Anda di halaman 1dari 6

Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2016

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa perekonomian Indonesia tumbuh 5,02
persen pada 2016. Angka ini lebih tinggi dibanding 2015 yang dikoreksi, yakni 4,88 persen.
Pada triwulan IV 2016 ekonomi domestik tumbuh 4,96 persen dibanding periode yang sama
tahun sebelumnya (YoY). Namun, bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, ekonomi
Indonesia mengalami kontraksi 1,77 persen. Pertumbuhan terjadi pada seluruh lapangan usaha.
Namun demikian, angka ini masih dibawah target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) Perubahan 2016, yakni sebesar 5,2 persen. Melambatnya perekonomian global serta
dipangkasnya anggaran belanja negara membuat pertumbuhan dibawah target. Pertumbuhan
dibawah target ini disebabkan adanya perlambatan ekonomi pada triwulan IV 2016. Kepala
BPS Suhariyanto mengatakan, salah satu penyebab rendahnya pertumbuhan ekonomi pada
triwulan IV 2016 karena belanja pemerintah yang lebih kecil dibanding kuartal yang sama
2015. Realisasi belanja pemerintah hanya sebesar Rp 549 triliun atau 26,36 persen dari pagu,
lebih rendah secara persentase dibandingkan kuartal IV 2015.

Gambar Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahunan (YoY)


Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2017
Ekonomi Indonesia mengalami stagnasi sepanjang 2017. Melambatnya konsumsi
rumah tangga membuat Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia hanya tumbuh di kisaran 5
persen sepanjang TW I-III tahun ini. Konsumsi rumah tangga pada triwulan III tahun ini hanya
tumbuh 4,93 persen (YoY) lebih rendah dari triwulan sebelumnya sebesar 4,95 persen.
Konsumsi rumah tangga terlihat mengalami perlambatan sejak triwulan IV 2016 yang selalu
tumbuh di bawah 5 persen. Keadaan ini berbeda dengan negara-negara anggota ASEAN
lainnya seperti Singapura, Malaysia, Filipina, Thailand, maupun Vietnam yang mengalami tren
pertumbuhan sepanjang 2017. Pada triwulan III, pertumbuhan ekonomi Indonesia di bawah
Singapura dan hanya unggul dari Thailand yang mencatat pertumbuhan 4,3 persen. Sebagai
informasi, ekonomi Indonesia pada triwulan III 2017 tumbuh 5,06 persen dan secara akumulasi
triwulan I-III 2017 tumbuh 5,03 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (YoY).
Sementara nilai ekspor Indonesia periode Januari-September 2017 justru naik 17,36 persen
menjadi US$ 123,36 miliar.

Gambar Pertumbuhan Ekonomi 6 Negara ASEAN (TW I-III 2017)

Gambar Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (2014-2017)


Pertumbuhan Ekonomi tahun 2018
Kinerja perekonomian Indonesia selama 2018 dinilai sebagai prestasi lataran berada di
tengah situasi perlambatan ekonomi global. Perekonomian Indonesia berdasarkan besaran
Produk Domestik Bruto atas dasar berlaku sepanjang triwulan II 2018 mencapai Rp 3.683 ,9
triliun Perekonomian Indonesia berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar
harga berlaku sepanjang triwulan II 2018 mencapai Rp 3.683 ,9 triliun. Sementara atas dasar
harga konstan 2010, ekonomi domestik mencapai Rp 2.603,7 triliun. Ekonomi Indonesia
sepanjang triwulan II 2018 atas dasar harga konstan tumbuh 5,27% dibanding triwulan yang
sama tahun sebelumnya (YoY), angka ini merupakan yang tertinggi sejak 2014.
Jika dibanding triwulan sebelumnya, PDB nasional TW II tahun ini tumbuh 4,21%
(QtQ). Secara akumulasi, ekonomi nasional pada semester I tahun ini tumbuh 5,17% dibanding
semester I tahun lalu. Dari sisi produksi, pertumbuhan ekonomi triwulan II tahun ini terhadap
triwulan II tahun lalu ditopang oleh semua lapangan usaha yang dipimpin oleh lapangan usaha
dan jasa lainnya yang mencapai 9,22%. Sementara dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi
dicapai oleh komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah
Tangga (PK-LNPRT) yang tumbuh 8,71%.
Sedangkan jika dibanding triwulan sebelumnya (QtQ), ekonomi domestik triwulan II
tahun ini tumbuh 4,21%. Dari sisi produksi, pertumbuhan pada lapangan usaha pertanian,
kehutanan dan perikanan memimpin pertumbuh terbesar, yakni mencapai 9,93%. Sementara
dari sisi pengeluaran ditopang oleh Pembentukan Modal Tetap Bruto yang mengalami
pertumbuhan signifikan sebesar 31,15%.

Gambar Pertumbuhan Ekonomi Indonesia TW I 2014-TW II 2018-08-06


Perekonomian Indonesia pada triwulan III 2018 yang diukur dari besaran PDB atas dasar harga
konstan tumbuh 5,17% menjadi Rp 2.684,2 triliun dibanding triwulan yang sama 2017. Badan
Pusat Statistik merilis perekonomian Indonesia pada triwulan III 2018 yang diukur dari besaran
Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga konstan tumbuh 5,17% menjadi Rp 2.684,2
triliun dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya (YoY). Demikian pula dibanding
triwulan sebelumnya tumbuh 3,09% (QoQ). Sementara atas dasar harga berlaku, ekonomi
nasional periode Juli-September 2018 mencapai Rp 3.835,6 triliun. Alhasil, Demikian pula
perekonomian nasional periode Januari-September 2018 yang diukur atas dasar PDB harga
konstan tumbuh 5,17% menjadi Rp 7.786,56 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya
Rp 7.403,82 triliun. Sementara perekonomian atas dasar harga berlaku periode Januari-
September 2018 mencapai Rp 11.026,22 triliun lebih besar dari periode sebelumnya Rp
10.098,19 triliun. (Baca Databoks: Perekonomian Indonesia Terbesar di Asia Tenggara)
Pertumbuhan ekonomi pada triwulan III 2018 berdasarkan lapangan usaha ditopang sektor
perdagangan besar dan eceran dengan sumber pertumbuhan sebesar 0,69%, kemudian diikuti
sektor konstruksi 0,57%, pertanian 0,49% dan informasi dan komunikasi 0,45%. Sementara
berdasarkan pengeluaran, konsumsi masyarakat masih mendominasi kontribusi pertumbuhan
ekonomi, yakni sebesar 55,26% kemudian Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 32,12%
dan konsumsi pemerintah tumbuh 8,7%.

Gambar Pertumbuhan PDB Indonesia Atas Dasar Harga Konstan (TW I 2014-TW III
2018)
Menurut Wijono (2005), pertumbuhan ekonomi secara singkat merupakan proses
kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, pengertian ini menekankan pada tiga hal
yaitu proses, output per kapita dan jangka panjang. Proses menggambarkan perkembangan
perekonomian dari waktu ke waktu yang lebih bersifat dinamis, output per kapita mengaitkan
aspek output total (GDP) dan aspek jumlah penduduk, sehingga jangka panjang menunjukkan
kecenderungan perubahan perekonomian dalam jangka tertentu yang didorong oleh proses
intern perekonomian (self generating). Pertumbuhan ekonomi juga diartikan secara sederhana
sebagai kenaikan output total (PDB) dalam jangka panjang tanpa memandang apakah kenaikan
itu lebih kecil atau lebih besar dari laju pertumbuhan penduduk dan apakah diikuti oleh
pertumbuhan struktur perekonomian atau tidak.
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan prosesnya yang berkelanjutan merupakan
kondisi utama bagi kelangsungan pembangunan ekonomi (Tambunan, 2001). Pertumbuhan
ekonomi menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian akan menghasilkan tambahan
pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu. Dengan kata lain, perekonomian dikatakan
mengalami pertumbuhan bila pendapatan riil masyarakat pada tahun tertentu lebih besar dari
pada pendapatan riil masyarakat pada tahun sebelumnya. Dalam pengertian ekonomi makro,
pertumbuhan ekonomi adalah penambahan Produk Domestik Bruto (PDB), yang berarti
peningkatan Pendapatan Nasional/PN.
Menurut Sukirno (2011) pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan kegiatan
dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam
masyarakat bertambah. Pertumbuhan ekonomi merupakan kenaikan PDB atau PNB rill. Sejak
lama ahli-ahli ekonomi telah menganalisis faktor-faktor penting yang mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan kepada pertumbuhan ekonomi yang berlaku di berbagai
negara dapat disimpulkan bahwa faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan dan
pembangunan suatu negara adalah kekayaan sumber alam dan tanahnya, jumlah dan mutu
tenaga kerja, barang-barang modal yang tersedia, tingkat teknologi yang digunakan dan sistem
sosial dan sikap masyarakat.
Beberapa teori telah dikemukakan yang menerangkan hubungan diantara faktor
produksi dengan pertumbuhan ekonomi. Pandangan teori-teori tersebut diringkas sebagai
berikut:
i. Teori Klasik: Menekankan tentang pentingnya faktor-faktor produksi dalam menaikkan
pendapatan nasional dan mewujudkan pertumbuhan. Akan tetapi yang terutama diperhatikan
adalah peranan tenaga kerja. Menurut mereka tenaga kerja yang berlebihan akan
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
ii. Teori Schumpeter: Menekankan tentang peranan usahawan yang akan melakukan inovasi
dan investasi untuk mewujidkan pertumbuhan ekonomi.
iii. Teori Harrod-Domar: Mewujudkan peranan investasi sebagai faktor yang menimbulkan
pertambahan pengeluaran agregat. Teori ini pada dasarnya menekankan peranan segi
permintaan dalam mewujudkan pertumbuhan.
iv. Teori Neo-Klasik: Melalui kajian empirikal teori ini menunjukkan bahwa perkembangan
teknologi dan peningkatan kemahiran masyarakat merupakan faktor yang terpenting yang
mewujudkan pertumbuhan ekonomi.
Indikator yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi adalah tingkat
pertumbuhan PDB. Ada beberapa alasan yang mendasari pemilihan pertumbuhan PDB dan
bukan indikator lainnya (seperti PNB) sebagai pertumbuhan. Alasan-alasan yang dikemukanan
oleh Susanti et al (2007) tersebut adalah:
1) PDB adalah jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh aktivitas produksi di dalam
perekonomian. Hal ini berarti peningkatan PDB juga mencerminkan peningkatan balas jasa
kepada faktor produksi yang digunakan dalam aktivitas produksi tersebut.
2) PDB dihitung atas dasar konsep aliran (flow concept). Artinya perhitungan PDB hanya
mencakup nilai produk yang dihasilkan pada satu periode tertentu. Perhitungan ini tidak
mencakup nilai produk yang dihasilkan pada periode sebelumnya. Pemanfaatan konsep aliran
guna menghitung PDB, memungkinkan untuk membandingkan jumlah output yang dihasilkan
pada tahun ini dengan tahun sebelumnya.
3) Batas wilayah perhitungan PDB adalah negara (perekonomian domestik). Hal ini
memungkinkan untuk mengukur sejauh mana kebijaksanaan-kebijaksanaan ekonomi yang
diterapkan pemerintah mampu mendorong perekonomian domestik. Guna menghitung tingkat
pertumbuhan ekonomi, data PDB yang digunakan adalah data PDB riil (atas dasar harga
konstan) karena dengan penggunaan data PDB riil, pengaruh perubahan harga terhadap nilai
PDB (atas dasar harga berlaku) telah dihilangkan.
Daftar Pustaka
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2018/08/06/ekonomi-indonesia-tw-ii-2018-
tumbuh-527
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2018/11/05/perekonomian-indonesia-triwulan-iii-
2018-tumbuh-517
https://katadata.co.id/berita/2019/02/06/pertumbuhan-ekonomi-indonesia-2018-diapresiasi-
negara-mitra-dagang
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2018/02/05/2017-ekonomi-indonesia-tumbuh-507
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2017/11/24/2017-ekonomi-indonesia-mengalami-
stagnasi
Sukirno, Sadono. 2011. Makroekonomi Teori Pengantar. Rajawali Pers. Jakarta.
Susanti et al. 2007. Indikator-Indikator Makroekonomi. Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.
Tambunan, Tulus. 2001. Perekonomian Indonesia: Teori dan Temuan Empiris. Ghalia
Indonesia. Jakarta.
Wijono, Wiloejo, Wiryo. 2005. Mengungkap Sumber-Sumber Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia Dalam Lima Tahun Terakhir, Jurnal Manajemen dan Fiskal, Volume V,
Nomor 2, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai