Anda di halaman 1dari 25

Tan Malaka

Fahruddin Faiz
• terbentur, terbentur, terbentur, terbentuk
MADILOG: PERJUANGAN EPISTEMOLOGI
• Madilog adalah perjuangan epistemology, mengasumsikan problem
pengetahuan sebagai inti dari kondisi keterjajahan.
• Epistemologi adalah syarat sebuah negara menjadi merdeka agar tidak
selalu menjadi bayangan “penguasa”
• Mitos sering digunakan penjajah untuk membunuh independensi manusia
yang terjajah. Pada akhirnya lahir manusia mitis yang membuat manusia
kehilangan sifat alaminya sebagai manusia yang selalu berproses „menjadi‟
• Madilog merupakan cara berpikir yang mengedepankan BUKTI,
KEMUNGKINAN-KEMUNGKINAN YANG MUNGKIN TERJADI DAN NALAR
RASIONAL.
MATERIALISME
▪ Materi adalah dasar dari segala yang ada di alam semesta. Konsep dan ide
matafisik hadir dari materi yang diindera manusia.
▪ Materi adalah ada yang pertama. Yang mempengaruhi segala persepsi dan
pengetahuan manusia. Akal budi tanpa adanya materi yang dapat diindra
hanyalah organ tidak berfungsi.
▪ Materialisme, menekankan pada keterarahan perhatian manusia pada
kenyataan, bukan kepada khayalan dan takhayul.
▪ Daripada kita sibuk mencari penyebab tentang segala kejadian di alam gaib,
lebih baik kita mencari kenyataan bendawi sendiri. Dalam mengkaji realitas,
maka diperlukan ilmu pengetahuan yang berbasis pendekatan ilmiah. Dengan
begitu, para proletar Indonesia akan berpikiran maju dan dapat keluar dari
keterpurukan. Namun, materialisme akan dapat optimal apabila disertai oleh
dialektika.
DIALEKTIKA
• Metode untuk memahami perjalanan alam sekesta.
• “Perbincangan antar materi” Pertentangan, perlantunan, perjalanan waktu,
menghadirkan kemungkinan-kemungkinan yang tidak pernah diperkirakan
sebelumnya, dan pada akhirnya menghadirkan “materi” baru.
• Dialektika menjelaskan bahwa realitas tidak dilihat sebagai sejumlah unsur
terisolasi yang sekali jadi lalu tak pernah berubah. Dialektika mengatakan
bahwa segala sesuatu bergerak maju melalui langkah-langkah yang saling
bertentangan.
• CONTOH DIALEKTIKA: SEJARAH NEGARA RUSIA: Dari masyarakat perbudakan
zaman Romawi--Masyarakat Feodal--Masyarakat kapitalis--Masyarakat Sosialis--
Masyarakat Komunis
LOGIKA
Aturan-aturan baku pemahaman, sebagai dasar dari materialism dan
dialektika.
Logika adalah cara berpikir antimistik dan antidogmatik. Cara berpikir
antimistik adalah penolakan terhadap cara berpikir yang bersifat mistis, gaib
dan takhayul dalam berpikir. Cara berpikir antidogmatik adalah penolakan
terhadap cara berpikir yang bersifat pasif, dogmatik, dan ketergantungan atau
ketidakmandirian untuk menentukan keputusan bagi diri atau bangsanya
sendiri. Artinya, o rang tidak mau berpikir sendiri.
PERJUANGAN KAUM MURBA
• Murba sendiri berarti “rakjat djelata” ini diambil dari bahasa Sanskrit -
-- peristiwa ini terjadi pada 1944, ketika Tan Malaka ke Museum
Nasional bertemu dengan Poerbatjaraka. Di sela pertemuannya itu ia
menemukan definisi kata “murba”. Kata ini dike-nal dalam kisah
laskar pada cerita-cerita Ken Arok di zaman Singosari.
• Lebih diartikan sebagai singkatan dari “Musyawarah Rakyat Banyak”
• Secara garis besar pemikiran Murbaisme Tan Malaka ini sebenarnya
ingin mewujudkan sebuah masyarakat Indonesia baru yang sosialis
dengan berlandaskan pada kerakyatan tanpa menafikan adanya
kepercayaan terhadap Tuhan.
• Hal yang menjadi perhatian dan pokok kajian Tan Malaka dalam
keyakinan politik Murbaisme-nya adalah strategi dan taktik.
Menurutnya, sukses gagalnya suatu program nasional dalam
perjuangan revolusioner tergantung pada benarnya strategi dan taktik.
Hal terakhir dalam pokok kajiannya adalah mengenai organisasi
(partai). Menurutnya, yang dimaksud dengan Partai Revolusioner
ialah gabungan orang-orang yang bersamaan pandangan dan
perbuatannya dalam revolusi.
 Pemisahan ala Montesquieu itu (eksekutif, legislatif dan yudikatif)
justru akan menimbulkan kekacauan dan tak menghasilkan apa-apa
kecuali rakyat yang semakin terpinggirkan oleh kekuasaan.
 Parlemen cuma alat saja dari yang memerintah. Meskipun dalam
parlemen terdapat wakil rakyat, hanya yang kuat dalam perjuangan
ekonomilah yang akan berkuasa dalam Parlemen. Hanya mereka
yang punya uanglah yang akan menguasai parlemen dan kapital
KRITIK TRIAS- yang mereka miliki tak lain hasi dari memerah keringat rakyat kecil.
 Negara harusnya diatur oleh sebuah organisasi tunggal yang terbagi
POLITIKA atas fungsi-fungsi sebagai pelaksana, pengawas dan peradilan.
Organisasi tunggal itu memiliki struktur dari tingkat tertinggi
sampai terendah di daerah-daerah. Organisasi itu menjadi pembuat
garis kebijakan, sekaligus melaksanakan program dan
mengawasinya. Untuk menghindari supaya organisasi tidak menjadi
tiran, pemilihan para pemimpin organisasi itu harus dilakukan dalam
jangka waktu yang tidak terlalu lama sehinga tak ada kesempatan
buat mereka untuk menjadi tirani kekuasaan.
KOMUNISME + PAN ISLAMISME

…Perkumpulan Islam itu mendorong masyarakat desa mengambil alih kendali


perusahaan-perusahaan. Semboyannya: petani miskin menguasai semuanya,
proletar menguasai segalanya! Jadi SI telah melakukan propaganda yang sama
dengan partai komunis, Cuma kadangkala dengan nama lain. Tapi karena ada kritik
yang tak mengenakkan para pemimpin SI, pada 1921 terjadi perpecahan. Perpecahan
ini dan hasil Kongres Komintern Kedua: berjuang melawan Pan-Islamisme, kemudian
dimanfaatkan oleh pemerintah. Apa yang mereka katakan kepada kaum tani muslim
yang sederhana? Mereka bilang: Lihat, komunis tidak hanya memecah belah, mereka
juga ingin merusak agama kalian! Itu luar biasa bagi petani. Mereka kemudian
berpikir: Saya telah kehilangan segalanya di dunia, apakah saya juga harus kehilangan
surga? Jangan sampai ini terjadi! Beginilah cara orang muslim sederhana berpikir.
Propaganda seperti ini dilakukan oleh agen-agen pemerintah dengan sukses. Maka
pecahlah kami.
“Saya bukan Bolsyevik, namun Jika seseorang
mencintai tanah airnya memperlihatkan
kecendrungan terhadap Bolsyevikisme, maka
panggillah saya Bolsyevik”.
PERSATUAN PERJUANGAN (1946)
 Persatuan Perjuangan adalah suatu
organisasi massa yang dibentuk di
Purwokerto, Jawa Tengah, Indonesia, pada 1. Berunding dengan tujuan pengakuan
awal tahun 1946, yang bertujuan kemerdekaan 100 persen
menciptakan persatuan di antara 2. Pemerintahan rakyat (kemauan
organisasi-organisasi yang ada untuk pemerintah harus sesuai dengan
mencapai kemerdekaan penuh bagi kemauan rakyat)
Indonesia. Organisasi ini dipelopori oleh
Tan Malaka dan berhasil menghimpun 3. Tentara rakyat (kemauan tentara harus
organisasi 141 politik, laskar, dan partai sesuai dengan kemauan rakyat)
politik seperti Masyumi dan PNI, yang tidak
puas dengan lambannya diplomasi yang 4. Menyelenggarakan tawanan Eropa
dilakukan oleh pemerintahan Perdana 5. Melucuti senjata Jepang
Menteri Sutan Sjahrir.
6. Menyita hak dan milik musuh
 Pada kongres Persatuan Perjuangan di Solo,
15-16 Januari 1946, organisasi ini 7. Menyita perusahaan dan pertanian dari
mengeluarkan pernyataan politik yang musuh.
disebut "Minimum Program" yang berisi:
REVOLUSI INDONESIA

 Revolusi Indonesia adalah revolusi nasional sebagai wadahnya dan revolusi


sosial sebagai isinya, yang sebagian kecil menentang sisa-sisa feodalisme dan
sebagian besar menentang imperialisme Barat yang menjajah bangsa Indonesia.
 Aksi massa untuk mencapai Indonesia merdeka adalah suatu hal yang tidak
dapat dipungkiri, mengingat politik imperialis Belanda serta demarkasi revolusi
Indonesia tidak memungkinkan untuk melakukan perjuangan dengan cara lain.
Maka pengerahan rakyat MURBA adalah suatu hal yang wajib dilakukan.
KRITIK DIPLOMASI

• Menurut Tan Malaka, perjuangan mencapai kemerdekaan dengan


cara parlementer tidak dimungkinkan karena pada dasarnya sistem
kolonialisme tidak memberi ruang bagi masyarakat pribumi untuk
duduk di dalam parlemen.
• Bagi Tan Malaka, diplomasi adalah hal keliru yang dijalankan oleh
pemerintah Indonesia dengan memberikan berbagai konsesi, baik
politik maupun ekonomi. Bahkan dalam nada yang keras Tan Malaka
menyebut orang-orang yang menginginkan diplomasi dalam revolusi
ini sebagai “inlanders alat”, (yaitu kaki tangan imperialis Belanda
dalam menjajah Indonesia), ini hanya akan mengakibatkan kerugian
bagi Indonesia.
“Kalau ada maling masuk ke
rumahmu, usir dia! Kalau perlu pukul.
Jangan ajak dia berunding!”
Tan Malaka
 Pada brosur Gerilya Politik Ekonomi (Gerpolek) itu Tan Malaka membagi
periode alam kemerdekaan Indonesia menjadi dua: musim Jaya Bertempur dan
musim Runtuh Berdiplomasi. Muslim Jaya Bertempur jatuh antara 17 Agustus
1945 sampai 17 Maret 1946. Selebihnya adalah musim Runtuh Berdiplomasi
seiring dengan perundingan-perundingan yang dilakukan sejak Linggarjati
sampai dengan Konferensi Meja Bundar yang secara telak membuktikan
bahwa dugaan Tan Malaka benar.
 Dalam Gerpolek Tan Malaka menyuguhkan fakta kalau perundingan justru
merugikan bangsa Indonesia. Wilayah Indonesia menyusut hanya Jawa saja.
Kekayaan alam Indonesia pun kembali dikuasai oleh penjajah. Padahal, setelah
revolusi Agustus, rakyat sempat menguasai itu. Oleh karena itu Tan mengajak
rakyat untuk melakukan perang semesta dengan mengunakan taktik gerilya
dan sabotase terhadap simpul-simpul kekuatan militer lawan.
REVOLUSI INDONESIA: KEBUTUHAN
AKAN PEMIMPIN REVOLUSIONER
• Seorang pemimpin haruslah seorang yang cerdas dan mampu memimpin suatu
pergerakan revolusioner. Ia dapat memberikan pertimbangan dan memperkirakan
arah perjuangan yang akan berjalan. Di samping itu, seorang pemimpin haruslah
dapat menyelami kemauan rakyat dan dapat mengubah kemauan massa menjadi
perbuatan massa. Namun untuk menggerakkan suatu massa haruslah memiliki suatu
partai revolusioner. Partai inilah yang nantinya akan mempertemukan orang-orang
yang memiliki persamaan pandangan dalam revolusi.
• Untuk mencapai kemenangan revolusi, harus memperhatikan dua syarat berikut :
pertama, kondisi objektif, yaitu suatu tingkatan sistem produksi yang tertentu dari
masyarakat dan taraf tertentu dari “kesengsaraan rakyat”. Sedangkan yang kedua
adalah kondisi subjektif, yaitu kesediaan rakyat untuk membuat sebuah partai
revolusioner yang berdisiplin dan mengakar dalam massa rakyat.
“AKSI MASSA”
• Mass Actie: Massa yang sudah tersusun dan punya semangat revolusioner yang
terdiri dari petani, buruh dan masyarakat miskin atau rakyat jelata.
• Aksi massa dalam bentuknya sebagian dapat menjelma dalam bentuk
pemogokan-pemogokan dan pemboikotan yang dilakukan secara terkoordinasi.
Aksi pemogokan sangat besar pengaruhnya terhadap roda perekonomian dan
politik Belanda. Sedangkan pemboikotan terhadap segala bentuk kerja sama
ekonomi dan politik, seperi menolak membeli dan menjual barang-barang
ataupun memboikot pajak juga harus dilakukan. Akhirnya aksi massa juga
ditopang oleh demonstrasi-demonstrasi politik, yang semakin hari tekanan pada
pihak imperialis semakin kuat. Ketiga aksi tersebut menurutnya harus simultan,
dan dia mempercayai bahwa hal ini lebih bermanfaat daripada “putsch
(pemberontakan yang tidak terkoordinir)”.
PROGRAM EKONOMI DALAM MENUJU REPUBLIK INDONESIA
1. Menasionalisasi pabrik-pabrik dan tambang- 6. Mendirikan koperasi-koperasi rakyat dengan
tambang seperti tambang batu bara, timah, bantuan kredit yang murah oleh negara;
minyak dan tambang emas;
7. Memberikan bantuan hewan dan alat-alat kerja
2. Menasionalisasi hutan-hutan dan perusahaan- kepada kaum tani untuk memperbaiki
perusahaan modern, seperti perusahaan gula, pertaniannya dan mendirikan kebun-kebun
karet, teh, kopi, kina, kelapa, nila, dan tapioka; percontohan;
3. Menasionalisasi perusahaan-perusahaan lalulintas 8. Transmigrasi;
dan angkutan umum;
9. Pembagian lahan produktif kepada petani yang
4. Menasionalisasi bank-bank, perusahaan- tidak punya lahan serta bantuan bibit dan
perusahaan perseorangan dan maskapai- keuangan, untuk mengusahakan tanah-tanah
maskapai perniagaan besar lainnya; tersebut;
5. Membangun industri-industri baru dengan bantuan 10. Menghapuskan sisa-sisa tanah feodal dan tanah-
negara; seperti pabrik-pabrik mesin dan tekstil tanah partikelir dan membagikan yang tersebut
dan galangan kapal; belakangan ini kepada petani melarat dan
proletar
PROGRAM PENDIDIKAN (3 MINIMUM PROGRAM)

1. Wajib belajar bagi anak-anak semua warga negara Indonesia dengan Cuma-Cuma
sampai umur 17 tahun dengan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa pengantar dan Bahasa
Inggris sebagai Bahasa asing yang terutama.
2. Menghapuskan sistem pelajaran sekarang dan menyusun sistem yang langsung
berdasarkan atas kepentingan-kepentingan Indonesia yang sudah ada dan yang akan
dibangun.
3. Memperbaiki dan memperbanyak jumlah sekolah-sekolah kejuruan, pertanian dan
perdagangan dan memperbaiki dan memperbanyak jumlah sekolah-sekolah bagi
pegawai-pegawai tinggi di lapangan Teknik dan administrasi.
TUJUAN 1. Memberi senjata cukup, buat
PENDIDIKAN pencari penghidupan dalam
dunia kemodalan (berhitung,
menulis, ilmu bumi, bahasa
Belanda, Jawa, Melayu, dsb).
2. Memberi Haknya murid-murid,
yakni kesukaan hidup, dengan
jalan pergaulan (vereeniging).
3. Menunjukan kewajiban kelak,
terhadap pada berjuta-juta
Kaum Kromo
“JEMBATAN KELEDAI”
• Belajar dengan cara mengingat kependekan “intinya’’.
• Tan menyontohkan, jika dua negara berperang, mana
yang akan menang? Dia menggunakan “jembatan
keledai” AFIAGUMMI. Huruf A berarti Armament
(kekuatan pasukan). Huruf A bisa membawa “jembatan
keledai’’ lain: ALS, yakni Air (udara), Land (darat) dan
Sea (laut). Sesudah membandingkan Armament kedua
negara, dia menguji yang kedua, yakni Finance
(keuangan), dan seterusnya.
• “Kalau tidak beratus, niscaya ada berpuluh jembatan
keledai di dalam kepala saya,” tulis Tan.
“Bila kaum muda yang telah belajar di sekolah menganggap
dirinya terlalu tinggi dan pintar untuk melebur dengan
masyarakat yang bekerja dengan cangkul dan hanya memiliki
cita-cita yang sederhana, maka lebih baik Pendidikan itu tidak
diberikan sama sekali”
TAN MALAKA
“Ingatlah Bahwa dari
dalam kubur suara saya
akan lebih keras dari
pada dari atas bumi”

Anda mungkin juga menyukai