Anda di halaman 1dari 54

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SWAMEDIKASI DENGAN


POLA PENGGUNAAN OBAT PADA MASYARAKAT DUSUN
KENARAN, SUMBERHARJO, PRAMBANAN, SLEMAN, YOGYAKARTA

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi

Oleh:
Linda Asnasari
NIM: 148114031

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SWAMEDIKASI DENGAN


POLA PENGGUNAAN OBAT PADA MASYARAKAT DUSUN
KENARAN, SUMBERHARJO, PRAMBANAN, SLEMAN, YOGYAKARTA

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi

Oleh:
Linda Asnasari
NIM: 148114031

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Halaman Persembahan

“Jangan berpura-pura tidak melihatnya, jangan menghindarinya, hadapi dengan


ikhlas”
(Sa Jin Jin)

“Menjadi dewasa adalah untuk mengambil tanggung jawab terhadap kekacauan


yang dibuat”
(Yeon Woo Jin)

Karya ini kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus yang selalu mendampingi setiap perjuanganku mencapai puncak ini

Kedua orang tuaku tercinta, Bansir dan Mariana yang selalu menyemangati

Kakakku tersayang, Meri Rosari yang selalu sabar dan memotivasi kerja kerasku

Petrus Febrian Widihantoro yang selalu mendukung setiap langkahku

Keluarga yang selalu mendoakanku

Sahabat-sahabat yang selalu ada untukku

Almamater yang kubanggakan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmat
yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Hubungan Pengetahuan dengan Pola Penggunaan Obat pada Masyarakat Dusun
Kenaran, Sumberharjo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta”. Penulisan skripsi ini
merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh untuk memperoleh gelar Sarjana
Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan
baik atas bantuan dan dukungan berbagai pihak. Maka dari itu, penulis
mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma dan sebagai Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran serta kesabaran untuk mendampingi,
mengarahkan, dan memberi saran kepada penulis dalam penyusunan skripsi.
2. Ibu Putu Dyana Christasani, M.Sc., Apt. dan Bapak Dr. Yosef Wijoyo, Apt.
selaku Dosen Penguji yang telah memberikan arahan dan saran yang berharga
sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.
3. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran
Universitas Duta Wacana yang telah memberikan Etichal Clearance sebagai
persetujuan pelaksanaan penelitian ini.
4. Bapak Rohani selaku Dukuh Dusun Kenaran yang telah berbaik hati
memberikan ijin dan membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian ini.
5. Masyarakat Dusun Kenaran, Sumberharjo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta
yang telah berpartisipasi dengan baik dalam penelitian ini.
6. Kepada seluruh Dosen Fakultas Farmasi Sanata Dharma yang telah
memberikan banyak ilmu kepada penulis selama perkuliahan.
7. Keluarga tercinta, Bapak Bansir, Ibu Mariana, Meri Rosari dan keluarga
besarku yang selalu mendoakan, memberi semangat, mendukung, memotivasi,
serta menyayangiku dengan penuh kasih sehingga mampu sampai pada tahap
ini.

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8. Petrus Febrian Widihantoro atas dukungan, doa, kasih sayang, bantuan, dan
semangat selama kuliah dan penelitian ini.
9. Sahabat-sahabat Seventossa Hani Harisantia, Sandi Grace, Vera Nanda,
Melisa, Yuliana, dan Veronica Apriliani untuk setiap bantuan, perhatian, dan
kebersamaan yang diberikan.
10. Teman-teman kontrakan GIYAT, Meri Rosari, Ebby, Natalia Angelina, dan
Domina Ravika Dosinta yang menemani dan membantu selama proses
pembuatan skripsi.
11. Teman-teman Elma’s Room, Eleonora Liquori Mentari Rambu, Theodorus
Garry Putra Gana, dan Meilina Rikatetri, yang berjuang dan belajar bersama
selama perkuliahan.
12. Teman Wacana, Arini Safti Sandrapitaloka dan Adityo Kristanto yang
memberikan warna dan kebahagian dalam menjalani hidup ini.
13. Teman-temanku Fransisca, Eko Aprilianto, Bella Anggelina, dan Sesilia
Effendi yang bersedia menjawab semua pertanyaan yang diajukan untuk
membantu selama perkuliahan dan penyusunan skripsi hingga akhir.
14. Teman-teman kelas FSM A 2014 dan angkatan FSM 2014 untuk dinamika
selama masa perkuliahan ini.
15. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini dan tidak dapat
disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan
karena keterbatasan yang dimiliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran dari semua pihak. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat berguna bagi
pembaca dan atas perhatiannya, penulis mengucapkan terimakasih.

Yogyakarta, 5 Desember 2017


Penulis

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iiii
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .......................................... vi
PRAKATA ........................................................................................................ vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .............................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xii
ABSTRAK ....................................................................................................... xiiii
ABSTRACT ...................................................................................................... xiv
PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
METODE PENELITIAN ................................................................................... 2
HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 6
KESIMPULAN .................................................................................................. 16
SARAN .............................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 19
LAMPIRAN ....................................................................................................... 22
BIOGRAFI PENULIS ....................................................................................... 39

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel I. Interval nilai korelasi dan kekuatan hubungan ................................. 6


Tabel II. Karakteristik responden ..................................................................... 7
Tabel III. Persentase pola penggunaan obat ..................................................... 10
Tabel IV. Distribusi tingkat pengetahuan responden tentang swamedikasi ..... 14
Tabel V. Nilai Rank Spearman dan signifikansi untuk hubungan tingkat
pengetahuan dengan pola penggunaan obat (ordinal-ordinal) ........... 14
Tabel VI. Nilai Koefisien Korelasi Theta dan signifikansi untuk hubungan
tingkat pengetahuan dengan pola penggunaan obat (ordinal-ordinal) 16

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Persentase responden mendengar istilah swamedikasi .................... 9

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat ijin Penelitian …………………………………..................... 23


Lampiran 2. Ethical Clearance …………………………………........................ 24
Lampiran 3. Surat Keterangan Lisensi SPSS………………………………….... 25
Lampiran 4. Lembar Penjelasan Penelitian kepada Responden …….................. 26
Lampiran 5. Inform Consent ………………………………………………........ 28
Lampiran 6. Kuisioner ………………………………………………................. 30
Lampiran 7. Nilai uji reliabilitas …………………………………...................... 36
Lampiran 8. Nilai uji Rank Spearman …………………………………............. 37
Lampiran 9. Nilai uji Koefisien Korelasi Theta………………………………… 38

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK
Swamedikasi merupakan bagian dari upaya yang dilakukan seseorang
untuk menjaga kesehatan diri sendiri menggunakan obat-obatan yang diperoleh atas
inisiatif sendiri atau tanpa konsultasi medis yang berkaitan dengan indikasi, dosis,
dan lama penggunaan obat. Kegiatan swamedikasi memiliki beberapa keuntungan
dan risiko. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan pengetahuan
tentang swamedikasi dengan pola penggunaan obat pada masyarakat dusun
Kenaran, Sumberharjo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan
menggunakan rancangan cross sectional. Teknik pengambilan sampel dilakukan
menggunakan metode non random sampling, dimana responden yang berusia ≥ 18
tahun dipilih secara accidental sampling. Pengambilan data dilakukan melalui
pengisian kuisioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Data karakteristik
responden dianalisis dengan statistik deskriptif dalam bentuk persentase dan
ditampilkan menggunakan diagram dan tabel, sedangkan data analitik dianalisis
dengan uji Koefisien Korelasi Theta dan Rank Spearman.
Responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini sebanyak 88
responden. Sebesar 64% responden memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi.
Terdapat hubungan yang tidak signifikan dan sangat lemah atau rendah sekali
antara tingkat pengetahuan dengan masing-masing pola penggunaan obat yang
meliputi frekuensi swamedikasi, tempat pembelian obat, jarak pembelian, obat
yang digunakan, harga obat dan sumber informasi obat.

Kata kunci: swamedikasi, pengetahuan, pola penggunaan obat.

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
Self-medication is one of the effort by someone to maintaining their health
using the medicine, based on self initiative or without medical consultation. Self-
medication has some benefits and some risks. This research purpose to identified
the relation of the knowledge about self-medication with the pattern of drug use in
Kenaran village, Sumberharjo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta.
This research was designed analytic cross sectional observational. The
technique in collected sample was using method of non random sampling, which
was the respondents were above 18 years old, chosen by accidental sampling. The
data collected using the questioners that the validity and the reliability has been
tested. Characteristics the respondents analyze in statistics descriptive in the form
of percentages and present by diagram and tables, while analytical data analyze
with Rank Spearman and Correlation Coefficient Theta.
There were 88 respondents participated in this research. Around 64%
respondents have great knowledge. There was no significant correlation and very
weak or very low correlation between the knowledge and the pattern of drugs that
been consumed, the place of buying the drugs, distance, types of the drugs, price of
the drugs and the sources of informations.

Key words: Self-medication, knowledge, patterns of drug uses.

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENDAHULUAN
Swamedikasi adalah penggunaan obat-obatan oleh seseorang untuk
mengobati segala keluhan ringan pada diri sendiri atas inisiatif sendiri atau tanpa
konsultasi medis yang berkaitan dengan indikasi, dosis, dan lama penggunaan
(Agabna, 2014). Di Indonesia, pengobatan dapat dilakukan secara mandiri
menggunakan obat tradisional dan obat konvensional baik dari golongan obat bebas
maupun obat bebas terbatas. Keuntungan dari swamedikasi salah satunya yaitu
mengurangi beban pelayanan medis dan obat untuk mengatasi keluhan-keluhan
ringan, sering kali sudah tersedia di rumah. Disisi lain, terdapat risiko dari
swamedikasi yaitu gejala tersamarkan dan tidak dikenali yang sebenarnya
merupakan penyakit serius serta risiko efek samping dari pemakaian obat yang
kurang tepat (Tan dan Rahardja, 2010).
Pada tahun 2014, persentase masyarakat Indonesia yang melakukan
swamedikasi menggunakan obat konvensional/sintetik selama satu bulan terakhir
yaitu sebesar 90,54% dan di Provinsi Yogyakarta sebesar 84,51% (BPS, 2014).
Kecenderungan swamedikasi yang masih tinggi dipengaruhi beberapa faktor,
diantaranya persepsi masyarakat tentang penyakit ringan, harga obat yang lebih
terjangkau, serta kepraktisan dalam penggunaan obat-obat yang dapat digunakan
untuk mengatasi penyakit ringan dengan penanganan sendiri menggunakan obat-
obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter. Faktor yang sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan terapi swamedikasi pasien yaitu perilaku swamedikasi dikalangan
masyarakat (Rikomah, 2016).
Pengetahuan merupakan salah satu faktor predisposisi yang sangat penting
dalam mempengaruhi terbentuknya perilaku seseorang. Pengetahuan dapat
diperoleh seseorang secara alami atau diintervensi baik secara langsung maupun
tidak langsung. Pada umumnya, pengetahuan memiliki kemampuan prediktif
terhadap sesuatu sebagai hasil pengenalan atas suatu pola (Pratiwi, 2014). Dalam
BPOM (2016), data riset dari Suryawati, menunjukkan bahwa skor pengetahuan
masyarakat Indonesia dalam menggunakan obat adalah 3,5 – 6,3 dari skala 0-10.
Data tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat Indonesia dalam
menggunakan obat masih tergolong rendah sampai sedang.

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lokasi penelitian di Dusun Kenaran, Desa Sumberharjo tidak terlalu jauh


dari jalan raya Prambanan – Piyungan, kira-kira masuk sejauh 4 km ke arah timur,
dimana untuk mencapainya harus melalui jalan kecil yang membelah kawasan
persawahan. Masyarakat Dusun Kenaran cenderung melakukan swamedikasi
karena pelayanan kesehatan seperti apotek, puskesmas, rumah sakit, praktek dokter
berada diluar Desa Sumberharjo yang letaknya relatif cukup jauh dari Dusun
Kenaran. Hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti mengungkapkan bahwa
masyarakat Dusun Kenaran melakukan swamedikasi sebagai pilihan utama untuk
mengatasi masalah kesehatannya. Belum memadainya jumlah tempat pelayanan
kesehatan di Dusun Kenaran, menjadi peluang bagi masyarakat untuk melakukan
swamedikasi menggunakan obat tanpa resep yang diperoleh di warung-warung
biasa. Dalam Kristina, Prabandari, dan Sudjaswadi (2008), Supardi dan
Notosiswoyo menyatakan bahwa pengetahuan swamedikasi umumnya relatif
rendah dan kesadaran masyarakat untuk membaca label pada kemasan obat juga
masih kecil.
Berdasarkan hal di atas, perlu dilakukan penelitian hubungan pengetahuan
tentang swamedikasi dengan pola penggunaan obat pada masyarakat Dusun
Kenaran, Sumberharjo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta. Penelitian ini berfokus
pada kalangan masyarakat rural/pedesaan, dimana Dusun Kenaran termasuk daerah
pedesaan. Penelitian ini terkait dengan belum pernah ada penelitian sejenis pada
masyarakat Dusun Kenaran, sehingga menarik untuk dijadikan subjek penelitian.
Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi
tentang hubungan antara pengetahuan tentang swamedikasi dengan pola
penggunaan obat pada masyarakat Dusun Kenaran, Sumberharjo, Prambanan,
Sleman, Yogyakarta. Hipotesis penelitian ini adalah tedapat hubungan antara
pengetahuan tentang swamedikasi dengan pola penggunaan obat pada masyarakat
Dusun Kenaran, Sumberharjo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancangan cross
sectional yaitu pengukuran atau pengumpulan data yang dilakukan dalam waktu
yang bersamaan atau sekaligus (Sani, 2016). Variabel bebas dalam penelitian ini

2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

adalah pengetahuan masyarakat tentang swamedikasi, sedangkan variabel


tergantung adalah pola penggunaan obat untuk swamedikasi, dan variabel pengacau
adalah aktivitas masyarakat Dusun Kenaran.

Populasi, sampel dan teknik sampling


Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Dusun Kenaran,
Sumberharjo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta, baik laki-laki maupun perempuan
yang berusia ≥18 tahun. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan salah satu cakupan metode non random sampling, yaitu accidental
sampling yang sesuai dengan kriteria inklusi (masyarakat yang berusia ≥18 tahun
yang pernah melakukan swamedikasi dalam waktu satu bulan terakhir dan bersedia
mengisi kuisioner dengan mengisi informed consent) dan eksklusi (responden yang
tidak dapat berkomunikasi). Jumlah sampel yang didapat dalam penelitian ini yaitu
berjumlah 88 responden yang dihitung menggunakan rumus Solvin (Sani, 2016):
Keterangan: n = jumlah sampel
N = jumlah populasi (640 orang)
d = derajat kepercayaan (10%)
Instrumen penelitian
Instrumen yang digunakan yaitu berupa kuisioner, alat tulis, dan informed
consent. Kuisioner sebelumnya dilakukan uji coba yang dilakukan dengan cara
menyebarkan kuisioner yang telah dibuat kepada responden yang memiliki
karakteristik yang mirip dengan responden sebenarnya di Dusun Sawo, Desa
Sumberharjo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta. Uji tersebut meliputi: 1) Uji
pemahaman bahasa yang dilakukan pada 5 orang responden. 2) Uji validitas dalam
penelitian ini menggunakan validitas isi (content validity) terkait rasional isi
pertanyaan menggunakan metode validitas profesional judgement (Husein, 2011).
3) Uji realibilitas dilakukan pada responden sebanyak 30 orang dan dianalisis
menggunakan rumus alpha cronbach dan didapatkan hasil yaitu 0,723 maka
penyataan tersebut reliabel (Budiman dan Riyanto 2013).
Kuisioner ini terbagi menjadi lima bagian, yang meliputi: 1) pernyataan
yang digunakan untuk mengetahui karakteristik responden; 2) untuk mengetahui
pengenalan responden terhadap swamedikasi; 3) untuk mengetahui pola

3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

penggunaan obat yang dianalisis secara desktiptif; 4) untuk mengetahui pola


penggunaan obat dan untuk mendapatkan data nominal serta ordinal yang dianalisis
secara analitik; serta 5) untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden yang
terdiri dari definisi swamedikasi, obat untuk swamedikasi, dosis obat, aturan pakai,
penggunaan obat, pengertian indikasi, pengertian kontraindikasi, pengertian efek
samping obat, pengertian interaksi obat, dan penyimpanan obat (Pratiwi, 2014).
Kuisioner bagian ini menggunakan skala Guttman sebagai skala pengukuran dan
didapatkan jawaban yang tegas, yaitu “benar, “salah”, dan “ragu-ragu”. Dalam
mengukur pengetahuan responden, diberi skor untuk jawaban yang bernilai benar
dan bernilai salah, secara berturut-turut yaitu 1 dan 0. Opsi jawaban “ragu-ragu”
diberi skor 0. Kategori tingkat pengetahuan dikelompokkan menjadi dua kelompok,
yaitu sebagai berikut: 1) kategori Tinggi jika nilainya >50% dan 2) kategori
Rendah jika nilainya ≤50% (Budiman dan Riyanto, 2013). Kuesioner tentang
pengetahuan dan pola penggunaan obat untuk swamedikasi disusun dengan
mengacu ke kuesioner yang telah digunakan di penelitian–penelitian sebelumnya,
yaitu Arumsari (2016), Liliani (2004), Pangastuti (2014), dan Sugiyarto (2008).

Tata cara penelitian


Pengumpulan data dilakukan setelah memperoleh izin penelitian dari
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Sleman dengan nomor
surat: 070/Kesbangpol/3378/2017. Penelitian ini telah mendapat persetujuan
Ethical Clearance dengan nomor: 457/C.16/FK/2017 dari Komisi Etik Penelitian
Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana.
Calon responden yang telah bersedia mengikuti penelitian, diminta untuk mengisi
dan menandatangani informed consent yang sebelumnya telah diberi penjelasan
terkait tujuan penelitian, hak dan kewajiban responden, serta kerahasiaan identitas
responden. Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuisioner kepada
responden di Dusun Kenaran, Sumberhajo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta
selama bulan September sampai dengan Oktober tahun 2017.

4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Analisis hasil penelitian


Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis univariat yiatu
statistik deskriptif dengan menghitung persentase untuk menggambarkan
karakteristik responden, yang meliputi jenis kelamin, umur, jenis pekerjaan, status
pernikahan, pendidikan terakhir, dan pendapatan per bulan yang ditampilkan dalam
bentuk tabel dan diagram.. Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan
tingkat pengetahuan dengan pola penggunaan obat yang meliputi: 1) frekuensi
swamedikasi, 2) jarak pembelian obat, 3) harga obat, 4) tempat pembelian obat, 5)
obat yang digunakan, dan 6) sumber informasi (Supardi, Sukasediati, dan Azis,
1997).
Hubungan tingkat pengetahuan dengan masing-masing variabel tersebut
di atas, dianalisis secara statistik menggunakan Rank Spearman (Rs) dan koefisien
korelasi Theta (θ). Analisis Rank Spearman menggunakan SPSS versi 22 untuk
mengetahui masing-masing hubungan antara tingkat pengetahuan (ordinal) dengan
frekuensi swamedikasi, jarak pembelian obat, dan harga obat (ordinal). Analisis
koefisien korelasi Theta yang dilakukan dengan bantuan perangkat lunak Microsoft
Excel untuk mengetahui masing-masing hubungan antara variabel bebas (ordinal)
yaitu tingkat pengetahuan dengan variabel tergantung (nominal) yaitu tempat
pembelian, obat yang digunakan, dan sumber informasi. Untuk mengetahui
kekuatan hubungan antar variabel tersebut baik yang dianalisis dengan Koefisien
Korelasi Theta maupun Rank Spearman dapat dilihat pada Tabel I (Misbahuddin
dan Hassan, 2014).

Data ordinal seperti tingkat pengetahuan, frekuensi swamedikasi, jarak


pembelian obat, dan harga obat diberi skor. Untuk tingkat pengetahuan responden
dibagi menjadi dua kategori yaitu rendah dan tinggi, masing-masing diberi skor 1
dan 2. Masing-masing pola penggunaan obat dibagi menjadi dua kategori yaitu
untuk frekuensi swamedikasi diberi skor 1 untuk kateori “jarang” dan 2 untuk
kategori “sering”. Jarak pembelian obat diberi skor 1 untuk kategori “relatif dekat”
dan 2 untuk kategori “relatif jauh”. Masing-masing kategori harga obat diberi skor
1 dan 2 secara berturut-turut yaitu “relatif murah” dan “relatif mahal”. Data nominal

5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

seperti tempat pembelian obat, obat yang digunakan, dan sumber informasi dihitung
masing-masing jumlahnya.

Tabel I. Interval nilai korelasi dan kekuatan hubungan (Misbahuddin dan Hassan,
2014)
No. Interval Nilai Kriteria
1. KK = 0,00 Tidak ada
2. 0,00 < KK ≤ 0,20 Sangat rendah atau lemah sekali
3. 0,20 < KK ≤ 0,40 Rendah atau lemah, tapi pasti
4. 0,40 < KK ≤ 0,70 Cukup berarti atau sedang
5. 0,70 < KK ≤ 0,90 Tinggi atau kuat
6. 0,90 < KK < 1,00 Sangat tinggi atau kuat, dapat diandalkan
7. KK = 1,00 Sempurna
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik responden
Sebanyak 88 responden bersedia mengisi kuisioner dalam penelitian ini.
Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi beberapa aspek, antara lain:
jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, status pernikahan, pekerjaan, dan
pendapatan per bulan.

6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel II. Karakteristik responden


Persentase (%)
Karakteristik Responden
N= 88
Jenis Kelamin
Perempuan 74
Laki-laki 26
Rentang Usia
18-28 4
29-39 31
40-50 32
51-60 19
>60 14
Pendidikan Terakhir
Tidak sekolah/Tidak tamat SD 16
Tamat SD/MI 15
Tamat SMP/MTS 17
Tamat SMA/SMK/MA 50
D1 s/d D3 2
Status Pernikahan
Belum Menikah 2
Menikah 80
Janda 15
Duda 3
Pekerjaan
Tidak/belum bekerja 17
Pegawai Negeri/TNI/Polri 1
Karyawan Swasta 14
Pedagang/Wirausaha 8
IRT 25
Petani 24
Buruh 11
Pendapatan per bulan
< Rp. 1.500.000,00 83
< Rp. 1.500.000,00 sampai Rp. 2.500.000,00 16
> Rp. 2.500.000,00 sampai Rp. 3.500.000 1
Berdasarkan hasil penelitian yang ditunjukkan dalam Tabel II,
karakteristik jenis kelamin dari 88 responden yang paling banyak yaitu perempuan
sebesar 74%. Rikomah (2016) menyatakan bahwa salah satu faktor yang
mempengaruhi swamedikasi adalah jenis kelamin, yaitu dalam hal menekan biaya
obat yang dibeli. Pada umumnya, perempuan lebih memperhatikan biaya selain
efektivitas obat yang digunakan serta menganggap pencegahan dan pengobatan
menggunakan obat dianggap lebih efektif daripada laki-laki (Lukovic, et al., 2014).

7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok usia 40-50 tahun


menduduki tingkat persentase terbanyak yaitu sebesar 32% responden yang
melakukan swamedikasi (Tabel II). Rikomah (2016) menyatakan bahwa usia
mempengaruhi swamedikasi yang dilakukan masyarakat dalam pengambilan
keputusan terhadap pemilihan obat, baik obat konvensional atau tradisional ataupun
pemilihan obat yang dilihat dari sisi harga dari yang murah sampai sedang. Salah
satu kriteria inklusi penelitian ini adalah masyarakat Dusun Kenaran yang berusia
≥18 tahun yang pernah melakukan swamedikasi dalam waktu satu bulan terakhir.
Definisi dewasa adalah semua orang yang berusia ≥18 tahun karena dianggap
memiliki kapasitas untuk membuat keputusan terhadap kesehatan diri sendiri dan
bertanggung jawab terhadap keputusan tersebut (Sketcher-Baker, 2017). Keputusan
dalam hal ini yaitu keputusan untuk melakukan swamedikasi.
Pada Tabel II, tingkat pendidikan terakhir responden yang paling banyak
adalah tamatan SMA/SMK/MA dengan persentase sebesar 50%. Utaminingrum,
Lestari, & Kusuma (2015) menyatakan bahwa persepsi yang berbeda terkait
swamedikasi dapat dibentuk oleh latar belakang pendidikan. Pendidikan tinggi
mengajarkan seseorang untuk berpikir lebih logis dan rasional tentang swamedikasi
sehingga semakin berhati-hati dalam penggunaan obat untuk swamedikasi
(Pradono & Sulistyowati, 2014).
Pada penelitian ini, hasil dari karakteristik responden terkait status
pernikahan (Tabel II) diperoleh persentase terbesar yaitu 80% responden sudah
menikah. Widayati (2012) menyatakan bahwa status pernikahan mempunyai
perngaruh terhadap perilaku pengobatan, termasuk tindakan swamedikasi
menggunakan obat, dimana salah satu pendorang yang kuat untuk seseorang
memutuskan memilih upaya pencarian obat yaitu anjuran dari suami atau istri.
Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel II, sebagian besar responden yang
melakukan swamedikasi yaitu sebesar 25% merupakan Ibu Rumah Tangga.
Pekerjaan dapat mempengaruhi seseorang dalam melakukan swamedikasi yaitu
mempengaruhi pola berpikir seseorang sebelum memutuskan pemilihan obat yang
akan digunakan untuk mengatasi keluhannya. Seseorang yang bekerja dibidang
kesehatan akan mengambil keputusan yang lebih rasional terkait obat yang akan

8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

digunakan karena memiliki pengetahuan yang lebih baik dalam hal swamedikasi
dibandingkan dengan seseorang yang bekerja diluar bidang kesehatan yang
memiliki pola pikir tentang swamedikasi yang berbeda (Rikomah, 2016).
Berdasarkan hasil penelitian (Tabel II), sebagian besar pendapatan
responden yaitu < Rp. 1.500.000,00 sebanyak 83%. Kristina (2008) menyatakan
bahwa masyarakat dengan tingkat pendapatan tinggi lebih percaya berobat ke
dokter untuk mengatasi keluhan ringan yang dialami, dimana keluhan ringan
tersebut sebenarnya dapat diobati secara mandiri dengan menggunakan obat OTC
(over the counter) yang relatif aman bila digunakan sesuai petunjuk. Sedangkan
masyarakat dengan tingkat pendapatan rendah, lebih memilih membeli obat OTC
di warung untuk mengatasi keluhan ringan yang dialami.

Pengenalan Responden tentang Swamedikasi


Ruiz (2010) mendefinisikan swamedikasi sebagai pemilihan dan
penggunaan obat-obatan oleh seseorang atau anggota keluarga untuk mengatasi
kondisi atau gejala penyakit yang dikenali sendiri. Berdasarkan pertanyaan
“Apakah Anda pernah mendengar istilah swamedikasi atau pengobatan mandiri?”,
didapatkan sebanyak 58% responden tidak pernah mendengar istilah swamedikasi
dan 42% responden menyatakan pernah mendengar istilah tersebut. Obat yang
relatif aman digunakan untuk swamedikasi adalah obat-obatan golongan obat bebas
dan obat bebas terbatas.

tidak
58%
ya
42%

ya tidak

Gambar 1. Persentase responden mendengar istilah swamedikasi

9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pola swamedikasi responden


Tabel III. Persentase pola penggunaan obat
Pola Penggunaan Persentase (%) Pola Penggunaan Persentase (%)
Obat N=88 Obat N=88
Frekuensi Cara Penggunaan
Swamedikasi Obat
1x sebulan 55 Langsung diminum 86
2x sebulan 16 Pada malam hari 5
3x sebulan 7 Setelah makan 4
4x sebulan 7 LainnyaPP 5
5x sebulan 15 Bentuk Sediaan
Tempat Pembelian Serbuk 2
Apotek 39 Salep 1
Puskesmas 4 Kapsul 6
Bidan 8 Sirup 9
Warung 49 Tablet 82
Jarak Lokasi Keluhan ringan
± 10-50 meter 23 Sakit kepala 52
± 100-500 meter 37 pegal 30
± 1-5 kilometer 39 maag 4
± 10-50 kilometer 1 demam 4
Harga Obat masuk angin 3
Rp. 1000 - 2000 39 flu 2
Rp. 3000 - 7000 41 Lainnya*** 1
Rp. 8.000 - 15.000 8 Efek Samping
Rp. 16.000 - 25.000 6 Mengantuk 37
> Rp. 25.000 6 Mual 3
Nama Obat Pusing 1
Bodrex® 42 Sakit Perut 1
Paramex® 12 Tidak ada 58
Tolak angin® 8 Sumber Informasi
Neuromacyl® 6 TV (iklan) 44
Paracetamol 6 Tetangga 23
Antangin® 4 Apoteker 17
Ultraflu® 4 Keluarga 9
Puyer 16® 2 Internet 2
Antangin® 2 Penyuluhan 2
Promag® 2 Lainnya**** 3
Konidin® 2
Lainnya* 10
Keterangan: * (Bodrexin®, Anastan®, Cataflam®, Intunal®, Diapeet®, Pamol®,
Neo Napacin®, Oskadon®, Alpara®, Paratusin®)
** (Dioles, Dilarutkan dalam air, ditempelkan, kocok terlebih dahulu,
serta pagi, siang, dan malam hari)
*** (sesak nafas, sakit gigi, batuk, nyeri, dan sakit perut)
**** (Kegiatan sekolah, bidan, dan pemikiran sendiri)

10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Frekuensi penggunaan obat untuk swamedikasi dalam satu bulan terakhir


Berdasarkan hasil penelitian (Tabel III), menunjukkan bahwa persentase
terbesar masyarakat Dusun Kenaran menggunakan obat untuk swamedikasi adalah
sebanyak 1x dalam sebulan sebesar 55%. Hasil penelitian ini konsisten dengan
penelitian sebelumnya yang dilakukan Arumsari (2014). Digunakan batasan
rentang waktu satu bulan terakhir dengan tujuan untuk mempermudah responden
mengingat obat yang digunakan dalam swamedikasi dan menghindari terjadinya
bias.

Tempat pembelian obat untuk swamedikasi


Hasil yang diperoleh (Tabel III.) menunjukkan bahwa sebagian besar
reponden membeli obat untuk swamedikasi di warung (49%). Hal tersebut
menunjukkan bahwa posisi warung yang berada di desa cukup strategis sehingga
berperan serta dalam upaya peningkatan mutu swamedikasi (Supardi, 1997).

Jarak lokasi tempat pembelian obat


Persentase jarak lokasi (Tabel III) yang ditempuh responden untuk
mencapai lokasi pembelian obat yang paling banyak yaitu berjarak ± 1 - 5 kilometer
(39%). Kemudian persentase responden yang menempuh jarak ± 10 – 500 meter
sebanyak 60% sehingga jarak tersebut dapat dikatakan dekat (Supardi, 1997). Jarak
lokasi pembelian obat yang bervariasi dipengaruhi oleh lokasi rumah yang berbeda-
beda jaraknya untuk mencapai lokasi pembelian obat. Veronica (2016) menyatakan
bahwa jarak antara tempat tinggal dengan lokasi pembelian obat yang dekat
memberikan keuntungan kepada pasien, dimana pasien tidak perlu menempuh jarak
yang jauh untuk memperoleh obat untuk swamedikasi, tidak memerlukan alat
transportasi untuk mencapai lokasi pembelian, serta menghemat waktu dan biaya
dibandingkan pergi ke pelayanan kesehatan lainnya yang harus menempuh jarak
yang lebih jauh.

Harga obat untuk swamedikasi


Persentase harga obat untuk swamedikasi (Tabel III) yang paling besar
yaitu 3.000 - 7.000 rupiah (41%). Harga tersebut dapat dikatakan relatif murah dan
variasi harga obat yang dibeli responden dipengaruhi oleh dosis, bentuk sediaan,

11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dan tujuan penggunaan. Pelaksanaan swamedikasi memberikan beberapa


keuntungan, salah satunya dalam bidang ekonomi, yaitu terutama karena konsultasi
medis akan dikurangi atau dihindari sehingga biaya yang keluarkan untuk
swamedikasi lebih sedikit dibandingkan melakukan pengobatan ke dokter
(Bennadi, 2014).

Nama obat yang digunakan untuk swamedikasi


Berdasarkan hasil yang didapatkan (Tabel III), obat yang paling banyak
digunakan responden untuk mengatasi keluhan ringannya yaitu Bodrex® sebanyak
42%. Dari nama obat dan keluhan yang dialami responden, diketahui bahwa
responden sudah mengetahui obat yang harus digunakan untuk mengatasi keluhan
tersebut. Seseorang yang melakukan swamedikasi dalam “mendiagnosis”
penyakitnya, harus mampu mengetahui jenis obat yang digunakan dan mengetahui
kegunaan obat tersebut sehingga obat yang digunakan sesuai dengan kondisi pasien.
Obat yang dipilih harus memiliki efek terapi yang sesuai dengan keluhan (Depkes
RI, 2008).

Cara penggunaan obat untuk swamedikasi


Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini (Tabel III) menunjukkan bahwa
sebagian besar responden langsung meminum obat (86%) dalam penggunaan obat
untuk swamedikasi. Cara penggunaan obat harus mengacu pada pedoman
penggunaan obat yang rasional, dimana cara penggunaan obat harus sesuai dengan
anjuran yang tertera pada kemasan obat. Salah satunya yaitu waktu minum obat,
harus sesuai dengan yang dianjurkan, baik pagi, siang atau malam hari serta
frekuensi penggunaan obat dalam sehari (Depkes RI, 2008).

Bentuk sediaan obat


Dalam penelitian ini, bentuk sediaan obat yang paling banyak digunakan
yaitu tablet (82%) dan sisanya sebanyak 18% yaitu berbentuk serbuk, salep, kapsul,
dan sirup (Tabel III). Hasil tersebut sesuai dengan yang dinyatakan oleh Syamsuni
(2006) bahwa tablet merupakan bentuk sediaan obat yang paling banyak digunakan.
Menurut Depkes RI (2008), secara umum bentuk sediaan obat dapat berupa padat,
yaitu puyer, tablet, dan kapsul. Selain itu, bentuk sediaan obat berupa larutan yaitu

12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sirup, emulsi, suspensi, dan larutan biasa, serta bentuk sediaan obat semi padat yaitu
krim/salep dan lotion. Bentuk sediaan yang aksinya cepat tidak selalu
menguntungkan dan bentuk sediaan yang aksinya lambat diabsorpsi akan
memberikan aktivitas obat yang lebih lambat. Semakin cepat obat diabsorpsi maka
semakin cepat dimetabolisme dan diekskresi. Oleh sebab itu, perlu
mempertimbangkan banyak faktor dalam pemilihan bentuk sediaan obat
(Syamsuni, 2006).

Keluhan ringan yang dialami responden


Penyakit yang paling sering dikeluhkan oleh masyarakat Dusun Kenaran
(Tabel III) adalah sakit kepala sebanyak 52%. Keluhan yang paling jarang dialami
sebesar 1% yaitu sesak nafas, sakit gigi, batuk, nyeri, dan sakit perut. Pada
umumnya yang dapat dikatakan keluhan ringan yaitu keluhan yang biasanya dapat
sembuh dengan sendirinya tanpa menggunakan obat, seperti pilek, sakit kepala dan
tenggorokan, nyeri lambung, punggung atau nyeri otot (Tan dan Rahardja, 2010).

Efek samping yang dialami responden


Hasil penelitian yang diperoleh (Tabel III.) menunjukkan bahwa sebagian
besar responden tidak mengalami efek samping (58%). Efek samping yang banyak
dialami responden yaitu dan mengantuk (37%). Dari hasil yang diperoleh, diketahui
bahwa responden telah mengetahui apa yang dimaksud dengan efek samping obat.
Efek samping merupakan setiap respon obat yang merugikan dan efek yang tidak
diinginkan yang terjadi pada penggunaan obat dengan dosis terapi atau takaran
normal. Efek samping tersebut dapat berupa mual, diare, dan kembung ringan
(Aziz, dkk, 2005).

Sumber informasi obat


Hasil penelitian (Tabel III) memperlihatkan bahwa sebanyak 44% sumber
informasi obat diperoleh responden dari TV (iklan). Hasil menunjukkan bahwa
sumber informasi obat paling banyak diperoleh dari TV (iklan) dan tetangga/teman
konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya (Widayati, 2013).

13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambaran umum pengetahuan responden


Tabel IV. Distribusi tingkat pengetahuan responden tentang swamedikasi
Tingkat Pengetahuan Jumlah Persentase
Tinggi 56 64%
Rendah 32 36%
Berdasarkan hasil penelitian (Tabel IV), dari total nilai pengetahuan
tentang swamedikasi, diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki
pengetahuan yang tergolong tinggi (64%). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu
terhadap suatu objek tertentu melalui penginderaan manusia. Hasil penginderaan
didapat melalui indera yang dimiliki manusia yaitu mata, hidung, telinga, dan
sebagainya (Notoatmodjo, 2010 didalam Pratiwi, 2014).

Hubungan tingkat pengetahuan swamedikasi dengan pola penggunaan obat


Hasil analisis Rank Spearman dan Koefisien Korelasi Theta yang
digunakan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan pola
penggunaan obat yang meliputi: 1) frekuensi swamedikasi, 2) jarak pembelian obat,
3) harga obat, 4) tempat pembelian obat, 5) obat yang digunakan, dan 6) sumber
informasi, dijelaskan masing-masing sebagai berikut:
Tabel V. Nilai Rank Spearman dan signifikansi untuk hubungan pengetahuan
dengan pola penggunaan obat (ordinal-ordinal)
No. Pola Penggunaan Obat Rs P
1. Frekuensi swamedikasi 0,11 0,309
2. Jarak pembelian obat 0,111 0,302
3. Harga obat -0,019 0,864
1) Hubungan tingkat pengetahuan dengan frekuensi swamedikasi
Hubungan antara tingkat pengetahuan dengan frekuensi swamedikasi
diukur dengan Rank Spearman dan diperoleh hasil (Tabel V) yaitu Rs = 0,11 dan P
= 0,309. Nilai P menunjukkan hubungan yang tidak signifikan antara tingkat
pengetahuan dengan frekuensi swamedikasi. Nilai Rs menunjukkan bahwa
kekuatan hubungan antar variabel tersebut sangat lemah atau rendah sekali.
Interpretasi hasil dari nilai Rs yang positif artinya tingkat pengetahuan tinggi maka
frekuensi swamedikasi semakin sering atau sebaliknya. Pada penelitian sebelumnya
(Balamurugan and Ganesh, 2011), sebagian besar frekuensi swamedikasi yang
dilakukan seseorang yaitu 1x dalam satu bulan terakhir. Hal tersebut dapat terjadi

14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

apabila responden memiliki daya tahan tubuh yang kuat ataupun lebih menjaga
kesehatan dengan baik, sehingga jarang mengalami keluhan dan jarang pula
melakukan swamedikasi atau karena responden lebih memilih memeriksakan
kesehatannya dengan berkonsultasi dengan dokter.

2) Hubungan tingkat pengetahuan dengan jarak pembelian obat


Pada analisis Rank Spearman, diperoleh hasil koefisien korelasi antara
tingkat pengetahuan dengan jarak pembelian obat (Tabel V) yaitu Rs = 0,111 dan
P = 0,302. Nilai P menunjukkan bahwa hubungan antara kedua variabel tersebut
tidak signifikan secara statistik. Nilai Rs yang positif diinterpretasikan bahwa
pengetahuan semakin tinggi maka jarak pembelian semakin jauh atau sebaliknya.
Namun, kekuatan hubungan sangat lemah atau rendah sekali antar kedua variabel.
Hal tersebut terjadi karena pengetahuan bukanlah satu-satunya faktor yang
mempengaruhi pola swamedikasi seseorang. Dalam penelitian yang dilakukan
(Keshari, Kesarwani, and Mishra, 2014), menunjukkan bahwa masyarakat di
pedesaan memilih melakukan swamedikasi dengan membeli obat di tempat yang
jaraknya relatif dekat karena tidak tersedianya praktek dokter dan untuk
penghematan waktu.

3) Hubungan tingkat pengetahuan dengan harga obat


Hasil yang diperoleh terkait hubungan tingkat pengetahuan dengan harga
obat yang diukur menggunakan Rank Spearman (Tabel V), diperoleh nilai Rs = -
0,019 dan P = 0,864. Nilai P tersebut berarti terdapat hubungan yang tidak
signifikan secara statistik antar kedua variabel. Nilai Rs negatif artinya semakin
tinggi tingkat pengetahuan maka harga obat yang dibeli semakin murah atau
sebaliknya. Namun, hubungan tersebut sangat lemah atau rendah sekali. Hal ini
terjadi karena faktor yang mempengaruhi pola swamedikasi terkait harga obat tidak
hanya dari pengetahuan, namun dapat pula dipengaruhi pendapatan seseorang.
Pernyataan ini didukung oleh penelitian yang dilakukan (El-Nimr, Wahdan,
Wahdan, and Kotb, 2015), salah satu alasan umum seseorang melakukan
swamedikasi karena tidak bisa mendapatkan saran medis karena alasan keuangan,

15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sehingga orang tersebut memilih melakukan swamedikasi dengan


mempertimbangkan harga obat yang relatif murah.

Tabel VI. Nilai Theta untuk hubungan pengetahuan dengan pola penggunaan obat
(ordinal-nominal)
No. Pola Penggunaan Obat θ
4. Tempat pembelian obat 0,1
5. Obat yang digunakan 0,037
6. Sumber informasi 0,12

4) Hubungan tingkat pengetahuan dengan tempat pembelian obat


Hasil yang ditunjukkan pada Tabel VI, memperlihatkan bahwa nilai
koefisien korelasi Theta yang diperoleh yaitu sebesar 0,1 yang berarti terdapat
hubungan yang sangat lemah atau sangat rendah antara tingkat pengetahuan dengan
tempat pembelian obat. Berdasarkan data, proporsi responden yang memiliki
tingkat pengetahuan yang rendah maupun tinggi, lebih banyak membeli obat untuk
swamedikasi di warung dibanding apotek. Hal tersebut dikarenakan jarak warung
yang terletak di Dusun Kenaran lebih dekat dari tempat tinggal responden
dibandingkan Apotek.

5) Hubungan tingkat pengetahuan dengan obat yang digunakan


Berdasarkan hasil analisis data pada Tabel VI menunjukkan bahwa
pengetahuan memiliki hubungan dengan obat yang digunakan untuk swamedikasi
yaitu sebesar 0,037 yang berarti hubungan tersebut sangat lemah atau rendah sekali.
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang
berpengetahuan rendah dan tinggi, cenderung menggunakan obat
konvensional/sintetik untuk melakukan swamedikasi. Widayati (2013) menyatakan
bahwa perlu dicermati terkait pola pemilihan obat konvensional/sintetik untuk
swamedikasi terutama terkait rasionalitas obat yang dipilih karena dalam
penggolongan obat konvensional/sintetik terdapat golongan obat keras yang hanya
boleh digunakan berdasarkan resep dokter.

16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6) Hubungan tingkat pengetahuan dengan sumber informasi


Berdasarkan Tabel VI, dapat diketahui bahwa hubungan antara tingkat
pengetahuan dengan sumber informasi yang diperoleh responden adalah sebesar
0,12 sehingga dapat diinterpretasikan bahwa terdapat hubungan antar variabel
teresebut walaupun hubungan tersebut sangat lemah atau rendah sekali. Hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat yang memiliki
pengetahuan rendah maupun tinggi, cenderung memperoleh informasi terkait obat
untuk swamedikasi dari teman/tetangga. Kemungkinan hal tersebut terjadi karena
akses untuk mendapatkan informasi dari seorang apoteker lebih sulit dibandingkan
dengan teman/tetangga yang merupakan orang terdekat. Dianawati (2008)
menyatakan bahwa ketersediaan sumber informasi merupakan salah satu faktor
penentu kualitas swamedikasi. Apabila sumber informasi tersebut dapat
memberikan pengetahuan yang benar tentang swamedikasi, diharapkan terjadinya
peningkatan terhadap kualitas swamedikasi yang dilakukan masyarakat sehingga
mencapai hasil pengobatan yang diinginkan.
Secara umum, hasil penelitian yang dianalisis menggunakan koefisien
korelasi Theta dan Rank Spearman menunjukkan adanya hubungan yang tidak
signifikan antara pengetahuan tentang swamedikasi dengan masing-masing pola
penggunaan obat, dan kekuatan hubungan antar variabel tersebut bersifat sangat
rendah atau lemah sekali.

Keterbatasan Penelitian
1. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara non random
sampling dengan jenis accidental sampling karena peneliti hanya masyarakat
yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang dijadikan sebagai responden,
sehingga tidak semua anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama
untuk menjadi subjek penelitian.
2. Penelitian ini dibatasi untuk mengetahui tingkat pengetahuan respoden tentang
swamedikasi dan pola penggunaan obat yang dilakukan responden tanpa
meninjau lebih dalam asalan-alasan responden melakukan swamedikasi.

17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KESIMPULAN
1. Karakteristik masyarakat Dusun Kenaran, Sumberharjo, Prambanan, Sleman,
Yogyakarta yang berpartisipasi dalam penelitian ini sebagian besar perempuan
(74%), sebagian besar berusia 40-50 tahun (32%), berpendidikan SMA (50%),
sudah menikah (80%), pekerjaan sebagai ibu rumah tangga (25%), dan memiliki
pendapatan keluarga per bulan <Rp. 1.500.000,- (83%).
2. Terdapat hubungan yang tidak signifikan secara statistik antara pengetahuan
dengan masing-masing pola penggunaan obat yang meliputi frekuensi
swamedikasi, tempat pembelian obat, jarak pembelian, obat yang digunakan,
harga obat, dan sumber informasi. Hubungan tersebut sangat lemah atau rendah
sekali.

SARAN
1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut terkait hubungan pengetahuan tentang
swamedikasi dengan pola penggunaan obat pada masyarakat perkotaan.
2. Perlu melakukan identifikasi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pola
penggunaan obat bagi peneliti selanjutnya.

18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA
Arumsari, N. P., 2016. Pola dan Motivasi Penggunaan Obat Untuk Pengobatan
Mandiri di Kalangan Masyarakat Desa Dieng Kecamatan Kejajar
Kabupaten Wonosono Jawa Tengah. Skripsi. Fakultas Farmasi,
Universitas Sanata Dharma. hal. 74.
Aziz, S., Supardi, S., dan Herman, M. J., 2005. Kembali Sehat dengan Obat:
Mengenal Manfaat dan Bahaya Obat. Jakarta: Pustaka Populer Obor, hal.
22.
Badan Pusat Statistik, 2017. Presentase Penduduk yang Menggobati Sendiri Selama
Sebulan Terakhir Menurut Provinsi dan Jenis Obat yang Digunakan tahun
2000-2014. BPS-Statistics Indonesia (Online),
https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/926 diakses 27 April
2017.
Balamurugan and Ganesh, 2011. Prevalence and Pattern of Self Medication Use in
Coastal Regions of South India. BJMP, 4(3): 428.
Bennadi, D., 2014. Self‑medication: A Current Challenge. Journal of Basic and
Clinical Pharmacy, 5(1), 19-23.
Budiman dan Riyanto, A., 2013. Kapita Selekta Kuisioner: Pengetahuan dan Sikap
dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika, hal. 3-7, 11, 22-
23, 32.
Badan Pengawas Obat dan Makanan, 2016. Satu Tindakan Untuk Masa Depan:
Health Edutainment Fasilitator OOTK. Badan POM (Online),
http://www.pom.go.id/mobile/index.php/view/berita/10309/Satu-
Tindakan-Untuk-Masa-Depan--Health-Edutainment-Fasilitator-OOTK-
.html diakses 28 April 2017.
Depkes RI, 2008. Materi Pelatihan Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan
Memilih Obat bagi Kader. Jakarta, hal. 1, 5, 14, 20-21.
Dianawati, O., Fasich, dan Athijah, U., 2008. Hubungan Persepsi Terhadap Iklan
Di Televisi Dengan Perilaku Swamedikasi Pelajar SMU Negeri Di
Surabaya. Majalah Farmasi Airlangga, 6(1), 10-16.
El-Nimr, N. A., Wahdan, I. M. H., Wahdan, A. M. H., and Kotb, R. E., 2015. Self-
Medication with Drugs and Complementary and Alternative Medicines in
Alexandria, Egypt: Prevalence, Patterns and Determinants. Eastern
Mediterranean Health Journal, 21(4): 256-265.
Keshari, S. S., Kesarwani, P., and Mishra, M., 2014. Prevalence and Pattern of Self-
medication Practices in Rural Area of Barabanki. Indian Journal of
Clinical Practice, 25(7): 636-639.
Kristina, S. A., Prabandari, Y. S., dan Sudjaswadi, R., 2008. Perilaku pengobatan
sendiri yang rasional pada masyarakat Kecamatan Depok dan
Cangkringan Kabupaten Sleman. Majalah Farmasi Indonesia, 19(1): 32 –
40.
Liliani, N. D., 2004. Kajian Motivati, Pengetahuan, Tindakan, dan Pola
Penggunaan Obat Tradisional Cina pada Pengunjung Dari 8 Toko Obat
Berizin Di Yogyakarta Periode April-Mei 2004. Skripsi. Fakultas Farmasi,
Universitas Sanata Dharma. hal. 91-94.

19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lukovic, et al., 2014. Self-Medication Practices and Risk Factors for Self-
Medication among Medical Students in Belgrade, Serbia. Journal PLoS
ONE, 9(12): 1-14.
Misbahuddin dan Hasan, I., 2014. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Edisi
2, Jakarta: Bumi Aksara, hal. 48, 55.
Pangastuti, R. M., 2014. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Mengenai Obat
Tradisional dan Obat Modern dengan Tindakan Pemilihan Obat untuk
Pengobatan Mandiri di Kalangan Masyarakat Desa Banti Kecamatan
Canditoro, Kabupaten Temanggung Jawa Tengah. Skripsi. Fakultas
Farmasi, Universitas Sanata Dharma. hal. 79-87.
Pradono, J. dan Sulistyowati, N., 2014. Hubungan antara Tingkat Pendidikan,
Pengetahuan Tentang Kesehatan Lingkungan, Perilaku Hidup Sehat
dengan Status Kesehatan: Studi Korelasi pada Penduduk Umur 10–24
Tahun di Jakarta Pusat. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 17(1): 89–
95.
Pratiwi, Pristianty, L., Noorrizka, G., dan Impian, A., 2014. Pengaruh Pengetahuan
Terhadap Perilaku Swamedikasi Obat Anti-Inflamasi Non-Steroid Oral
Pada Etnis Thionghoa Di Surabaya. Jurnal Farmasi Komunitas, 1(2): 36-
40.
Sketcher-Baker. K., 2017. Guide to Informed Decision-making in Health Care. 2nd
Ed., Queensland Health, pp. 9, 67.
Rikomah, S. E., 2016. Farmasi Klinik. Edisi 1, Yogyakarta: Deepublish, hal. 16,
168.
Ruiz, M. E., 2010. Risk of Self-Medication Practices. Current Drug Safety, 5 (4):
315 – 323.
Sani, F., 2016. Metodologi Penelitian Farmasi Komunitas dan Eksperimental.
Yogyakarta: Deepublish, hal. 21-22, 51.
Sugiyarto, Y. R. M., 2008. Hubungan Tingkat Pendidikan dan Tingkat Pendapatan
dengan Perilaku Swamedikasi Penyakit Batuk oleh Ibu-ibu di Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta. Skripsi. Fakultas Farmasi, Universitas
Sanata Dharma. hal. 138.
Supardi, S., Sukasediati, N., dan Azis, S., 1997. Pola Penggunaan Obat dan Obat
Tradisional dalam Upaya Penggobatan Sendiri di Tanjung Bintang,
Lampung. Buletin Penelitian Kesehatan, 25 (3&4), 45-52.
Syamsuni, H., 2006. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. Jakarta: EGC, hal.
34.
Tan, H.T., dan Rahardja, K., 2010. Obat-obat Sederhana untuk Gangguan Sehari-
hari. Jakarta: Gramedia, hal. x.
Utaminingrum, W., Lestari, J. E., dan Kusuma, A. M., 2015. Pengaruh Faktor-
Faktor Sosiodemografi terhadap Rasionalitas Penggunaan Obat dalam
Pengobatan Sendiri pada Pasien Program Pengelolaan Penyakit Kronis
(Prolanis). Farmasains, 2(6): 285-288.
Veronika, 2016. Pola dan Motivasi Penggunaan Obat Tradisional untuk Pengobatan
Mandiri di Kalangan Masyarakat Desa Dieng Kecamatan Kejajar
Kabupaten Wonosono Jawa Tengah. Skripsi. Fakultas Farmasi,
Universitas Sanata Dharma. hal. 68-70.

20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Widayati, A., 2012. Health Seeking Behavior di Kalangan Masyarakat Urban di


Kota Yogyakarta. Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas, 9(2): 59-65.
Widayati, A., 2013. Swamedikasi di Kalangan Masyarakat Perkotaan di Kota
Yogyakarta. Jurnal Farmasi Klinik Indonesia, hal. 146.
Agabna, M. N. A., 2014. Self-Medication. Sudan Journal of Rational Use of
Medicine, p. 4.

21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN

22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 1
Surat Ijin Penelitian

23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 2
Ethical Clearance

24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3
Surat Keterangan Lisensi SPSS

25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 4
LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN KEPADA RESPONDEN
Saya, Linda Asnasari dari Prodi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta akan melakukan penelitian dalam rangka
menyelesaikan tugas akhir. Penelitian ini berjudul “Hubungan Pengetahuan tentang
Swamedikasi dengan Pola Penggunaan Obat pada Masyarakat Dusun Kenaran,
Desa Sumberharjo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta”.
Maka saya mohon kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i yang melakukan swamedikasi
(pengobatan mandiri) dalam waktu satu bulan terakhir menggunakan obat modern,
berusia ≥ 18 tahun, terdaftar sebagai masyarakat Dusun Kenaran, Sumberharjo,
Prambanan, Yogyakarta untuk menjadi responden dalam penelitian ini.
A. Kesukarelaan untuk Ikut dalam Penelitian
Anda bebas untuk mengikuti penelitian ini tanpa adanya paksaan. Jika Anda
menyetujui untuk memilih keikutsertaan dalam penelitian, Anda dapat
mengundurkan diri/berubah pikiran setiap saat untuk berhenti dalam partisipasi
tanpa dikenakan denda ataupun sanksi apapun. Tidak ada konsekuensi bagi
Anda jika tidak bersedia menjadi responden.
B. Prosedur Penelitian
Jika Anda setuju untuk menjadi responden, Anda diminta menandatangani
lembar pernyataan kesediaan menjadi responden sebanyak dua rangkap, satu
untuk Anda simpan dan satu untuk peneliti.
C. Kewajiban Subjek Penelitian
Sebagai subjek penelitian, Anda memiliki kewajiban untuk mengisi kuisioner
yang telah peneliti buat. Apabila ada hal yang kurang jelas, dapat ditanyakan
kepada peneliti.
D. Risiko Penelitian
Dalam penelitian ini diharapkan tidak akan menimbulkan risiko karena tidak
terdapat tindakan invasif (pemberian obat). Pengisian kuisioner akan
berlangsung ± 30 menit, sehingga ada risiko kehilangan waktu selama pengisian
kuisioner. Meskipun demikian, Anda dapat berhenti kapan saja jika merasa tidak
nyaman untuk mengikuti penelitian.

26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 5
PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN
(Informed Consent)

“HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SWAMEDIKASI DENGAN


POLA PENGGUNAAN OBAT PADA MASYARAKAT DUSUN
KENARAN, DESA SUMBERHARJO, PRAMBANAN, SLEMAN,
YOGYAKARTA”

Yang bertandatangan dibawah ini:


Nama :
Jenis Kelamin :
Alamat :
menyatakan BERSEDIA MENJADI RESPONDEN dalam penelitian yang akan
dilakukan oleh:
Nama : Linda Asnasari
NIM : 148114031
Nomor Kontak : Peneliti (082256864033) / Komite Etik Penelitian (0274-
563929)
Mahasiswa dari Program Studi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.

Dengan ini saya juga menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:


1. Saya telah mendapatkan penjelasan secara detail mengenai informasi penelitian
yang akan dilakukan tersebut.
2. Saya telah diberi kesempatan bertanya mengenai informasi penelitian yang
disampaikan kepada saya.
3. Saya telah dijelaskan bahwa saya mungkin tidak akan secara langsung menerima
manfaat dari hasil penelitian tersebut dan saya paham bahwa hasil penelitian
akan digunakan untuk peningkatan pola penggunaan obat untuk swamedikasi di
masyarakat.

28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 6
KUISIONER
A. Karakteristik Responden
Responden diharapkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dibawah ini
dengan mengisi titik dan memberi tanda checklist (√) pada jawaban yang sesuai:
1. Nama : ......................................................................
2. Jenis kelamin : ( ) Laki-laki ( ) Perempuan
3. Alamat : ......................................................................
4. Usia : ( ) 18- 28 tahun ( ) 40-50 tahun
( ) 29-39 tahun ( ) 51-60 tahun
( ) > 60 tahun
5. No.Hp/Telp : ......................................................................
6. Pendidikan terakhir :
( ) Tidak sekolah/Tidak tamat SD ( ) Tamat SD/MI
( ) Tamat SMP/MTs ( ) Tamat SMA/SMK/MA
( ) Perguruan-tinggi (kesehatan/non-kesehatan) ( ) D1 s/d D3
( ) Lainnya, ............................ ( ) S1 s/d S3
7. Status pernikahan : ( ) Belum Menikah ( ) Menikah
( ) Janda ( ) Duda
8. Pekerjaan :
( ) Tidak/belum bekerja ( ) Karyawan Swasta
( ) Pagawai Negeri/TNI/Polri ( ) Tenaga kesehatan
( ) Pelajar/Mahasiswa (Kesehatan/non-kesehatan)
( ) Pedagang/Wirausaha
( ) Lainnya, sebutkan.................................................................
9. Pendapatan keluarga per bulan :
( ) < Rp. 1.500.000,00
( ) Rp. 1.500.000,00 sampai Rp. 2.500.000,00
( ) Rp. 2.500.000,00 sampai Rp. 3.500.000,00
( ) > Rp. 3.500.000,00

30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Skrinning Pengenalan Responden tentang Swamedikasi

Berilah tanda checklist (√) pada salah satu pilihan.

1. Apakah Anda pernah mengobati diri sendiri ketika mengalami sakit/keluhan


ringan menggunakan obat tradisional atau obat yang dibeli di warung/toko
obat/apotek, TANPA memeriksakan diri ke dokter/Puskesmas/bidan?
( ) Pernah ( ) Tidak Pernah.
2. Jika PERNAH, apa nama obat yang Anda gunakan (termasuk jika
menggunakan obat tradisional) dan untuk keluhan apa?
.............................................................................................................................
3. Apakah Anda pernah mendengar istilah swamedikasi atau pengobatan
mandiri?
( ) Ya ( ) Tidak
4. Apa saja contoh-contoh obat yang dapat digunakan untuk swamedikasi
(pengobatan mandiri)?
.............................................................................................................................

C. Pola Penggunaan Obat


DATA DESKRIPTIF
Berikut ini pertanyaan yang berkaitan dengan pola penggunaan obat. Berilah tanda
checklist (√) pada salah satu pilihan.
1. Berapa kali dalam sebulan Anda menggunakan obat untuk swamedikasi
(pengobatan mandiri) dalam mengatasi keluhan/sakit ringan?
( ) 1x sebulan
( ) 2x sebulan
( ) 3x sebulan
( ) 4x sebulan
( ) > 5x sebulan
2. Dimanakah Anda atau keluarga Anda membeli obat jika mengalami
keluhan/sakit ringan?

31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

( ) apotek
( ) bidan
( ) puskesmas
( ) bidan
( ) warung
3. Berapakah jarak yang harus Anda tempuh untuk menuju lokasi tempat
pembelian obat?
( ) ± 10 – 50 meter
( ) ± 100 – 500 meter
( ) ± 1 – 5 kilometer
( ) ± 10 – 20 kilometer
( ) > 20 kilometer
4. Berapakah harga obat yang Anda beli untuk mengatasi keluhan/sakit ringan?
( ) 1.000 – 2.000 rupiah
( ) 3.000 – 7.000 rupiah
( ) 8.000 – 15.000 rupiah
( ) 16.000 – 25.000 rupiah
( ) > 25.000 rupiah
5. Apa nama obat yang digunakan untuk mengatasi keluhan/sakit ringan dalam
satu bulan terakhir?
( ) bodrex®
( ) paramex®
( ) bodrexin®
( ) Neuromacyl®
( ) Lainnya, sebutkan.............
6. Bagaimana cara penggunaan obat yang Anda lakukan?
( ) langsung diminum
( ) pada malam hari
( ) digerus
( ) dioles
( ) lainnya, sebutkan.............

32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7. Bagaimana bentuk obat yang anda gunakan?


( ) tablet
( ) kapsul
( ) sirup
( ) salep
( ) lainnya, sebutkan...............
8. Keluhan/sakit ringan apa yang Anda alami selama sebulan terakhir ini?
( ) sakit kepala
( ) pegal
( ) demam
( ) maag
( ) lainnya, sebutkan.................
9. Efek samping apa yang Anda rasakan selama penggunaan obat?
( ) tidak ada
( ) mengantuk
( ) pusing
( ) mual
( ) lainnya, sebutkan................
10. Darimana Anda mendapatkan informasi terkait obat yang Anda gunakan dalam
swamedikasi?
( ) apoteker
( ) TV (iklan)
( ) keluarga
( ) tetangga
( ) lainnya, sebutkan........................

33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DATA ANALITIK
Berikut ini pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan pola penggunaan obat.
Berilah tanda checklist (√) pada salah satu pilihan.
1. Dalam satu bulan terakhir, saya ________ melakukan swamedikasi
(pengobatan mandiri) untuk mengatasi keluhan ringan.
( ) sering ( ) jarang
2. Ketika saya mengalami keluhan ringan, saya membeli obat di ________.
( ) warung ( ) apotek
3. Untuk menuju lokasi tempat pembelian obat, saya harus menempuh jarak yang
________.
( ) relatif jauh ( ) relatif dekat
4. Harga obat yang saya beli ________.
( ) relatif mahal ( ) relatif murah
5. Ketika saya mengalami keluhan ringan, saya menggunakan ________.
( ) obat tradisional ( ) obat modern
6. Saya mendapatkan informasi terkait obat yang saya gunakan dalam
swamedikasi melalui ________.
( ) apoteker ( ) teman/tetangga

34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Pengetahuan Responden tentang Swamedikasi


Berikut ini pernyataan yang berkaitan dengan swamedikasi. Berilah tanda checklist
(√) pada salah satu pilihan.
Jawaban
No. Pernyataan
Benar Salah Ragu-ragu
1. Jika suatu obat memiliki
lambang seperti pada gambar,
maka obat tersebut dapat dibeli
secara bebas tanpa resep
dokter di warung
2. Jika suatu obat memiliki
lambang seperti pada gambar,
maka obat tersebut merupakan
obat keras yang bisa dibeli tanpa resep
dokter
3. Obat bebas yang memiliki kandungan
parasetamol digunakan untuk meredakan
gejala deman dan pusing.
4. Obat bebas/bebas terbatas digunakan
tanpa resep dokter (tanpa periksa terlebih
dahulu) hanya untuk mengatasi
gejala/penyakit ringan, seperti sakit
kepala ringan, nyeri ringan, dll.
5. Dosis obat yang diminum anak-anak
setengah dari dosis orang dewasa.
6. Jika aturan pakai obat adalah 3 kali sehari,
berarti obat diminum setiap 8 jam.
7. Aspirin tidak dianjurkan untuk digunakan
seseorang yang mengalami gangguan hati.
8. Ketika Anda minum obat flu yang
mengandung CTM dan merasa
mengantuk, berarti mengalami efek
samping obat.
9. Makanan dapat mengurangi efek terapi
obat Antasida.
10. Semua obat yang berbentuk cair harus
disimpan dalam kulkas.

35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 7

Nilai Uji Reliabilitas

36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 8
Nilai Uji Korelasi Rank Spearman
a. Tingkat Pengetahuan dan Frekuensi Swamedikasi

Tingkat pengetahuan tinggi : > 50% (skor = 2)


rendah : ≤ 50% (skor = 1)
Frekuensi swamedikasi sering : > 2x sebulan (skor = 2)
jarang : ≤ 2x sebulan (skor = 1)
b. Tingkat Pengetahuan dan Jarak Pembelian Obat

Tingkat pengetahuan tinggi : > 50% (skor = 2)


rendah : ≤ 50% (skor = 1)
Jarak jauh : > 500 meter (skor = 2)
dekat : ≤ 500 meter (skor = 1)
c. Tingkat Pengetahuan dan Harga Obat

Tingkat pengetahuan tinggi : > 50% (skor = 2)


rendah : ≤ 50% (skor = 1)
Harga jauh : > 7000 rupiah (skor = 2)
dekat : ≤ 7000 rupiah (skor = 1)

37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 9
Nilai Uji Korelasi Koefisien Korelasi Theta
a. Tingkat pengetahuan dan tempat pembelian obat
Tempat Tingkat Pengetahuan Total
Pembelian Rendah Tinggi
Warung 20 29 49
Apotek 12 27 39
Total 32 56 88
θ 0,1

b. Tingkat pengetahuan dan obat yang digunakan


Obat Tingkat Pengetahuan Total
Rendah Tinggi
Modern 17 32 49
Tradisional 15 24 39
Total 32 56 88
θ 0,037

c. Tingkat pengetahuan dan obat yang digunakan


Informasi Tingkat Pengetahuan Total
Rendah Tinggi
Apoteker 6 16 22
Teman 26 40 66
Total 32 56 88
θ 0,12

38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BIOGRAFI PENULIS
Penulis bernama Linda Asnasari lahir di Tanjung Sari
pada tanggal 8 September 1996, merupakan anak
kedua dari dua bersaudara, anak dari pasangan Bansir
dan Mariana. Penulis telah menempuh pendidikan di
SDN 40 Tj. Sari pada tahun 2002-2008, SMP Setya
Budi pada tahun 2008-2011, dan SMA Panca Setya
pada tahun 2011-2014. Kemudian penulis
melanjutkan pendidikan di Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma pada tahun 2014. Selama perkuliahan, penulis
berpartisipasi dalam beberapa kegiatan diantaranya menjadi anggota Sie. Humas
“Pelepasan Wisuda 2016” dan anggota Sie. PDD “Panitia Paskah 2016” serta
menjadi Sekretaris “Faction 2016”.

39

Anda mungkin juga menyukai