Anda di halaman 1dari 13

A.

Komponen Sistem Informasi


Komponen dalam membangun Sebuah Sìstem Informasi Puskesmas:
1. Komitmen
a. Keinginan bekerja sama (Lintas Program dan Instansi)
dibutuhkannya kerjasama antar lintas program dan instansi untuk saling
mempermudah pengaksesan data
b. Keinginan memberi yg terbaik
dibuatnya sistem manajemen ini adalah untuk memfasilitasi tenaga medis
untuk memberikan kemudahan dalam pelayanan kepada pasien. Sehingga
tenaga medis perlu menyadari bahwa tenaga medis harus memberikan
pelayanan yang terbaik bagi pasien
c. Keinginan untuk melakukan kesinambungan
pengunaan sistem komputerisasi ini harus berjalan berkesinambungan agar
semakin meningkatkan mutu pelayanan
d. Peran serta aktif dari Pimpinan dan staf
peran aktif dari pimpinan dan staf sangat dibutuhkan. Karena, penggunaan
sistem ini membutuhkan tenaga manusia untuk menjalankannya. Pengguna
juga harus terlebih dahulu mengerti dalam menjalankan sistem tersebut.
2. Media (Formulir / Hardware/Software)
Memberi pemahaman dari kebiasaan penggunaan formulir manual ke software
perlu dilakukan
3. Sumber Daya Manusia
Karena sistem komputerisasi menggunakan bahasa internasional, sehingga
perlunya pengguna diberikan pelatihan penggunaan sistem komputerisasi
4. Organisasi
Pembuatan sruktur kerja didalam pembagian tugas dan tanggung jawab terhadap
masing-masing bidang harus dilakukan agar mempermudah pekerjaan
5. Sarana / Prasarana
Terpenuhinya sarana dan prasarana dalam penggunaan sistem manajemen
puskesmas sangat penting. Sehingga akan tercipta sistem manajemen yang utuh,
mudah dan cepat
6. Dana
Biaya pengembangan sistem informasi tergantung dari banyaknya puskesmas di
tingkat kabupaten beserta kelengkapan fasilitas dari program aplikasi untuk
tingkat kabupaten.

1. Program-Program Simpus
Fitur unggulan yang terdapat dalam simpus ini antara lain:
1. Metode waterfall dengan alat perancangan ERD (Entity Relationship
Diagram) dan LRS (Logical Record Structure).
a. Entity Relationship Diagram (ERD)
b. Logical Relational Structure (LRS)
c. Hasil Logical Relational Structure (LRS)
1. Halaman Login Admin
Admin harus melakukan login terlebihdahulu untuk dapat mengelolah dan
mengubah data didalam halaman admin.

2. Halaman Admin
Halaman admin disini berfungsi untuk mengelola dan mengubah data obat, data
dokter, data ruangan, data petugas, rekam medis dan laporan – laporan transaksi
yang terjadi pada proses berjalannya sistem rekam medis hingga cetak resep untuk
pasien.
3. Halaman Pengunjung
Halaman pengunjung disini adalah halaman untuk pengunjung web yang belum
menjadi pasien dimana pengunjung tersebut dapat melihat jadwal dokter dan
informasi terkait puskesmas. Adapun halaman ini memungkinkan pengujung
tersebut melakukan pendaftaran sebagai pasien.

4. Halaman Tambah Data Obat


Halaman tambah data obat disini ialah halaman yang dikelola oleh admin, dimana
admin dapat menambah suatu data obat baru guna menambah stok obat yang baru.
5. Halaman Pasien

6. Halaman Daftar Pasien


Pada Halaman ini bagi pengunjung yang belum terdaftar sebagai pasien, dapat
mendaftar sebagai pasien baru dengan mengisi tiap kolom yang disediakan.
7. Halaman Tambah Jadwal Dokter
Halaman tambah jadwal dokter disini ialah sebagai inputan jadwal dokter dimana
admin melakukan pengiputan nama dokter dan nama ruangan yang digunakan
serta hari, jam awal dan akhir praktek dokter. Kemudian data tersebut akan
tersimpan kedalam database dan akan tampil ke halaman pasien di antar muka
jadwal dokter.

8. Halaman Rekam Medis


Halaman rekam medis disini ialah sebagai transaksi dimana admin atau petugas
melakukan pengiputan nama dokter dan pasien serta hasil diagnosa dokter dan
juga obat – obatan yang akan di input kedalam nota resep.
9. Halaman Jadwal Dokter
Pada halaman ini pengunjung dan pasien melihat jadwal dokter yang sedang
bertugas pada puskesmas berserta jam praktek dan ruangannya dan juga dapat
melakukan reservasi kepada dokter yang dituju. Jika melakukan ambil nomor
antrian hanya pasien yang dapat melakukan pengambilan nomor dan pengunjung
akan di arahkan ke halaman pendaftaran pasien.

10. Halaman Cetak Nomor Urut Pasien


Pada halaman ini pasien mencetak nomor urut yang akan dibawa ke puskesmas
untuk berobat kepuskesmas. Di halaman cetak nomor urut pasien akan tercetak
nama pasien yang akan berobat, nama dokter, nama ruangan, tanggal buka praktek
dan jam prakter dokter.
2. Manfaat yang diperoleh dari Penggunaan SIMPUS
Manfaat yang diterima bagi kedokteran mauun pasien dalam sistem ini antara
lain:
Bagi dokter:
1. Mempermudah pekerjaan dokter dalam menyusun arsip-arsip kesehatan.
2. Tidak mengeluarkan biaya kertas dalam peyimpanan data.
3. Tidak memerlukan biaya banyak dalam menggunaan SDM karena hanya
beberapa saja yang diggunakan untuk membantu memberikan pelayanan
kepada masyarakat.
4. Tidak membuang waktu yang cukup banyak bagi para penyelenggara
kesehatan ditingkat puskesmas.
5. Proses regristasi yang cepat dan mudah
Bagi pasien:
1. Regristrasi yang cepat sehingga masalah pasien cepat diobati
2. Kesehatan pasien cepat teratasi
3. Tidak perlu membawa kartu banyak dalam merasakan pelaanan setiap
berobat di puskesmas yang sama dan beda karena arsip kesehatan pasien
yang sudah ada disana.
4. Kepuasan dan harapan pasien terpenuhi sebesar-besarnya.
Bagi pemerintah:
1. membantu menyelesaikan masalah kesehatan ditingkat daerah teratasi dan
mengakibatkan keberhasilan dalam mengatasi masalah kesehatan ini.
2. mendorong keberhasilan dalam suatu keputusan pemerintah dan
mengguranggi permasalahan dalam negara.
3. Kendala –Kendala Puskesmas
Kendala kendala yang dialami puskesmas saat menggunakan
SIMPUS ini antara lain:
a. Kendala di bidang Infrastruktur.
Banyak puskesmas yang hanya memiliki satu atau dua komputer,
dan biasanya untuk pemakaian sehari-hari di puskesmas sudah kurang
mencukupi. Sudah mulai banyak pelaporan-pelaporan yang harus ditulis
dengan komputer. Komputer lebih berfungsi sebagai pengganti mesin
ketik semata. Selain itu kendala dari sisi sumber daya listrik juga sering
menjadi masalah. Puskesmas di daerah-daerah tertentu sudah biasa
menjalani pemadaman listrik rutin sehingga pengoperasian komputer
menjadi terganggu. Dari segi keamanan, banyak gedung puskesmas yang
kurang aman, sering terjadi puskesmas kehilangan perangkat komputer.
b. Kendala di bidang Manajemen
Masih jarang sekali ditemukan satu orang staf atau petugas atau
bahkan unit kerja yang khusus menangani bidang data/komputerisasi. Hal
ini dijumpai dari tingkat puskesmas ataupun tingkat dinas kesehatan di
kabupaten/kota.
Pada kondisi seperti ini nantinya akan menjadi masalah untuk menentukan
siapa yang bertanggung jawab atas data-data yang akan ada, baik dari segi
pengolahan dan pemeliharaan data, maupun dari segi koordinasi antar
bagian.
c. Kendala di bidang Sumber Daya Manusia
Kendala di bidang SDM ini yang paling sering ditemui di
