Evprog Asi Eksklusif PKM Batujaya
Evprog Asi Eksklusif PKM Batujaya
Pendahuluan
Dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian anak, United Nation Childrens
Funds (UNICEF) dan World Health Organisation (WHO) merekomendasikan sebaiknya anak
hanya disusui air susu ibu (ASI) selama paling sedikit enam bulan. Makanan padat seharusnya
diberikan sesudah anak berumur enam bulan, dan pemberian ASI dilanjutkan sampai anak
berusia dua tahun.1 Pada tahun 2003, pemerintah Indonesia mengubah rekomendasi lamanya,
dari pemberian ASI ekslusif selama empat bulan menjadi enam bulan, sesuai dengan
rekomendasi UNICEF dan WHO.2
Menurut definisi WHO adalah tidak memberi bayi makanan atau minuman lain, termasuk
air putih, selain menyusui (kecuali obat-obatan dan vitamin atau mineral tetes; ASI perah juga
diperbolehkan).3 Pada Riskesdas 2010, menyusui ekslusif adalah komposit dari pertanyaan: bayi
masih disusui, sejak lahir tidak pernah mendapatkan makanan atau minuman selain ASI, selama
24 jam terakhir bayi hanya disusui (tidak diberi makanan selain ASI).
Bagi mendukung program ini, pada tahun 2012 telah diterbitkan Peraturan Pemerintah
tentang Pemberian Air Susu Ibu Ekslusif (PP Nomor 33 Tahun 2012).4 Dalam PP tersebut diatur
tugas dan tanggungjawab pemerintah dan pemerintah daerah dalam pengembangan program
ASI, diantaranya menetapkan kebijakan nasional dan daerah, melaksanakan advokasi dan
sosialisasi serta melakukan pengawasan terkait program pemberian ASI ekslusif. Dalam rangka
mendukung keberhasilkan menyusui, sampai tahun 2013, telah dilatih sebanyak 4314 orang
konselor menyusui dan 415 orang fasilitator pelatihan menyusui.
Namun begitu, kenyataan yang terjadi adalah program ASI Eksklusif di wilayah kerja
dan daerah binaan pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) tidak mencapai target yang
ditetapkan secara nasional yaitu 80%.Hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SKDI)
2007 menunjukkan cakupan ASI ekslusif bayi 0-6 bulan sebesar 32% (tahun 2007) yang
menunjukkan kenaikan yang bermakna menjadi 42% pada tahun 2012.5 Berdasarkan data Survei
Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2012, dari tahun ke
tahun cakupan pemberian ASI ekslusif 0-6 bulan selalu lebih tinggi dibandingkan dengan
1
cakupan ASI ekslusif 6 bulan. Sementara itu, berdasarkan laporan dinas kesehatan provinsi
tahun 2013, sebaran cakupan pemberian ASI ekslusif pada bayi 0-6 bulan sebesar 54.3%.
estimasi absolut bayi tidak ASI ekslusif terbanyak di Provinsi Jawa Barat, dan paling sedikit di
Maluku Utara.1Di Puskesmas Batujaya sendiri, cakupan ASI ekslusif pada bulan Febuari tahun
2015 hanyalah 39.02%.6
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dipandang perlu untuk melakukan evaluasi
terhadap program ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Batujaya sehingga diharapkan
dapat menjadi bahan pertimbangan bagi instansi terkait yaitu Puskesmas Batujaya dalam upaya
meningkatkan pencapaian ASI Eksklusif selanjutnya, sebagaimana yang telah ditetapkan oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten dan Propinsi, serta Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
1.3 Tujuan
2
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Diketahuinya jumlah sasaran bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Kecamatan Batujaya
Kabupaten Karawang pada periode Januari sampai dengan Agustus 2015.
1.3.2.2 Diketahuinya cakupan bayi 0-6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif di Puskesmas
Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang pada periode Januari sampai dengan Agustus
2015.
1.3.2.3 Diketahuinya cakupan penyuluhan perorangan dan kelompokdi Puskesmas Kecamatan
Batujaya Kabupaten Karawang periode Januari sampai dengan Agustus 2015.
1.3.2.4 Diketahuinya cakupan pencatatan dan pelaporan di Puskesmas Batujaya periode Januari
2015 sampai dengan Agustus 2015.
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Evaluator
1.4.1.1 Menerapkan dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah diberikan pada waktu
kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat
1.4.1.2 Melatih serta mempersiapkan diri dalam menjalankan suatu program khususnya program
ASI Eksklusif
1.4.1.3 Meningkatkan kesadaran dalam diri sendiri betapa pentingnya berpartisipasi dalam
program kesehatan bersifat masyarakat dan sekaligus memupuk minat dalam usaha
pemerintah mengembangkan program kesehatan di tingkat masyarakat.
1.4.1.4 Mengembangkan kemampuan untuk berpikir kritis, berkeyakinan dan boleh membuat
suatu kesimpulan berdasarkan pemikiran yang logis dan rasional
3
1.4.3.2 Memberi masukan dalam meningkatkan kerjasama dan membina peran serta masyarakat
dalam melaksanakan program ASI Eksklusif secara optimal
1.4.3.3 Membantu menjadikan puskesmas lebih berperan aktif dan bertanggungjawab dalam
upaya merealisasikan pencapaian yang maksimal dalam program ASI .
1.4.4 Bagi Masyarakat
1.4.4.1 Meningkatkan pembinaan peran serta masyarakat dalam kegiatan ASI Eksklusif.
1.4.4.2 Memperoleh pengetahuan dan informasi tentang ASI Eksklusif dan dapat mengubah
perilaku masyarakat untuk turut serta mengikuti program ASI Eksklusif.
1.5 Sasaran
Semua ibu yang mempunyai bayi berusia 0-6 di seluruh wilayah kerja UPTD Puskesmas
Batujaya periode Januari 2015 sampai dengan Agustus 2015.
4
Bab II
Materi dan Metode
2.1 Materi
Materi yang dievaluasi terdiri dari laporan hasil dari kegiatan Puskesmas mengenai
program ASI Eksklusif di UPTD Puskesmas Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang periode
Januari 2015 sampai dengan Agustus 2015, antara lain:
a. Penyuluhan
a. Perorangan
b. Kelompok
b. Pencatatan dan pelaporan program ASI Eksklusif
c. Pojok ASI ekslusif
d. Pelatihan kader
e. Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
2.2 Metode
Evaluasi program ini dilakukan dengan cara pengumpulan data yang dikumpulkan untuk
dievaluasi kemudian diolah, dianalisis dengan membandingkan cakupan program ASI Eksklusif
di UPTD Puskesmas Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang periode Januari 2015 sampai
dengan Agustus 2015 terhadap tolok ukur yang telah ditetapkan dengan pendekatan sistem dan
diinterpretasikan sehingga ditemukan permasalahannya. Dari permasalahan yang ditemukan
tersebut kemudian diberi masukan dan saran agar permasalahan tersebut dapat terselesaikan
sehingga diharapkan dalam pelaksanaan program ASI Eksklusif kelak dapat dicapai hasil sesuai
dengan tolok ukur yang telah ditetapkan.
5
Bab III
Kerangka Teoritis
Lingkungan
Umpan balik
Menurut Ryans, sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling dihubungkan
dengan suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai satu kesatuan organisasi dalam upaya
menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan.
Pendekatan ssitem adalah prinsip pokok atau cara kerja sistem yang diterapkan pada
waktu menyelenggarakan pekerjaan administrasi. Tujuan dari pembentukan sistem adalah untuk
mencapai suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Agar terbentuknya sistem tersebut perlu
dirangkai beberapa unsur atau elemen sedemikian rupa sehingga secara keseluruhan membentuk
suatu kesatuan dan secara bersama-sama berfungsi untuk mencapai tujuan kesatuan.6
Ada enam macam unsur yang saling berhubungan dan mempengaruhi pada sistem, yaitu:
a. Masukan (input) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan
diperlukan untuk dapat berfungsinya system tersebut, terdiri dari tenaga
(man),dana(money), sarana (material) dan metode (method).
b. Proses (process) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam system dan
berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan, terdiri dari
unsur perencanaan (planning), organisasi (organizing), pelaksanaan (actuating) dan
pengawasan (controlling).
c. Keluaran (output) adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari
berlangsungnya proses dalam sistem.
6
d. Umpan balik (feedback) adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran
dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut.
e. Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem.
f. Lingkungan (environment) adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem
tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem.
7
Bab IV
Penyajian Data
8
7 Desa Batujaya
8 Desa Baturaden
9 Desa Segaran
10 Desa Segarjaya.
9
4.2.2 Data Khusus
4.2.2.1 Masukan
4.2.2.1.1 Tenaga
a. Dokter Umum : 4 orang
b. Bidan Puskesmas : 4 orang
c. Bidan Desa : 13 orang
d.Konsulen ASI : 1 orang
4.2.2.1.2 Dana
a. APBD : Ada
4.2.2.1.3 Sarana
a. Sarana Medis
Timbangan dewasa : 2 buah
Stadiometer : 1 buah
Tensimeter : 1 buah
Alat timbangan bayi : 1 buah
b. Sarana Non-Medis
Ruang pendaftaran : Ada
Ruang pemeriksaan : Ada
Ruang tunggu : Ada
Ruang obat : Ada
Lemari obat : Ada
Protaps cara menyusui yang baik : Ada
Pojok ASI : Tidak Ada
Kartu status, alat tulis : Ada
Tempat tidur : Ada
Alat penyuluhan : Ada
(papan tulis, poster, spidol, brosur, mikrofon)
10
4.2.2.1.4 Metode
a. Penyuluhan
i) Perorangan
Penyuluhan perorangan yang diberikan oleh petugas kesehatan Puskesmas kepada setiap
ibu hamil dan ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan yang datang berobat di Puskesmas
melalui pemberian informasi mengenai manfaat ASI Eksklusif secara singkat.
ii) Kelompok (dilakukan di posyandu setiap bulan)
Petugas kesehatan Puskesmas melakukan wawancara dengan ibu hamil dan ibu yang
mempunyai bayi 0-6 bulan (peserta ASI Eksklusif)
Pemberian informasi dan edukasi melalui komunikasi dua arah
Membahas mengenai berbagai manfaat ASI Eksklusif bagi ibu dan bayi serta metode
penyimpanan serta pemberian ASI Eksklusif dengan baik.
Memberikan motivasi kepada peserta ASI Eksklusif untuk meneruskan pemberian
sehingga bayi mencecah 6 bulan dan melanjutkan sehingga ke usia 2 tahun sesuai dengan
keadaan pribadi dan keluarganya.
11
setelah lahir dengan membiarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibu setidaknya satu jam
atau lebih sampai menyusu pertama selesai.
4.2.2.2 Proses
4.2.2.2.1 Perencanaan
Perencanaan tertulis mengenai:
a. Penyuluhan
i) Perorangan
Akan dilakukan pada setiap hari kerja oleh bidan kepada ibu yang mempunyai bayi
berusia 0-6 bulan melalui wawancara di UPTD Puskesmas Batujaya, jam 08.00-14.00.
Wawancara diberikan terutama untuk ibu yang dating ke balai KIA sama ada untuk
penimbangan, imunisasi mahupun balai pengobatan umum.
ii) Kelompok (dilakukan di posyandu setiap bulan)
Akan diadakannya penyuluhan mengenai ASI Eksklusif dan cara menyusui yang benar
kepada ibu hamil dan ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan, akan dilaksanakan sebanyak
satu bulan sekali di posyandu yang dibantu oleh kader.
12
d. Inisiasi Menyusui Dini
Bidan desa/ bidan poned/ kader akan berperan memberikan pengarahan kepada ibu
untuk memberikan kesempatan kepada bayi memulai/inisiasi menyusu sendiri segera
setelah lahir dengan membiarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibu setidaknya satu jam
atau lebih sampai menyusu pertama selesai.
4.2.2.2.2 Organisasi
H. Eko Susanto,M.Kes
(Kepala Puskesmas)
III.Konselor ASI:
13
4.2.2.2.3 Pelaksanaan
a. Penyuluhan
i) Perorangan
Dilakukan pada setiap hari kerja oleh bidan kepada ibu hamil dan ibu yang mempunyai
bayi berusia 0-6 bulan melalui wawancara di UPTD Puskesmas Batujaya, jam 08.00-
14.00.
ii) Kelompok
Adanya penyuluhan di posyandu dan masyarakat, namun tidak dilakukan setiap bulan.
Berapa kali penyuluhan dalam satu tahun sulit dinilai akibat tidak adanya bukti
pencatatan dan pelaporan dari bidan di puskesmas mahupun di posyandu.
14
e, Pencatatan dan Pelaporan
i) Pencatatan
Dilakukan oleh masing-masing bidan desa.
ii) Pelaporan
Dilakukan pelaporan 2 kali per tahun yaitu pada bulan Febuari dan Agustus.
4.2.2.2.4 Pengawasan
a. Pertemuan / Rapat
Tiap bulan diadakan 1 kali rapat di Puskesmas Batujaya dan dipimpin oleh kepala
Puskesmas untuk mengetahui apakah program berjalan sesuai dengan rencana (12 kali per
tahun).
Penilaian mengenai seluruh hasil kegiatan yang digunakan untuk menentukan program
tahun depan, diadakan 1 tahun sekali.
4.2.2.3 Keluaran
4.2.2.3.1 Cakupan Penyuluhan:
a. Jumlah sasaran bayi 0-6 bulan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Batujaya pada bulan
Febuari 2015 : 469 bayi
b. Jumlah bayi yang mendapatkan Asi Eksklusif sampai dengan bulan Febuari 2015: dengan
cakupan pada bulan februari adalah 39.02%
15
Tabel 1: Bayi yang mendapatkan Asi Eksklusif sampai dengan bulan Febuari 2015
No Desa Jumlah Bayi 0-6 Bulan Asi Ekslusif
1 Kutaampel 8 6
2 Telukbango 99 35
3 Telukambulu 84 33
4 Karyabakti 28 13
5 Batujaya 25 14
6 Baturaden 37 11
7 Segaran 83 36
8 Segarjaya 26 5
9 Karyamakmur 50 20
10 Karyamulya 29 10
Jumlah 469 183
c. Jumlah sasaran bayi 0-6 bulan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Batujaya pada bulan
Agustus 2015 : 470 bayi
d. Jumlah bayi mendapatkan Asi Eksklusif sampai dengan bulan Agustus 2015: dengan ini
cakupan pada bulan augustus adalah sebanyak 49.36%
16
Tabel 2: Bayi yang mendapatkan Asi Eksklusif sampai dengan bulan Agustus 2015
No Desa Jumlah Bayi 0-6 Bulan Asi Ekslusif
1 Kutaampel 17 9
2 Telukbango 99 54
3 Telukambulu 60 23
4 Karyabakti 84 41
5 Batujaya 26 18
6 Baturaden 36 17
7 Segaran 71 31
8 Segarjaya 21 12
9 Karyamakmur 38 15
10 Karyamulya 18 12
Jumlah 470 232
% 𝑏𝑎𝑦𝑖 0 − 6 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛𝑦𝑎𝑛𝑔𝑚𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝐴𝑠𝑖𝐸𝑘𝑠𝑘𝑙𝑢𝑠𝑖𝑓 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑏𝑎𝑦𝑖 0−6 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑏𝑒𝑟𝑖𝐴𝑆𝐼𝑠𝑎𝑗𝑎
𝑥 100%7
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑏𝑎𝑦𝑖 0−6 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛𝑦𝑎𝑛𝑔𝑎𝑑𝑎𝑑𝑖𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎
415
=( ) 𝑥100% = 44.2%
939
4.2.2.4 Lingkungan
4.2.2.4.1 Fisik
Lokasi Puskesmas : Mudah dijangkau oleh bidan desa.
Transportasi : Tersedia sarana transportasi
17
Fasilitas Kesehatan lain : Ada
4.2.2.6 Dampak
Dampak langsung : Memenuhi kebutuhan asupan gizi bayi 0-6 bulan: Belum dapat dinilai
Dampak tidak langsung : Mengurangi angka kesakitan dan kematian anak: Belum dapat
dinilai
18
Bab V
Pembahasan
III Proses
Pelaksanaan (Actuating)
19
Inisiasi ekslusif
Menyusui Inisiasi
Dini Menyusui
Dini
IV
Lingkungan
Non-Fisik
Keterangan : Variabel selain yang tertera di atas, tidak memiliki masalah berdasarkan tolok ukur
keberhasilan.
20
Bab VI
Perumusan masalah
6.2.1. Masukan:
Tidak ada Pojok ASI Eksklusif
6.2.2. Pelaksanaan:
Tidak ada pelatihan kader mengenai ASI ekslusif pada tahun 2015.
Tidak ada pelaporan bulanan untuk ASI ekslusif dan Inisiasi Menyusui Dini
6.2.3. Lingkungan:
Tingkat pendidikan masyarakat rendah, 32,41% penduduk mayoritas mempunyai
pendidikan tingkat SMP
Sosial ekonomi masyarakat rendah, mayoritas (40.18%) berkerja sebagai buruh tani.
Kemandirian masyarakat masih rendah, hanya terdapat 9.62% Posyandu Mandiri dan
Purnama
21
Bab VII
Prioritas Masalah
a. Cakupan ASI periode Januari sampai dengan Agustus sebesar 44.2% dari tolak ukur
80%.
b. Cakupan pemberdayaan masyarakat melalui penyuluhan diluar gedung sebesar 34.1%
dari tolak ukur 66.67%.
c. Tidak ada kegiatan Pojok ASI ekslusif (+100%)
No Parameter a b c
1 Besarnya masalah 4 3 5
2 Berat ringannya akibat yang ditimbulkan 5 4 3
3 Keuntungan sosial yang diperoleh 5 4 3
4 Teknologi yang tersedia 3 3 3
5 Sumber daya yang tersedia 4 4 3
Jumlah 21 18 17
1 = tidak penting
2 = kurang penting
3 = cukup penting
4 = penting
22
5 = sangat penting
7.4. Berdasarkan parameter di atas, 2 masalah yang mejadi prioritas masalah adalah:
a. Cakupan ASI ekslusif periode Januari sampai dengan Agustus 2015 sebesar 44.2% dari
tolak ukur 80%.
b. Cakupan pemberdayaan masyarakat melalui penyuluhan diluar gedung sebesar 34.1%
dari tolak ukur 66.67%.
23
Bab VIII
Penyelesaian masalah
Masalah 1: Cakupan ASI ekslusif periode Januari sampai dengan Agustus sebesar 44.2% dari
tolak ukur 80%.
Penyebab Masalah:
Masih terdapat banyak mitos mengenai ASI seperti bayi lapar seandainya hanya
diberikan ASI, susu kuning (kolostrum) harus dibuang dan sebagainya lagi.
Kurangnya kerjasama lintas program dengan tenaga kesehatan lain.
o Mayoritas program ASI eksklusif dijalankan oleh para bidan desa/bidan PONED.
Pencatatan dan pelaporan kurang dilaksanakan, terutamanya untuk laporan ASI ekslusif
bulanan dan program Inisiasi Menyusui Dini. Hal ini memungkinkan terjadinya
gambaran keberhasilan program yang tidak cocok dengan keadaan sebenarnya.
Penyelesaian Masalah:
Untuk menghilangkan mitos-mitos ini, perlu ditingkatkan kegiatan penyuluhan dan juga
pemberdayaan masyarakat. Perencanaan tertulis mengenai penanggungjawab kegiatan-
kegiatan ini mungkin diperlukan.
Meningkatkan kerjasama lintas program dalam menjalankan program ASI eksklusif,
terutamanya dengan bagian promosi kesehatan. Pelatihan kader juga akan dapat
membantu dalam menyampaikan informasi mengenai ASI ekslusif kepada masyarakat.
Memperbaiki sistem pencatatan dan pelaporan semua program yang terkait dengan ASI
ekslusif.
24
Masalah 2:Cakupan pemberdayaan masyarakat melalui penyuluhan diluar gedung sebesar
34.1% dari tolak ukur 66.67%.
Penyebab Masalah:
• Tidak ada perencanaan tertulis mengenai topik penyuluhan dan penanggungjawab
penyuluhan kelompok.
• Waktu, topik dan penanggungjawab penyuluhan ditentukan secara spontan.
Biasanya dilakukan oleh petugas kesehatan (bidan desa, bagian promkes, Koass)
seandainya mempunyai kesempatan waktu.
• Tidak ada pengawasan penyuluhan ASI ekslusif.
• Tidak ada pelaporan rutin penyuluhan ASI ekslusif di posyandu.
• Kurangnya tenaga kerja.
• Mayoritas kegiatan di posyandu dijalankan oleh bidan desa, terutamanya
pemeriksaan ibu hamil, suntikan imunisasi, dan penyuluhan. Apabila jumlah
masyarakat yang datang banyak, penyuluhan biasanya tidak sempat dilakukan dan
hal ini secara tidak langsung menjejaskan focus terhadap penyuluhan
• Alokasi penggunaan dana belum terstruktur
• Terdapat dana yang diberikan untuk para kader kesehatan. Alokasi penggunaan
dana diserahkan kepada para kader kesehatan. Sering terjadi kekurangan dana
dalam melaksanakan program di posyandu.
Penyelesaian Masalah:
Menyusun pembagian tugas yang jelas, rinci, dan tertulis mengenai petugas yang
bertanggungjawab dalam melakukan penyuluhan di tempat-tempat pelayanan kesehatan.
Diadakan pelaporan rutin mengenai penyuluhan ASI ekslusif.
Menambahkan sumber daya manusia. Boleh dilakukan dengan cara menjalankan
pelatihan kader yang sudah direncanakan dan juga mempertingkat kerjasama lintas
25
program (sebagai contoh kerjasama bagian gizi dan bagian promosi kesehatan), dan lintas
sektoral (sektor kesehatan dan tokoh masyarakat).
Mengalokasikan penggunaan dana secara terstruktur, dan jelas. Sebagai contoh berapa
persen dana yang harus digunakan untuk Program Makanan Tambahan, keperluan
penyuluhan, dan sebagainya lagi.
26
Bab IX
A. Kesimpulan
Dari hasil penilaian Program ASI Eksklusif yang dilakukan dengan pendekatan sistem di
Puskesmas Batujaya untuk periode Januari 2015 sampai dengan Agustus 2015, didapatkan
beberapa permasalahan dalam Program ASI Eksklusif yang mampu mempengaruhi keberhasilan
program ini. Adapun dari hasil evaluasi Program ASI Eksklusif di Puskesmas Batujaya untuk
periode Januari 2015 sampai dengan Agustus 2015 didapatkan:
Cakupan ASI ekslusif periode Januari sampai dengan Agustus 2015 sebesar 44.2% dari
tolak ukur 80%.
Cakupan penyuluhan perorangan 30.79%, mencapai tolak ukur 5%
Cakupan pemberdayaan masyarakat melalui penyuluhan diluar gedung sebesar 34.1%
dari tolak ukur 66.67%.
Tidak ada kegiatan Pojok ASI ekslusif.
Tidak ada pelatihan kader sampai dengan bulan Agustus 2015 (target: satu kali pelatihan
pertahun)
Tidak ada pelaporan Inisiasi Menyusui Dini dan ASI ekslusif bulanan.
B. Saran
1. Merencanakan pembagian tugas, dan kerjasama lintas program dan lintas sektoral secara
rinci dan jelas.
2. Memperbaiki sistem pelaporan terutama untuk program ASI ekslusif, Inisiasi Menyusui
Dini, dan penyuluhan.
27
3. Menggerakkan tenaga kesehatan yang ada untuk tujuan mempromosikan program ASI
ekslusif.
4. Menyediakan satu ruangan untuk dijadikan Pojok ASI ekslusif. Ruangan ini boleh
dimanfaatkan sebagai salah satu sarana untuk mempromosikan ASI ekslusif.
5. Menjalankan pelatihan kader sesuai dengan perencanaan.
Apabila saran penyelesaian masalah ini dapat diterima dan dilaksanakan dengan baik oleh
petugas-petugas kesehatan, maka diharapkan dapat membantu keberhasilan program ASI
Eksklusif di Puskesmas Batujaya dan masalah-masalah yang sama untuk program ini tidak akan
terulang untuk periode berikutnya.
28
Daftar Pustaka:
1. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, Situasi dan analisis ASI eksklusif;
Jakarta, Kementerian Kesehatan RI, 2014.
2. Keputusan Menteri Kesejatan Republik Indonesia Nomor 450/MENKES/SK/IV/2004
Tentang Pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara Eksklusif pada Bayi di Indonesia
Diunduhdari:http://www.gizikia.depkes.go.id/wpcontent/uploads/downloads/2013/08/Per
menkes-No.-15-th-2013-ttg-Fasilitas-Khusus-Menyusui-dan-Memerah-ASI.pdf
3. Departemen Kesehatan RI, Paket modul kegiatan inisiasi menyusui dini (IMD) dan ASI
eksklusif 6 bulan; Jakarta, Kementerian Kesehatan RI, 2008
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2013
Diunduhdari:http://www.gizikia.depkes.go.id/wpcontent/uploads/downloads/2013/08/Per
menkes-No.-15-th-2013-ttg-Fasilitas-Khusus-Menyusui-dan-Memerah-ASI.pdf
5. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak RI, Pedoman
peningkatan penerapan 10 langkap menuju keberhasilan menyusui yang responsive
gender bagi pusat dan daerah. Jakarta, 2010
6. Laporan Program Gizi Puskesmas Kecamatan Batujaya bulan Januari 2015 sampai
dengan Agustus 2015.
7. Direktorat Gizi Masyarakat, Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Miniman (SPM)
Penyelenggaraan Perbaikan Gizi Masyarakat; Departemen Kesehatan RI, Jakarta 2004.
29