yang harus diperhatikan dalam mengembangkan silabus yaitu.
a. Ilmiah, artinya penyusunan silabus harus mengikuti kaidah keilmuan. Seluruh
informasi yang tercantum dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggung
jawabkan.
b. Relevan, artinya materi yang dipilih harus benar-benar mempertimbangkan kondisi
siswa. Seperti cakupan materi, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian
materi dalam silabus harus di sesuaikan dengan kondisi siswa.
c. Sistematis, artinya semua komponen dalam silabus merupakan kesatuan yang saling
berhubungan satu dengan yang lain.
d. Konsisten, artinya hubungan antar komponen harus konsisten/taat asas, tidak boleh
ada satupun komponen yang menyimpang dari yang lain.
e. Mamadai, artinya cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sistem
penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang direncanakan haruslah benar-
benar mencukupi untuk mencapai kompetensi dasar.
f. Aktual dan kontekstual, artinya silabus harus menyesuaikan dengan perkembangan
yang ada.
g. Fleksibel, artinya silabus tak boleh kaku, namun sebaliknya harus dapat
mengakomodasi perubahan dan situasi di lapangan.
h. Menyeluruh, artinya pendidikan adalah mendidik anak seutuhnya, sehingga silabus
harus mengarah pada perkembangan siswa secara utuh baik kognitif, afektif,
maupun psikomotor.

D. Model-Model Silabus
Dalam membuat silabus dapat berupa bentuk teks ataupun tabel, keduanya memiliki
kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Bentuk teks memungkinkan kita untuk
memasukkan paparan dengan leluasa, namun kurang komunikatif, dan tabel sebaliknya
lebih komunikatif namun kurang memungkinkan paparan yang panjang dan cenderung
menyita tempat. Depdiknas (2006) memberikan 3 alternatif format penyusunan silabus,
yaitu.
a. Format 1
SILABUS

Nama Sekolah :
Mata Pelajaran :
Kelas/ Semester :
Standar Kompetensi :
Kompetensi Materi Pengalaman Indikator Penilaian Alokasi Sumber/B
Dasar Pokok Belajar Waktu ahan/Alat

b. Format 2
SILABUS

Nama Sekolah :
Mata Pelajaran :
Kelas/ Semester :

Stand Kompete Materi Pengala Indika Penilaian Alokasi Sumber/


ar nsi Dasar Pokok man tor Waktu bahan/alat
Komp Belajar
etensi

c. Format 3
SILABUS

Nama Sekolah :
Mata Pelajaran :
Kelas/ Semester :
I. Standar Kompetensi :...........................................................
II. Kompetensi Dasar :...............................................................
III. Materi Pokok :...............................................................
IV. Pengalaman Belajar :............................................................
V. Indikator :..............................................................
VI. Penilaian :..............................................................
VII. Alokasi Waktu :..............................................................
VIII. Sumber/bahan/alat :..............................................................

Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan rencana yang menggambarkan
prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar
yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus (Mulyasa, 2006:184).
RPP merupakan jabaran operasional silabus yang telah dikembangkan untuk digunakan
sebagai panduan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Setiap guru harus menyusun
RPP sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran. Hal ini merupakan komponen
penting KTSP sehingga harus dilaksanakan secara profesional.

Komponen dan Struktur RPP


Secara umum komponen RPP tidak berbeda dari silabus. Menurut Depdiknas (2006),
RPP setidaknya harus mengandung tujuan pembelajaran, materi ajar, metode
pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. Secara umum, pada setiap
RPP hendaknya tercantum komponen-komponen RPP seperti yang telah tercantum
dalam Peraturan Mendiknas RI No 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses. Komponen-
komponen RPP tersebut meliputi.
1. Identitas Mata Pelajaran
Identitas mata pelajaran meliputi satuan pendidikan, kelas, semester, mata pelajaran,
atau tema pelajaran, jumlah pertemuan, dan alokasi waktu.
2. Standar Kompetensi (SK)
Kualifikasi kemampuan minimal siswa yang menggambarkan penguasaan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas
atau semester pada suatu mata pelajaran.
3. Kompetensi Dasar (KD)
Sejumlah pengetahuan yang harus dimiliki siswa dalam mata pelajaran tertentu
sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi suatu mata pelajaran.
4. Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator pencapaian merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang
ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
5. Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan
kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
6. Materi/ bahan ajar
Materi atau bahan ajar adalah rincian dari materi pokok yang memuat fakta,
konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir
sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi.
7. Alokasi waktu
Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan
beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia
dalam silabus dan KD yang harus dicapai.
8. Model dan metode pembelajaran
Metode pembelajaran merupakan rincian dari kegiatan pembelajaran, digunakan
oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik
dan KD yang akan dicapai. Metode juga berarti teknik yang dipilih dalam rangka
mencapai tujuan. Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan, tidak ada
metode yang paling baik, yang ada hanya kesalahan memilih metode atau tepat
dalam memilih metode.
9. Kegiatan pembelajaran
Langkah-langkah pembelajaran dari model pembelajaran yang digunakan yang
meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
a. Kegiatan awal
Secara umum ada tiga hal yang harus dilakukan guru dalam merancang kegiatan
awal, yaitu.
 Menarik perhatian murid
 Menimbulkan motivasi
 Membantu siswa menyadari posisi belajarnya
b. Kegiatan inti
Kegiatan utama dalam pembelajaran, pada kegiatan inti inilah dipaparkan secara
rinci hal-hal yang akan dilakukan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan. Pada tahap ini guru mungkin merencanakan kegiatan,
misalnyaceramah, pengamatan, diskusi dan percobaan.
c. Kegiatan penutup
Ada dua hal yang harus dilakukan guru dalam menutup pelajaran, yaitu.
 Meninjau kembali apa yang telah dipelajari
Meninjau kembali dapat berupa menjelaskan poin-poin penting pelajaran,
membuat ringkasan, dan membuat kesimpulan.
 Mengevaluasi keberhasilan belajar siswa
Sebelum kegiatan benar-benar selesai guru perlu mengevaluasi tingkat
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

10. Penilaian hasil belajar


Prosedur dan penilaian hasil belajar disesuaikan dengan indikator
pencapaiankompetensi dan mengacu pada standar penilaian.
11. Sumber belajar
Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau
sumber belajar lain yang relevan