puskesmas. Banyak staf puskesmas yang belum maksimal dalam
mengoperasikan komputer. Biasanya kemampuan operasional komputer
didapat secara belajar mandiri, sehingga tidak maksimal. Belum lagi
dengan pemakaian komputer oleh staf yang kadang-kadang tidak pada
fungsi yang sebenarnya.
4. Upaya Pencegahan Kesalahan
Upaya- upaya yang diggunakan untuk menggurangi penggunaan simpus
antara lain:
1. Pembekalan ilmu keterampilan ditiap-tiap puskesmas terutama puskesmas
karena kurangnya keahlian dalaman penggunaan program ini membuat
kendala bagi berlangsungnya program ini. Sehingga perlu didaya gunakan
kursus/ pelatihan dalam penggunaan program simpus ini.
2. Diberlakukannya waktu-waktu kerja bagi para penyelengara pelayanan
kesehatan ini. Karena sering adanya regristrasi yang selalu berlangsung ini
tanpa adanya waktu untuk merangkap jadi satu arsip sehingga terjadinya
percampuran arsip-arisp lainnya dan membuat program kacau sehinga perlu
adanya penggunaan waktu yang seefisien mungkin.
3. Peletakkan petugas-petugas khusus palam setiap hal. Hal ini berguna
memperkecil masalah pelaporan berkas tentang kesehatan dipukesmas dan
daftar kunjungan pasien beberapa hari ini.
4. Pemberian dana dari pemerintah pusat kepada tiap-tiap puskesmas yang ada
disekeliling masyarakat. Hal ini dikarenakan memecahkan masalah yang
dialami oleh puskesmas dalam faktor ekonomi. Sehingga fasilitas yang ada
dapat dirasakan dan membuat kesehata masyarakat semakin meningkat.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
SIMPUS adalah Sistem manajemen yang digunakaan untuk
memperbantukan tugas suatu penyelenggara kenyamanan yaitu kedokteran kepada
para pasien yang ingin berobat ke suatu organisasi yaitu organisasi puskesmas.
Dalam organisasi ini suatu badan tidak berjalan sesuai harapan karena
sistem baru ini sulit dkendalikan atau diggunakan bagi istansi puskemas dan di
suatu istansi ini memiliki kekurangan SDM dalam mengolah aplikasi ini dan
mengalami kendala dalama proses pembiayaan. Aplikasi yang terdapat dalam
sistem ini cukup banyak jika SDM dalam istasi puskesmas ini menggunakan
semaksimal mungkin dan didorong dengan pembiayaan yang cukup pasti akan
mengalami peningkatan dalam pelayaanan ini. Dan akan bermanfaat bagi
pemerintah dalam menangani masalah kesehatan yang ada di suatu daerah atau
suatu lingkup negara.
Dari hal ini perlu adanya suatu tata cara atau pembekalan mengenai
menggunakan suatu sistem ini kepada SDM yang ada di suatu instasi atau
organisasi puskesmas selain itu adanya campur tangan pemerintah dalam
perizinan menggunakan suatu sistem ini dan memberikan biaya kepada setiap
puskesmas yang ada di seluruh Indonesia terutama puskesmas yang ada didaerah-
daerah terpenting.

B. Saran
Dari makalah yang telah disajikan perlu adanya kerjasama antara instasi
public dengan istansi pemerintah dalam menyelesaikan asalah kesehatan yang
mengakibatkan suatu negara kurang atau tidak dapat maju-maju yang berakibat
juka bagi faktor faktor lain.
DAFTAR PUSTAKA

Jenise Sundari. 2016. ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ijse/article/view/665


IJSE Vol.2 No.1.
Aplikasi simkes. 2011. https://aplikasisimkes.wordpress.com/2011/01/18/aplikasi-
sistem-informasi-manajemen-puskesmas-simpus/. Dikutip tanggal 23
Agustus 2017 pukul 19.25
http://www.digital-sense.net/simpus Dikutip tanggal 23 Agustus 2017 pukul 19.45

Anda mungkin juga menyukai