Anda di halaman 1dari 5

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/321749640

AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK DAUN KEREHAU (Callicarpa longifolia


L.)

Article · March 2015


DOI: 10.25026/jsk.v1i1.1

CITATIONS READS

3 2,132

3 authors, including:

Islamudin Ahmad
Universitas Mulawarman
45 PUBLICATIONS   79 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Virtual screening, Isolation, and Identification of Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitory Active Compound from Indonesian Medicinal Plants View project

Antimicrobial Activity from Garcinia latissima View project

All content following this page was uploaded by Islamudin Ahmad on 23 January 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK DAUN KEREHAU
(Callicarpa longifolia L.)

Ferry Semiawan*, Islamudin Ahmad, Muhammad Amir Masruhim


Laboratorium Penelitian dan Pengembangan FARMAKA TROPIS, Fakultas Farmasi,
Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur
*email: ferrysemiawan@rocketmail.com

ABSTRAK

Penelitian mengetahui Akitivitas Antiinflamasi dari ekstrak daun Kerehau (Callicarpa


longifolia Lamk). Metode yang digunakan pada pengujian antiinflamasi adalah metode
Pletismometer. Ekstrak metanol daun kerehau memiliki aktivitas sebagai antiinflamasi
terhadap peradangan atau inflamasi. Konsentrasi yang diujikan yaitu dosis 250 mg, 300 mg,
350 mg dengan kontrol positif Deksametasone dan negatif aqua destillata. Berdasarkan
pengukuran penurunan radang inflamasi terdapat perbedaan bermakna antara perlakuan dan
kontrol, dari hasil pengukuran menunjukan bahwa konsentrasi dosis 250 mg adalah
konsentrasi yang paling efektif, Dilakukan juga uji metabolit sekunder daun kerehau
diperoleh hasil uji positif mengandung metabolit sekunder tannin, saponin flavanoid dan
alkaloid.

Kata kunci: Daun Kerehau (Callicarpa longifolia Lamk), Inflamasi

PENDAHULUAN samping yang ditimbulkan juga sangat


kecil sehingga bahan alami relatif lebih
Berdasarkan pengalaman empiris aman dari pada bahan kimiawi atau
masyarakat, Daun kerehau digunakan sintetik yang beredar dipasaran. Inflamasi
sebagai obat bengkak dengan cara merupakan suatu respons protektif normal
ditumbuk dan ditempelkan pada bengkak terhadap luka jaringan yang disebabkan
kemudian dibalut dan ditutup kain penutup oleh trauma fisik, zat kimia yang merusak
agar tumbukan daun dapat menempel pada atau zat-zat mikrobiologik. Inflamasi juga
bengkak. Tumbuhan ini memiliki khasiat merupakan usaha tubuh untuk
secara empiris digunakan sebagai obat menginaktivasi atau merusak organisme
masuk angin dan digunakan juga sebagai yang menyerang, menghilangan zat iritan
pupur atau bedak. Dipublikasikan oleh dan mengatur derajat perbaikan jaringan.
Fransiska (2010) yang melakukan Jika terjadi proses penyembuhan biasanya
penelitian secara eksloratif pada beberapa peradangan akan mereda (Mycek,2010).
tumbuhan yang berkhasiat obat salah
satunya yakni tumbuhan kerehau sehingga Tujuan inflamasi yaitu untuk memperbaiki
diduga tumbuhan ini memiliki metabolit jaringan yang rusak serta mempertahankan
sekunder yang memiliki aktivitas diri terhadap infeksi. Tanda-tanda
mengobati atau mengurangi inflamasi. inflamasi adalah berupa kemeraham
(rubor), panas (kalor), nyeri (dolor),
Berdasarkan Penggunaannya bahan alam pembengkakan (tumor). Inflamasi akut
memiliki kelebihan yaitu efek adalah inflamasi yang terjadi segera
terapeutiknya bersifat konstruktif, efek setelah adanya rangsang iritan. Pada tahap

Jurnal Sains dan Kesehatan. 2015. Vol 1. No 1. 1


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Aktivitas Antiinflamasi Ekstrak Daun Kerehau (Callicarpa longifolia L.)

ini terjadi pelepasan plasma dan Prosedur Penelitian


komponen seluler darah ke dalam ruang-
ruang jaringan ekstraseluler. Termasuk Ekstrak daun Kerehau (Callicarpa
didalamnya granulosit neutrofil yang longifolia Lamk) diperoleh dengan cara
melakukan pelahapan (fagositosis) untuk maserasi. Pemisahan ekstrak dengan
membersihkan debris jaringan dan pelarut dengan menggunakan alat
mikroba (Soesatyo, 2002). Rotavapor dimana pemisahan terjadi
berdasarkan titik didih. Dibuat 3
Pengobatan inflamasi mempunyai dua konsentrasi dosis ekstrak yakni 250
tujuan utama. Pertama meringankan rasa mg/kgBB, 300 mg/kgBB, dan 350 mg/kg
nyeri yang sering merupakan gejala awal BB. Proses pengujian menggunakan 15
yang terlihat; dan kedua, memperlambat ekor tikus putih dan dibagi menjadi lima
atau membatasi proses perusakan jaringan. kelompok yang terdiri dari 3 ekor tikus
Obat-obat antiinflamasi nonsteroid (AINS) putih. Kelompok pertama sebagai kontrol
dan kortikosteroid sama-sama memiliki positif yang diberikan oral obat
kemampuan untuk menekan tanda-tanda pembanding deksametason. Kelompok
dan gejala-gejala inflamasi, namun kedua sebagai kontrol negatif tanpa diberi
sayangnya kedua golongan obat ini yang ekstrak ataupun obat pembanding dan
biasa digunakan dalam pengobatan masing-masing tiap kelompok hewan uji
inflamasi seringkali menimbulkan efek dibuat radang pada tiap telapak kaki
yang merugikan dan berbahaya seperti hewan uji secara intraplantar . Kelompok
kerusakan gastrointestinal, nefrotoksik dan ketiga hingga kelima sebagai perlakuan
hepatotoksik (Katzung, 2002) pengujian yang diberi ekstrak daun
kerehau secara oral setiap selang waktu
METODE PENELITIAN 120 menit. Pengujian dilakukan selama 12
hari. Setiap selang waktu 60 menit selama
Bahan 6 jam diukur telapak kaki hewan uji tiap
kelompok menggunakan pletismometer.
Daun Kerehau (Callicarpa longifolia
Lamk) yang akan diteliti daun dewasa HASIL DAN PEMBAHASAN
berwarna hijau dan masih keras; Pelarut
metanol, Tikus sebagai hewan uji, Pengujian aktivitas antiinflamasi ekstrak
Karagenan, Na-CMC sebagai bahan daun kerehau merupakan suatu pengujian
pengsuspensi, NaCl (Natrium Clorida) untuk mengetahui kemampuan ekstrak
fisiologis 0,9 %, aquades, dan dalam menurunkan inflamasi dengan cara
Deksametason. melihat penurunan diameter radang
terhadap tingkat pengenceran ekstrak
Alat yang kemudian diukur yang bertujuan
ekstrak daun kerehau mampu menurunkan
Timbangan analitik ADAM PGW 253i; inflamasi pada tikus putih dan dapat
spoid oral; spoid injeksi; sentrifuge; memberikan pengaruh yang berbeda
peralatan gelas; batang pengaduk; terhadap aktivitas antiinflamasi dan variasi
timbangan analitik; penangas air; labu dosis ekstrak daun kerehau. Dari hasil
takar, dan Inkubator. penelitian dapat disimpulkan bahwa
variasi dosis ekstrak metanol daun kerehau

Jurnal Sains dan Kesehatan. 2015. Vol 1. No 1. 2


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Aktivitas Antiinflamasi Ekstrak Daun Kerehau (Callicarpa longifolia L.)

dapat menurunkan peradangan pada tikus ekstrak daun kerehau secara oral tiap
putih. selang waktu 120 menit selama 6 jam.
Pengujian aktivitas antiinflamasi ekstrak
Penelitian ini dimulai dengan melakukan metanol daun kerehau digunakan 3 variasi
uji pendahuluan yang dilakukan konsentrasi tersebut. Diperoleh data hasil
menggunakan tikus putih untuk aktivitas antiinflamasi daun kerehau yang
menentukan dosis yang akan diujikan. menggunakan metode pletismometer dan
Hasil uji pendahuluan diperoleh berberapa pengukuran rata-rata diameter penurunan
variasi dosis yang akan digunakan dalam radang atau antiinflamasi ekstrak metanol
penelitian. Pada saat pelaksanaan daun kerehau terhadap inflamasi pada kaki
penelitian dilakukan dengan cara tikus. Grafik aktivitas antiinflamasi
menyuntikan suspensi karagenin pada ekstrak metanol daun kerehau dapat dilihat
telapak kaki hewan uji tikus putih secara pada Gambar 1.
intraplantar kemudian diberikan dosis

Gambar 1. Aktivitas Antiinflamasi Ekstrak Metanol Daun Kerehau

Ekstrak metanol daun kerehau mampu dengan kontrol negatif yang tidak diberi
memberikan aktivitas antiinflamasi yang perlakuan. Sedangkan untuk kontrol
ditunjukkan dengan terjadinya penurunan negatif tidak memberikan aktivitas
diameter inflamasi pada telapak kaki tikus, antiinflamasii, hal ini terlihat dari tidak
ini terlihat pada gambar 1. Penurunan terjadinya penurunan diameter radang.
diameter inflamasi pada ekstrak metanol Tujuan dari penggunan kontrol negatif itu
daun kerehau ditunjukkan pada sendiri adalah untuk memastikan inflamasi
konsentrasi dosis 250 merupakan yang terbentuk bukan merupakan
konsentrasi efektif dimana konsentrasi pengaruh dari pelarut air yang digunakan
dosis 350 tidak jauh berbeda dengan 250 untuk melarutkan ekstrak, tetapi murni
dari hasil tersebut diambil dosis dari dari senyawa aktif yang terkandung di
ekstrak metanol daun kerehau yaitu dalam ekstrak metanol daun kerehau.
konsentrasi terkecil yang paling baik
memberikan aktivitas antiinflamasi karena KESIMPULAN
dapat menurunkan diameter radang
dengan baik. Pada konsentrasi dosis 300 Ekstrak metanol daun kerehau memiliki
mg aktivitas antiinflamasi mengalami aktivitas sebagai antiinflamasi terhadap
penurunan tetapi tidak jauh berbeda peradangan atau inflamasi.

Jurnal Sains dan Kesehatan. 2015. Vol 1. No 1. 3


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Aktivitas Antiinflamasi Ekstrak Daun Kerehau (Callicarpa longifolia L.)

DAFTAR PUSTAKA 4. Soesatyo, M.H.N.E. 2002. Proses


Inflamasi, Penggunaan Analgetik dan
1. Fransisca, M.S.2010. Etnofarmakologi Antiinflamasi Non Steroid Secara
dan Pemakaian Tanaman Obat Suku Rasional, Bagian Farmakologi dan
Dayak Tunjung di Kalimantan Timur. Toksikologi, Fakultas Kedokteran
Jakarta; Media Litbang Kesehatan. Universitas Gadjah Mada,
2. Katzung, B.G. 2002. Farmakologi Yogyakarta,27-38
Dasar dan Klinik. Jakarta; Penerbit 5. Fitriyani, A.; Winarti, L.; Siti, M.; &
Salemba Nuri. 2011. Uji Antiinflamasi Ekstrak
3. Mycek, M.J.; Harvey,R.A.; & Champe, Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz
P.A. 2001. Farmakologi Ulasan & Pay) Pada Tikus Putih. Jakarta;
Bergambar edisi kedua. Jakarta; Majalah Obat Tradisional.
Penerbit Widya Medika

Jurnal Sains dan Kesehatan. 2015. Vol 1. No 1. 4


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai