Anda di halaman 1dari 11

MEKANIKA TUBUH (BODY MECHANIC)

A. DEFINISI MEKANIKA TUBUH


Mekanika tubuh adalah istilah yang digunakan dalam menjelaskan penggunaan tubuh yang
aman, efisien, dan terkoordinasi untuk menggerakkan objek dan melakukan aktifitas hidup
sehari-hari (Kozier, B., Erb, G., Berman A., Snyder S. 2004 p.216).
Mekanika tubuh merupakan usaha koordinasi dari muskuloskeletal dan sistem saraf untuk
mempertahankan keseimbangan dengan tepat. Pada dasarnya, mekanika tubuh adalah cara
menggunakan tubuh secara efisien, yaitu tidak banyak mengeluarkan tenaga, berkoordinasi serta
aman dalam mengerakkan dan mempertahankan keseimbangan selama beraktivitas (Alimul A.
Aziz. 2006. p.96).
Mekanika tubuh adalah menggunakan otot-otot yang tepat untuk melakukan pekerjaan
(Hegner & Esther. 2003. p. 193).
Mekanika tubuh (Body Mechanic) adalah penggunaan organ secara efisien dan efektif sesuai
dengan fungsinya. Melakukan aktivitas dan istirahat pada posisi yang benar akan meningkatkan
kesehatan. Setiap aktivitas yang dilakukan perawat harus memerhatikan body mechanic yang
benar seperti kegiatan mengangkat atau memindahkan pasien (Wartonah, tarwoto. 2006. p. 91).

B. TUJUAN MEKANIKA TUBUH


Tujuan utama mekanika tubuh yaitu menfasilitasi penggunaan kelompok otot yang tepat
secara aman dan efisien guna menjaga keseimbangan, mengurangi energi yang digunakan,
menurunkan keletihan dan menurunkan resiko cedera. Mekanika tubuh yang baik sangat penting
untuk pasien dan perawat. Cedera punggung terjadi hingga 38% dari semua perawat (American
Nurses Assosiasion, 2000. Dalam buku Kozier, B., Erb, G., Berman A., Snyder S. 2004 p.216).
Penggunaan mekanika tubuh secara benar dapat meningkatkan fungsi tubuh terhadap
susunan muskuloskeletal, mengurangi energy yang di keluarkan, dan mengurangi kelelahan.
Kebutuhan bergerak sangat dibutuhkan karena pergerakan dapat memenuhi kebutuhan dasar
manusia dan melindungi diri dari kecelakaan, seperti jatuh (Alimul A. Aziz.2006. p.96).
Menurut Alimul A. Aziz. (2006) Tujuan mekanika tubuh adalah sebagai berikut :
1. Menentukan perubahan fisiologis normal pada kesejajaran tubuh akibat pertumbuhan dan
perkembangan.
2. Mengidentifikasi penyimpangan kesejajaran tubuh yang disebabkan postur yang buruk.
3. Memberi kesempatan pasien untuk mengobservasi posturnya.
4. Mengidentifikasi kebutuhan belajar pasien untuk mempertahankan kesejajaran tubuh yang benar.
5. Mengidentifikasi trauma, kerusakan otot atau disfungsi saraf.
6. Memperoleh informasi mengenai faktor-faktor lain yang memengaruhi kesejajaran yang buruk,
seperti kelelahan, malnutrisi dan masalah psikologis.
Indikasi : pasien yang mengalami gangguan fungsi sistem muskuloskeletal, saraf atau otot dan
pasien yang mengalami kelemahan serta kekakuan.

C. PRINSIP MEKANIKA TUBUH


Berdasarkan Alimul A. Aziz. (2006. p.96) Prinsip yang digunakan dalam mekanika tubuh
adalah sebagai berikut :
1. Gravitasi. Merupakan prinsip yang pertama yang harus diperhatikan dalam melakukan mekanika
tubuh dengan benar, yaitu memandang gravitasi sebagai sumbu dalam pergerakan tubuh.

Terdapat tiga faktor yang perlu diperhatikan dalam gravitasi :


a. Pusat gravitasi (center of gravity), titik yang berada di pertengahan tubuh.
b. Garis gravitasi (line of gravity), merupakan garis imajiner vertikal melalui pusat gravitasi.
c. Dasar dari tumpuan (base of support), merupakan dasar tempat seseorang dalam posisi istirahat
untuk menopang/menahan tubuh.

2. Keseimbangan. Keseimbangan dalam penggunaan mekanika tubuh dicapai dengan cara


mempertahankan posisi garis gravitasi di antara pusat gravitasi dan dasar tumpuan.

3. Berat. Dalam menggunakan mekanika tubuh, yang sangat diperhatikan adalah berat atau bobot
benda yang akan di angkat karena berat benda tersebut akan memengaruhi mekanika tubuh.
D. PERGERAKAN DASAR DALAM MEKANIKA TUBUH
Mekanika tubuh dan ambulasi merupakan bagian dari kebutuhan aktivitas manusia. Menurut
Alimul A. Aziz. (2006 p.96) Sebelum melakukan mekanika tubuh, terdapat beberapa pergerakan
dasar yang harus diperhatikan, di antaranya :

1. Gerakan (ambulating)
Gerakan yang benar dapat membantu dalam mempertahankan keseimbangan tubuh. Sebagai
contoh, keseimbangan pada saat orang berdiri dan saat orang berjalan akan berbeda. Orang yang
berdiri akan lebih mudah stabil dibandingkan dengan orang yang berjalan karena pada saat
berjalan terjadi perpindahan dasar tumpuan dari sisi satu dan pusat gravitasi selalu berubah pada
posisi kaki. pada saat berjalan terdapat dua fase, yaitu fase menahan berat dan fase mengayun,
yang kan menghasilkan gerakan halus dan berirama.

2. Menahan (squatting)
Dalam melakukan pergantian, posisi menahan selalu berubah. Sebagai contoh, posisi orang yang
duduk akan berbeda dengan orang yang jongkok, dan tentunya berbeda dengan posisi
membungkuk. Gravitasi adalah hal yang perlu diperhatikan untuk memberikan posisi yang tepat
dalam menahan. Dalam menahan, sangat diperlukan dasar tumpuan yang tepat untuk mencegah
kelainan tubuh dan memudahkan gerakan yang akan dilakukan.

3. Menarik (pulling)
Menarik dengan benar akan memudahkan dalam memindahkan benda. Terdapa beberapa hal
yang diperhatikan sebelum menarik benda, diantaranya :
a. Ketinggian.
b. Letak benda (sebaiknya berada didepan orang yang akan menarik).
c. Posisi kaki dan tubuh dalam menarik (seperti condong kedepan dari panggul).
d. Sodorkan telapak tangan dan lengan atas dibawah pusat gravitasi pasien.
e. Lengan atas dan siku diletakkan pada permukaan tempat tidur, serta pinggul, lutut dan
pergelangan kaki ditekuk.
4. Mengangkat (lifting)
Mengangkat merupakan cara pergerakan dengan menggunakan daya tarik ke atas. Ketika
melakukan pergerakan ini, gunakan otot-otot besar dari tumit, paha bagian atas, kaki bagian
bawah, perut, dan pinggul untuk mengurangi rasa sakit pada daerah tubuh bagian belakang
(Alimul Hidayat, A. Aziz.2006. p.97).

5. Memutar (pivoting)
Memutar merupakan gerakan untuk berputarnya anggota tubuh dengan bertumpu pada tulang
belakang. Gerakan memutar yang baik adalah dengan memerhatikan ketiga unsure gravitasi
dalam pergerakan agar tidak memberi pengaruh buruk pada postur tubuh (Alimul Hidayat, A.
Aziz.2006. p.97).

E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MEKANIKA TUBUH


Adapun menurut Alimul A. Aziz. (2006 p.97) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
mekanika tubuh adalah :
1. Status kesehatan
Perubahan status kesehatan dapat memengaruhi sistem muskuloskeletal dan sistem saraf berupa
penurunan koordinasi. Perubahan tersebut dapat disebabkan oleh penyakit, berkurangnya
kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari, dan lain-lain.

2. Nutrisi
Salah satu fungsi nutrisi bagi tubuh adalah membantu proses pertumbuhan tulang dan perbaikan
sel. Kekurangan nutrisi bagi tubuh dapat menyebabkann kelemahan otot dan memudahkan
terjadinya penyakit. Sebagai contoh : tubuh yang kekurangan kalsium akan lebih mudah
mengalami fraktur.

3. Emosi
Kondisi psikologis memengaruhi perubahan dalam perilaku indivisu sehingga dapat menjadi
penyebab menurunnya kemampuan mekanika tubuh dan ambulasi yang baik. Seseorang yang
mengalami perasaan tidak aman, tidak bersemangat, dan harga diri yang rendah, akan mudah
mengalami perubahan dalam mekanika tubuh dan ambulasi.

4. Situasi dan kebiasaan


Situasi dan kebiasaan yang dilakukan seseorang, misalnya sering mengangkat benda-benda berat
akan menyebabkan perubahan mekanika tubuh dan ambulasi.

5. Gaya hidup
Perubahan pola hidup seseorang dapat menyebabkan stres dan kemungkinan besar akan
menimbulkan kecerobohan dan beraktivitas, sehingga dapat menganggu koordinasi antara sistem
muskuloskeletal dan saraf. Hal tersebut pada akhirnya akan mengakibatkan perubahan mekanika
tubuh.

6. Pengetahuan
Pengetahuan yang baik terhadap mekanika tubuh akan mendorong seseorang untuk
menggunakannya secara benar, sehingga akan mengurangi energi yang telah dikeluarkan.
Sebaliknya, pengetahuan yang kurang memadai dalam penggunaan mekanika tubuh akan
menjadikan seseorang berisiko mengalami gangguan koordinasi system musculoskeletal dan
saraf.

Sedangkan menurut Wartonah,Tarwoto (2006 p.92) bahwa faktor-faktor yang


mempengaruhi mekanika tubuh dan pergerakan adalah :
1. Tingkat perkembangan tubuh
Usia akan mempengaruhi tingkan perkembangan Neuron faskuler dan tubuh secara proporsional,
postur, pergerakan, dan refleks akan berfungsi secara optimal.

2. Kesehatan fisik
Penyakit, cacat tubuh dan imobilitas akan mempengaruhi pergerakan tubuh.

3. Keadaan Nutrisi
Kurangnya Nutrisi dapat menyebabkan kelemahan otot, dan obesitas dapat menyebabkan
pergerakan menjadi kurang bebas.

4. Emosi
Rasa aman dan gembira dapat mempengaruhi ativitas tubuh seseorang. Keresahan dan kesusahan
dapat menghilangkan semangat, yang kemudian sering dimanivestasikan dengan kurangnya
aktivitas.

5. Kelemahan Neuromuskuler dan skeletal


Adanya abnormal postur seperti skoliosis, lordosis, dan kifosis dapat berpengaruh terhadap
pergerakan tulang.

6. Pekerjaan
Seseorang yang bekerja di kantor kurang melakukan aktivitas dibandingkan dengan petani atau
buruh.

F. MEKANIKA TUBUH UNTUK ASISTEN KEPERAWATAN


Banyak dari pekerjaan perawat yang memerlukan usaha fisik. Memindahkan pasien, membawa
peralatan dan mendorong kursi roda membutuhkan kekuatana otot.

1. Postur Tubuh.
Mekanika tubuh yang baik berawal dari postur tubuh yang tepat. Postur tubuh yang tepeat bearti
terdapat keseimbangan antara kelompok-kelompok otot dan bagian-bagian tubuh dalam
kesejajaran (posisi) yang baik. Postur tubuh yang benar adalah sama dalam semua posisi-berdiri,
duduk dan berbaring. Postur tubuh yang baik membuat tubuh berfungsi dengan baik dalam
semua aktifitas. Postur yang benar embuat gerakan mengangkat, mearik dan mendorong menjadi
lebih mudah (Hegner & Esther. 2003. p. 194).
2. Menggunakan Tubuh Secara Efektif
Ada 10 aturan dasar yang harus diingat yang dapat membantu otot-otot bekerja dengan baik,
yaitu:
1. Pertahankan punggung agar tetap lurus.
2. Rentangkan kaki agar dapat menjadi landasan penunjang yang baik.
3. Membungkung dari pinggul dan lutut agar lebih dekat dengan objek . jagan membungkuk dari
pinggang.
4. Gunakan berat badan untuk membantu mendorong atau menarik objek.
5. Gunakan otot terkuat untuk melakukan pekerjaan.
6. Hindari memutar sebagian badan ketika bekerja dan membungkuk dalam waktu lama. Putar
seluruh badan.
7. Pegang dan tahan objek yang berat dekat dengan tubuh .
8. Dorong atau tariklah daripada mengangkatnya.
9. Selalu mintalah bantuan bila pasien atau benda terlalu berat untuk digerakkan sendiri.
10. Serempakkan gerakan. Siapkan pasien dan aggota staf yang lain dengan memberitahikan
mereka bila sudah siap, atau dengan hitungan samapi tiga dan semua bergerak serentak pada
hitungan ketiga.
Catatan. Bersedialah untuk membantu orang lain. Jangan mengambil resiko. Berbagai macam
peralatan mekanis tersedia untuk membantu memindahkan pasien yang tidak berdaya atau pasien
berat. Jika menggunakan satu alat penggerak mekanis, pastika bahwa tali-tali penyangga di
tempatkan dengan baik di bawah pasien. Periksalah untuk memastikan bahwa semua bagian dari
alat tersebut aman da siap pakai.
G. MEKANIKA TUBUH UNTUK PASIEN
Mekanika tubuh untuk pasien yang ambulasi sama dengan mekanika tubuh untuk tim
perawatan. Ketika pasien tidak mengangkat sesuatu yang berat ataupun ringan, kebiasaan postur
tubuh yang baik tidak boleh diabaikan.Postur tubuh yang baik untuk pasien bearti berdiri,
berjalan dan berubah posisi dengan cara yang mantap dan aman.
Pasien-pasien tirah baring terkadang sukar untuk menn posisi karena mereka cnderung
turun ke ujung bawah tempat tidur bila bagian kepala tempat tidur di naikkan. Paisen-pasien
yang tidak mampu tidak akan dapat mengubah posisi badan mereka. Mereka pun tidak mampu
membantu perawata memindahkan posisi badan mereka. Pasien tirah baring memerlukan
bantuan ekstra untuk memperoleh dan memepertahankan kejajaran tubuh yang tepat.
Ingat bila memungkinkan :
1. Minta bantuan.
2. Gunakan seprai yang diangkat atau dibalik.
3. Gunakan alat-alat mekanik.
4. Ubah posisi pasien sesering mungkin. Paling sedikit 2 jam sekali.
Kesejajaran tubuh. Kesejajaran (posisi) tubuh pasien yang tepat harus dilakukan denga hati-
hati. Kesejajaran tubuh yang tepat beearti menjaga seseorang berada pada posisi di mana tubuh
dapat berfungsi sebaik-baiknya. Lekukan tubuh ayang alami perlu ditunjang pada posisi
alaminya dengan bantal dan handuk yang digulung. Posisi yang tepat adalah :
1. Membantu pasien merasa lebih nyaman.
2. Mengurangi ketegangan.
3. Membantu tubuh agar berfungsi lebih efisien.
4. Mencengah deformitas dan komplikasi, seperti kontraktur dan dekubitus.

H. DAMPAK MEKANIKA TUBUH


Penggunaan mekanika tubuh secara benar dapat mengurangi pengeluaran energi secara
berlebihan. Menurut Alimul Hidayat, A. Aziz (2006. p.98) kesalahan dalam penggunaan
mekanika tubuh dapat menimbulkan dampak sebagi berikut :
1. Terjadi ketegangan sehingga memudahkan timbulnya kelelahan dan gangguan dalam system
musculoskeletal.
2. Risiko terjadinya kecelakaan pada sistem muskuloskeletal. Apabila seseorang salah dalam
berjongkok atau berdiri, maka akan memudahkan terjadinya gangguan dalam struktur
muskuloskeletal. Misalnya kelainan pada tulang vertebrae.
Untuk mempermudah pembahasan body mechanic maka perlu dipahami juga:
1. Kesejajaran Tubuh/ Postur (Body Alignment)
Kesejajaran tubuh dan postur merupakan istilah yang sama, dan mengacu pada posisi sendi,
tendon, ligamen, dan otot selama berdiri, duduk dan berbaring. Kesejajaran tubuh yang benar
mengurangi ketegangan pada struktur muskulosmkeletal, mempertahankan tonus otot secara
adekuat, dan menunjang keseimbangan. Pengkajian kesejajaran tubuh dapat dilakukan pada
pasien yang berdiri, duduk, atau berbaring.
Berdiri. Perawat harus memfokuskan pengkajian kesejajaran tubuh pada pasien yang berdiri
sesuai hal-hal berikut :
a. Kepala tegak dan midline
b. Ketika dilihat dari arah posterior, bahu dan pinggul lurus dan sejajar.
c. Ketika dilihat dari posterior, tulang belakang lurus.
d. Ketika pasien dilihat dari arah lateral, kepala tegak dan garis tulang belakang di garis dalam pola
S terbalik. Tulang belakang servikal pada arah anterior adalah cembung, dan tulang belakang
lumbal pada arah anterior adalah cembung.
e. Lengan pasien nyaman disamping.
f. Kaki ditempatkan sedikit berjauhan untuk mendapatkan dasar penopang dan jari-jari menghadap
ke depan.
Duduk. Perawat mengkaji kesejajaran pada pasien yang duduk dengan menobservasi hal-hal
sebagai berikut :
a. Kepela tegak, leher dan tulang belakang berada pada kesejajaran yang lurus.
b. Berat badan terbagi rata pada bokong dan paha.
c. Paha sejajar dan berada pada potongan horizontal.
d. Kedua kaki ditopang di lantai. Pada pasien pendek tinggi, alat bantu kaki digunakan dan
pergelangan kaki menjadi fleksi dengan nyaman.
e. Jarak 2-4 cm dipertahankan antara sudut tempat duduk dan ruang popliteal pada permukaan
lutut bagian posterior.
f. Lengan bawah pasien ditopang pada pegangan tangan, di pangkuan atau di atas meja depan kursi.
Berbaring. Pada orang sadar mempunyai kontrol otot volunter dan persepsi normal terhadap
tekanan. Sehingga mereka biasa merasakan posisi nyaman ketika berbaring. Pemgkajian
kesejajaran tubuh ketika berbaring membutuhkan posisi lateral pada pasien dengan
menggunakan satu bantal, dan semua penopangnya di angkat dari tempat tidur. Tubuh harus
ditopang oleh matras yang adekuat. Tulang belakang harus berada dalam kesejajaran lurus tanpa
ada lekungan yang terlihat.
2. Keseimbangan tubuh
Kesejajaran tubuh menunjang keseimbangan tubuh. Tanpa keseimbangan ini, pusat gravitasi
akan berubah, menyebabkan peningkatan gaya gravitasi, sehingga menyebabkan risiko jatuh dan
cedera. Keseimbangan tubuh diperoleh jika dasar penopang luas, pusat gravitasi berada pada
dasar penopang, dan garis vertikal dapat ditarik dari pusat gravitasi ke dasar penopang,
keseimbangan tubuh juga dapat ditingkatkan dengan postur dan merendahkan pusat gravitasi,
yang dfapat dicapai dengan posisi jongkok. Semakin sejajar postur tubuh, semakin besar
keseimbangannya (Perry dan Potter, 1994).
Keseimbangan diperlukan untuk mempertahankan posisi, memperoleh kestabilan selama
bergerak dari satu posisi ke posisi lain, melakukan aktivitas hidup sehari-hari, dan bergerak
bebas di komunitas. Kemampuan untuk mencapai keseimbangan dipenagruhi oleh penyakit,
gayaberjalan yang tudak stabil pada todler, kehamilan, medikasi, dan proses menua. Gangguan
pada kemampuan ini merupakan ancaman untuk keselamatan fisik dan dapat menyebabkan
ketakutan terhadap keselamatan seseorang dan membatasi diri dalam beraktivitas (Berg et al,
1992).

3. Koordinasi Gerakan Tubuh


Berat adalah gaya pada tubuh yang digunakan terhadap gravitasi. Ketika suatu objek diangkat,
pengangkat harus menguasai berat objek dan mengetahui pusat gravitasi. Pada objek yang
simetri pusat gravitasi berada tepat pada pusat objek. Karena manusia tidak mempunyai bentuk
geosimetris yang sempurna, maka pusat gravitasinya biasa berada pada 55% sampai 57% tinggi
badannya ketika berdiri dan berada di tengah. Gaya berat selalu mengarah ke bawah, hal ini
menjadi alasan mengapa objek yang tidak seimbang itu jatuh. Pasien yang tidak stabil itu jatuh
karena pusat gravitasinya tidak seimbang, gaya gravitasi berat mereka yang akhirnya
menyebabkan mereka jatuh. Oleh karena itu, perawat perlu mengatur irtervensi keperawatan
yang melindungi pasien dari jatuh dan menjamin keselamatannya.
Friksi adalah gaya yang muncul dengan arah gerakan yang berlawanan dengan gerakan
benda. Jika perawat bergerak, berpindah, atau menggerakkan pasien di atas tempat tidur maka
akan terjadi friksi. Perawat dapat mengurangi friksi denagn mengikuti beberapa prinsip dasar.
Semakin besar area permukaan suatu objek yang bergerak, semakin besar friksi. Jika pasien tidak
mampu pindah sendiri di tempat tidur maka lengan pasien diletakkan menyelang di dada. Hal ini
meminimalkan permukaan tubuh dan mengurangi friksi.
Pasien pasif atau immobilisasi akan menghasilkan friksi yang lebih besar untuk bergerak,
kemudian, bila memungkinkan, perawat menggunakan kekuatan dan gerakan paien saat
mengangkat, memindahkan, atau menggerakkan pasien di atas tempat tidur. Hal ini dilakukan
dengan penjelasan tentang prosedur dan memberitahu pasien ketika pasien akan bergerak.
Hasilnya harus menjadi gerakan sinkron yang mana pasien dapat berpatisipasi dan friksi dapat
dikurangi.
Friksi dapat juga dikurangi dengan mengangkat bukan mendorong pasien. Mengangkat
merupakan kompenen gerakan ke atas dan mengurangi tekanan antara pasien dan tempat tidur
atau kursi.

Anda mungkin juga menyukai