Desember 2017
Disetujui Oleh :
Pembimbing Pembimbing
Desember 2017
Disetujui Oleh:
Pembimbing Pembimbing
Mengetahui :
Dekan Fakultas Farmasi Ketua Program Studi Profesi Apoteker
Prof. Dr. Afifah B. Sutjiatmo, M.S., Apt Drs. H. Made Pasek Narendra, M.M., Apt
NID: 412162949 NID: 412168452
KATA PENGANTAR
Bsimillahirrahmanirrahim,
Alhamdulillah, Puji serta syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-
Nya yang tak terhingga pada kita semua sehingga Laporan Praktek Kerja Profesi
Apoteker (PKPA) di Apotek Kimia Farma Setiabudhi dapat diselesaikan, sebagai
salah satu syarat untuk mengikuti ujian apoteker pada Program Studi Profesi
Apoteker (PSPA), Fakultas Farmasi, Universitas Jenderal Achmad Yani.
Laporan ini dapat diselesaikan atas bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, disampaikan terima kasih kepada :.
1. Ibu Prof. Dr. Afifah B. Sutjiatmo, M,S., Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Jenderal Achmad Yani
2. Bapak Drs. Made Pasek N, MM., Apt. selaku Ketua Program Studi Profesi
Apoteker, Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani
3. Ibu Dr. Sri Wahyuningsih, M.Si., Apt., selaku Sekretaris Program studi
Profesi Apoteker, Fakultas Farmasi, Universitas Jenderal Achmad Yani
4. Ibu Dra. Ambarsundari., MM., Apt. selaku Koordinator PKPA Apotek,
Universitas Jenderal Achmad Yani atas petunjuk dan arahan yang diberikan
selama penyusunan laporan ini
5. Ibu Dra. Ambarsundari., MM., Apt. selaku pembimbing PKPA Apotek atas
bimbingan, petunjuk dan arahan yang telah diberikan selama penyusunan
laporan ini.
6. Bapak Gunawan Rahmat B, S.Si., Apt. selaku pembimbing PKPA Apotek
Kimia Farma atas bimbingan, petunjuk dan arahan yang telah diberikan
selama penyusunan laporan ini.
7. Apoteker, para Asisten Apoteker serta seluruh staf Kimia Farma Setiabudhi,
Segenap staf pengajar dan karyawan Universitas Jenderal Ahmad Yani
8. Keluarga tercinta yang selalu senantiasa memberikan doa, kasih sayang, serta
dukungan baik moril maupun materil.
9. Rekan-rekan profesi Apoteker Universitas Jenderal Ahmad Yani untuk
solidaritas dan kebersamaannya.
10. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu atas bantuan dan
dukungan yang diberikan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Demikian semoga laporan ini dapat memberikan manfaat dan semoga kerjasama
yang telah terjalin antara Program Studi Profesi Apoteker Universitas Jenderal
Ahmad Yani dengan Kimia Farma Setiabudhi Bandung dapat terus terjalin dengan
baik.
Penulis
DAFTAR ISI
1. Lokasi
2. Bangunan
3. Sarana, prasarana, dan peralatan
4. Ketenagaan
1. Lokasi Apotek Kimia Farma Setiabudhi strategis dan ramai dilalui baik oleh
kendaraan umum maupun pribadi. Apotek terletak di tepi jalan raya satu arah
dekat dengan permukiman, swalayan, klinik THT, Restoran, perkantoran,
perhotelan. Terdapat area parkir yang dikhususkan untuk pelanggan apotek.
Bagian depan apotek dilengkapi dengan papan iklan Kimia Farma dengan
warna biru tua dan logo berwarna jingga dengan tulisan Kimia Farma dengan
tujuan agar masyarakat dapat dengan mudah menemukan Apotek Kimia
Farma.
2. Bangunan apotek kimia farma setiabudhi bersifat permanen terpisah dari pusat
perbelanjaan, apartemen, rumah toko, rumah kantor, rumah susun dan
bangunan yang sejenis.
3. Sarana Apotek Kimia Farma Setiabudhi memiliki sarana ruang yang berfungsi
yaitu penerimaan resep, pelayanan resep dan peracikan, penyerahan sediaan
Farmasi dan Alat kesehatan, konseling, penyimpanan sediaan farmasi dan alat
kesehatan dan arsip, toilet, Musholla . Sedangkan prasarana Apotek Kimia
Farma Setiabudhi yaitu instalasi air bersih, instalasi listrik, sistem tata udara,
sistem proteksi kebakaran. Peralatan Apotek Kimia Farma Setiabudhi
meliputi gondola, alat peracikan, lemari pendingin, meja, kursi, komputer,
formulir pencatatan pasien. Untuk formulir pencatatan pasien berwarna kuning
yang merupakan catatan mengenai riwayat pengobatan pasien.
4. Ketenagaan atau SDM di Apotek Kimia Farma Setiabudhi yaitu 1 apoteker
penangung jawab, 1 apoteker pendamping dan 3 tenaga teknis kefarmasian
serta 1 satpam dan 1 cleanning servis.
a. Perencanaan
Perencananaan barang di apotek Kimia Farma Setiabudhi berdasarkan analisis
pareto nilai, pareto frekuensi, daftar penolakan dan produk baru. Analisis pareto
merupakan salah satu cara perencanaan barang di apotek, yaitu dengan melihat
jumlah penjualan sebelumnya (pada periode waktu tertentu). Apotek Kimia Farma
setiabudhi melakukan analisis pareto terhadap data 3 bulan sebelumnya. Daftar
penolakan digunakan untuk mengetahui pola konsumsi dari masyarakat sekitar
yang membeli obat di Kimia Farma setiabudhi.
b. Pengadaan
c. Penerimaan
Penerimaan barang dari distributor diantarkan ke apotek dilengkapi dengan faktur,
sedangkan barang dari BM dilengkapi dengan dokumen dropping. Pada saat
barang datang diperiksa kesesuaian antara faktur dengan surat pesanan dan barang
yang datang meliputi nama obat, bentuk sediaan dan jumlah obat.Pengecekan
tersebut diperlukan untuk memastikan bahwa barang yang diterima sesuai dengan
pemesanan dan memastikan bahwa barang dalam kondisi yang baik dengan waktu
kadaluarsa yang masih lama.
d. Penyimpanan
Penyimpanan perbekalan farmasi di Apotek Kimia Farma Setiabudhi, disusun
secara alfabetis berdasarkan efek farmakologi, bentuk sediaan dan stabilitas
dengan menggunakan prinsip FIFO (First In First Out), yaitu barang yang
pertama kali masuk akan dikeluarkan/dijual terlebih dahulu serta FEFO (First
Expired First Out) artinya barang yang dengan masa kadaluwarsa yang terlebih
dahulu harus keluar lebih dulu.
e. Pengendalian
f. Pemusnahan
Pemusnahan obat biasanya dilakukan untuk obat-obatan yang telah lewat tanggal
kadaluarsa atau rusak. Obat-obatan yang telah kadaluarsa sebelumnya dicatat
terlebih dahulu jumlah dan tanggal kadaluarsanya, kemudian disimpan terpisah
atau dikumpulkan hingga mencapai jumlah obat yang cukup banyak, kemudian
dimusnahkan. Setiap kegiatan pemusnahan obat yang akan dilakukan harus
dibuatkan berita acara pemusnahan obat yang ditujukan kepada Kepala Kantor
Dinas Kesehatan Kota Bandung dengan tembusan ke BBPOM (Balai Besar
Pengawas Obat dan Makanan) serta dilakukan pelaporan atas pelaksanaan
pemusnahan kepada BM Apotek setempat.Pemusnahan obat-obat non narkotika-
psikotropika dilaksanakan oleh apoteker dibantu oleh sekurang-kurangnya
seorang karyawan apotek.
b. Dispensing
Pelayanan Resep Tunai
Alur pelayanan resep tunai di Apotek Kimia Farma setiabudhi yaitu
pasien datang membawa resep kemudian oleh petugas melakukan
skrining resep jika lengkap maka data Input kemudian chek harga dan
ketersediaan obat, jika resep tidak lengkap maka menghubungi dokter
penulis resep. Selanjutnya dilakukan konfirmasi kepada pasien mengenai
harga dan ketersediaan obat dan jika pasien setuju maka pasien
membayar sesuai dengan harga obat dalam resep setelah itu obat
disiapkan sesuai dengan resep yang ditebus oleh pasien. Kemudian
dilakukan pemeriksaan akhir oleh Apoteker meliputi nama pasien, obat,
dosis, jumlah obat dan informasi etiket serta copy resep dan kwitansi jika
ada atau diminta oleh pasien, kemudian barulah Obat diserahkan kepada
pasien oleh Apoteker disertai dengan pemberian informasi obat.
Pelayanan obat tanpa resep dokter atau disebut juga upaya pengobatan diri
sendiri (UPDS). Alur pelayanan atau tahap-tahap yang dilakukan ketika akan
melakukan Upaya Pengobatan Diri Sendiri (UPDS) yaitu diawali dengan
mendengarkan keluhan pasien yang ingin melakukan UPDS kemudian menggali
informasi lebih lanjut dari pasien dengana mengunakan metode WWHAM
meliputi:
Pelayanan swalayan farmasi meliputi penjualan obat bebas, obat bebas terbatas,
perlengkapan bayi, kosmetik, alat kesehatan, suplemen, vitamin, susu, perawatan
kulit, perawatan rambut, obat herbal, alat kontrasepsi dan perbekalan farmasi
lainnya yang dapat dibeli tanpa resep dokter. Barang-barang tersebut diatur
sedemikian rupa sehingga konsumen dapat memilih barang dengan leluasa.
Pembayaran dilakukan di kasir disertai dua bukti pembayaran (struk), yaitu satu
untuk pembeli dan satu lagi untuk arsip. Selain pelayanan kefarmasian di atas,
Apotek Kimia Farma juga menyediakan sistem penghantaran obat ke rumah atau
instansi (delivery service), yang dilakukan oleh petugas apotek tanpa dikenakan
biaya tambahan.
f. Telefarma
Telefarma adalah melayani pasien melalui telepon, menanyakan keadaan pasien,
apakah sudah sembuh atau belum, dan apakah membutuhkan obat lainnya lagi.
Atau dengan kata lain, telefarma adalah pemesanan obat melalui telepon atau
layanan antar.
6.2 Penyimpanan
Obat narkotika dan psikotropika disimpan pada lemari khusus terpisah dengan
obat lainnya yang bentuk dan ukuran lemarinya sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Khusus untuk lemari, peraturan mensyaratkan sebagai berikut:
a. Terbuat dari bahan yang kuat.
b. Tidak mudah dipindahkan dan mempunyai 2 (dua) buah kunci yang
berbeda.
c. Diletakan ditempat yang aman dan tidak terlihat oleh umum.
d. Kunci dikuasai oleh APA atau pegawai lain yang dikuasakan.
6.3 Pelaporan
Pelaporan penggunaan narkotika dan pskikotropika dilakukan secara online setiap
bulan sebelum tanggal sepuluh (10) melalui SIPNAP. SIPNAP adalah sistem yang
mengatur pelaporan penggunaan narkotika dan psikotropika dari unit layanan
(Puskesmas, Rumah Sakit dan Apotek) ke Dinas Kesehatan Kota Bandung dengan
menggunakan pelaporan elektronik selanjutnya Dinas Kesehatan Kota Bandung
melaporkan ke tingkat yang lebih tinggi (Dinkes Provinsi dan Ditjen Binfar dan
Alkes) melalui mekanisme pelaporan online.
6.4 Pemusnahan
Dalam melakukan pemusnahan terdiri dari beberapa tahapan yaitu:
a. APA menyampaikan surat pemberitahuan dan permohonan saksi kepada
Dinkes Kabupaten/Kota atau Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan.
b. Pembuatan berita acara rangkap 3 (tiga), paling sedikit memuat :
Hari, tanggal, bulan, dan tahun pemusnahan
Tempat pemusnahan
Nama APA
Nama petugas kesehatan yang menjadi saksi dan saksi lain dari
apotek
Nama dan jumlah Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi
yang dimusnahkan
Cara pemusnahan
Tanda tangan APA
c. Mengirimkan berita acara pemusnahan yang ditujukan kepada :
DAFTAR PUSTAKA
M: Halo, Selamat Malam, Saya Utami Mahasiswa PKPA dari Apotek Kimia
Farma setiabudhi. Betul ini dengan ibu Marcella ?
P : iyaa saya sendiri, ada apa ya mba?
M : Maaf mengganggu waktunya sebentar bu. Kami ada program pemantauan
obat terkait obat yang pernah ditebus di apotek kami.
P : Oh iya, bagaimana yah ?
M : obat yang ibu beli berdasarkan resep tanggal 17 November 2017 dari dokter
Adria obatnya kimoxil (antibiotik), sanmol, klotaren, betul bu ?
P : iya betul, ada apa yah mba ?
M : Ibu berdasarkan resep dari dokternya obat antibiotik yaitu kimoxil apakah
sudah dihabiskan ?
P : obat kimoxilnya masih ada tidak dihabiskan
M : Mohon maaf sebelumnya untuk obat antibiotik yaitu kimoxil harus
dihabiskan ibu walaupun keadaan sudah membaik
P : oo begitu ya, jadi obat antibiotiknya saya habiskan sekarang ?
M : untuk sekarang obat antibiotiknya tidak gunakan lagi lain kali kalau ibu
mendapatkan obat antibiotik harus dihabiskan ya bu, walaupun keadaannya
sudah membaik tujuannya agar tidak terjadinya resistensi atau nanti
penggunaan obat yang ke 2 kalinya tidak mampan lagi untuk ibu.
P : oo iya makasiih atas informasinya
M : Sama-sama ibu terima kasih Semoga Sehat Selalu.
Kesimpulan
Telefarma sangat penting dilakukan di Apotek tujuannya agar kita bisa
mengetahui pasiennya patuh atau tidaknya terhadap pengobatan yang sedang
dijalaninya.