SKRIPSI
Oleh :
Putu Dyana Christasani
NIM : 078114125
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2011
KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS SKINFOLD
THICKNESS TERHADAP RASIO KADAR LDL/HDL
SKRIPSI
Oleh :
Putu Dyana Christasani
NIM : 078114125
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2011
ii
iii
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
However, let him who boasts and glories boast and glory in the Lord.
For it is not the man who praises and commends himself
who is approved and accepted,
but it is the person whom the Lord accredits and commends.
2 Corinthians 10 : 17-18
Sahabat-sahabatku,
dan Almamaterku..........
v
vi
vii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada TuhanYesus Kristus atas anugerah
dan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang
berjudul ”Korelasi Body Mass Index (BMI) dan Triceps Skinfold Thickness
terhadap Rasio Kadar LDL/HDL” ini dengan baik sebagai salah satu syarat untuk
dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak
langsung yang berupa materi, moral maupun spiritual dari awal hingga akhir
penyusunan skripsi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Ipang Djunarko, M.Si., Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
2. Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc., QIA. selaku Wakil Rektor I Universitas Sanata
4. Para dosen dan karyawan Kampus I, II, III, dan IV Universitas Sanata Dharma
penelitian ini.
viii
5. Laboratorium Pramita Utama yang telah bersedia bekerja sama dalam
6. dr. Fenty, M.Kes., SpPK selaku dosen pembimbing dalam penyelesaian skripsi
atas bimbingan, waktu, nasihat, semangat, saran, dan ilmu yang telah diberikan
7. Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan
banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis dalam proses penusunan
skripsi ini.
8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan
banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis dalam proses penusunan
skripsi ini.
9. Bapak Wayan Sujana Raharja, Mama Gusti Sayu Suniarti, dan Made Eriek De
Sona atas cinta, semangat, dan dukungannya kepada penulis selama menempuh
10. Stefan Mardikus atas dukungan, pengertian, cinta, nasihat, dan semangat kepada
11. Ridho Prayogie, Paulus Febrianto Silor, Fetri Anastasia, Margareta Sisca
Ganwarin, Paulina, Eka Yulniati, Elisabeth Eskaria Candra Kusuma, dan Eric
Fran atas kerjasama, semangat, dan tawa dari awal hingga akhir penyusunan
skripsi ini.
12. Teman-teman angkatan 2007 terutama kelas FKK B untuk segala keceriaan,
ix
13. Teman-teman kost Difa : Evina, Eka, Sari, Septi, Lenny, Kak Grace, Kak Ayu,
Cece, Jesty, Lia, Cecil, Ayu, Putri, Oki, Melan, Defi, Riza, Kak Galih, Kak Dini,
14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mendukung
Penulis yang jauh dari sempurna, memohon maaf apabila ada kata-kata yang
kurang berkenan di hati pembaca. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak
kesehatan.
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................. v
xi
A. Obesitas ............................................................................................... 8
E. Hipotesis .............................................................................................. 18
Penelitian ....................................................................................... 28
xii
6. Analisis Data Penelitian ................................................................ 30
1. Umur ............................................................................................. 34
pada Body Mass Index Normal dan Body Mass Index Tidak Normal 39
LDL ............................................................................................... 41
xiii
2. Korelasi BMI dan Triceps Skinfold Thickness terhadap Kadar
HDL ............................................................................................... 44
LDL/HDL ...................................................................................... 47
A. Kesimpulan ......................................................................................... 51
B. Saran .................................................................................................... 51
LAMPIRAN ............................................................................................. 56
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel VII Perbandingan Rerata Kadar LDL, HDL, dan Rasio Kadar
xv
DAFTAR GAMBAR
LDL/HDL ............................................................................. 49
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
INTISARI
Kata Kunci : Obesitas, body mass index (BMI), triceps skinfold thickness, rasio
kadar HDL/HDL
xviii
ABSTRACT
Key Words : Obesity, body mass index (BMI), triceps skinfold thickness, the
ratio of HDL/HDL
xix
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
tubuh yang berlebih, sehingga berat badan seseorang jauh diatas normal dan dapat
negara Eropa, USA, dan Australia telah mencapai tingkatan epidemi. Data
kenaikan obesitas untuk Amerika Serikat mencapai 31% pada tahun 2000 dari
15% pada dua dekade sebelumnya (Arief, 2007). Hal ini tidak hanya terjadi di
masalah kesehatan yang lebih serius. Sebagai contoh, 70% dari penduduk dewasa
1
2
puncaknya yaitu 23% pada laki-laki (Depkes, 2004). Pada tahun 2002 prevalensi
obesitas telah mencapai kisaran 22-24%, sekitar 48-53 juta penduduk (Arief,
2007).
(BMI) pada orang dewasa sudah terlihat tinggi dengan persentase 15,5%. Semua
yang tinggi, rata-rata di atas 10%. Dari lima kabupaten di Yogyakarta, Kota
(Riskesdas, 2007).
kematian. Orang yang mempunyai berat badan 40% lebih berat dari berat badan
orang dengan berat badan rata-rata populasi (Lew and Garfinkel, 1979).
Orang dewasa yang mengalami obesitas mempunyai resiko lebih tinggi untuk
(WHO, 1998).
suatu pengukuran terhadap satu tahun lebih pengukuran atau yang dihubungkan
tersebut antara lain pengukuran body mass index (BMI), lingkar pinggang, lingkar
3
Body mass index (BMI) merupakan quetelet’s index, yang telah dipakai
secara luas, yaitu berat badan (kg) dibagi kuadrat tinggi badan (m 2). Pengukuran
body mass index (BMI) merupakan metode yang praktis dalam menentukan
derajat obesitas secara klinis (Dipiro, 1999). Menurut Welborn, Knuiman, and Vu
(2000) BMI merupakan indeks yang tepat untuk mengukur obesitas dan dapat
yang dinilai praktis adalah skinfold thickness (tebal lipatan kulit) yang diukur
dengan skinfold caliper pada kulit lengan bagian depan (bisep), kulit lengan
bagian belakang (trisep), subskapula, dan daerah pinggang bagian depan yang
tubuh meliputi pengukuran BMI, skinfold thickness, dan lingkar lengan atas pada
paling baik untuk menggambarkan prediksi berat badan pada remaja laki-laki saat
dengan pengukuran profil lipid dalam darah. Third dan Glueck dari Cincinnati,
HDL rendah, tujuannya untuk melihat apakah orang dengan kadar HDL rendah
koroner. Kadar HDL yang rendah akan mempengaruhi rasio kadar LDL/HDL
dalam darah. Dari penelitian tersebut juga diperoleh hasil rasio kadar LDL/HDL
yang amat tinggi, yaitu mendekati 5. Rasio kadar LDL/HDL diatas 3 dianggap
relevan dibandingkan dengan faktor risiko lainnya. Semakin besar rasio kadar
1217 pria di Jepang menunjukkan bahwa BMI memiliki korelasi yang signifikan
dengan kadar LDL (p<0,001), HDL (p<0,001), rasio kadar LDL/HDL (p<0,001), dan
memiliki kaitan dengan faktor risiko penyakit kardiovaskuler. Penelitian terhadap 172
pria di Ankara, Turkey menunjukkan bahwa pria dengan berat badan berlebih
memiliki nilai rasio kadar LDL/HDL yang lebih tinggi dari pria dengan berat badan
terhadap rasio kadar LDL/HDL dalam darah berpengaruh pada tingkat kejadian
obesitas dan risiko penyakit kardiovaskuler, maka penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui ada tidaknya korelasi positif yang bermakna antara body mass index
(BMI) dan triceps skinfold thickness terhadap rasio kadar LDL/HDL. Penelitian
5
1. Perumusan masalah
Adakah korelasi positif yang bermakna antara body mass index (BMI)
dan triceps skinfold thickness terhadap rasio kadar LDL/HDL dalam darah?
2. Keaslian penelitian
body mass index (BMI) dan triceps skinfold thickness terhadap rasio kadar
LDL/HDL belum pernah dilakukan. Penelitian yang telah dilaksanakan dan terkait
Penelitian ini dilakukan oleh Welborn, Knuiman, dan Vu. Mereka menganalisis
data cross sectional dari survei terhadap 3334 laki-laki dengan umur rata-rata 43
tahun, BMI rata-rata 24,8 kg/m2 di Busselton, Australia. Hasil penelitian: BMI
merupakan indeks yang tepat untuk mengukur obesitas pada laki-laki di semua
Workers”.
Penelitian ini dilakukan oleh Nakanishi, Nakamura, Suzuki, Matsuo dan Tatara.
Mereka melakukan survei pada 1217 pekerja kantor laki-laki berusia 25-59 tahun
di Jepang. Hasil penelitian: dari analisis korelasi risiko kardiovaskular faktor BMI
6
berkorelasi signifikan dengan SBP, DBP, LDL, HDL, rasio LDL/HDL, Log TG,
dengan nilai p<0,001. Dari analisis regresi bertahap menggunakan %BF sebagai
University Students”.
Penelitian ini dilakukan oleh Sanlier dan Yabanci. Mereka melakukan penelitian
terhadap 172 pria dan 183 wanita yang diklasifikasikan berdasarkan body mass
index (BMI) menjadi 3 kelompok yaitu kekurangan berat badan, berat badan
lipid darah dan kadar dialisis homosistein. Hasil penelitian: Rata-rata persentase
massa lemak (FM%), triceps, biseps, suprailiac dan jumlah ketebalan lipatan kulit
(skinfold thickness) secara signifikan lebih tinggi pada wanita daripada pria
(p<0,001). Ada korelasi negatif antara berat badan dan HDL (r=-0,33, p<0,01).
Siswa dengan berat badan berlebih memiliki nilai VLDL, trigliserida (TG), rasio
TC/HDL dan rasio LDL/HDL yang lebih tinggi dari siswa normal dan
underweight (p<0,05).
3. Manfaat penelitian
darah. Pengukuran body mass index (BMI) dan triceps skinfold thickness
B. Tujuan Penelitian
yang bermakna antara body mass index (BMI) dan triceps skinfold thickness
A. Obesitas
lemak tubuh yang berlebih, sehingga berat badan seseorang jauh diatas normal
dan dapat membahayakan kesehatan. Definisi obesitas adalah suatu keadaan yang
terjadi apabila kuantitas fraksi jaringan lemak tubuh dibandingkan berat badan
total lebih besar daripada normal atau obesitas adalah peningkatan jumlah energi
yang ditimbun sebagai lemak akibat proses adaptasi yang salah (Subardja, 2004).
diperlukan untuk fungsi tubuh. Obesitas adalah kondisi kelebihan berat badan
yang didefinisikan sebagai ukuran lipatan kulit yang melebihi 85% (Papalia, Olds,
Feldman, and Rice cit Dariyo, 2004). Menurut Dariyo (2004) yang dimaksud
dengan kegemukan (obesitas) adalah kelebihan berat badan dari ukuran normal
yang sebenarnya.
yaitu:
a. Obesitas Primer
penyakit secara jelas, tetapi semata-mata disebabkan oleh interaksi faktor genetik
dan lingkungan. Obesitas primer ini sering ditemukan pada anak (Subardja, 2004).
8
9
b. Obesitas Sekunder
bersamaan sebagai bagian dari penyakit atau sindrom yang dapat dideteksi secara
klinis. Obesitas sekunder ini jarang terjadi pada anak dan hanya sekitas kurang
a. Faktor genetik
Obesitas pada orang tua merupakan faktor genetik yang berperan besar.
Apabila kedua orang tua mengalami obesitas, anak mereka berpeluang mengalami
obesitas sebesar 80%. Apabila salah satu orang tua mengalami obesitas, kejadian
obesitas menjadi 40% dan bila kedua orang tua tidak mengalami obesitas,
b. Faktor lingkungan
aktifitas fisik, asupan makanan, dan sosial ekonomi. Aktivitas fisik merupakan
komponen utama dari energy expenditure, yaitu sekitar 20-50% dari total energy
aktivitas fisik yang rendah dengan kejadian obesitas. Individu dengan aktivitas
(Kopelman, 2000).
peningkatan berat badan lebih besar dibanding kelompok dengan asupan rendah
density lebih besar dan lebih tidak mengenyangkan serta mempunyai efek
protein dan karbohidrat. Makanan berlemak juga mempunyai rasa yang lezat
sehingga akan meningkatkan selera makan yang akhirnya terjadi konsumsi lemak
adanya perubahan gaya hidup yang mengarah pada penurunan aktivitas fisik,
berolah raga. Selain itu juga ketersediaan dan harga dari junk food yang mudah
dua, yaitu :
tubuh di jaringan lemak pada truncal. Obesitas tubuh bagian atas lebih banyak
didapatkan pada pria, dikenal sebagai android obesity (bentuk apel). Lemak pada
obesitas tipe ini banyak disimpan di pinggang dan rongga perut. Tipe obesitas ini
daripada obesitas tubuh bagian bawah (Boivin, Brochu, and Marceau, 2007).
11
akumulasi lemak tubuh pada regio gluteofemoral. Tipe obesitas ini lebih banyak
terjadi pada wanita, sering disebut gynoid obesity (bentuk pir). Penumpukan
lemak pada obesitas tipe ini terjadi di bagian bawah, seperti pinggul, pantat, dan
paha. Tipe obesitas ini berhubungan erat dengan gangguan menstruasi pada
B. Metode Antropometri
dan komposisi besaran tubuh manusia pada tingkat usia dan derajat nutrisi yang
berbeda (Jelliffe, 1966). Kata antropometri berasal dari kata Yunani anthropo
yang berarti manusia dan metron yang berarti ukuran. Bidang antropometri
terhadap satu tahun lebih pengukuran atau yang dihubungkan dengan umur
(Susilowati, 2008).
Body Mass Index (BMI) adalah alat ukur praktis yang dihasilkan dari
merupakan ukuran antara lemak total tubuh yang dibandingkan dengan berat
tubuh. Penilaian BMI pada orang yang sangat berotot harus diperhatikan karena
tidak langsung dari lemak tubuh yang disimpan dan pada akhirnya mengestimasi
mampu menilai dua komponen penting dari tubuh yaitu: lemak dan massa lemak
bebas. Pengukuran ini penting karena lemak adalah tempat penyimpanan utama
13
cadangan energi dan massa lemak bebas, biasanya otot, merupakan tempat
di bawah kulit (subkutan lemak), yang merupakan indikator dari total lemak
tubuh. Pengukuran dapat dilakukan di beberapa bagian, antara lain: lengan bagian
depan (bisep), lengan bagian belakang (trisep), bagian bawah bahu (subskapular),
dan pinggang bagian depan (supralium). Alat untuk mengukur skinfold thickness
2001).
tubuh berada di lapisan bawah kulit. Triceps skinfold thickness diukur pada lengan
atas posterior pada titik tengah antara akromion dan olekranon. Triceps skinfold
thickness diukur dalam posisi pasien duduk atau berdiri (Mitsumoto, 2009).
14
Tabel II. Nilai Standar Triceps Skinfold Thickness (Williams and Wilkins,
2008)
TEST STANDARD
Triceps skinfold thickness Men 12,5 mm
Women 16,5 mm
kolesterol (14%), kolesterol ester (36%) dan asam lemak bebas (4%). Asam lemak
hormon korteks adrenal, vitamin D, dan membuat garam empedu yang membantu
usus untuk menyerap lemak. Apabila dalam jumlah yang cukup, kolesterol sangat
berguna bagi tubuh, namun apabila terlalu banyak kolesterol dalam aliran darah
akan berbahaya bagi tubuh. Kelebihan kolesterol akan menyebabkan zat tersebut
bereaksi dengan zat-zat lain dalam tubuh dan akan mengendap dalam pembuluh
Kolesterol tidak larut dalam cairan darah. Agar kolesterol dapat dikirim
keseluruh tubuh, maka perlu dikemas bersama protein menjadi partikel yang
jantung koroner, pada umumnya sebagai langkah awal dokter ingin mengetahui
profil lemak yang terdiri dari kolesterol total, LDL, HDL, dan trigliserida
(Soeharto, 2002).
dari semua lipoprotein dan merupakan pengirim kolesterol utama dalam darah.
Sel-sel dalam tubuh memperoleh kolesterol dari LDL, namun jumlah kolesterol
yang bisa diserap sebuah sel ada batasnya. Orang yang mengonsumsi banyak
lemak jenuh memiliki kadar LDL yang tinggi di dalam darah (Nilawati dkk.,
Low Density Lipoprotein (LDL) dinamakan kolesterol jahat, karena kadar LDL
High Density Lipoprotein (HDL) sering disebut sebagai kolesterol baik, karena
selain kolesterol LDL dan HDL adalah rasio kadar LDL/HDL. Nilai rasio kadar
III 2002 menetapkan kategori risiko rasio kadar LDL/HDL sebagai berikut :
D. Landasan Teori
Pengukuran dilakukan dengan cara mengukur berat badan dan tinggi subyek
penelitian untuk melihat body mass index (BMI). Digunakan skinfold caliper
Pengukuran body mass index (BMI) dan triceps skinfold thickness dapat
digunakan untuk menilai profil lipid seseorang di dalam darah. Dalam hal ini
profil lipid tersebut meliputi rasio kadar LDL/HDL dalam darah. Rasio kadar
kardiovaskuler.
dengan kadar LDL, HDL, rasio kadar LDL/HDL, dan memiliki kaitan dengan faktor
risiko penyakit kardiovaskuler. Menurut Sanlier and Yabanci (2007) pria dengan
berat badan berlebih memiliki nilai rasio kadar LDL/HDL yang lebih tinggi dari pria
dengan berat badan normal. Dengan mengetahui adanya korelasi positif yang
18
bermakna antara pengukuran body mass index (BMI) dan triceps skinfold
E. Hipotesis
Terdapat korelasi positif yang bermakna antara body mass index (BMI)
dan triceps skinfold thickness terhadap rasio kadar LDL/HDL dalam darah.
BAB III
METODE PENELITIAN
fenomena, baik antara faktor risiko dan faktor efek, antar faktor risiko maupun
antar faktor efek (Notoatmodjo, 2002). Data penelitian yang diperoleh diolah
Penelitian ini menganalisis korelasi antara body mass index (BMI) dan
triceps skinfold thickness sebagai faktor risiko terhadap rasio kadar LDL/HDL
sebagai faktor efek. Data penelitian yang diperoleh diolah secara statistik untuk
mengetahui korelasi antara faktor efek dengan faktor risiko. Studi cross-sectional
B. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas
2. Variabel tergantung
3. Variabel pengacau
19
20
subyek penelitian.
C. Definisi Operasional
pengukuran body mass index (BMI) dan triceps skinfold thickness. Hasil
darah.
2. Body Mass Index (BMI) adalah sebuah ukuran berat badan dalam kg dibagi
Pengukuran body mass index dilakukan dengan cara menimbang berat badan
3. Skinfold thickness adalah ketebalan lemak yang terletak persis di bawah kulit
(subkutan lemak), yang merupakan indikator dari total lemak tubuh. Triceps
pertengahan lengan bagian bawah yaitu otot trisep antara olekranon pada siku
dengan cara menjepit subkutan lemak yang berada dibagian bawah lengan
4. Rasio kadar LDL/HDL adalah hasil bagi kadar LDL direk hasil pemeriksaan
Classification BMI(kg/m2)
Principal cut-off
points
Underweight <18,50
Severe thinness <16,00
Moderate thinness 16,00 – 16,99
Mild thinness 17,00 – 18,49
Normal range 18,50 – 24,99
Overweight ≥25,00
Pre-obese 25,00 – 29,99
Obese ≥30,00
Obese class I 30,00 – 34,99
Obese class II 35,00 – 39,99
Obese class III ≥40,00
thickness adalah :
TEST STANDARD
Triceps skinfold thickness Men 12,5 mm
22
D. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah dosen dan karyawan kampus I, II, III,
dan IV Unversitas Sanata Dharma Yogyakarta yang memenuhi kriteria inklusi dan
kriteria eksklusi serta bersedia untuk menjadi subyek penelitian. Kriteri inklusi
dalam penelitian ini adalah dosen dan karyawan pria kampus I, II, III, dan IV
Universitas Sanata Dharma rentang usia 30-50 tahun yang bersedia ikut dalam
jantung koroner, mengkonsumsi obat penurun kadar lemak darah, dan menderita
orang untuk kampus III Universitas Sanata Dharma Paingan. Ukuran minimum
sampel dalam suatu penelitian korelasi adalah 30 subyek (Gay cit Sevilla, Jesus,
hadir pada saat pengambilan data, 13 orang subyek penelitian di drop out karena
tidak berpuasa, dan 70 orang subyek penelitian menjalani pengukuran body mass
index (BMI), triceps skinfold thickness, dan pemeriksaan profil lipid darah.
O Subyek Penelitian
107 Orang
45 orang 62 orang
dosen dan karyawan dosen dan karyawan
kampus I, II dan IV USD Mrican kampus III USD
dan Pringwulung Paingan
E. Lokasi Penelitian
Mrican, kampus III Universitas Sanata Dharma terletak di Paingan, dan kampus
2010. Pengambilan data antropometri dan uji laboratorium dilakukan pada tanggal
24
12 Juli 2010 di kampus III Universitas Sanata Dharma Paingan dan tanggal 24
lingkar pinggang (LP), rasio lingkar pinggang-panggul (RLPP), body mass index
(BMI), dan triceps skinfold thickness terhadap profil lipid dan kadar hs-CRP
dalam darah.
LP,RLPP terhadap kadar trigliserida
G. Teknik Sampling
tidak semua subyek yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi memiliki
didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri,
berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Mula-
alasan keterbatasan waktu, tenaga dan biaya sehingga tidak dapat mengambil
sampel yang besar dan jauh. Walaupun cara seperti ini diperbolehkan, dimana
subjects).
26
Yasril, 2009).
H. Instrumen Penelitian
Butterfly®, timbangan berat badan merek Tanita®, alat pengukur tinggi badan
merek ONDA measuring tape MT01®, skinfold caliper merek pi zhi hou du ji®,
Alat pengukur profil lipid darah bermerek Aechitect c Systems™ dan Aeroset
System, leaflet, dan informed consent. timbangan berat badan merek Tanita® dan
alat pengukur tinggi badan merek ONDA measuring tape MT01® berfungsi
sebagai alat untuk mengukur body mass index (BMI). Skinfold caliper merek pi
zhi hou du ji® untuk mengukur tebal lipat kulit pada bagian trisep. Alat pengukur
profil lipid darah bermerek Aechitect c Systems™ dan Aeroset System digunakan
untuk mengukur profil lipid darah, meliputi kadar LDL dan HDL.
mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen yang reliable
adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang
sama, akan menghasilkan data yang sama. Salah satu parameter yang harus
simpangan baku dibagi dengan nilai rata-rata dikalikan 100%, jika CV kurang dari
2% maka alat memiliki presisi yang baik (Mulja dan Hanwar cit Wulandari,
timbangan berat badan merek Tanita® dengan nilai CV hasil validasi adalah
0,000%, alat pengukur tinggi badan merek ONDA measuring tape MT01® dengan
nilai CV=0,063%, skinfold caliper merek pi zhi hou du ji® dengan nilai
yang kurang dari 2%, dengan perhitungan validasi terlampir dalam lampiran.
Systems™ dan Aeroset System. Alat ini telah dikalibrasi dan distandarisasi,
dengan CV=2,2% (standar CV<4%) untuk pengukuran kadar LDL dan CV=1,4%
1. Observasi awal
karyawan dan dosen pria kampus I, II, III, dan IV Universitas Sanata Dharma
yang berusia 30-50 tahun serta tempat yang dapat digunakan untuk
Dharma, Kepala Urusan Rumah Tangga, Kepala BAPSI, dan para Dekan
a. Leaflet.
untuk disebarkan kepada umum sebagai informasi mengenai suatu hal atau
akibat dari obesitas dan kadar kolesterol darah yang berada di atas atau di
b. Informed consent.
dalam penelitian diminta untuk mengisi data nama, usia, alamat, dan
Data calon subyek penelitian berupa tabel yang berisi data nama,
usia, alamat rumah, alamat kantor, dan nomor handphone maupun telepon
penelitian.
30
4. Pengukuran parameter
berbeda, yakni tanggal 12 Juli 2010 di kampus III Universitas Sanata Dharma
penelitian untuk berpuasa selama minimal 8-10 jam. Parameter yang diukur
adalah body mass index (BMI), triceps skinfold thickness, dan rasio kadar
5. Pengolahan data
dilakukan interpretasi.
normal suatu data. Suatu data dikatakan normal bila nilai p>0,05. Data
suatu data. Suatu data dikatakan normal bila nilai p>0,05. Rerata rasio kadar
LDL/HDL pada BMI normal dibandingkan dengan BMI tidak normal. Data
terdistribusi normal atau analisis Spearman apabila data terdistribusi tidak normal.
Uji hipotesis dilakukan dengan melihat nilai p<0,05. Taraf kepercayaan yang
K. Kesulitan Penelitian
Kesulitan dalam penelitian ini adalah pada saat permohonan izin dan
kerja sama dengan subyek penelitian. Pencarian subyek penelitian pertama kali
dilakukan dengan meminta partisipasi dosen dan karyawan pria maupun wanita di
penelitian untuk berpuasa minimal selama 8-10 jam sebelum pengukuran profil
lipid.
pertama, di mana subyek penelitian yang memenuhi kriteria hanya 32 subyek, dari
penelitian dari 42 subyek yang datang terpaksa di drop out karena tidak berpuasa
sehingga hasil pengukuran profil lipid tidak sesuai dengan keadaan fisiologis yang
sebenarnya.
32
memperkuat penelitian ini maka dilakukan penelitian yang kedua pada tanggal 24
Agustus 2010. Pada penelitian yang kedua diperoleh 38 subyek penelitian yang
memenuhi kriteria inklusi maupun eksklusi dari 45 subyek penelitian yang hadir.
Data total dari dua kali penelitian didapatkan sebanyak 70 subyek penelitian.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
yang bermakna antara body mass index (BMI) dan triceps skinfold thickness
dengan rasio kadar LDL/HDL dalam darah. Penelitian ini termasuk salah satu
mass index (BMI), dan triceps skinfold thickness terhadap profil lipid dan kadar
subyek penelitian diolah secara komputerisasi. Uji distribusi data body mass index
(BMI), triceps skinfold thickness, LDL, HDL, dan rasio kadar LDL/HDL
berdistribusi normal jika memiliki nilai p>0,05 dan sebaliknya data dikatakan
33
34
1. Umur
tahun. Rentang umur tersebut sesuai dengan kriteria inklusi yaitu 30-50 tahun.
Umur merupakan faktor risiko obesitas yang tidak dapat diubah. Seiring dengan
umur akan meningkatkan kandungan lemak tubuh total, terutama distribusi lemak
pusat (Chang et al., cit Demerath et al., 2007). Pada umur lebih tua terjadi
penurunan massa otot dan perubahan beberapa jenis hormon yang memicu
oleh seseorang yang berumur lebih tua diduga akibat lambatnya metabolisme,
1,863 dan 2,136 kali lebih besar dibandingkan dengan sampel yang berumur 15-
34 tahun.
menunjukkan bahwa umur berdistribusi normal yang dilihat dari nilai p=0,197.
pada rentang 25,53±3,66 dengan BMI terbesar adalah 35,10 kg/m2 dan yang
terkecil adalah 17,42 kg/m2. Menurut Oyewole and Oritogun (2009) BMI
tahun. Namun hal tersebut juga dipengaruhi oleh gaya hidup masing-masing
individu.
bahwa BMI berdistribusi normal yang dilihat dari nilai p=0,200. Histogram pada
36
nilai terbesar adalah 59,0 mm dan nilai terkecil adalah 5,0 mm. Rentang tersebut
menunjukkan nilai triceps skinfold thickness lebih tinggi dari normal (12,5 mm).
Teixeira, and Lohman (1999) nilai triceps skinfold thickness berubah secara
thickness berdistribusi tidak normal yang dilihat dari nilai p=0,000. Histogram
pada gambar 8 menunjukkan sebaran data tidak merata dan cenderung miring ke
kiri, dengan demikian dapat dikatakan bahwa distribusi triceps skinfold thickness
tidak normal.
37
4. Kadar LDL
Rentang ini menunjukkan bahwa kadar LDL berada pada level tinggi. Nilai kadar
sehingga membentuk plak yang menyebabkan dinding arteri menjadi kaku dan
menunjukkan bahwa LDL berdistribusi normal yang dilihat dari nilai p=0,200.
condong ke kiri maupun ke kanan dan frekuensinya tidak terlalu tinggi atau terlalu
5. Kadar HDL
nilai maksimum adalah 67,0 mg/dL dan nilai minimum adalah 26,0 mg/dL. Nilai
ini menunjukkan kadar HDL dalam darah masih dalam batas normal. Kelebihan
38
kolesterol dalam jaringan perifer akan diangkut oleh HDL ke hepar untuk
2003).
tidak normal yang dilihat dari nilai p=0,020. Histogram pada gambar 10
menggambarkan sebaran data HDL tidak merata dan cenderung condong ke kiri
dengan frekuensi yang tidak seimbang, ada yang terlalu tinggi dan terlalu rendah.
Dengan demikian dikatakan bahwa distribusi data kadar HDL tidak normal.
Rentang ini menunjukkan bahwa rasio kadar LDL/HDL berada pada average risk.
Nilai kadar LDL yang tinggi mempengaruhi nilai rasio kadar LDL/HDL dalam
menunjukkan bahwa data rasio kadar LDL/HDL berdistribusi normal yang dilihat
dari nilai p=0,200. Histogram pada gambar 11 menunjukkan bahwa distribusi data
simetris baik ke kanan maupun ke kiri, dengan demikian dapat disimpulkan rasio
Body mass index (BMI) dikatakan normal apabila berada pada rentang
nilai antara 18,5-24,9, sedangkan body mass index (BMI) dikatakan tidak normal
apabila memiliki nilai dibawah dan diatas normal yaitu memiliki nilai <18,5 dan
≥25 (WHO, 2010). Body mass index (BMI) normal dan body mass index (BMI)
tidak normal dibandingkan terhadap kadar LDL, HDL dan rasio kadar LDL/HDL
Perbandingan rerata data diuji menggunakan uji t apabila data terdistribusi normal
Tabel VII. Perbandingan Rerata Kadar LDL, HDL, dan Rasio Kadar
LDL/HDL pada BMI Normal dan BMI Tidak Normal
BMI normal (n = 32) BMI tidak normal (n = 38) p
(Mean ± SD) (Mean ± SD)
LDL(mg/dL) 117,4 (72,4-160,4)* 128,7 (62,0-211,8)* 0,061
HDL(mg/dL) 46,2 ± 8,4 39,0 ± 6,2 0,052
Rasio Kadar 2,6 ± 0,7 3,3 ± 0,8 0,451
LDL/HDL
Keterangan : p<0,05 menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna
*Median (minimum-maksimum)
1. Perbandingan rerata kadar LDL pada BMI normal dan BMI tidak
normal
Tabel VII menunjukkan bahwa kadar LDL pada BMI normal memiliki
perbedaan yang tidak bermakna dengan kadar LDL pada BMI tidak normal
(p=0,061). Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Sanlier and Yabanci
(2007) pada 172 pria yang menunjukkan bahwa kadar LDL pada BMI normal
memiliki perbedaan yang tidak bermakna dengan kadar LDL pada BMI tidak
2. Perbandingan rerata kadar HDL pada BMI normal dan BMI tidak
normal
Kadar HDL pada BMI normal memiliki perbedaan yang tidak bermakna
dengan kadar HDL pada BMI tidak normal, yang ditunjukkan dengan nilai
p=0,052. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Sanlier and Yabanci (2007)
pada 172 pria yang menunjukkan bahwa kadar HDL pada BMI normal memiliki
perbedaan yang tidak bermakna dengan kadar HDL pada BMI tidak normal,
dengan nilai p=0,52. Penelitian Alboqai, Saraireh, and Diab (2006) pada 306 pria
dengan rentang umur 30-50 tahun menyatakan bahwa kadar HDL pada BMI
41
normal memiliki perbedaan yang tidak bermakna dengan kadar HDL pada BMI
3. Perbandingan rerata rasio kadar LDL/HDL pada BMI normal dan BMI
tidak normal
Rasio kadar LDL/HDL pada BMI normal memiliki perbedaan yang tidak
bermakna dengan kadar HDL pada BMI tidak normal, yang ditunjukkan dengan
nilai p=0,451. Penelitian pada 527 pria dilakukan oleh Bertsias, Mammas,
Linardakis, and Kafatos (2003) yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang
tidak bermakna antara rasio kadar LDL/HDL pada BMI normal dengan rasio
C. Korelasi BMI dan Triceps Skinfold Thickness terhadap kadar LDL, HDL
dan Rasio Kadar LDL/HDL
dengan LDL, HDL, dan rasio kadar LDL/HDL untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan positif yang bermakna antara BMI dengan kadar LDL, HDL, dan rasio
kadar LDL/HDL maupun triceps skinfold thickness dengan kadar LDL, HDL, dan
normal.
analisis Pearson, hal ini dikarenakan data BMI dan kadar LDL berdistribusi
normal. Korelasi triceps skinfold thickness terhadap kadar LDL diuji secara
42
statistik menggunakan analisis Spearman, hal ini dikarenakan data triceps skinfold
Tabel VIII. Korelasi BMI dan Triceps Skinfold Thickness terhadap Kadar
LDL
Korelasi Kekuatan Korelasi p
BMI terhadap kadar LDL 0,150 0,217
Triceps skinfold thickness terhadap kadar 0,131 0,279
LDL
bermakna antara BMI dan kadar LDL (p=0,217). Penelitian Sanlier and Yabanci
(2007) pada 172 pria, menyatakan bahwa terdapat korelasi bermakna yang lemah
antara BMI dan kadar LDL yang ditunjukkan dengan nilai kekuatan
dengan rentang umur 45-74 tahun. Hasil penelitian menyatakan bahwa BMI dan
kadar LDL memiliki korelasi yang bermakna namun sangat lemah dengan
korelasi yang lemah antara BMI dan kadar LDL dengan kekuatan korelasi=0,228
(p<0,05) pada 1217 pria di Jepang dengan rentang umur 25-59 tahun. Penelitian-
penelitian tersebut menunjukkan nilai korelasi BMI dengan kadar LDL yang
rata-rata sangat lemah. Menurut NCEP (2001) kadar LDL memiliki kemampuan
beberapa data tidak berada di sekitar garis linier. Data paling banyak tersebar pada
rentang BMI antara 20-30 dan rentang kadar LDL antara 100-150 mg/dL.
Data pada tabel VIII menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif yang
tidak bermakna antara triceps skinfold thickness dan kadar LDL (p=0,279).
bermakna yang sangat lemah antara triceps skinfold thickness dengan kadar LDL
and Yabanci (2007) melakukan penelitian terhadap 172 pria dan memperoleh
hasil bahwa terdapat korelasi yang bermakna namun sangat lemah antara triceps
skinfold thickness dengan kadar LDL dalam darah yang ditunjukkan dengan
thickness dengan kadar LDL yang rata-rata sangat lemah. Menurut NCEP (2001)
kadar LDL memiliki kemampuan empat kali lebih rendah dibandingkan kadar
merata dan beberapa data tidak berada di sekitar garis linier. Data paling banyak
tersebar pada rentang triceps skinfold thickness antara 10-30 mm dan rentang
analisis Spearman, hal ini dikarenakan BMI berdistribusi normal sedangkan kadar
HDL berdistribusi tidak normal. Korelasi triceps skinfold thickness terhadap kadar
HDL diuji secara statistik menggunakan analisis Spearman karena distribusi data
Tabel IX. Korelasi BMI dan Triceps Skinfold Thickness terhadap Kadar
HDL
Korelasi Kekuatan Korelasi p
BMI dengan kadar HDL -0,479 0,000
Triceps skinfold thickness dengan kadar -0,310 0,009
HDL
dengan kekuatan korelasi yang sedang antara BMI dengan kadar HDL, yang
Sanlier and Yabanci (2007) menyatakan bahwa terdapat korelasi negatif yang
bermakna antara BMI dan kadar HDL dengan kekuatan korelasi=-0,16 (p<0,05).
nilai p=0,010. Bogalusa Heart Study, sebuah studi untuk melihat faktor risiko
sebagian besar berada disekitar garis linier. Data paling banyak tersebar pada
rentang BMI antara 20-30 dan rentang kadar HDL antara 30-60 mg/dL.
dengan kekuatan korelasi yang lemah antara triceps skinfold thickness dengan
antara triceps skinfold thickness dan kadar HDL dengan kekuatan korelasi=-0,33
(p<0,05). Menurut Freedman et al. (2009) terdapat korelasi bermakna yang sangat
lemah antara triceps skinfold thickness dengan kadar HDL dalam darah yang
skinfold thickness yang disertai menurunnya kadar HDL dalam darah memiliki
banyak yang berada di sekitar garis linier. Data paling banyak tersebar pada
rentang triceps skinfold thickness antara 10-30 mm dan rentang kadar HDL antara
30-60 mg/dL.
menggunakan analisis Pearson, hal ini dikarenakan data BMI dan rasio kadar
kadar LDL/HDL diuji secara statistik menggunakan analisis Spearman, hal ini
Tabel X. Korelasi BMI dan Triceps Skinfold Thickness terhadap Rasio Kadar
LDL/HDL
Korelasi Kekuatan Korelasi p
BMI dengan Rasio LDL/HDL 0,408 0,000
Triceps skinfold thickness dengan Rasio 0,307 0,010
Kadar LDL/HDL
bermakna dengan kekuatan korelasi yang sedang antara BMI dengan rasio kadar
positif yang bermakna antara body mass index (BMI) dengan rasio kadar
Lopez, Villalpando, Salmeron, Ortiz, and Sanchez (2006) dilakukan terhadap 113
pria yang bertujuan untuk mencari hubungan antara BMI dengan profil lipid.
Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat korelasi yang bermakna antara BMI
(p<0,05). Penilaian hubungan BMI dengan profil lipid, salah satunya rasio kadar
Gambar 16. Diagram Sebar Korelasi BMI terhadap Rasio Kadar LDL/HDL
merata namun berada di sekitar garis linier. Data paling banyak tersebar pada
rentang BMI antara 20-30 dan rentang rasio kadar LDL/HDL antara 1,5-4,5.
dengan kekuatan korelasi yang lemah antara triceps skinfold thickness dengan
triceps skinfold thickness dan rasio kadar LDL/HDL sebagai prediktor tingginya
merata namun berada disekitar garis linier. Data paling banyak tersebar pada
rentang triceps skinfold thickness antara 10-30 mm dan rentang rasio kadar
A. Kesimpulan
sedang antara body mass index (BMI) terhadap rasio kadar LDL/HDL dalam
darah dan terdapat korelasi positif yang bermakna dengan kekuatan korelasi yang
lemah antara triceps skinfold thickness terhadap rasio kadar LDL/HDL dalam
darah.
B. Saran
51
DAFTAR PUSTAKA
Agrats, S., 2003, Obesity, Scientific American Medicine, Web MD, USA.
Alboqai, O., Saraireh, R., Saif, M., and Diab, M., 2006, Generalized Obesity,
Serum Lipids and Lipoproteins in Adult Males in Semi-Urbancommunity
in The North of Jordan, JRMS, 13(1), 39-45.
Bergman, Van C., and Mittelman, S., 2001, Central Role of Adipocytes in
Metabolic Syndrome, J Investig Med, 49:119-126.
Bertsias, G., Mammas, I., Linardakis, M., and Kafatos, 2003, Overweight and
Obesity in Relation to Cardiovascular Disease Risk Factors Among
Medical Students in Crete, Grece, BioMed Central, 1-9.
Boivin, Brochu, and Marceau, P., 2007, Regional Differences in Adipose Tissue
Metabolism in Obese Men, Metabolism, 56:533-540.
Demerath, E., Sun, S., Rogers, N., Lee, M., Reed, D., Choh, A., et al., 2007,
Anatomical Patterning of Visceral Adipose Tissue: Race, Sex, and Age
Variation, Obesity, 15:2984-2993.
Dipiro, J., 1999, A Pathophysiologic Approach 7th edition, Mc Graw Hill, USA.
Effendi, Y., 1992, Tinjauan Sekilas tentang Obesitas, Jurnal Jurusan Gizi dan
Masyarakat dan Sumber Daya Masyarakat, Vol.1, No.1, Institut Pertanian
Bogor, Bandung.
52
53
Flegal, Cole, T., Bellizi, M., and Dietz, W., 2000, Establishing a Standard
Definition for Child Overweight and Obesity Worldwide: International
survey, BMJ, 320:1240-1243.
Freedman, D., William, H., Sathanur, R., and Gerald, S., 2009, Risk Factors and
Adult Body Mass Index Among Overweight Children: The Bogalusa Heart
Study, Pediatrics, 123;750-757.
Hu, F., Wang, B., Chen, C., Jin, Y., Yang, J., Stampfer, M., et al., 2000, Body
Mass Index and Cardiovascular Risk Factors in Rural Chinese Population,
American Journal of Epidemiology, volume 15, 88-97.
Inoue, S., Zimmet, P., and Caterson, I., 2000, The Asia-Pacific Perspective:
Redefining Obesity and its Treatment, Health Communication, Australia.
Jelliffe, D., 1966, The Assessment of the Nutritional Status of the Community,
World Health Organization Monograph, Series No. 53, Geneva, pp. 50-84.
Kasjono, H., dan Yasril, 2009, Teknik Sampling untuk Penelitian Kesehatan,
Graha Ilmu, Yogyakarta, pp. 20.
Lew, E., and Garfinkel, L., 1979, Variations in Mortality by Weight among
750,000 Men and Women, Journal of Chronic Diseases, 32:563-576.
Lopez, G., Villalpando, C., Salmeron, J., Ortiz, M., and Sanchez, V., 2006,
Triglycerides and High-Density Lipoprotein Cholesterol are Associated with
Insulinemia in Adolescents, Salud Pública de México, vol.48, no.4.
Mitsumoto, H., 2009, Amyotrophic Lateral Sclerosis: A Guide for Patients and
Families, Demos Medical Publishing, New York, pp. 428.
Nakanishi, N., Nakamura, K., Suzuki, K., Matsuo, Y., and Tatara, K., 2000,
Associations of Body Mass Index and Percentage Body Fat by Bioelectrical
Impedance analysis with Cardiovascular Risk Factor in Japanese Male
Office Workers, Industrial Health 2000, 38, 273-279.
Nilawati, S., Krisnatuti, D., Mahendra, B., dan Djing, O., 2008, Care Yourself,
Kolesterol, Penebar Plus, Jakarta, pp. 12-16.
Nooyens, A., Koppes, L., Visscher, T., Twisk, J., Kemper, H., Schuit, A., et al.,
2007, Adolescent Skinfold Thickness is a better Predictor of High Body
Fatness in Adults than is Body Mass Index, The Amsterdam Growth and
Health Longitudinal Study, Amsterdam
Ostman, J., Britton, M., and Jonsson, E., 2002, Obesity as Health problem in
Children and Adolescents in Treating and Preventing Obesity, Evidence
Based Review, Wiley-VCh GmbH and Co. KgaA, pp. 34.
Riskerdas, 2007, Hasil Riset Kesehatan Dasar Provinsi D.I Yogyakarta 2007,
Balai Pelatihan dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI,
Jakarta, pp. 55.
Sanlier, N., and Yabanci, N., 2007, Relationship between Body Mass Index,
Lipids, and Homocysteine Levels in University Student, J Pac Med Assoc,
Vol.57, No.10.
Sardinha, L., Going, S., Teixeira, P., and Lohman, T., 1999, Receiver Operating
Characteristic Analysis of Body Mass Index, Triceps Skinfold Thickness,
55
Sevilla, C., Jesus A., Twila G., Bella P., dan Gabriel G., 2006, Pengantar Metode
Penelitian, UI Press, Jakarta.
Silalahi, J., 2000, Fats, Oils and Fat Subtitues in Human Nutrion, Indon Food and
Nut Progress, 56-66.
Soeharto I., 2002, Kolesterol dan Lemak Jahat, Kolesterol dan Lemak Baik, dan
Proses Terjadinya Serangan dan Stroke, PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, pp. 164.
Subardja, D., 2004, Obesitas Primer pada Anak, Diagnosis, Patogenesis, dan
Patofisiologis, PT Kiblat Buku Utama, Bandung, pp. 12, 22.
Sugiyanti, E., 2009, Faktor Risiko Obesitas Sentral pada Orang Dewasa di
Sulawesi Utara, Gorontalo dan DKI Jakarta,
http://iirc.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/11550/2/I09esu.pdf, diakses
tanggal 28 November 2010.
Welborn, T., Knuiman, M., and Vu, H., 2000, Body Mass Index and Alternative
Indices of Obesity in Relation to Height, Triceps Skinfold and Subsequent
Mortality: The Busselton Health Study, International Journal of Obesity,
Vol.24:1;108-115
Williams and Wilkins, 2008, Nurse's Five-Minute Clinical Consult: Signs and
Symptoms, Wolters Kluwer Health, USA, pp. 602.
World Health Organization, 1998, Obesity: Preventing and Managing the Global
Epidemic, Geneva.
World Health Organization, 2010, Global Data Base on Body Mass Index: BMI
Classification, http://apps.who.int/bmi/index.jsp?introPage=intro_3.html,
diakses tanggal 3 Desember 2010.
Wulandari, D., Friamita, R., dan Patramurti, C., 2006, Penetapan Kadar Cafein
dalam Campuran Paracetamol, Salisilamida, dan Cafein secara
Spektrofotometri Derivatif, http://www.scribd.com/doc/39824621/Devi,
diakses tanggal 5 Desember 2010.
LAMPIRAN
56
57
SURAT PERSETUJUAN
(INFORMED CONSENT)
Menyatakan bahwa :
1. Saya telah mendapat penjelasan segala sesuatu mengenai penelitian :
KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETRIK TERHADAP
PROFIL LIPID DAN KADAR hs-CRP DALAM DARAH SEBAGAI
PREDIKTOR PENYAKIT KARDIOVASKULAR
2. Setelah saya memahami penjelasan tersebut, dengan penuh kesadaran dan
tanpa paksaan dari siapapun bersedia ikut serta dalam penelitian ini
dengan kondisi :
a) Data yang diperoleh dari penelitian ini akan dijaga kerahasiaannya
dan hanya dipergunakan untuk kepentingan ilmiah.
b) Apabila saya inginkan, saya boleh memutuskan untuk keluar / tidak
berpartisipasi lagi dalam penelitian ini tanpa harus menyampaikan
alasan apapun.
Yogyakarta,…………….
Saksi Yang membuat pernyataan
(…………………………….) (………………………………..)
61
Pengambilan Darah
Cases
Descriptives
Median 40.00
Variance 27.553
Minimum 30
Maximum 50
Range 20
Interquartile Range 8
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Umur
71
Cases
Descriptives
Median 2.56374E1
Variance 13.382
Minimum 17.419
Maximum 35.103
Range 17.684
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
BMI
73
Cases
Descriptives
Median 1.60000E1
Variance 121.330
Minimum 5.000
Maximum 59.000
Range 54.000
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Triceps
75
Cases
Descriptives
Median 1.27700E2
Variance 779.497
Minimum 62.000
Maximum 210.800
Range 148.800
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
LDL
77
Cases
Descriptives
Median 4.10000E1
Variance 66.004
Minimum 26.000
Maximum 67.000
Range 41.000
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
HDL
79
Cases
Descriptives
Median 2.91950
Variance .660
Minimum 1.478
Maximum 5.131
Range 3.654
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
LDLperHDL
81
Data Perbandingan Rerata Kadar LDL pada BMI normal dan BMI Tidak
Normal
Mann-Whitney Test
Ranks
Total 70
a
Test Statistics
LDL
Mann-Whitney U 449.000
Wilcoxon W 977.000
Z -1.875
antara rerata kadar LDL pada BMI normal dan BMI tidak normal dengan nilai
p=0,061 (p>0,05).
82
Data Perbandingan Rerata Kadar HDL pada BMI normal dan BMI Tidak
Normal
Group Statistics
F 95% Confidence
Interval of the
Difference
Sig. (2- Mean Std. Error
antara rerata kadar HDL pada BMI normal dan BMI tidak normal dengan nilai
p=0,052 (p>0,05).
83
Data Perbandingan Rerata Rasio Kadar LDL/HDL pada BMI normal dan
BMI Tidak Normal
Group Statistics
F 95% Confidence
Interval of the
Difference
Sig. (2- Mean Std. Error
Equal variances
-4.236 67.892 .000 -.733343 .173112 -1.078793 -.387894
not assumed
antara rerata rasio kadar LDL/HDL pada BMI normal dan BMI tidak normal
Correlations
BMI LDL
N 70 70
N 70 70
Correlations
LDL Triceps
N 70 70
N 70 70
triceps skinfold thickness dan kadar LDL dengan nilai p=0,279 (p>0,05)
BMI HDL
**
Spearman's rho BMI Correlation Coefficient 1.000 -.479
N 70 70
**
HDL Correlation Coefficient -.479 1.000
N 70 70
kekuatan yang sedang antara BMI dan kadar HDL dengan nilai p=0,000 dan
r=-0,479
HDL Triceps
**
Spearman's rho HDL Correlation Coefficient 1.000 -.310
N 70 70
**
Triceps Correlation Coefficient -.310 1.000
N 70 70
kekuatan lemah antara triceps skinfold thickness dan kadar HDL dengan nilai
Data Korelasi Body Mass Index (BMI) terhadap Rasio Kadar LDL/HDL
Correlations
LDLperHDL BMI
**
LDLperHDL Pearson Correlation 1 .408
N 70 70
**
BMI Pearson Correlation .408 1
N 70 70
kekuatan yang sedang antara BMI dan rasio kadar LDL/HDL dengan nilai
LDLperHDL Triceps
**
Spearman's rho LDLperHDL Correlation Coefficient 1.000 .307
N 70 70
**
Triceps Correlation Coefficient .307 1.000
N 70 70
kekuatan lemah antara triceps skinfold thickness dan rasio kadar LDL/HDL
Diagram sebar korelasi triceps skinfold thickness terhadap rasio kadar LDL/HDL
BIOGRAFI PENULIS
90