PENDAHULUAN
Rawa adalah wadah air beserta air dan daya air yang terkandung di
dalamnya, tergenang secara terus menerus atau musiman, terbentuk secara alami
di lahan yang relatif datar atau cekung dengan endapan mineral atau gambut, dan
tersebut, rawa dikuasai oleh negara dan hal ini mengandung makna negara
menjamin hak setiap orang dalam pemanfaatan rawa sebagai sumberdaya air dan
menjadi dua, yaitu rawa pasang surut dan rawa lebak. Rawa pasang surut
merupakan rawa yang terletak di tepi pantai atau dekat pantai, di muara sungai
atau dekat muara sungai, dan tergenangi air yang dipengaruhi pasang surut air
laut, sedangkan rawa lebak merupakan rawa yang terletak jauh dari pantai dan
tergenangi air akibat luapan air sungai dan/atau air hujan yang menggenang secara
sebagai sumber penghidupan masyarakat, baik secara in-situ (di dalam perairan
rawa) maupun ex-situ (di luar perairan rawa). Perkembangan pemanfaatan rawa,
1
2
Kabupaten Klaten pada mulanya hanya dimanfaatkan sebagai sumber air irigasi
bagi lahan pertanian di wilayah Kecamatan Bayat dan Kecamatan Cawas, serta
memanfaatkan perairan rawa sebagai lahan budidaya ikan dalam karamba jaring
tancap (selanjutnya disebut jaring tancap) dan karamba jaring apung (selanjutnya
disebut jaring apung) serta kegiatan wisata kuliner warung apung. Di perairan
pada tahun 2011) berjumlah 525 orang dan tergabung dalam 13 kelompok petani
karamba, namun sampai dengan bulan Agustus 2012 masyarakat Desa Krakitan
yang telah mengusahakan budidaya ikan dengan jaring apung berjumlah 66 orang
lingkungan, yaitu:
3
1. lingkungan abiotik berupa penurunan kualitas air rawa, pendangkalan rawa dan
berkurangnya luasan perairan rawa, serta perubahan rawa menjadi daratan, dan
petani pemakai air dan pelaku usaha jaring tancap maupun warung apung
Klaten pada tahun 2010 mengajukan anggaran revitalisasi Rawa Jombor sebesar
tersebut selanjutnya dilakukan oleh Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo
(BBWSBS) secara bertahap sejak tahun 2011, yaitu menggunakan dana sebesar
Rp 12 milyar dan pada tahun 2012 sebesar 7 milyar. Revitalisasi Rawa Jombor
Mulai bulan Juni 2013 kegiatan revitalisasi Rawa Jombor dilaksanakan kembali
revitalisasi Rawa Jombor ternyata lebih besar dari Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Kabupaten Klaten tahun 2010 – 2012 seperti terlihat pada Tabel 1.1
Tabel 1.1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Klaten Tahun 2010 - 2012
No Tahun PAD
1 2010 Rp 61.743.899.429,-
2 2011 Rp 72.293.789.848,-
3 2012 Rp 80.222.210.544,-
Sumber: Bappeda Klaten 2013
Kabupaten Klaten tahun 2010 menurut Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
atas dasar harga konstan 2000 sebesar 19,61% seperti ditunjukkan Tabel 1.2.
Tabel 1.2 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Klaten Menurut Lapangan
Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2010 (Jutaan Rupiah)
berasal dari hasil budidaya ikan di kolam daratan, juga berasal dari hasil budidaya
dengan jaring tancap dan jaring apung, serta penangkapan ikan di Rawa Jombor.
memiliki hak dan kewajiban yang sama dan seluas-luasnya untuk berperan aktif
kerusakan lingkungan hidup. Fenomena yang banyak dijumpai saat ini terkait
kerugian dan penderitaan bagi masyarakat, yang dikenal dengan The tragedy of
sumberdaya akan habis terpakai. Hal tersebut telah dialami perairan Rawa
Jombor yang dianggap sebagai sumberdaya milik bersama, namun saat ini
Rawa Jombor tersebut dapat dicegah dengan beberapa upaya, di antaranya adalah
masyarakat melalui kegiatan budidaya ikan dengan jaring apung dan wisata
pemanfaatan rawa sebagai sumber penghidupannya. Hal ini menarik untuk dikaji
lebih mendalam.
tersebut. Hal tersebut mengharuskan Rawa Jombor dikelola dengan baik dan
rawa dapat berjalan secara berkelanjutan. Melihat arti pentingnya Rawa Jombor
bagi masyarakat, khususnya yang memanfaatkan rawa sebagai lahan usaha, maka
pelestarian rawa.
7
Rawa Jombor sehingga dapat berfungsi kembali seperti kondisi semula, namun
program tersebut tidak akan berjalan dengan baik jika tidak didukung peranserta
maupun secara khusus penelitian tentang Rawa Jombor telah banyak dilakukan
oleh para peneliti terdahulu, seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 1.3. Penelitian-
sebelumnya. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
NAMA,
NO JUDUL TUJUAN METODE HASIL
TAHUN
1 Abdillah, Pengelolaan 1. Mengindentifikasi Survei 1. Terjadi kerusakan pesisir
2006 Mangrove Berbasis permasalahan lingkungan karena faktor alam dan
Masyarakat di dan pengaruhnya pada manusia
Kabupaten Tanah ekosistem mangrove 2. Tingkat partisipasi
Bumbu, Propinsi 2. Mengetahui tingkat masyarakat dalam
Kalimantan Selatan partisipasi masyarakat dan pengelolaan mangrove
kebijakan pemerintah tergolong sedang
dalam pengelolaan 3. Pemerintah membuat
mangrove progam konservasi dan
3. Mengetahui bentuk konsep kelompok pemerhati
ko-manajemen pengelolaan mangrove, sedangkan
mangrove antara proses perencanaan
masyarakat dan pemerintah rehabilitasi bersifat top
down (peran pemerintah
masih dominan)
Rawa Jombor,
Jombor, dan
Lingkungan terutama dalam kajian pemanfaatan dan pelestarian rawa, dan dapat
rawa,