E. Prinsip dan Langkah Pengembangan RPP


Pada dasarnya prinsip pengembangan silabus juga berlaku untuk pengembangan RPP.
Penyusunan RPP juga harus bersifat ilmiah, relevan, sistematis, konsisten, memadai,
aktual dan kontekstual, fleksibel dan menyeluruh. Dalam pengembangan RPP guru bisa
menempuh jalur alternatif, misalnya dengan dimulai dari merumuskan tujuan, menyusun
materi ajar, menentukan materi ajar, menentukan metode pembelajaran, membuat langkah-
langkah pembelajaran, menyusun instrumen penilaian, dah akhirnya memilih
alat/bahan/sumber belajar.
Berbagai prinsip dalam mengembangkan atau menyusun RPP adalah sebagai berikut.
 RPP disusun guru sebagai terjemahan dari ide kurikulum dan berdasarkan silabus
yang telah dikembangkan di tingkat nasional ke dalam bentuk rancangan proses
pembelajaran untuk direalisasikan dalam pembelajaran.
 RPP dikembangkan guru dengan menyesuaikan apa yang dinyatakan dalam silabus
dengan kondisi di satuan pendidikan baik kemampuan awal peserta didik, minat,
motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan
khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan
peserta didik.
 Mendorong partisipasi aktif peserta didik.
 Sesuai dengan tujuan Kurikulum 2013 untuk menghasilkan peserta didik sebagai
manusia yang mandiri dan tak berhenti belajar, proses pembelajaran dalam RPP
dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mengembangkan motivasi, minat,
rasa ingin tahu, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, semangat belajar,
keterampilan belajar, dan kebiasaan belajar.
 Mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung, mengembangkan
kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai
bentuk tulisan.
 Memberikan umpan balik dan tindak lanjut.
 RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan,
pengayaan, dan remedial. Pemberian pembelajaran remedi dilakukan setiap saat
setelah suatu ulangan atau ujian dilakukan, hasilnya dianalisis, dan kelemahan setiap
peserta didik dapat teridentifikasi. Pemberian pembelajaran diberikan sesuai dengan
kelemahan peserta didik.
 Keterkaitan dan keterpaduan.
 RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara KI dan KD,
materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar dalam satu
keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran
tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran untuk sikap dan keterampilan, dan
keragaman budaya.
 Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi, mempertimbangkan penerapan
teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai
dengan situasi dan kondisi.
F. Merancang Pembelajaran IPA
Merancang pembelajaran IPA Kelas V
Silabus
Nama Sekolah :
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas / Semester : V/ I
Standar Kompetensi : 1. Mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia dan
hewan
Kompetensi Dasar : 1.3 Mengidentifikasi fungsi organ pencernaaan
manusia dan hubungannya dengan makanan dan
kesehatan
Materi Pokok Pelajaran : 1. Organ pencernaan pada manusia
2. Fungsi Organ Pencernaan pada manusia
3. Makanan
4. Kesehatan
5. Hubungan organ pencernaan dengan makanan dan
kesehatan
Indikator :1. Mengidentifikasi Organ pencernaan pada manusia
2. Menjelaskan fungsi organ pencernaan pada manusia
3. Mengidentifikasi makanan sehat di lingkungannya
4. Menjelaskan syarat-syarat makanan sehat
5. Menjelaskan hubungan organ pencernaan dengan
makanan dan kesehatan.
Kegiatan Pembelajaran : 1. Mengamati torso secara berkelompok kemudian
mengidentifikasi oergan pencernaan pada manusia
2. Menggambar organ pencernaan pada manusia
kemudian menuliskan nama-nama organ pencernaan
3. Mencari informasi tentang fungsi organ pencernaan
pada manusia
4. Mendiskusikan fungsi organ pencernaan pada
manusia
5. Melakukan simulasi tentang organ pencernaan dan
fungsinya
6. Mengumpulkan data mengenai makanan yang sering
dimakan siswa sehari-hari
7. Mengelompokkan makanan sehat dan makanan tidak
sehat
8. Mengidentifikasi makanan sehat
9. Merumuskan kesimpulan secara berkelompok tetang
syarat-syarat makanan sehat
10. Mencari informasi tentang akibat dari memakan
makanan yang tidak sehat
11. Mengidentifikasi penyakit-penyakit yang terdapat
dalam makanan yang tidak sehat
12. Merumuskan kesimpulan hubungan organ
pencernaan dengan makanan sehat.
Penilaian : 1.tertulis
2. lisan
3. proses
4. unjuk kerja
Alokasi Waktu : 8 Jam pelajaran
Sumber Belajar : Buku Teks, KIT IPA, Torso, Buku teks
(buku penunjang yang relevan)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam


Kelas/ semester :V/I
Standar Kompetensi : Mengidentifikasi organ tubuh dan hewan
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi organ pencernaan manusia dan
hubungannya dengan makanan dan kesehatan
Indikator : 1. Mengidentifikasi organ pencernaan pada
manusia
2. Menjelaskan fungsi organ pencernaan pada
manusia
3. Mengidentifikasi makanan sehat
di lingkungannya
4. Menjelaskan syarat-syarat makanan sehat
5. Menjelaskan hubungan organ pencernaan dengan
makanan dan kesehatan
Tujuan Pembelajaran Siswa dapat :
1. Menjelaskan organ-organ pencernaan pada manusia
2. Menjelaskan masing-masing fungsi organ
pencernaan makanan pada manusia.
3. Membedakan makanan tidak sehat dan makanan
sehat.
4. Menuliskan syarat-syarat makanan sehat
5. Menjelaskan penyakit-penyakit yang sering
menyerang organ pencernaan makanan.
6. Menyebutkan penyebab penyakit organ pencernaan
makanan pada manusia.
Materi Ajar (Materi Pokok) : Organ dan fungsi pencernaan makanan
pada manusia, makanan, kesehatan dan
hubungan organ pencernaan dengan
makanan dan kesehatan.
Langkah-langkah Pembelajaran
Persiapan:
Gambar sistem pencernaan dari karton

