Anda di halaman 1dari 11

BAB III

HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN


3.1 Pengenalan Potensi Lokal
Pengenalan potensi lokal merupakan pengenalan potensi terhadap komoditas lokal di
Klampokan yang patut dikembangkan.Potensi lokal berperan penting dalam mengangkat atau
memberdayakan masyarakat desa. Potensi lokal yang dikembangkan di Desa Klampokan
dibidang pertanian yaitu padi, jagung dan sumber mata air. Dari ketiga potensi tersebut
kemudian difokuskan menjadi satu potensi lokal yang mempunyai nilai jual tinggi yaitu Jagung.
3.1.1 Padi

Padi merupakan komoditas lokal terbesar di Desa Klampokan. Padi yang ditanam ada
dua jenis, yaitu padi organik dan non organik. Beras organik yang dihasilkan sudah tersertifikasi
oleh Lembaga Sertifikat Organik (LSO), yakni lembaga yang dapat memenuhi persyaratan dalam
SNI ISO/IEC 17065:2012. Beras yang dihasilkan pun terdapat dua varian beras putih dan beras
merah.
3.1.2 Sumber Mata Air
Foto Sumber

Sumber mata air merupakan sebuah keadaan alami dimana air tanah keluar dari akuifer
menuju permukaan tanah. Desa Klampokan merupakan desa yang terkenal dengan banyak
sumber mata air. Sumber air yang terkenal adalah sumber air Maskoneng, sumber air untuk laki-
laki dan sumber air untu perempuan. Sumber mata air banyak tersebar di dusun Krajan dan
dusun Semanggi.
3.1.3 Jagung
Jagung merupakan komoditas lokal terbesar kedua di Desa Klampokan. Selain padi,
jagung juga menjadi tanaman kegemaran petani Desa Klampokan, karena perawatannya yang
mudah dan tidak terlalu banyak membutuhkan air. Luas lahan yang ditanami jagung adalah 4280
Ha dan menghasilkan 305,500 Ton/Ha, dengan hasil yang sangat melimpah petani hanya
menjualnya sebagai jagung kering saja. Oleh karena itu, kami berinisiatif membuat olahan
pangan dengan bahan jagung.

3.2 Pembuatan Produk


Pembuatan produk merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengolah olahan jagung
menjadi produk yang menambah nilai jual olahan dari jagung. Jagung mempunyai kandungan
gizi dan serat kasar yang cukup memadai sebagai bahan makanan atau olahan pokok pengganti
beras. Sehingga dapat disimpulkan bahwa komoditas jagung dapat diolah menjadi produk yang
menambah nilai jual dan memiliki kandungan gizi yang memadai. Berikut adalah beberapa
produk olahan yang terbuat dari bahan utama jagung.
3.2.1 Dragun (Ladrang Jagung)
Foto ladrang
Dragun adalah makanan ringan yang terbuat dari campuran jagung dan tepung dengna
berbagai varian rasa. Macam-macam varian rasanya ialah bawang putih, daun jeruk dan pedas.
Alat dan bahan yang digunakan antara lain adalah paste maker, wajah, spatula, kompor, gas,
serok, sendok, baskom dan solet. Sedangkan bahan yang digunakan adalah blender, talenan,
pisau, minyak goreng, wadah, talam dan ulekan. Berikut adalah proses produksi pembuatan
ladrang jagung:
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Membersihkan bahan (jagung, bawang putih, cabai rawit, cabai merah besar, dan daun
jeruk purut).
3. Mengupas bahan yang sudah di bersihkan:
4. Jagung diiris dan dihaluskan menggunakan ulekan
5. Bawang putih di kupas kemudian dihaluskan menggunakan ulekan
6. Cabai rawit dihaluskan menggunakan ulekan.
7. Cabai merah besar dipisah antara kulit dan biji kemudian diiris menggunakan pisau.
Setelah itu, cabai dihaluskan menggunakan ulekan.
8. Daun jeruk purut diiris tipis menggunakan pisau

Cara Pembuatan:
- Varian bawang putih:
 Tambahkan 2 siung bawang putih yang telah dihaluskan
 Aduk hingga tercampur rata
- Varian bawang pedas:
 Tambahkan cabai merah dan cabai rawit yang telah dihaluskan
 Aduk hingga tercampur rata
- Varian daun jeruk:
 Tambahkan daun jeruk purut yang telah dirilis
 Aduk hingga tercampur rata
a) Cetak adonan menggunakan paste maker
b) Adonan yang telah dicetak diletakkan ke atas wadah yang ditaburi tepung
c) Goreng adonan menggunakan wajan dengan api kecil
d) Dragun (ladrang jagung) siap dihidangkan
3.2.2 Cornkies

Cornkies merupakan inovasi cookies yang berbahan dasar tepung terigu dan tepung
jagung. Untuk menambahkan cita rasa dan daya tarik dari Cornkies, kue dibuat dengan 2 varian
rasa yaitu rasa vanilla dan rasa coklat.Alat dan bahan yang digunakan antara lain adalah oven,
mixer, Blender, Saringan, Loyang, Solet, Sendok, Garpu, Wadah, Timbangan, Lap, Baskom,
Wajan, dan Regulator beserta Gas. Sedangkan bahan yang digunakan adalah terigu, maizena,
tepung jagung, kuning telur, gula, mentega, rumbutter, dan vanilli. Berikut adalah proses
produksi pembuatan Cornkies jagung:
- Proses penyangraian Terigu
a. Menyiapkan terigu 100 gram
b. Dilakukan penyangraian
c. Dilakukan pengayakan
d. Terigu siap di olah
- Proses Penyangraian Tepung Jagung
a. Menyiapkan tepung jagung 15 gram
b. Dilakukan penyangraian
c. Dilakukan pengayakan
d. Tepung jagung siap diolah
- Proses penghalusan gula
a. Menyiapkan gula Kristal 50 gram
b. Dilakukan penghancuran dengan menggunakan blender
c. Dilakukan Pengayakan
d. Hasil penghalusan gula siap diolah
- Proses pencampuran 1
a. Menyiapkan 2 butir kuning telur
b. Menyiapkan gula 50 gram
c. Dilakukan proses pencampuran antar 2 bahan tersebut dengan menggunakan
mixer
- Proses pencampuran 2
a. Menyiapkan margarin 75 gram
b. Menyiapkan rumbutter sebanyak 50 gram
c. Menyiapkan vanili 1 gram
d. Semua bahan tersebut dimasukan ke mixer dan di campurkan dengan bahan pada
proses pencampuran 1
- Proses pencampuran 1
a. Menyiapkan 2 butir kuning telur
b. Menyiapkan gula 50 gram
c. Dilakukan proses pencampuran antar 2 bahan tersebut dengan menggunakan
mixer
- Proses pencampuran 3
a. Menyiapkan tepung terigu sebanyak 100 gram
b. Menyiapkan pati maizena sebanyak 5 gram (seujung sendok makan)
c. Menyiapkan tepung jagung 15 gram
d. Dilakukan pencampuran antara semua proses
e. Dilakukan proses pembentukan adonan
f. Dilakukan proses pengovenan
g. Dilakukan proses pendinginan
h. Cornkies siap dihidangkan
3.2.3 T’Corn

T’corn merupakan sari rambut jagung yang mempunyai manfaat untuk mengobati infeksi
saluran kemih, menurunkan tekanan darah, mengatur tingkat gula darah, membantu melawan
kolestrol, dan menyembuhkan peradangan

Alat dan bahan yang digunakan antara lain adalah Pisau, telenan, talam, panci, sendok,
gelas, wadah, lepek, sealer, gunting, gunting, benang, dan penggaris.. Sedangkan bahan yang
digunakan adalah Rambut jagung yang sudah dikeringkan, pandan dan jahe kering yang sudah
dicacah, dan kertas celup. Berikut adalah proses produksi pembuatan T’Corn jagung:
- Proses Pengeringan
a. Rambut jagung yang diambil bersamaan dengan panen jagung
b. Cuci rambut jagung menggunakan air yang mengalir sampai bersih
c. Keringkan rambut jagung yang sudah dicuci di bawah panas matahari
d. Proses penjemuran paling baik adalah 3 jam
e. Setelah dijemur, rambut jagung dicacah dengan pisau hingga ukuran kecil
f. Simpan serbuk rambut jagung di temperature suhu yang baik
- Proses Peracikan
a. Siapkan sebuah rambut jagung, serbuk jahe, dan serbuk pandan di masing-masing
wadah
b. Racik dengan perbandingan 5:1 (Rambut Jagung 5: Jahe 1)
c. Siapkan kertas celup yang sudah di bentuk 5x5 cm
d. Masukan racikan the kedalam kertas celup
e. Potong benang wol sepanjang kurang lebih 10cm
f. Masukan benang kedalam kertas celup
g. Rekatkan kertas celup dan pasang label T’corn diujung benang wol
h. Masukan kertas celup kedalam box yang berisi 10 kantong celup
i. Rambut jagung siap dipasarkan dan disajikan

3.3 Pembentukan UMKM


UMKM merupakan usaha mikro, usaha kecil, dan menengah yang memiliki manfaat
untuk menumbuhkan pertumbuhan ekonomi masyarakat daerah. Pertumbuhan ekonomi
masyarakat UMKM memiliki kontribusi yang besar khususnya di negara-negara berkembang.
Dampaknya memberikan berpengaruh positif sehingga dapat menggerakkan roda perekonomian
bangsa dan mengurangi jumlah pengangguran terutama di daerah berkembang. Dengan begitu,
pengembangan dalam hal penciptaan kesempatan kerja langsung dalam bentuk kerja mandiri,
usaha mikro, ataupun usaha kecil dapat terpenuhi.
Desa Klampokan memiliki banyak potensi dalam bidang pertanian. Potensi tersebut tidak
lepas dari jumlah pekerja masyarakat yang sebagian adalah buruh tani. Desa Klampokan
memiliki sumber daya alam dibidang pertanian seperti padi dan jagung. Selain itu, sebagian
besar masyarakat memiliki hewan ternak sehingga memiliki potensi lain sebagai pupuk organik.
Namun, potensi tersebut tidak dimanfaatkan dengan maksimal meskipun telah terbentuk
kelompok tani yang telah memproduksi beras putih maupun beras merah organik yang
bersertifikasi SNI. Selain itu, kelompok tani juga telah memproduksi pupuk cair organik. Hal
tersebutlah yang mendorong tim KKN 197 untuk membentuk UMKM agar struktur organisasi
dan pemasaran lebih baik.
Pembentukan UMKM di Desa Klampokan bertujuan untuk memanfaatkan potensi lokal
sehingga dapat memberikan dampak dalam peningkatan taraf perekonomian daerah. Adanya
potensi lokal dari hasil pertanian yang melimpah seperti padi dan jagung dapat memberikan ide
suatu usaha untuk mengembangkan hasil panen tersebut. Pengembangan hasil panen dapat
berupa pengolahan suatu produk inovatif yang memiliki nilai jual dan fungsional lebih. Selain
itu, adanya ide pengembangan produk dari hasil pertanian dapat memberikan wawasan dan juga
pemikiran yang lebih luas akan dampak perekonomian terhadap masyarakat di Desa Klampokan
khususnya kepada pemilik lahan pertanian.
Foto ketemu di café sama bu camat

Proses pembentukan UMKM di Desa Klampokan tidak terlepas dari dukungan penuh
oleh Ibu Anna yang sekaligus menjabat sebagai Camat di Kecamatan Panji. Selama proses
pembentukan, tim KKN 197 selalu berdiskusi mengenai produk yang akan dijadikan produk
pilihan UMKM bersama Ibu Camat, perangkat desa, dan kelompok tani. Pembentukan UMKM
juga didukung penuh oleh kelompok tani, yaitu Pak Fathur yang sekaligus menjabat sebagai PPL
kelompok tani di Desa Klampokan. UMKM tersebut terpusat di kediaman Pak Sahid yaitu
warga desa Klampokan Dusun Semanggi yang beliau merupakan ketua kelompok tani di dusun
Semanggi. Kediaman pak Sahid merupakan pilihan pertama dari teman – teman KKN untuk
menjadi rumah produksi UMKM didesa Klampokan.

Gambar dengan pak Fatkhur dirumahnya

Pesan positif yang kami dapatkan dari PPL adalah inovasi yang dibuat oleh mahasiswa
KKN ini sangat luar biasa dan dapat diaplikasikan langsung ke masyarakat Desa Klampokan.
Tentu dengan dibantu oleh PPL yaitu Pak Fatkhur akan lebih membantu Transfer Knowledge
dari mahasiswa KKN untuk masyarakat Desa Klampokan. Pak Fatkhur adalah masyarakat dari
Kelurahan Mimbaan yang notabenya teman SD dari ibu Camat Panji yaitu ibu Anna sehingga
komunikasi kita dengan PPL, Camat, dan Masyarakat Desa Klampokan harapan kami bisa
terintegrasi dengan baik.

Gambar yg ada banner diblkang dirumah pak sahid


UMKM tersebut dinamakan UMKM TIRTO DIMULYO III yang bertempat dikediaman
rumah ketua kelompok tani Dusun Semanggi yaitu Pak Sahid. UMKM TIRTO DIMULYO III
diketuai oleh istri dari ketua kelompok tani yaitu Ibu Sutami. Anggota UMKM TIRTO
DIMULYO III terdiri dari ibu – ibu di desa Klampokan terutama didusun Semanggi. Dusun
Semanggi di desa Klampokan dapat kami sebut adalah dusun yang terkompak dan rasa sosial
antar sesama yang tinggi. UMKM yang didasari dengan ikatan kekeluargaan dan rasa saling
memahami akan lebih menjanjikan terhadap tujuan yang diharapkan akan menjadi UMKM yang
memiliki kualitas produk dan penguasaan pasar yang luas dan baik .

Foto sosialisasi dari belakang saat dibalai

Setelah UMKM TIRTO DIMULYO III terbentuk, selanjutnya kami dari KKN UNEJ
mengadakan sosialisasi di balai Desa Klampokan yang mengundang Kepala Desa, PPL Desa
Klampokan, ibu – ibu desa Klampokan, dan semua anggota UMKM TIRTO DIMULYO III yang
mensosialisasikan pembuatan produk olahan dari potensi lokal yaitu jagung dengan tujuan
meningkatkan nilai jual produk serta meningkatkan sistem perekonomian masyarakat didesa
Klampokan. Sosialisasi dihadiri oleh 14 orang yang semuanya adalah masyarakat desa
Klampokan sendiri. Sosialisasi berisi tentang pengenalan produk, pemberian materi tentang
komoditas jagung, proses pembuatan produk olahan jagung, sekaligus praktik pembuatan produk
yang dilaksanakan di akhir sosialisasi.
Sosialisasi sendiri adalah awal dari langkah untuk memulai inovasi dan kreatifitas yang
diadakan oleh mahasiswa KKN untuk mengajak dan mulai membuka pemikiran dan min dset
masyarakat desa Klampokan terutama ibu – ibu yang mayoritas bekerja sebagai petani yang
mempunyai penghasilan yang kadang tidak menentu dan bergantung pada nasik turunnya harga
pasar. Pengalaman pertama yang dapat kami ambil saat mengajak sosialisasi untuk
pembentukan olahan produk dari jagung adalah tentang rasa bersabar dan bersabar.

Gambar dengan pak wiwin minum gelas the


Dari berbagai sumber yang kami terima, memang betul bahwa masyarakat pedesaan yang
berada dipelosok desa masih berpegang teguh pada zona kenyamanan dan menolak hal – hal
yang masih baru kepada kehidupan mereka. Akan tetapi, disisi lain itu adalah tantangan kami
dari mahasiswa KKN untuk benar – benar merasakan pengabdian dan belajar untuk membuka
mindset masyarakat di daerah pedesaan terutama di Desa Klampokan ini.

Gambar pak sai dengan pegang produk

Gambar diatas menunjukkan ekspresi kegembiraan dan semangat baru oleh perwakilan
desa Klampokan yaitu pak Kampong Saiful Subri yang bertempat didusun Semanggi. Mulai saat
itu kami dari mahasiswa KKN mulai optimis dengan ide dan inovasi baru yaitu olahan produk
berbahan dasar jagung Kami mulai memperkenalkan produk yang kami dari mahasiswa KKN
buat mulai dari masyarakat, kepala dusun, hingga kepala desa. Info yang kami dapat dari semua
tester tidak semuanya positif, masih ada beberapa kesalahan baik dari rasa maupun kemasannya.
Disamping itu kami juga meminta saran untuk produk yang kami awali membuat agar lebih
diterima dan disetujui oleh masyarakat Desa Klampokan.

Foto sifa lagi nggoreng ladrang


Gambar diatas menunjukkan tentang proses penggorengan produk olahan dari bahan
jagung yaitu produk Dragun (Ladrang Jagung) bersama ibu – ibu masyarakat Desa Klampokan.
Sosialisasi dimulai pada pukul 13.00 sampai dengan 16.30 WIB. Selama kegiatan tersebut, ibu-
ibu sangat antusias untuk mengikuti seluruh kegiatan dari sosialisasi mulai dari pengenalan
produk hingga praktik pembuatan olahan dari jagung. Semua produk yang telah dibuat oleh ibu -
ibu saat sosialisasi kami tunjukkan pada gambar dibawah ini.

Gambar hasil dari sosialisasi dibalai desa


3.4 Pemasaran Produk

Pemasaran produk-produk olahan jagung tersebut akan dipasarkan dengan dua cara, yaitu
online dan offline. Pemasaran online dilakukan agar produk Desa Klampokan dapat menjangkau
seluruh konsumen dalam maupun luar negeri. Sedangkan pemasaran offline dilakukan agar
konsumen disekitar Desa Klampokan dapat dengan mudah membeli produk.

3.4.1 Offline

Secara offline produk akan tersedia di pusat oleh-oleh Kecamatan Panji dan minimarket
yang tersebar di Kabupaten Situbondo. Diharapkan produk ini tidak hanya tersedia di area
Kabuptaen Situbondo saja, tetapi tersedia di seluruh jawa timur khususnya daerah Besuki.

3.4.2 Online

Secara online produk dapat diperoleh melalui website Desa Klampokan, e-commerce
Shopee dan Instagram.

Anda mungkin juga menyukai