Anda di halaman 1dari 6

ANALISI PADA PENERAPAN PERHITUNGAN PAJAK

PENGHASILAN PASAL 21
(studi kasus di PT. Maju Persada Energi)

Bani Akbar Khatami (1218218002)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PANCASILA

JAKARTA

2019
1. Definisi
1.1 Kode Etik
 Kode artinya pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam melakukan suatu
kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara sebagai
pedoman berperilaku dan berbudaya.
 Tujuan kode etik yaitu agar profesionalisme memberikan jasa sebaik-baiknya kepada
pemakai jasa atau nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang
tidak profesional.
 Kode etik profesi merupakan suatu tatanan etika yang telah disepakati oleh suatu
kelompok masyarakat tertentu. Kode etik umumnya termasuk dalam norma sosial,
namun bila ada kode etik yang memiliki sanksi maka termasuk dalam kategori norma
hukum yang didasari kesusilaan.

1.2 Akuntan Publik


 adalah seseorang akuntan yang telah memperoleh izin dari menteri keuangan untuk
memberikan jasa akuntan publik di Indonesia.
 Ketentuan mengenai akuntan publik di Indonesia diatur dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik dan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 443/KMK.01/2011 tentang Penetapan Institut Akuntan
Publik Indonesia sebagai Asosiasi Profesi Akuntan Publik Indonesia. Setiap akuntan
publik wajib menjadi anggota Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), asosiasi
profesi yang diakui oleh Pemerintah.

2. Kode Etik Profesi Akuntan Publik


Kode Etik Profesi Akuntan Publik (sebelumnya disebut Aturan Etika Kompartemen
Akuntan Publik) adalah aturan etika yang harus diterapkan oleh anggota Institut Akuntan
Publik Indonesia atau IAPI (sebelumnya Ikatan Akuntan Indonesia - Kompartemen Akuntan
Publik atau IAI-KAP) dan staf profesional (baik yang anggota IAPI maupun yang bukan
anggota IAPI) yang bekerja pada satu Kantor Akuntan Publik (KAP).
2.1.Prinsip Dasar Etika Profesi
Setiap Akuntan Publik atau CPA harus mematuhi prinsip dasar etika profesi berikut ini :
 Prinsip Integritas
Yaitu bersikap tegas dan jujur dalam semua hubungan professional dan hubungan
bisnis.
 Prinsip Objektivitas
Yaitu tidak membiarkan bias, benturan kepentingan, atau pengaruh yang tidak
semestinya dari pihak lain yang dapat memengaruhi pertimbangan professional atau
pertimbangan bisnis.
 Prinsip Kompetensi serta Sikap Kecermatan dan Kehati-hatian
Yaitu memiliki pengetahuan dan keahlian professional pada tingkat yang
diperlukan untuk memastikan bahwa klien akan menerima jasa professional yang
kompeten berdasarkan perkembangan praktik, peraturan, dan metode pelaksanaan
pekerjaan serta bertindak sungguh-sungguh dan sesuai dengan metode pelaksanaan
pekerjaan dan standar professional yang berlaku.
 Prinsip Kerahasiaan
Yaitu menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh sebagai hasil dan hubungan
professional dan hubungan bisnis dengan tidak mengungkapkan informasi tersebut
kepada pihak ketiga tanpa adanya persetujuan dari klien atau pemberi kerja kecuali
terdapat kewajiban hokum atau hak professional untuk mengungkapkan, serta tidak
menggunakan informasi tersebut untuk keuntungan pribadinya atau pihak ketiga.
 Prinsip Perilaku Profesional
Yaitu mematuhi peraturan perundangan-undangan yang berlaku dan menghindari
perilaku apa pun yang mengurangi kepercayaan kepada profesi.

2.2. Aturan Etika Profesi Akuntan Publik


2.2.1 Independensi, Integritas, Obyektivitas
Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus mempertahankan integritas dan
objektvitas, harus bebas dari benturan kepentingan (conflict of interst) dan tidak boleh
membiarkan faktor salah saji material (material misstatement) yang diketahui atau
mengalihkan (mensubordinasikan) pertimbangannya kepada pihak lain. Bersikap secara
independen baik fakta maupun independen penampilan.

2.2.2 Standar Umum dan Prinsip Akuntansi


 Kompetensi Profesional: anggota KAP hanya boleh melakukan pemberian jasa
professional yang secara layak (reasonable) diharapkan dapat diselesaikan dengan
kompetensi professional.
 Kecermatan dan keseksamaan professional: anggota KAP wajib melakukan
pemberian jasa professional dengan keseksamaan professional.

2.2.3 Tanggungjawab kepada Klien


 Informasi Klien yang Rahasia: anggota KAP tidak diperkenankan mengungkap
inforasi klien yang rahasia, tanpa persetujuan dari klien. Ketentuan ini tidak
dimaksudkan untuk :
a) Membebaskan anggota KAP dari kewajiban profesionalnya sesuai dengan
aturan etika kepatuhan terhadap standar dan prinsip-prinsip akuntansi.
b) Mempengaruhi kewajiban anggota KAP dengan cara apapun untuk mematuhi
peraturan perundang-undangan yang berlaku seperti panggilan resmi
penyidikan pejabat pengusut atau melarang kepatuhan anggota KAP terhadap
ketentuan peraturan yang berlaku
c) Melarang review praktik professional (review mutu) seorang anggita sesyau
dengan kewenangan IAI atau
d) Mengahalangi anggota dari pengajuan pengaduan keluhan atau pemberian
komentar atas penyidikan yang dilakukan oleh badan yang dibentuk IAPI
dalam rangka penegasan disiplin anggota.

2.2.4 Tanggungjawab kepada Rekan Seprofesi


Anggota wajib memelihara citra profesi, dengan tidak melakukan perkataan dan
perbuatan yang dapat meusak reputasi rekan seprofesi.
 Komunikasi antar akuntan publik, anggota wajib berkomunikasi tertulis dengan
akuntan publik pendahulu bila akan mengadakan perikatan (engagement) audit
menggantikan akuntan publik pendahulu atau untuk tahun buku yang sama ditunjuk
akuntan publik lain dengan jenis dan periode serta tujuan yang berlainan. Akuntan
publik pendahulu wajib menanggapi secara tertulis permintaan komunikasi dari
akuntan pengganti secara memadai.
 Perikatan Atestasi, akuntan publik tidak diperkenankan mengadakan perikatan
atestasi yang jenis atestasi dan periodenya sama dengan perikatan yang dilakukan
oleh akuntan yang lebih dahulu ditunjuk klien, kecuali apabila perikatan tersebut
dilaksanakan untuk memenuhi ketentuan perundang-undangan atau peraturan yang
dibuat oleh badan yang berwenang.
 Perbuatan dan Perkataan yang Mendiskreditkan. Anggota tidak diperkenankan
melakukan tindakan dan / atau mengucapkan perkataan yang mencemarkan profesi
 Iklan, Promosi, dan Kegiatan Pemasaran Lainnya. Anggota dalam menjalankan
praktik akuntan publik diperkenankan mencari klien melalui pemasangan iklan,
melakukan promosi pemasaran dan kegiatan pemasaran lainnya sepanjang tidak
merendahkan citra profesi.

2.2.5 Tanggungjawab dan Praktik Lain


 Komisi dan Fee Rujukan. Seorang anggota tidak akan demi komisi
merekomendasikan atau merujuk pada klien suatu produk atau jasa untuk dipasok
oleh seorang klien, menerima fee rujukan untuk merujuk jasa seorang CPA.

2.3.Ancaman terhadap Prinsip Dasar Etika Bisnis


a) Ancaman Kepentingan Pribadi, yaitu ancaman yang terkait dengan kepentingan
keuangan atau kepentingan lain yang akan mempengaruhi pertimbangan atau
perilaku Akuntan Profesional secara tidak layak.
b) Ancaman Telaah Pribadi, yaitu ancaman terjadi akibat dari Akuntan Profesional
tidak dapat sepenuhnya melakukan evaluasi atas pertimbangan yang dilakukan.
c) Ancaman Advokasi, yaitu ancaman terjadi Akuntan Profesional akan
mempromosikan posisi klien atau organisasi tempatnya bekerja sampai pada titik
yang dapat mengurangi objektivitas.
d) Ancaman Kedekatan, yaitu ancaman terjadi Akuntan Profesional terlalu bersimpati
dengan kepentingan klien/organisasi atau terlalu mudah menerima pekerjaan mereka
karena hubungan dekat dan berlangsung lama.
e) Ancaman Intimidasi, yaitu ancaman terjadi ketika AKuntan Profesional dihalangi
untuk bertindak objektif karena tekanan yang nyata dan dirasakan, termasuk upaya
memengaruhi Akuntan Profesional secara tidak sepantasnya.

2.4.Interpretasi Aturan Publik


Merupakan interpretasi yang dikeluarkan oleh Badan yang dibentuk oleh Himpunan
setelah memperhatikan tanggapan dari anggota, dan pihak-pihak berkepentingan lainnya,
sebagai panduan dalam penerapan Aturan Etika, tanpa dimaksudkan untuk membatasi
lingkup dan penerapannya.

2.5.Kewajiban Akuntan Publik (AP) & Kantor Akuntan Publik (KAP)


Kewajiban Akuntan Publik (AP) & Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah sebagai
berikut :
1. Bebas dari kecurangan.
2. Menjaga kerahasiaan informasi/data yang diperoleh.
3. Menjalankan PSPM04-2008 tentang Pernyataan Beragam (Omnibus Statement).
4. Standar Pengendalian Mutu (SPM) 2008 yang telah ditetapkan oleh Dewan.
5. Standar Profesional Akuntan Publik (DSPAP) Institut Akuntan Publik Indonesia
(IAPI).
6. Mempunyai staf / tenaga auditor yang profesional dan memiliki pengalaman yang
cukup.
7. Memiliki Kertas Kerja Audit (KKA) dan mendokumentasikannya dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai