Anda di halaman 1dari 7

REVIEW KNOWLEDGE MANAGEMENT BOOK REVIEW

NAME : ULFA RABBINA


NIM : 29318439
PROGRAM :GM 8
Sejarah peradaban manusia dibagi menjadi tiga perubahan, yaitu :
Era Manual, Era Mesin Industry, dan Era Pengetahuan. Pada Era Manual
faktor utama yang ada pada diri manusia dalam mengelola sistem industri
tradisional adalah enerji-fisik yaitu otot. Sedangkan pada Era Mesin
Industri faktor utama yang digunakan merupakan keterampilan bekerja
menggunakan mesin. Dan yang terakhir pada Era Pengetahuan faktor
utama yang digunakan untuk mengelola sistem adalah pengetahuan,
karena pengetahuan menjadi modal virtual (Human Capital) yang dapat
menentukan pertumbuhan dan pembangunan suatu organisasi. Dalam
Era Pengetahuan memiliki spesifikasi yang berbeda dibandingkan dua era
sebelumnya. Terdapat tiga karakteristik yang dapat menggambarkan Era
Pengetahuan, Yaitu :

1. Informasi/Pengetahuan mudah diperoleh dan sekaligus dapat kadaluarsa


dengan cepat
Pada masa lalu untuk mendapatkan informasi merupakan hal yang sulit
didapatkan karena terbatasnya alat atau instrument yang membantu, namun
pada masa kini masalah lain muncul dengan banyaknya informasi yang
didapatkan sehingga sulitnya dalam pengambilan keputusan. Hal ini dibantu
dengan inovasi dan berkembangnya teknologi, yaitu internet.
2. Permasalahan dalam kehidupan sehari hari semakin kompleks
Teknologi membuat lapangan pekerjaan yang membutuhkan kekuatan fisik
dan keterampilan fisik semakin tertinggal dan mengakibatkan perubahan
dalam tatanan sosial, politik dan ekonomi. Contohnya adalah Komputer dan
Robot robot yang membantu memudahkan aktivitas dan kegiatan manusia.
3. Pola perubahan dalam bidang-bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya
berpengaruh signifikan pada kelangsungan organisasi dengan hubungan
pengaruh yang semakin sulit diprediksi.
Era pengetahuan mengakibatkan perubahan cara berpikir dan pola hidup
manusia, tidak hanya dalam bidang pendidikan tapi juga permasalahan sosial
dan perubahan peran anggota keluarga dalam dunia pendidikan. Era ini
dengan mudahkan memutar balik perilaku, pola dan dan cara main dari Era
sebelumnya, contoh tragedi yang terjadi adalah krisis moneter 1998 yang
menunjukkan bahwa Indonesia masih belum bisa beradaptasi dengan
perubahan. Dan perubahan ini tidak memberikan alternatif lain sehingga
manusia dipaksa untuk berubah.

Masih berhubungan dengan tragedi Krisis moneter pada 1998 yang mengakibatkan
reformasi. Di dalam buku ini dijelaskan bahwa reformasi Indonesia merupakan
perubahan yang cukup lambat. Hal ini disebabkan :

1. Kehilangan Kepekaan
Perusahaan merasa nyaman dengan posisinya saat ini sehingga ketika terdapat
perubahan mereka menolak untuk berubah menjadi lebih baik. Padahal
sebenarnya perubahan yang terjadi memaksa mereka untuk berubah agar
mampu bersaing di pasar global.
2. Reformasi Bangsa Indonesia Keluar dari Batas
Reformasi pada awalnya dianggap merupakan wadah terbaik untuk membatasi
kebebasan namun ternyata arahnya menimbulkan ketidakjelasan.
3. Rakyat Kehilangan Jati Diri, Kesabaran dan Kearifan
Munculnya golongan yang memiliki kepentingan sendiri dan tidak melihat
dampak negatif yang dihasilkan disebabkan krisis kepercayaan diri yang
melanda Bangsa. Hal ini disebabkan kurang kompetennya pemerintah dalam
menangani krisis yang terjadi. Sehingga muncul golongan yang meluapkan
emosi dan hilangnya kepercayaan terhadap pemerintah.
4. Rakyat Terobsesi dengan Kejayaan di Masa Lalu
Rakyat masih beranggapan bahwa metode dan sistem yang digunakan dalam
era sebelumnya lebih baik dan masih bisa diterapkan di Indonesia. Dalam
menghadapi perubahan seharusnya manusia bukan enggan untuk berubah
melainkan menyadari bahwa perubahan diperlukan untuk meningkatkan kualitas
diri.
5. Bangsa Terbiasa dengan Pikiran Jangka Pendek
Dengan pemikirian jangka pendek menimbulkan hancurnya sistem yang
dbangun dalam suatu organisasi yang umumnya dibuat dalam waktu jangka
panjang.
6. Bangsa Indonesia masih sering Membenarkan Kebiasaan daripada
Membiasakan Kebenaran
Dalam hal ini, lambatnya reformasi disebabkan organisasi yang memiliki sumber
daya yang terbatas dalam hal ini teknologi dan finansial. Selain itu modal SDM
tidak mampu melakukan adaptasi dalam cara berpikir.
7. Modal Manusia Indonesia belum Tercapai
Untuk mempercepat proses perubahan bangsa, maka sebagai pemimpin dituntut
untuk bisa melakukan :
a) Mengarahkan anggota dalam mengatasi masalah yang kompleks, sebagai
akibat dari pengaruh informasi dan perubahan yang menglobal.
b) Meningkatkan kemampuan diri melalui pendidikan dan pelatihan untuk
meningkatkan kualitas diri dalam berbagai aspek, sehingga sesuai dengan
tuntutan zaman.
c) Mampu mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi dengan penuh
ketabahan dan kesabaran dan dapat berperan dengan cara yang tepat.
d) Memiliki sejumlah gagasan dan mampu mengutarakanya dengan cara yang
tepat dan realistis.
e) Mampu melengkapi kekurangan-kekurangan yang di hadapi dalam
kehidupanya.
f) Bergairah dalam melakukan berbagai kegiatan terutama yang berkaitan
dengan organisasi yang dipimpinnya.
g) Senantiasa mampu melakukan penilaian secara objektif atas segala sesuatu
yang telah dikerjakan dan kemudian dapat di jadikan sebagai dasar dalam
menyempurnakan kegiatan selanjutnya.
h) Memiliki harapan yang realistis dari semua program dan kegiatan yang
dilakukannya.

8. Krisis Kepemimpinan Sejati


Diperlukan pemimpin yang berani mengambil resiko dan bisa mengarahkan
Bangsa dalam menjalankan perubahan yang ada. Komunikatif dan memiliki pola
pikir yang visioner.

Menurut buku ini dijelaskan bahwa terdapat empat kompetensi dasar yang
wajib dimiliki oleh perusahaan masa kini :

1. Organisasi atau perusahaan menuntut kapasitas dan kualitas karyawan


untuk dapat berpikir global dan local secara bersamaan.
2. Organisasi atau perusahaan menuntut kapasitas dan kualitas karyawan
untuk mencapai efisiensi dan meningkatkan revenue perusahaan dengan
cara melakukan inovasi, kreativitas dan entrepreneurship..

3. Organisasi dan perusahaan menuntut kapasitas dan kualitas karyawan


untuk bisa menggunakan teknologi dalam proses dan bentuk informasi
sebagai nilai tambah suatu perusahaan.

4. Organisasi atau perusahaan menuntut kapasitas dan kualitas karyawan


untuk mempunyai kompetensi individu yang tinggi, bersamaan dengan
menjalankan komitmen dan kemampuan untuk belajar.

Dalam siklus berbisnis, ketika lingkungannya mengalami perubahan maka


manusia sebagai SDM akan memperbanyak intelektual dan naluri kemanusiaannya
sehingga akan menghasilkan ilmu pengetahuan baru.

Selain itu dikenal istilah Knowledge Management, yaitu suatu istilah untuk
membentuk lingkungan belajar yang nyaman dan kondusif, sehingga para pekerja
termotivasi untuk menelaah hal baru dan haus pengetahuan, memanfaatkan
pengetahuan dan informasi yang diberikan perusahaan, mengembangkan pengetahuan
yang sudah mereka dapatkan dan mampu menyebarkan dan menjelaskan
pengetahuan yang sudah dikuasai kepada orang lain demi kebutuhan organisasi.

Knowledge Management saat ini sudah menjadi fokus utama dalam meningkatkan
mutu perusahaan, hal tersebut disebabkan :

1. Dalam era ekonomi baru disebutkan bahwa era ekonomi pengetahuan


akan diterapkan. Pengetahuan yang digunakan berasal dari sdmnya,
sedangkan daya saingnya ditentukan oleh tingkat pengetahuan yang
diimplementasikan kepada peningkatan disiplin organisasi.

2. Efektivitas Knowledge Management dipengaruhi oleh lingkungan bekerja


yang kondusif sehingga mempengaruhi bagaimana penyebaran informasi
dan pengelolaannya.
3. Knowledge Management juga bentuk dari sebuah integrase dan kulminasi
dari beberapa metode organisasi (Total quality, reengineering,
benchmarking, competitive intelligence, innovation, organizational agility,
asset management, supply chain, change management).

Terdapat tiga pilar dalam konteks organisasi pembelajar yang menjelaskan tentang
bagaimana proses belajar dan proses transformasi pengetahuan dari hasil belajar
secara individual menjadi human capital organisasi. Tiga pilar tersebut merupakan :

1. Pilar Belajar Individu

Setiap manusia mampu belajar secara individu tanpa dipengaruhi oleh


lingkungannya karena manusia merupakan anggota organisasi yang dewasa dan
kedewasaannya bergantung dalam proses belajar horizontal dan vertikalnya.
Proses pembelajaran akan menghasilkan kompetensi generik pekerja yang
dibutuhkan organisasi pembelajar.

2. Pilar Belajar Organisasional

Pilar ini menjadi wadah untuk manusia dewasa menuangkan visi dan
pengetahuan untuk disebarkan dibagikan sehingga tujuannya dapat menjadi
human capital organisasi pembelajar, indikasi keberhasilan untuk pilar ini dapat
tercapai apabila intensitas berbagi semakin intens.

3. Pilar Belajar Transformasi Pengetahuan

Pilar ini digunakan untuk mengintegrasikan, mengkombinasikan antara proses


belajar individu dengan organisasi sebagai hasil belajar organisasional.
Dibangun dalam 5 hal, yaitu disiplin personal mastery, disiplin berbagi visi,
disiplin model mental, disiplin pembelajaran tim, dan disiplin berpikir sistematik.
Kelima disiplin tersebut digunakan untuk mengukur kualitas belajar suatu
organisasi dan jalur yang mentransformasikan pengetahuan dari individu menjadi
organisasi.

Disiplin dalam hal ini berarti komitmen, fokus dan kemampuan untuk
mempraktekkan. Lebih jauh Sange (1994) menyatakan bahwa lima disiplin organisasi
pembelajar tersebut di atas dapat berperan sebagai developmental path for acquiring
certain skills or competencies to organization capital.

Dalam mencapai tiga pilar tersebut perlu adanya kepemimpinan yang ikut andil,
tanpa pemimpin knowledge management dan penerapannya akan bias. Dalam
menerapkan kepemimpinan harus diklasifikasikan berdasarkan jenis masyarakatnya.
Terdapat dua jenis masyarakat :

1. Masyarakat yang berperilaku seperti bayi dan remaja

2. Masyarakat yang dewasa

Bangsa Indonesia memiliki mayoritas masyarakat yang berperilaku seperti


remaja. Terutama karyawan di perusahaan. Sehingga diperlukan jenis kepemimpinan
yang sesuai, Berikut tipe kepemimpinan yang harus dimiliki oleh pemimpin untuk
masyarakat remaja:

a. Pemimpin Visioner

b. Pemimpin Sinerjistik

c. Pemimpin transformasional

Sedangkan masyarakat yang sudah dewasa merupakan masyarakat yang sudah


bisa mengatur dan mengendalikan diri sendiri secara mandiri, masyarakat ini
mengetahui kemampuan dan kelemahan dirinya, dan mampu memilah yang baik untuk
urusan pribadi dan organisasi, serta bertanggung jawab untuk perbuatan dan
keputusan yang diambil. Pemimpin yang cocok untuk masyarakat dewasa harus
mampu mengayomi dan memberi semangat agar masyarakat mampu mempertahankan
kedewasaannya secara konsisten.

Anda mungkin juga menyukai