Dosen Pengampu:
Oleh
1. Firdasari Khoirun Nisa (180210301018)
2. Kholisatul Mar’ah (180210301019)
3. Arifsh Wafda Nadiyya (180210301030)
4. Alfina Diyan Khumairoh (180210301043)
5. Adhelia Sashabila Putri (180210301045)
6. Anis Irma Masyitoh (180810301095)
7. Dewi Indriani Putri Gunadi (180110201093)
8. Nabila Taufiq Baswedan (180903101047)
9. Devi Widya Prawesti (180903101055)
10. Azriel Enrico A. (180903101037)
UNIVERSITAS JEMBER
2019
NB: Tidak mengikuti kegiatan observasi maupun berkonstribusi dalam pembuatan
makalah dan PPT.
2
Abstrak
Indonesia merupakan negara dengan angka kemiskinan yang cukup tinggi, hal ini dibuktikan
dengan terus menaiknya grafik kemiskinan dari tahun-ketahun. Berbagai cara telah dilakukan oleh
pemerintah untuk menekan angka kemiskinan ini, namun kasus kemiskinan di Indonesia masih
tetap saja marak. Salah satu penyebab kasus kemiskinan di Indonesia tidak bisa ditekan adalah
kurangnya lapangan pekerjaan yang tidak sesuai dengan banyaknya pencari kerja, persaingan yang
cukup ketat membuat seseorang yang tidak memiliki kemampuan yang memadai menjadi
tersingkir sehingga tida mendapatkan pekerjaan yang ia inginkan, selain itu bantuan dari
pemerintah yang tidak terealisasikan dengan baik menjadi penyebabnya. Banyak bantuan berupa
uang ataupun sembako tidak jatuh kepada orang yang tepat melainkan digunakan oleh pihak-pihak
yang tamak akan materi. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui bagaimana
masyarakat kurang mampu membiayai hidupnya, (2) Untuk mengukur seberapa besar angka
kemiskinan di daerah tersebut, (3) Untuk dan apa saja kendala mereka dalam mencari nafkah.
Kata Kunci: Kemiskinan, Masyarakat.
PENDAHULUAN
memiliki dua orang adik yang masih mencukupi kebutuhan hidupnya. Sabrini
bersekolah di TK dan satu adik lainnya masih menjadi pengamen dengan usia yang masih
belum bersekolah. Zainal menjadi pengamen belia, ia rela menyisihakan waktu
tidak sendiri, ia mengamen bersama Ibu dan bermainnnya dengan mengamen bersama ibu
Adiknya. Zainal menjadi pengamen atas dasar dan kakaknya yang bernama Zainal.
kebutuhan yang setiap harinya tidak tercukupi Penghasilan yang diperoleh dari
dengan baik. Maka dari itu, Zainal menjadi mengamennya, juga tak jauh sama dengan
pengamen demi membantu kebutuhan orang penghasilan yang diperoleh kakanya Zainal.
tua dan adik- adiknya. Penghasilan yang Penghasilan yang diperoleh Sabrini berkisar
diperoleh dari pengamen berkisar Rp. 50.000- Rp. 50.000-60.000 per hari. Penghasilan yang
60.000. Penghasilan tersebut digunakan untuk diperoleh ini digunakan untuk membantu
mencukupi kebutuhannya sekolah dan orang tuanya dalam mencukupi kebutuhan
sebagian ditabung untuk masa depannya. hidupnya dan sebagian penghasilannya
Zainal menceritakan kepada kami bahwa ditabung untuk membeli kendaraan yakni
selain ia mengamen, ia juga giat belajar. Ayah sepeda motor untuk orang tuanya. Tentunya
Zainal bekerja sebagai servis barang elektronik kisah hidup dari Sabrini ini dapat menjadi
di rumahnya yang terletak di Kemuning, contoh bagi kita semua, bahwa kita harus
Arjasa. Namun selain bekerja sebagai servis senantiasa bersyukur kepada Allah SWT.
barang elektronik, ayah Zainal menjadi
seorang pengamen juga di pasar Tanjung pada Narasumber IV
malam hari. Nama : Ibu Nur
Alamat : Sumberwenang, kecamatan Pakusari
Narasumber III Status : telah menikah
Nama : Sabrini Umur : 59
Alamt : Desa kemuning, Kabupaten Arjasa Ibu Nur merupakan seorang perempuan paruh
Status : Siswi TK di Kemuning Arjasa baya yang menjadi pengemis di sekitar Jalan
Umur : 6 tahun Kalimantan dan sekitar lingkungan Universitas
Sabrini merupakan perempuan yang menjadi Jember. Ibu Nur berangkat dari rumahnya
pengamen di Jalan Kalimantan dan sekitar yang terletak di Kecamatan Pakusari dengan
lingkungan Universitas Jember. Sabrini berjalan kaki. Ibu Nur mengemis dari pagi hari
merupakan adik kandung dari Zainal, ia hingga sore hari. Ibu Nur menjadi pengemis
memiliki seorang orang tua yang menjadi karena desakan untuk mencukupi kebutuhan
pengamen juga. Sabrini berangkat dari hidupnya. Ibu Nur memiliki 3 orang anak,
rumahnya menuju ke Jalan Kalimantan dengan yang masing-masing anaknya tidak tinggal
menggunakan angkutan umum yakni lin. bersama Ibu Nur. Dimana anak dari Ibu Nur
Sabrini menjadi pengamen dengan tujuan ini merantau di Pulau Bali dengan menjadi
membantu kedua orang tuanya daam pemulung. Tentunya kondisi inilah yang
6
menjadi alasan Ibu Nur untuk menjadi diberikan Allah SWT kepada kita.
pengemis. Ibu Nur menceritakan kepada kami
bahwa ia tidak pernah menerima bantuan BLT,
Ibu Nur hanya mendapatkan bantuan berupa
beras 10 kg per bulan.
PENUTUP
Narasumber V Permasalahan kemiskinan di negara
Nama : Bapak Aziz berkembang sudah menjadi hal yang tidak
asing lagi. Kurangnya pemerataan pendapatan
Alamat : Jalan Kalimantan I, Tegal Boto
merupakan salah satu faktor penyebab
Status : sudah menikah terjadinya kemiskinan. Kemiskinan itu sendiri
Umur : 78 tahun dapat diartikan sebagai kondisi
ketidakmampuan dalam mencukupi kebutuhan
Bapak Aziz merupakan seorang bapak tua
pokok sehingga kurang mampu untuk
yang bekerja sebagai pengayuh becak. Ia menjamin kelangsungan hidup. Dalam hal ini
memiliki 3 orang anak dan 12 cucu. tentu berdampak pada keheidupan seseorang
yang termasuk dalam kategori miskin. Seperti
Penghasilan Bapak Aziz dalam mengayuh
tidak tercukupinya standar gizi minimal, tidak
becak berkisar Rp. 10.000-15.000. Namun tercukupinya aspek pendidikan, dan lain
Bapak Aziz menceritakan kepada kami bahwa sebagainya.
ia pernah mendapatkan Rp. 5000 per hari Seperti dalam laporan ini telah
diketahui bahwa kemiskinan menjadikan
bahkan Rp. 1.500. Ia menceritakan kepada seseorang untuk bekerja dengan
kami bahwa penghasilan tukang becak dari mengandalkan belas kasihan dari orang lain
tahun ketahun mengalami penurunan yang yaitu dengan menjadi pengemis. Sebenarnya
pengemis bukanlah suatu pekerjaan. Karena
drastis. Hal ini diakibatkan oleh banyaknya
dengan mengemis tentu tidak adanya
tukang ojek online yang menghilangkan peran ketetapan pendapatan setiap harinya dan tidak
tukang becak. Dalam mencukupi kebutuhan terikat oleh peraturan dan kesepakatan.
Banyak pengemis yang menjadikan
hidupnya setiap hari, bapak Aziz hanya
pemenuhan kebutuhan sehari-hari sebagai
bertumpu dari perolehan mengayuh becak. alasan ia menjadi pengemis. Mirisnya
Tentunya dalam memenuhi kehidupan sehari- terkadang sering kita jumpai pengemis-
pengemis yang masih anak-anak. Tentu ini
harinya tidak cukup, tetapi anak dari Bapak
merupakan suatu permasalahan, dimana anak-
Aziz ini memberikan uang untuk membantu anak yang seharusnya fokus sekolah malah
pemenuhan kehidupan sehari-hari. Ditengah disibukkan dengan mengemis di jalanan.
keadaan yang serba kekurangan ini, Bapak Melihat kondisi seperti ini,
seharusnya, pemerataan pendapatan di Negara
Aziz tetap menunjukkan rasa syukur kepada
Indonesia, khususnya di Kabupaten Jember
Allah SWT dan semangat dalam hidupnya. perlu ditingkatkan lagi dan memperhatikan
Bapak Aziz tidak pernah menyerah dalam penyaluran atau pendistribusian bantuan dari
pemerintah kepada mereka yang berhak
menjalani hidup, tentunya hal ini dapat
mendapatkannya.
memberi kita kisah dan pelajaran bahwa kita
harus bersyukur dengan apa yang telah
7
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR PUSTAKA