Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Seksualitas merupakan bagian integral dari kehidupan manusia.

Seksualitas di definisikan sebagai kualitas manusia, perasaan paling dalam,

akrab, intim dari lubuk hati paling dalam, dapat pula berupa pengakuan,

penerimaan dan ekspresi diri manusia sebagai mahluk seksual. Seksualitas

merupakan aspek yang sering di bicarakan dari bagian personalitas total

manusia, dan berkembang terus dari mulai lahir sampai kematian. Banyak

elemen-elemen yang terkait dengan keseimbangan seks dan seksualitas. Elemen-

elemen tersebut termasuk elemen biologis; yang terkait dengan identitas dan

peran gender berdasarkan ciri seks sekundernya dipandang dari aspek biologis.

Elemen sosiokultural, yang terkait dengan pandangan masyarakat akibat

pengaruh kultur terhadap peran dan kegiatan seksualitas yang dilakukan

individu. Sedangkan elemen yang terakhir adalah elemen perkembangan

psikososial laki-laki dan perempuan. Hal ini dikemukakan berdasarkan beberapa

pendapat ahli tentang kaitannya antara identitas dan peran gender dari aspek

psikososial. Termasuk tahapan perkembangan psikososial yang harus dilalui

oleh oleh individu berdasarkan gendernya.

II. TUJUAN

a. Umum

Untuk mengetahui pengertian seksualitas.

b. Khusus

Untuk mengetahui factor- factor yang mempengaruhi seksualitas


BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Seksualitas

Seks merupakan kegiatan fisik, sedangkan seksualitas bersifat total, multi-

determined dan multi-dimensi. Oleh karena itu, seksualitas bersifat holistik yang

melibatkan aspek biopsikososial kultural dan spiritual. Identitas seksual adalah

pengenalan dasar tentang seks diri sendiri secara anatomis yang sangat berhubungan

dengan kondisi biologis, yaitu kondisi anatomis dan fisiologis, organ seks, hormon

dan otak dan saraf pusat. Seorang anak dapat menafsirkan secara jelas perilaku

orang lain yang sesuai dengan identitas seksualnya, yang bagaimana seorang

memutuskan untuk menafsirkan identitas seksual untuk dirinya sendiri atau citra diri

seksual (sexual self-image) dan konsep diri.

2. Faktor yang mempengaruhi Seksualitas dan konsep Pernikahan

Sampai saat ini masalah seksualitas selalu menjadi topik yang menarik

untuk dibicarakan. Hal ini dimungkinkan karena permasalahan seksual telah

menjadi suatu hal yang sangat melekat pada diri manusia. Seksualitas tidak

bisa dihindari oleh makhluk hidup, karena seks makhluk hidup dapat terus

bertahan menjaga kelestarian keturunannya.

Pada masa remaja rasa ingin tahu terhadap masalah seksual sangat penting

dalam pembentukan hubungan baru yang lebih matang dengan lawan jenis.

Padahal pada masa remaja informasi masalah seksual sudah seharusnya mulai

diberikan, agar remaja tidak mencari informasi dari orang lain atau sumber-

sumber yang tidak jelas atau bahkan keliru sama sekali. Pemberian informasi

masalah seksual menjadi penting terlebih lagi mengingat remaja berada dalam
potensi seksual yang aktif, karena berkaitan dengan dorongan seksual mereka

sendiri (Handbook of adolescent psychology, 1980). Tentu saja hal tersebut

akan sangat berbahaya bagi perkembangan jiwa remaja bila ia tidak memiliki

pengetahuan dan informasi yang tepat. Fakta menunjukkan bahwa sebagian

besar remaja kita tidak mengetahui dampak dari perilaku seksual yang mereka

lakukan, seringkali remaja sangat tidak matang untuk melakukan hubungan

seksual terlebih lagi jika harus menanggung resiko dari hubungan seksual

tersebut.

Seksualitas melibatkan secara total dari sikap-sikap, nilai-nilai, tujuan-

tujuan dan perilaku individu yang didasari atau ditentukan persepsi jenis

kelaminnya. Hal ini menunjukkan bahwa konsep seksualitas seseorang atau

individu dipengaruhi oleh banyak aspek dalam kehidupan, termasuk

didalamnya prioritas, aspirasi, pilihan kontak sosial, hubungan interpersonal,

self evaluation, ekspresi emosi, perasaan, karir dan persahabatan.

a. Gender

Peran jender berhubungan dengan bagaimana identitas jender seseorang

diekspresikan secara sosial dalam perilaku jenis seks yang sama atau

berbeda. Identitas jender mulai berkembang sejak usia 2 hingga 3 tahun

yang dipengaruhi oleh faktor biologis (embrionik dan sistem saraf pusat),

anatomi genital dan pola orang tua terhadap anak. Dengan demikian,

sebenarnya peran jender terbina melalui pengamatan. Dalam hal ini dapat

disimpulkan, bahwa pada dasarnya seksualitas tidak terbatas hanya di

tempat tidur atau bagian tubuh saja, tetapi merupakan ekspresi

kepribadian, perasaan fisik dan simbolik tentang kemesraan, menghargai


dan saling memperhatikan secara timbal balik. Perilaku seksual

seseorang sangat ditentukan oleh berbagai kebutuhan, antara lain

kebutuhan akan cinta dan kasih sayang, rasa aman psikologis, serta harga

diri sebagai wanita atau pria. Pada kondisi dimana kesehatannya

mengalami gangguan, seseorang kemungkinan besar akan mengalami

gangguan pemenuhan kemenuhan kebutuhan seksualitasnya, yang dapat

ditampilkan melalui berbagai perilaku seksual.

b. Budaya

Berpakaian, tata cara pernikahan, perilaku yang diharapkan sesuai

norma. Nilai-nilai religi (keagamaan) ,aturan atau batasan yg boleh dan

tidak boleh dilakukan terkait seksualitas.Status Kesehatan

Adanya budaya barat yang masuk ke dalam negeri yang mengutamakan

nafsu, merambah aspek hidup remaja.

c. Agama dan Etik

Seksualitas juga berkaitan dengan standar pelaksannan agama dan etik.

Ide tentang pelaksanaan seksual etik dan emosi yang berhubungan dengan

seksualitas membentuk dasar untuk pembuatan keputusan seksual. Spektrum

sikap yang ditujukan pada seksualitas direntang dari pandangan tradisional

tentang hubungan seks hanya dalam perkawinan sampai sikap yang

memperbolehkan individu menentukan apa yang benar bagi dirinya.

Keputusan seksual yang melewati batas kode etik individu dapat

mengakibatkan konflik internal. Beberapa pendekatan umum terhadap

pembuatan keputusan seksual etik disarankan oleh Masters, Johnson, dan

Kolodny, (1982). Dalam suatu pendekatan, keputusan seksual didasarkan

terutama pada agama. Apa yang dianggap seseorang sebagai benar dan salah
secara seksual sangat berkaitan dengnan sikap dan keyakinan agama.

Keyakinan agama kontemporer memandang secara berbeda terhadap nilai,

perilaku dan ekspresi seksual yang dapat diterima (Zawid, 1994). Beberapa

badan gereja besar di Amerika Serikat telah mengeluarkan kertas pernyataan

tentang seksualitas untuk menunjukkan posisi atzu keyakinan mereka.

Seseorang juga dapat menyatakan pada public bahwa ia menyakini system

seksual tetentu tetapi berperilaku cukup berbeda secaa pribadi. Pendekatan

kedua

memandang setiap tindakan seksual antara orang dewasa yang cukup umur

dalam kehidupan pribadinya sebagai moral. Sebagian orang percaya bahwa

moral seksualitas meningkatkan pertumbuhhan pribadi dna hubungan

interpersonal. Sedangkan oaranglain percaya bahwa morallitas tentang

tindakan seksual harus diputuskan dengan dasar situasi di mana hal tersebut

terjadi. Akibatnya individu mempunyai perbedaan keyakinan dan nilai

seksual mereka. Michael et al (1994)membagi responden menhjadi 3

kategori dengan dasar sikap dan keyakinan. Individu yang masuk ked dalam

kategori “tradisional” mengatakan bahwa keyakinan keagamaan mereka

selalu memberikan pedoman perilaku seksual mereka, dan bahwa

homoseksualitas, aborsi, dan hubungan seks pranikah dan di luar nikah

selalu di anggap salah. Kategori “relasional” berkeyakinan bahwa seks harus

menjadi bagian dari hubungan salaing mencintai tetapii tidak harus terjadi

dalam perkawinan. Moralitas yang bersifat lebih individualistic meluas pada

tahun 1960-1970. Banyak orang mengevluasi kembali kode moral mereka

dan mulai melihat seksualitas sebagai suatu cara ekspresi diri. Wanita

mengajukan hak-hak mereka untuk mengontrol reproduksi dan ekspresi


perasaan seksual mereka. Moralitas baru ini menekankan kepemilikan tubuh

dan perasaan seseorang, pikiran bebas dan aktualisasi diri.

d. Sosial Politik

Pergolakan ekonomi, politik dan moral akan mengabaikan Hak Azasi

Manusia terutama kekerasan terhadap perempuan sehingga diperlukan

adanya kebijakan trkait perlindungan perempuan dari kekerasan seksual,

yaitu dengan diterbitkannya Undang Undang perlindungan perempuan yang

diperoleh ddari kemenangan legislatif.

e. Ekonomi

Pendapatan adalah hasil yang diperoleh dari kerja atau usaha yang telah

dilakukan, yang akan mempengaruhi gaya hidup seseorang, Prevalensi

remaja dengan status sosial ekonomi rendah memiliki perilaku seksual yang

lebih tinggi dibandingkan dengan remaja yang berstatus sosial ekonomi yang

lebih tinggi.

f. Ras

Berbagai stereotype yang timbul dari konsepsi khusus tentang Ras dan

gender seringkali menjadi sumber perlakuan diskriminatif. Kasus pelecehan

seksual cenderung terjadi atas dasar ras. Perempuan kulit warna khususnya

seringkali menjadi objek rasisme dan seksisme.

Dibeberapa Negara laki- laki yang dituduh memperkosa perempuan

berkulit hitam dan perempuan latin jarang sekali diadili ataupun dihukum

penjara
TUGAS KELOMPOK

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SEKSUALITAS DAN KONSEP PERKAWINAN

DOSEN PENGAMPU : SILVIA ANITA YUNINGSIH, SST, M. Kes

Oleh: KELOMPOK I
1. ANITA
2. HENI ERNAWATI
3. DESI ARIANA SARI
4. ELDA VALENTINA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AL-INSYIRAH


PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN
PEKANBARU
2018

Anda mungkin juga menyukai