Pertemuan 1
Kegiatan awal
Guru mengambil biskuit atau sejenisa kue, siswa mengamati bentuk biskuit itu, lalu guru
atau siswa tertentu diminta maju dan mengunyah secara perlahan-lahan kemudian
menelannya. Siswa yang lain mengamati gerakan mulut temannya dan gerakan makanan
pada saat ditelan, lalu guru bertanya pada murid tersebut.
1. Apakah keadaan biskuit berubah? Mengapa berubah?
2. Apakah setelah kita makan biskuit akan keluar biskuit, pada waktu buang air besar?
Kegiatan Inti
Guru mengarahkan siswa untuk dapat mengemukakan permasalahan atau pertanyaan
sebagai berikut.
“ Apa sajakah alat pencernaan makanan pada tubuh manusia?”
Untuk menjawab tersebut guru mengajak siswa melakukan kegiatan sebagai berikut.
Pada pelajaran hari ini kita akan mempelajari alat tubuh kita yang bertugas mencerna
makanan

Kegiatan 1 : Susunan Alat pencernaan


Siswa bekerja dalam kelompok. Kepada setiap kelompok dibagikan 1 set kartu
pencernaan makanan, setelah mendiskusikannya dalam kelompok, siswa diminta maju
ke depan untuk mengurutkan letak masing-masing alat pencernaan makanan tersebut.
Siswa lain memerhatikan dan memberi usulan atau saran jika menurut kelompoknya
urutan tersebut belum tepat.
Setelah kegiatan simulasi selesai, guru menempelkan gambar alat peraga pencernaan
makanan yang utuh dan cukup besar di papan tulis, tetapi keterngannya ditutup.
Siswa tertentu diminta untuk menempelkan kartu nama masing-masing alat pencernaan,
yang telah disiapkan oleh guru dalam ukuran yang sesuai.
Misalnya ditulis pada potongan kertas manila ukura 3 x 10 cm.kartu bertuliskan alat-alat
pencernaan makanan seperti kerongkongan, dan lambung.
Selanjutnya, guru menugaskan siswa untuk berdiskusi tentang fungsi organ-organ
pencernaan.

Fungsi Organ-organ Pencernaan


Nama Organ Fungsi
Mulut Mencerna makanan secara mekanis yang dibantu oleh gigi
dan mencerna makanan secaran kimia yang dibantu oleh
air ludah, lidah membantu mengatur letak makanan dan
proses penelanan
Kerongkongan Menyalurkan makanan dari mulut ke lambung
Lambung  Menghancurkan makanan hingga berbentuk bubur
 Membunuh kuman penyakit yang ikut masuk ke
lambung
 Mencerna makanan secara kimiawi dan mekanik
Usus Halus  Mencerna makanan secara kimiawi hingga
terbentuk sari-sari makanan
 Tempat penyerapan sari-sari makanan
Usus Besar  Tempat penyerapan air
 Tempat pembusukan sisa-sisa makanan
Anus Mengeluarkan sisa-sisa makanan
Dari gambar tersebut guru mengajak siswa untuk mengelompokkan alat pencernaan
makanan dan kelenjar pencernaan. Guru menginformasikan bahwa saluran pencernaan
makanan adalah alat pencernaan makanan yang dilalui makanan. Sedangkan kelenjar
pencernaan makanan adalah alat/organ yang menghasilkan zat-zat tertentu untuk
membantu proses pencernaan makanan.
Guru meminta siswa menemukan ke dua kelompok tersebut, jawaban siswa ditulis
Saluran pencernaan :
Mulut-kerongkongan-lambung-usus halus-usus besar-anus
Kelenjar pencernaan :
Kelenjar ludah, hati, dan Pankreas
Selanjutnya guru disarankan untuk menjelaskan fungsi :
1. Kelenjar ludah : terdapat di bawah lidah, di bawah rahang atas, dan di belakang
telinga yang menghasilkan ludah berisi air, lendir/musin dan enzim pencerna tepung.
2. Kelenjar Pankreas : menghasilkan enzim pencerna makanan.
3. Hati : menghasilkan cairan empedu yang disimpan dalam kantung empedu dan
disalurkan ke usus untuk mencerna lemak.

Setelah semua bagian alat pencermaan tertempeli tulisan nama, guru bersama-sama siswa
melakkukan pengecekan satu persatu. Setelah semua keterangan yang tertempel benar
guru mengarahkan siswa untuk dapat membuat rumusan kesimpulan sebagai berikut.

Kesimpulan :
1. Susunan alat pencernaan makanan pada manusia terdiri dari: rongga mulut,
kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan anus.
2. Selain itu terdapat kelenjar pencernaan yang menghasilkan getah pencernaan yakni:
kelenjar ludah, hati, dan pankreas.

