SKRIPSI
Oleh :
RISHI PANNIR SELVAM
130100439
1
2
SKRIPSI
Oleh :
RISHI PANNIR SELVAM
130100439
HALAMAN PENGESAHAN
Pembimbing,
HALAMAN PERSETUJUAN
Medan, 2018
Disetujui,
Dosen Pembimbing
KATA PENGANTAR
Segala puji penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan
judul “Gambaran Karakteristik (Faktor Risiko, Gejala Klinis/Riwayat
Pengobatan, dan Pemeriksaan Spirometri), Pasien Penyakit Paru Obstruktif
Kronik (PPOK) yang Berobat ke Rumah Sakit Dr.Pirngadi dan RS Haji
Adam Malik, Medan (Tahun 2016 - 2017)” sebagai tugas akhir dalam
menyelesaikan pendidikan Sarjana Kedokteran.
Saya sangat menyadari bahwa tulisan ini mungkin masih jauh dari
sempurna baik isi maupun bahasannya, dengan semua keterbatasan tersebut, saya
berharap mendapat masukan yang bermanfaat demi kebaikan kita semua.
Dalam proses penyelesaian penelitian ini, penulis menerima bantuan dari
banyak pihak. Untuk itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang tidak
terhingga kepada :
1. Bapak Dr. dr. Aldy Safruddin Rambe, Sp.S (K)., selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
2. Prof.Dr.dr.Rozaimah Z. Hamid, MS, SpFK., selaku Dosen Pembimbing
yang telah memberi banyak bimbingan, arahan dan masukan kepada penulis
sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik dan sempurna.
3. Dr.dr.Kiking Ritarwan, SpS(K), MKT dan Dr.dr.Elmeida Effendy,
M.Ked(KJ), SpKJ(K)., selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak
kritik dan saran yang membangun terhadap penelitian ini.
4. Staf-staf pengajar yang telah bersedia memberikan pengetahuan dan
bimbingan selama penulis mengikuti pendidikan di Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara.
5. Semua responden yang meluangkan masa dan memberi kerjasama yang baik
dalam penelitian ini.
6. Ayahanda dan Ibunda yang telah membesarkan dengan penuh kasih sayang
dan sentiasa mendoakan serta memberikan semangat kepada penulis dalam
menyelesaikan karya tulis ini.
i
6
ii
7
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ............................................................................... i
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vi
iv
8
v
9
DAFTAR TABEL
vi
10
DAFTAR GAMBAR
vii
1
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah salah satu penyakit sistem
pernapasan yang didasari oleh proses inflamasi, yang bersifat menetap
(ireversibel) dan berkembang secara progresif, akibat paparan gas/partikel
berbahaya.
Saat ini, PPOK merupakan urutan keempat penyebab utama kematian, dan
diprediksi menjadi 3 penyebab kematian utama di dunia pada tahun 2030.
Menurut data WHO, lebih kurang 64 juta warga dunia menderita PPOK dan3 juta
orang meninggal akibat PPOK (6% dari semua kematian global). Dengan
demikian, PPOK merupakan masalah kesehatan yang harus mendapat perhatian,
karena akan menurunkan produktivitas dan kualitas hidup masyarakat, khususnya
bagi pasien PPOK.
Secara global, beban ekonomi akibat PPOK dalam beberapa dekade ke
depan akan terus meningkat, karena adanya paparan faktor risiko yang terus
menerus, dan bertambahnya komunitas lansia (GOLD 2017).
Sebenarnya PPOK dapat dicegah dan diobati, bila ada keseriusan pihak-
pihak terkait untuk mencegah dan mengobatinya, sehingga tidak jatuh ke kondisi
yang bertambah berat. Perburukan yang terjadi akan menurunkan kualitas hidup
dan produktivitas, serta akan meningkatkan beban ekonomi dalam skala lokal
maupun global.
Sebagian besar pasien PPOK dijumpai di negara-negara yang sedang
berkembang, karena kebiasaan merokok yang sudah berurat berakar di kalangan
masyarakatnya, bahkan dianggap sebagai aktivitas yang penting dalam unsur
tatanan budaya Bahkan pada sebagian besar negara sedang berkembang, industri
rokok dan perkebunan tembakau merupakan sumber devisa negara.
Angka kejadian PPOK di Indonesia menempati urutan kelima tertinggi di
dunia yaitu7,8 juta jiwa, dan menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas
2013), prevalensi PPOK di kalangan penduduk yang berusia 30 tahun di
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEP
DAN KERANGKA TEORI
5
6
sitokin yang dihasilkan oleh sel T di paru PPOK. Terjadinya emfisema pada
PPOK sangat dipengaruhi oleh imunitas humoral dan selular. Sel T, CD 4, CD 8
dan sel B, berakumulasi di alveolus dan jaringan saluran pernapasan, membentuk
Bronchus-Associated Lymphoid Tissue (BALT) pada dinding saluran pernapasan
yang kecil.
a. Sitokin
1) Interleukin-6 (IL-6)
2) Tumor necrosis factor- (TNF-)
3) Interleukin 1- (IL-))
4) Kemokin)
5) Adipokin)
b. Protein fase akut
1) C-reactive protein
2) Fibrinogen
3) Serum amyloid-A (SA-A)
4) Surfaktan protein–D (SP-D)
c. Sel radang
1) Monosit
2) Neutrofil
3) Limfosit
4) Natural Killer Cells (sel NK)
2.1.2.2. Ketidakseimbangan Protease-Antiprotease
Telah dibuktikan adanyaketidakseimbangan antara protease yang
memecah komponen jaringan ikat, dan antiprotease yang mengimbangi kerja
protease di dalam paru pasien PPOK. Peningkatan kadar enzim protease, yang
berasal dari sel-sel inflamasi dan sel-sel epitel, telah diamati pada pasien COPD,
dan telah banyak dibuktikan bahwa aktivitas protease pada PPOK tidak dapat lagi
dikendalikan oleh antiprotese. Hal ini dapat dijumpai pada kondisi abnormalitas
genetik antiprotease, seperti yang ditemui pada defisiensi antitripsin 1, atau
hilangnya kondisi fungsional dari antiprotease akibat proses proteolitik dan zat
oksidatif.
7
2.1.4. Diagnosis
Pada pemeriksaan fisik, kerap tidak ditemui kelainan yang jelas, karena
hal ini sangat ditentukan oleh tingkat keparahan PPOK yang terjadi. Diagnosis
PPOK ditetapkan berdasarkan gejala klinis dan riwayat penyakit, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosa serta faktor risiko yang
ada (Gambar 2.1)
Tabel 2.1.
a) Anamnesis.
Dari hasil anamnesis, gejala klinis yang biasa ditemukan pada pasien PPOK
adalah sebagai berikut :
1) Batuk kronik
Batuk kronik adalah batuk hilang timbul selama 3 bulan dalam 2 tahun
terakhir yang tidak hilang dengan pengobatan yang diberikan. Batuk dapat
terjadi sepanjang hari atau intermiten. Batuk kadang terjadi pada malam
hari
2) Batuk berdahak kronik
Hal ini disebabkan karena peningkatan produksi sputum. Karakteristik
batuk dan dahak kronik ini terjadi pada pagi hari ketika bangun tidur.
3) Sesak napas
Terutama pada saat melakukan aktivitas. Seringkali pasien sudah
mengalami adaptasi dengan sesak nafas yang bersifat progressif lambat
sehingga sesak ini tidak dikeluhkan.
b) Riwayat penyakit.
1) Adanya riwayat merokok atau bekas perokok
2) Riwayat terpajan zat-zat berbahaya
3) Riwayat penyakit terdahulu (asma, alergi, sinusitis, polip nasal)
4) Riwayat PPOK atau penyakit pernapasan lain di keluarga
5) Adanya faktor predisposisi pada saat bayi/anak (BBLR, infeksi berulang
saluran napas, lingkungan dengan polusi udara)
6) Riwayat ekaserbasi atau hospitalisasi akibat penyakit sistem pernapasan
7) Adanya penyakit penyerta.
c) Pemerikaan fisik
1) Inspeksi.
(a) Pursed-lips breathing (mulut mencucu)
(b) Barrel chest (diameter antero-posterior dan transversal sebanding)
(c) Penggunaan otot bantu pernapasan
(d) Pelebaran sela iga
(e) Terlihat denyut vena jugularis (bila telah terjadi gagal jantung kanan)
(f) Tampak tampilan pink puffer & blue bloater
12
Catatan:
= Pink puffer, gambaran khas pada emfisema: pasien kurus,kulit
kemerahan dan pernapasan dengan mulut mencucu/pursed-lips
breathing), sianosis, edema tungkai (+), ronki basah di basal paru,
sianosis sentral dan perifer
= Pursed-lips breathing, bernapas dengan mulut mencucu dan ekspirasi
memanjang. Sikap ini merupakan upaya tubuh untuk mengeluarkan
retensi CO2 yang terjadi pada gagal napas kronik.
2) Palpasi.
Bila sudah terjadi emfisema: fremitus suara melemah dan sela iga melebar
3) Perkusi.
Bila sudah terjadi emfisema: hipersonor dan batas jantung mengecil,
diafragma letak rendah, hepar terdorong ke bawah
4) Auskultasi
(a) Suara pernapasan vesikular normal atau melemah
(b) Terdapat ronki dan atau mengi pada saat bernapas biasa atau pada
ekspirasi paksa
(c) Ekspirasi memanjang
(d) Suara jantung terdengar jauh
2.1.4.2.Pemeriksaan Penunjang.
Spirometri adalah alat pengukur keterbatasan aliran udara di saluran
pernapasan yang non-invasif dan paling reproducibel. Meskipun memberikan
sensitivitas yang baik, puncak pengukuran aliran ekspirasi saja tidak dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai satu-satunya tes diagnostik. Selayaknya semua
petugas kesehatan yang merawat pasien PPOK harus memiliki akses untuk
pemeriksaan spirometri. Beberapa faktor yang diperlukan untuk mencapai hasil
tes yang akurat, diringkas dalamTabel 2.2.
13
Tabel 2.2.
Berbagai faktor yang diperlukan untuk mencapai hasil tes yang akurat
2.1.10. Prognosis
Prognosis PPOK bergantung pada umur dan gejala klinis waktu berobat.
Pada pasien yang berumur kurang dari 50 tahun dan datang dengan keluhan sesak
nafas yang ringan, akan terlihat ada perbaikan, tetapi apabila pasien datang
dengan sesak nafas sedang, ma pasien akan sesak lebih berat dan meninggal
dalam masa 5 tahun.
21
BAB III
METODE PENELITIAN
Waktu penelitian dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai bulan Juni
2017.
22
23
3.2.3Kriteria Inklusi
a. Tidakdapatdihubungi
b. Tidak bersedia ikut serta dalam penelitian.
No Rincian Biaya
1 Transportasi (Bahan bakar minyak kenderaan bermotor Rp 560,000
selama 8 minggu, @ 1 minggu, Rp.70,000,-)
2 Biaya Literatur
- Internet (Pencarian sumber) Rp 50.000
- Fotokopi Rp 90.000
- Printing Rp 100.000
Jelaskan jumlah satuannya
Uang untuk imbalan bagi relawan penelitian a Rp
20.000,-/orang
3 Penjilidan 4 expl. Skripsi @ Rp10,000,- Rp 40.000
Jumlah Rp 840.000
26
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilaksanakan pada dua rumah sakit yaitu, Rumah Sakit Haji
Adam Malik dan juga Rumah Sakit Dr.Pirngadi.
Distribusi faktor risiko pasien PPOK di Rumah Sakit Haji Adam Malik
dan juga Rumah Sakit Dr.Pirngadi berdasarkan riwayat keluarga, pekerjaan,
kebiasaan merokok dan faktor lain yang berkaitan dengan risiko PPOK.
28
Dari Tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa distribusi kebiasaan merokok
subyek penelitian berdasarkan klasifikasi perokok sebagian besar pasien
mempunyai kebiasaan merokok yaitu sebanyak 118 orang (75,2%) dan sudah
berhenti ada 39 orang (24,8%).
Kebiasaan merokok pasien PPOK lamanya sebagian besar sudah >45
tahun sebanyak 90 orang (57,3%), antara 31-45 tahun sebanyak 42 orang (26,8%),
antara 16-30 tahun ada 16 orang (5,7%) dan ≤15 tahun hanya 9 orang (5,7%).
30
Dari Tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa distribusi kebiasaan merokok
subyek penelitian berdasarkan ketergantungan fisik terhadap rokok dilihat dari
Indeks Brinkman (IB), sebagian besar pasien tergolong perokok berat yaitu
sebanyak 141 orang (89,8%) dan perokok sedang ada 16 orang (10,2%).
Jenis rokok yang digunakan pasien PPOK sebagian besar adalah jenis
rokok kretek yaitu sebanyak 87 orang (55,4%), rokok putih sebanyak 47 orang
(29,9%) dan rokok campuran ada 23 orang (14,6%).
Cara pasien menghisap rokok sebagian besar dihisap dalam sebanyak 104
orang (66,2%), dimulut saja ada 28 orang (17,8%) dan dihisap dangkal (begitu
dihisap langsung dihembuskan) ada 25 orang (15,9%).
Pasien PPOK sebagian besar merokok setiap saat sebanyak 120 orang
(76,4%), hanya pada saat istirahat ada 20 orang (12,7%) dan hanya ketika
beraktivitas ada 17 orang (10,8%).
32
Dari Tabel 4.7 di atas dapat diketahui bahwa faktor lain yang berkaitan
dengan risiko PPK berdasarkan anggota keluarga/orang lain di sekitar pasien
PPOK yangmempunyai kebiasaan merokok, seluruh pasien menyatakan ya
(100%), yaitu sebagian besar teman dekat sebanyak 46 orang (29,3%), diikuti
anak ada 35 orang (22,3%), saudara kandung ada 34 orang (21,7%), suami/istri
ada 22 orang (14%) dan orangtua ada 20 orang (12,7%).
Berdasarkan pertanyaan apakah di lingkungan anda, anda sering terpapar
dengan asap/sisa pembakaran, seluruh responden menjawab ya (100%). Sebagian
besar pasien PPOK menjawab paparan asap tersebut berasal dari asap kendaraan
bermotor yaitu sebanyak 101 orang (64,3%), asap bakaran sampah ada 37 orang
(23,6%) dan berasal dari asap dapur ada 19 orang (12,1%).
Dari pertanyaan sudah berapa lama pasien PPOK terpapar oleh asap
tersebut, seluruh pasien (100%) menjawab >10 tahun.
Berdasarkan riwayat penyakit penyerta, selain menderita PPOK, apakah
pasien PPOK mempunyai riwayat penyakit lain? Seluruh menjawab ada (100%).
Dan sebagian besar pasien PPOK menyatakan jenis penyakit penyerta tersebut
adalah penyakit asma yaitu sebanyak 117 orang (74,5%), jantung ada 28 orang
(17,8%) dan hipertensi ada 12 orang (7,6%).
Lamanya pasien mengidap penyakit tersebut, seluruh pasien PPOK
menjawab >10 tahun (100%).
Dari tabel 4.8 distribusi gejala klinis pasien PPOK di RS Dr.Pirngadi dan
RSUP HAMberdasarkan gejala klinis apa yang pasien alami saat mengidap
penyakit PPOK, sebagian besar pasien menjawab sesak nafas yaitu sebanyak 77
orang (49%), batuk ada 48 orang (30,6%) dan produksi dahak ada 32 orang
(20,4%).
Berdasarkan bila terjadinya sesak nafas, sebagian besar pasien
menjawabsaat melakukan aktivitas sedang (berjalan cepat, naik tangga) yaitu
sebanyak 66 orang (42%), saat melakukan aktivitas berat (berlari atau olahraga
36
berat lainnya) sebanyak 56 orang (35,7%) dan saat melakukan aktivitas ringan
(berjalan, mengenakan pakaian) ada 35 orang (22,3%).
Sebagian besar pasien PPOK menyatakan gejala sesak napas berkurang
sesudah menggunakan obat pelega yaitu sebanyak 109 orang (69,4%), apabila
beristirahatsebanyak 28 orang (17,8%) dan sesudah mengeluarkan dahakada 20
orang (12,7%).
Pasien PPOK mengalami batuk, sebagian besar menjawab terutama terjadi
saat bangun tidur yaitu sebanyak 73 orang (46,5%), bila terpapar udara
berpolusisebanyak 60 orang (38,2%), dan kapan saja ada 24 orang (15,3%).
Apabila pasien PPOK batuk berdahak, banyak dahak yang dikeluarkan
dalam satu kali berdahak sebagian besar menjawab >1 sendok makanyaitu
sebanyak 117 orang (74,5%), dan 1 sendok makanada 40 orang (25,5%).
Apabila batuk pasien PPOK berdahak, sebagian besar pasien PPOK
mengeluarkan dahak warna hijau kekuningan yaitu sebanyak 89 orang (56,7%),
warna putih ada 48 orang (30,6%), dan warna hijau ada 20 orang (12,7%).
4.1.4.2 Perjalanan Penyakit
Perjalanan penyakit pasien PPOK di RS Dr.Pirngadi dan RSUP HAM
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.9. Distribusi Perjalanan Penyakit Pasien PPOK di RS
Dr.Pirngadi dan RSUP HAM
4.2 PEMBAHASAN
sebagian besar adalah jenis rokok kretek yaitu sebanyak 87 orang (55,4%). Cara
pasien menghisap rokok sebagian besar dihisap dalam sebanyak 104 orang
(66,2%). Pasien PPOK sebagian besar merokok setiap saat sebanyak 120 orang
(76,4%). Meskipun sakit dan harus beristirahat sepanjang hari sebagian besar
pasien PPOK tetap merokok yaitu sebanyak 141 orang (89,8%). Pasien PPOK
lebih sering merokok pada saat setelah bangun tidur dibandingkan saat lainyaitu
sebanyak 117 orang (74,5%). Jarak waktuantara bangun pagi dengan rokok
pertama yang dihisap pasien PPOK adalah antara 6-30 menit yaitu sebanyak 73
orang (46,5%). Pasien PPOK merasa sulit untuk menghilangkan aktivitas
merokoksebagian besar pada pagi hari sebanyak 133 orang (84,7%). Seluruh
pasien PPOK merasa kesulitan untuk tidak merokok, di tempat bebas rokok
(100%). Berdasarkan skor yang diperoleh, pasien PPOK di RS Dr. Pirngadi dan
RSUP HAM tergolong sangat tinggi sebanyak 105 orang (66,9%) dan tinggi ada
52 orang (33,1%).
Hasil penelitian pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa kebiasaan merokok
subyek penelitian berdasarkan alasan pasien berhenti merokok seluruh pasien
menyatakan karena sakit, seperti paru, jantung, stroke dan lain-lain (100%).
Hasil penelitian pada tabel tabel 4.7 menunjukkan bahwa faktor lain yang
berkaitan dengan risiko PPK pasien PPOK mengatakan bahwa seluruh anggota
keluarga/orang lain (100%) di sekitar pasien PPOK mempunyai kebiasaan
merokok dan sebagian besar adalah teman dekat sebanyak 46 orang (29,3%).
Pasien PPOK sering terpapar dengan asap/sisa pembakaran (100%). Paparan asap
tersebut berasal dari asap kendaraan bermotor yaitu sebanyak 101 orang (64,3%).
Lamanya pasien PPOK terpapar oleh asap tersebut seluruh pasien (100%)
mengatakan >10 tahun. Berdasarkan riwayat penyakit penyerta, selain menderita
PPOK seluruh pasien (100%) mempunyai riwayat penyakit lain. Dan penyakit
penyerta tersebut adalah penyakit asma yaitu sebanyak 117 orang (74,5%).
Lamanya pasien mengidap penyakit tersebut, seluruh pasien PPOK menjawab >10
tahun (100%).
Merokok merupakan faktor risiko utama terjadinya PPOK, namun
merokok bukan satu-satunya faktor risiko PPOK. Faktor terjadinya PPOK selain
45
rokok antara lain pajanan terhadap debu organik, anorganik, bahan kimia dan
polusi udara yang dihasilkan dari pembakaran kayu atau bahan biomasa lainnya.
Definisi PPOK menurut GOLD/Global Initiative for Chronic Obstructive Lung
Diseas (2015) adalah penyakit paru yang dapat dicegah dan diobati ditandai oleh
hambatan aliran udara yang bersifat progresif dan berhubungan dengan respons
inflamasi pada paru dan saluran pernapasan terhadap partikel dan gas berbahaya.
Eksaserbasi dan penyakit komorbidberperan serta terhadap keparahan masing-
masing pasien (Silmi, 2015).
Keluhan sesak napas banyak diderita karena seringnya terpapar oleh polusi
udara yang kotor, debu, kebiasaan merokok, dan kurangnya memakai alat 6
pelindung diri, serta infeksi tuberculosis yang menahun sehingga terjadi
penurunan fungsi paru (PDPI, 2011 dalam Ali, 2017).
Penderita PPOK umumnya mempunyai riwayat pajanan dengan asap
rokok, walaupun ditemukan beberapa yang tidak. Respon inflamasi yang terjadi
secara terus-menerus menghasilkan suatu akumulasi kerusakan pada saluran napas
dan parenkim paru.Inflamasi paru diperberat oleh stres oksidatif dan kelebihan
proteinase (Mohammad Afien Mukti, 2017).
Hasil penelitian pada tabel 4.8 menunjukkan bahwa gejala klinis yang
dialami pasien PPOK di RS Dr.Pirngadi dan RSUP HAM sebagian besar pasien
sesak nafas yaitu sebanyak 77 orang (49%). Sesak nafas pada pasien PPOK
sebagian besar terjadi saat melakukan aktivitas sedang (berjalan cepat, naik
tangga) yaitu sebanyak 66 orang (42%) dan saat melakukan aktivitas berat (berlari
atau olahraga berat lainnya) sebanyak 56 orang (35,7%). Gejala sesak napas
berkurang menurut sebagian besar pasien PPOK adalah sesudah menggunakan
obat pelega yaitu sebanyak 109 orang (69,4%). Pasien PPOK sebagian besar
mengalami batuk terutama terjadi saat bangun tidur yaitu sebanyak 73 orang
(46,5%). Apabila pasien PPOK batuk berdahak, banyaknya dahak yang
46
dikeluarkan pasien PPOK dalam satu kali berdahak sebagian besar >1 sendok
makanyaitu sebanyak 117 orang (74,5%). Sebagian besar berwarna hijau
kekuningan yaitu sebanyak 89 orang (56,7%).
Hal ini sesuai dengan pendapat Sylvia A. Price dalam bukunya berupa
“Patofisiologi tahun 2006” yaitu terdapat beberapa tanda dan gejala dari PPOK,
antara lain: dispneu, batuk, pink puffer, produksi sputum, barrel chest, ronkhi atau
wheezing. Pink Puffer ialah timbulnya dispneu tanpa disertai batuk dan produksi
sputum yang berarti. Biasanya dispneu timbul antara usia 30 – 40 tahun dan
semakin lama semakin berat. Pada penyakit yang sudah lanjut pasien akan
kehabisan napas sehingga tidak lagi dapat makan dan tubuhnya bertambah kurus.
Pada pasien ini mengalami penurunan berat badan yang signifikan, dari 65 kg
menjadi 55 kg. Barrel chest berupa kondisi dimana letak dari diafragma lebih
rendah dan bergerak tidak lancar, kifosis, diameter anteroposterior bertambah,
jarak tulang rawan krikotiroid dengan lekukan suprasternal kurang dari 3 jari, iga
lebih horizontal dan sudut subkostal bertambah (Price, 2006 dalam Fitria, 2017).
dan memerlukan alat peraga. Edukasi yang tepat diharapkan dapat mengurangi
kecemasan pasien PPOK, memberikan semangat hidup walaupun dengan
keterbatasan aktiviti. Penyesuaian aktiviti dan pola hidup merupakan salah satu
cara untuk meningkatkan kualiti hidup pasien PPOK (Perhimpunan Dokter Paru
Indonesia, 2011).
Edukasi diberikan dengan bahasa yang sederhana dan mudah diterima,
langsung ke pokok permasalahan yang ditemukan pada waktu itu. Pemberian
edukasi sebaiknya diberikan berulang dengan bahan edukasi yang tidak terlalu
banyak pada setiap kali pertemuan. Edukasi merupakan hal penting dalam
pengelolaan jangka panjang pada PPOK stabil, karena PPOK merupakan penyakit
kronik progresif yang ireversibel (PDPI, 2011).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN
5.2. SARAN
50
Firdahana A. 2010. Perbandingan Nilai Faal Paru Pada Penderita Penyakit Paru
Obstruksi Kronik (PPOK) Stabil Dengan Orang Sehat. Skripsi. Fakultas
Kedokteran. Universitas Sebelas Maret. Surakarta
Brusasco V. 2015. Interpretative strategies for lung function tests. 26(5): 948-68.
Jones PW. 2011. Health status and the spiral of decline. COPD 2009; 6(1):59-63.
Kemalasari, Nadia. 2017. Gambaraan Faal Paru VEP1 dan KVP Pada Pasien
Penyakit Paru Obstruktif Kronik di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam
Malik Medan Periode 2016. Skripsi Sarjana. Fakultas Kedokteran.
Universitas Sumatera Utara. Repositori Institusi USU.
52
Riyanto BS. 2013. H.Isyam B.Ajaar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Departmen
Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
374(9696):1171-8. Lancet.
Van Eerd EA. 2016. Smoking Cessation For People With Chronic Obstructive
Pulmonary Disease.
Vollmer WM. 2011. COPD in Never Smokers: Results From The Population-
Based Burden Of Obstructive Lung Disease Study. 139(4):752-63.
53
Lampiran 1.
Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) adalah salah satu penyakit sistem
pernapasan yang didasari oleh proses inflamasi, akibat kebiasaan merokok dan
terpapar dengan zat berbahaya, yang berlangsung lama (kronis). Penyakit ini akan
menimbulkan kerusakan paru dan saluran pernapasan yang menetap, sehingga
menyebabkan angka kesakitan yang tinggi dan penyebab utama kematian di
seluruh dunia. Dengan demikian, penyakit ini akan menurunkan produktivitas dan
kualitas hidup pasiennya, serta meningkatkan biaya pemeliharaan kesehatan /
perawatan, baik untuk perorangan atau masyarakat luas secara nasional maupun
global.
tersebut saya akan memberikan lembar pertanyaan (kuesioner), yang akan diisi
sesuai dengan data rekam medis Bapak, Ibu, Sdr (i) sekalian dan beberapa
pertanyaan yang secara langsungakan dijawab oleh Bapak, Ibu, Sdr (i). Penelitian
initidakmemberikan akibat yang dapat merugikan Bapak, Ibu, Sdr (i), dan saya
berharap agar Bapak, Ibu, Sdr (i) sekalian bersedia menjawab setiap pertanyaan
yang diberikan, dengan sejujur-jujurnya.
Data yang diperoleh dari penelitian ini akan dijaga kerahasiaannya dan
tidak akan disebarluaskan, serta hanya akan digunakan untuk tujuan penelitian ini
saja. Bila diminta, data hanya akan diberikan kepada instansi terkait yang
resmi,yang mempunyai kewenangan untuk keperluan perbaikan sistem pelayanan
kesehatan.
Bagi Bapak, Ibu, Sdr (i) yang bersedia sebagai relawan penelitian ini,
diminta untuk menandatangani lembar persetujuan setelah penjelasan (Informed
Consent). Peneliti juga akan memberikan wang pengganti transport dan lain-lain
sebesar Rp 20.000 untuk setiap relawan. Semoga keikutseraanAnda sebagai
relawan penelitian ini akan memberikan manfaat bagi kita semua.Terima kasih.
Lampiran 2.
Lampiran 3
A. FAKTOR RISIKO
1. Riwayat keluarga
a. Apakah ada anggota keluarga anda yang menderita penyakit
PPOK?
□ Ada □ Tidak ada
b. Bila ada, berikan tanda (√) pada kotak yang tersedia untuk
jawaban pilihan anda, dan berikan keterangan (......)
□ Kakek/Nenek (......) □ Orangtua (......)
□ Saudara kandung (.......) □ Anak (......)
□ Lain-lain (......) / tidak ada
57
3. Kebiasaan Merokok
a. Klasifikasi Perokok
1) Apakah Anda mempunyai kebiasaan merokok?
□Ya □ Tidak □ Sudah berhenti
2) Bila ya, tuliskan sudah berapa tahun Anda mempunyai
kebiasaan merokok
(..........tahun)
≤15 tahun ; 16-30 tahun ; 31-45 tahun ; ≥45 tahun
3) Bila sudah berhenti, tuliskan sudah berapa tahun Anda
tidak lagi mempunyai kebiasaan merokok
(..........tahun)
≤5 tahun ; 6-10 tahun ; >10 tahun
4) Berapa batang rokok yang Anda isap dalam sehari?
(............ batang)
1 bungkus ; 2 bungkus ; <2 bungkus
5) Berdasarkan pertanyaan di atas, Anda adalah:
□ Perokok aktif □ Bekas perokok
≤110 50
Perokok aktif
Bila Anda termasuk golongan perokok aktif, maka perokok
dapat diklasifikasi berdasarkan Indeks Brinkman (IB),
IB= Jumlah rokok yang dihisap sehari x lama merokok (tahun).
Misalnya kebiasaan merokok sudah berlangsung selama 5
tahun, 20 batang perhari IB: 20 X 5 = 100 perokok
ringan.
IB: Klasifikasi
□ 0- 199 batang : Perokok ringan
□ 200 - 599 batang : Perokok sedang
□ >600 batang : Perokok berat
c. Bekas Perokok
9) Bila Anda bekas perokok, alasan Anda berhenti merokok:
□ Sakit (paru, jantung, stroke, dll)
□ Niat (keinginan sendiri)
□ Lain-lain
59
2) Bila ada, berikan tanda (√) pada kotak yang tersedia untuk
jawaban pilihan anda, dan berikan keterangan (.....)
□ Kakek/Nenek (......) □ Orangtua (......)
□ Suami/isteri (.......) □ Saudara kandung (......)
□ Teman dekat (......) □ Anak (......)
2. Perjalanan Penyakit
a. Sejak usia berapa anda didiagnosa dengan penyakit paru
obstrukstif kronik (PPOK)? Tuliskan berapa tahun.
(........ tahun)
b. Bagaimanakah kondisi anda sekarang?
□ Stabil (usia muda)
□ Tidak stabil (orangtua banyakan tidak stabil)
61
3. RiwayatPengobatan
a. Untuk mengobati penyakit PPOK yang Anda alami, bila Anda
menggunakan obat untuk keperluan tersebut?
□ Saat serangan (kambuh) saja
□ Bila persediaan obat masih ada & berhenti bila obat habis
□ Sepanjang hidup Anda.
4. Pemeriksaan Spirometri
a. Apakah Anda pernah menjalani tes spirometri?
□ Ya (untuk orangtua/kakek) □ Tidak
Frequency Table
1. Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 35-50 tahun 19 12.1 12.1 12.1
51-65 tahun 68 43.3 43.3 55.4
66-80 tahun 58 36.9 36.9 92.4
>80 tahun 12 7.6 7.6 100.0
Total 157 100.0 100.0
2. JK
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 128 81.5 81.5 81.5
Perempuan 29 18.5 18.5 100.0
Total 157 100.0 100.0
3. Suku
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Batak 122 77.7 77.7 77.7
Jawa 24 15.3 15.3 93.0
Melayu 7 4.5 4.5 97.5
Aceh 4 2.5 2.5 100.0
Total 157 100.0 100.0
4. Agama
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Islam 51 32.5 32.5 32.5
Kristen 106 67.5 67.5 100.0
Total 157 100.0 100.0
5. Tingkat Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sarjana 61 38.9 38.9 38.9
SMA 88 56.1 56.1 94.9
SMP 7 4.5 4.5 99.4
SD 1 .6 .6 100.0
Total 157 100.0 100.0
65
6. Status Perkawinan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Menikah 145 92.4 92.4 92.4
Duda/Janda 12 7.6 7.6 100.0
Total 157 100.0 100.0
8. Siapa
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Orangtua 50 31.8 31.8 31.8
Saudara kandung 86 54.8 54.8 86.6
Anak 21 13.4 13.4 100.0
Total 157 100.0 100.0
9. Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid PNS/Pensiunan PNS 69 43.9 43.9 43.9
Pegawai Swasta 6 3.8 3.8 47.8
Petani 11 7.0 7.0 54.8
Pedagang 71 45.2 45.2 100.0
Total 157 100.0 100.0
12. Bila sudah berhenti, tuliskan sudah berapa tahun Anda tidak lagi mempunyai
kebiasaan merokok
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Masih merokok 118 75.2 75.2 75.2
6-10 tahun 17 10.8 10.8 86.0
>10 tahun 22 14.0 14.0 100.0
Total 157 100.0 100.0
19. Apakah Anda tetap merokok meskipun sakit dan harus beristirahat sepanjang hari?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 141 89.8 89.8 89.8
Tidak 16 10.2 10.2 100.0
Total 157 100.0 100.0
20. Apakah Anda lebih sering merokok pada saat setelah bangun tidur dibandingkan
saat lain?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 117 74.5 74.5 74.5
Tidak 40 25.5 25.5 100.0
Total 157 100.0 100.0
21. Berapa lama jarak waktu, antara Anda bangun pagi dengan rokok pertama yang Anda
isap?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ≥5 menit 40 25.5 25.5 25.5
6-30 menit 73 46.5 46.5 72.0
31-60 menit 44 28.0 28.0 100.0
Total 157 100.0 100.0
22. Bila saat / waktu yang Anda rasa sulit untuk menghilangkan aktivitas merokok?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Pagi hari 133 84.7 84.7 84.7
Selain pagi hari 24 15.3 15.3 100.0
Total 157 100.0 100.0
23. Apakah ada merasa kesulitan untuk tidak merokok, di tempat bebas rokok?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 157 100.0 100.0 100.0
24. Berdasarkan skor yang diperoleh, Anda termasuk golongan ketergantungan terhadap
rokok :
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tinggi 52 33.1 33.1 33.1
Sangat tinggi 105 66.9 66.9 100.0
Total 157 100.0 100.0
68
26. Apakah ada anggota keluarga/orang lain di sekitar anda yang mempunyai kebiasaan
merokok?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 157 100.0 100.0 100.0
27. Siapa
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Suami/istri 22 14.0 14.0 14.0
Teman dekat 46 29.3 29.3 43.3
Orangtua 20 12.7 12.7 56.1
Saudara kandung 34 21.7 21.7 77.7
Anak 35 22.3 22.3 100.0
Total 157 100.0 100.0
28. Apakah di lingkungan anda, anda sering terpapar dengan asap/sisa pembakaran?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 157 100.0 100.0 100.0
31. Selain menderita PPOK, apakah anda mempunyai riwayat penyakit lain?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ada 157 100.0 100.0 100.0
69
34. Gejala klinis apa yang anda alami saat mengidap penyakit PPOK?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sesak nafas 77 49.0 49.0 49.0
Batuk 48 30.6 30.6 79.6
Produksi dahak 32 20.4 20.4 100.0
Total 157 100.0 100.0
38. Jika batuk Anda berdahak, kira-kira berapa banyak dahak yang Anda keluarkan
dalam satu kali berdahak?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 sendok makan 40 25.5 25.5 25.5
>1 sendok makan 117 74.5 74.5 100.0
Total 157 100.0 100.0
39. Jika batuk Anda berdahak, apa warna dahak yang Anda keluarkan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Putih 48 30.6 30.6 30.6
Hijau 20 12.7 12.7 43.3
Hijau kekuningan 89 56.7 56.7 100.0
Total 157 100.0 100.0
40. Sejak usia berapa anda didiagnosa dengan penyakit paru obstrukstif kronik (PPOK)?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 30-45 tahun 28 17.8 17.8 17.8
46-60 tahun 71 45.2 45.2 63.1
>60 tahun 58 36.9 36.9 100.0
Total 157 100.0 100.0
42. Apakah selama ini Anda pernah mengalami kekambuhan & dirawat di rumah sakit,
karena penyakit PPOK?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 157 100.0 100.0 100.0
44 Untuk mengobati penyakit PPOK yang Anda alami, bila Anda menggunakan obat
untuk keperluan tersebut?
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Saat serangan (kambuh) saja 102 65.0 65.0 65.0
Bila persediaan obat masih ada 20 12.7 12.7 77.7
& berhenti bila obat habis
Sepanjang hidup 35 22.3 22.3 100.0
Total 157 100.0 100.0
45. Kemana Anda pergi untuk mengobati penyakit PPOK yang Anda alami?
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Dokter Umum 44 28.0 28.0 28.0
Dokter spesialis paru 113 72.0 72.0 100.0
Total 157 100.0 100.0
46. Bila Anda berobat ke dokter, apakah dokter ada memberi keterangan tentang obat
yang diberikan kepada anda ?
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Ya 157 100.0 100.0 100.0
47. Bila Ya, keterangan tentang apa yang diberikan dokter kepada Anda berkenaan
dengan obat yang diberikannya.
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Jenis, cara, waktu dan efek 28 17.8 17.8 17.8
samping penggunaan obat
Cara, waktu dan efek samping 84 53.5 53.5 71.3
penggunaan obat
Cara dan waktu penggunaan 45 28.7 28.7 100.0
obat
Total 157 100.0 100.0
48. Bila Anda pergi ke dokter untuk mengobati penyakit PPOK yang Anda alami, bentuk
sediaan obat apa yang diberikan oleh dokter/ yang Anda Anda gunakan?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Obat semprot 103 65.6 65.6 65.6
Obat makan 30 19.1 19.1 84.7
Obat suntik 24 15.3 15.3 100.0
Total 157 100.0 100.0
49. Bila Anda menggunakan obat semprot, jenis obat semprot apa yang Anda gunakan?
(tunjukkan obatnya & catat namanya)
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Inhaler 48 30.6 30.6 30.6
Turbuhaler 85 54.1 54.1 84.7
Rotahaler 24 15.3 15.3 100.0
Total 157 100.0 100.0
72
51. Obat pelega apa yang diberikan kepada Anda dan dalam bentuk sediaan apa?
(Sebutkan / catat namanya atau tunjukkan obatnya)
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid LABA + LAMA 68 43.3 43.3 43.3
LABA 49 31.2 31.2 74.5
LAMA 40 25.5 25.5 100.0
Total 157 100.0 100.0
58. Bila Ya. Pada pemeriksaan spirometri tersebut, berapa nilai VEP1 yang didapatkan?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid <30% 24 15.3 15.3 15.3
>30% 92 58.6 58.6 73.9
>50% 41 26.1 26.1 100.0
Total 157 100.0 100.0
59. Selama Anda menjalani pengobatan untuk PPOK yang Anda alami, berapa kali
Anda menjalani pemeriksaan spirometri?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 kali 28 17.8 17.8 17.8
2 kali 24 15.3 15.3 33.1
>2 kali 105 66.9 66.9 100.0
Total 157 100.0 100.0
61. Bila Ya. Dari pemeriksaan spirometri tersebut tersebut, kondisi PPOK yang Anda
alami, menunjukkan:
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Perbaikan 104 66.24 66.24 66.24
Tetap saja 36 22.93 22.93 89.17
Perburukan 17 10.83 10.83 100.0
Total 157 100.0 100.0