NIM : 197022
TAHUN 2019
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL FISIOLOGIS
MAHASISWA
NIM. 197022
Puji syukur kehadirat Allah SWT berkat rahmat, taufik serta hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Tugas Akhir ini
yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Fisiologis dengan Nyeri
Pinggang di PKM Tajinan” Penulis menyadari dalam penyusunan Laporan
Tugas Akhir ini tidak lepas motivasi dan bimbingan dari berbagai pihak baik
secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Letkol Ckm Arief Efendi, SMPh., SH., S.Kep., NS., MM., M.Kes selaku
Direktur Poltekkes RS dr. Soepraoen Malang.
2. Raden Maria Veronika Widiatrilupi., S.ST., M.Keb selaku Ketua Program
Studi Pendidikan Profesi Bidan Poltekkes RS dr. Soepraoen Malang
3. Reny Retnaningsih, S.ST., M.Keb Selaku pembimbing institusi Program
Studi Pendidikan Profesi Bidan Poltekkes RS dr. Soepraoen Malang
4. Sudarmi, S.ST Selaku pembimbing klinik di PKM Tajinan
5. Semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan
penyusunan asuhan kebidanan pada ibu bersalin.
Penulis menyadari penyusunan asuhan kebidanan pada ibu bersalin ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pembaca sangat penulis harapkan dalam rangka
perbaikan.
Malang, 19 September 2019
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
2.1 Kehamilan
1. Pengertian Kehamilan
Menurut Federasi Obstetri Ginekoloigi Internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Yulistiana, 2015:
81). Manuaba, 2012, mengemukakan kehamilan adalah proses mata
rantai yang bersinambungan dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa
dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada
uterus,pembentukan placenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi
sampai aterm (Sholic hah, Nanik, 2017: 79-80). Manuaba (2010)
mengemukakan lama kehamilan berlangsung sampai persalinan aterm
(cukup bulan) yaitu sekitar 280 sampai 300 hari (Kumalasari. 2015: 1).
Menurut Departemen Kesehatan RI, 2007, kehamilan adalah
masa dimulai saat konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal
280 hari (40 minggu / 9 bulan 7 hari) di hitung dari triwulan/ trimester
pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, trimester/ trimester ke-2
dari bulan ke- 4 sampai 6 bulan, triwulan/ trimester ke-3 dari bulan ke-7
sampai ke-9 (Agustin, 2012: 12).
Kehamilan merupakan masa yang cukup berat bagi seorang ibu,
karena itu ibu hamil membutuhkan dukungan dari berbagai pihak,
terutama suami agar dapat menjalani proses kehamilan sampai
melahirkan dengan aman dan nyaman (Yuliana, 2015:1).
2. Tanda – Tanda Kehamilan
Ada 2 tanda yang menunjukkan seorang wanita mengalami suatu
kehamilan, tanda pasti dan tanda tidak pasti. Tanda tidak pasti dibagi
menjadi dua, pertama tanda subjektif (presumtif) yaitu dugaan atau
perkiraan seorang wanita mengalami suatu kehamilan, kedua tanda
objektif (probability) atau kemungkinan hamil.
a. Tanda Pasti
1) Terdengar Denyut Jantung Janin (DJJ)
Denyut jantung janin dapat didengarkan dengan stetoskop
Laennec/ stetoskop Pinard pada minggu ke 17-18. Serta dapat
didengarkan dengan stetoskop ultrasonik (Doppler) sekitar
minggu ke 12. Auskultasi pada janin dilakukan dengan
mengidentifikasi bunyi-bunyi lain yang meyertai seperti bising tali
pusat, bising uterus, dan nadi ibu (Kumalasari, 2015: 3).
2) Melihat, meraba dan mendengar pergerakan anak saat
melakukan pemeriksaan,
3) Melihat rangka janin pada sinar rontgen atau dengan USG
(Sunarti, 2013: 60).
b. Tanda – Tanda Tidak Pasti
1) Tanda Subjektif (Presumtif/ Dugaan Hamil)
a) Aminorhea (Terlambat datang bulan)
Yaitu kondisi dimana wanita yang sudah mampu hamil,
mengalami terlambat haid/ datang bulan. Konsepsi dan nidasi
menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel degraaf dan
ovulasi. Pada wanita yang terlambat haid dan diduga hamil,
perlu ditanyakan hari pertama haid terakhirnya (HPHT).
supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran tanggal
persalinan (TTP) yang dihitung dengan menggunakan rumus
Naegele yaitu TTP : (hari pertama HT + 7), (bulan - 3) dan
(tahun + 1) (Kumalasari, 2015: 12).
b) Mual (nausea) dan Muntah (vomiting)
c) Pengaruh estrogen dan progesterone menyebabkan
pengeluaran asam lambungyang berlebihan dan
menimbulkan mual muntah yang terjadi terutama pada pagi
hari yang disebut dengan morning sickness. Akibat mual dan
muntah ini nafsu makan menjadi berkurang. Dalam batas
yang fisiologis hal ini dapat diatasi Dalam batas tertentu hal
ini masih fisiologisUntuk mengatasinya ibu dapat diberi
makanan ringan yang mudah dicerna dan tidak berbau
menyengat (Kumalasari, 2015: 2).
d) Mengidam
Wanita hamil sering makan makanan terntentu, keinginan yang
demikian disebut dengan mengidam, seringkali keinginan makan
dan minum ini sangat kuat pada bulan – bulan pertama
kehamilan. Namun hal ini akan berkurang dengan sendirinya
seiring bertambahnya usia kehamilan.
e) Syncope (pingsan)
Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral)
menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan
syncope atau pingsan bila berada pada tempa-tempat ramai
yang sesak dan padat. Keadaan ini akan hilang sesudah
kehamilan 16 minggu (Kumalasari, 2015: 2).
f) Perubahan Payudara
Akibat stimulasi prolaktin dan HPL, payudara mensekresi
kolostrum, biasanya setelah kehamilan lebih dari 16 minggu
(Sartika, 2016: 8). Pengaruh estrogen – progesteron dan
somatotropin menimbulkan deposit lemak, air dan garam pada
payudara. Payudara membesar dan tegang, ujung saraf tertekan
menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama
(Kumalasari, 2015: 2). Selain itu, perubahan lain seperti
pigmentasi, puting susu, sekresi kolostrum dan pembesaran
vena yang semakin bertambah seiring perkembangan kehamilan.
g) Sering miksi
Sering buang air kecil disebabkan karena kandung kemih
tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Gejala ini akan
hilang pada triwulan kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan,
gejala ini kembali karena kandung kemih ditekan oleh kepala
janin (Prawirohardjo, 2008: 100).
h) Konstipasi atau obstipasi
Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus (tonus
otot menurun) sehingga kesulitan untuk BAB (Sunarsih, 2011:
111).
i) Pigmentasi kulit
Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12 minggu.
Terjadi akibat pengaruh hormon kortikosteroid plasenta yang
merangsang melanofor dan kulit.
Pigmentasi ini meliputi tempat-tempat berikut ini :
1) Daerah pipi : Cloasma gravidarum (penghitaman pada daerah
dahi, hidung, pipi, dan leher)
2) Daerah leher : Terlihat tampak lebih hitam
3) Dinding perut : Strie livide/ gravidarum yaitu tanda yang
dibentuk akibat serabut-serabut elastis lapisan kulit terdalam
terpisah dan putus/ merenggang, bewarna kebiruan, kadang
dapat menyebabkan rasa gatal (pruritus), linea alba atau garis
keputihan di perut menjadi lebih hitam (linea nigra atau garis
gelap vertikal mengikuti garis perut (dari pusat- simpisis)
(Sunarti, 2013: 45)..
4) Sekitar payudara : hiperpigmentasi areola mamae sehingga
terbentuk areola sekunder. Pigmentasi areola ini berbeda
pada tiap wanita, ada yang merah muda pada wanita kulit
putih, coklat tua pada wanita kulit coklat, dan hitam pada
wanita kulit hitam. Selain itu, kelenjar montgomeri menonjol
dan pembuluh darah menifes sekitar payudara.
5) Sekitar pantat dan paha atas : terdapat striae akibat
pembesaran bagian tersebut.
j) Epulis
Hipertropi papilla ginggivae/ gusi, sering terjadi pada trimester
pertama.
k) Varises (penampakan pembuluh darah vena)
Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pelebaran
pembuluh darah terutama bagi wanita yang mempunyai bakat.
Varises dapat terjadi di sekitar genitalia eksterna, kaki dan betis
serta payudara. Penampakan pembuluh darah ini dapat hilang
setelah peralinan (Hani, 2011: 79).
c. Tanda Obyektif (Probability/ Kemungkinan)
2) Pola Makan
3) Istirahat Cukup
Istirahat dan tidur yang teratur dapat meningkatkan kesehatan
jasmani, rohani, untuk kepentingan kesehatan ibu sendiri dan
tumbuh kembang janinya di dalam kandungan. Kebutuhan tidur
yang efektif yaitu 8 jam/ hari.
4) Kebersihan Diri (Personal Hygiene)
Penting bagi ibu menjaga kebersihan dirinya selama hamil, hal
ini dapat mempengaruhi fisik dan psikologis ibu. kebersihan lain
yang juga penting di jagayaitu persiapan laktsi, serta
penggunaan bra yang longgar dan menyangga membantu
memberikan kenyamanan dan keamanan bagi ibu.
5) Mempersiapkan kelahiran dan kemingkinan darurat Bekerjasama
dengan ibu, keluarganya, serta masyarakat untuk
mempersiapkan rencana kelahiran, termasuk mengindentifikasi
penolong dan tempat persalinan, serta perencanaan tabungan
untuk mempersiapkan biaya persalinan. Bekerja sama dengan
ibu, keluarganya dan masyarakat untuk mempersiapkan rencana
jik terjadi komplikasi, termasuk: Mengidentifikasi kemana harus
pergi dan transportasi untuk mencapai tempat tersebut,
Mempersiapkan donor danar, Mengadakan persiapan financial,
Mengidentifikasi pembuat keputusan kedua jika pembuat
keputusan pertama tidak ada ditempat.
6) Memberikan konseling tentang tanda-tanda persalinan Beberapa
tanda-tanda persalinan yang harus
(a) Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan
teratur.
(b) Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak
karena robekan-robekan kecil pada servik.
(c) Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
(d) Pada pemeriksaan dalam servik mendatar dan pembukaan
telah ada.
6. Tanda – Tanda Bahaya Ibu Hamil
a) Tanda Bahaya Kehamilan Muda
1) Hyperemesis Gravidarum
Maulana (2008), mendefinisikan hyperemesis gravidarum
sebagai suatu keadaan yang dikarakteristikan dengan rasa mual
dan muntah yang berlebihan, kehilangan berat badan dan
gangguang keseimbangan elektrolit, ibu terlihat lebih kurus, turgor
kulit berkurang dan mata terlihat cekung. Jika tidak ditangani
segera masalah yang timbul seperti peningkatan asam lambung
yang selanjutnya dapat menjadi gastristis. Peningkatan asam
lambung akan semakin memperparah hyperemesis gravidarum
(Rahma, 2016: 52). Menurut Ningsih (2012), mual muntah yang
timbul terjadi karena adanya perubahan berbagai hormon dalam
tubuh pada awal kehamilan. Presentase hormon hCG akan
meningkat sesuai dengan pertumbuhan plasenta. Diperkirakan
hormon inilah yang mengakibatkan muntah melalui rangsangan
terhadap otot polos lambung. Sehingga semakin tinggi hormon
hCG , semakin cepat pula merangsang muntah (Rahma, 2016:52).
2) Perdarahan Pervaginam
Perdarahan yang terjadi pada masa awal kehamilan kurang dari
22 minggu. Pada awal kehamilan, ibu mungkin akan mengalami
perdarahan yang sedikit (spotting) di sekitar waktu pertama
terlambat haidnya. Perdarahan ini adalah perdarahan implantasi
(penempelan hasil konsepsi pada dinding rahim) yang dikenal
dengan tanda Hartman dan ini normal terjadi. Pada waktu yang
lain dalam kehamilan, perdarahan ringan mungkin terjadi pertanda
servik yang rapuh (erosi). Perdarahan dalam proses ini dapat
dikatakan normal namun dapat diindikasikan terdapat tanda-tanda
infeksi. Perdarahan pervaginam patologis dengan tanda- tanda
seperti darah yang keluar berwarna merah dengan jumlah yang
banyak, serta perdarahan dengan nyeri yang hebat. Perdarahan
ini dapat disebabkan karena abortus, kehamilan ektopik atau mola
hidatidosa.
3) Mola hidatidosa
Menurut Kemenkes RI (2013), mola hidatidosa adalah
bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan
oleh kelainan pada villi khoironok yang disebabkan oleh poliferasi
trofoblastik dan edem. Diagnosa mola hidatidosa dapat ditegakkan
melalui pemeriksaan USG. Beberapa tanda gejala mola hidatidosa
menurut Varney (2007), yaitu:
(a) Terdapat mual dan muntah yang menetap, terkadang sering
kali menjadi parah,
(b) Terdapat perdarahan uterus pada minggu ke-12 disertai
bercak darah dan perdarahan hebat, namun biasanya berupa
rabas yang bercampur darah, dan cenderung berwarna
merah,
(c) Tampak ukuran uterus yang membesar namun tidak ada
perkembangan/ aktivitas janin,
(d) Terdapat nyeri tekan pada ovarium,
(e) Tidak ada denyut jantung janin,
(f) Saat palpasi, bagian-bagian janin tidak diteraba/ tidak
ditemukan,
(g) Komplikasi hipertensi akibat kehamilan, preeklampsi/ eklampsi
sebelum usia kehamilan 24 minggu.
4) Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik adalah kehamilan ketika implantasi dan
pertumbuhan hasil konsepsi berlangsung diluar endometrium
kavum uteri. Hampir 95% kehamilan ektopik terjadi diberbagai
segmen tuba fallopi, dan 5% sisanya terdapat di ovarium, rongga
peritoneum dan didalam serviks. Jika terjadi ruptur disekitar lokasi
implantasi kehamilan, maka akan terjadi keadaan perdarahan
pasif dan nyeri abdomen akut yang disebut kehamilan ektopik
terganggu (RI, Kemenkes, 2013: 114). Faktor-faktor predisposisi
kehamilan ektopik meliputi riwayat kehamilan ektopik sebelumnya,
riwayat operasi tubektomi, penggunaan IUD, infertilitas, riwayat
abortus dan riwayat inseminasi buatan/ teknologi bantuan
reproduktif (assisted reproductive technology/ ART). Gejala awal
yang ditimbulkan yaitu perdarahan pervaginam dan bercak darah,
kadang disertai nyeri panggul (Varney, 2007). Diagnosa kehamilan
ektopik dapat ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan USG.
5) Anemia
WHO menetapkan standar hemoglobin (Hb 11%) pada ibu hamil,
jika kurang dari standar maka dikatakan mengalami anemia.
Depkes RI (2009) mengklasifikasikan anemia pada ibu hamil
berdasarkan berat badannya dikategorikan sebagai anemia ringan
dan berat. Anemia ringan apabila kadar Hb dalam darah yaitu 8 gr
% hingga kurang dari 11 gr%. Anemia berat apabila kadar Hb
dalam darah kurang dari 8 gr% (Nurhidayati, 2013: 4). Komplikasi
anemia pada ibu hamil dapat menyebabkan terjadinya missed
abortion, kelainan kongenital, abortus/ keguguran serta dampak
pada janin menyebabkan berat lahir rendah. Macam-macam
anemia dalam kehamilan meliputi:
(a) Anemia defisiensi zat besi. Anemia yang ditandai dengan
keluhan lemas, pucat dan mudah pingsan, karena kekurangan
zat besi dalam darah dan kadar Hb < 11 gr%. Dapat
ditanggulangi dengan mengkonsumsi makanan yang kaya zat
besi seperti sayur-sayuran dan daging.
(b) Anemia megaloblastik. Anemia yang terjadi karena kelainan
proses pembentukan DNA sel darah merah yang disebabkan
kekurangan (defisiensi) vitamin B12 dan asam folat.
(c) Anemia hipoplastik. Anemia yang terjadi karena kelainan
sumsung tulang yang kurang mampu membuat sel-sel darah
ba
dengan jumlah peserta maksimal 10 orang. Di kelas ini ibu-ibu hamil akan
Kelas Ibu Hamil yaitu Buku KIA, Flip chart (lembar balik), Pedoman
Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil, Pegangan Fasilitator Kelas Ibu Hamil dan
hamil dengan ibu hamil) dan antar ibu hamil dengan petugas
akte kelahiran.
dan cara mengatasinya, apa saja yang perlu dilakukan ibu hamil
boleh dan tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil, tanda bahaya
kehamilan.
e) KB pasca persalinan.
i) akte kelahiran.
Peserta kelas ibu hamil berdasarkan buku panduan kelas ibu hamil
minggu,karena pada umur kehamilan ini kondisi ibu sudah kuat, tidak
takut terjadi keguguran, efektif untuk melakukan senam hamil. Jumlah peserta
hamil (Kemenkes, 2011) pelaksanaan kelas ibu hamil adalah sebagai berikut:
Puskesmas.
Fasilitator kelas ibu hamil adalah bidan atau petugas kesehatan yang
telah mendapat pelatihan fasilitator kelas ibu hamil (atau melalui on the job
training) dan setelah itu diperbolehkan untuk melaksanakan fasilitasi kelas
ibu hamil. Dalam pelaksanaan kelas ibu hamil fasilitator dapat meminta
2. Alat tulis menulis (papan tulis, kertas, spidol, bolpoin) jika ada
3. Buku KIA
7. Alat peraga (KB kit, food model, boneka, metode kangguru, dll) jika ada
8. Tikar/karpet (matras)
atau sesuai dengan hasil kesepakatan fasilitator dengan peserta. Pada setiap
dengan kebutuhan dan kondisi ibu hamil tetapi tetap mengutamakan materi
pokok. Pada setiap akhir pertemuan dilakukan senam ibu hamil. Senam
atau sore hari dengan lama waktu pertemuan 120 menit termasuk senam
Setelah pertemuan pertama kelas ibu hamil, peserta mampu (Depkes RI,
2009):
7) Memahami apa saja yang harus dilakukan oleh ibu selama kehamilan
kehamilan
11) Mengetahui obat-obatan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi oleh ibu
semasa kehamilan
3) Memahami proses persalinan yang dapat dialami oleh ibu dan mengapa
5) Memahami apa yang harus dilakukan ibu pada masa nifas agar dapat
menjaga kesehatannya
6) Memahami apa yang harus dilakukan ibu pada masa nifas agar dapat
menjaga kesehatannya
1) Mengetahui apa saja tanda-tanda bayi lahir sehat dan tanda bayi sakit
berat
bagaimana mengatasinya
8) Memahami apa itu HIV dan AIDS dan tahu bagaimana menghindarinya
9) Memahami apa yang harus dilakukan jika ibu hamil terinfeksi HIV
10) Memahami apa yang disebut penyakit malaria dan tahu bagaimana
menghindarinya
11) Memahami pentingnya untuk segera mengurus akte kelahiran bagi bayi
a. Monitoring
bertanya)
b. Evaluasi
2011) :
3. Ketrampilan memfasilitasi
7. Indikator Keberhasilan
(2011):
2011):
f. KN
3.1 Pengkajian
Tanggal Pengkajian : 30 September 2019
Jam Pengkajian : 10.00 WIB
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama : Ny. P Nama Suami : Tn. S
Umur : 36 th Umur : 49 th
Suku /Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : PT Pendidikan : PT
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Guru
Alamat : Tajinan RT 02
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilan. Ibu mengatakan
nyeri pada pinggang
3. Riwayat Menstruasi
Tidak mengalami masalah atau kelainan menstruasi seperti
dismenorhea, spooting, metrorhagia dan pre menstruasi sindrom.
a. HPHT : 14 Februari 2019
b. HPL : 21 November 2019
4. Riwayat Perkawinan
a. Kawin : Ya
b. Kawin : 1 kali
c. Nikah umur 25 tahun dengan suami berumur 34 tahun,
d. Lama pernikahan : 13 tahun
5. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
GPA Umur Jenis Jenis Komplikasi/ Penolong BB/ Perdarahan Infeksi
kehamilan kelamin persalinan Penyulit PB
G1P1A0 aterm ♀ spontan Tdk ada bidan 3,2 kg Tdk ada tdk ada
G3P2A1 aterm ♂ spontan Tdk ada bidan 3,2 kg Tdk ada tdk ada
9. Riwayat Gynekologi
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit
apapun baik yang menular maupun keturunan.
14.Seksualitas
tidak ada keluhan dan tidak mengeluarkan darah saat melakukan
hubungan seksual.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Keadaan Emosional : Stabil
d. BB sebelum hamil : 57 kg
e. BB sekarang : 60 kg
f. Tinggi Badan : 155 cm
g. Vital Sign :
TD : 110/70 mmHg N : 80 x/mnt
S : 36,5 0C R : 24 x/mnt
h. LiLA : 25 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Muka : tidak ada oedema dan chloasma gravidarum
b. Mata
1) Kesimetrisan : simetris
2) Konjungtiva : tidak anemis, warna merah muda
3) Sclera : tidak ikterik, warna tidak kuning
4) Secret : tidak ada
b. Hidung
1) Kesimetrisan : simetris
2) Secret : tidak ada
3) Kelainan bawaan : tida ada :
c. Telinga
1) Bentuk : simetris
2) Kelainan : tidak ada
d. Leher
1) Bentuk : simetris
2) Kelenjar thyroid : tidak ada pembesaran
3) Kelenjar lympe : tidak ada pembengkakan
e. Dada
1) Bentuk : simetris
f. Payudara
1) Bentuk : simetris
2) Keadaan puting : menonjol
3) Hiperpingmentasi :terjadi hiperpingmentasi pada areola
g. Abdomen
Tampak línea nigra, striae albican, pembesaran perut sesuai
kehamilan, tidak ada bekas operasi
1) Leopold
LeopoId I : TFU diantara pertengahan pusat dan
prosesus xyfolideus / 31 cm, pada fundus teraba lunak, tidak
melenting yaitu bokong
Leopold II : perut ibu sébelah kanan ibu teraba bagian
yang memanjang dan keras seperti tahanan (punggung janin)
bagian kiri perut ibu teraba bagian kecil janin (ekstremitas)
Leopold III : pada perut ibu bagian bawah teraba bulat,
keras dan melenting (kepala janin) kepala belum masuk panggul
Leopold IV : tidak dilakukan
2) TFU : tidak ada
3) Tafsiran Berat Janin :
4) Auskultasi : DJJ (142 x/menit) teratur
h. Ano - Genetalia
Tidak dikaji
i. Ekstremitas
1) Oedema : tangan dan kulit tidak ada oedema
2) Varises : tidak ada
3) Reflek patella : ka/ki (+/+)
4) Kuku dan jari : tidak pucat
3. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
Golongan darah :O
Hb : 11,6 gr/dl
HbSAg : Negatif
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Saifudin Abdul Bari, 2002. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal.Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Sarwono, P. 2001. Buku Asuhan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Varney Helen, Jan M. Kriebs, Carolyn L. Gegor. 2003. Asuahan Kebidanan. Jakarta . Buku
Kedokteran EGC