Kegiatan Akhir
Pemantapan
Setelah siswa mencatat susunan alat pencernaan makanan, guru menugaskan 2 orang
siswa maju kedepan kelas untuk menunjukkan letak alat pencernaan pada dirinya,
sedangkan siswa yang lain ikut mencermati. Misalnya : Menunjukkan kerongkongan,
letak lambung, usus halus dan usus besar.

Merancang Pembelajaran IPA Kelas VI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam


Kelas/Semester : VI/2
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (10 x 35 menit)
Standar Kompetensi : - Mempraktikkan Pola Penggunaan dan Perpindahan
Energi
Kompetensi Dasar : - Menyajikan informasi tentang perpindahan dan
perubahan energi listrik
Indikator : 1. Menjelaskan cara perpindahan energi
2. mendeskripsikan perubahan energi listrik menjadi
energi lain
Tujuan Pembelajaran : Siswa dapat
1. Menjelaskan cara-cara perpindahan energi dalam
kehidupan sehari-hari
2. Menyebutkan perbedaan-perbedaan cara
perpindahan energi
3. Menjelaskan keuntungan dan kerugian dari
peristiwa perpindahan energi
4. Mengklasifikasi perubahan-perubahan pada energi
listrik
5. Menjelaskan keuntungan dan kerugian akibat
perubahan energi listrik
Materi Ajar : 1. Perpindahan energi, yaitu secara konduksi,
konveksi, dan radiasi
2. Perubahan energi listrik menjadi energi-energi
bentuk lain, seperti listrik menjadi panas, cahaya,
gerak, dan bunyi

Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan I

Perpindahan Energi
Awali kegiatan pembelajaran dengan memberikan motivasi kepada siswa seperti bertanya
tentang konsep yang telah dipelajari, menceritakan peristiwa yang berkaitan dengan
perpindahan energi. Pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan misalnya :
1. Apa yang kamu rasakan ketika di dekat api unggun?
2. Apakah di siang hari kamu merasakan panas ketika berada di teras ruang kelas?
3. Knalpot sepeda motor yang mesinnya menyala terasa panas. Mengapa demikian?
Setelah itu jelaskan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dalam pertemuan tersebut.
Lakukan persiapan seperti pengelompokkan siswa persiapan alat dan bahan.
a. Peralatan/Persiapan
Jika di sekolah ada KIT Murid, gunakan terutama komponen alat dan bahan sebagai
berikut :
1) Batang baja
2) Batang gelas
3) Batang tembaga
4) Lilin/plastik/mentega/vaselin (pilih bahan yang mudah di dapat)
5) Pembakar sprritus
6) Standar
Bahan-bahan lain :
1) Paku dengan panjang kira-kira cm
2) Batang besi yang panjangnya kira-kira 10 cm
3) Batang besi dengan panjang kira-kira 20 cm
4) Kain untuk memindahkan batang panas.

Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Awal

Guru dapat memulai pelajaran dengan sebuah peragaan yang menarik. Perlihatkan
sebatang paku dan sebatang korek api kepada siswa. Mintalah salah seorang siswa untuk
memegang paku tersebut pada salah satu ujungnya. Sebelum paku dipanaskan guru
meminta siswa untuk menebak apakah siswa yang memegang paku itu mampu
memegang sampai satu batang korek api habis terbakar. Guru menyalakan sebatang korek
dan mengenakan nyala korek itu pada mata paku. Mata paku itu menjadi sedemikian
panas sehingga siswa tersebut menjatuhkannya.
Dengan peragaan ini siswa menjadi sadar bahwa panas dari nyala api menyebar sangat
cepat di dalam paku. Karena dipegang menjadi sedemikian panas maka paku itu tidak
dapat dipegangnya lebih lama lagi dan akhirnya dijatuhkan.
Tanyakan kepada siswa : “mengapa paku dijatuhkan?”
Guru mendiskusikan dengan siswa bahwa paku terbuat dari besi dan berbentuk padat,
kemudian berikan pertanyaan:

“Bagaimana energi menyebar dalam zat padat?”


Untuk menjawab pertanyaan di atas akan dilakukan tiga percobaan berikut ini.
Kegiatan Inti
Kegiatan 1 : Menyelidiki Penyebaran Energi Membutuhkan Waktu
Guru mengajukan pertanaan kepada siswa :
“Apakah energi panas menyebar secara tiba-tiba atau memerlukan waktu?
Siswa dalam kelompok diminta untuk mendiskusikan bagaimana menyelidiki pertanyaan
tersebut. Guru dapat membimbing siswa untuk memperoleh cara penyelidikannya
dengan bimbingan sebagai berikut.
1. Andaikan panas menyebar memerlukan waktu, apakah panjang batang besi yang
dipanaskan akan mempengaruhi cepat tindakan panas itu sampai pada ujung yang
lain?
2. Andaikan pula bahwa panas pada batang besi menyebar tidak memerlukan waktu,
apakah panas yang dirasakan pada ujung lain akan segera terasa?
Siswa mungkin mengusulkan untuk menguji percobaan itu dengan menggunakan batang
besi yang lebih panjang. Jika demikian, guru dapat memberikan batang besi yang
panjangnya 10 dan 20 cm.
Mintalah siswa menyelidiki apakah besi yang panjangnya 10 cm, jika dipanaskan salah
satu ujungnya maka ujung lain akan segera menjadi panas atau perlu menunggu beberapa
saat kemudian. Bandingkan lamannya jika menggunakan batang besi yang panjangnya 20
cm.

Hasil pengamatan

Batang besi yang panjang memerlukan waktu lebih lama untuk menyebarkan
energi panas dari satu ujung ke ujung lain

Diskusikan bahwa semakin panjang batang besi, semakin lama panas akan sampai pada
ujung lainnya. Hal tersebut disebabkan karena panas memerlukan waktu untuk menyebar.
Kesimpulan

Penyebaran Energi Panas Memerlukan Waktu

Kegiatan 2 : Menyelidiki Arah Penyebaran Energi


Dari hasil pada kegiatan 1, muncul pertanyaan baru :
1.Bagaimana arah penyebaran panas dalam batang besi?
2.Apakah panas dalam batang besi “diangkut oleh” partikel-partikel besi?
Beri kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan di atas sebagai langkah
hipotesis. Siswa mungkin menemukan satu usulan percobaan yang menggunakan lilin
(bahan yang mudah meleleh) sebagai indikator panas. Jika tidak guru dapat mengingatkan
kembali kepada siswa akan sifat-siat dari lilin yang dapat mencair bila dipanaskan
sehingga dapat dijadikan indikator panas.
Diskusikan bagaimana cara merancang percobaan dengan menggunakan lilin sebagai
indokator. Gunakan batang baja yang terdapat pada KIT panas.
1.Mintalah siswa menduga bagaimana arah penyebaran panas.
2.Mintalah usulan siswa di mana, pada batang besi itu, bola-bola lilin akan
ditempelkan. Bola-bola lilin itu dapat ditempelkan, misalnya pada jarak 7,9 dan 11 cm
disebelah kanan bagian baja yang dipanasi.
Dalam kelompok, siswa diminta untuk memasang batang besi itu pada penyangga dan
meletakkan pembakar spritus tepat di ujung batang baja yang dipanaskan.
Mereka menyalakan pembakar spritus dan mencatat berapa lama waktu yang dibutuhkan
sampai bola lilin itu meleleh dan terguling. (Guru meminta siswa tidak menyentuh batang
besi itu, karena telah menjadi sangat panas. Siswa dianjurkan juga untuk menggunakan
kain yang tebal saat mengambil batang besi tersebut pada akhir percobaan).
Hasil pengamatan masing-masing sisi dicatat dalam tabel dan dibuat grafik.
Tabel 1.1
Pengamatan panjang batang besi dan waktu pemanasan
Panjang batang besi (cm) Waktu pemanasan (detik)
7
9
11

1.2
1
Waktu/detik

0.8
0.6 Series 1
0.4 Series 2
0.2 Series 3

0
0 3 6 9
Jarak/cm
Grafik 1.1
Pengukuran kelajuan penyebaran panas

Berdasarkan data di atas guru membimbing dalam menarik kesimpulan dengan


memberikan pertanyaan :
1. Dari manakah energi itu berasal?
2. Apakah tergulingnya bola-bola lilin itu terjadi secara berurutan atau bersamaan?
3. Jika berururtan dari manakah urutan jatuhnya bola lilin?
4. Apakah ada bagian batang besi yang berpindah selama pemanasan?
5. Kearah manakah penyebaran panas?

Kesimpulan

Energi panas menyebar dengan laju yang berbeda tergantung dari


jenis bahan

Infromasikan:
Bahan yang menghantarkan panas dengan baik, disebut konduktor panas, bahan yang
menghantarkan panas dengan buruk disebut isolator panas.
Untuk mengkonkritkan bagaimana panas menyebar dalam zat padat, dapat dilakukan
simulasi sebagai berikut.
Mintalah tujuh siswa berjajar sambil mengkaitkan siku mereka dengan rapat. Siswa
berperan sebagai partikel-partikel zat padat yang berikatan kuat satu sama lain. Ambilah
potongan-potongan kertas yang dianaikan sebagai energi panas. Untuk mensimulasikan
perpindahan panas secara konduksi, mintalah siswa di paling ujung memegang potongan
kertas, kemudian menyerahkan potongan kertas itu ke teman sebalahnya, dan seterusnya
sampai ke siswa di ujung lainnya. Dari simulasi ini tampak jelas bahwa panas berpindah
lewat medium (partikel-partikrl zat padat), tanpa disertai perpindahan partikel-partikel
tersebut.

Kegiatan Akhir
Saran untuk PR
Siswa diminta untuk mengamati lingkungan disekitar mereka atau alat-alat dalam rumah
tangga seperti seterika, alat-alat masak dan termos. Selidiki bagian-bagian dari salah satu
alat tersebut dan fungsinya, apakah ada bagian-bagian yang terbuat dari konduktor atau
isolator panas.

Evaluasi
1. Tulislah keuntungan dan kerugian perpindahan panas secara konduksi!
2. Pegangan panci yang terbuat dari ebonit ternyata akan terasa panas jika panci tersebut
lama dipanaskan. Jelaskan mengapa demikian!
3. Tuliskan contoh-contoh peristiwa konduksi dalam kehidupan sehari-hari!

Pertemuan 2
Persiapan/persiapan
Potonglah kawat kumparan dengan panjang kira-kira 50 cm dan bersihkan ujung-
ujungnya dari isolator pembungkusnya. Kabel tersebut tidak “telanjang” melainkan
terbungkus isolator transparan yang sangat tipis. Jadi ujung-ujungnya yang akan
dihubungkan dengan baterai harus dibersihkan dengan cara dikeruk.

Langkah-langkah pembelajaran
Kegiatan awal
Guru memulai dengan memperagakan salah satu atau beberapa benda yang menggunakan
baterai, misalnya radio, robot (kalau tidak punya, dapat diganti dengan kipas angin,
mobil-mobilan atau alat lain). Guru menghidupkan dan memaikan radio itu dengan cara
melepas dan memasang kembali salah satu baterai dari tempatnya.

Gambar 1.1
Radio menggunakan baterai
Hidupkan radio itu sekali lagi lalu ajaklah siswa untuk mengamati apa yang terjadi.
Mungkin ada lampu pada radio itu yang menyala dan terdengar suara alunan musik atau
suara merdu penyair.
Pada pembelajaran sebelumnya siswa sudah mempunyai pengalaman pula bahwa baterai
dapat menyalakan lampu. Jadi hal ini bukanlah hal baru bagi siswa. Namun demikian,
untuk mengingatkan kembali, guru dapat bertanya apa yang menyebabkan lampu pada
radio ini menyala? Pertanyaan ini mungkin mudah dijawab yaitu listrik yang berasal dari
baterai. Guru dapat menginformasikan bahwa nyala lampu itu menghasilakan cahaya dan
cahaya adalah salah satu bentuk energi. Jadi pada lampu, listrik diubah menjadi cahaya.
Jika demikian, guru dapat mengajukan pertanyaan yang lebih kritis.

Energi apa saja yang dapat diubah dari energi listrik?

Berilah kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan ini sebagai langkah
hipotesis, kemudian lakukanlah percobaan berikut ini dalam kelompok.

Kegiatan inti
Melakukan percobaan tentang : Perubahan Bentuk Energi Listrik

Peralatan/Persiapan
1. Baterai
2. Kabel
3. Bel listrik
4. Papan landasan
5. Baterai dengan tempatnya
6. Saklar
7. Motor
8. Karet gelang
9. Roda
10. Kabel secukupnya

Bahan lain, jika ada:


1. Mobil-mobilan, kipas angin (pilih mana yang tersedia)
2. Kawat kumparan
3. Berbagai gambar yang menunjukkan penggunaan energi listrik

Kegiatan 1 : Listrik Untuk Memutar Roda


Dalam kelompok, siswa diminta untuk merakit percobaan seperti pada gambar (jelaskan
bagian-bagian dari rangkaian teruatama motor listrik dan roda).
Bimbinglah siswa dalam merakit rangkaian pada gambar terutama bagaimana
menghubungkan motor listrik dan baterai serta motor listrik dan roda.
Siswa akan melihat bahwa baterai dapat memutar motor listrik dan motor listrik dapat
memutar roda besar. Mintalah mereka melepas baterai dari tempatnya. Siswa akan
mengamati roda berhenti berputar.
Pertanyaan berikut ini dapat dipakai untuk membimbing siswa selama percobaan :
1. Selidiki bagaimana putaran roda jika jumlah baterai dikurangi
2. Apa yang terjadi dengan putaran roda jika salah satu atau kedua baterai di lepas?
3. Bagaimana kabel-kabel itu harus dihubungkan jika menggunakan satu baterai?

Hasil Pengamatan

Saat baterai dipasang, roda berputat.


Jika salah satu atau kedua baterai dilepas, roda berhentu berputar.
Semakin sedikit jumlah baterai, semakin pelan roda berputar

Untuk menarik kesimpulan, bimbinglah dengan bantuan pertanyaan :


1. Telusurilah apa yang menyebabkan roda berputar
2. Dari mana energi yang dipakai untuk memutar motor listrik?
3. Energi apa yang dihasilkan oleh baterai?
4. Bagaimana motor listrik dapat memutar roda?
5. Roda yang berputar merupakan bentuk energi apa? (energi gerak)
6. Jadi perubahan energi apa yang terjadi dari baterai ke roda yang berputar?

Kesimpulan

Energi listrik dapat diubah menjadi gerak


Kegiatan 2 : Listrik untuk panas
Dalam kelompok, mintalah siswa untuk melilitkan kawat kumparan pada sebatang pensil
atau ballpoint lalu hubungkan ujung-ujung kawat tersebut pada satu baterai.
Perhatian : jangan menghubungkan kabel dengan baterai terlalu lama. Satu menit
sudah cukup. Kabel dapat menjadi sangat panas.

Mintalah salah seorang siswa untuk menghubungkan ujung-ujung kawat pada kutub-
kutub baterai dan tugaskan siswa yang lain untuk memegang kumparan itu untuk
merasakan perubahan apa yang terjadi.

Hasil Pengamatan

Ketika ujung-ujung kawat kumparan dihubungkan pada


kutub-kutub baterai, maka kumparan menjadi panas.

Bantulah siswa untuk menarik kesimpulan dengan bimbingan pertanyaan :


1. Apakah ada arus yang mengalir pada kawat ketika ujung-ujungnya dihubungkan
dengan kutub-kutub baterai?
2. Apa yang menyebabkan kawat menjadi panas?
3. Perubahan bentuk energi apa yang terjadi?

Kesimpulan

Energi listrik dapat diubah menjadi panas

Kegiatan 3 : bentuk-bentuk perubahan energi yang lain


Kegiatan berikutnya dimaksudkan untuk membentuk pemahaman siswa bahwa energi
dapat berubah menjadi berbagai bentuk energi lain. Kegiatan ini memanfaatkan
pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari, ketika siswa menemukan alat-alat di
rumah maupun di sekolah yang menunjukkan peristiwa perubahan bentuk energi listrik.
Kali ini guru dapat mengajukan pertanyaan:
“Bentuk-bentuk energi apa saja yang merupakan hasil perubahan energi listrik?”
Pertanyaan tersebut diberikan kepada setiap kelompok siswa untuk didiskusikan dalam
kelompoknya. Siswa secara bergantian menjelaskan gambar yang dipegangnya di depan
kelas. Penjelasan siswa meliputi perubahan energi listrik yang etrjadi pada alat tersebut
dan manfaat alat itu dalam kehidupan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai