Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN AKHIR PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER

DI APOTEK KIMIA FARMA SETIABUDHI


JALAN SETIABUDHI NO. 36 BANDUNG

Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Praktik Kerja Profesi Apoteker


pada Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi
Universitas Jenderal Achmad Yani

UTAMI NINDYA LARASATI DAESAE, S.Farm


3351161562

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2017
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN AKHIR PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER


DI APOTEK KIMIA FARMA SETIABUDHI

Desember 2017

UTAMI NINDYA LARASATI DAESAE, S.Farm.


3351161562

Disetujui Oleh :

Pembimbing Pembimbing

Dra. Ambarsundari., MM., Apt. Gunawan Rachmat B, S.Si., Apt.


Pembimbing PKPA UNJANI Pembimbing PKPA
Apotek Kimia Farma
Setiabudhi
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN AKHIR PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER


DI APOTEK KIMIA FARMA SETIABUDHI

Desember 2017

UTAMI NINDYA LARASATI DAESAE, S.Farm


3351161562

Disetujui Oleh:

Pembimbing Pembimbing

Dra. Ambarsundari., M.M., Apt. Gunawan Rachmat B, S.Si., Apt.


Pembimbing PKPA Fakultas Farmasi Pembimbing PKPA
Universitas Jenderal Achmad Yani Apotek Kimia Farma
Setiabudhi

Mengetahui :
Dekan Fakultas Farmasi Ketua Program Studi Profesi Apoteker

Prof. Dr. Afifah B. Sutjiatmo, M.S., Apt Drs. H. Made Pasek Narendra, M.M., Apt
NID: 412162949 NID: 412168452
KATA PENGANTAR

Bsimillahirrahmanirrahim,
Alhamdulillah, Puji serta syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-
Nya yang tak terhingga pada kita semua sehingga Laporan Praktek Kerja Profesi
Apoteker (PKPA) di Apotek Kimia Farma Setiabudhi dapat diselesaikan, sebagai
salah satu syarat untuk mengikuti ujian apoteker pada Program Studi Profesi
Apoteker (PSPA), Fakultas Farmasi, Universitas Jenderal Achmad Yani.

Laporan ini dapat diselesaikan atas bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, disampaikan terima kasih kepada :.
1. Ibu Prof. Dr. Afifah B. Sutjiatmo, M,S., Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Jenderal Achmad Yani
2. Bapak Drs. Made Pasek N, MM., Apt. selaku Ketua Program Studi Profesi
Apoteker, Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani
3. Ibu Dr. Sri Wahyuningsih, M.Si., Apt., selaku Sekretaris Program studi
Profesi Apoteker, Fakultas Farmasi, Universitas Jenderal Achmad Yani
4. Ibu Dra. Ambarsundari., MM., Apt. selaku Koordinator PKPA Apotek,
Universitas Jenderal Achmad Yani atas petunjuk dan arahan yang diberikan
selama penyusunan laporan ini
5. Ibu Dra. Ambarsundari., MM., Apt. selaku pembimbing PKPA Apotek atas
bimbingan, petunjuk dan arahan yang telah diberikan selama penyusunan
laporan ini.
6. Bapak Gunawan Rahmat B, S.Si., Apt. selaku pembimbing PKPA Apotek
Kimia Farma atas bimbingan, petunjuk dan arahan yang telah diberikan
selama penyusunan laporan ini.
7. Apoteker, para Asisten Apoteker serta seluruh staf Kimia Farma Setiabudhi,
Segenap staf pengajar dan karyawan Universitas Jenderal Ahmad Yani
8. Keluarga tercinta yang selalu senantiasa memberikan doa, kasih sayang, serta
dukungan baik moril maupun materil.
9. Rekan-rekan profesi Apoteker Universitas Jenderal Ahmad Yani untuk
solidaritas dan kebersamaannya.
10. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu atas bantuan dan
dukungan yang diberikan, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Demikian semoga laporan ini dapat memberikan manfaat dan semoga kerjasama
yang telah terjalin antara Program Studi Profesi Apoteker Universitas Jenderal
Ahmad Yani dengan Kimia Farma Setiabudhi Bandung dapat terus terjalin dengan
baik.

Cimahi, Desember 2017

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

LAPORAN AKHIR PKPA……………….................................................... 1

I. Lokasi dan Letak Kimia Farma Setiabudhi ........................................ 1


II. Struktur Organisasi……………………………................................... 1
III. Persyaratan Pendirian Apotek ……………………………………….. 1
IV. Standar Pelayanan Kefarmasian ……………………………………… 2
V. Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek Kimia Farma Setiabudhi... 3
5.1 Pengelolahan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan BMHP......... 3
5.2 Pelayanan Farmasi Klinik………………………………………… 6
VI. Narkotika dan Psikotropika ………………….. ................................... 8
6.1 Pengadaan ……………………………………………………… . 8
6.2.Penyimpanan …………………………………………………… . 8
6.3.Pelaporan ……………………………………………………… ... 9
6.4.Pemusnahan …………………………………………………… .. 9

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… .... 10

TUGAS KHUSUS ………………………………………………………… . 11


LAPORAN AKHIR PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER

I. Lokasi dan Letak Kimia Farma Setiabudhi


Apotek Kimia Farma setiabudhi merupakan salah satu apotek pelayanan yang
tergabung dalam unit Business Manager (BM) Kimia Farma Bandung yang
berlokasi di Jalan Setiabudhi No. 36 Bandung, Jawa Barat. Selain perbekalan
farmasi dan alat kesehatan. Apotek Kimia Farma Setiabudhi dilengkapi dengan
tempat praktek dokter, yakni dokter spesialis penyakit kulit dan kelamin, dokter
gigi, dan dokter umum dan cek kesehatan.

II. Struktur Organisasi


Apotek Kimia Farma setiabudhi dalam kegiatan operasionalnya dipimpin oleh
seorang Apoteker sebagai Manajer Apotek Pelayanan (MAP) atau Apoteker
Pengelola Apotek (APA). MAP dibantu 4 orang karyawan, yaitu 1 orang
Apoteker pendamping, 3 orang Tenaga Teknis Kefarmasian.

III. Persyaratan Pendirian Apotek


Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 9 Tahun 2017 Tentang
Apotek, pendirian apotek harus memenuhi persyaratan, meliputi :

1. Lokasi
2. Bangunan
3. Sarana, prasarana, dan peralatan
4. Ketenagaan

Untuk Apotek Kimia Farma Setiabudhi persyaratan pendirian apotek yaitu :

1. Lokasi Apotek Kimia Farma Setiabudhi strategis dan ramai dilalui baik oleh
kendaraan umum maupun pribadi. Apotek terletak di tepi jalan raya satu arah
dekat dengan permukiman, swalayan, klinik THT, Restoran, perkantoran,
perhotelan. Terdapat area parkir yang dikhususkan untuk pelanggan apotek.
Bagian depan apotek dilengkapi dengan papan iklan Kimia Farma dengan
warna biru tua dan logo berwarna jingga dengan tulisan Kimia Farma dengan
tujuan agar masyarakat dapat dengan mudah menemukan Apotek Kimia
Farma.
2. Bangunan apotek kimia farma setiabudhi bersifat permanen terpisah dari pusat
perbelanjaan, apartemen, rumah toko, rumah kantor, rumah susun dan
bangunan yang sejenis.
3. Sarana Apotek Kimia Farma Setiabudhi memiliki sarana ruang yang berfungsi
yaitu penerimaan resep, pelayanan resep dan peracikan, penyerahan sediaan
Farmasi dan Alat kesehatan, konseling, penyimpanan sediaan farmasi dan alat
kesehatan dan arsip, toilet, Musholla . Sedangkan prasarana Apotek Kimia
Farma Setiabudhi yaitu instalasi air bersih, instalasi listrik, sistem tata udara,
sistem proteksi kebakaran. Peralatan Apotek Kimia Farma Setiabudhi
meliputi gondola, alat peracikan, lemari pendingin, meja, kursi, komputer,
formulir pencatatan pasien. Untuk formulir pencatatan pasien berwarna kuning
yang merupakan catatan mengenai riwayat pengobatan pasien.
4. Ketenagaan atau SDM di Apotek Kimia Farma Setiabudhi yaitu 1 apoteker
penangung jawab, 1 apoteker pendamping dan 3 tenaga teknis kefarmasian
serta 1 satpam dan 1 cleanning servis.

IV. Standar Pelayanan Kefarmasian


Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 73 Tahun 2016 Tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek meliputi :
1. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis
Pakai
 Perencanaan
 Pengadaan
 Penerimaan
 Penyimpanan
 Pemusnahan
 Pengendalian
 Pencatatan dan pelaporan
2. Farmasi Klinik
 Pengkajian Resep
 Dispensing
 Pelayanan Informasi Obta
 Konseling
 Pelayanan kefarmasian di rumah (home pharmacy care)
 Pemantauan Terapi Obat (PTO) dan
 Monitoring Efek Samping Obat (MESO)

V. Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek Kimia Farma Setiabudhi


5.1 Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai
Pengelolaan perbekalan farmasi yang meliputi perencanaan, pengadaan,
penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pemusnahan, pengendalian serta
pencatatan dan pelaporan.

a. Perencanaan
Perencananaan barang di apotek Kimia Farma Setiabudhi berdasarkan analisis
pareto nilai, pareto frekuensi, daftar penolakan dan produk baru. Analisis pareto
merupakan salah satu cara perencanaan barang di apotek, yaitu dengan melihat
jumlah penjualan sebelumnya (pada periode waktu tertentu). Apotek Kimia Farma
setiabudhi melakukan analisis pareto terhadap data 3 bulan sebelumnya. Daftar
penolakan digunakan untuk mengetahui pola konsumsi dari masyarakat sekitar
yang membeli obat di Kimia Farma setiabudhi.

b. Pengadaan

Pengadaan dilakukan berdasarkan kebutuhan yang telah direncanakan kemudian


menentukan jumlah yang dibutuhkan, penyesuaian dana, pemelihan waktu
pengadaan, pemilihan pemasok dan proses pembayaran. Pengadaan barang di
Apotek kimia farma setiabudhi menggunakan sistem :

a. Minmax merupakan sistem terbaru yang dijalankan oleh kimia farma


sekitar 3 bulan, minmax merupakan metode perencanaan secara sistematis.
Minmax menimalkan pembelian barang dan memaksimalkan pengeluaran
barang. Kekurangannya metode minmax harus divalidasi kembali.
b. Defekta merupakan buku pencatatan barang yang kosong diapotek untuk
selanjutnya dapat dilakukan pemesanan.
c. Droping adalah pengadaan barang yang diperoleh melalui pemesanan dari
apotek kimia farma lain. Apotek yang melakukan droping akan membuat
surat dropping dan mengirimkan barang yang diminta oleh apotek. Dalam
drooping tidak terjadi transaksi berupa uang, hanya terjadi perpindahan
barang dari satu apotek ke apotek lain yang meminta barang.
d. Cito pengadaan dengan system ini ditujukan untuk barang-barang yang
sangat dibutuhkan dan sifarnya segera.
e. Konsinyasi merupakan pengadaan barang titipan suatu produsen yang
dapat berupa alat kesehatan, obat-obatan baru, suplemen ataupun vitamin
dimana apotek hanya membayar barang yang laku terjual setelah dibuat
menjadi faktur.
f. Pembelian mendesak, apabila apotek memerlukan barang tertentu dalam
jumlah kecil, maka dapat membeli barang tersebut dari apotek lain.

c. Penerimaan
Penerimaan barang dari distributor diantarkan ke apotek dilengkapi dengan faktur,
sedangkan barang dari BM dilengkapi dengan dokumen dropping. Pada saat
barang datang diperiksa kesesuaian antara faktur dengan surat pesanan dan barang
yang datang meliputi nama obat, bentuk sediaan dan jumlah obat.Pengecekan
tersebut diperlukan untuk memastikan bahwa barang yang diterima sesuai dengan
pemesanan dan memastikan bahwa barang dalam kondisi yang baik dengan waktu
kadaluarsa yang masih lama.

d. Penyimpanan
Penyimpanan perbekalan farmasi di Apotek Kimia Farma Setiabudhi, disusun
secara alfabetis berdasarkan efek farmakologi, bentuk sediaan dan stabilitas
dengan menggunakan prinsip FIFO (First In First Out), yaitu barang yang
pertama kali masuk akan dikeluarkan/dijual terlebih dahulu serta FEFO (First
Expired First Out) artinya barang yang dengan masa kadaluwarsa yang terlebih
dahulu harus keluar lebih dulu.

e. Pengendalian

Pengendalian perbekalan farmasi di Apotek Kimia Farma Setiabudhi,


pengendalian persediaan yaitu Pengendalian persediaan dilakukan menggunakan
kartu stok baik dengan cara manual atau elektronik. Kartu stok sekurang-
kurangnya memuat nama Obat, tanggal kadaluwarsa, jumlah pemasukan, jumlah
pengeluaran dan sisa persediaan. Pengendalian persediaan yaitu dengan melakukan
uji petik tujuannya untuk mengetahui ada atau tidaknya selisih antara jumlah
barang secara fisik dengan jumlah barang pada data komputer (menjaga
kehilangan barang).

f. Pemusnahan
Pemusnahan obat biasanya dilakukan untuk obat-obatan yang telah lewat tanggal
kadaluarsa atau rusak. Obat-obatan yang telah kadaluarsa sebelumnya dicatat
terlebih dahulu jumlah dan tanggal kadaluarsanya, kemudian disimpan terpisah
atau dikumpulkan hingga mencapai jumlah obat yang cukup banyak, kemudian
dimusnahkan. Setiap kegiatan pemusnahan obat yang akan dilakukan harus
dibuatkan berita acara pemusnahan obat yang ditujukan kepada Kepala Kantor
Dinas Kesehatan Kota Bandung dengan tembusan ke BBPOM (Balai Besar
Pengawas Obat dan Makanan) serta dilakukan pelaporan atas pelaksanaan
pemusnahan kepada BM Apotek setempat.Pemusnahan obat-obat non narkotika-
psikotropika dilaksanakan oleh apoteker dibantu oleh sekurang-kurangnya
seorang karyawan apotek.

g. Pencatatan dan pelaporan


Kegiatan Pencatatan dan pelaporan yang dilakukan di Apotek Kimia Farma
Setiabudhi berupa kegiatan pencatatan dan pelaporan yang bersifat internal yang
terdiri dari pencatatan rekap resep, pencatatan kartu stok, pencatatan defekta dan
surat pesanan, laporan administrasi keuangan. Sedangkan pencatatan dan
pelaporan eksternal berupa pelaporan penggunaan narkotika dan psikotropika.
5.2. Pelayanan Farmasi Klinik
a. Pengkajian Resep dan Pelayanan Resep
Pengkajian resep dan pelayanan resep yang dilakukan di Setiabudhi dilakukan
dengan tahap awal meliputi administrasi, kesesuaian farmasetik dan
pertimabangan klinis. Sedangkan pelayanan resep di setiabudhi meliputi
pelayanan resep tunai dan resep kredit.

b. Dispensing
 Pelayanan Resep Tunai
Alur pelayanan resep tunai di Apotek Kimia Farma setiabudhi yaitu
pasien datang membawa resep kemudian oleh petugas melakukan
skrining resep jika lengkap maka data Input kemudian chek harga dan
ketersediaan obat, jika resep tidak lengkap maka menghubungi dokter
penulis resep. Selanjutnya dilakukan konfirmasi kepada pasien mengenai
harga dan ketersediaan obat dan jika pasien setuju maka pasien
membayar sesuai dengan harga obat dalam resep setelah itu obat
disiapkan sesuai dengan resep yang ditebus oleh pasien. Kemudian
dilakukan pemeriksaan akhir oleh Apoteker meliputi nama pasien, obat,
dosis, jumlah obat dan informasi etiket serta copy resep dan kwitansi jika
ada atau diminta oleh pasien, kemudian barulah Obat diserahkan kepada
pasien oleh Apoteker disertai dengan pemberian informasi obat.

 Pelayanan Resep Kredit


Pelayanan resep kredit di Apotek Kimia Farma setiabudhi diberikan
kepada instansi yang telah melakukan kerjasama. Alur pelayanan yang
dilakukan hampir sama dengan pelayanan obat dengan resep tunai,
perbedaanya adalah pada pelayanan ini tidak terdapat konfirmasi harga
obat dan pembayaran tunai dari pasien kepada Apotek Kimia Farma
setiabudhi. Oleh karena itu, pencatatan terhadap pelayanan obat dengan
resep dokter secara kredit ini dipisahkan dengan pelayanan obat dengan
resep dokter secara tunai. Struk resep kredit diserahkan ke BM Kimia
Farma, yang selanjutnya dilakukan penagihan kepada perusahaan atau
instansi yang bersangkutan.

c. Pelayanan Tanpa Resep Dokter

Pelayanan obat tanpa resep dokter atau disebut juga upaya pengobatan diri
sendiri (UPDS). Alur pelayanan atau tahap-tahap yang dilakukan ketika akan
melakukan Upaya Pengobatan Diri Sendiri (UPDS) yaitu diawali dengan
mendengarkan keluhan pasien yang ingin melakukan UPDS kemudian menggali
informasi lebih lanjut dari pasien dengana mengunakan metode WWHAM
meliputi:

a. Who, siapa yang meggunakan obat


b. What, apa gejala yang dialami
c. How Long, berapa lama gejala berlangsung
d. Action, apa yang sudah dilakukan terhadap gejala tersebut
e. Medicine, obat lain yang sedang digunakan

Setelah mendapatkan data tersebut barulah memilihkan obat sesuai dengan


kerasionalan dan kemampuan ekonomi pasien dengan menggunakan obat bebas,
bebas terbatas, dan obat wajib apotek (DOWA), setelah itu Informasikan harga
kepada pasien jika pasien setuju lalu pasien membayar, dan diserahkan kepada
pasien.Pelayanan UPDS dilakukan dengan mengisi formulir UPDS, yang berisi
nama, alamat, nama obat, jumlah, harga dan tanda tangan APA / petugas dan
pemohon.

d. Pelayanan Informasi Obat

Pelayanan informasi obat bertujuan untuk memberikan dasar pengertian mengenai


penggunaan obat yang aman dan efektif serta memberikan informasi yang objektif
kepada berbagai pihak. Pelayanan informasi obat di Apotek Kimia Farma
Setiabudhi meliputi nama obat, kegunaan atau khasiat obat, cara pemakaian dan
interval pemakaian obat, efek samping yang mungkin terjadi, makanan, minuman
atau aktivitas yang harus dihindari, cara penyimpanan obat, interaksi obat (bila
ada), dan informasi obat untuk keadaan khusus lainnya.
e. Pelayanan Swalayan Farmasi

Pelayanan swalayan farmasi meliputi penjualan obat bebas, obat bebas terbatas,
perlengkapan bayi, kosmetik, alat kesehatan, suplemen, vitamin, susu, perawatan
kulit, perawatan rambut, obat herbal, alat kontrasepsi dan perbekalan farmasi
lainnya yang dapat dibeli tanpa resep dokter. Barang-barang tersebut diatur
sedemikian rupa sehingga konsumen dapat memilih barang dengan leluasa.
Pembayaran dilakukan di kasir disertai dua bukti pembayaran (struk), yaitu satu
untuk pembeli dan satu lagi untuk arsip. Selain pelayanan kefarmasian di atas,
Apotek Kimia Farma juga menyediakan sistem penghantaran obat ke rumah atau
instansi (delivery service), yang dilakukan oleh petugas apotek tanpa dikenakan
biaya tambahan.

f. Telefarma
Telefarma adalah melayani pasien melalui telepon, menanyakan keadaan pasien,
apakah sudah sembuh atau belum, dan apakah membutuhkan obat lainnya lagi.
Atau dengan kata lain, telefarma adalah pemesanan obat melalui telepon atau
layanan antar.

VI. Narkotika dan Psikotropika


6.1 Pengadaan
Pengadaan obat narkotika dan psikotropika harus menggunakan surat pesanan
khusus yang ditanda tangani oleh APA. Surat pesanan narkotika menggunakan SP
Formulir 1 rangkap 4 dan surat pesanan psikotropika menggunakan SP Formulir 2
rangkap 3 (tiga). Setiap SP Formulir 1 untuk obat golongan narkotika hanya
berlaku untuk pemesanan satu jenis obat narkotika saja, sedangkan SP Formulir 2
untuk obat psikotropika dapat digunakan untuk pemesanan beberapa jenis obat.

6.2 Penyimpanan
Obat narkotika dan psikotropika disimpan pada lemari khusus terpisah dengan
obat lainnya yang bentuk dan ukuran lemarinya sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Khusus untuk lemari, peraturan mensyaratkan sebagai berikut:
a. Terbuat dari bahan yang kuat.
b. Tidak mudah dipindahkan dan mempunyai 2 (dua) buah kunci yang
berbeda.
c. Diletakan ditempat yang aman dan tidak terlihat oleh umum.
d. Kunci dikuasai oleh APA atau pegawai lain yang dikuasakan.

6.3 Pelaporan
Pelaporan penggunaan narkotika dan pskikotropika dilakukan secara online setiap
bulan sebelum tanggal sepuluh (10) melalui SIPNAP. SIPNAP adalah sistem yang
mengatur pelaporan penggunaan narkotika dan psikotropika dari unit layanan
(Puskesmas, Rumah Sakit dan Apotek) ke Dinas Kesehatan Kota Bandung dengan
menggunakan pelaporan elektronik selanjutnya Dinas Kesehatan Kota Bandung
melaporkan ke tingkat yang lebih tinggi (Dinkes Provinsi dan Ditjen Binfar dan
Alkes) melalui mekanisme pelaporan online.

6.4 Pemusnahan
Dalam melakukan pemusnahan terdiri dari beberapa tahapan yaitu:
a. APA menyampaikan surat pemberitahuan dan permohonan saksi kepada
Dinkes Kabupaten/Kota atau Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan.
b. Pembuatan berita acara rangkap 3 (tiga), paling sedikit memuat :
 Hari, tanggal, bulan, dan tahun pemusnahan
 Tempat pemusnahan
 Nama APA
 Nama petugas kesehatan yang menjadi saksi dan saksi lain dari
apotek
 Nama dan jumlah Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi
yang dimusnahkan
 Cara pemusnahan
 Tanda tangan APA
c. Mengirimkan berita acara pemusnahan yang ditujukan kepada :

 Direktorat Jenderal Kementerian Kesehatan


 Kepala Badan/Balai Pengawasan Obat dan Makanan

DAFTAR PUSTAKA

1. Menteri Kesehatan. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 73 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian
Apotek. Jakarta: Dirjen Perundang-undangan Hukum dan HAM Republik
Indonesia; 2016.
2. Menteri Kesehatan. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 9 Tahun 2017 Tentang Apotek. Jakarta: Dirjen Perundang-
undangan Hukum dan HAM Republik Indonesia; 2017.
TUGAS KHUSUS
“TELEFARMA”

Telefarma adalah melayani pasien melalui telepon, menanyakan keadaan


pasien, apakah sudah sembuh atau belum, dan apakah membutuhkan obat yang
lainnya lagi.
Kriteria pasien telefarma :
a. Pasien dengan penyakit degeneratif
b. Pasien yang mendapat resep antibiotik
Telefarma dilakukan di Apotek Kimia Farma Setiabudhi pada periode November
diminggu Keempat.

APOTEK KIMIA FARMA SETIABUDHI


JL. Setiabudhi No. 36 Bandung

Bandung 17 -11- 2017


R/ kimoxil 500 mg No. XII
S 3 dd 1
R/ Sanmol No. XII
S 3 dd 1
R/ Klotaren 50 mg No. XII
S 3 dd 1
Nama : Marcella
Umur: 24 tahun

M: Halo, Selamat Malam, Saya Utami Mahasiswa PKPA dari Apotek Kimia
Farma setiabudhi. Betul ini dengan ibu Marcella ?
P : iyaa saya sendiri, ada apa ya mba?
M : Maaf mengganggu waktunya sebentar bu. Kami ada program pemantauan
obat terkait obat yang pernah ditebus di apotek kami.
P : Oh iya, bagaimana yah ?
M : obat yang ibu beli berdasarkan resep tanggal 17 November 2017 dari dokter
Adria obatnya kimoxil (antibiotik), sanmol, klotaren, betul bu ?
P : iya betul, ada apa yah mba ?
M : Ibu berdasarkan resep dari dokternya obat antibiotik yaitu kimoxil apakah
sudah dihabiskan ?
P : obat kimoxilnya masih ada tidak dihabiskan
M : Mohon maaf sebelumnya untuk obat antibiotik yaitu kimoxil harus
dihabiskan ibu walaupun keadaan sudah membaik
P : oo begitu ya, jadi obat antibiotiknya saya habiskan sekarang ?
M : untuk sekarang obat antibiotiknya tidak gunakan lagi lain kali kalau ibu
mendapatkan obat antibiotik harus dihabiskan ya bu, walaupun keadaannya
sudah membaik tujuannya agar tidak terjadinya resistensi atau nanti
penggunaan obat yang ke 2 kalinya tidak mampan lagi untuk ibu.
P : oo iya makasiih atas informasinya
M : Sama-sama ibu terima kasih Semoga Sehat Selalu.

Kesimpulan
Telefarma sangat penting dilakukan di Apotek tujuannya agar kita bisa
mengetahui pasiennya patuh atau tidaknya terhadap pengobatan yang sedang
dijalaninya.

Anda mungkin juga menyukai