Anda di halaman 1dari 40

Sekretariat :

ASWAJA NU CENTER KEPUNG


Jl. KH. Abdurahman Wahid Jatisari Krenceng
Kepung – Kediri - Jatim Penanggung Jawab :
Tlp/ Hp. 08125902865 LP Ma’arif NU
Cabang Kab Kediri

Penasehat :
KH. A. Zainuri Faqih
KH. Abdul Hannan Ma’shuum

Ketua :
Miftahul Ulum, S.H
Alhamdulillahirabbil ‘alamin kami ucapkan,
karena hanya dengan taufiq Allah ta’aalaa kami Sekretaris :
berhasil menyelesaikan penulisan modul dan bahan Mahmud, S.Pd.I
ajar Rahmatan Lil ‘Alamin. Shalawat dan salam
semoga tetap terlimpah kepada sayyidina Percetakan dan Distribusi :
Muhammad, sahabat, keluarga dan para pengikutnya Zainul Abidin, S.Ag, M.Sc
sampai pada hari kiamat. Muhammad Mufid, S.E.I
Kehadiran modul dan bahan ajar Rahmatan Lil
‘Alamin ini bertujuan untuk membantu para peserta Tim penulis :
didik dalam memahami pengetahuan agama Islam
ASWAJA NU CENTER
(PAI) dengan pemahaman yang benar, bersih dan
Asyhari Masduki, MA
kuat. Mengingat tujuan tersebut, dalam penyajiannya
modul ini sengaja memilih bahasa yang paling Miftahul Mushlihin, S.Pd.I
sederhana, dan dari segi isi, modul ini menekankan Sutaji, S.Pd.I
pada pemahaman satu madzhab saja, dalam bidang Ripa’i, S.Pd.I
akidah mengikuti Asy’ariyyah dan dalam bidang fiqih Moh. Faqih, S.Ag
mengikuti madzhab as Syafi’iy. Fathan Zayyin
Penyajian modul dan buku ajar ini disesuaikan Ahmad Shodiq
dengan kurikulum yang didasarkan pada Kurikulum Asyhar
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) semaksimal Muhib Thohari
mungkin, agar dapat membantu para peserta didik
memahami materi pembelajaran yang disampaikan Tim Pentashih :
oleh guru.
KH. Abu Musa al Asy’ari
Demi peningkatan kualitas modul ini, kami
K. Ma’shum
mengharapkan sumbangan pemikiran, saran dan
kritik dari semua pihak.Sehingga dapat dijadikan K. Abdul Khaliq
sebagai pedoman perbaikan pada penerbitannya K. Hafidz Ghazali
selanjutnya. H. M. Tachsis, S.Ag
Akhirnya, kami mengucapkan banyak terima Lilik Nur Lathifah, M.Pd.I
kasih kepada semua pihak khususnya para kyai dan Zainul Abidin, S.Ag, M.Sc
ulama yang telah meluangkan waktu untuk Shobirin, S.Pd.I
mentashhih materi modul ini demi kemurnian materi Dafid Fuadi, S.Ag
pembelajaran yang disajikan dalam modul ini.Terima
kasih tiada terhingga juga disampaikan kepada pihak Setting/ Lay Out :
penerbit yang telah bersedia menerbitkan modul ini. M. Aris Muchlisin, S.Pd
Tim Penyusun
Aswaja 7 Madrasah Tsanawiyah Semester Ganjil
[1]
Kata Pengantar ……………………………………………………………………. 1
Daftar Isi ………………………………………………………………………………. 2
BAB I PROSES PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA
A. Proses Perkembangan Islam di Indonesia………………… 3
B. Karekteristik Pondok Pesantren di Indonesia.............. 7
C. Keterkaitan Pondok Pesantren Dengan NU……………… 9
BAB II KELAHIRAN NU
A. Proses Kelahiran NU………………………………………………… 12
B. Tokoh Pendiri NU……………………………………………………… 14
BAB III BACAAN DALAM SHALAT
A. Bacaan-bacaan Dalam Sholat……………………………………. 19
B. Mengamalkan Bacaan-Bacaan Sholat………………………. 27
C. Makna Bacaan Sholat……………………………………………….. 30
Daftar Pustaka……………………………………………………………………….. 37
Catatan………………………………………………………………………………. 38

34

Aswaja 7 Madrasah Tsanawiyah Semester Ganjil


[2]
Standar Kompetensi
Memahami hubungan antara pondok pesantren dengan NU
Kompetensi Dasar
Menjelaskan proses perkembangan Islam di Indonesia
Mendiskripsikan karekteristik pondok pesantren di Indonesia
Mendiskripsikan keterkaitan pondok pesantren dengan NU

A. Proses Perkembangan Islam di Indonesia


Indonesia adalah Negara berpenduduk muslim terbesar, dan mayoritas
menganut Islam ala Ahlissunnah Wal Jama’ah; Asy’ariyah dalam akidah dan
Syafi’iyyah dalam fiqih. Kebesaran Islam di Indonesia tidak terlepas dari
kepandaian dan sikap bijak para penyebarnya yang mampu menunjukkan
keramahan Islam.Sehingga Islam menyebar di Indonesia dengan damai
tanpa ada sedikitpun pertumpahan darah.
Islam sudah datang ke Indonesia sejak abad pertama Hijriah atau abad ke-
7.Karena pada tahun 675 di pantai Barat Sumatera telah terdapat
perkampungan Arab Islam.Meskipun ada sebagian ahli sejarah yang
berpendapat bahwa Islam datang di Indonesia pada abad ke-13.Pendapat ini
didasarkan pada keterangan Marcopolo yang pernah singgah beberapa lama
di Sumatera untuk menunggu angin pada tahun 1292 M. Ketika itu dia
menyaksikan bahwa di Perlak (di ujung utara pulau Sumatera) penduduknya
telah memeluk agama Islam.Namun dia menyatakan bahwa Perlak
merupakan satu-satunya daerah Islam di Nusantara ketika itu.
Aswaja 7 Madrasah Tsanawiyah Semester Ganjil
[3]
Adapun asal penyebar Islam di Indonesia, paling tidak ada tiga pendapat:
1. Berasal dari India, terutama dari Gujarat dan Malabar. Dasar
pendapat ini adalah batu nisan al Malik al Shaleh yang wafat pada
tahun 1297 M yang memiliki kesamaan dengan Nissan yang ada di
Gujarat.
2. Berasal dari Benggali (sekarang Bangladesh). Dasarnya adalah
pendapat Marcopolo yang menyimpulkan bahwa Kerajaan Samudera
Pasai pasti berasal dari Benggali.
3. Berasal dari Arab. Sumber versi ini banyak ditemukan dalam
literatur-literatur China yang terkenal, seperti buku sejarah tentang
China yang berjudul Chiu Thang Shu. Menurut buku ini, orang-orang
Ta Shih, sebutan bagi orang-orang Arab, pernah mengadakan
kunjungan diplomatik ke China pada tahun 651 Masehi atau 31
Hijriah. Empat tahun kemudian, dinasti yang sama menerima
delegasi dari Tan Mi Mo Ni‟, sebutan untuk Amirul Mukminin.
Selanjutnya, buku itu menyebutkan, bahwa delegasi Tan Mi Mo Ni‟
itu merupakan utusan yang dikirim oleh khalifah yang ketiga. Ini
berarti bahwa Amirul Mukminin yang dimaksud adalah Khalifah
Utsman bin Affan. Beberapa catatan lain menyebutkan, delegasi-
delegasi yang dikirim China itu sempat mengunjungi Zabaj atau
Sribuza, sebutan lain dari Sriwijaya. Mereka umumnya mengenal
kebudayaan Budha Sriwijaya yang sangat dikenal pada masa itu.
Kunjungan ini dikisahkan oleh Ibnu Abd al-Rabbih, ia menyebutkan
bahwa sejak tahun100 hijriah atau 718 Masehi, sudah terjalin
hubungan diplomatik yang cukup baik antara Raja Sriwijaya, Sri
Indravarman dengan Khalifah Umar Ibnu Abdul Aziz.
Pada periode berikutnya, proses Islamisasi di Jawa dilanjutkan oleh
Wali Songo. Mereka adalah para muballig yang paling berjasa dalam
mengislamkan masyarakat Jawa.Dalam Babad Tanah Djawi
disebutkan, para Wali Songo itu masing-masing memiliki tugas untuk

Aswaja 7 Madrasah Tsanawiyah Semester Ganjil


[4]
menyebarkan Islam ke seluruh pelosok Jawa melalui tiga wilayah
penting.
1. Surabaya, Gresik, Tuban dan Lamongan di Jawa Timur
2. Demak, Kudus, dan Muria di Jawa Tengah
3. Cirebon di Jawa Barat

Dalam berdakwah, para Wali Songo itu menggunakan jalur-jalur


tradisi yang sudah dikenal oleh orang-orang Indonesia kuno.Yakni
melekatkan nilai-nilai Islam pada praktik dan kebiasaan tradisi
setempat.Dengan demikian, tampak bahwa ajaran Islam sangat
luwes, mudah dan memenuhi kebutuhan masyarakat Jawa.

Selain berdakwah dengan tradisi, para Wali Songo itu juga


mendirikan pesantren-pesantren, yang digunakan sebagai tempat
untuk menelaah ajaran-ajaran Islam, sekaligus sebagai tempat
pengkaderan para santri.Pesantren Ampel Denta dan Giri Kedanton,
adalah dua lembaga pendidikan yang paling penting di masa itu.
Bahkan dalam pesantren Giri di Gresik, Jawa Timur itu, Sunan Giri
telah berhasil mendidik ribuan santri yang kemudian dikirim ke
beberapa daerah di Nusa Tenggara dan wilayah Indonesia Timur
lainnya.

Proses masuknya Islam ke Indonesia melalui berbagai pendekatan,


antara lain:

1. Perdagangan
Pendekatan perdagangan ini sangat penting dalam penyebaran
Islam di Indonesia.Sebab perdagangan diikuti oleh
kelompokmenengah ke atas yang ada pada waktu itu.Kejujuran,
kedermawanan dan keramahan para pedagang
muslimberhasilmenarik simpati masyarakat Indonesia. Di tengah-
tengah masyarakat para saudagar tersebut memberi
shodaqah.Zakat dan lainnya.Sehingga mereka tertarik pada ajaran
Islam dan memeluk agama Islam.
Aswaja 7 Madrasah Tsanawiyah Semester Ganjil
[5]
2. Perkawinan
Pendekatan perkawinan juga memiliki peran yang sangat penting
dalam proses penyebaran Islam di Indonesia. Status sosial
(kekayaan) yang lebih baik dibanding masyarakat pribumi pada
umumnya, menjadi daya tarik bagi puteri-puteri bangsawan untuk
menikah dengan saudagar-saudagar muslim, sehingga proses
Islamisasi berjalan dengan cepat. Pendekatan ini misalnya
dipraktikkan oleh Raden Rahmat atau Sunan Ampel dengan
menikahi Nyai Manila dan Sunan Gunung Djati dengan menikahi
Kawunganten.
3. Pendidikan
Pendekatan pendidikan juga memiliki peran terpenting dalam
penyebaran Islam di Indonesia.Pendekatan pendidikan
diwujudkan dalam bentuk pendirian pondok-pondok pesantren
dan majlis-majlis taklim di surau, langgar dan masjid-masjid.Dari
lembaga pendidikan ini lahir para da’I yang disebarkan ke seluruh
nusantara.
4. Kesenian
Pendekatan kesenian dilakukan dengan mengambil seni yang
pada waktu itu sangat digemari rakyat sebagai media dakwah,
dengan merubah nuansanyayang mengandung unsur-unsur yang
bertentangan dengan syari’at Islam sedikit demi sedikit secara
perlahan.Pendekatan ini di antaranya digunakan oleh Sunan
Kalijaga yaitudengan menggunakan kesenian wayang sebagai
media dakwah.
5. Politik
Pendekatan politik dilakukan dengan mengislamkan para raja
terlebih dahulu. Hal ini karena pengaruh raja banyak menarik
rakyatnya untuk masuk Islam. Sebagaimana yang terjadi di Jawa,
Maluku, Sumatera, dan Kalimantan.
Aswaja 7 Madrasah Tsanawiyah Semester Ganjil
[6]
B. Karekteristik Pondok Pesantren Di Indonesia

Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang tertua di


Indonesia.Lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia ini pertama
kalinya didirikan oleh Maulana Malik Ibrahim atau Sunan
Gresik.KemudianSunan Ampel juga mendirikan pondok pesantren di
Kembang Kuning Ampeldenta Surabaya.Para santri Sunan Ampel seperti
Sunan Giri juga mendirikan Pesantren di Desa Sidomukti, Gresik yang
kemudian terkenal dengan sebutan “Giri Kedaton”.
Pesantren Giri mempunyai santri yang berasal dari berbagai daerah
seperti Jawa, Madura, Lombok, Ternate, Sumbawa, Bima, Makassar dan
lainnya.Murid-murid tersebut setelah pulang juga mendirikan Pesantren
untuk kelanjutan dakwah.Dari sinilah kemudian Pesantren menjadi
berkembang dengan pesat penyebarannya.
Pondok pesantren memiliki karakteristik yang membedakannya
dengan lembaga-lembaga pendidikan Islam lainnya, antara lain:
1. Proses pendidikan berlangsung selama 24 jam.Karena Kyai dan para
santri tinggal dalam satu komplek,sehingga para santri dapat belajar
tidak hanya pada jadual-jadual yang telah ditentukan, tetapi mereka
juga dapat belajar secara langsung dari perilaku dan teladan kyai.
2. Pembelajaran terfokus pada pada bidang ilmu-ilmu agama seperti
ilmu akidah, fiqih, akhlak dan ilmu alat.
3. Pendidikan Pondok Pesantren mengembangkan jiwa kemandirian
dan keterampilan pada para santrinya sesuai dengan keadaan, ciri
khas dan keberadaan masing-masing.
4. Pesantren adalah pusat dipraktikkannya ilmu keislaman sekaligus
sebagai pusat penyebaran, sehingga sejak awal telah dipercaya oleh
umat Islam menjadi sebuah lembaga pendidikan pembentuk moral
dan intelektual muslim, di samping keberhasilannya dalam proses
Islamisasi di Indonesia.

Aswaja 7 Madrasah Tsanawiyah Semester Ganjil


[7]
5. Melakukan kajian terhadap khazanah kitab-kitab salaf atau yang
dikenal dengan namakitab kuning yang disusun oleh para ulama
Ahlussunnah wal Jama’ah.
- Dalam bidang fiqih adalah kitab-kitab yang menganut madzhab
Syafi’iy seperti Taqrib, Fath al-Mu‟in, I‟anah at-Thalibin, Bajuri,
Iqna‟, Minhaj at-Thalibin, Minhaj at-Thulab, Fath al-Wahab,
Mahalli dll.
- Dalam bidang akidah adalah kitab-kitab karangan ulama
Asy’ariyah, seperti Tijan Durari, Jawahir al-Kalamiyah, Fath al-
Majid, Khushun al-Hamidiyah dll.
- Dalam bidang akhlak dan tasawuf adalah kitab-kitab karangan
Imam al-Ghazali, seperti Bidayah al Hidayah, Ihya‟ Ulumuddin,
dan kitab-kitab karangan ulama Aswaja lainnya, seperti Irsyad
al-Ibad, Nashaih al-Ibad, Sair as-Salikin, Minhaj al Abidin.
- Sedangkan dibidang Tafsir banyak dipergunakan kitab Tafsir
Jalalain, Tafsir Munir, dan lainnya.
Dengan jalan proses pembelajaran kitab salaf inilah umat Islam
Indonesia dapat mempertahankan kemurnian ajaran Islam
Ahlussunnah wal Jama’ah, sehingga dapat dipahami bahwa
Pesantren merupakan pelopor dalam memperkenalkan,
mengembangkan dan mengajarkan ajaran Islam Ahlussunnah wal
Jama’ah. Jika tidak ada lembaga seperti Pesantren, sulit dibayangkan
lembaga apa yang dapat menjaga dan meneruskan tradisi ilmu
keIslaman ala Aswaja yang mampu bertahan dalam arus perubahan
sosial ancaman apapun di Indonesia.
Sebagai lembaga tafaqquh fi al-din, atau memperdalam agama,
Pesantren memiliki sejumlah jiwa yang membedakannya dengan
lembaga pendidikan lainnya. Jiwa Pesantren tersebut dirangkum dalam
“panca jiwa” yaitu:
1. Jiwa keihlasan
2. Jiwa kesederhanaan
Aswaja 7 Madrasah Tsanawiyah Semester Ganjil
[8]
3. Jiwa persaudaraan
4. Jiwa kemandirian
5. Jiwa perjuangan

C. Keterkaitan Pondok Pesantren Dengan NU

NU dan pondok pesantren memiliki hubungan yang sangat


erat.Hubungan keduanya bagaikan hubungan anak dengan orang tua.Sebab
NU lahir dari rahim pondok pesantren.NU dilahirkan oleh para kyai pondok
pesantren se Jawa yang telah memiliki hubungan emosional yang sangat
kuat di antara mereka. Bentuk jaringan antar kyai pondok pesantren
adalah:
1. Jaringan kyai dan santri
2. Jaringan kekerabatan
3. Jaringan kesamaan madzhab dan aliran yakni Ahlussunnah Wal
Jama’ah
Kebanyakan kyai mempunyai hubungan yang melebihi lingkup
tempat tinggalnya.Melalui hubungan perkawinan dan kekerabatan, jaringan
transmisi ilmu dan silaturrahim, atau dengan melalui organisasi, para kyai
saling menguatkan keberadaan pesantrennya. Kesamaan-kesamaan
tersebut menghasilkan homogenitas pandangan hidup, cultural dan
praktik-praktik keagamaan dilingkungan Pesantren, sehingga pantas
disebut sub kultur yaitu sub kultur Pesantren ditengah-tengah masyarakat
Indonesia. Sub kultur diilhami oleh faham Islam Aswaja. Sub kultur inilah
yang menjadi modal dan basis utama berdirinya NU.

Aswaja 7 Madrasah Tsanawiyah Semester Ganjil


[9]
Tadrib Awwal

A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a,b.c atau d pada jawaban yang tepat!

1. Islam masuk ke Indonesia pada abad…


a. 7 M c. 9 M
b. 8M d. 10 M
2. Para mubaligh menyebarkan Islam di Indonesia dengan cara…
a. Damai c. Sambilan
b. Sembunyi-sembunyi d. Peperangan
3. Faham keagamaan di Indonesia berhaluan…
a. Syi’ah c. Wahabi
b. Khawarij d. Aswaja
4. Kitab standar Pesantren materi akidah adalah kitab berhaluan…
a. Asy’ariyah c. Qadariyah
b. Syafiiyah d. Jabariyah
5. Kitab standar tasawuf dalam Pesantren adalah…
a. Al-Um c. Ihya’ Ulumiddin
b. Al-Ibanah d. Minhaj Thalibin
6. Berikut ini adalah seni media dakwah para wali kecuali…
a. Wayang c. Tembang
b. Gamelan d. Tayub
7. Di Jawa, dakwah dilingkungan Kerajaan dilakukan oleh…
a. Sunan Gresik c. Maulana Ishak
b. Sunan Ampel d. Sunan Kalijaga
8. Tokoh pendiri Pesantren pertama adalah…
a. Sunan Gresik c. Sunan Giri
b. Sunan Ampel d. Sunan Gunung Jati
9. Jiwa Pesantren adalah sebagai berikut kecuali…
a. Kesederhanaan c. Kepasrahan

Aswaja 7 Madrasah Tsanawiyah Semester Ganjil


[10]
b. Persaudaraan d. Kemandirian
10. Berikut ini adalah model pembelajaran Pesantren pada masa awal,
kecuali…
a. Sorogan c. Bandongan
b. Wetonan d. Klasikal

Tadrib Tsani
B. Isilah titik-titik berikut ini dengan benar!
1. Umat Muhammad tidak akan berkumpul dalam….
2. Pada tahun 675 berdiri perkampungan Arab Islam di…..
3. Pendapat yang mengatakan bahwa Islam masuk Indonesia abad 13 adalah
pendapat….
4. Pada tahun 100 Hijriyah telah terjadi kerjasama antra raja Sriwijaya dan
khlaifah…..
5. Mengislamkan para raja adalah salah satu metode penebaran Islam melalui
jalur…..

Tadrib Tsalits
C. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan benar!
1. Jelaskan proses berdirinya Pesantren di Indonesia!
Jawab:________________________________________
2. Jelaskan peran kyai dalam pengelolaan Pesantren!
Jawab:________________________________________
3. Jelaskan peran Pesantren terhadap masyarakat sekitar Pesantren!
Jawab:________________________________________
4. Jelaskan unsur-unsur penting dalam Pesantren !
Jawab:________________________________________
5. Jelaskan proses masuknya Islam ke Indonesia secara singkat!
Jawab:______________________________________

Aswaja 7 Madrasah Tsanawiyah Semester Ganjil


[11]
Standar Kompetensi
Memiliki pemahaman tentang sejarah kelahiran NU
Kompetensi Dasar
Mendiskripsikan proses kelahiran NU
Menjelaskan para tokoh pendiri NU

A. Proses Kelahiran NU
Nahdlatul Ulama didirikan di Surabaya pada tanggal 16 Rajab 1344 H
bertepatan dengan tanggal 31 Januari 1926.Pendirinya adalah para ulama
pengasuh pondok pesantren. Sebagaimana telah dijelaskan dalam bab
sebelumnya bahwa seluruh pondok pesantren yang ada di Indonesia telah
memiliki pengikat persatuan yang sama yaitu ajaran Islam Ahlussunnah Wal
Jama’ah. Dan hubungan mereka semakin dekat ketika diikat dengan ikatan
guru dan santri dan semakin dekat lagi ketika di antara mereka melakukan
hubungan pernikahan antar pondok pesantren.
Kedekatan tersebutlah yang ikut memperlancar proses rekonsiliasi
antar para ulama pondok pesantren untuk membentuk sebuah organisasi
sebagai wadah untuk mempertahankan dan mengembangkan ajaran Islam

Aswaja 7 Madrasah Tsanawiyah Semester Ganjil


[12]
Ahlussunnah Wal Jama’ah, dan mewujudkan sebuah cita-cita “izzul al Islam wa
al muslimin” (kejayaan Islam dan umatnya).

NU didirikan dilatar belakangi oleh beberapa hal; yaitu:


1. Penjajah Belanda
Umat Islam adalah ancaman terbesar bagi eksistensi penjajah Belanda di
Indonesia.Karena itu, Belanda selalu berusaha untuk meredam kekuatan
dahsyat Islam tersebut, dengan mengadu domba umat Islam. Di antara cara
Belanda mengadu domba umat Islam adalah dengan cara menyelundupkan
para missionaries seperti Snouck Horgronye yang bertugas untuk
menyebarkan akidah-akidah yang menyimpang dari akidah Islam, sehingga
umat Islam sibuk dengan perpecahan di internal mereka.
Untuk menghadapi siasat licik penjajah belanda ini, para ulama sepakat
untuk menjadikan pondok pesantren sebagai benteng pertahanan untuk
menjaga kemurnian Islam dan kemulian akhlak umat Islam. Adapun
langkah-langkah yang mereka lakukan adalah:
a. Menanamkan semangat juang membela Negara dan bangsa Indonesia
b. Melarang bekerja sama dalam bentuk apapun dengan pemerintah
belanda
c. Melarang untuk meniru gaya hidup dan tingkah laku bangsa belanda
2. Berkembangnya paham wahhabi
Paham Wahhabi adalah paham yang diajarkan oleh Muhammad Abdul
Wahhab.Seorang yang tidak diakui oleh para ulama semasanya sebagai ahli
ilmu.
Paham Wahhabi sebenarnya adalah pahamtajsim dan tasybih yang dahulu
pernah diajarkan oleh Ibnu Taimiyah. Mereka berkeyakinan bahwa Allah
itu berupa jisim yang besar dan memiliki anggota badan seperti muka,
tangan, kaki dan lainnya.Mereka berkeyakinan bahwa Allah bertempat dan
duduk di atas Arsy.Paham seperti ini jelas bertentangan dengan paham

Aswaja 7 Madrasah Tsanawiyah Semester Ganjil


[13]
Ahluussunnah yang meyakini bahwa Allah tidak serupa dengan makhluk-
Nya.
Paham Wahhabi telah datang di Indonesia pada awal abad 19 dengan
dibawa oleh H Miskin dari Minangkabau Sumatra Barat.Paham ini semakin
berkembang setelah mendapat dukungan kaum modernis dan berdirinya
kerajaan Saudi Arabia sebagai hasil kudeta kaum Wahhabi terhadap Turki
Utsmani pada tahun 1925.
Untuk menghalau perkembangan paham Wahhabi maka para ulama
melakukan langkah-langkah, diantaranya:
a. Membentuk komite Hijaz untuk menghadap raja Ibnu saud Saudi
b. Menunjuk K.H Abdul Wahhab Hasbullah sebagai utusan resmi
menghadap Raja Saudi Arabia
c. Menunjuk Syekh Ghanaim al Mishri dan Kyai Dahlan (Kertosono) yang
saat itu sedang belajar di Hijaz sebagai pendamping
d. Mendirikan Jam’iyyah yang diberi nama Nahdlatul Ulama

B. Tokoh Pendiri NU
Di antara para ulama pendiri Ahlussunnah Wal Jama’ah adalah:
1. K.H. M Hasyim Asy’ari Tebu Ireng Jombang
2. K.H. Abdul Wahab Hasbullah Tambak Beras Jombang
3. K.H. Bisri Syansuri Denanyar Jombang
4. K.H. Raden Haji Asnawi Kudus
5. K.H. Maksum Lasem
6. K.H. Ridlwan Semarang
7. K.H. Nawawi Pasuruan
8. K.H. Nahrawi Malang
9. K.H. Ridlwan Surabaya
10. K.H. Alwi Abdul Aziz Surabaya
11. K.H. Abdullah Ubaid Surabaya
12. K.H. Abdul Halim Cirebon

Aswaja 7 Madrasah Tsanawiyah Semester Ganjil


[14]
13. K.H. Ndoro Muntaha Bangkalan
14. K.H. Dahlan Kertosono
15. K.H. Abdullah Faqih Maskumambang Gresik

C. Susunan Pengurus Nahdlatul Ulama Yang Pertama


1. Pengurus Syuriyah
Rais Akbar : K.H. Hasyim Asy’ari
Wakil Rais : K.H. A. Dachlan Achyat
Katib : K.H. Abdul Wahhab Hasbullah
Naibul Katib : K.H. Abdul Halim
A’wan : K.H. Mas Alwi Abdul Aziz
K.H. Ridlwan Abdullah
K.H. Amin Abdus Syukur
K.H. Amin
K.H. Said
K.H. Nahrawi Thahir
K.H. Hasbullah
K.H. Syarif
K.H. Yasin
K.H. Nawawi Amin
K.H. Bisri Syansuri
K.H. Abdul Hamid
K.H. Abdullah Ubaid
K.H. Dahlan Abdul Kahar
K.H. Abdul Majid
K.H. Masyhuri
2. Musytasyar : K.H. Moh. Zubair
K.H. Raden Muntaha
K.H. Mas Nawawi
K.H. Ridwan Mujahid

Aswaja 7 Madrasah Tsanawiyah Semester Ganjil


[15]
K.H. R Asnawi
K.H. Hambali
Syekh Ahmad Ghanaim

3. Pengurus Tanfidziyah
Ketua : H. Hasan Gipo
Wakil : H. Saleh Syamil
Sekretaris : Moh. Sidiq Sugeng Yudowiro
Wakil Sekretaris : H. Nawawi
Bendahara : H. Mohammad Burhan
H. Ja’far

Aswaja 7 Madrasah Tsanawiyah Semester Ganjil


[16]
Tadrib Awwal

A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b,c atau d pada jawaban yang tepat!

1. Nahdlatul Ulama didirikan di….


a. Jakarta b. Surabaya c. Jombang d. kediri
2. Nahdlatul Ulam didirikan pada.…
a. 16 Rajab 1444 c. 16 Rajab 1345
b. 16 Rajab 1344 d. 16 Rajab 1435
3. Pengikat persatuan seluruh pesantren di Indonesia adalah akidah…
a. Ahlussunnah Wal Jama’ah b. Wahhabi
b. Muktazilah d. Syi’ah
4. Untuk melemahkan kekuatan umat Islam, Belanda melakukan politik….
a. tingkat tinggi b. damai c. kooprasi d. adu domba
5. Missionaris yang disusupkan oleh Belanda ke dalam Islam bernama….
a. Mr Hampert b. H. Miskin
b. Snouck Horgronye d. Muhammad bin Abdul Wahhab
6. Paham Wahhabi adalah paham tajism yang pernah dikembangkan oleh….
a. Al Maturidi b. al Asy’ari c. Ibnu Taimiyah d. Abu Ali al Juba’i
7. Paham Wahhabi telah dating ke Indonesia pada awal abad….
a. 17 b. 18 c. 19 d. 20
8. Kerajaan Saudi Arabia berhasil mengkudeta Turki Utsmani pada tahun…
a. 1820 c. 1920
b. 1825 d. 1925
9. Berkut ini adalah ulama pendiri NU, kecuali…
a. K.H M Hasyim Asy’ari c. K.H Abdul Wahab Hasbullah
b. K.H Abdurrahman Wahid d. K.H Bisri Syansuri
10. Paham Wahhabi telah datang di Indonesia dengan dibawa oleh…
a. H Miskin b. Ahmad Dahlan c. Ahmad Syurkati d. Imam Bonjol

Aswaja 7 Madrasah Tsanawiyah Semester Ganjil


[17]
Tadrib Tsani

B. Isilah tutik-titik di bawah ini dengan benar!


1. NU adalah wadah untuk mempertahankan dan mengembangkan ajaran Islam….
2. Paham Wahhabi adalah paham yang diajarkan oleh….
3. Paham Wahhabi semakin berkembang setelah mendapat dukungan dari…
4. Pengurus Tanfidziyah NU yang pertama adalah….
5. Rais akbar Syuriyah NU adalah….

Tadrib Tsalits
C. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan benar!
1. Sebutkan 2 Sebab didirikannya NU?
Jawab:_________________________________________________________________________
Jawab:_________________________________________________________________________
2. Sebutkan 2 langkah-langkah para ulama dalam menghadapi paham Wahhabi!
Jawab:_________________________________________________________________________
3. Apakah tujuan pembentukan komite Hijaz?
Jawab:_________________________________________________________________________
4. Sebutkan 2 pengurus syuriyah yang pertama!
Jawab:_________________________________________________________________________
5. Siapakah anggota komite Hijaz?
Jawab:__________________________________________

Aswaja 7 Madrasah Tsanawiyah Semester Ganjil


[18]
Standar Kompetensi
Memahami Amaliyah Nahdliyah
Kompetensi Dasar
Mengenal bacaan-bacaan dalam shalat beserta dalilnya
Mengamalkan bacaan-bacaan dalam shalat

A. Bacaan-Bacaan Dalam Shalat


Shalat adalah perbuatan yang paling utama setelah iman kepada
Allah dan Rasulnya.Pada hari kiamat, perbuatan yang pertama kali dihisab
oleh Allah ta’aalaa adalah shalat. Karena itu setiap muslim wajib
melaksankan shalat dengan benar, sesuai dengan tuntunan Rasulullah
shallallahu „alayhi wasallam. Beliau bersabda:

َ ‫صَلّي‬ َْ ِ‫اَرأَيََْتُ َُمَْو‬


ََ ُ‫نََأ‬ ََ ‫صلََْواَ َك ََم‬
ََ
Maknanya: “ Shalatlah kalian seperti kalian melihatku shalat”
Dalam kehidupan beragama sehari-hari terjadi banyak perbedaan
antar kelompok tentang tata cara mengerjakan shalat, baik tata cara
maupun bacaan shalat. Bahkan sebagaian kelompok seperti Wahhabi
dengan sangat tegas menyalahkan bacaan-bacaan shalat yang selama ini
dipraktikkan oleh warga NU yang mereka pelajari dari para kyai mereka.

Aswaja 7 Madrasah Tsanawiyah Semester Ganjil


[19]
Mereka mengklaim bahwa shalat yang mereka lakukan adalah shalat
yang paling benar dan yang paling sesuai dengan shalatnya Nabi.
Sebagai warga NU tentu kita sangat yakin bahwa bacaan-bacaan
shalat yang diajarkan oleh para kyai tidak seperti yang dituduhkan
kelompok wahhabi. Sebab para kyai NU lebih dapat dipercaya dari sisi
keilmuan dari pada orang-orang Wahhabi, mengingat para kyai NU
memiliki sanad keilmuan sampai kepada Nabi, sedangkan mereka tidak
memiliki itu, mereka hanya memaham secara langsung dari al Qur’an dan
hadits, padahal mereka tidak memiliki keilmuan yang cukup untuk
memahaminya.
Berikut ini beberapa bacaan shalat yang biasa dipraktikkan NU
beserta dalilnya:
1. Niat Shalat
Sering terdengar celaan dan ejekan kelompok Wahhabi
terhadap kebiasaan warga NU membaca “ushalli”sebelum
menunaikan shalat.Mereka menuduh bahwa perbuatan tersebut
sebagi bid’ah yang haram dan harus ditinggalakan.
Kita katakan kepada mereka; tempat niat memangada di
dalam hati bersamaan dengan takbiratul ihram, misalnya
mengatakan di dalam hati “aku shalat fardlu Dzuhur”,tidak wajib
mengucapkan niat dengan lisan.Akan tetapi disunnahkan
mengucapkan niat dengan lisan dalam rangka membantu hati.Dalam
kitab Fathul Mu’in disebutkan:

َ‫ب‬ ِ ‫يَقَبلَالتَّ ْكبِ ِْيَلِيس‬


ََ ‫اع َدَاللّ َسا ُنَاْل َق ْل‬ ِ ِ
َ ُ ْ َ ْ ٍّ ‫َو ُس َّنَنُطْ ٌقَِبَْنو‬
“Dan disunnahkan mengucapkan niat sebelum takbir agar lisan
dapat membantu hati”
Contoh lafadz niat shalat adalah sebagai berikut:

Aswaja 7 Madrasah Tsanawiyah Semester Ganjil


[20]
َِ‫َمأْ ُم ْوًما)َهلل‬/َ‫ا‬ ِ ِ ِ ٍ
َ ‫َم ْستَ ْقبِ َل َاْلقْب لَة َأ ََداءً َ(إ َم ًام‬
ُ ‫ض َالظ ْه ِر َأ َْربَ َع ََرَك َعات‬
َ ‫ُصلِّىَفَ ْر‬
َ‫أ‬
َ‫ال‬
َ ‫تَ َع‬

Maknanya: Aku melaksanakan shalat fardlu dhuhur empat rakaat


dengan menghadap kiblat karena Allah ta‟aalaa.
2. Do’a iftitah
Membaca do’a iftitah adalah salah satu sunnah hai’ah shalat (jika
ditinggalkan tidak dianjurkan untuk melakukan sujud sahwi). Do’a
iftitah biasa disebut dengan tawajjuh.Terkait dengan bacaan do’a
iftitah, warga NU biasa membaca do’a iftitah sebagai berikut:

َ‫ت ََو ْج ِه َي‬ ِ َّ ‫َوسبحا َن َاهللِ َب ْكرًة‬ ِ ِ


ُ ‫َوأَصْيالً ََو َّج ْه‬ َ ُ َ ْ ُ َّ ‫اهللُ َأَ ْكبَ ُر َ َكبِْي ًرا ََواْحلَ ْم ُد َهلل َ َكث ًْيا‬
ِ ِ ِ ِ َّ ‫لِلَّ ِذيَفَطَر‬
ِ ‫اتَواالَرض‬
َ ‫َإِ َّن‬،‫ْي‬
َ‫َص َالِِت‬ َ ْ ‫اَوَماَأَنَاَم َنَاْمل ْش ِرك‬
َ ‫َحنْي ًفاَم ْسل ًم‬
َ َ ْ َ ‫َالس َم َو‬ َ
ِ َ‫كَأ ُِمرتَوأَن‬
َ‫اَم َن‬ ِ‫َوبِ َذل‬،‫َالََش ِريكَلَو‬،‫بَاْلعالَ ِمْي‬
ِّ ‫َر‬ ِ‫ونُس ِكيَوََْميايَوَمََ ِاِتَهلل‬
ُ
َ ْ َ َ ُ َ ْ َ َ ْ َ َ ََ َ َ ُ َ
َ‫ْي‬ ِ ِ ْ‫ا‬
َ ْ ‫ملسلم‬
ْ
Maknanya: “Allah adalah yang paling besar (derajatnya) dari
segala yang besar (derajatnya), Dan segala puji hanya kepunyaan
Allah, pujian yang banyak. Dan Maha Suci Allah pada tiap pagi
dan petang.Aku ikhlaskan ibadahku kepada Dzat yang
menciptakan langit dan bumi dengan seraya cenderung kepada
kebenaran dan tunduk berserah diri dan saya tidak termasuk
orang-orang yang mempersekutukan Allah (musyrikin).
Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku adalah
milik Allah pemilik alam semesta. Tidak ada sekutu bagi-Nya dan

Aswaja 7 Madrasah Tsanawiyah Semester Ganjil


[21]
untuk itu tadi (bertauhid dan ikhlash) aku diperintahkan dan saya
termasuk golongan orang-orang yang muslim”.
Dalam beberapa hadits dan beberapa kitab fiqh tidak ditemukan

referensi tentang penambahan lafadh(‫ )إىن‬dalam do’a istiftah

sebelum kalimat)‫ت‬
ُ ‫(وج ْه‬
َّ
Sangat disayangkan, bahwa bebarapa kelompok diluar NU ada yang
mencibir bacaan do’a iftitah yang biasa dibaca warga NU. Mereka
menuduh bacaan tersebut sebagai bacaan yang tidak ada dasarnya.
Menjawab cibiran ini, perlu diketahui bahwa banyak riwayat yang
menjelaskan bacaan iftitah. Riwayat-riwayat tersebut menunjukkan
bahwa bacaan do’a iftitah tidak hanya satu, diperbolehkan bagi umat
Islam untuk memilih salah satu dari bacaan-bacaan do’a iftitah
tersebut, tanpa menyalahkan satu dengan yang lainnya.
3. Membaca Basmalah
Salah satu rukun shalat adalah membaca surat al Fatihah, shalat tidak
sah tanpa membacanya. Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam
bersabda:
ِ ْ‫الَصالََةَلِمنَ ََلَي ْقرأَْبَِف ِاِت ِةَا‬
ِ َ‫لكت‬
َ‫اب‬ َ ََْ َْ َ
Maknanya: Tidak sah shalat bagi orang yang tidak membaca
fatihatil kitab (surat al fatihah) (HR al Bukhari dan Muslim)
Dalam membaca al Fatihah, basmalah wajib dibaca, karena
basmalah adalah ayat pertama dalam suratal Fatihah. Rasulullah
shallallahu „alaihi wasallam bersabda:

َ ‫َالرِحْي ِمَفَإِنَّ َهاَإِ ْح َدىَءَايَ ِاِتَا‬ ِ ُ ‫إِ َذاَقَر‬


َّ ِ‫أُتَال َفاِتَةََفَاقْ َرُؤاَبِ ْس ِمَاهلل‬
َّ ‫َالر ْْحَ ِن‬ َْ
Maknanya: “Apabila kalian membaca al fatihah maka bacalah
“basmalah” karena sesungguhnya basmalah adalah salah satu ayat
al Fatihah”
Aswaja 7 Madrasah Tsanawiyah Semester Ganjil
[22]
Kewajiban membaca basmalah dalam membaca surat al fatihah
sebagaimana penjelasan di atas adalah menurut madzhab Syafi’iy.
Sedangkan madzhab di luar madzhab Syafi’iy diantaranya ada yang
mengannggap bahwa basmalah bukan bagian dari al Fatihah,
sehingga mereka tidak mewajibkan untuk membacanya ketika
membaca al Fatihah dalam shalat.
Karena itu tidak perlu ada klaim paling benar dalam masalah ini,
tidak selayaknya kita menyalahkan orang yang membaca basmalah
dan tidak selayaknya juga mereka mempermasalahkan kita yang
membaca basmalah dalam membaca al fatihah.
4. Bacaan tasbih
Membaca tasbih ketika ruku’
ِ‫سبحا َنَرِِّّبَاْلع ِظي ِمَوِِبم ِدَه‬
ْ َ َ ْ َ َ َ َ ُْ
Maknanya: “Maha suci Tuhanku yang Maha Agung
(kekuasaanNya) seraya aku memuji kepada-Nya”
Membaca tasbih ketika sujud
ِ‫سبحا َنَرِِّّبَاْالَعلَىَوِِبم ِدَه‬
ْ َ َ ْ َ َ َ ُْ
Maknanya: “Maha suci Tuhanku yang Maha Tinggi(derajatnya)
seraya aku memuji kepada-Nya”
Dalam kitab Fathul Mu’in dijelaskan sebagai berikut:

َ‫ِّب َاْ َلع ِظْي ِم‬ ُ ‫َّسبِْي ِح‬


َِّ‫َسْب َحا َن ََر‬
ِ
َ ‫َّسبِْي ُح َِِف َالرُك ْوِع ََوأ َْد َىن َاْل َك َمال َِِف‬
ْ ‫َى َذاَالت‬ ْ ‫َوالت‬
ِِ ِ ِ
‫َعلَىََثالَثًا‬
ْ ‫ِّبَاْأل‬ ُ ‫َّسبِْي ُح َِِفََالس ُج ْود ََوأ َْد َىنَاْل َك َمالَفْيو‬
َّ‫َسْب َحا َن ََر‬ ْ ‫اَوالت‬
َ ً‫ثَالَث‬
“Dan tasbih dalam ruku‟, bacaan minimal yang sempurna dalam

tasbih ini adalah َ‫ِّبََاْ ََلع َِظَْي ِم‬


ََِّ‫حا َنَََر‬
ََ ‫ َُسَْب‬tiga kali dan tasbih dalam sujud,

Aswaja 7 Madrasah Tsanawiyah Semester Ganjil


[23]
bacaan minimal yang sempurna dalam sujud adalah َ ‫ِّب‬
ََّ‫حا َن َََر‬
ََ ‫َُسَْب‬

‫ َاْألَ َْعَلى‬tiga kali.


5. Bacaan tasyahud Dan Shalawat
Di antara rukun shalat adalah membaca tasyahud akhir dan membaca
shalawat kepada Nabi.Bacaan tasyahud akhir adalah sebagai berikut:

َِ‫ك َأَي َهاَالنَِِّب َ َوَر ْْحَةُ َاهلل‬


َ ‫َعلَْي‬ َّ ِ‫ات َهلل‬
َ ‫َالسالَ ُم‬ ُ َ‫ات َالطَّيِّب‬
ُ ‫َالصلَ َو‬
َّ ‫ات‬ ُ ‫ات َاْملبَ َارَك‬
ِ
ُ َّ‫التَّحي‬
َ،ُ‫ َأَ ْش َه ُد َأَ ْن َآل َإِلوَ َإِالَّ َاهلل‬،‫ْي‬ ِِ َّ ِ‫َعب ِاد َاهلل‬ ِ
َ ْ ‫َالصاحل‬ َ ‫َعلَْي نَا ََو َعلَى‬
َ ‫َالس َال ُم‬
َّ ُ‫َوبََرَكاتُو‬
ِ‫َاهلل‬
َ ‫اَر ُس ْو ُل‬ َّ ‫َوأَ ْش َه ُدَأ‬
َ ‫ََمَ َّم ًد‬
ُ ‫َن‬
Maknanya:” Segala kehormatan yang barakah, shalat lima waktu
dan segala kebajikan adalah milik Allah. Semoga keselamatan bagi
engkau wahai Nabi Muhammad beserta rahmat Allah dan
barakah-Nya. Mudah-mudahan keselamatan bagi kita sekalian
dan bagi hamba-hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa
tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan aku bersaksi
bahwa Muhammad adalah utusan Allah”.
Membaca shalawat atas Nabi Muhammad -shallallahu 'alaihi
wasallam- dilakukan setelah selesainya membaca tasyahhud. Bacaan
shalawat yang paling sempurna adalah shalawat ibrahimiyyah,
sebagai berikut:

ِ َ‫َعلَىَإِب ر ِاىيم َو َعل‬


َ‫ىَآل‬ َ ‫اَصلَّْي‬
ٍ ُ ‫ىَآل‬ ِ َ‫ىََمَ َّم ٍد َو َعل‬
َ َ ْ َْ َ ‫ت‬ َ ‫ََمَ َّمد َ َك َم‬ َ ُ َ‫َعل‬ َ ‫َص ِّل‬
َ ‫اللّ ُه َّم‬
ِ َ‫َعلَىَإِب ر ِاىيم َو َعل‬
َ‫ىَآل‬ ٍ ُ ‫ىَآل‬ ِ َ‫ىََمَ َّم ٍد َو َعل‬ ِ
َ ‫إِبْ َراىْي َم ََوبَا ِرْك‬
َ َ ْ َْ َ ‫ت‬ َ ‫ََمَ َّمد َ َك َماَبَ َارْك‬ َ ُ َ‫َعل‬
ِ َ َّ‫َإِن‬،‫إِب ر ِاىيم َِِفَاْلعاملِْي‬
َِ ‫َْحي ٌد‬
‫ََمْيد‬ ََْ ‫ك‬ َ ْ َ َ ْ َْ

Aswaja 7 Madrasah Tsanawiyah Semester Ganjil


[24]
Maknanya: “Ya Allah limpahkanlah rahmat-Mu kepada nabi
Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau telah
melimpahkannya kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya.
Berkahilah Nabi Muhammad dan keluarganya sebagaimana
Engkau telah memberkahi nabi Ibrahin dan keluarganya beserta
seluruh alam.Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha
Mulia”.
Perlu diketahui bahwa menambah lafadz sayyidina sebelum
membaca Muhammad dalam bacaan shalawat di luar maupun di
dalam shalat adalah boleh.Karena menyusun dzikir tertentu; yang
tidak ma'tsur boleh selama tidak bertentangan dengan yang ma'tsur.
Sayyidina umar dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim
menambah lafazh talbiyah dari yang sudah diajarkan oleh Nabi.
Ibnu Hajar al Haytami mengatakan dalam al Minhaj al Qawim:
ِ َّ ‫َوخب ر"الََتُسيِّ ُدوِن َِِف‬،‫ََم َّم ٍد‬ ِ ِ‫والََبأْس َبِ ِزيادة‬
ٌ ‫"َضعِْي‬
َ‫ف‬ َ ‫َالصالَة‬ ْ ْ َ ُ َ َ َ َُ ‫َسيِّدنَاَقَ ْب َل‬
َ ََ َ َ َ

ُ‫َص َلَلََو‬
ْ ‫بَ ْلَالََأ‬
“Dan tidak mengapa ditambah sayyidina sebelum Muhammad,

sedangkan hadits yang berbunyi "ِ‫َالصالَة‬ ْ ِ ‫"الَ ََتُ َسيِّ ُد ْوِن‬adalah dla'if
َّ ‫َِف‬
bahkan maudlu`”
6. Do’a qunut
Membaca do‟a qunut disunahkan pada i’tidal rakaat kedua dari
shalat subuh dan pada i’tidal raka’at terakhir shalat witir dalam
bulan Ramadlan paruh kedua. Diriwayatkan dari sahabat Anas bin
Malik radliyallahu „anhu, bahwa beliau berkata:

Aswaja 7 Madrasah Tsanawiyah Semester Ganjil


[25]
ِ ‫َّتََّتَرَكوَُفَأ ََّم‬
َ‫اَِف‬ ُ ‫م‬
ْ
ِ ‫َعلَْي‬
‫ه‬ َ ‫و‬
ْ ‫ع‬
ُ ‫د‬
ْ ‫اَي‬
َ ‫ر‬ ‫ه‬
ْ ‫َش‬
َ ‫ت‬
َ ‫ن‬
َ ‫َق‬
َ ‫م‬ َّ‫َعلَْي ِو ََو َسل‬
َ ُ‫َصلَّىَاهلل‬
َ ‫َِّب‬ َّ ‫أ‬
َّ ِ‫َن َالن‬
َ ً َ
‫َح ََّّتَفَ َار َقَالدنْيَا‬
َ ‫ت‬ُ ُ‫الصْب ِحَفَلَ ْمَيََزْلَيَ ْقن‬
Maknanya: Nabi shallallahu „alaihi wasallam membaca qunut
selama satu bulan, mendoakan mereka agar celaka (kabilah Ri‟l,
Dzakwan dan Ushayyah) kemudian meninggalkannya, sedangkan
pada shalat shubuh ia tetap memebaca do‟a qunut hingga
meninggalkan dunia ini (HR al Baihaqi, al Daruquthni)
Bacaando‟a qunut adalah sebagai berikut:
ِ ِ ِ ِ ِ‫اللّه َّم َاى ِد‬
َ ‫ ََوتَ َولَِِّن َفْي َم ْن َتَ َولَّْي‬،‫ت‬
َ،‫ت‬ َ ‫ ََو َعاف ِ ِْن َفْي َم ْن‬،‫ت‬
َ ‫َعافَ ْي‬ َ ْ‫َى َدي‬
َ ‫ن َفْي َم ْن‬
ْ ْ ُ
َِ ‫ك َتَ ْق‬ ِ ِ ِ ِ ‫وبا ِرْك‬
َ‫ضى‬
َ ‫ضي ََوَال َيُ ْق‬ َ َّ‫ َفَان‬،‫ت‬
َ ‫ضْي‬ َ ‫ ََوق ِِن‬،‫ت‬
َ َ‫َشَّرَما َق‬ َ ‫َِل َفْي َما َأ َْعطَْي‬
ْ ََ
ِ ِ ِ َ ‫َعلَْي‬
َ‫ت‬
َ ‫اَوتَ َعالَْي‬
َ َ‫ت ََربَّن‬
َ ‫َتَبَ َارْك‬،‫ت‬
َ ْ‫َع َادي‬
َ ‫َم ْن‬
َ ‫َوَالَيَعز‬،
َ ‫ت‬ َ ‫َوالَْي‬ َ ‫ك ََوإنَّوُ ََالَيَذل‬
َّ ‫َم ْن‬

َ‫لى‬ ‫َع‬ ‫َاهلل‬ ‫ى‬َّ‫صل‬ ‫َو‬ .َ


‫ك‬ ‫ي‬َ‫ل‬ِ‫ب َإ‬ ‫و‬ُ‫َت‬
‫أ‬‫َو‬ ‫ك‬
َ ‫ر‬‫ف‬ِ ‫ َأَست ْغ‬،‫فَلَك َاْحلم ُد َعلَى َما َقَضيت‬
َ َ ُ َ َ َ ْ ُ ْ َ ُ َ ْ َ َْ َ َ ْ َ َ
َ‫َص َحابِِو ََو َسلَّ َم‬ ِِ ٍ ُ َ‫سيِّ ِدن‬
ِّ ِ‫اََمَ َّمدَالن‬
ْ ‫َِّبََاْأل ُِّم ِّي ََو َعلَىَءَالو ََوأ‬ َ
Maknanya: “Ya Allah berilah aku petunjuk, bersama orang yang
telah “Engkau beri petunjuk. Dan berilah aku kesehatan, bersama
orang yang telah Engkau beri kesehatan.Dan tolonglah (kasihilah)
aku, bersama orang yang telah Engkau tolong (kasihi). Dan berilah
aku keberkahan pada apa yang telah Engkau berikan. Dan jagalah
aku dari keburukan apa yang telah Engkau tentukan. Sebab
Engkaulah yang menentukan dan Engkau tidak ditentukan oleh
siapapun. Dan sesungguhnya tidak akan hina orang yang Engkau
tolong. Dan tidak akan mulia orang yang Engkau musuhi. Engkau

Aswaja 7 Madrasah Tsanawiyah Semester Ganjil


[26]
maha berkah dan Maha Tinggi (derajatnya), aku memohon
ampunan kepada-Mu dan aku bertaubat kepada-Mu”.

B. Mengamalkan Bacaan Dalam Shalat


1. Berdiri dengan menghadap kiblat kemudian membaca niat shalat,
misalanya:

َ ‫َمأْ ُم ْوًما)َهللَِتَ َع‬/َ‫ا‬ ِ ِ ِ ٍ


َ‫ال‬ َ ‫َم ْستَ ْقبِ َلَاْلقْب لَةَأ ََداءًَ(إ َم ًام‬
ُ ‫ضَالظ ْه ِرَأ َْربَ َع ََرَك َعات‬
َ ‫صلِّىَفَ ْر‬
َ ُ‫َأ‬
2. Takbiratul Ihram bersamaan dengan niat di dalam hati seraya membaca
takbir:

َ ‫اهللَأ َْكبَََُر‬
3. Setelah meletakkan kanan kanan di atas tangan kiri di antara pusar dan
dada, kemudian membaca do’a iftitah:

َ‫ت ََو ْج ِه َي‬ ِ َّ ‫َوسبحا َن َاهللِ َب ْكرًة‬ ِ ِ


ُ ‫َوأَصْيالً ََو َّج ْه‬ َ ُ َ ْ ُ َّ ‫اهللُ َأَ ْكبَ ُر َ َكبِْي ًرا ََواْحلَ ْم ُد َهلل َ َكث ًْيا‬
ِ ِ ِ ِ َّ ‫لِلَّ ِذيَفَطَر‬
ِ ‫اتَواالَرض‬
َ ‫َإِ َّن‬،‫ْي‬
َ‫َص َالِِت‬ َ ْ ‫اَوَماَأَنَاَم َنَاْمل ْش ِرَك‬
َ ‫َحنْي ًفاَم ْسل ًم‬
َ َ ْ َ ‫َالس َم َو‬ َ
ِ َ‫كَأ ُِمرتَوأَن‬ِ ‫َالََش ِريكَلَو‬،‫بَاْلعالَ ِمْي‬ ِ ِ
َ‫اَم َن‬ َ ُ ْ َ ‫َوبِ َذل‬،
َ ُ ََْ َ ْ َ ِّ ‫اي ََوَمََ ِاِتَهلل ََر‬
َ َ‫يَوََْمي‬
َ ‫َونُ ُسك‬
َ‫ْي‬ ِ ِ ْ‫ا‬
َ ْ ‫ملسلم‬
ْ
4. Membaca surat al Fatihah dengan dimulai basmalah, karena basmalah
adalah ayat pertama surat al Fatihah:

          

          

Aswaja 7 Madrasah Tsanawiyah Semester Ganjil


[27]
         

   

5. Membaca surah-surah tertentu misalnya surat al Kafirun pada rakaan


pertama dan al Ikhlash pada rakaat kedua:

            

              

   

               

  

6. Ruku’ dan membaca bacaan ruku’:


ِ‫سبحا َنَرِِّّبَاْلع ِظي ِمَوِِبم ِدَه‬
ْ َ َ ْ َ َ َ َ ُْ
7. I’tidal seraya membaca bacaan I’tidal:

‫اللهَلَمَنََحَمَدََهه‬
َ ََ‫سَمَع‬

َ‫َربَنَاََلَكََاَلحَمَ هَدَََمَلَ َءهََالسَمَ َواتََ َواَلََرضََ َومَلَ َءهَمَاَشَئَتََمَنََشَيَءََبَعَ هد‬


8. Jika dalam shalat shubuh, setelah membaca bacaan I’dtidal membaca
Qunut subuh berikut:
Aswaja 7 Madrasah Tsanawiyah Semester Ganjil
[28]
‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫اللّه َّم َاى ِدِ ِ‬
‫ت‪ََ ،‬وتَ َولَِِّن َفْي َم ْن َتَ َولَّْي َ‬
‫ت‪َ،‬‬ ‫َعافَ ْي َ‬ ‫ت‪ََ ،‬و َعاف ِ ِْن َفْي َم ْن َ‬ ‫َى َديْ َ‬
‫ن َفْي َم ْن َ‬ ‫ُ ْ ْ‬
‫ك َتَ ْق ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫وبا ِرْك ِ ِ‬
‫ضىَ‬‫ضي َََوَال َيُ ْق َ‬ ‫ت‪َ ،‬فَانَّ َ‬ ‫ضْي َ‬ ‫ت‪ََ ،‬وق ِِن َ‬
‫َشَّرَما َقَ َ‬ ‫َِل َفْي َما َأ َْعطَْي َ‬‫ْ‬ ‫ََ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫َعلَْي َ ِ‬
‫تَ‬
‫اَوتَ َعالَْي َ‬
‫ت ََربَّنَ َ‬‫ت‪َ،‬تَبَ َارْك َ‬ ‫َع َاديْ َ‬ ‫َم ْن َ‬ ‫‪َ،‬وَالَيَعز َ‬
‫ت َ‬ ‫َوالَْي َ‬ ‫ك ََوإنَّوُ ََالَيَذل َ‬
‫َم ْن َّ‬
‫ب َإِلَْي ََ‬ ‫فَلَك َاْحلم ُد َعلَى َما َقَضيت‪َ ،‬أ ِ‬
‫لىَ‬ ‫صلَّى َاهللُ َ‬
‫َع َ‬ ‫ك‪ََ .‬و َ‬ ‫َستَ ْغفُرَك ََوأَتُ ْو ُ‬‫َ َ ْ َ َ َْ َ ْ‬
‫حبِ ِو ََو َسلَّ ََم‬ ‫ِِ‬ ‫سيِّ ِدنَ ُ ٍ‬
‫ص َْ‬ ‫اََمَ َّمدَالنِ ِّ‬
‫َِّبَاْ َألُِّم ِّي ََو َعلَىَءَالو ََو َ‬ ‫َ‬
‫‪9. Sujud seraya membaca bacaan sujud:‬‬
‫سبحا َنَرِِّّبَاْالَعلَىَوِِبم ِدَهِ‬
‫ُْ َ َ َ ْ َ َ ْ‬
‫‪10. Duduk Di antara dua sujud seraya membaca do’a berikut:‬‬

‫اللَ هَهمََاغَفَرَليوارحمنيَواهدنيوعافنيََوارزقني‬
‫‪11. Duduk Tasyahud tasyahud akhir seraya membaca bacaan tasyahud‬‬
‫‪akhir, shalawat:‬‬

‫ك َأَي َهاَالنَِِّب ََوَر ْْحَةُ َاهللَِ‬


‫َعلَْي َ‬ ‫ات َهللِ َّ‬
‫َالسالَ ُم َ‬ ‫ات َالطَّيِّبَ ُ‬‫َالصلَ َو ُ‬
‫ات َّ‬ ‫ات َاْملبَ َارَك ُ‬
‫ِ‬
‫التَّحيَّ ُ‬
‫ْي‪َ ،‬أَ ْش َه ُد َأَ ْن َآل َإِلوَ َإِالَّ َاهللُ‪َ،‬‬ ‫َعب ِاد َاهللِ َّ ِِ‬ ‫ِ‬
‫َالصاحل ْ َ‬ ‫َعلَْي نَا ََو َعلَى َ‬
‫َالس َال ُم َ‬
‫َوبََرَكاتُوُ َّ‬
‫ََمَ َّم ٍد َ َك َماَ‬ ‫ََمَ َّم ٍد َو َعلَى ِ‬
‫َآل ُ‬ ‫َعلَى ُ َ‬ ‫َص ِّل َ‬
‫ََم َّم ًدا َرسو ُل َِ‬
‫َاهلل‪ .‬اللّ ُه َّم َ‬ ‫َن َُ َ ُ ْ‬ ‫َوأَ ْش َه ُد َأ َّ‬
‫ََمَ َّم ٍدَ َك َماَ‬ ‫ىََمَ َّم ٍدَو َعلَ ِ‬
‫ىَآل ُ‬ ‫َعلَ ُ َ‬
‫صلَّيتَعلَىَإِب ر ِاىيمَوعلَ ِ ِ‬
‫ىَآلَإِبْ َراىْي َم ََوبَا ِرْك َ‬ ‫َ ْ َ َ َْ ْ َ َ َ‬
‫ََمْيد َ‬‫َْحي ٌد َِ‬
‫ك َِ‬ ‫َّ‬
‫ن‬ ‫ِ‬
‫إ‬‫‪َ،‬‬‫ْي‬ ‫ىَآلَإِب ر ِاىيم َِِفَاْلعاملِ‬
‫َعلَىَإِب ر ِاىيمَو َعلَ ِ‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َْ ْ َ َ‬ ‫ت َ َْ ْ َ َ‬ ‫بَ َارْك َ‬
‫‪12. Membaca salam:‬‬

‫السالمَعليكمَورْحةَاهللَوبركاتو‬

‫‪Aswaja 7 Madrasah Tsanawiyah Semester Ganjil‬‬


‫]‪[29‬‬
D. Ketentuan Membaca Bacaan Shalat
Perlu diperhatikan bahwa agar bacaan shalat yang kita baca sah maka harus
memenuhi ketentuan-ketentuan berikut:
1. Harus dibaca minimal dirinya dapat mendengarnya, tidak cukup dengan
sekedar menggerak-gerakkan lisan dan bibir saja.
2. Harus dibaca dengan fasih sesuai dengan ilmu tajwid dan mengelurkan
huruf-hurufnya sesuai makhrajnya
3. Secara khusus dalam membaca al fatihah juga harus memenuhi
ketentuan berikut ini:
a. membaca basmalah sebagai ayat pertama
b. membaca seluruh tasydid yang ada dalam surat al fatihah yang
berjumlah 14 tasydid
c. Tartib; berurut dari ayat pertama sampai dengan ketujuh
d. Muwalah; tidak memisah antar ayat lebih dari satu saktah nafas
e. Tidak membaca dengan lahn (kesalahan) yang dapat merubah
makna. Sedangkan jika kesalahan tersebut tidak merubah makna
maka hukumnya tetap haram, meski tidak membatalkan shalat.

E. Makna Bacaan- Bacaan Shalat


1. Makna takbir
Maknanya bahwa Allah Maha Besar lebih besar dari semua yang besar
dari semua yang besar dari sisi derajat dan keagungan bukan dari sisi
bentuk dan ukuran karena Allah ta’aala maha suci dari bentuk dan ukuran
2. MaknaTasbih

َ ‫ سبحان َربي َالعلى‬maknanya aku mensucikan Allah yang maha tinggi

derajatnya dari segala kekurangan dan cacat

َ ‫سبحان َربي َالعظيم‬ maknanya aku mensucikan Allah yang maha besar

derajatnya dari segala kekurangan dan cacat


3. Makna tasyahud
Aswaja 7 Madrasah Tsanawiyah Semester Ganjil
[30]
)‫(التحيات‬ maknanya ucapan selamat yang diucapakan oleh sesame hamba

)‫(المباركات‬ maknanya amal-amal yang selalu meningkat dan bertambah

dalam kebaikan

)‫ (الصلوات‬maknanya shalat lima waktu

)‫(الطيبات‬ maknanya amal-amal saleh, bahwa seluruhnya milik Allah

ta’aalaa

)‫ (السالمَعليكَأيهاَالنبي‬maknanya selamat dari semua mara bahaya

Aswaja 7 Madrasah Tsanawiyah Semester Ganjil


[31]
Tadrib Awwal
A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a,b.c atau d pada jawaban yang tepat!

1. Shalat adalah perbuatan yang paling utama setelah….


a. iman b. puasa c. haji d. zakat
2. Perbuatan yang pertama kali dihisab oleh Allah ta’aalaa adalah.…
a. puasa b. haji c. zakat d. sholat
3. Kelompok yang menyalahkan bacaan-bacaan shalat yang selama ini
dipraktikkan oleh warga NU yang mereka pelajari dari para kyai
merekaadalah….
a. Wahhabi c. Ahmadiyah
b. Muktazilah d. Syi’ah
4. Hukum mengucapkan niat dengan lisandalam sholat adalah…
a. Mubah b. Makruh c. Wajib d. Sunnah
5. Hukum mengucapkan niat dengan lisan dalam rangka membantu niat yang
ada dalam.…
a. hati b.angan-angan c. pikiran d. kepala
6. Membaca do’a iftitah adalah salah satu sunnah….
a. Ghairu muakkadah b. muakkadah c. haiah d. Ab’adl
7. Do’a iftitah biasa disebut dengan….
a. tasyahud b. Tawajjuh c. tahiyyat d. Qunut
8. Bacaan shalawat yang paling sempurna adalah….
a. shalawat munjiyat c. shalawat ibrahimiyyah
b. shalawat al Fatih d. shalawat nariyah
9. Hukum menambah lafadz sayyidina sebelum membaca Muhammad dalam
bacaan shalawat di luar maupun di dalam shalat adalah….
a. Wajib c. sunnah
b. sesat d. boleh
10. Menyusun dzikir tertentu; yang tidak ma'tsur boleh selama tidak
bertentangan dengan.…
a. Yang ma’tsur b. keinginan c. bahasa arab d. perktaan ulama

Tadrib Tsani
B. Isilah titik-titik berikut ini dengan benar!

1. Pengarang kitab al Minhaj al Qawim adalah….


2. Seorang sahabat yang pernah menambah bacaan talbiyah adalah…
3. Do’a qunut sunnah dibaca pada waktu shalat subuh dan.…
4. Basmalah adalah ayat pertama dari surat…
5. Tawajjuh adalah nama lain dari do’a…

Aswaja 7 Madrasah Tsanawiyah Semester Ganjil


[32]
Tadrib Tsalits
C. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan benar!

1. Apakah tujuan membaca ushalli sebelum melaksanakan shalat?


Jawab:
___________________________________________________
2. Kenapa dalam membaca surat al Fatihah harus menyertakan basmalah?
Jawab:
___________________________________________________
3. Kapankan do’a qunut sunnah dibaca?
Jawab:
___________________________________________________
4. Bagaimanakah kriteria sholat yang benar?
Jawab:
___________________________________________________
5. Apakah ketentuan menyusun dzikir dan wirid?
Jawab:
___________________________________________________

Aswaja 7 Madrasah Tsanawiyah Semester Ganjil


[33]
Ikhtibar Fashliy

A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a,b.c atau d pada jawaban yang tepat!
1. Nahdlatul Ulama artinya….
a. kebangkitan para ulama c. kebangkitan umat Islam
b. kebangkian nasional d. kebangkitan bangsa
2. Tujuan NU adalah meluhurkan agama dan…
a. umat manusia b. umat Islam c. umat terbaik d. agama
3. Wadah bagi para ulama dalam NU disebut…
a. Tanfidziyah b. Musytasyar c. Syuriyah d. majlis syura
4. Islam masuk ke Indonesia pada abad…
a. 7 M c. 9 M
b. 8M d. 10 M
5. Para mubaligh menyebarkan Islam di Indonesia dengan cara…
a. damai c. sambilan
b. sembunyi-sembunyi d. peperangan
6. Sejak masuknya di Indonesia faham keagamaan di Indonesia berhaluan…
a. Syi’ah c. Wahabi
b. Khawarij d. Aswaja
7. Kitab akidah yang dipakai di pondok pesantren adalah kitab berhaluan…
a. Asy’ariyah c. Qadariyah
b. Syafiiyah d. Jabariyah
8. Kitab tasawuf yang diajarakan dalam Pesantren adalah…
a. Al-Um c. Ihya‟ Ulumiddin
b. Al-Ibanah d. Minhaj Thalibin
9. Seorang wali songo yang melakukan dakwah dilingkungan
Kerajaanadalah…
a. Sunan Gresik c. Maulana Ishak
b. Sunan Ampel d. Sunan Kalijaga
10. Wali songo yang dikenal sebagai tokoh pendiri Pesantren pertama
adalah…
a. Sunan Gresik c. Sunan Giri
b. Sunan Ampel d. Sunan Gunung Jati
11. Berikut ini yang bukan model pembelajaran Pesantren pada masa
awaladalah.…
a. sorogan c. bandongan
b. wetonan d. klasikal
11. Mengucapkan niat dengan lisandalam sholat adalah…
a. Mubah b. Makruh c. Wajib d. Sunnah
12. Tujuan mengucapkan niat dengan lisan adalah untuk….…
a. membantu hati c.membantu angan-angan
b. membantu pikiran d. membantu pikiran

Aswaja 7 Madrasah Tsanawiyah Semester Ganjil


[34]
13. Membaca do’a tawajjuh adalah salah satu sunnah….
a. ghairu muakkadah b. muakkadah c. haiah d. Ab’adl
14. Do’a tawajjuh biasa disebut dengan ….
a. tasyahud b. iftitah c. tahiyyat d. Qunut
15. Bacaan shalawat yang biasa dibaca setelah tasyahud adalah….
a. shalawat munjiyat c. shalawat ibrahimiyyah
b. shalawat al Fatih d. shalawat nariyah
16. Hukum menambah lafadz sayyidina sebelum membaca Muhammad di
dalam shalat adalah ….
a. Wajib c. sunnah
b. sesat d. boleh
21. Nahdlatul Ulam didirikan pada.…
a. 16 Rajab 1444 c. 16 Rajab 1345
b. 16 Rajab 1344 d. 16 Rajab 1435
22. Tali pemersatu para ulama pondok pesantren adalah akidah…
a. Ahlussunnah Wal Jama’ah c. Wahhabi
b. Muktazilah d. Syi’ah
23. Missionaris yang disusupkan oleh Belanda ke dalam Islam bernama….
a. Mr Hampert b. H. Miskin
b. Snouck Horgronye d. Muhammad bin Abdul Wahhab
24. Paham Wahhabi adalah paham tajism yang pernah dikembangkan oleh….
a. Al Maturidi b. al Asy’ari c. Ibnu Taimiyah d. Abu Ali al Juba’i
25. Berkut ini yang bukan ulama pendiri NU adalah…
a. K.H M Hasyim Asy’ari c. K.H Abdul Wahab Hasbullah
b. K.H Abdurrahman Wahid d. K.H Bisri Syansuri
26. Paham Wahhabi telah datang di Indonesia dengan dibawa oleh…
a. H Miskin b. Ahmad Dahlan c. Ahmad Syurkati d. Imam Bonjol
27. Syarat membaca bacaan shalat adalah harus bisa di dengar oleh….
a. kawan b. tetangga d. diri sendiri d. orang tua
28. Allah Maha besar bukan dari sisi bentuk dan ukuran, tetapi dari segi…
a. kekuasaan c. kemuliaan
b. keilmuan d. keaguangan
29. Allah maha suci dari segala kekurangan dan….
a. kejelekan b. cacat c. keburukan d. semua benar
30. Bacaan shalat harus dibaca dengan….
c. Fasih b. suara merdu c. lancar d. pelan

B. Isilah titik-titik berikut ini dengan benar!


1. Iman adalah perbuatan yang paling mulia satu tingkat di atas…
2. Sholat yang benar adalah sholat yang sesui dengan shlatnya….
3. Selain factor penjajah Belanda, NU didirikan juga merupaka respon atas
perkembangan paham….
4. Kyai yang bekerja keras mengumpulkan para ulama se jawa untuk
mendirikan NU adalah….
5. Cikal bakal NU adalah…..
Aswaja 7 Madrasah Tsanawiyah Semester Ganjil
[35]
C. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan benar!

1. Apakah tujuan didirikannya komite Hijaz?


Jawab:
_________________________________________________
2. Apakah tujuan didirikannya NU?
Jawab:
_________________________________________________
3. Kenapa paham Wahhabi berkembang di Indonesia?
Jawab:
_________________________________________________
4. Sebutkan tiga bacaan sholat yang disalahkan oleh orang-orang Wahhabi?
Jawab:
_________________________________________________
5. Sebutkan 3 tokoh pendiri NU!
Jawab:
_________________________________________________

Aswaja 7 Madrasah Tsanawiyah Semester Ganjil


[36]
1. K.H. Hasyim Asy’ari, Risalah Aqidah Ahlussunnah Wal Jama’ah.
2. Abu Abdillah, Argumen Ahlussunnah Wal Jama’ah.
3. Hasil Muktamar NU Makasar, Peraturan Dasar dan Peraturan
Rumah Tangga NU.
4. K.H. Sirojuddin Abas, Hujjah Ahlussunnah Wal jama’ah.
5. K.H. Muhyiddin Abdussomad, Hujjah Ahlussunnah Wal jama’ah.

Aswaja 7 Madrasah Tsanawiyah Semester Ganjil


[37]
…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………..............
Aswaja 7 Madrasah Tsanawiyah Semester Ganjil
.....................................................................................................................
[38]
.....................................................................................................................

.....................................................................................................................
…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………..............
Aswaja 7 Madrasah Tsanawiyah Semester Ganjil
.....................................................................................................................
[39]
.....................................................................................................................

.....................................................................................................................
…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………..............

.....................................................................................................................
Aswaja 7 Madrasah Tsanawiyah Semester Ganjil
.....................................................................................................................
[40]
.....................................................................................................................

...........................................................

Anda mungkin juga menyukai