Anda di halaman 1dari 11

DAFTAR ISI

PRAKATA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Pendahuluan
Body butter dan body lotion memiliki fungsi yang sama, yaitu melembapkan kulit. Dr. Michelle
Copeland, seorang ahli bedah plastik, mengatakan bahwa kita butuh dua jenis pelembap untuk menjaga
kulit tetap sehat, yaitu humektan dan pelumas (unsur yang dapat menghidrasi kulit). Kedua unsur tersebut
dapat kita temukan di body butter dan body lotion. Body butter yang kaya akan minyak esensial
dan butter akan melembutkan dan melembapkan kulit yang kering.
Daun kelor merupakan bahan alam yang berpotensi untuk melindungi kulit karena kandungan
antioksidan yang terdapat didalamnya. Antioksidan sering ditambahkan karena dapat mengurangi
kerusakan oksidatif yang ditimbulkan oleh peningkatan reactive oxygen species (ROS) akibat radiasi UV
(Suena,2017). Kebanyakan sumber antioksidan alami ialah tumbuhan dan umumnya merupakan senyawa
fenolik yang tersebar di seluruh bagian tumbuhan (Sarastani, dkk., 2002). Tanaman kelor banyak
mengandung berbagai molekul penghambat radikal bebas, seperti senyawa fenolik (asam fenolik,
flavonoid, kuinon, kumarin, lignan, stilbenes, tanin), senyawa nitrogen (alkaloid, amina, betalain),
vitamin, terpenoid (termasuk karotenoid), dan beberapa metabolit endogen lainnya yang kaya akan
aktivitas antioksidan(Karyadi, 2004).
sediaan krim daun kelor tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap parameter moisture,
pore spot, dan wrinkles. Sedangkan parameter evenness memberika pengaruh yang signifikan. Moisture
merupakan kemampuan menjaga kelembaban. Evenness menunjukkan kehalusan kulit. Pore spot
menunjukkan nilai pore yang berkaitan dengan kualitas kulit. Sedangkan wrinkle menunjukkan kerutan
kulit (Sugihartini, 2017).
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
1. Pengembangan ide terhadap kandungan daun kelor yang berpotensi untuk melindungi dan
merawat kulit.
2. Merumuskan produk kecantikan dari potesi daun kelor sebagai sumber antioksidan dan
perawatan kulit
3. Membuat suatu produk kecatikan “body butter” yang dapat digunakan untuk perawatan
kesehatan kulit.
1.3. Manfaat
Manfaat dari peulisan makalah ini adalah :
1. Menambah pengetahuan mahasiswa terhadap potesial daun kelor sebagai sumber atioksidan
2. Megembangkan ide kreatif terhadap pemanfaatan kandugan antioksidan daun kelor sebagai
produk komersial
3. Menghasilkan suatu produk komersial yang dapat menambah nilai jual kandungan
antioksidan didalam daun kelor.
BAB II
REKAYASA IDE

