Kasus Ortho
Kasus Ortho
Untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik dan Melengkapi Salah Satu Syarat
Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu PenyakitBedah
di RSUD RAA. Soewondo Pati
Oleh :
Azkiyatin Nailil Muna
30101206572
Pembimbing:
dr. Khozin Hasan, Sp.BO
BAB I
LAPORAN KASUS
1.1. ANAMNESIS
a. Identitas Pasien
Nama : Tn. S
Umur : 54 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Tegalarum 3/1 Jaken
Tanggal Periksa : 04 Oktober 2017
Nomor RM : 078XXX
b. Anamnesis
Auto-anamnesis dilakukan pada tanggal 4 Oktober 2017 Di Bangsal
Teratai 4, RSUD RAA Soewondo Pati
Keluhan Utama : Nyeri pada betis kaki kiri.
Riwayat Penyakit Sekarang :
- Onset : ± 1 bulan SMRS
- Lokasi : betis kaki kiri
- Kualitas : nyeri dirasakan sangat berat dan senut-
senut
- Kuantitas : nyeri dirasakan muncul perlahan dan
dikeluhkan terus-menerus.
- Faktor modifikasi : bertambah berat sehingga pasien mengeluh
tidak bisa melakukan aktivitas
- Gejala lain : bengkak di bagian bawah lutut sampai
pergelangan kaki
- Kronologi :Pasien datang ke poli orthopedi RSUD
RAA Soewondo Pati dengan keluhan utama nyeri di betis kaki
kiri sejak ± 1 bulan SMRS. Keluhan tersebut muncul secara
perlahan dan dirasakan terus menerus. pasien jatuh terpeleset
dengan posisi kaki kiri jatuh terlebih dahulu. Nyeri pada lutut
kanan dirasakan semakin hebat saat digunakan untuk berjalan.
Sebelumnya pasien sudah berobat dengan di pijat tetapi tidak
berkurang.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat alergi obat : disangkal
Riwayat operasi : orif (fraktur tibia dextra) pada tahun 2008
Riwayat opname : disangkal
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat DM : disangkal
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat keluhan yang sama : disangkal
e. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien bekerja sebagai Petani dan biaya pengobatan ditanggung
Jamkesmas. Kesan ekonomi kurang.
d. Status Lokalis
Regio ankle joint sinistra
- Look : udem (+), eritem (+)
- Feel : nyeri tekan (+)
Tes thompson : +
Tes Matles :+
- Movement : nyeri gerak (+), ROM tidak dinilai
2.1. Pendahuluan
Tendon achilles merupakan tendon terbesar di tubuh manusia. Tendon
achilles menghubungkan otot betis sampai ke tulang tumit, yang fungsinya
digunakan untuk berjalan, berlari dan melompat. Meskipun tendon achilles
dapat menahan tekanan besar saat berlari dan melompat, namun tendon
achilles rentan terhadap cedera. Ruptur tendon achilles pertama kali
dijelaskan oleh Ambroise Pare pada tahun 1575 dan pertama kali dilaporkan
dalam literatur medis di tahun 1633. Ruptur tendon achilles jarang
dilaporkan sampai tahun 1950-an. Sebelum 1929, kurang dari 70 kasus
dilaporkan. Nama Achilles diambil dari nama seorang pahlawan mitologi
kuno yang bernama Achilles yang meninggal karena tusukan didaerah
tendon ini.
Ruptur tendon achilles (parsial atau komplet), merupakan salah satu
gangguan pada tendon achilles yang disebabkan karena trauma atau karena
penggunaan berlebih dari tendon achilles. Diagnosis ruptur achilles
didasarkan atas anamnesis untuk menggali riwayat penyakit dan
pemeriksaan klinis. Pencitraan memainkan peran penting dalam diagnostik
ruptur tendon achilles dan gangguan jaringan disekitarnya. Peranan
pencitraan dapat digunakan untuk menentukan diagnostik, diagnosis
banding, stadium dan keparahan penyakit. Pencitraan memberikan tambahan
informasi penting terhadap status tendon, tulang dan struktur jaringan lunak
disekitarnya. Pencitraan konvensional x-ray merupakan pemeriksaan
andalan karena sifatnya yang cepat, murah dan tersedia di banyak layanan
kesehatan. Namun pencitraan ini tidak dapat memiliki kontras jaringan
lunak, sehingga tidak dapat memberikan informasi yang akurat dan detail.
Sejak tahun 1990-an USG dan MRI merupakan pencitraan penting
yang menjadi rujukan para klinisi dalam menegakkan diagnosis ruptur
tendon achilles. Alasan penulisan laporan kasus ini karena angka kejadian
rupur tendon achilles meningkat seiring dengan meningkatnya hobi dan
kesadaran terhadap olahraga pada tahun terakhir ini.
2.2. Anatomi
Tendon achilles merupakan tempat insersi distal dari muskulus
gastrocnemius dan muskulus soleus. Tendon menginseri masuk ke daerah
rectangular di bagian tengah permukaan posterior calcaneus. Ruang antara
tendon dan tuberositas calcaneus diisi oleh bursa retrocalcanea (gambar 1).
Tendon achilles tidak terlihat sampai otot soleus berinsersi masuk ke tendon
gastrocnemius sekitar kurang lebih 3-4 cm di bagian distal.Tendon plantaris
berasal dari meniskus lateral dan epikondilus femoralis lateralis dan
berhubungan erat dengan caput muskulus gastrocnemius lateral. Tendon
plantaris menyeberang miring antara muskulus soleus dan muskulus
gastrocnemius dan berlanjut ke medial sampai ke achilles. Terdapat
beberapa insersi plantaris, tetapi sebagian besar berinsersi di aspek medial
tuberositas kalkaneus superior atau 1 cm dari anterior dan medial achilles di
kalkaneus. Kompleks achilles-plantaris disebut "kompleks trisep-surae".
2.3. Definisi
Ruptur tendon achilles merupakan pecahnya atau terpisahnya
serabut tendon sehingga tendon achilles tidak dapat lagi menjalankan
fungsinya. Tendon adalah bagian tubuh yang menyatukan tulang dengan
otot/muskulus. Tendon achilles merupakan tendon yang melekatkan otot
gastrocnemius dan otot soleus ke salah satu tulang penyusun pergelangan
kaki yaitu calcaneus.
2.4. Epidemiologi
Insiden ruptur tendon achilles meningkat hingga 50% di negara maju.
Robekan tendon achilles paling umum terjadi di negara-negara maju dengan
prevalensi bervariasi. Insiden meningkat dari 18/100.000 pada tahun 1984
menjadi 37/100.000 pada tahun 1996. Insiden tertinggi pada kelompok umur
30-39 tahun. Tujuh puluh tiga persen cedera berhubungan dengan olah raga.
Puncak cedera yang berhubungan dengan olah raga terjadi pada usia rata-
rata 53 tahun. Gangguan pada tendon achilles lebih umum terjadi di sebelah
kiri dari pada sisi kanan dengan alasan yang tidak diketahui. Terjadi
peningkatan 200 kali lipat resiko pada tendon kontralateral pada pasien yang
sebelumnya pernah menderita ruptur tendon achilles. Ruptur tendon paling
banyak terjadi pada laki-laki dengan rasio antara laki-laki dan perempuan
kira-kira 10:1.
2.5. Etiologi
Etiologi ruptur tendon achilles multifaktorial. Diantaranya terdapat
beberapa bukti perubahan degeneratif, hipoksia degeneratif (nekrotik) pada
tendon yang ruptur. Umur mengurangi diameter serat kolagen. Perubahan ini
disertai tingkat aktivitas yang tinggi, dan hal ini menjelaskan kenapa puncak
kejadian berhubungan dengan olahraga pada kelompok umur paruh baya.
Keausan mekanis dan kekuatan berlebih (mikrotrauma) menyebabkan
kelemahan tendon permanen dan regenerasi tendon yang tidak
lengkap.Terdapat bukti penggunaan kortikosteroid sistemik dan lokal
merupakan faktor risiko terjadinya ruptur tendo achilles.
Terdapat laporan kasus fluorokuinolon terkait ruptur tendon dan bukti
laboratorium tentang efek negatif fluorokuinolon pada tenosit. Namun tidak
ada kesimpulan yang jelas tentang perannya dalam manusia. Ruptur tendon
achilles dapat dikaitkan dengan penyakit sistemik seperti diabetes mellitus,
gout, lupus eritematosus, rheumatoid arthritis, dan hiperparatiroid. Mikro
trauma yang berulang juga merupakan faktor resiko terjadinya ruptur tendon
achilles. Teori mekanik disebut sebagai penyebab terutama pada pasien
muda dan sehat. Pada teori ini tendon sehat dapat ruptur oleh karena
makrotrauma pada kondisi fungsi dan anatomi tertentu.
2.7 Klasifikasi
Berdasar area anatomi, klasifikasi cedera pada tendon achilles dibagi
menjadi area noninsersional dan area insersional. Ruptur tendon achilles
termasuk area noninsersional. Selain ruptur tendon Achilles, yang termasuk
area noninsersional adalah noninsersional tendinosis achilles, paratendinitis
achilles, dan tendinopati adesif. Sedangkan yang termasuk area insersional
adalah insersional tendinosis achilles, bursitis retrocalcanea, bursitis retro-
achilles, fascitis tendo achilles distal, fraktur avulsi calcaneus.
Ruptur tendon achilles dapat terjadi secara komplet maupun sebagian.
Ruptur dapat dibagi menjadi ruptur traumatik akut, ruptur kronis, dan ruptur
kronik attritional. Namun ruptur tendon sering disebabkan karena gabungan
dari keausan karena umur dan adanya insiden traumatik akut.7 Berdasarkan
keparahan dan derajat retraksinya, ruptur tendon achilles dibagi menjadi 4
tipe:
a. Tipe 1 ruptur parsial kurang dari sama dengan 50%.
b. Tipe II ruptur komplet dengan celah tendo kurang dari sama dengan 3
cm.
c. Tipe III ruptur komplet dengan celah tendo 3-6 cm.
d. Tipe IV ruptur komplet dengan defek lebih dari 6 cm (ruptur yang
terabaikan).
2.7. Diagnosis
2.7.1 Pemeriksaan klinis
Beberapa tes digunakan untuk diagnosis ruptur achilles. Tes
calfsqueeze (gambar 5) dan tes matles (gambar 6) memiliki
sensitivitas tinggi, masing-masing 0.96 dan 0.88 dan spesifisitas 0.93
dan 0.85. Kedua tes ini sifatnya non-invasif, sederhana dan tidak
mahal. Tes calfsqueeze dikenal juga sebagai tes Simmond atau
Thompson. Pasien posisi terlentang dan pemeriksa meremas otot betis
yang terkena cedera. Jika tendon utuh, kaki akan plantar-fleksi, tetapi
jika tendon ruptur akan ada reaksi minimal atau tidak ada reaksi di
kaki dan tes dikatakan positif. Pada uji Matles, pasien disuruh
memfleksikan kedua lutut dan diamati perubahan posisi kaki. Tes ini
positif jika kaki di sisi cedera bergerak netral atau dorsofleksi.
Gambar 13. Boot pra-fabrikasi. Terapi non operasi dengan beban sedang.
2.9.2 Tindakan operasi
DAFTAR PUSTAKA