Anda di halaman 1dari 8

OPTIMASI PEMBAGIAN BEBAN PADA TURBIN GAS BLOK 1 DAN

BLOK 3 PLTGU PT. PJB UP GRESIK MENGGUNAKAN METODE


ITERASI LAMBDA BERDASARKAN BASE POINT AND
PARTICIPATION FACTORS

Ery Fuji Risnawati1, Nurissaidah Ulinnuha2


Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya1,2
eryfujir123@gmail.com1

Abstrak
Pengoperasian sistem tenaga listrik yang baik dibutuhkan pada sistem pembangkitan untuk mendapatkan
biaya operasi yang ekonomis dan pembagian beban yang optimal. Pengoptimalan pembangkitan dapat
dilakukan dengan pembagian pembebanan atau economic dispatch untuk mendapatkan daya yang maksimum
dengan biaya yang minimum. Metode yang dipakai yaitu iterasi lambda berdasarkan base point and
participation factors untuk pembagian beban secara optimal. Pada penelitian ini, metode iterasi lambda
berdasarkan base point and participation factors memberikan pembagian beban yang lebih optimal dan biaya
operasi lebih hemat dibandingkan sebelumnya. Hasil pembagian beban pada kasus di PLTGU PT PJB UP
Gresik yang lebih optimal yaitu turbin gas 1.3 pada Blok 1 dan turbin gas 3.3 pada Blok 3. Pada Blok 1, rata-
rata daya yang dibangkitkan turbin gas 1.3 95,449 MW. Pada Blok 3, rata-rata daya yang mampu
dibangkitkan turbin gas 3.3 89,205 MW. Biaya yang dihemat setelah optimasi diperoleh selisih pada Blok 1
sebesar Rp. 395.955.074,64 dan Blok 3 sebesar Rp. 565.297.532,00.

Kata kunci: Sistem Tenaga Listrik, Optimasi, Iterasi Lambda, Base Point and Participaion Factors

Abstract
The operation of a good electric power system is needed in the generation system to obtain economical
operating costs and optimal load sharing. Optimization of generation can be done by sharing the burden or
economic dispatch to get maximum power with minimum costs. The method used is the lambda iteration
based on the base point and participation factors for optimal load sharing. In this study, the lambda iteration
method based on the base point and participation factors provide more optimal load sharing and lower
operating costs than before. The optimal result of load sharing in the case of PT PJB UP Gresik PLTGU is
the gas turbine 1.3 in Block 1 and the gas turbine 3.3 in Block 3. In Block 1, the average power generated by
the 1.3 turbine gas turbine is 95,449 MW. In Block 3, the average power capable of generating gas turbines is
3.3 89,205 MW. The cost saved after optimization is obtained in the difference in Block 1 of Rp.
395.955.074,64 and Block 3 of Rp. 565.297.532,00.

Keywords: Electric Power System, Optimation, Lambda Iteration, Base Point and Participation Factors

perkembangan teknologi yang semakin pesat.


1. Pendahuluan Kebutuhan yang semakin meningkat berakibat
Energi listrik merupakan salah satu energi pada permintaan produksi daya listrik. Semakin
yang tidak terpisahkan dalam kehidupan saat besar permintaan dari masyarakat, penyediaan
ini. Kehidupan sehari-hari hampir semua daya listrik akan bertambah besar [2]. Indonesia
membutuhkan energi listrik sebagai penunjang, merupakan negara kepulauan dengan jumlah
seperti pada dunia industri, dunia pendidikan, penduduk terpadat ke-empat di dunia, sehingga
rumah tangga, tempat hiburan, layanan umum kebutuhan listrik juga akan semakin meningkat
dan lainnya [1]. Kebutuhan energi listrik [3].
semakin meningkat selaras dengan
Untuk memenuhi kebutuhan yang Sistem tenaga listrik adalah sistem
semakin meningkat, unit pembangkit listrik penyediaan tenaga listrik yang tersusun dari
akan mengoptimalkan produksi agar dapat beberapa pembangkit atau pusat listrik yang
memenuhi permintaan dari masyarakat. Unit tersambung dengan yang lainnya oleh jaringan
pembangkit listrik dapat memproduksi sesuai transmisi dengan pusat beban atau jaringan
kapasitas atau sesuai permintaan yang ada. distribusi. Sistem interkoneksi merupakan
Permintaan semakin tinggi, semakin tinggi juga sistem listrik yang saling terhubung dari
produksi daya yang harus dihasilkan dari beberapa pembangkit dari lokasi yang berbeda-
pembangkit. Proses pembangkitan yang tinggi beda. Sistem interkoneksi mempunyai
berpengaruh dengan biaya bahan bakar yang kelebihan dan kekurangan. Kelebihan sistem
digunakan. Semakin besar daya yang ingin interkoneksi tenaga listrik [7]:
dihasilkan, maka semakin besar juga biaya a. Dapat meningkatkan keandalan sistem
bahan bakar yang digunakan. b. Dapat meningkatkan nilai efisiensi
Setiap unit pembangkit memiliki pembangkit
karakteristik yang berbeda-beda mengenai c. Dapat menyalurkan energi listrik ke
biaya produksi. Biaya bahan bakar yang besar tempat yang jauh dari jangkauan sistem
berpengaruh pada biaya operasi pembangkit pembangkitan
listrik menjadi tidak ekonomis. Pengoptimalan d. Penjadwalan pembangkit lebih mudah
pembangkitan dapat dilakukan dengan
pembagian pembebanan atau economic dispatch 2.2 Sistem Pembangkitan
untuk mendapatkan daya yang maksimum Sistem pembangkitan secara umum terdiri
dengan biaya yang minimum. Economic atas unit-unit pembangkitan yang tersusun dari
dispatch adalah pembagian pembebanan pada komponen-komponen yaitu turbin dan
unit-unit pembangkit secara optimal serta generator. Pembangkit tenaga listrik bertujuan
ekonomis pada harga beban tertentu [4]. untuk membangkitkan atau menghasilkan daya
Pada penelitian sebelumnya yang listrik yang selajutnya akan ditransmisikan
dilakukan oleh Kartika Ika Putri (2017) melalui sistem dan distribusikan ke pelanggan.
menunjukkan bahwa economic dispatch unit- Jenis-jenis pembangkit tenaga listrik dapat
unit pembangkit thermal dalam sistem dikategorikan berdasarkan bahan bakar yang
kelistrikan Sumatera Barat dengan metode digunakan dalam proses pembangkitan. Dalam
iterasi lambda memberikan penjadwalan yang proses pembangkitan bahan bakar yang
efisien dan efektif dalam menekan biaya operasi digunakan akan diubah oleh penggerak awal
pembangkit listrik dibandingkan tanpa menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran
menggunakan economic dispatch [5]. Hana atau kecepatan, kemudian energi mekanik
Nabila(2017) meneliti analisis economic tersebut akan dikonversi menjadi energi listrik
dispatch pada PLTU Sektor Bukit Asam dengan bantuan generator.
menggunakan metode iterasi lambda dan
dynamic programming yang menghemat Karakteristik unit pembangkit meliputi
penggunaan bahan bakar sebesar 4.621,94 ton, input-output pembangkit dan incremental rate
hal ini menunjukkan bahwa pembagian beban [8]. Fungsi karakteristik ini digunakan untuk
yang optimal dapat menghemat konsumsi bahan menghitung biaya pembangkitan dari masing-
bakar [6]. Metode digunakan dalam masing unit sehingga diperoleh nilai yang
permasalahan economic dispatch pada optimum. Karakteristik input output dalam
penelitian ini adalah metode iterasi lambda bentuk btu/hour.
yang berdasarkan pada base point and
participations factors untuk mendapatkan 2.3 Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap
pembagian beban yang optimal dengan (PLTGU)
pengehematan biaya bahan bakar. PLTGU adalah pembangkit listrik tenaga
2. Kajian Pustaka listrik termal yang memanfaatkan tenaga gas
2.1 Sistem Tenaga Listrik dan uap sebagai hasil combine system dari
Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) dan
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
PLTGU memiliki dua macam operasi yaitu b. Data historis mengenai operasi unit
open cycle dan combined cycle. Operasi open generator.
cycle merupakan sistem operasi dimana gas c. Data desain generator dari pabrik
buang gas turbin dibuang langsung dan tidak pembuat generator tersebut.
dimanfaatkan, sedangkan combined cycle Berikut istilah-istilah yang digunakan
merupakan sistem yang memanfaatkan gas dalam mendefinisikan karakteristik dari unit
buang gas turbin untuk proses pemanasan air pembangkit:
menjadi uap kering yang digunakan untuk a. H : Besaran panas sebagai input unit
menggerakkan turbin uap [9]. pembangkit (Mmbtu/jam)
PLTGU memanfaatkan pembakaran bahan b. F : Besaran biaya input unit
bakar untuk menggerakan turbin gas yang pembangkit (Harga bahan bakar 
dikopel langsung dengan generator H) = $/jam
menggunakan satu poros, hasil sisa gas buang
dari turbin gas digunakan untuk memanaskan Pemodelan fungsi mengunakan polinomial
air pada pipa-pipa yang ada di dalam Heat orde dua untuk mendapatkan pendekatan
Recovery Steam Generator (HRSG) untuk hubungan antara input bahan bakar terhadap
merubah fase air menjadi fase uap. Hasil uap output yang dihasilkan pembangkit sehingga
tersebut digunakan untuk menggerakan turbin dapat dituliskan dengan Persamaan 1:
uap yang terhubung dengan generator sehingga
dapat menghasilkan listrik. PLTGU Unit 𝐻𝑖 = 𝑎𝑖 + 𝛽𝑖 𝑃𝑖 + 𝛾𝑖 𝑃𝑖2 (1)
Pembangkitan Gresik memiliki kapasitas daya
produksi 1.500 MW dengan tiga blok masing- Nilai konstanta input-output pembangkit
masing dengan kapasitas daya 500W. Masing- didapatkan dengan menggunakan metode least
masing blok memiliki tiga unit gas turbin, tiga square (kuadrat terkecil) polinom orde dua.
HRSG, dan satu turbin uap. Berdasarkan n data daya keluaran P dan jumlah
bahan bakar H, konstanta persamaan didapatkan
2.5 Karakteristik Input-Output dari penyelesaian Persamaan 5.
Pembangkit
𝑁𝑎 + 𝛽 𝑃𝑖 + 𝛾 𝑃𝑖2 = 𝐻𝑖 (2)
Fungsi dasar pada perhitungan biaya 𝑎 𝑃𝑖 + 𝛽 𝑃𝑖2 + 𝛾 𝑃𝑖3 = 𝑃𝑖 𝐻𝑖 (3)
operasi ekonomis pada pembangkit termal 𝑎 𝑃𝑖2 + 𝛽 𝑃𝑖3 + 𝛾 𝑃𝑖4 = 𝑃𝑖2 𝐻 (4)
berdasarkan karakteristik input-output
penggunaan bahan bakar pada unit pembangkit. Diubah dalam bentuk matriks menjadi:
Karakteristik input-output pembangkit termal
merepresentasikan hubungan antara masukan 𝑛 𝑃𝑖 𝑃𝑖2 𝑎 𝐻𝑖
bahan bakar unit pembangkit yang dapat 𝑃𝑖 𝑃𝑖2 𝑃𝑖3 𝛽 = 𝑃𝑖 𝐻𝑖 (5)
dinyatakan dalam satuan kkal/jam, KNm3/jam, 𝑃𝑖2 𝑃𝑖3 𝑃𝑖4 𝛾 𝑃𝑖2 𝐻𝑖
MBTU/jam, dan $/jam terhadap keluaran daya
dalam satuan MW sebagai input dan output Bagian utama dalam biaya operasional
menyatakan daya keluaran listrik yang adalah biaya bahan bakar (fuelcost). Pada
dihasilkan oleh pembangkit. Biaya proses umumnya fuelcost dapat direpresentasikan
pembangkitan merupakan perkalian dari biaya dalam Persamaan 6 berikut:
($) kalor yang dimiliki oleh bahan bakar yang
digunakan dengan kebutuhan kalor tiap jam dari 𝑅
𝑓𝑢𝑒𝑙𝑐𝑜𝑠𝑡 = 𝑀𝑏𝑡𝑢 (6)
generator (btu/h).
Karakteristik input-output dapat
direpresentasikan dalam persamaan yang Hubungan nilai fuelcost terhadap fungsi
merupakan pendekatan dari biaya bahan bakar biaya dapat dinyatakan Persamaan 7.
yang masuk terhadap daya keluaran yang 𝐹𝑖 = 𝐻𝑖 × 𝑓𝑢𝑒𝑙𝑐𝑜𝑠𝑡 𝑖 (7)
diperoleh dari generator dapat dihasilkan
dengan beberapa cara yaitu: 2.6 Economic Dispatch
a. Percobaan empiris mengenai efisiensi
dari pembangkit.
Optimasi operasi pembangkit dalam pertama dari F’ dan turunan kedua dari F” ada
dilakukan dengan penjadwalan pembangkit dengan perubahan beban sebesar ∆𝑃𝑖 , dan
dengan tujuan meminimalkan biaya operasi perubahan incrementasl cost dari 0 ke 0 +
pembangkitan [10]. Economic dispatch adalah .
pembagian pembebanan setiap unit pembangkit 0
yang dapat memenuhi kebutuhan beban dengan ∆𝑖 = ∆ ≅ 𝐹"𝑖 𝑖
∆𝑃𝑖 (10)
biaya yang optimum atau untuk mencari nilai Dengan setiap unit n pada sistem, didapatkan
optimum dari output daya dari kombinasi unit Persamaan 11:
pembangkit yang memiliki tujuan untuk
meminimalkan total biaya pembangkitan [4]. ∆𝑃𝑁 = ∆𝑃𝐷 − 𝑃𝑖𝑘 (2.11)
Pengoptimalan permasalahan economic
dimana k = jam operasi
dispatch perlu dilakukan untuk memperkirakan
jangka panjang dalam sistem tenaga listrik, Total perubahan beban (PD) pada masing-
perkiraan biaya operasi, dan pemodelan masing unit pembangkit, dapat dituliskan pada
manajemen operasi pembangkit. Persamaan 13.
∆𝑃𝐷 = ∆𝑃1 + ∆𝑃2 + ∆𝑃3 + ⋯ + ∆𝑃𝑁 (12)
2.7 Iterasi Lambda
1
Metode iterasi lambda merupakan salah ∆𝑃𝐷 = 𝑖 𝐹" (13)
𝑖
satu metode untuk menyelesaikan permasalahan
economic dispatch. Pada metode ini, nilai Berdasarkan persamaan yang ada di atas,
lambda pertama akan ditentukan terlebih dapat digunakan untuk menentukan persamaan
dahulu, nilai lambda awal diperoleh dari participation factors untuk setiap unit
koeifisien  terbesar diantara fungsi pembangkit sehingga diperoleh Persamaan 14.
1
karakteristik biaya bahan bakar yang sudah ∆𝑃𝑖 𝐹"𝑖
diperoleh pada Persamaan 7. Nilai lambda yang ∆𝑃𝐷
= 1
(14)
pertama belum tentu hasil yang optimal. Iterasi 𝐹"𝑖

nilai lambda () dilakukan hingga memenuhi


syarat nilai ∆𝑃𝑁 < 0,001. Untuk mengetahui nilai pembagian beban
yang optimal dihitung menggunakan Persamaan
∆𝑃𝑁
∆𝑛 = 1 (8) 15 dan 16.
𝐹"𝑖 ∆𝑃𝐷𝑖 = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑎𝑦𝑎 𝑗𝑎𝑚 𝑖 + 1 −
Nilai lambda akan digunakan untuk 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙𝑑𝑎𝑦𝑎 𝑗𝑎𝑚 𝑖 (15)
menghitung nilai Pi dengan Persamaan 9.
∆𝑃𝑖
− 𝑃𝑖𝑛𝑒𝑤 = 𝑃𝑏𝑎𝑠𝑒 + ∆𝑃𝐷
∆𝑃𝐷𝑖 (17)
𝑃𝑖 = 2𝛾
(9)

Ketika nilai total dari daya P1 + P2 + …. Pi < 3. Metodologi Penelitian


target maka nilai  untuk iterasi selanjutnya Alur penelitian optimasi pembagian beban
bertambah besar dari nilai  sebelumnya. pada turbin gas Blok 1 dan Blok 3 pembangkit
Apabila nilai total dari daya P1 + P2 + …. Pi > listrik tenaga uap menggunakan metode iterasi
target maka sebaliknya nilai  untuk iterasi lambda berdasarkan base point and
selanjutnya akan lebih kecil daripada nilai  participation factors dijelaskan sebagai berikut:
sebelumnya. Iterasi akan berhenti sampai hasil Langkah pertama yaitu mengumpulkan
dari P1 + P2 + …. Pi = P target [11]. data beban harian dan data pemakaian bahan
bakar. Data penggunaan bahan bakar berupa
2.8 Base Point and Participation Factors KNm/h dikonversi dalam satuan Mmbtu/h
untuk mendapatkan biaya bahan bakar. Biaya
Metode ini menyelesaikan economic
bahan bakar diasumsikan sebesar 7$/Mmbtu.
dispatch secara berulang untuk mendapatkan
penjadwalan yang optimal, yaitu dengan Langkah kedua menentukan persamaan
memindahkan unit pembangkit dari satu jadwal karakteristik input-output dari masing-masing
yang optimal secara ekonomis ke unit yang lain pembangkit dari data beban harian dan biaya
akibat perubahan beban yang kecil. Turunan
bahan bakar diperoleh persamaan bahan bakar dalam satuan MMSCF (Million Standard Cubic
yaitu Persamaan 1. Feed), dimana 1 KNm3/jam adalah 0,0373248
Langkah ketiga, menentukan beban total MMSCF. Setelah diketahui nilai MMSCF
(PD) diperoleh dari total beban dari tiga gas kemudian dikonversi dalam satuan Mmbtu
turbin yang ada di Blok 1 dan Blok 3. (Million British Thermal Unit) dengan rumus
Langkah keempat nilai lambda (λ) pada Persamaan 18.
didapatkan dengan mencari nilai terbesar
koefisien λ pada persamaan bahan bakar 𝑀𝑚𝑏𝑡𝑢 = 𝑀𝑀𝑆𝐶𝐹 × 𝐺𝐻𝑉 (18)
masing-masing Blok 1 dan Blok 3 dan iterasi
lambda dilakukan hingga ∆𝑃𝑁 memenuhi syarat Tabel 1. Data Perhitungan Turbin Gas 1.1 Blok 1
∆𝑃𝑁 < 0,001. PLTGU
Langkah kelima, perhitungan nilai P Daya Gas Flow (Mmbtu) Biaya ($)
(output daya) menggunakan Persamaan 9.
Langkah keenam nilai P harus memenuhi 100,456 1186,79436 8307,56052
batasan masing-masing pembangkit. Jika 95,437 1140,69138 7984,83967
memenuhi maka nilai P dapat digunakan untuk
awalan optimal hasil dari iterasi lambda untuk 90,427 1094,37957 7660,65700
iterasi selanjutnya. Jika tidak maka kembali ke 85,456 1045,49992 7318,49945
langkah ke 5. Perhitungan nilai faktor
partisipasi untuk melakukan pembagian beban
dengan metode base point and participation Tabel 2. Data Perhitungan Turbin Gas 3.1 Blok 3
PLTGU
factors dengan Persamaan 14.
Langkah ketujuh, Perhitungan nilai PDi Daya Gas Flow (Mmbtu) Biaya ($)
sesuai Persamaan 15 untuk menghitung
pembagian beban jam selanjutnya. Dilakukan 100,473 1214,95145 8504,66015
perhitungan nilai Pnew sebagai nilai P yang 95,445 1166,71275 8166,98928
akan digunakan input-an pada Persamaan 16
untuk mengetahui biaya bahan bakar yan 90,459 1118,49572 7829,47005
digunakan. 85,401 1034,84811 7243,93680
Langkah kedelapan, hitung total biaya
bahan bakar dari tiga gas turbin pada setiap
Blok 1 dan Blok 3 dengan menjumlahkan biaya Masing-masing Blok memiliki tiga gas
masing-masing Blok. turbin. Data tersebut digunakan untuk
Langkah terakhir, mengecek hasil yang menentukan persamaan karakteristik input-
diperoleh sudah optimal atau tidak. Jika hasil output dari masing-masing turbin gas
tidak optimal maka ditentukan kembali menggunakan polinomial orde dua. Pada turbin
Persamaan 1 pada langkah ke 2. gas 1.1 Blok 1 diperoleh nilai α, β, dan γ
sebagai berikut:
4. Hasil dan Pembahasan 𝑛 𝑃𝑖 𝑃𝑖2 𝐻𝑖
𝑎
Berdasarkan data yang didapatkan, bahwa 𝑃𝑖 𝑃𝑖2 𝑃𝑖3 𝛽 = 𝑃𝑖 𝐻𝑖
jenis bahan bakar yang digunakan dalam proses 𝑃𝑖2 𝑃𝑖3 𝑃𝑖4 𝛾 𝑃𝑖2 𝐻𝑖
4 371,776 34679,448 𝑎
produksi adalah bahan bakar gas dengan nilai
371,776 34679,448 3246498,524 𝛽 =
GHV (Gross Heating Value) sebesar 1052.898 34679,448 3246498,524 304991057,726 𝛾
Btu/Scf dengan asumsi harga 7 $/Mmbtu. Data 31271,557
penggunaan gas selama produksi atau aliran gas 2914735,377
yang dipakai dinyatakan dengan satuan 272649603,538
KNm3/jam. Data dengan satuan KNm3/jam 𝑎 −238,943
𝛽 = 107,704
akan dikonversi dalam satuan Mmbtu untuk 𝛾 −0,225
mengetahui biaya bahan bakar yang digunakan
selama proses operasi. Persamaan karakeristik bahan bakar untuk
Langkah pertama yang untuk mengonversi masing-masing turbin gas dapat dilihat pada
satuan KNm3/jam menjadi Mmbtu yaitu diubah Tabel 3. Tabel 3 merupakan hasil dari
perhitungan persamaan karakteristik input- = 469,592
output menggunakan polinomial orde dua Sehingga diperoleh lambda baru sebagai
sebagai berikut: berikut:
2 =  𝑎𝑤𝑎𝑙 + ∆1
Tabel 3. Karakteristik Turbin Blok 1 dan Blok 3 = 533,472 + (469,592)
PLTGU = 63,880
Turbin Karakateristik Persamaan Biaya
Gas Bahan Bakar Proses iterasi terbaru,
Turbin (2) 63,880 − 107,704
𝐹1 = −238,943 + 107,704𝑃𝑖 + −0,225𝑃𝑖2 𝑃1 = = 97,242
Gas 1.1 2 × −0,225
Turbin (2) 63,880 − 82,856
𝐹2 = 919,623 + 82,856𝑃𝑖 + −0,092𝑃𝑖2 𝑃2 = = 102,673
Gas 1.2 2 × (−0,092)
Turbin (2) 63,880 − 533,472
𝐹3 = −20591,592 + 533,472𝑃𝑖 + −2,428𝑃𝑖2 𝑃3 = = 96,684
Gas 1.3 2 × (−2,428)
Turbin ∆𝑃𝑁 = 296,6 − 97,242 + 102,673 + 96,684
𝐹4 = −2216,920 + 154,987𝑃𝑖 + −0,499𝑃𝑖2
Gas 3.1 =0
Turbin
𝐹5 = 1182,034 + 77,220𝑃𝑖 + −0,073𝑃𝑖2 Jadi, dari perhitungan di atas diperoleh daya
Gas 3.2
Turbin optimal masing-masing unit pembangkit yaitu:
𝐹6 = −2123,447 + 148,548𝑃𝑖 + −0,457𝑃𝑖2
Gas 3.3 P1 = 97,242
P2 = 102,673
Pembagian beban dan perhitungan biaya P3 = 96,684
bahan bakar dilakukan dengan menggunakan
karakteristik input-output pembangkit, Untuk menghitung daya optimal pada jam
kapasitas maksimum dan minimum dari unit selanjutnya yait pada jam 02.00 dengan total
pembangkit termal, dan total beban (PD) pada beban (PD) sebesar 271,5 MW dan dilihat dari
setiap Blok 1 dan Blok 3. jam sebelumnya jam 00.00dengan
menggunakan metode base point and
Perhitungan secara manual dilakukan pada participation factors. Hasil daya yang optimal
hari pertama bulan September 2018 pada jam dengan metode iterasi lambda pada jam
00.00 dengan total beban dari tiga gas turbin
sebelumnya digunakan sebagai Pbase.
yang beroperasi di Blok 1 sebesar 296,6 MW.
1 1 1
𝐹1 = −238,943 + 107,704𝑃𝑖 + −0,225𝑃𝑖2 𝑃𝐷 = + +
2 × −0,225 2 × (−0,092) 2 × (−2,428)
𝐹2 = 919,623 + 82,856𝑃𝑖 + −0,092𝑃𝑖2 = -7,836
1
𝐹3 = −20591,592 + 533,472𝑃𝑖 + −2,428𝑃𝑖2 ∆𝑃1 2 × −0,225
=
∆𝑃𝐷 −7,836
Dimana batasan kapasitas minimum dan = 0,283
maksimum dari ketiga generator Blok 1 adalah 1
50 MW  P  100 MW. Berdasarkan dari ∆𝑃2 2 × −0,092
=
fungsi karakteristik diperoleh nilai  awal yaitu ∆𝑃𝐷 −7,836
= 0,691
$ 533,472/MW. 1
∆𝑃3 2 × −2,428
(1) 533,472 − 107,704 =
𝑃1 = = −944,742 ∆𝑃𝐷 −7,836
2 × −0,225 = 0,026
(1) 533,472 − 82,856
𝑃2 = = −2438,156 ∆𝑃𝐷𝑖 = 271,5 − 296,6
2 × (−0,092) = 25,1 MW
(1) 533,472 − 533,472 ∆𝑃𝑖
𝑃3 = = 0 𝑃𝑖𝑛𝑒𝑤 = 𝑃𝑏𝑎𝑠𝑒 + ∆𝑃𝐷𝑖
2 × (−2,428) ∆𝑃𝐷
Dengan PD = 296,6 MW 𝑃1 = 97,242 + 0,283 × 25,1 = 90,134
∆𝑃𝑁 = 296,6 − −944,742 − 2438,156 + 0
𝑃2 = 102,673 + 0,691 × 25,1 = 85,341
= 3679,498
3679,498 𝑃3 = 96,684 + 0,026 × 25,1 = 96,025
∆1 =
1 1 1
2 × −0,225
+
2 × −0,092
+
2 × −2,428
Maka biaya bahan bakar dapat diperoleh
dari hasil perkalian masing-masing daya unit
pembangkit dengan persamaan biaya bahan
bakar yang sudah didapatkan sebelumnya.
Tabel 4. Hasil Perbandingan
Rata- Rata- Selisih
Total biaya Total biaya Selisih total
rata/jam rata/jam rata- Selisih total biaya
Blok sebelum sesudah optimasi biaya
sebelum sesudah rata/jam operasi (Rp)
optimasi ($) ($) operasi ($)
optimasi ($) optimasi ($) ($)

I 3.648.819,18 3.620.751,19 21.849,22 21.681,14 28.067,99 168,07 395.955.074,64

III 3.582.032,35 3.541.960,22 21.449,30 21.209,34 40.072,13 239,95 565.297.532,00

di PT. PJB UP Gresik menggunakan iterasi


𝐹1 = −238,943 + 107,704𝑃𝑖 + −0,225𝑃𝑖2 lambda berdasarkan base point and
= −238,943 + 107,704 × 90,134 +
(−0,225 × 90,134 2 )
participation factors, maka dapat disimpulkan
= 𝑈𝑆𝐷 7.638,232/𝑗𝑎𝑚 (𝑅𝑝. 107.752.543,95/
𝑗𝑎𝑚)
bahwa:
𝐹2 = 919,623 + 82,856𝑃𝑖 + −0,092𝑃𝑖2
a. Persamaan karakteristik input-ouput
= 919,623 + 82,856 × 85,341 + masing-masing unit pembangkit di Blok 1
(−0,092 × 85,341 2 ) dan Blok 3 di PT. PJB UP Gresik yaitu:
= 𝑈𝑆𝐷 7317,591/𝑗𝑎𝑚(𝑅𝑝. 103.229.260,95/ Untuk Blok 1:
𝑗𝑎𝑚)  GT 1.1 𝐹1 = −238,943 + 107,704𝑃𝑖 +
𝐹3 = −20591,592 + 533,472𝑃𝑖 + −2,428𝑃𝑖2 −0,225𝑃𝑖2
= −20591,592 + 533,472 × 96,025 +  GT 1.2 𝐹2 = 919,623 + 82,856𝑃𝑖 +
(−2,428 × 96,025 2 ) −0,092𝑃𝑖2
= 𝑈𝑆𝐷 8.242,437/𝑗𝑎𝑚(𝑅𝑝. 116.276.064,57/  GT 1.3 𝐹3 = −20591,592 + 533,472𝑃𝑖 +
𝑗𝑎𝑚) −2,428𝑃𝑖2
Jadi, total biaya operasi pada jam 01.00 WIB Untuk Blok 3
pada Blok 1 adalah:  GT 3.1 𝐹4 = −2216,920 + 154,987𝑃𝑖 +
𝐹1 + 𝐹2 + 𝐹3 = 107.752.543,95 + 103.229.260,9 −0,499𝑃𝑖2
+ 103.229.260,95  GT 3.2 𝐹5 = 1182,034 + 77,220𝑃𝑖 +
= Rp. 327.257.869,47/jam −0,073𝑃𝑖2
Perhitungan pada jam selanjutnya yaitu pada  GT 3.3 𝐹6 = −2123,447 + 148,548𝑃𝑖 +
jam 02.00 dengan total beban (PD) sebesar 234 −0,457𝑃𝑖2
MW. b. Pembagian beban pada gas turbin Blok 1
∆𝑃𝐷𝑖 = 234 − 271,5 dan Blok 3 PLTGU PT. PJB UP Gresik
= 37,5 MW yang lebih optimal yaitu GT 1.3 pada Blok
∆𝑃𝑖 1 dan GT 3.3 pada Blok 3. Pada Blok 1,
𝑃𝑖𝑛𝑒𝑤 = 𝑃𝑏𝑎𝑠𝑒 + ∆𝑃𝐷𝑖
∆𝑃𝐷 rata-rata daya yang dibangkitkan GT 1.3
𝑃1 = 90,134 + 0,283 × 37,5 = 79,515 95,449 MW. Sedangkan pada Blok 3, rata-
𝑃2 = 85,341 + 0,691 × 37,5 = 59,446 rata daya yang mampu dibangkitkan GT
𝑃3 = 96,025 + 0,026 × 37,5 = 95,039 3.3 89,205 MW.
Diperoleh total biaya operasi pada jam c. Berdasarkan hasil perhitungan optimasi
03.00 sebesar: pembagian beban menggunakan metode
𝐹1 + 𝐹2 + 𝐹3 = 97.344.385,46 + 77.849.444,21 iterasi lambda berdasarkan base point and
+ 115.310.307,07 participation factors bahwa Blok 3 lebih
= Rp. 290.504.136,74/jam hemat dalam penggunaan bahan bakar
Perhitungan yang sama dilakukan pada unit dibandingkan Blok 1, dilihat dari selisih
pembangkit di Blok 3. Hasil dari perbandingan total biaya dan selisih rata-rata per jam.
ditampilkan pada Tabel 4. Blok 3 memiliki selisih biaya operasi
sebelum optimasi dengan setelah optimasi
5. Kesimpulan lebih besar dibandingkan Blok 1 yaitu
239,95 $/jam atau Rp. 3.385.015,16/jam
Berdasarkan hasil optimasi pembagian dan total biaya selama 7 hari sebelum
beban pada data operasi bulan September 2018 optimasi dan sesudah optimasi memiliki
selisih sebesar 40.072,13 $ atau Rp. pada PLTU Sektor Bukit Asam
565.297.532. Sedangkan untuk Blok 1 Menggunakan Metode Iterasi Lambda dan
rata-rata selisih biaya setiap jam pada Blok Dynamic Programming," Teknik Elektro,
1 adalah 168,07 $/jam atau Rp. Fakultas Teknik, Bandar Lampung,
2.370.988,7/jam dan total biaya selama 7 Skripsi 2017.
hari sebelum optimasi dan sesudah [7] Hardi Rizkyanto, "Dynamic Economic
optimasi memiliki selisih sebesar Dispatch (DED) dengan Memperhatikan
28.067,99 $ atau Rp. 395.955.074,64. Ramp Rate Menggunakan Metode Iterasi
Lambda Berbasi Delphi," Teknik Elektro,
DAFTAR PUSTAKA Fakultas Teknologi Industri, Surabaya,
Skripsi 2015.
[1] Eka Nandang Supriatna, "Penjadwalan [8] Ontoseno Penangsang, "Analisis Aliran
Ekonomis Pembangkit Termal Dengan Daya," Surabaya, 2012.
Memperhitungkan Rugi-Rugi Transmisi
Menggunakan Pattern Search," Bandung, [9] Meisya Tiara Putri, "Analisa Performansi
2016. Perawatan pada Gas Turbin PLTGU Blok
1," Malang, 2018.
[2] Bahtera Tambun, "Economic Dispatch
PLTU Pangkalan Susu," Teknik Elektro, [10] Salam Sayeed, "Unit Commitment
Fakultas Teknik, Medan, 2018. Solution Methods," World Academy of
Science, Engineering and Technology,
[3] Yuniar Farida, Abdulloh Hamid, and Fifi 2007.
D Rosalina, "Metode Logika Fuzzy
Sebagai Evaluasi Distribusi Daya Listrik [11] Bruce F and Alen J Wood, Power
Berdasarkan Beban Puncak Pembangkit Generation, Operation, and Control, 2nd
Tenaga Listrik," Jurnal Matematika ed. New York: Jhon Willey & Sons, INC,
"Mantik", 2016. 2013.
[4] Marsudi Djiteng, Operasi Sitem Tenaga
Listrik, Edisi Kedua. Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2006.
[5] Kartika Ika Putri, "Analisis Economic
Dispatch Pembangkit Termal dengan
Menggunakan Metode Iterasi Lambda
pada Sistem Kelistrikan Sumbar ," Teknik
Elektro, Fakultas Teknik, Padang, Skripsi
2017.
[6] Hana Nabila, "Analisi Economic Dispatch

Anda mungkin juga menyukai