Tubuh membutuhkan antioksidan untuk menetralisis radikal bebas yang dapat membantu
melindungi tubuh dari serangan radikal bebas dan meredam dampak negatifnya.Antioksidan merupakan
suatu senyawa yang sangat berguna bagi kesehatan manusia.Senyawa antioksidan dapat menginaktifasi
berkembangnya reaksi oksidasi sehingga sering digunakan sebagai radikal bebas. Radikal bebas
merupakan salah satu bentuk senyawa reaktif, yang secara umum diketahui sebagai senyawa yang
memiliki elektron yang tidak berpasangan di kulit terluarnya (Winarsi, 2007). Radikal bebas terbentuk
pada saat molekul yang kehilangan elektron menjadi tidak stabil. Radikal bebas juga merupakan produk
alamiah hasil metabolisme sel.
Banyak bahan pangan yang dapat menjadi sumber antioksidan alami, misalnya rempah-
rempah, teh, coklat, biji-biji serelia, sayur-sayuran, enzim dan protein. Kebanyakan sumber antioksidan
alami ialah tumbuhan dan umumnya merupakan senyawa fenolik yang tersebar di seluruh bagian
tumbuhan (Sarastani, dkk., 2002). Senyawa fenolik atau polifenolik antara lain dapat berupa golongan
flavonoid. Kemampuan flavonoid sebagai antioksidan telah banyak diteliti belakangan tahun ini,
dimana flavonoid memiliki kemampuan untuk merubah atau mereduksi radikal bebas dan juga sebagai
anti radikal bebas (Pietta, 2000).
Salah satu tumbuhan yang berpotensi sebagai tumbuhan obat ialah kelor. Tanaman kelor
(Moringa oleifera Lam) telah dikenal selama berabad-abad sebagai tanaman multiguna padat nutrisi
dan berkhasiat obat. Kelor dikenal sebagai the miracle tree atau pohon ajaib karena terbukti secara
alamiah merupakan sumber gizi berkhasiat obat yang kandungannya di luar kebiasaan kandungan
tanaman pada umumnya (Karyadi, 2004). Tanaman kelor banyak mengandung berbagai molekul
penghambat radikal bebas, seperti senyawa fenolik (asam fenolik, flavonoid, kuinon, kumarin, lignan,
stilbenes, tanin), senyawa nitrogen (alkaloid, amina, betalain), vitamin, terpenoid (termasuk
karotenoid), dan beberapa metabolit endogen lainnya yang kaya akan aktivitas antioksidan(Karyadi,
2004).
Body butter mengandung komponen minyak (cocoa butter) yang lebih tinggi sehingga memiliki
kemampuan yang lebih baik dalam menutrisi dan menjaga kelembaban kulit daripada sediaan losion.
Karena kelebihannya tersebut, body butter cocok untuk digunakan di daerah tropis dan untuk tipe kulit
kering, serta bagian kulit yang tebal dan mudah pecah seperti siku, tumit, dan lutut. Tubuh memiliki
sistem pertahanan alami untuk menetralisir radikal bebas agar tidak berkembang dan menjadi
berbahaya bagi tubuh. Pengaruh lingkungan dan kebiasaan buruk seperti radiasi ultraviolet, polusi,
kebiasaan mengonsumsi “junk food” dan merokok, dapat membuat sistem pertahanan tubuh tidak
mampu menghadapi radikal bebas yang berjumlah besar.
Sesuai dengan potensi kandungan daun kelor sebagai antioksidan, maka dapat dilakukan
pengembangan dalam pemanfaatannya. Dalam hal ini maka dapat dijadikan sebagai body butter yang
dapat menghambat radikal bebas pada jaringan kulit manusia akibat paparan sinar UV dan pengaruh
lingkungan serta makanan yang tidak sehat yang dapat mempeburuk kondisi kulit. Kandungan asam
askorbat, ß-karoten, asam tocopherol, flavonoid, fenolat, karotenoid, derivat asam hidroksinamit, dan
flavonoid menyebabkan daun kelor dapat digunakan sebagai sumber bahan alami antioksidan. Aktivitas
antioksidan tersebut menyebabkan daun kelor dapat digunakan sebagai antiaging (Ndhlala,2014).
Body butter adalah produk pelembab tubuh yang memiliki tekstur yang sangat kental seperti
mentega. Kandungan minyak yang terkandung di dalam body butter memiliki kecenderungan untuk
memadat pada suhu ruang serta terjadinya pengadukan dalam intensitas tinggi menyebabkan produk ini
memiliki tekstur padat. Berbeda dengan body lotion yang memiliki tekstur yang lebih ringan, pelembap
dengan jenis ini biasanya lebih sulit untuk diaplikasikan pada kulit. Maka, disarankan untuk
mengoleskannya di daerah yang cenderung kering dan pecah-pecah misalnya siku, lutut serta tumit.
Selain remaja dan perempuan, ibu hamil juga sangat disarankan untuk menggunakan body butter untuk
mencegah timbulnya stretchmark di area perut, pinggang serta paha akibat kehamilan.
Perbedaan mendasar antara body butter dengan body lotion terletak pada perbedaan bahan
pembuatannya. Dibandingkan body lotion, body butter mempunyai kandungan air di dalam krim yang
sangat sedikit. Body butter sendiri diformulasikan untuk mengatasi permukaan kulit yang tebal dan juga
kulit yang rentan kering. Body butter dan lotion sama-sama memiliki kandungan vitamin yang baik
untuk pemenuhan nutrisi kulit. Terlalu sering berada di suhu dingin dapat membuat kulit menjadi kering.
Terpapar air conditioner (AC) selama kurang lebih delapan jam dapat membuat kulit kehilangan
kelembabannya. Kulit yang kering membuat lapisan luar kulit menjadi bersisik dan terlihat kurang segar,
terutama pada bagian yang amat kering seperti siku, lutut dan tumit. Oleh karena itu, sangatlah
diperlukan pelembab kulit berkadar minyak tinggi seperti body butter
Komposisi utama pada produk body butter adalah olive oil, dan cacao butter. Adapun beberapa
produk menggunakan biji minyak zaitun dan shea butter yang mengandung vitamin E sehingga mampu
melembabkan kulit selama 24 jam. Begitun dengan daun kelor yang memiliki kandungan antioksidan dan
vitamin sangat berpotensi menjadi bahan dalam pembuatan body butter. Penambahan ekstrak daun kelor
pada komposisi produk body butter yaitu minyak kelapa, minyak zaitun, cocoa butter dan gliserin
diharapkan mampu menghasilkan pruduk body butter dengan kandungan lebih komplit.
BAB III PROYEK
“ PEMBUATAN BODY BUTTER DIPERKAYA EKSTRAK ETANOL DAUN
KELOR”
3.1. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah ember, blender, sudip, mangkuk, panic, kompor gas, gunting dan
wadah pruduk.

Bahan yang digunakan adalah daun kelor, etanol 96%, minyak kelapa, minyak zaitun, asam
stearat, cocoa butter, butylated hydroxy toluene (BHT), trietanolamin, cetyl alcohol, metil paraben,
gliserin, aquadest, dan fragarance.
3.2. Proses persiapan Daun Kelor
Sampel daun kelor segar dicuci bersih dengan air mengalir, kemudian ditiriskan dan diangin-
anginkan tanpa paparan sinar UV hingga daun kering. Kemudian dilepaskan daun dari batangnya.
3.3. Proses Ekstraksi Daun Kelor
Sampel yang digunakan dibuat dengan proses ekstraksi cara dingin, yaitu maserasi bertingkat. Pelarut
yang digunakan yaitu alkohol 96 %.
 Prosedurnya dimulai dengan merajang sampel dengan ukuran ± 1 cm, kemudian mengeringkan
daun tanpa paparan sinar uv ataupun pemanasan dengan suhu tinggi. Pengeringan dilakukan pada
ruangan dengan temperature ruangan dan diangin-anginkan.
 Kemudian memasukkan simplisia yang telah ditimbang 100 gram kedalam maserator,
ditambahkan alkohol 96 % sebanyak 1 liter. Direndam selama 6 jam pertama sambil sekali-sekali
diaduk, kemudian diamkan selama 18 jam.
 Dipisahkan maserat dengan cara filtrasi, filtrate yang terbentuk ditampung dan dibiarkan ternjadi
pengendapan ekstrak simplisa pada dasar wadah. Dilangi proses maserasi sekurang-kurangnya
hingga tiga kali dengan jenis dan jumlah pelarut yang sama.
 Dikumpulkan semua meserat (berupa filtrate) kemudian dibiarkan pelarut menguap dan endapan
yang terbentuk dikumpulkan untuk digunakan dalam uji identifikasi senyawa metabolit sekunder
daun kelor dan daun sisik naga.

3.4. Proses pembuatan Body Butter


 Body butter ekstrak daun kelor dibuat dengan cara, ditimbang semua bahan yang diperlukan,
kemudian fase minyak (asam stearat, cetyl alcohol, cocoa butter, minyak kelapa,) ditambah metil
pareben dimasukkan dalam wadah pemanas dan dipanaskan dengan suhu maksimal 70 °C sampai
lebur.
 Fase air (sebagian trietanolamin, sebagian gliserin, metil pareben, dan sebagian aquadest)
dilarutkan dan dimasukkan dalam wadah pemanas yang lain dan dipanaskan pada suhu yang
sama dengan fase minyak sampai lebur.
 Sambil menunggu peleburan kedua fase tersebut, ekstrak kental daun kelor digerus dalam
dicampur dengan sebagian trietanolamin dan sebagian gliserin sampai homogen.
 Tuang campuran ekstrak dau kelor yang sudah homogen ke dalam fase air, tambahkan segera
minyak zaitun ke dalam fase minyak yang sudah lebur sempurna, lalu kedua fase dihomogenkan.
 Dimasukkan BHT ke dalam fase air, kemudian fase air tersebut ditambahkan ke fase minyak dan
diaduk cepat.
 Sambil pengadukan cepat tambahkan segera sisa aquadest dan pengadukan dilanjutkan sampai
suhu campuran turun dan terbentuk masa kental.
 Di akhir pengadukan ditambahkan fragrance yang sesuai pada campuran dan diaduk sampai
homogen.

3.5. Evaluasi Mutu Fisik Body Butter Ekstrak Daun Kelor


3.5.1. Uji Organoleptik
Diamati bentuk sediaan, warna dan bau sediaan. Ini dilakukan untuk mengetahui body butter
yang dibuat sesuai dengan warna dan bau ekstrak yang digunakan(5).
3.5.2. Uji Homogenitas
Diambil 1 gram body butter ekstrak daun kelor pada bagian atas, tengah, dan bawah kemudian
dioleskan pada sekeping kaca transparan. Diamati adanya partikel jika terjadi pemisahan fase(5).
3.5.3. Uji pH
Ditimbang sebanyak 1 gram body butter ekstrak daun kelor dan diencerkan dengan 10 mL
aquadest. Gunakan pH indikator universal untuk mengetahui pH sediaan. Kertas indikator universal
didiamkan beberapa saat pada larutan body butter sampai timbul warna. Warna yang timbul tersebut
dicocokkan atau dibandingkan dengan warna standar yang ada pada kemasan pH indikator universa.
3.5.4. Uji Daya Serap
Ditimbang body butter ekstrak daun kelor sebanyak 1 gram, kemudian ditetesi air sambil diaduk
atau dikocok. Penetesan air pada sediaan dilakukan sampai tidak dapat menyerap air lagi atau terjadi
pemisahan pada sediaan. Dihitung jumlah air yang dibutuhkan hingga sediaan memisah (Dewi, 2016).
3.5.5. Uji Daya Sebar
Sebanyak 0,5 gram sediaan diletakkan dengan hati-hati di atas kaca berukuran 10x10 cm, dan
ditutup dengan kaca penutup berukuran sama dan diberikan pemberat di atasnya hingga bobot mencapai
125 gram, kemudian diukur diameter yang terbentuk setelah 1 menit.
3.5.6. Uji Daya Lekat
Sampel sediaan sebanyak 0,25 gram diletakkan diantara 2 gelas obyek, kemudian ditekan dengan
beban 1 kg selama 5 menit. Beban diangkat dari gelas obyek, dan kemudian gelas obyek dipasang pada
alat uji. Alat uji diberi beban 80 gram dan kemudian dicatat waktu pelepasan sediaan dari gelas obyek
(Grag el al, 2002)
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

1. Sesuai dengan potensi kandungan daun kelor sebagai antioksidan, maka dapat dilakukan
pengembangan dalam pemanfaatannya. Dalam hal ini maka dapat dijadikan sebagai body butter
yang dapat menghambat radikal bebas pada jaringan kulit manusia akibat paparan sinar UV dan
pengaruh lingkungan serta makanan yang tidak sehat yang dapat mempeburuk kondisi kulit.
2. Komposisi utama pada produk body butter adalah olive oil, dan cacao butter. Adapun beberapa
produk menggunakan biji minyak zaitun dan shea butter yang mengandung vitamin E sehingga
mampu melembabkan kulit selama 24 jam. Begitun dengan daun kelor yang memiliki kandungan
antioksidan dan vitamin sangat berpotensi menjadi bahan dalam pembuatan body butter.
3. Penambahan ekstrak daun kelor pada komposisi produk body butter yaitu minyak kelapa, minyak
zaitun, cocoa butter dan gliserin mampu menghasilkan pruduk body butter dengan kandungan
lebih komplit.

4.2. Saran

Adanya perbaikan terhadap produk yang dihasilkan diharapkan untuk menambah mutu dan nilai
ekonomis dari produk body butter ekstrak daun kelor. Proyek ini menjadi bahan pembelajaran untuk
proses berwirausahan dalam menciptakan produk inovatif sebagai pengamalan terhadap ilmu kimia.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi R, Anwar E, Yunita.,( 2016.),Uji stabilitas fi sik formula krim yang mengandung ekstrak kacang
kedelai (Glycine max). Pharm Sci Res, 194-208.
Garg A, Aggarwal D, Garg S, Singla AK.,( 2002), Speading of semisolid formulation an update, USA:
Phamaceutical Technology.
Karyadi. (2004). Antioksidan resep sehat dan umur panjang: http://www.kompas.com/
kesehatan/news/0601/29/185345.htm. Diakses 10 Juni 2015.
Ndhlala, A. R. et al. 2014. Antioxidant, Antimicrobial, and Phytocemical Variation In Thirteen Moringa
Oleifera Lam. Cultivars Molecules 19(7):10480–94.
Pietta. P. G. (2000). Flavonoids as antioxidants. Journal of Natural Product, 63(7), 1035- 1042.
Sugihartini, Nining., Evi Nuryanti, Evi.,(2017), Formulasi Krim Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera)
sebagai Sediaan Antiaging, Laboratorium Teknologi Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas
Ahmad Dahlan, Yogyakarta.
Suena, Ni made Dharma Shantini Ni Putu Udayana Antari., Erna, Cahyaningsih.,(2017), Evaluasi Mutu
Fisik Formula Body Butter Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.), Jurnal
Kefarmasian Indonesia, Vol.15(1).
Sarastani, D., Suwarna, T., & Apriyanto, A. (2002). Aktivitas antioksidan ekstrak dan fraksi ekstrak biji
atung. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan, 13(2), 149-156.
Winarsi, H. M. S. (2007). Antioksidan alami dan radikal bebas. Yogyakarta: Kansius.

Anda mungkin juga menyukai