Anda di halaman 1dari 336

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Kata Pengantar

Direktur Jenderal Sumber Daya Air


Ir. Imam Santoso, MSc.

Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang


Keuangan Negara dan memperhatikan Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2006
tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, serta menindaklanjuti
Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (SAKIP), setiap tingkatan organisasi instansi diwajibkan untuk
mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta melaporkan
capaian target sasaran-sasaran program pembangunan, sebagai pertanggung
jawaban atas terwujudnya hasil-hasil (outcome) pembangunan baik dari sisi keuangan
maupun akuntabilitas instansi.

Berdasarkan hal tersebut Direktorat Jenderal Sumber Daya Air menyusun


Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Tahun 2017. Laporan kinerja ini
dimaksudkan sebagai gambaran tolok ukur keberhasilan kinerja Direktorat Jenderal
Sumber Daya Air dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi selama Tahun anggaran
2017. Disamping itu, sebagai salah satu perwujudan pertanggung jawaban atas hasil
pelaksanaan tugas yang diamanahkan kepada Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
dalam Tahun 2017 dan sebagai gambaran dan penilaian kinerja atas pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi Direktorat Jenderal Sumber Daya Air. Laporan ini juga merupakan
salah satu bentuk pertanggung jawaban kinerja Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
dalam mendukung program-program Pemerintah periode 2015-2019, yang berdaya
guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab, terutama mendukung sasaran
strategis ketahanan pangan dan ketahanan air.

i Direktorat Jenderal Sumber Daya Air kata Pengantar


i
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Dari hasil evaluasi dan analisis kinerja yang dilakukan selain keberhasilan-
keberhasilan yang telah dicapai sesuai target sasaran program yang ditetapkan dalam
Tahun 2017 masih terdapat kendala dan permasalahan yang perlu mendapat
perhatian serius dan segera ditindaklanjuti untuk perbaikan dan penyempurnaan
pembangunan sarana dan prasarana layanan bidang sumber daya air ke depan. Tentu
saja kita semua berharap kinerja yang akan datang dapat lebih ditingkatkan lagi
dengan memanfaatkan peluang yang tersedia, serta mengatasi semaksimal mungkin
permasalahan yang terjadi dalam upaya mencapai kinerja Direktorat Jenderal Sumber
Daya Air yang lebih baik, transparan, dan akuntabel.

Keberhasilan dan pencapaian kinerja Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


selama Tahun 2017 adalah hasil kerja keras seluruh jajaran Direktorat Jenderal Sumber
Daya Air serta dukungan pemangku kepentingan di pusat dan daerah, baik institusi
Pemerintah, Masyarakat, maupun Petani. Diharapkan infrastruktur yang terbangun
dan selesai dalam Tahun 2017 ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh masyarakat
dan petani untuk kemakmuran dan kesejahteraan mereka.

Dengan tersusunnya Laporan Kinerja Tahun 2017 ini dapat memberikan


informasi mengenai progress pencapaian sasaran-sasaran program sampai dengan
Tahun ketiga dari periode 2015-2019 di lingkungan Direktorat Jenderal Sumber Daya
Air serta dapat dijadikan pelajaran untuk perbaikan-perbaikan ke depan.

Akhir kata, kami mengajak semua jajaran di lingkungan Direktorat Jenderal


Sumber Daya Air untuk bekerja keras, cerdas, jujur, dan ikhlas dengan semangat yang
tinggi dalam melaksanakan tugas dan fungsi masing-masing guna mendukung
keberhasilan pembangunan pekerjaan umum dan perumahan rakyat bidang sumber
daya air, sesuai motto :

“Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Melayani Untuk Negeri”

Jakarta, Januari 2018


DIREKTUR JENDERAL SUMBER DAYA AIR

Ir. IMAM SANTOSO, MSc

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air ii


Direktorat Jenderal Pengantar
kata Sumber Daya Air
ii
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BENDUNGAN RAKNAMO
PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Daftar Isi
KATA
KATAPENGANTAR
PENGANTAR ii

DAFTAR
DAFTARISI
ISI iii
iii

DAFTAR
DAFTARTABEL
TABEL vi
vi

DAFTAR
DAFTARGAMBAR
GAMBAR viii
viii

RINGKASAN
RINGKASANEKSEKUTIF
EKSEKUTIF ixix

BAB
BABII PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1
1.1 Latar
LatarBelakang
Belakang Bab
BabI-1
I-1
1.2
1.2 Kondisi
KondisiUmum
Umum Bab
BabI-5
I-5
1.2.1.
1.2.1. Peningkatan
PeningkatanDukungan
DukunganKetahanan
KetahananAir
Air Bab
BabI-6
I-6
1.2.2.
1.2.2. Peningkatan
PeningkatanDukungan
DukunganKedaulatan
KedaulatanPangan
Pangan Bab
BabI-8
I-8
1.2.3.
1.2.3. Peningkatan
PeningkatanDukungan
DukunganKetahanan
KetahananEnergi
Energi Bab
BabI-9
I-9
1.2.4. Peningkatan
1.2.4. Peningkatan Keberlanjutan
Keberlanjutan Fungsi
Fungsi Infrastruktur
Infrastruktur
Sumber
SumberDaya
DayaAir
Air Bab
BabI-10
I-10
1.3
1.3 Potensi
Potensidan
danPermasalahan
Permasalahan Bab
BabI-11
I-11
1.3.1.
1.3.1. Potensi
Potensi Bab
BabI-11
I-11
1.3.2.
1.3.2. Permasalahan
Permasalahan Bab
BabI-12
I-12
1.4
1.4 Kedudukan,
Kedudukan,Tugas
Tugasdan
danFungsi
Fungsi Bab
BabI-16
I-16
1.5
1.5 Susunan
SusunanOrganisasi
Organisasi Bab
BabI-17
I-17
1.6
1.6 Struktur
StrukturOrganisasi
Organisasi Bab
BabI-17
I-17
1.6.1.
1.6.1. Sekretariat
SekretariatDirektorat
DirektoratJenderal
Jenderal Bab
BabI-21
I-21
1.6.2.
1.6.2. Direktorat
DirektoratPengembangan
PengembanganJaringan
JaringanSDA
SDA Bab
BabI-22
I-22
1.6.3.
1.6.3. Direktorat
DirektoratBina
BinaPenatagunaan
PenatagunaanSumber
SumberDaya
DayaAir
Air Bab
BabI-23
I-23
1.6.4.
1.6.4. Direktorat
DirektoratSungai
Sungaidan
danPantai
Pantai Bab
BabI-24
I-24
1.6.5.
1.6.5. Direktorat
DirektoratIrigasi
Irigasidan
danRawa
Rawa Bab
BabI-24
I-24
1.6.6.
1.6.6. Direktorat
DirektoratBina
BinaOperasi
Operasidan
danPemeliharaan
Pemeliharaan Bab
BabI-25
I-25
1.6.7.
1.6.7. Pusat
PusatBendungan
Bendungan Bab
BabI-26
I-26
1.6.8.
1.6.8. Pusat
PusatAir
AirTanah
Tanahdan
danAir
AirBaku
Baku Bab
BabI-27
I-27

DaftarGambar
Daftar Gambar
iii Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
iiiiii
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat
DirektoratJenderal
JenderalSumber
SumberDaya
DayaAir
Air
1.6.9. Balai Bendungan Bab I-28
1.6.10. Balai Besar Wilayah Sungai Bab I-29
1.6.11. Balai Wilayah Sungai Bab I-31
1.6.12. Kelompok Jabatan Fungsional Bab I-33
1.7. Gambaran Wilayah Kerja Bab I-34
1.8. Isu Strategis Bab I-37

BAB II PERENCANAAN KINERJA


2.1 Rencana Strategis 2015-2019 Bab II-1
2.1.1. Visi dan Misi Kementerian PUPR Bab II-1
2.1.2. Rencana Strategis Ditjen SDA Tahun 2015-2019 Bab II-5
2.2 Target Tahun 2017 Menurut Renstra 2015-2019 Bab II-19
2.3 Perjanjian Kinerja Tahun 2017 Bab II-21
2.3.1. Indikator Kinerja Bab II-21
2.4 Metode Pengukuran Bab II-26
2.4.1. Kriteria Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran
Program Bab II-26
2.4.2. Metode Pengukuran Capaian Sasaran Strategis Bab II-27
2.4.3. Metode Pengukuran Capaian Sasaran Program dan
Indikator Kinerja Sasaran Program Bab II-31
2.4.4. Metode Pengukuran Kinerja Rencana Aksi Bab II-34

BAB III KAPASITAS ORGANISASI


3.1. Sumber Daya Manusia Bab III-1
3.1.1. Upaya Peningkatan Kompetensi SDM Bab III-8
3.2. Sarana dan Prasarana Bab III-9
3.3. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Tahun 2016 Bab III-12
3.3.1. Triwulan I Bab III-14
3.3.2. Triwulan II Bab III-17
3.3.3. Triwulan III Bab III-20
3.3.4. Triwulan IV Bab III-23

Daftar Gambar Direktorat Jenderal Sumber Daya Air iv


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
iv

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA
4.1. Capaian Kinerja Organisasi Bab IV-1
4.1.1. Kriteria Ukuran Keberhasilan Capaian Sasaran Bab IV-1
Program
4.1.2. Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja Triwulan I Bab IV-1
4.1.3. Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja Triwulan II Bab IV-9
4.1.4. Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja Triwulan III Bab IV-21
4.1.5. Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja Triwulan IV Bab IV-32
4.1.6. Realisasi Pencapaian Kinerja Sasaran Program Bab IV-41
4.1.7. Realisasi Pencapaian Kinerja Sasaran Strategis Bab IV-46
4.1.8. Koreksi Capaian Kinerja Bab IV-47
4.2. Perbandingan Target dan Realisasi Capaian Kinerja Bab IV-50
4.2.1. Realisasi Capaian Kinerja TA 2017 Bab IV-50
4.2.2. Perbandingan Antara Realisasi Capaian Perjanjian
Kinerja Tahun 2017 dengan Tahun 2016 dan
Tahun 2015 Bab IV-53
4.2.3. Perbandingan Antara Realisasi Capaian Kinerja TA
2017 Terhadap Renstra 2015-2019 Bab IV-57
4.3. Analsisi Kinerja Bab IV-66
4.3.1. Analisis Capaian Kinerja Sasaran Program dan
Sasaran Strategis Bab IV-66
4.3.2. Analisis Masalah dan Penyebab Kegagalan
/Keberhasilan Bab IV-68
4.3.3. Analisis Efektifitas dan Efisiensi Penggunaan
Sumber Daya. Bab IV-71
4.3.4. Analisis Kegiatan yang Menunjang
Keberhasilan/Kegagalan Pencapaian Target Kinerja Bab IV-76
4.4. Realisasi Anggaran Tahun 2017 Bab IV-80
4.5. Dampak dan Manfaat Bab IV-82
BAB V PENUTUP
LAMPIRAN
i. Capaian Ditjen Sumber Daya Air Tahun 2017, Renstra Ditjen. SDA
ii. Perjanjian Kinerja dan Monitoring Rencana Aksi Triwulan
iii. Infrastruktur Ditjen SDA Tahun 2017
iv. Sertifikasi ISO 9001:2008
v. Data Pendukung

Daftar Gambar
v Direktorat Jenderal Sumber Daya Airv
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Daftar Tabel
Tabel 1.1. Gambaran Wilayah Kerja BBWS/BWS di Lingkungan Ditjen SDA Bab I-36
Tabel 2.1. Keterkaitan Tujuan dan Sasaran Strategis Kementerian PUPR Bab II-4
Tabel 2.2. Target Tahun 2017 menurut Renstra 2015-2019 Bab II-20
Tabel 2.3. Perjanjian Kinerja Ditjen Sumber Daya Air Tahun 2017 Bab II-23
Tabel 2.4. Tabel Kriteria Penilaian Bab II-26
Tabel 2.5. Indikator RBO Performance Benchmarking Bab II-27
Tabel 2.6. Target Sasaran Strategis Ditjen Sumber Daya Air 2015-2019 Bab II-28
Tabel 2.7. Pengukuran Target Capaian Sasaran Strategis 2017 Bab II-29
Tabel 3.1. Sebaran Jumlah Pegawai Berdasarkan Status Kepegawaian Bab III-2
Tabel 3.2. Komposisi Jumlah Pegawai Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan Bab III-4
Tabel 3.3. Komposisi Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan Bab III-6
Tabel 3.4. Bidang Diklat di Lingkungan Ditjen Sumber Daya Air Bab III-8
Tabel 3.5. Sebaran Peralatan Berat Bab III-12
Tabel 4.1. Progres Paket Kontraktual Triwulan I Bab IV-3
Tabel 4.2. Capaian Indikator Triwulan I Bab IV-4
Tabel 4.3. Progres Paket Kontraktual Triwulan II Bab IV-11
Tabel 4.4. Capaian Indikator Triwulan II Bab IV-13
Tabel 4.5. Progres Paket Kontraktual Triwulan III Bab IV-23
Tabel 4.6. Capaian Indikator Triwulan III Bab IV-24
Tabel 4.7. Progres Paket Kontraktual Triwulan IV Bab IV-33
Tabel 4.8. Capaian Indikator Triwulan IV Bab IV-34
Tabel 4.9. Realisasi Capaian Kinerja Tahun Anggaran 2017 Bab IV-41
Tabel 4.10. Realisasi Pencapaian Kinerja Sasaran Strategis Tahun 2017 Bab IV-47
Tabel 4.11. Koreksi Capaian Tahun 2015 Bab IV-48
Tabel 4.12. Perhitungan Pengukuran Capaian Sasaran Strategis (Koreksi capaian) Bab IV-49
Tabel 4.13. Capaian Perjanjian Kinerja Tahun 2017 Bab IV-50
Tabel 4.14. Perbandingan Antara Capaian Kinerja TA 2017 dengan TA 2016 dan Bab IV-54
Tahun 2015

Daftar Gambar
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air vi
Direktorat
vi Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Tabel 4.15. Sandingan Capaian Tahun 2015-2017 dengan Target Renstra 2015- Bab IV-58
2017 Ditjen Sumber Daya Air
Tabel 4.16. Perbandingan Capaian Kinerja Sasaran Strategis Tahun 2015-2017 Bab IV-62
Tabel 4.17. Progres Pelaksanaan Anggaran Tahun 2011 – 2017 Bab IV-73

Daftar Gambar
vii Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
vii
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Daftar Gambar
Gambar 1.1. Program Strategis Ditjen Sumber Daya Air 2015-2019 dalam
Mendukung Nawacita Bab I-3

Gambar 1.2. Struktur Organisasi Ditjen Sumber Daya Air Bab I-18
Gambar 1.3. Struktur Organisasi Balai Besar Wilayah Sungai Tipe A Bab I-19
Gambar 1.4. Struktur Organisasi Balai Besar Wilayah Sungai Tipe B Bab I-19
Gambar 1.5. Struktur Organisasi Balai Wilayah Sungai Tipe A dan B Bab I-20
Gambar 1.6. Struktur Organisasi Balai Bendungan Bab I-21
Gambar 1.7. Wilayah Kerja Ditjen Sumber Daya Air Bab I-34
Gambar 1.8. Peta Strategi Ditjen Sumber Daya Air Bab I-40
Gambar 3.1. Sebaran Pegawai Berdasarkan Status Kepegawaian Bab III-3
Gambar 3.2. Komposisi PNS Berdasarkan Gender Bab III-4
Gambar 3.3. Komposisi Pegawai Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan Bab III-5
Gambar 3.4. Komposisi Pegawai Berdasarkan Golongan Bab III-7
Gambar 3.5. Sarana dan Prasarana Bab III-9
Gambar 3.6. Inventarisasi Peralatan Berat Bab III-11
Gambar 3.7. Gambar Perjalanan Pagu Awal – Akhir Tahun 2017 Bab III-13

Gambar 3.8. Distribusi Anggaran Berdasarkan Kategori Pengadaan Triwulan I Bab III-14
Gambar 3.9. Postur Anggaran Berdasarkan Kegiatan Triwulan I Bab III-15
Gambar 3.10. Postur Anggaran Berdasarkan Jenis Belanja Triwulan I Bab III-16
Gambar 3.11. Distribusi Anggaran Berdasarkan Kategori Pengadaan Triwulan II Bab III-17
Gambar 3.12. Postur Anggaran Berdasarkan Kegiatan Triwulan II Bab III-18
Gambar 3.13. Postur Anggaran Berdasarkan Jenis Belanja Triwulan II Bab III-19
Gambar 3.14. Distribusi Anggaran Berdasarkan Kategori Pengadaan Triwulan III Bab III-20
Gambar 3.15. Postur Anggaran Berdasarkan Kegiatan Triwulan III Bab III-21
Gambar 3.16. Postur Anggaran Berdasarkan Jenis Belanja Triwulan III Bab III-22
Gambar 3.17. Distribusi Anggaran Berdasarkan Kategori Pengadaan Triwulan IV Bab III-23
Gambar 3.18. Postur Anggaran Berdasarkan Kegiatan Triwulan IV Bab III-24
Gambar 3.19. Postur Anggaran Berdasarkan Jenis Belanja Triwulan IV Bab III-25

Daftar Gambar

Direktorat
viii Jenderal Sumber Daya Air viii
DirektoratDirektorat
Jenderal Sumber Daya Air
Jenderal Sumber Daya Air
Gambar 4.1. Kurva S Progres Fisik Triwulan I Bab IV-2
Gambar 4.2. Status Paket Kontraktual s.d Triwulan I Bab IV-2
Gambar 4.3. Kurva S Progres Fisik Triwulan II Bab IV-10
Gambar 4.4. Status Paket Kontraktual s.d Triwulan II Bab IV-11
Gambar 4.5. Kurva S Progres Fisik Triwulan III Bab IV-22
Gambar 4.6. Status Paket Kontraktual s.d Triwulan III Bab IV-22
Gambar 4.7. Kurva S Progres Fisik Triwulan IV Bab IV-32
Gambar 4.8. Status Paket Kontraktual s.d Triwulan IV Bab IV-33
Gambar 4.9. Diagram Progres Keuangan dan Fisik Periode Tahun 2011-2017 Bab IV-73
Gambar 4.10. Kurva S Rencana dan Realisasi Keuangan Tahun 2017 Bab IV-81
Gambar 4.11. Kurva S Rencana dan Realisasi Fisik Tahun 2017 Bab IV-81

Daftar Gambar
ix Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
ix
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber
DIVERTION Daya AirKALI
CHANNEL ix PUTIH
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
PROVINSI JAWA TENGAH
Ringkasan Eksekutif

Laporan Kinerja Ditjen Sumber Daya Air Tahun 2017 disusun dalam rangka
pemenuhan kewajiban atas mandat yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
dan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Sistem akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah. Laporan Kinerja Ditjen Sumber Daya Air Tahun 2017 ini
merupakan laporan kinerja Tahun kedua atas pelaksanaan rencana strategis Tahun
2015-2019 Ditjen Sumber Daya Air.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor : 15/PRT/M/2015 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian
Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat, Ditjen Sumber Daya Air, sebagai salah
satu unit Eselon I didalamnya, merupakan pengelola sumber daya air yang bertugas
dalam menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
pengelolaan sumber daya air sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, serta menyelenggarakan fungsi :
1. Perumusan kebijakan dibidang konservasi sumber daya air, pendayagunaan
sumber daya air dan pengendalian daya rusak air pada sumber air permukaan,
dan pendayagunaan air tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan sumber daya air yang terpadu dan
berkelanjutan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria dibidang pengelolaan
sumber daya air.
4. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi dibidang pengelolaan sumber daya
air.
5. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pengelolaan sumber daya air.
6. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Sumber Daya Air.
7. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

Ringkasan Eksekutif
x Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Dayaix Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Laporan Kinerja Ditjen Sumber Daya Air Tahun 2017, merupakan perwujudan
transparansi dan akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi Ditjen Sumber
Daya Air serta penggunaan anggarannya. Selain itu, Laporan Kinerja ini merupakan
wujud dari kinerja dalam mendukung pencapaian visi dan misi Kementerian PUPR
2015-2019 , yaitu :

“Terwujudnya infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang


handal dalam mendukung Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan
berkepribadian berlandaskan gotong-royong”.

Untuk mewujudkan visi kementerian PUPR Tahun 2015-2019, Ditjen Sumber


Daya Air menjabarkan visi Kementerian PUPR tersebut ke dalam tujuan dan
sasaran-sasaran program dan kegiatan sesuai dengan peran, tugas, dan fungsinya.
Dalam mencapai visi Kementerian PUPR Tahun 2015-2019, Ditjen Sumber Daya Air
menetapkan 3 (tiga) tujuan yang akan dicapai dalam Tahun 2015-2019, yaitu :

1. Tujuan 1 : Menyelenggarakan pembangunan infrastruktur PUPR bidang


sumber daya air untuk mendukung ketahanan air, kedaulatan
pangan dan kedaulatan energi guna menggerakkan sektor
strategis ekonomi domestik dalam rangka kemandirian ekonomi.
2. Tujuan 2 : Menyelenggarakan keterpaduan tatakelola pengelolaan SDA
untuk mengurangi disparitas pembanguan wilayah guna
menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik dalam
rangka kemandirian ekonomi.
3. Tujuan 3 : Menyelenggarakan tata kelola sumber daya organisasi Ditjen
Sumber Daya Air yang meliputi sumber daya manusia sarana
prasarana pendukung pengendalian dan pengawasan serta
sumber daya yang lainnya untuk meningkatkan kehandalan
infrastruktur pekerjaaan umum dan perumahan rakyat bidang
sumber daya air yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel.

Untuk menunjang pencapaian tujuan strategis periode 2015-2019 tersebut


disusunlah Peta Strategi Ditjen Sumber Daya Air yaitu 2 (dua) Sasaran Strategis,
yaitu :
1. Meningkatnya dukungan untuk ketahanan air nasional, dengan indikator sasaran
strategis “Tingkat dukungan untuk ketahanan air nasional”; dan

Ringkasan Eksekutif
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air xi
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
x
2. Meningkatnya dukungan untuk kedaulatan pangan dan energi, dengan indikator
sasaran strategis “Tingkat dukungan untuk kedaulatan pangan dan energi”.

Untuk mewujudkan Sasaran Strategis tersebut, Ditjen Sumber Daya Air


menetapkan 7 (tujuh) sasaran program yang menggambarkan kinerja Ditjen
Sumber Daya Air yang akan dicapai dalam rangka pencapaian sasaran strategis.

Dalam dokumen Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2017 Ditjen Sumber Daya Air
ditetapkan 7 (tujuh) sasaran program dengan 14 (empat belas) indikator kinerja
beserta target outcome yang diharapkan, sebagai berikut :

1. Meningkatnya Layanan Sarana dan Prasarana Penyediaan Air Baku, dengan


indikator kinerja :
a. Peningkatan debit layanan sarana dan prasarana penyediaan air baku, dengan
target 4,45 m3/detik.
b. Pengembalian fungsi dan debit layanan sarana dan prasarana penyediaan air
baku seperti semula, dengan target 0,72 m3/detik.
c. Terjaganya fungsi dan debit layanan sarana dan prasarana penyediaan air
baku, dengan target 60,15 m3/detik.

2. Meningkatnya Kapasitas Tampung Sumber-Sumber Air, dengan indikator kinerja:


a. Peningkatan kapasitas tampung sumber daya air, dengan target 18,60 juta m3.
b. Pengembalian fungsi dan kapasitas tampung sumber air, dengan target
6,36juta m3.
c. Terjaganya kapasitas tampung sumber air, dengan target 4.392,67 juta m3.

3. Meningkatnya Kapasitas Pengendalian daya rusak Air, dengan indikator kinerja :


a. Peningkatan luas kawasan yang terlindungi dari daya rusak, dengan target
19.971,07 hektar.

4. Meningkatnya keterpaduan tata kelola pengelolaan Sumber Daya Air, dengan


indikator kinerja :
a. Peningkatan indeks RBO, dengan target 2,75 Indeks.

5. Meningkatnya Upaya Konservasi Sumber Daya Air, dengan indikator kinerja :


a. Peningkatan persentase kawasan/lokasi yang dikonservasi pada kawasan
prioritas, dengan target 20%.

6. Meningkatnya Kinerja Layanan Irigasi, dengan indikator kinerja :


a. Peningkatan layanan jaringan irigasi, dengan target 78.876,30 hektar.

Ringkasan Eksekutif
xii Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Dayaxi Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
b. Pengembalian fungsi dan layanan jaringan irigasi, dengan target 327.164,81
hektar.
c. Terjaganya fungsi dan layanan jaringan irigasi, dengan target 3.372.594,25
hektar.
d. Persentase daerah irigasi yang diairi oleh bendungan, dengan target 12%.

7. Meningkatnya potensi energi dari sumber-sumber air, dengan indikator kinerja :


Peningkatan potensi energi sumber air, dengan target 0,0 MW.

Berdasarkan pengukuran capaian kinerja terhadap target yang ditetapkan


dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2017, dari 7 (tujuh) sasaran program dengan 14
indikator kinerja didapati 7 (tujuh) indikator kinerja tidak tercapai, 6 (enam)
indikator kinerja tercapai, dan 1 (satu) indikator kinerja tidak mempunyai target
outcome, baik dalam Renstra 2015-2019 maupun dalam Perjanjian Kinerja Tahun
2017 Ditjen Sumber Daya Air.

Indikator kinerja yang tercapai, yaitu : 1) Terjaganya fungsi dan debit layanan
sarana dan prasarana penyediaan air baku (145%); 2) Peningkatan kapasitas
tampung sumber air (281%); 3) Terjaganya fungsi dan kapasitas tampung sumber
air (232%); 4) Peningkatan RBO Indeks (103,27%); 5) Peningkatan persentase
kawasan/lokasi yang dikonversi pada kawasan prioritas (100%); dan 6) Persentase
daerah irigasi yang diairi oleh bendungan (100%).

Indikator kinerja tidak tercapai : 1) Peningkatan debit layanan sarana dan


prasarana penyediaan air baku (97,52%); 2) Pengembalian fungsi dan debit layanan
sarana dan prasarana penyediaan air baku seperti semula (97,22%); 3)
Pengembalian fungsi dan kapasitas tampung sumber air (85,53%); 4) Peningkatan
luas kawasan yang terlindungi dari daya rusak air (74,67%); 5) Peningkatan layanan
jaringan irigasi (80,18%); 6) Pengembalian fungsi dan layanan jaringan irigasi
(83,50%); dan 7) Terjaganya fungsi dan layanan jaringan irigasi (94,74%).

Indikator kinerja Peningkatan potensi energi sumber air tidak mempunyai


target outcome (target PK 2017 sebesar 0 MW), namun realisasi dari bendungan
yang selesai dibangun mempunyai potensi energi sebesar 0,2 MW.

Capaian kinerja Tahun 2015-2017 dibandingkan dengan target kinerja


berdasarkan Renstra periode 2015-2019 Ditjen Sumber Daya Air, secara umum,
kurang memuaskan atau kurang berhasil. Dari 14 (empat belas) indikator kinerja,

Ringkasan Eksekutif
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air xiii
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
xii
hanya 4 (empat) indikator kinerja berhasil, dan 6 (enam) indikator lainnya tidak
berhasil.

Indikator kinerja yang berhasil, yaitu : 1) Terjaganya fungsi dan debit layanan
sarana dan prasarana penyediaan air baku, dengan capaian 87,66 m3/detik lebih
besar dari target Renstra 2015-2017 sebesar 69,88 m3/detik; 2) Peningkatan
persentase kawasan lokasi yang dikonservasi pada kawasan prioritas, dengan
capaian 60%, sesuai dengan target Renstra 2015-2017; 3) Terjaganya fungsi dan
layanan jaringan irigasi dengan capaian 3.581.530 hektar, lebih besar dari target
Renstra 2015-2017 sebesar 3.424.361,90 hektar; dan 4) Persentase daerah irigasi
yang diairi oleh bendungan dengan capaian 12% sesuai dengan target Renstra 2015
– 2017.

Indikator kinerja yang tidak berhasil, yaitu : 1) Peningkatan debit layanan


sarana dan prasarana penyediaan air baku, dengan capaian 17,46 m3/detik, lebih
kecil dari target Renstra 2015-2017 sebesar 32,52 m3/detik; 2) Pengembalian fungsi
dan debit layanan sarana dan prasarana penyediaan air baku seperti semula, dengan
capaian 9,59 m3/detik, lebih kecil dari target Renstra 2015-2017 sebesar 12,19
m3/detik; 3) Peningkatan kapasitas tampung sumber air, dengan capaian 1.081,09
juta m3, lebih kecil dari target Renstra 2015-2017 sebesar 1.124,08 juta m3; 4)
Pengembalian fungsi dan kapasitas tampung sumber air, dengan capaian 386,74 juta
m3, lebih kecil dari target Renstra 2015-2017 sebesar 1.896 juta m3; 5) Terjaganya
fungsi dan kapasitas tampung sumber air, dengan capaian 12.679 juta m3, lebih kecil
dari target Renstra 2015-2017 sebesar 13.701 juta m3; 6) Peningkatan luas kawasan
yang terlindungi dari daya rusak air, dengan capaian 51.339,55 hektar, lebih kecil
dari target Renstra 2015-2017 sebesar 108.885 hektar; 7) Peningkatan indeks RBO,
dengan capaian 2,84 Indeks, lebih kecil dari target Renstra 2015-2017 sebesar 2,94
Indeks ; 8) Peningkatan layanan jaringan irigasi, dengan capaian 271.149 hektar,
lebih kecil dari target Renstra 2015-2017 sebesar 634.394,86 hektar; 9)
Pengembalian fungsi dan layanan jaringan irigasi, dengan capaian 1.049.215 hektar,
lebih kecil dari target Renstra 2015-2017 sebesar 1.845.553,45 hektar; 10)
Peningkatan potensi energi sumber air, dengan capaian 112,04 MW, lebih kecil dari
target Renstra 2015-2017 sebesar 114,33 MW.

Dari hasil pengukuran kinerja terhadap capaian sasaran strategis, didapati


bahwa capaian kinerja untuk indikator sasaran strategis “Tingkat dukungan untuk
ketahanan air nasional” mencapai 45,32%, lebih rendah dari target Sasaran

Ringkasan Eksekutif
xiv Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber DayaxiiiAir
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Strategis dalam Renstra 2015-2019 sebesar 48,91%. Sedangkan capaian sasaran
strategis untuk indikator “Tingkat dukungan untuk kedaulatan pangan dan energi”
mencapai 54,51% lebih rendah dari target capaian Renstra 2015-2019 sebesar
55,15%.

Prestasi capaian kinerja sasaran strategis Ditjen Sumber Daya Air dalam
Tahun 2017 tidak terlepas dari dukungan dari komponen-kompenen input sebagai
pendukung proses penyelenggaraan pelaksanaan anggaran Tahun 2017. Komponen
input dimaksud meliputi :
1. Sumber dana yang tersedia cukup memadai untuk menyelesaikan seluruh
target output yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2017 Ditjen
Sumber Daya Air. Pada Tahun anggaran 2017 Ditjen Sumber Daya Air, pada
awal Januari 2017, mengelola APBN sebesar Rp. 33,263 T, namun atas
kebijakan pemerintah yang melakukan penghematan anggaran, revisi APBNP
adanya penambahan P3TGAI pada 18 satker, serta percepatan loan sehingga
DIPA TA 2017 akhir menjadi Rp. 33,304 T. Realisasi penyerapan sampai dengan
akhir Tahun 2017 mencapai 88,48% atau Rp. 29,433 T, lebih rendah dari
rencana penyerapan sebesar 100%. Sehingga terdapat sisa anggaran yang tidak
terserap sebesar Rp. 3,871 T atau 11,52 %.
2. Sumber daya manusia yang menjadi penangungjawab kegiatan-kegiatan baik di
tingkat Pusat maupun di tingkat BBWS/BWS cukup memadai dari sisi
kemampuan dan keterampilan dalam mengelola anggaran dan kegiatan. Namun
dalam hal ini dirasakan jumlah personil di tingkat BBWS/BWS yang memiliki
latar belakang teknis lebih rendah sebanyak 2.323 orang atau 25,67%
dibandingkan dengan personil dengan latar belakang pendidikan non-teknis
sebanyak 6.725 orang (74,33%) dari total PNS 9.048 orang.
3. Adanya dukungan fasilitas berupa sarana kantor termasuk kelengkapan
perkantoran, dan peralatan berat serta kendaraan operasional yang memadai
yang mendukung kegiatan-kegiatan operasi dan pemeliharaan infrastruktur
yang terbangun.

Secara umum, capaian kinerja pembangunan bidang sumber daya air pada
Tahun 2017 dalam beberapa hal belum seperti yang diharapkan. Masih ditemui
kendala, hambatan, dan permasalahan, baik dari lingkungan internal maupun dari
lingkungan eksternal.

Ringkasan Eksekutif
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air xv
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
xiv
Disamping berbagai keberhasilan yang telah dicapai, pembangunan sumber
daya air dalam Tahun 2017 masih mengalami permasalahan, kendala dan hambatan
dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan fisik infrastruktur di lapangan. Kendala dan
hambatan utama dalam pelaksanaan kegiatan antara lain :
1. Keterlambatan penyediaan alokasi dana untuk pembebasan tanah dari LMAN,
proses pembebasan lahan yang tidak tuntas akibat status tanah HPL (DI Osaka),
lahan belum dibebaskan (Normalisasi Kali Ciliwung, Pembangunan Bendungan
Kreureuto, Pembangunan Jaringan Irigasi DI Cikawung), waktu pembayaran
ganti rugi tanah yang tidak cukup (DI Baliase, Pembangunan Kolam Regulasi
Nipa-Nipa), yang menyebabkan pelaksanaan fisik di lapangan tidak berjalan
dengan baik dan tidak mencapai target yang ditetapkan.
2. Kegiatan yang masih memerlukan review desain, petunjuk teknis yang belum
terbit serta menunggu penetapan lokasi, yang menyebabkan beberapa paket
kegiatan tertunda pelaksanaannya, antara lain : Pembangunan Jaringan Irigasi
DI Slinga Kanan, P3TGAI, dan kegiatan PROM.
3. Keterlambatan pembebasan tanah dan relokasi masyarakat untuk beberapa
lokasi proyek, yang menyebabkan pelaksanaan fisik di lapangan tidak berjalan
dengan baik dan tidak dapat mencapai target yang ditetapkan (antara lain :
Bendungan Gongseng, Bendungan Pidekso, Bendungan Gondang, Bendungan
Tugu, Bendungan Tukul, Bendungan Tapin dan Bendungan Lolak).
4. Permasalahan pada kegiatan-kegiatan yang bersumber dari dana loan, antara
lain : keterlambatan proses pengefektifan Loan sehingga waktu persiapan
lelang terbatas (FMSRB di Sungai Ciujung dan Ambon, kegiatan DOISP II);
keterlambatan penetapan lokasi daerah irigasi yang akan dikerjakan dalam
program IPDMIP; prosedur administrasi pengadaan yang berkaitan dengan
penyiapan pelaksanaan lelang ditingkat lembaga Donor memakan waktu
panjang sehingga waktu pelelangan tidak mencukupi (FMSRB Sungai Ciujung).

Dalam upaya meminimalisir kendala dan hambatan yang menjadi faktor


penyebab kegagalan dalam upaya pencapaian target output/outcome yang telah
ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2017 Ditjen Sumber Daya Air, beberapa
upaya dan tindaklanjut yang perlu dilakukan kedepan, antara lain :
1. Perlu dilakukan reviu Rencana Strategis Ditjen Sumber Daya Air 2015-2019.
2. Penyiapan dokumen perencanaan teknis (Studi Kelayakan, AMDAL, DED,
LARAP) secara lebih matang untuk pelaksanaan Tahun berikutnya.

Ringkasan Eksekutif
xvi Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber DayaxvAir
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
3. Penyiapan lokasi lahan proyek lebih awal atau sebelum dilakukannya
pelaksanaan kegiatan di lokasi yang direncanakan.
4. Penelitian lebih awal terhadap usulan-usulan kegiatan yang akan dikerjakan
pada Tahun berikutnya, bukan saja terhadap alokasi dana yang akan diusulkan
tetapi juga penelitian terhadap kesiapan proyek yang akan dibangun.
5. Membangun sistem informasi kinerja yang dilakukan melalui sistem aplikasi e-
performance, dalam upaya pemantauan dan evaluasi capaian kinerja yang
dihasilkan tiap unit kerja di lingkungan Ditjen Sumber Daya Air.
6. Peningkatan kompetensi engineer/sarjana teknik sipil muda dalam pengelolaan
proyek (project management).
7. Peningkatan koordinasi dan kerjasama dengan pemangku kepentingan dan
unsur keamanan serta penegak hukum dalam perencanaan maupun
pelaksanaan proyek.
8. Perlu adanya ketentuan yang tegas dalam pelaksanaan pelelangan dengan
menggunakan aplikasi SPSE baik yang bersumber dari dana APBN maupun
yang bersumber sebagian atau seluruhnya dari dana loan.

Segala upaya perbaikan terus dilakukan untuk meningkatkan kinerja Ditjen


Sumber Daya Air lebih meningkat lagi pada Tahun-Tahun mendatang. Capaian IKU
yang masih dibawah target terus dilakukan evaluasi dan action plan yang relevan.
Diharapkan dengan menggunakan sistem manajemen perencanaan atau e-
programming dapat meningkatkan kualitas manajemen perencanaan penganggaran
berbasis kinerja.

Diharapkan output dan outcome yang dihasilkan akan dapat meningkatkan


perekonomian dan kesejahteraan masyarakat dari pemanfaatan suplai air untuk
pertanian lahan beririgasi dan meningkatkan akses yang lebih banyak untuk
memperoleh air baku bagi pelanggan, serta keamanan lingkungan dari terjadinya
bencana banjir. Secara nasional, output yang dihasilkan akan menambah dukungan
terhadap meningkatnya dukungan untuk ketahanan air nasional dan meningkatnya
dukungan untuk kedaulatan pangan dan energi, dimana muaranya adalah
mendukung Program NAWACITA, terutama Agenda Prioritas “Mewujudkan
kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi
domestik”.

Ringkasan Eksekutif
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air xvii
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
xvi
xviii Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB I
Pendahuluan

BENDUNGAN ANAI
DirektoratPROVINSI SUMATERA
Jenderal Sumber BARAT
Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB I
Pendahuluan

Bab I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Dalam rangka mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja instansi


pemerintah sebagai salah satu prasyarat untuk terciptanya pemerintah yang
baik dan terpercaya, diperlukan penyelenggaraan Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi pemerintah (SAKIP) yang mengintegrasikan dari sistem perencanaan,
pemrograman, penganggaran, serta pelaksanaan program dnan kegiatan yang
kemudian dituangkan dalam laporan kinerja.
Dengan mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014, untuk
meningkatkan sebagai upaya untuk meningkatkan pelaksanaan tata kelola
pemerintahan yang lebih berdaya-guna, berhasil-guna, bersih, dan bertanggung
jawab, setiap unit kerja/organisasi menyusun dan menyajikan Laporan Kinerja
atas prestasi kerja yang dicapai berdasarkan penggunaan Anggaran yang
dialokasikan.
Sesuai dengan NAWA CITA Presiden Republik Indonesia, yakni butir 7
dari priritas nasional NAWACITA : “Mewujudkan kemandirian ekonomi
dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik”,
sasaran pembangunan terkait dengan pengelolaan sumber daya air adalah
dukungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)
melalui pengelolaan sumber daya air yang terpadu untuk mewujudkan
Ketahanan Air, Kedaulatan Pangan, dan Ketahanan Energi. Amanah sasaran
pembangunan bidang sumber daya air tersebut telah ditindaklanjuti Ditjen
Sumber Daya Air didalam menyusun Rencana Strategis Ditjen Sumber Daya Air
Tahun 2015-2019. Rencana Strategis Ditjen Sumber Daya Air tahun 2015-2019
telah menetapkan sasaran program dalam mendukung sasaran strategis
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tahun anggaran 2016
untuk sektor sumber daya air, yang meliputi :
 Meningkatnya layanan sarana dan prasarana penyediaan air baku,
 Meningkatkan kapasitas tampung sumber-sumber air,

BAB 1 Pendahuluan

I-1 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


I-1
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB I
Pendahuluan

 Meningkatnya kapasitas pengendalian daya rusak air,


 Meningkatnya upaya konservasi sumber daya air,
 Meningkatnya Kinerja layanan irigasi,
 Meningkatnya potensi energi dari sumber-sumber air,
 Meningkatnya keterpaduan tata kelola pengelolaan Sumber Daya Air.

Dalam rangka mendukung 9 (sembilan) agenda prioritas nasional atau


NAWACITA, yakni butir 7 dari NAWACITA : “Mewujudkan kemandirian
ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi
domestik”, Ditjen Sumber Daya Air menyiapkan program strategis dalam
periode 2015-2019 (secara skematik disajikan dalam Gambar 1.1) yang
meliputi :
1. Pembangunan 65 Bendungan,
2. Pembangunan Irigasi Baru 1 juta hektar,
3. Rehabilitasi irigasi 3 juta hektar,
4. Penyediaan air baku 67,52 m3/detik,
5. Pengendali banjir 3.000 km,
6. Pengamanan abrasi pantai 500 km,
7. Pengendali lahar 300 buah.

Dalam melaksanakan tugas pengelolaan keuangan negara dalam


pembangunan dan pengelolaan sektor sumber daya air tersebut, Ditjen Sumber
Daya Air dituntut untuk dapat melaksanakannya dengan prudent, transparan,
akuntabel, efektif, dan efisien sesuai dengan prinsip-prinsip good governance
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

BAB 1 Pendahuluan
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air I-2
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
I-2
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB I
Pendahuluan

I-1
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Pendahuluan
BAB I

I-3 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Gambar 1.1 Program Strategis Ditjen SDA 2015-2019 dalam Mendukung Nawacita

BAB 1 Pendahuluan
BAB I
Pendahuluan

Salah satu azas penyelenggaraan good governance yang tercantum


dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 adalah azas akuntabilitas
yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan
penyelenggara negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Akuntabilitas tersebut salah satunya diwujudkan dalam bentuk penyusunan
Laporan Kinerja.
Laporan Kinerja Instansi Ditjen Sumber Daya Air Tahun 2017 disusun
sebagai gambaran tolok ukur keberhasilan/kinerja Ditjen Sumber Daya Air
dalam pelaksanaan tugas dan fungsi selama tahun anggaran 2017. Laporan
Kinerja Instansi Ditjen Sumber Daya Air pada dasarnya mencoba menyajikan
pencapaian kinerja, output maupun outcome, serta dikaitkan dengan sejauh
mana organisasi telah melakukan upaya-upaya stratejik dan operasional
didalam mencapai tujuan/sasaran stratejiknya dalam kerangka pemenuhan
visi dan misi Kementerian PUPR yang telah ditetapkan.
Pelaksanaan program pengelolaan sumber daya air tahun 2017
merupakan pelaksanaan tahun ketiga Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 dan Rencana Strategis Ditjen
Sumber Daya Air 2015-2019. Meskipun, secara umum kinerja bidang sumber
daya air sudah memperlihatkan hasil yang menggembirakan sejak tahun
2015 sampai tahun 2017, namun diakui masih ada target-target sasaran
program yang belum dapat dicapai. Untuk itu, Ditjen Sumber Daya Air tidak
dapat bekerja sendiri, melainkan memerlukan kerjasama dari berbagai
pihak, baik pihak internal di lingkup Kementerian PUPR maupun pihak
eksternal di luar Kementerian PUPR. Kinerja bidang sumber daya air tidak
sepenuhnya tergantung pada lingkup Kementerian PUPR semata, tetapi ada
pihak lain yang memiliki peran juga untuk berkontribusi baik secara
langsung maupun tidak langsung, seperti : Pemerintah Daerah
(Provinsi/Kabupaten/Kota), Kemeterian ATR, Kementerian LHK, peran aktif
calon pemanfaat, dan lain-lain. Untuk itu, kerjasama dan sinergitas seluruh
pihak pelaku pembangunan infrastruktur sumber daya air sangatlah
diharapkan bagi keberlangsungan dan keberhasilan pembangunan
infrastruktur sumber daya air di Indonesia.

BAB 1 Pendahuluan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air I-4


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
I-4

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


BAB I
Pendahuluan

Buku Laporan Kinerja Instansi Ditjen Sumber Daya Air Tahun 2017 ini
merupakan laporan hasil kinerja yang telah dilaksanakan Ditjen Sumber
Daya Air berdasarkan Perjanjian Kinerja yang telah disepakai dan ditetapkan
di tahun 2017.

1.2 Kondisi Umum

Pembangunan infrastruktur mempunyai peran vital dalam


mewujudkan pemenuhan Hak Dasar Rakyat seperti pangan, sandang, papan,
rasa aman, pendidikan, kesehatan dan lain-lain. Infrastruktur merupakan
modal sosial masyarakat yang memegang peranan penting dalam
mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, memperkuat kedaulatan
pangan, ketahanan air dan kedaulatan energi serta peningkatan daya saing
di dunia internasional. Pembangunan infrastruktur mempunyai manfaat
langsung untuk peningkatan taraf hidup masyarakat, kualitas lingkungan
dan pengembangan wilayah.
Ke depan, tuntutan dan dinamika perkembangan lingkungan strategis
yang terjadi begitu cepat, menjadi tantangan pembangunan infrastruktur,
antara lain :

1. Adanya tuntutan peningkatan daya saing global, kualitas hidup manusia,


dan kemandirian ekonomi, disparitas antar wilayah.
2. Perubahan dasar hukum pelaksanaan pengelolaan SDA sebagai tindak
lanjut Keputusan Mahkamah Konstitusi terkait UU No 7 Tahun 2004
tentang Sumber Daya Air.
3. Target kinerja yang diamanatkan kepada Ditjen Sumber Daya Air
meningkat 3 kali lipat;
4. Perubahan struktur organisasi, baik di lingkungan Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat maupun di lingkungan Ditjen
Sumber Daya Air.
5. Restrukturisasi program dan kegiatan mengacu pada anggaran berbasis
kinerja yang sasaran kinerjanya disusun berdasarkan Arsitektur dan
Informasi Kinerja (ADIK) yang diselaraskan dengan perubahan struktur
organisasi dalam rangka pencapaian target kinerja oleh seluruh unit
kerja di lingkungan Ditjen Sumber Daya Air.

BAB 1 Pendahuluan

I-5 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


I-5
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB I
Pendahuluan
Hingga tahun 2014, telah dilaksanakan berbagai langkah kebijakan,
dengan capaian sasaran-sasaran strategis meliputi :
1. Peningkatan dukungan terhadap ketahanan air melalui peningkatan
kapasitas tampung; peningkatan layanan air baku; dan peningkatan
pengendalian daya rusak air;
2. Peningkatan dukungan kedaulatan pangan melalui peningkatan layanan
irigasi.
3. Peningkatan dukungan kedaulatan energi melalui pembangunan
Bendungan yang berpotensi sebagai sumber energi.
4. Peningkatan keberlanjutan fungsi infrastruktur SDA melalui kegiatan
operasi dan pemeliharaan infrastruktur SDA.

1.2.1 Peningkatan Dukungan Ketahanan Air

Hingga tahun 2014, peningkatan dukungan untuk ketahanan air


nasional diperkirakan baru mencapai 28,95%, dan sampai dengan tahun
2016 mencapai 42,61% melalui pencapaian 3 (tiga) indikator, yaitu :

1. Pemenuhan Kebutuhan Air Baku untuk Kebutuhan Sehari-hari


Dalam upaya meningkatkan layanan air baku bagi kebutuhan rumah
tangga, industri, dan perkotaan, sampai dengan 2014 telah dibangun
jaringan air baku dengan kapasitas layanan 51,44 m3/detik atau 66,35%
dari pemenuhan kebutuhan air baku untuk sehari-hari. Angka diatas
belum memenuhi target kapasitas yang direncanakan yakni sebesar
56,00 m3/detik, sehingga terdapat defisit sebesar 4,56 m3/detik.
Sebagaimana data capaian sampai dengan tahun 2015, telah dibangun
jaringan air baku dengan kapasitas layanan 58,41 m3/detik atau 69,82%
dari pemenuhan kebutuhan air baku untuk sehari-hari, dimana terdapat
penambahan sebesar 6,97 m3/detik pada tahun 2015.

Pada tahun 2016, terdapat penambahan jaringan air baku dengan


kapasitas layanan 6,15 m3/detik atau kumulatif kapasitas layanan
sampai dengan tahun 2016 sebesar 64,56 m3/detik setara dengan
72,89% dari pemenuhan kebutuhan air baku untuk sehari-hari.

2. Peningkatan Kapasitas tampung Per Kapita


Indonesia memiliki total potensi air sebesar ± 3,9 trilyun m3 per tahun,
namun hingga tahun 2014 baru ± 12,68 miliar m3 atau 50 m3 per kapita
BAB 1 Pendahuluan

Direktorat
I-6 Jenderal Sumber Daya Air I-6
DirektoratDirektorat
Jenderal Sumber
Jenderal Daya
Sumber Daya Air
Air
BAB I
Pendahuluan

per tahun yang dapat dikelola melalui tampungan Bendungan sebanyak


208 Bendungan (178 Bendungan diantaranya dikelola oleh Kementerian
PUPR), dimana angka ini hanya 2,5% dari angka ideal tampungan per
kapita di suatu negara (1.975 m3 per kapita per tahun).
Pembangunan tampungan lainnya adalah berupa embung
/situ/bangunan penampung air lainnya. Hingga tahun 2014 telah
terbangun 1.332 buah embung/situ/bangunan penampung air lainnya.

Pada tahun 2015, Ditjen Sumber Daya Air melanjutkan pembangunan


Bendungan sebanyak 16 Bendungan dan 13 Bendungan baru. Dari total
29 Bendungan 5 Bendungan diantaranya selesai dibangun dan
beroperasi dengan total tambahan tampungan sebanyak 1,012 miliar m3
sehingga diperoleh ±54 m3 per kapita per tahun atau 2,67% dari ideal
tampungan per kapita di suatu negara (1.975 m3 per kapita per tahun).
Dengan demikian, hingga tahun 2015, total Bendungan di Indonesia
adalah 213 Bendungan (183 Bendungan diantaranya dikelola
Kementerian PUPR) dengan total kapasitas tampung adalah 13,691
miliar m3, yang dimanfaatkan untuk air baku, irigasi, pengendalian
banjir, serta sebagian untuk PLTA. Selain Bendungan, tahun 2015 juga
dibangun sebanyak 342 embung.
Begitu halnya dengan tahun 2016, dimana pembangunan Bendungan
yang dilakukan oleh Ditjen Sumber Daya Air sebanyak 32 Bendungan, 8
Bendungan diantaranya merupakan pembangunan baru, 22 Bendungan
pembangunan lanjutan, dan 2 Bendungan selesai dibangun. Penyelesaian
2 Bendungan yaitu Bendungan Teritip dan Bendungan Payaseunara
mempunyai total kapasitas tampung 3,53 juta m3. Pembangunan
tampungan lainnya berupa pembangunan embung/situ/bangunan
penampung air lainnya sebanyak 387 buah dengan kapasitas 13,2 juta
m3. Dengan demikian, hingga tahun 2016 total Bendungan di Indonesia
adalah 215 buah dan 1.817 embung/situ/bangunan penampung air
lainnya dengan total kapasitas tampung adalah 13,708 miliar m3, yang
dimanfaatkan untuk air baku, irigasi, pengendalian banjir, serta sebagian
untuk PLTA.

BAB 1 Pendahuluan

I-7 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


I-7
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB I
Pendahuluan

3. Peningkatan Layanan Infrastruktur Pengendali Daya Rusak Air

Hingga tahun 2014 sudah dibangun ± 1.447 km prasarana pengendali


banjir atau melindungi sekitar 36.199 hektar (LAKIP 2014) atau sekitar
18% dari 200 ribu hektar yang harus dilindungi melalui pembangunan :

a. Pengendalian banjir yang terdiri dari pembangunan 1.450 km dan


rehabilitasi bangunan pengendali banjir 1.100 km.
b. Pengendalian sedimen dan lahar yang terdiri dari pembangunan
pengendali lahar 150 buah dan rehabilitasi bangunan pengendali
lahar 140 buah.
c. Pengaman pantai yang terdiri dari pembangunan 270 km dan
rehabilitasi bangunan pengaman pantai 20 km.

Pada tahun 2015, Ditjen Sumber Daya Air telah membangun 304,36 km
bangunan pengendali banjir, melakukan rehabilitasi terhadap 136 km
bangunan pengendali banjir, membangun 150 buah pengendali lahar,
rehabilitasi 21 buah pengendali lahar, membangun 66,88 km bangunan
pengaman pantai dan rehabilitasi 0,87 km bangunan pengaman pantai.
Infrastruktur pengendali banjir yang dibangun tersebut mampu
melindungi kawasan seluas 20.344 hektar atau sekitar 26,12% dari 200
ribu hektar kawasan yang harus dilindungi.
Tahun 2016, Ditjen Sumber Daya Air telah membangun 197,5 km
bangunan pengendali banjir, 44 buah bangunan pengendali lahar dan
sedimen, serta 49,5 km bangunan pengaman pantai.

1.2.2 Peningkatan Dukungan Kedaulatan Pangan

Hingga tahun 2014, peningkatan dukungan kedaulatan pangan


diperkirakan baru mencapai 45,83% (Renstra 2015-2019 Ditjen Sumber
Daya Air) melalui pencapaian indikator peningkatan layanan air baku untuk
irigasi. Hingga tahun 2014, sasaran strategis kegiatan irigasi dan rawa yang
telah dicapai meliputi :
1. Pembangunan jaringan irigasi permukaan dengan target mengairi
425.000 hektar daerah irigasi, telah tercapai bahkan melebihi target,
yakni 429.739 hektar.
2. Pembangunan jaringan irigasi rawa dan jaringan irigasi air tanah dengan
target 237.000 hektar, berhasil mencapai 216.406 hektar.
BAB 1 Pendahuluan
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air I-8
Direktorat
I-8 Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB I
Pendahuluan

3. Rehabilitasi jaringan irigasi permukaan dengan target mengairi


1.700.000 hektar daerah irigasi telah berhasil mencapai 2.021.439
hektar.
4. Rehabilitasi jaringan irigasi rawa dan jaringan irigasi air tanah dengan
target 663.000 hektar dan berhasil melebihi target, yakni mencapai
697.568 hektar.

Menurut data capaian pada tahun 2015 pembangunan jaringan irigasi


permukaan tercapai mengairi 107.922 hektar dan rehabilitasi jaringan
irigasi permukaan mencapai luas 302.270 hektar. Sedangkan pembangunan
jaringan irigasi rawa tercapai seluas 40.242 hektar dan Rehabilitasi jaringan
irigasi rawa mencapai 151.249 hektar. Pembangunan jaringan irigasi air
tanah tercapai seluas 2.980 hektar dan rehabilitasi seluas 5.283 hektar.
Pembangunan jaringan irigasi tambak mencapai 4.288 hektar dan
rehabilitasi jaringan irigasi tambak mencapai 33.099 hektar. Secara total
tambahan dukungan layanan kebutuhan air baku untuk irigasi adalah
pembangunan jaringan irigasi seluas 155.382 hektar dan rehabilitasi
jaringan irigasi mencapai 491.901 hektar.
Pada tahun 2016, total capaian luas layanan daerah irigasi dari
pembangunan jaringan irigasi sebesar 52.519 hektar. Total capaian tersebut
meliputi pembangunan jaringan irigasi permukaan seluas 44.663 hektar,
pembangunan jaringan irigasi rawa seluas 3.963 hektar Ha, pembangunan
jaringan irigasi air tanah seluas 2.043 hektar, dan pembangunan jaringan
irigasi tambak seluas 1.850 hektar. Sedangkan untuk total capaian luas
layanan daerah irigasi dari kegiatan rehabilitasi mencapai 291.171 hektar
mencakup rehabilitasi jaringan irigasi permukaan seluas 244.780 hektar,
rehabilitasi jaringan irigasi rawa seluas 28.459 hektar, rehabilitasi jaringan
irigasi air tanah seluas 4.205 hektar, dan rehabilitasi jaringan irigasi tambak
seluas 13.727 hektar.

1.2.3 Peningkatan Dukungan Kedaulatan Energi

Hingga tahun 2014, dari 208 Bendungan yang ada di Indonesia,


terdapat potensi sumber energi sekitar 8.653 MW. Sedangkan pada tahun
2015, dengan terselesaikannya 5 (lima) Bendungan baru terdapat tambahan
sumber energi sebesar 111,84 MW, sehingga sampai dengan tahun 2015

BAB 1 Pendahuluan

I-9 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


I-9
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB I
Pendahuluan

tersedia potensi sumber energi sebesar 8.764,84 MW. Pada tahun 2016,
tidak ada peningkatan potensi energi sumber air, meskipun ada 2
Bendungan yang selesai namun tidak memiliki potensi energi.

1.2.4 Peningkatan Keberlanjutan Fungsi Infrastruktur SDA

Guna menjaga keberlanjutan fungsi infrastruktur SDA, dilaksanakan


kegiatan operasi dan pemeliharaan (OP) seluruh infrastruktur SDA yang
telah dibangun. Sebagaimana data capaian hingga tahun 2015 pelaksanaan
kegiatan operasi dan pemeliharaan meliputi :
1. OP jaringan irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi tambak, dan irigasi
air tanah seluas 3.357.420 hektar.
2. OP waduk/embung/situ/bangunan penampung air lainnya sebanyak
1.012 buah, terdiri dari 160 Bendungan dan 852 embung/situ/bangunan
penampung air lainnya.
3. OP sarana dan prasarana air baku dengan kapasitas 34,90 m3/detik.
4. OP sarana dan prasarana pengendali banjir sepanjang 2.490 km, OP
sarana dan prasarana pengendali sedimen/lahar gunung berapi
sebanyak 87 buah, serta OP sarana dan prasarana pengaman pantai
sepanjang 116,22 km.

Sedangkan capaian pada pelaksanaan kegiatan operasi dan


pemeliharaan tahun 2016, meliputi :
1. OP jaringan irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi tambak, dan irigasi
air tanah seluas 3.402.053 hektar.
2. OP waduk/embung/situ/bangunan penampung air lainnya sebanyak
1.026 buah, terdiri dari 166 Bendungan dan 860 embung/situ/bangunan
penampung air lainnya.
3. OP sarana dan prasarana air baku dengan kapasitas 60,92 m3/detik.
4. OP sarana dan prasarana pengendali banjir sepanjang 4.333 km, OP
sarana dan prasarana pengendali sedimen/lahar gunung berapi
sebanyak 441 buah, serta OP sarana dan prasarana pengaman pantai
sepanjang 161 km.

BAB 1 Pendahuluan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air I-10


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
I-10

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


BAB I
Pendahuluan

1.3 Potensi dan Permasalahan


1.3.1 Potensi

Ketersediaan air di Indonesia mencapai 3,9 trilyun m3/tahun, namun


yang dapat dimanfaatkan baru sekitar 691,3 juta m3/tahun (sekitar 17,69%).
Dari air yang dapat dimanfaatkan tersebut hanya sekitar 25,30% yang sudah
termanfaatkan, utamanya sekitar 80,50% untuk memenuhi kebutuhan
irigasi, sedangkan sisanya untuk kebutuhan domestik, perkotaan, dan
industri. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada air cukup besar yang belum
termanfaatkan.
Namun di sisi lain, ketersediaan air tersebut juga tidak merata. Pulau
Kalimantan merupakan pulau dengan ketersediaan air terbesar (33,60%),
sedangkan Pulau Jawa (4,20%) dengan jumlah penduduk terbesar di
Indonesia memiliki ketersediaan air terkecil setelah Bali dan Nusa Tenggara
(7,70%).
Selain untuk pemanfaatan domestik, perkotaan, dan industri, air juga
dimanfaatkan sebagai sumber energi. Berdasarkan Rencana Umum
Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) 2015-2034, pada tahun 2019
diperkirakan kebutuhan tenaga listrik di Indonesia mencapai 347 TWh
dengan konsumsi mencapai 1.293 kWh per kapita. Sementara, hingga 2014,
total kapasitas terpasang pembangkit nasional adalah sebesar 53.065 MW,
diantaranya adalah sumber energi terbarukan dari sumber daya air, yang
meliputi : Pembangkit Listrik Tenaga Air/PLTA (5.059 MW), Pembangkit
Listrik Tenaga Minihidro/PLTM (140 MW), dan Pembangkit Listrik Tenaga
Mikrohidro (30 MW).
Pengembangan Bendungan di Indonesia yang dilaksanakan saat ini
berpotensi untuk pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Beberapa waduk yang berpotensi dikembangkan PLTA yaitu Waduk Karian
(Kab Lebak), Jatigede (Kab Sumedang), Jatibarang (Kota Semarang),
Bajulmati (Kab Banyuwangi), Bendo (Kab Ponorogo), Lolak (Kab Bolaang
Mongondouw), Kuwil (kab Minahasa Utara), Karalloe (Kab Gowa), Tugu
(Kab Trenggalek), Titab (Kab Buleleng) dan Marangkayu (Kab Kukar).
Potensi sumber energi lainnya dalam bentuk kecil adalah
pengembangan PLTMH yang sesuai untuk kawasan pelosok di Indonesia.
Berdasarkan Rencana Induk Pengembangan Energi Terbarukan (RIPEBAT)

BAB 1 Pendahuluan

I-11 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


I-11
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB I
Pendahuluan

2010 – 2025 (Kementerian ESDM), terdapat 6 provinsi yang potensi tenaga


airnya besar untuk dimanfaatkan menjadi PLTMH, diantaranya Papua,
meliputi sungai Memberamo, Derewo, Ballem, Tuuga, Wiriagar/Sun,
Kamundan, dan Kladuk dengan total potensi mencapai 12.725 MW. Potensi
terbesar lainnya yaitu Kalimantan Timur, meliputi Sungai Kerayan,
Mentarang, Tugu, Mahakam, Boh, Sembakung, dan Kelai dengan total potensi
mencapai 6.743 MW. Empat provinsi lain yang memiliki potensi adalah
Sulawesi Selatan, Kalimantan Barat, Sumatera Utara, dan Aceh.
Biaya operasional PLTMH relatif lebih murah dibandingkan sumber
energi lainnya. Hingga tahun 2034, pengembangan tenaga listrik
diperkirakan membutuhkan pendanaan sekitar Rp. 325.464 juta USD untuk
pembangkit.

1.3.2 Permasalahan
Beberapa permasalahan yang dihadapi oleh pengelolaan SDA ke depan,
antara lain :
1. Kerusakan Jaringan Irigasi
Dari 7,15 juta hektar areal irigasi yang telah dibangun, hanya sekitar 11%
(±760 hektar) yang ketersediaan airnya dapat dijamin melalui
Bendungan, sedangkan sisanya masih mengandalkan debit sungai atau
mata air (free intake). Sebagian jaringan irigasi tidak berfungsi optimal
akibat bencana alam serta belum lengkapnya sistem jaringan irigasi.
Selain itu, alih fungsi lahan pertanian produktif semakin tinggi, pada
kurun waktu 2006-2013 mencapai 100-110 ribu hektar/tahun.
Pengembangan lahan rawa sebagai alternatif lahan irigasi baru masih
terbatas. Di sisi lain, penggunaan air irigasi cenderung boros karena
rendahnya efisiensi. Keterbatasan pendanaan serta masih rendahnya
kuantitas dan kualitas SDM menyebabkan rendahnya kinerja operasi dan
pemeliharaan jaringan irigasi. Selain itu, partisipasi masyarakat petani
dan kinerja kelembagaan pengelolaan irigasi belum optimal.
Luas daerah irigasi di Indonesia sekitar 7,15 juta hektar, dengan 46%
diantaranya dalam kondisi rusak. Kerusakan terbesar pada jaringan
irigasi kewenangan Pemerintah Daerah. Lebih dari 50% jaringan irigasi
kewenangan Pemerintah Daerah mengalami kerusakan. Di sisi lain,

BAB 1 Pendahuluan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air I-12


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
I-12

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


BAB I
Pendahuluan

pembangunan jaringan irigasi baru relatif sulit dilakukan, karena


keterbatasan ketersediaan lahan dan petani.

2. Layanan air baku yang belum optimal


Suplai air baku semakin terbatas akibat menurunnya debit pada sumber-
sumber air dan tingginya laju sedimentasi pada tampungan-tampungan
air, seperti Bendungan, Embung, Danau, dan Situ. Selain itu kualitas air
semakin rendah akibat tingginya tingkat pencemaran pada sungai dan
sumber air lainnya. Di sisi lain, kebutuhan air baku semakin meningkat
akibat pesatnya pertumbuhan penduduk dan perkembangan industri,
berkembangnya aktifitas manusia, dan tidak efisiennya pola pemanfaatan
air. Rendahnya ketersediaan prasarana air baku, terutama di pedesaan,
daerah terpencil, kawasan perbatasan, kawasan pariwisata, dan pulau-
pulau terdepan menyebabkan tingginya eksploitasi air tanah yang cukup
besar untuk memenuhi kebutuhan air minum dan kebutuhan pokok
sehari-hari, sehingga menyebabkan land subsidence dan intrusi air laut.

3. Banjir dan Kekeringan


Frekuensi dan intensitas bencana banjir, kekeringan dan abrasi pantai
meningkat, akibat kerusakan daerah tangkapan air dan perubahan iklim
seperti terjadi pada DAS Ciliwung, Citarum, dan Bengawan Solo. Tahun
2006 bencana banjir terjadi sebanyak 319 dan meningkat menjadi 1015
pada tahun 2012. Angka ini terus mengalami penurunan hingga tahun
2015 kejadian banjir sebanyak 290.
Penanganan banjir di kota-kota besar juga masih perlu dioptimalkan,
seperti : Jakarta, bandung, Surabaya, Solo, Medan, Padang, Pekanbaru,
Jambi, Bandar Lampung, Pontianak, dll. Banjir di kawasan perkotaan
tersebut disebabkan oleh bruuknya sistem drainase mikro dan
pembuangan sampah di badan sungai. Penambangan bahan mineral yang
tidak terkendali di beberapa sungai memicu terjadinya degradasi dasar
sungai serta erosi tebing sungai.
Di sisi lain, tidak meratanya distribusi dan pola hujan di Indonesia
menyebabkan beberapa wialyah mengalami kekeringan, seperti di Prov.
NTT dan NTB. Pada daerah-daerah tersebut perlu dibangun tampungan-
tampungan air skala kecil sehingga air tetap ada pada saat musim
kemarau.

BAB 1 Pendahuluan

I-13 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


I-13
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB I
Pendahuluan

Alih fungsi lahan, khususnya pada kawasan tangkapan air (hulu) yang
menyebabkan kerusakan DAS juga berkontribusi pada kondisi kuantitas
(debit) air sungai menjadi fluktuatif antara musim penghujan yang
mengakibatkan banjir dan musim kemarau yang mengakibatkan
kekeringan. Hal lain yang menjadi penyebab bencana ini adalah
perubahan iklim yang mengakibatkan perubahan pola hujan di Indoensia,
perubahan suhu permukaan wilayah daratan, kenaikan suhu permukaan
laut, kenaikan tinggi muka air laut dan tren kejadian cuaca dan iklim
ekstrim. Peningkatan erosi pada daerah hulu yang mengakibatkan
sedimentasi di hilir juga menajdi penyebab banjir karena kapasitas sungai
di hilir menjadi berkurang.

4. Pelaksanaan Operasi Pemeliharaan yang belum optimal


Belum optimalnya pelaksanaan kegiatan operasi dan pemeliharaan
infrastruktur SDA antara lain disebabkan oleh manual OP yang belum
seluruhnya tersedia, kurangnya fasilitas OP, kurangnya kesiapan
kelembagaan dan personil pelaksana OP, belum seluruhnya pedoman
dang Angka Kebutuhan Nyata OP (AKNOP) tersedia, dan keterbatasan
penganggaran kegiatan OP sesuai dengan AKNOP. Hal ini mengakibatkan
belum semua infrastruktur SDA di-OP secara mantap, menyebabkan
umur fungsional infrastruktur tersebut tidak sesuai dengan umur
rencana. Kerusakan yang terjadi pun, jika tidak cepat tertangani
menyebabkan kebutuhan akan rehabilitasi meningkat dan hal ini
membutuhkan dana yang lebih besar dari pelaksanaan OP itu sendiri.

5. Keterpaduan Pengelolaan SDA


Pelaksanaan pengelolaan SDA secara terpadu sebagaimana prinsip
Integrated Water Resources Management (IWRM), belum terlaksana
secara optimal. Beberapa isu yang masih harus dihadapi terkait
pengelolaan SDA secara terpadu dan menyeluruh, antara lain :
a. Koordinasi antar instansi, antar pemerintah (pusat, provinsi,
kabupaten/kota), dan antar pemilik kepentingan belum optimal akibat
pendekatan yang bersifat sektoral dan pembagian urusan/tanggung
jawab masih tumpang tindih dan kurang jelas.

BAB 1 Pendahuluan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air I-14


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
I-14

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


BAB I
Pendahuluan

b. Kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sumber


daya air masih rendah, karena kurangnya pemahaman atas fungsi
sosial, ekonomi dan lingkungan dari air.
c. Kelembagaan pengelolaan SDA baik ditingkat pusat (Ditjen Sumber
Daya Air, BBWS/BWS), ditingkat daerah (Dinas, Balai Provinsi, Balai
Kabupaten), hingga ditingkat unit khusus (PJT, pengelola irigasi,
pengelola Bendungan) perlu ditata dan diperkuat untuk mencapai
pemisahan fungsi yang jelas dengan tetap saling bersinergi
antarfungsi.
d. Pendanaan yang tidak konsisten dan berkelanjutan menyebabkan
ketidakpastian akan pelaksanaan pengelolaan SDA yang berkelanjutan.
Keterbatasan pendanaan menuntut adanya penetapan skala prioritas
berdasarkan urgensi dan kesiapan pelaksanaan serta terbatasnya
pendanaan dari APBN yang memerlukan pembiayaan dari pemegang
izin (Biaya Jasa Pengelolaan Sumber Daya Air/BJPSDA).
e. Pengelolaan data dan informasi SDA perlu ditingkatkan keakuratannya
sehingga dapat menjadi dasar bagi penyusunan rencana pengelolaan
yang efisien dan tepat sasaran.
f. Pasca pembatalan UU No. 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air oleh
Mahkamah Konstitusi, pengelolaan SDA kembali mengacu pada UU No
11 tahun 1974 tentang pengairan. Praktek pengelolaan SDA yang
selama ini mengacu pada UU no 7 tahun 2004 perlu segera direview
dan diberikan payung hukumnya sementara Rancangan UU pengganti
akan disusun, dengan pertimbangan bahwa pelayanan kepada
masyarakat harus tetap berjalan, lembaga pengelolaan yang sudah ada
saat ini harus tetap ada, dan kesepakatan/kontrak dengan pihak ketiga
harus tetap berjalan sampai akhir kontrak.
g. Penyusunan pola dan rencana pengelolaan SDA pada masing-masing
WS masih perlu percepatan. Hingga tahun 2015, dari 64 WS
kewenangan Pusat sudah ada 44 pola Pengelolaan SDA WS
Kewenangan pusat yang ditetapkan oleh Menteri PUPR, sedangkan
sisanya 5 Pola masih dalam proses penetapan dan 12 Pola masih
dalam proses perbaikan. Adapun 3 pola untuk WS yang baru menjadi
kewenangan pusat berdasarkan Permen PUPR No. 4/PRT/M/2015
tentang Kriteria dan Penetapan WS masih belum disusun. Sementara
BAB 1 Pendahuluan

I-15 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


I-15
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB I
Pendahuluan

Rencana Pengelolaan SDA WS yang sudah ditetapkan 1 (satu) buah


yaitu Rencana PSDA WS Bengawan Solo, sedangkan 6 Rencana masih
dalam proses penetapan, 48 Rencana masih dalam proses perbaikan,
dan sisanya 9 Rencana masih dalam proses penyusunan termasuk 3
Rencana untuk WS baru.
h. Adanya keterpaduan dengan Wilayah Pengembangan Strategis (WPS).
Berdasarkan Menteri PUPR No. 13.1/PRT/M/2015 telah ditetapkan 35
WPS yang menjadi panduan keterpaduan pembangunan infrastruktur
PUPR, baik antar eselom I di Lingkungan Kementerian PUPR maupun
antar K/L terkait. Dengan adanya keterpaduan pembangunan
infrastruktur di dalam 1 WPS dapat menjadi pengungkit ekonomi yang
bersinergi dengan potensi dan kekurangan wilayah tersebut serta
selaras dengan kelestarian lingkungan.

1.4 Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2015 tentang


Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, yang ditindaklanjuti
dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor :
15/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat, telah ditetapkan Tugas dan Fungsi unit-unit
kerja di lingkup Ditjen Sumber Daya Air yang merupakan unsur pelaksana
pemerintahan, dipimpin oleh Menteri PUPR yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Presiden.
Ditjen Sumber Daya Air mempunyai tugas menyelenggarakan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan dibidang pengelolaan sumber daya
air sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, serta
menyelenggarakan fungsi :

1. Perumusan kebijakan dibidang konservasi sumber daya air,


pendayagunaan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air pada
sumber air permukaan, dan pendayagunaan air tanah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Pelaksanaan kebijakan dibidang pengelolaan sumber daya air yang
terpadu dan berkelanjutan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

BAB 1 Pendahuluan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air I-16


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
I-16

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


BAB I
Pendahuluan

3. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria dibidang pengelolaan


sumber daya air.
4. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi dibidang pengelolaan SDA.
5. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan dibidang pengelolaan SDA.
6. Pelaksanaan administrasi Ditjen Sumber Daya Air.
7. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

1.5 Susunan Organisasi

Susunan Organisasi Ditjen Sumber Daya Air tersebut terdiri dari unit-
unit sebagai berikut :
1. Sekretariat Direktorat Jenderal.
2. Direktorat Pengembangan Jaringan Sumber Daya Air.
3. Direktorat Bina Penatagunaan Sumber Daya Air.
4. Direktorat Sungai, dan Pantai.
5. Direktorat Irigasi dan Rawa.
6. Direktorat Bina Operasi dan Pemeliharaan.
Serta Pusat-pusat yang berada di bawah koordinasi Ditjen Sumber
Daya Air, yaitu :
7. Pusat Bendungan.
8. Pusat Air Tanah dan Air Baku.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan


Rakyat Nomor : 20/PRT/M/2016 tentang Organisasi dan Tata kerja Unit
Pelaksana Teknis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,
untuk mendukung tugas dan fungsi Ditjen Sumber Daya Air dalam
pengelolaan wilayah sungai telah dibentuk 12 (dua belas) Balai Besar
Wilayah Sungai (BBWS Tipe A dan B), 22 (dua puluh satu) Balai Wilayah
Sungai (BWS Tipe A dan B), Balai Bendungan, dan Kelompok Jabatan
Fungsional.

1.6 Struktur Organisasi

Bagan struktur organisasi dari Ditjen Sumber Daya Air dan struktur
organisasi Balai Besar/Balai Wilayah Sungai serta Balai Bendungan dapat
dilihat pada Gambar 1.2 sampai Gambar 1.6 dibawah ini :

BAB 1 Pendahuluan

I-17 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


I-17
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB I
Pendahuluan

Direktorat Jenderal
Sumber Daya Air

Sekretariat
Direktorat Jenderal

Bagian Bagian Hukum Bagian


Bagian
Kepegawaian, dan Pengelolaan
Keuangan dan
Organisasi dan Komunikasi BMN dan
Umum
Tatalaksana Publik Fasilitasi Lahan

Direktorat Bina Direktorat Direktorat Bina


Direktorat Sungai Direktorat Irigasi Pusat Air Tanah
Penatagunaan Pengembangan Operasi dan Pusat Bendungan
dan Pantai dan Rawa dan Air Baku
Sumber Daya Air Jaringan SDA Pemeliharaan

Bagian Bagian
Subbag Subbag Subbag Subbag Subbag
Perencanaan Perencanaan
Tata Usaha Tata Usaha Tata Usaha Tata Usaha Tata Usaha
dan TU dan TU
Bidang
Subdirektorat Subdirektorat Subdirektorat Bidang
Subdirektorat Subdirektorat Air Tanah dan
Perencanaan Perencanaan Perencanaan Operasi Bendungan
Perencanaan Perencanaan Air Baku Wilayah
Wilayah Sungai Sumber Daya Air dan Pemeliharaan Wilayah Barat
Barat

Bidang
Subdirektorat Subdirektorat Subdirektorat Subdirektorat Subdirektorat Operasi Bidang
Air Tanah dan
Pengaturan dan Keterpaduan Sungai Wilayah Irigasi Wilayah dan Pemeliharaan Bendungan
Air Baku Wilayah
Pemantauan Pemrogaman Barat Barat Sungai dan Pantai Wilayah Timur
Timur

Subdirektorat Bidang
Subdirektorat Subdirektorat Subdirektorat Operasi Bidang Danau,
Subdirektorat Evaluasi dan Konservasi Air
Sungai Wilayah Irigasi Wilayah dan Pemeliharaan Situ dan
Kelembagaan Manajemen Tanah dan Air
Timur Timur Irigasi dan Rawa Embung
Mutu Baku

Subdirektorat Subdirektorat Operasi


Subdirektorat
Sistem Informasi Subdirektorat Subdirektorat dan Pemeliharaan
Pemanfaatan
dan Data Pantai Rawa Bendungan dan
Sumber Daya Air
Sumber Daya Air Danau

Subdirektorat
Subdirektorat Subdirektorat Subdirektorat Fasilitasi
Hidrologi dan Subdirektorat
Bimbingan Bimbingan Jaringan Sumber
Lingkungan Kerjasama
Teknik Teknik Daya Air Daerah
Sumber Daya Air

UPT Balai Kelompok


Jabatan
Fungsional

Gambar 1.2 Struktur Organisasi Ditjen Sumber Daya Air

BAB 1 Pendahuluan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air I-18


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
I-18

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


BAB I
Pendahuluan

Kepala Balai

Bag Tata Usaha

Sub Bag Sub Bag Keuangan


Sub Bag PBMN
Kepegawaian Dan Umum

Bidang Pelaksanaan
Bidang Perencanaan Bidang Pelaksanaan Bidang Operasi dan
Jaringan Pemanfaatan
Umum dan Program Jaringan Sumber Air Pemeliharaan
Air

Seksi Pengendalian Seksi Pengendalian


Seksi Perencanaan
Seksi Perencanaan Umum Pelaksanaan Sungai dan Pelaksanaan Irigasi
Operasi dan Pemeliharaan
Pantai Dan Rawa

Seksi Pengendalian Seksi Pengendalian


Seksi Pelaksanaan
Seksi Program Pelaksanaan Danau dan Pelaksanaan Air Baku dan
Operasi dan Pemeliharaan
Bendungan Air Tanah

Kelompok
Jabatan
Fungsional

Gambar 1.3 Struktur Organisasi Balai Besar Wilayah Sungai Tipe A

Kepala Balai

Bag Tata Usaha

Sub Bag Sub Bag Keuangan


Sub Bag PBMN
Kepegawaian Dan Umum

Bidang Perencanaan Bidang Operasi dan


Bidang Pelaksanaan
Umum dan Program Pemeliharaan

Seksi Pelaksanaan Seksi Perencanaan


Seksi Perencanaan Umum
Jaringan Sumber Air Operasi dan Pemeliharaan

Seksi Pelaksanaan Seksi Pelaksanaan


Seksi Program
Jaringan Pemanfaatan Air Operasi dan Pemeliharaan

Kelompok
Jabatan
Fungsional

Gambar 1.4 Struktur Organisasi Balai Besar Wilayah Sungai Tipe B

BAB 1 Pendahuluan

I-19 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


I-19
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB I
Pendahuluan

Struktur Organisasi BWS Tipe A

Kepala Balai

Sub Bagian TU

Seksi Perencanaan Seksi Operasi dan


Seksi Pelaksanaan
Umum dan Program Pemeliharaan

Kelompok
Jabatan
Fungsional

Struktur Organisasi BWS Tipe B

Kepala Balai

Sub Bagian TU

Seksi Program dan


Seksi Pelaksanaan
Operasi Pemeliharaan

Kelompok
Jabatan
Fungsional

Gambar 1.5 Struktur Organisasi Balai Wilayah Sungai Tipe A dan B

BAB 1 Pendahuluan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air I-20


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
I-20

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


BAB I
Pendahuluan

Kepala Balai

Sub Bagian
Tata Usaha

Seksi Kajian
Seksi Program dan Seksi Pemantauan
Bendungan, Data dan
Evaluasi Bendungan
Informasi

Kelompok
Jabatan
Fungsional

Gambar 1.6 Struktur Organisasi Balai Bendungan

1.6.1 Sekretariat Direktorat Jenderal

Sekretariat Direktorat Jenderal mempunyai tugas memberikan


pelayanan teknis dan administrasi kepada semua unsur organisasi di
lingkungan Ditjen Sumber Daya Air.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut, Sekretariat
Direktorat Jenderal menyelenggarakan fungsi :
1. Pelaksanaan urusan kepegawaian, organisasi, dan tata laksana.
2. Pelaksanaan urusan administrasi keuangan, tata usaha, dan rumah tangga
Direktorat Jenderal.
3. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi dalam penyusunan laporan
akuntansi dan laporan barang milik negara.
4. Pelaksanaan kebijakan pengendalian internal dan administrasi
perbendaharaan dan pengelolaan penerimaan negara bukan pajak.
5. Koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan, fasilitasi
advokasi hukum serta penyelenggaraan komunikasi publik Direktorat
Jenderal.
6. Pengelolaan barang milik negara di lingkungan Direktorat Jenderal.
7. Pelaksanaan fasilitasi lahan.

Struktur Organisasi Sekretariat Direktorat Jenderal terdiri dari :


1. Bagian Kepegawaian, Organisasi dan Tatalaksana.
2. Bagian Keuangan dan Umum.

BAB 1 Pendahuluan

I-21 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


I-21
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB I
Pendahuluan

3. Bagian Hukum dan Komunikasi Publik.


4. Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara dan Fasilitasi Lahan.
5. Kelompok Jabatan Fungsional.

1.6.2 Direktorat Pengembangan Jaringan Sumber Daya Air

Direktorat Pengembangan Jaringan Sumber Daya Air mempunyai


tugas melaksanakan penyiapan dan pelaksanaan kebijakan dibidang
pengembangan jaringan sumber daya air.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Pengembangan
Jaringan Sumber Daya Air menyelenggarakan fungsi :
1. Penyiapan perumusan kebijakan dibidang pembinaan perencanaan
sumber daya air, keterpaduan pemrograman, evaluasi dan manajemen
mutu, sistem informasi dan data sumber daya air, dan kerjasama.
2. Pelaksanaan kebijakan dibidang pembinaan perencanaan sumber daya
air, keterpaduan pemrograman, evaluasi dan manajemen mutu, sistem
informasi dan data sumber daya air, dan kerjasama.
3. Penyiapan penyusunan NSPK dibidang pembinaan perencanaan sumber
daya air, keterpaduan pemrograman, evaluasi dan manajemen mutu,
sistem informasi dan data sumber daya air, dan kerjasama.
4. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi dibidang pembinaan
perencanaan sumber daya air, keterpaduan pemrograman, evaluasi dan
manajemen mutu, sistem informasi dan data sumber daya air, dan
kerjasama.
5. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi dibidang pembinaan perencanaan
sumber daya air, keterpaduan pemrograman, evaluasi dan manajemen
mutu, sistem informasi dan data sumber daya air, dan kerjasama.
6. Pelaksanaan urusan tata usaha di lingkungan Direktorat.

Struktur Organisasi Direktorat Pengembangan Jaringan Sumber Daya


Air terdiri dari :
1. Subdirektorat Perencanaan Sumber Daya Air.
2. Subdirektorat Keterpaduan Pemrograman.
3. Subdirektorat Evaluasi dan Manajemen Mutu.
4. Subdirektorat Sistem Informasi dan Data Sumber Daya Air.
5. Subdirektorat Kerja Sama.

BAB 1 Pendahuluan
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air I-22
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
I-22

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


BAB I
Pendahuluan

6. Subbagian Tata Usaha.


7. Kelompok Jabatan Fungsional.

1.6.3 Direktorat Bina Penatagunaan Sumber Daya Air

Direktorat Bina Penatagunaan Sumber Daya Air mempunyai tugas


melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan dibidang
pembinaan.
Dalam melaksanakan tugas tersebut Direktorat Bina Penatagunaan
Sumber Daya Air melaksanakan fungsi :
1. Penyiapan perumusan kebijakan dibidang pembinaan perencanaan
wilayah sungai, pengaturan, kelembagaan, pemanfaatan hidrologi, dan
lingkungan sumber daya air.
2. Pelaksanaan kebijakan dibidang pembinaan perencanaan wilayah sungai,
pengaturan, kelembagaan, pemanfaatan hidrologi, dan lingkungan
sumber daya air.
3. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria dibidang
pembinaan perencanaan wilayah sungai, pengaturan, kelembagaan,
pemanfaatan hidrologi, dan lingkungan sumber daya air.
4. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pembinaan
perencanaan wilayah sungai, pengaturan, kelembagaan, pemanfaatan
hidrologi, dan lingkungan sumber daya air.
5. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi dibidang pembinaan perencanaan
wilayah sungai, pengaturan, kelembagaan, pemanfaatan hidrologi, dan
lingkungan sumber daya air.
6. Pelaksanaan urusan tata usaha di lingkungan Direktorat.

Struktur Organisasi Direktorat Bina Pengelolaan Sumber Daya Air


terdiri dari :
1. Subdirektorat Perencanaan Wilayah Sungai.
2. Subdirektorat Pengaturan Dan Pemantauan.
3. Subdirektorat Kelembagaan.
4. Subdirektorat Pemanfaatan Sumber Daya Air.
5. Subdirektorat Hidrologi dan Lingkungan Sumber Daya Air.
6. Subbagian Tata Usaha.
7. Kelompok Jabatan Fungsional.

BAB 1 Pendahuluan

I-23 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


I-23
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB I
Pendahuluan

1.6.4 Direktorat Sungai dan Pantai

Direktorat Sungai Dan Pantai mempunyai tugas melaksanakan


penyusunan dan pembinaan pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan
kriteria, perencanaan, pelaksanaan operasi dan pemeliharaan sungai dan
pantai serta pengelolaan drainase utama perkotaan.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Sungai Dan Pantai
menyelenggarakan fungsi :
1. Penyusunan dan pembinaan pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan
kriteria sungai dan pantai serta pengelolaan drainase utama perkotaan.
2. Penilaian kesiapan pelaksanaan kegiatan pada sungai dan pantai serta
pengelolaan drainase utama perkotaan.
3. Penyusunan perencanaan sungai dan pantai serta pengelolaan drainase
utama perkotaan.
4. Pembinaan pengelolaan sungai dan pantai serta pengelolaan drainase
utama perkotaan.
5. Pembinaan persiapan pelaksanaan operasi dan pemeliharaan sarana dan
prasarana pada sungai dan pantai serta pengelolaan drainase utama
perkotaan.
6. Pelaksanaan urusan tata usaha di lingkungan Direktorat.

Direktorat Sungai dan Pantai terdiri dari :


1. Subdirektorat Perencanaan.
2. Subdirektorat Sungai Wilayah Barat.
3. Subdirektorat Sungai Wilayah Timur.
4. Subdirektorat Pantai.
5. Subdirektorat Bimbingan Teknik.
6. Subbagian Tata Usaha.
7. Kelompok Jabatan Fungsional.

1.6.5 Direktorat Irigasi dan Rawa

Direktorat Irigasi dan Rawa mempunyai tugas melaksanakan


penyusunan dan pembinaan pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan
kriteria, perencanaan, pelaksanaan OP irigasi dan rawa.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Irigasi dan Rawa
menyelenggarakan fungsi :
BAB 1 Pendahuluan
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air I-24
Direktorat
I-24 Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB I
Pendahuluan

1. Penyusunan dan pembinaan pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan


kriteria irigasi dan rawa.
2. Penilaian kesiapan pelaksanaan kegiatan pada irigasi dan rawa.
3. Penyusunan perencanaan irigasi dan rawa.
4. Pembinaan pengelolaan irigasi dan rawa.
5. Pembinaan persiapan pelaksanaan operasi dan pemeliharaan sarana dan
prasarana pada irigasi dan rawa.
6. Pelaksanaan urusan tata usaha di lingkungan Direktorat.

Direktorat Irigasi dan Rawa terdiri dari :


1. Subdirektorat Perencanaan.
2. Subdirektorat Irigasi Wilayah Barat.
3. Subdirektorat Irigasi Wilayah Timur.
4. Subdirektorat Rawa.
5. Subdirektorat Bimbingan Teknik.
6. Subbagian Tata Usaha.
7. Kelompok Jabatan Fungsional.

1.6.6 Direktorat Bina Operasi dan Pemeliharaan

Direktorat Bina Operasi dan Pemeliharaan mempunyai tugas


penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan dibidang pembinaan
operasi dan pemeliharaan, penanggulangan darurat akibat bencana, dan
fasilitasi jaringan sumber daya air daerah.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Bina Operasi dan
Pemeliharaan menyelenggarakan fungsi :
1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pembinaan perencanaan,
penanggulangan darurat akibat bencana, pelaksanaan operasi dan
pemeliharaan sungai dan pantai, irigasi dan rawa, Bendungan dan danau,
serta fasilitasi jaringan sumber daya air daerah.
2. Pelaksanaan kebijakan dibidang pembinaan perencanaan,
penanggulangan darurat akibat bencana, pelaksanaan operasi dan
pemeliharaan sungai dan pantai, irigasi dan rawa, Bendungan dan danau,
serta fasilitasi jaringan sumber daya air daerah.
3. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria dibidang
pembinaan perencanaan, penanggulangan darurat akibat bencana,

BAB 1 Pendahuluan

I-25 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


I-25
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB I
Pendahuluan

pelaksanaan operasi dan pemeliharaan sungai dan pantai, irigasi dan


rawa, Bendungan dan danau, serta fasilitasi jaringan SDA daerah.
4. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pembinaan
perencanaan, penanggulangan darurat akibat bencana, pelaksanaan
operasi dan pemeliharaan sungai dan pantai, irigasi dan rawa, Bendungan
dan danau, serta fasilitasi jaringan sumber daya air daerah.
5. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi dibidang pembinaan perencanaan,
penanggulangan darurat akibat bencana, pelaksanaan operasi dan
pemeliharaan sungai dan pantai, irigasi dan rawa, Bendungan dan danau,
serta fasilitasi jaringan sumber daya air daerah.
6. Pembinaan pelaksanaan penyusunan rencana penyediaan air tahunan
prediktif, penilaian kesiapan operasi dan pemeliharaan, pelaksanaan
verifikasi alokasi air, pengelolaan peralatan, dan fasilitasi pendukung
penanggulangan darurat akibat bencana serta penyiapan fasilitas
pendukung operasi dan pemeliharaan sumber daya air.
7. Pembinaan pemberdayaan masyarakat dalam bidang pelaksanaan
operasi dan pemeliharaan.
8. Pembinaan teknis pengelolaan sumber daya air kepada badan usaha.
9. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat.

Direktorat Bina Operasi dan Pemeliharaan terdiri dari :


1. Subdirektorat Perencanaan Operasi dan Pemeliharaan.
2. Subdirektorat Operasi dan Pemeliharaan Sungai dan Pantai.
3. Subdirektorat Operasi dan Pemeliharaan Irigasi dan Rawa.
4. Subdirektorat Operasi dan Pemeliharaan Bendungan dan Danau.
5. Subdirektorat Fasilitasi Jaringan Sumber Daya Air Daerah.
6. Subbagian Tata Usaha.
7. Kelompok Jabatan Fungsional.

1.6.7 Pusat Bendungan

Pusat Bendungan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan


pembinaan pelakasanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria,
perencanaan, danau, situ, dan embung, serta konservasi fisik sumber daya
air.

BAB 1 Pendahuluan
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air I-26
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
I-26

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


BAB I
Pendahuluan

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1363,


Pusat Bendungan menyelenggarakan fungsi :
1. Penyusunan dan pembinaan pelaksanan norma, standar, prosedur, dan
kriteria Bendungan, danau, situ, dan embung, serta konservasi fisik
sumber daya air.
2. Penilaian kesiapan pelaksanaan kegiatan pada Bendungan, danau, situ,
dan embung, serta konservasi fisik sumber daya air.
3. Penyusunan perencanaan Bendungan, danau, situ, dan embung, serta
konservasi fisik sumber daya air.
4. Pembinaan pengelolaan Bendungan, danau, situ, dan embung, serta
konservasi fisik sumber daya air.
5. Pelaksanaan urusan tata usaha Pusat.

Pusat Bendungan terdiri atas :


1. Bagian Perencanaan dan Tata Usaha.
2. Bidang Bendungan Wilayah Barat.
3. Bidang Bendungan Wilayah Timur.
4. Bidang Danau, Situ, Embung.
5. Kelompok Jabatan Fungsional.

1.6.8 Pusat Air Tanah dan Air Baku

Pusat Air Tanah Dan Air Baku mempunyai tugas melaksanakan


penyusunan dan pembinaan pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan
kriteria, perencanaan dan konservasi air tanah dan air baku.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 1382,
Pusat Air Tanah Dan Air Baku menyelenggarakan fungsi :

1. Penyusunan dan pembinaan pelaksanaan norma, standar, prosedur dan


kriteria air tanah dan air baku, serta konservasi air tanah dan air baku.
2. Penilaian kesiapan pelaksanaan kegiatan pada air tanah dan air baku,
serta konservasi air tanah dan air baku.
3. Penyusunan perencanaan air tanah dan air baku, serta konservasi air
tanah dan air baku.
4. Pembinaan pengelolaan air tanah dan air baku, serta konservasi air tanah
dan air baku.
5. Pelaksanaan urusan tata usaha Pusat.

BAB 1 Pendahuluan

I-27 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


I-27
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB I
Pendahuluan

Pusat Air Tanah dan Air Baku terdiri atas :

1. Bagian Perencanaan dan Tata Usaha.


2. Bidang Air Tanah Dan Air Baku Wilayah Barat.
3. Bidang Air Tanah Dan Air Baku Wilayah Timur.
4. Bidang Konservasi Air Tanah Dan Air Baku.
5. Kelompok Jabatan Fungsional.

1.6.9 Balai Bendungan

Balai Bendungan adalah Unit Pelaksanaan Teknis dibidang Keamanan


Bendungan yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada
Direktur Jenderal Sumber Daya Air. Balai Bendungan dibentuk dengan
persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dalam surat
Nomor: B/2427/M.Pan/10/2006 tanggal 13 Oktober 2006.
Menurut Permen PUPR No. 20/PRT/M/2016 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis, Balai Bendungan mempunyai tugas
melaksanakan pengkajian dan penyiapan bimbingan teknis Bendungan serta
pemantauan perilaku Bendungan kepada Komisi Keamanan Bendungan
dimana Direktur Jenderal Sumber Daya Air sebagai ketua Komisi (Peraturan
Menteri PU No. 72/PRT/M/1997 tentang Keamanan Bendungan). Dalam
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Balai Bendungan
menyelenggarakan fungsi :

1. Pengumpulan dan pengolahan data serta penyusunan program.


2. Pengkajian Bendungan untuk mendapatkan persetujuan.
3. Inspeksi berkala dan luar biasa.
4. Pelaksanaan analisa perilaku Bendungan.
5. Penyiapan bimbingan teknis Bendungan.
6. Pelaksanaan kerjasama dengan instansi terkait dan pihak pemilik
Bendungan.
7. Penyebarluasan dan pemberian bimbingan Bendungan.
8. Penyusunan peraturan, pedoman, petunjuk teknis Bendungan.
9. Inventarisasi, registrasi dan klarifikasi bahaya Bendungan.
10. Pelaksanaan penyusunan laporan akuntansi keuangan dan akuntansi
barang milik negara, dan
11. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.

BAB 1 Pendahuluan
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air I-28
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
I-28

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


BAB I
Pendahuluan

Struktur Organisasi Balai Bendungan terdiri dari :


1. Subbagian Tata Usaha.
2. Seksi Program dan Evaluasi.
3. Seksi Pemantauan Bendungan.
4. Seksi Kajian Bendungan, Data dan Informasi.
5. Kelompok Jabatan Fungsional.

1.6.10 Balai Besar Wilayah Sungai

Balai Besar Wilayah Sungai adalah unit pelaksana teknis dibidang


konservasi sumber daya air, pembangunan sumber daya air,
pendayagunaan sumber daya air dan pengembalian daya rusak air pada
wilayah sungai, yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
Direktur Jenderal Sumber Daya Air.
Tugas dan fungsi Balai Besar Wilayah Sungai ditetapkan melalui Permen
PUPR No 20/PRT/M/2016. Dalam menjalankan tugasnya Balai Besar
Wilayah Sungai mempunyai tanggung jawab dalam bidang pengelolaan
drainase utama perkotaan, serta pendetailan fungsi BBWS terkait
pengelolaan drainase utama perkotaan, penyelenggaraan sistem
manajemen mutu dan SMK3, penyusunan dan penyiapan rekomendasi
teknis, penyusunan perjanjian kinerja dan laporan kinerja balai.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas Balai
Besar Wilayah Sungai menyelenggarakan fungsi :
1. Penyusunan pola pengelolaan sumber daya air dan rencana
pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai.
2. Penyusunan program pengelolaan sumber daya air dan rencana
kegiatan pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai.
3. Pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan/penerapan pola
pengelolaan sumber daya air dan rencana pengelolaan sumber
daya air.
4. Penyusunan studi kelayakan dan perencanaan teknis/ desain/
pengembangan sumber daya air.
5. Pelaksanaan pengadaan barang dan jasa serta penetapan pemenang
selaku Unit Layanan Pengadaan (ULP).
6. Penyelenggaraan sistem manajemen mutu dan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3).
BAB 1 Pendahuluan

I-29 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


I-29
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB I
Pendahuluan

7. Pengelolaan sumber daya air yang meliputi konservasi sumber daya


air, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air
pada wilayah sungai.
8. Pengelolaan drainase utama perkotaan.
9. Pengelolaan sistem hidrologi.
10. Pengelolaan sistem informasi sumber daya air.
11. Pelaksanaan operasi dan pemeliharaan sumber daya air pada wilayah
sungai.
12. Pelaksanaan bimbingan teknis pengelolaan sumber daya air yang
menjadi kewenangan provinsi dan kabupaten/kota.
13. Penyusunan dan penyiapan rekomendasi teknis dalam pemberian izin
penggunaan sumber daya air dan izin pengusahaan sumber daya air
pada wilayah sungai.
14. Fasilitasi kegiatan Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air
pada wilayah sungai.
15. Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya air.
16. Pelaksanaan penyusunan laporan akuntansi keuangan dan
akuntansi barang milik negara selaku Unit Akuntansi Wilayah.
17. Pelaksanaan pemungutan, penerimaan dan penggunaan biaya jasa
pengelolaan sumber daya air (BJP Sumber Daya Air) sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
18. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga balai serta
komunikasi publik.
19. Penyusunan perjanjian kinerja dan laporan kinerja Balai, dan
20. Menyelenggarakan pemantauan dan pengawasan penggunaan sumber
daya air dan penyidikan tindak pidana bidang sumber daya air.
Balai Besar Wilayah Sungai terdiri dari 2 (dua) tipe :
1. Balai Besar Wilayah Sungai Tipe A.
2. Balai Besar Wilayah Sungai Tipe B.

Struktur Organisasi Balai Besar Wilayah Sungai Tipe A, terdiri dari :


1. Bagian Tata Usaha.
2. Bidang Program dan Perencanaan Umum.
3. Bidang Pelaksanaan Jaringan Sumber Air.
4. Bidang Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air.

BAB 1 Pendahuluan
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air I-30
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
I-30

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


BAB I
Pendahuluan

5. Bidang Operasi dan Pemeliharaan.


6. Kelompok Jabatan Fungsional.

Struktur Organisasi Balai Besar Wilayah Sungai Tipe B terdiri dari :


1. Bagian Tata Usaha.
2. Bidang Program dan Perencanaan Umum.
3. Bidang Pelaksanaan.
4. Bidang Operasi dan Pemeliharaan.
5. Kelompok Jabatan Fungsional.

1.6.11 Balai Wilayah Sungai

Balai Wilayah Sungai adalah unit pelaksana teknis dibidang


konservasi sumber daya air, pengembangan sumber daya air,
pendayagunaan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air pada
wilayah sungai, yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
Direktur Jenderal Sumber Daya Air.
Tugas dan fungsi Balai Wilayah Sungai ditetapkan melalui Permen
PUPR No. 20/PRT/M/2016. Dalam menjalankan tugasnya Balai Wilayah
Sungai mempunyai tanggung jawab dalam bidang pengelolaan drainase
utama perkotaan, serta pendetailan fungsi BWS terkait pengelolaan
drainase utama perkotaan, penyelenggaraan sistem manajemen mutu dan
SMK3, penyusunan dan penyiapan rekomendasi teknis, penyusunan
perjanjian kinerja dan laporan kinerja balai.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Balai
Wilayah Sungai menyelenggarakan fungsi :
1. Penyusunan pola pengelolaan sumber daya air dan rencana
pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai.
2. Penyusunan program pengelolaan sumber daya air dan rencana
kegiatan pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai.
3. Pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan/penerapan pola
pengelolaan sumber daya air dan rencana pengelolaan sumber daya
air.
4. Penyusunan studi kelayakan dan perencanaan
teknis/desain/pengembangan sumber daya air.

BAB 1 Pendahuluan

I-31 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


I-31
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB I
Pendahuluan

5. Pelaksanaan pengadaan barang dan jasa serta penetapan pemenang


selaku Unit Layanan Pengadaan (ULP).
6. Penyelenggaraan sistem manajemen mutu dan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3).
7. Pengelolaan sumber daya air yang meliputi konservasi sumber
daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya
rusak air pada wilayah sungai.
8. Pengelolaan drainase utama perkotaan.
9. Pengelolaan sistem hidrologi.
10. Pengelolaan sistem informasi sumber daya air.
11. Pelaksanaan operasi dan pemeliharaan sumber daya air pada wilayah
sungai.
12. Pelaksanaan bimbingan teknis pengelolaan sumber daya air yang
menjadi kewenangan provinsi dan kabupaten/kota.
13. Penyusunan dan penyiapan rekomendasi teknis dalam pemberian
izin penggunaan sumber daya air dan izin pengusahaan sumber daya
air pada wilayah sungai.
14. Fasilitasi kegiatan Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air pada
wilayah sungai.
15. Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya air.
16. Pelaksanaan penyusunan laporan akuntansi keuangan dan akuntansi
barang milik negara selaku Unit Akuntansi Wilayah.
17. Pelaksanaan pemungutan, penerimaan dan penggunaan biaya jasa
pengelolaan sumber daya air (BJP Sumber Daya Air) sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
18. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga balai serta
komunikasi publik.
19. Penyusunan perjanjian kinerja dan laporan kinerja Balai, dan
20. Menyelenggarakan pemantauan dan pengawasan penggunaan
sumber daya air dan penyidikan tindak pidana bidang sumber daya
air.

Balai Wilayah Sungai terdiri dari 2 (dua) Tipe :


1. Balai Wilayah Sungai Tipe A.
2. Balai Wilayah Sungai Tipe B.

BAB 1 Pendahuluan
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air I-32
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
I-32

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


BAB I
Pendahuluan

Struktur Organisasi Balai Wilayah Sungai Tipe A terdiri dari :


1. Subbagian Tata Usaha.
2. Seksi Program dan Perencanaan Umum.
3. Seksi Pelaksanaan.
4. Seksi Operasi dan Pemeliharaan.
5. Kelompok Jabatan Fungsional.

Struktur Organisasi Balai Wilayah Sungai Tipe B terdiri dari :


1. Subbagian Tata Usaha.
2. Seksi Program, Operasi dan Pemeliharaan.
3. Seksi Pelaksanaan.
4. Kelompok Jabatan Fungsional.

1.6.12 Kelompok Jabatan Fungsional

Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya dalam


Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 1994 Tentang Jabatan Fungsional
Pegawai Negeri Sipil adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung
jawab, wewenang, dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil dalam suatu
satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada
keahlian dan atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri. Kelompok
Jabatan Fungsional, mempunyai tugas malakukan kegiatan sesuai dengan
jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-
undangan.

1. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional


yang terbagi dalam berbagai kelompok jabatan fungsional sesuai
dengan bidang keahliannya.
2. Masing-masing Kelompok Jabatan Fungsional dikoordinasikan oleh
seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal.
3. Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan
beban kerja.
4. Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

BAB 1 Pendahuluan

I-33 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


I-33
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB I
Pendahuluan

1.7 Gambaran Wilayah Kerja

Wilayah kerja Ditjen Sumber Daya Air meliputi 34 Provinsi seluruh


wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Berdasarkan Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 04/PRT/M/2015
tentang Kriteria dan Penetapan Wilayah Sungai, wilayah sungai di Indonesia
dibagi atas :

1. Wilayah sungai kewenangan Pemerintah Pusat, terdiri atas :


1. 5 (lima) Wilayah Sungai Lintas Negara.
2. 31 Wilayah Sungai Lintas Provinsi.
3. 28 Wilayah Sungai Strategis Nasional
2. Wilayah sungai kewenangan Pemerintah Provinsi terdiri atas 64
wilayah sungai lintas kabupaten/kota.
3. 12 (dua belas) wilayah sungai kewenangan Pemerintah
Kabupaten/Kota.

Ditjen Sumber Daya Air memiliki kewenangan pengelolaan atas wilayah


sungai lintas negara, lintas provinsi, dan strategis nasional.

Gambar 1.7 Wilayah Kerja Ditjen Sumber Daya Air

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air I-34


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB I
Pendahuluan

Tabel 1.1 Gambaran Wilayah Kerja BBWS/BWS di Lingkungan Ditjen Sumber Daya
Air
Wilayah Kerja
No BBWS/BWS Lokasi/Provinsi
(Wilayah Sungai)
WS Strategis Nasional :
WS Aceh-Meureudu, WS Woyla-Bateue,
1 BWS Sumatera I WS Jambo-Aye Aceh
WS Lintas Provinsi :
WS Alas-Singkil
WS Strategis Nasional :
WS Belawan-Ular Padang, WS Toba-
2 BWS Sumatera II Asahan Sumatera Utara
WS Lintas Provinsi :
Batang Natal-Batang Batahan
WS Strategis Nasional :
WS Siak
3 BWS Sumatera III Riau
WS Lintas Provinsi :
WS Rokan, WS Kampar
WS Strategis Nasional :
4 BWS Sumatera IV Kepulauan Riau
Ws. Kep. Riau
WS Lintas Provinsi :
5 BWS Sumatera V Sumatera Barat
WS Indragiri-Akuaman
WS Lintas Provinsi :
6 BWS Sumatera VI Jambi
WS Batanghari
WS Lintas Provinsi :
7 BWS Sumatera VII WS Teramang-Muar, WS Nasal-Padang Bengkulu
Guci
WS Strategis Nasional :
Sumatera Selatan
WS Bangka
8 BBWS Sumatera VIII
WS Lintas Provinsi :
Bangka Belitung
WS Musi-Sugihan-Banyuasin-Lemau
WS Strategis Nasional :
WS Seputih-Sekampung
9 BBWS Mesuji Sekampung Lampung
WS Lintas Provinsi :
WS Mesuji-Tulang Bawang
WS Lintas Provinsi :
10 BBWS Cidanau-Ciujung- Cidurian Banten
WS Cidanau-Ciujung- Cidurian
WS Lintas Provinsi :
11 BBWS Ciliwung-Cisadane DKI Jakarta
WS Ciliwung-Cisadane
WS Lintas Provinsi :
12 BBWS Cimanuk-Cisanggarung Cirebon, Jawa Barat
WS Cimanuk-Cisanggarung
WS Lintas Provinsi :
13 BBWS Citanduy Banjar, Jawa Barat
WS Citanduy
WS Strategis Nasional :
14 BBWS Citarum Bandung, Jawa Barat
WS Citarum
WS Lintas Provinsi :
15 BBWS Bengawan Solo Surakarta, Jawa Tengah
WS Bengawan Solo
WS Strategis Nasional : Semarang, Jawa
16 BBWS Pemali-Juana
WS Jratunseluna Tengah
WS Strategis Nasional :
WS Serayu-Bogowonto
17 BBWS Serayu Opak DI Yogyakarta
WS Lintas Provinsi :
WS Progo-Opak-Serang
WS Strategis Nasional :
18 BBWS Brantas Jawa Timur
WS Brantas
WS Strategis Nasional :
19 BWS Bali-Penida Bali
WS Bali-Penida
BAB 1 Pendahuluan

I-35 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


I-35
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB I
Pendahuluan

Wilayah Kerja
No BBWS/BWS Lokasi/Provinsi
(Wilayah Sungai)
WS Strategis Nasional :
20 BWS Nusa Tenggara I Nusa Tenggara Barat
WS Lombok, WS Sumbawa
WS Lintas Negara :
WS Benanain, WS Noelmina
21 BWS Nusa Tenggara II Nusa Tenggara Timur
WS Strategis Nasional :
WS Flores
WS Strategis Nasional :
WS Kapuas
22 BWS Kalimantan I Kalimantan Barat
WS Lintas Provinsi :
WS Jelai Kendawangan
WS Strategis Nasional :
Kalimantan Tengah
WS Mentaya-Katingan
23 BWS Kalimantan II
WS Lintas Provinsi :
Kalimantan Selatan
WS Barito
WS Lintas Negara :
Kalimantan Utara
WS Sesayap
24 BWS Kalimantan III
WS Lintas Provinsi :
Kalimantan Timur
WS Mahakam, WS Berau-Kelai
WS Lintas Provinsi :
Sulawesi Barat
WS Pompengan-Larona, WS Saddang
25 BBWS Pompengan-Jeneberang
WS Strategis Nasional :
Sulawesi Selatan
WS Walanae-Cenranae, WS Jeneberang
WS Strategis Nasional :
WS Tondano-Sangihe-Talaud-Miangas
26 BWS Sulawesi I Sulawesi Utara
WS Lintas Provinsi :
WS Dumoga-Sangkup
WS Strategis Nasional :
WS Paguyaman
27 BWS Sulawesi II Gorontalo
WS Lintas Provinsi :
WS Limboto-Bulango-Bone, WS Randangan
WS Lintas Provinsi :
28 BWS Sulawesi III WS Palu-Lariang, WS Kalukku-Karama,WS Sulawesi Tengah
Parigi-Poso
WS Lintas Provinsi :
29 BWS Sulawesi IV Sulawesi Tenggara
WS Lasolo-Konaweha, WS Towari-Lasusua
WS Strategis Nasional :
30 BWS Maluku WS Ambon-Seram, WS Kep. Yamdena- Maluku
Wetar
WS Strategis Nasional :
31 BWS Maluku Utara WS Halmahera Utara, WS Halmahera Maluku Utara
Selatan
WS Strategis Nasional :
WS Kamundan Sebyar
32 BWS Papua Barat BWS Papua Barat
WS Lintas Provinsi :
WS Omba
WS Lintas Negara :
33 BWS Papua Papua
WS Memberamo-Tami-Apauvar
WS Lintas Negara :
34 BWS Papua Merauke Papua Merauke
WS Einlanden-Digul-Bikuma

BAB 1 Pendahuluan
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air I-36
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
I-36

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


BAB I
Pendahuluan

1.8 Isu Strategis

Permasalahan yang berkembang menjadi isu strategis di lingkungan


Ditjen Sumber Daya Air, sebagai berikut :
1. Sekitar 3.288.993 hektar (46%) dari total luas daerah irigasi
7.145.168 hektar dalam kondisi rusak. Sekitar 83,70% dari yang
kondisinya rusak tersebut, merupakan irigasi kewenangan provinsi
dan Kabupaten.
2. Tampungan per kapita 50 m3/kapita (jauh lebih rendah dari Thailand
- 1.277 m3/kapita dan satu tingkat di atas Ethiopia-38 m3/kapita).
3. Kapasitas air baku hingga 2015 (60,09 m3/detik) baru menjangkau
layanan + 70,66% penduduk.
4. Frekuensi dan intensitas kejadian banjir dan kekeringan
meningkat, akibat :
a. Perubahan pola hujan dan iklim.
b. Kerusakan DAS akibat alih fungsi lahan.
c. Inkonsistensi kebijakan di daerah (RTRW dan alih fungsilahan).
d. Keterbatasan pendanaan.
5. Umur fungsional infrastruktur tidak sesuai dengan umur rencana
karena pelaksanaan OP yang belum optimal.
6. Pelaksanaan pengelolaan SDA secara terpadu dan menyeluruh belum
terlaksana secara optimal baik dalam bentuk koordinasi, partisipasi
masyarakat, kelembagaan pengelolaan SDA, pendanaan yang tidak
konsisten maupun penyusunan pola dan rencana yang masih perlu
percepatan.

Berangkat dari isu strategis yang ada, maka arah kebijakan umum
Ditjen Sumber Daya Air 2015-2019 adalah sebagai berikut :

1. Pengelolaan sumber daya air dilaksanakan dengan memperhatikan


keserasian antara konservasi dan pendayagunaan, antara hulu dan
hilir, antara pemanfaatan air permukaan dan air tanah, antara
pengelolaan demand dan pengelolaan supply yang berkeadilan serta
antara pemenuhan kepentingan jangka pendek dan kepentingan jangka
panjang.
2. Pengelolaan sumber daya air secara terpadu dilaksanakan berbasis
wilayah sungai dan didasarkan pada rencana tata pengaturan air dan
BAB 1 Pendahuluan

I-37 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


I-37
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB I
Pendahuluan

tata pengairan (pola pengelolaan Sumber Daya Air) dan rencana teknis
tata pengaturan air dan tata pengairan (rencana pengelolaan Sumber
Daya Air), yang diselaraskan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) yang bersangkutan.
3. Konservasi akan lebih diutamakan sehingga akan terjadi
keseimbangan antara upaya untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek
dan upaya untuk memenuhi kebutuhan jangka panjang.
4. Pengendalian pemanfaatan air tanah seiring dengan peningkatan
penyediaan air baku dari air permukaan, pengembangan dan penerapan
sistem conjuctive use antara pemanfaatan air permukaan dan air tanah
akan digalakkan terutama untuk menciptakan sinergi dan menjaga
keberlanjutan ketersediaan air tanah.
5. Pendayagunaan sumber daya air untuk pemenuhan kebutuhan air
irigasi difokuskan pada upaya peningkatan fungsi jaringan irigasi
yang sudah dibangun, rehabilitasi pada areal irigasi berfungsi yang
mengalami kerusakan dan peningkatan kinerja operasi dan
pemeliharaan.
6. Pendayagunaan sumber daya air untuk pemenuhan kebutuhan air baku
diprioritaskan pada pemenuhan kebutuhan pokok rumah tangga
terutama di wilayah rawan/defisit air, wilayah tertinggal dan
wilayah strategis.
7. Pengendalian daya rusak air terutama dalam hal penanggulangan
banjir dilaksanakan selaras antara pendekatan struktural dan
pendekatan non struktural melalui konservasi sumberdaya air dan
pengelolaan daerah aliran sungai dengan memperhatikan keterpaduan
dengan tata ruang wilayah, diutamakan pada daerah berpenduduk
padat, konektivitas antar pusat ekonomi dan kawasan strategis.
8. Pengamanan pantai-pantai dari abrasi terutama dilakukan pada
daerah perbatasan, pulau-pulau kecil, kawasan permukiman serta pusat
kegiatan ekonomi untuk mengurangi disparitas pembangunan wilayah.
9. Mitigasi dan adaptasi bidang Sumber Daya Air dalam menghadapi
dampak negatif perubahan iklim global, khususnya banjir, kekeringan
dan kenaikan muka air laut.
10. Peningkatan partisipasi masyarakat dan kemitraan di antara
pemangku kepentingan terus diupayakan pada kegiatan konservasi,
BAB 1 Pendahuluan
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air I-38
Direktorat
I-38 Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB I
Pendahuluan

pendayagunaan, serta pengendalian daya rusak, mulai dari


perencanaan, pelaksanaan hingga operasi dan pemeliharaan.
11. Penataan kelembagaan Ditjen Sumber Daya Air, melalui pengaturan
kembali kewenangan dan tanggung jawab masing-masing pemangku
kepentingan serta kemungkinan berbagi peran atau role sharing dalam
pengelolaan Sumber Daya Air secara terpadu.
12. Penataan kelembagaan melalui pengaturan kembali kewenangan
dan tanggung jawab masing-masing pemangku kepentingan serta
kemungkinan berbagi peran atau role sharing.
13. Penataan dan penguatan sistem pengelolaan data dan informasi
sumber daya air dilakukan secara terencana dan dikelola secara
berkesinambungan dalam rangka pelayanan data dan informasi, baik ke
dalam maupun ke luar Ditjen Sumber Daya Air.
Dalam rangka mewujudkan pencapaian sasaran program dan tujuan
pembangunan dan pengelolaan sumber daya air maka disusun Road Map
Pengelolaan Sumber Daya Air 2015-2019 seperti pada Gambar 1.8 dibawah
ini :

BAB 1 Pendahuluan

I-39 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


I-39
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB I
Pendahuluan

Road Map Pengelolaan Sumber Dayar Air 2015-2019

Gambar 1.8 Peta Strategi Ditjen Sumber Daya Air

BAB 1 Pendahuluan
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air I-40
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
I-40

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


BAB I
Pendahuluan

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB II
Perencanaan Kerja

PEMECAH GELOMBANG PANTAI


PROVINSI
Direktorat Jenderal BANGKA BELITUNG
Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB II
Perencanaan Kerja

Bab II
Perencanaan Kinerja

2.1 Perencanaan Strategis Kementerian PUPR tahun 2015-2019

Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (SAKIP),


perencanaan stratejik merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh
instansi pemerintah, dalam hal ini termasuk Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat (PUPR), agar mampu menjawab tuntutan lingkungan
stratejik lokal, nasional dan global dan tetapa berada dalam tatanan Sistem
Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan pendekatan
perencanaan stratejik yang jelas dan sinergis, Kementerian PUPR lebih dapat
menyelaraskan visi dan misinya dengan potensi, peluang dan kendala yang
dihadapi dalam upaya peningkatan akuntabilitas kinerjanya.
Untuk mendukung agenda prioritas nasional dalam membangun
infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang handal serta
berperan strategis dalam perekonomian nasional, Kementerian PUPR
menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2015-2019. Renstra
Kementerian PUPR Tahun 2015-2019 dituangkan dalam Peraturan Menteri
PUPR No. : 13.1/PRT/M/2015 yang mengacu kepada Undang-Undang Nomor
25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Renstra
Kementerian PUPR Tahun 2015-2019 merupakan penjabaran dari Peraturan
Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, serta disesuikan dengan program
NAWACITA (visi dan misi Presiden dan wakil Presiden) sebagai Agenda
Prioritas Nasional.

2.1.1 Visi dan Misi Kementerian PUPR

Untuk mewujudkan pembangunan visi pembangunan nasional tahun


2015-209 menjadi Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian
berlandaskan gotong royong melalui pembangunan nasional yang lebih

II-1 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


II-1
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB II
Perencanaan Kerja

cepat, kuat, inklusif serta berkelanjutan, maka Kementerian PUPR


menjabarkan visi pembangunan nasional tersebut kedalam visi, misi, tujuan
dan sasaran Kementerian PUPR sesuai dengan peran, tugas dan fungsinya.
Oleh karena itu visi, misi, tujuan dan sasaran Kementerian PUPR tahun
2015-2019 adalah :

Visi

“ TERWUJUDNYA INFRASTRUKTUR PEKERJAAN UMUM DAN


PERUMAHAN YANG HANDAL DALAM MENDUKUNG INDONESIA YANG
BERDAULAT, MANDIRI DAN BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN
GOTONG-ROYONG ”

Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang handal


diartikan sebagai tingkat dan kondisi ketersediaan, keterpaduan, serta
kualitas dan cakupan pelayanan infrastruktur Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat yang produktif dan cerdas, berkeselamatan, mendukung
kesehatan masyarakat, menyeimbangkan pembangunan, memenuhi
kebutuhan dasar, serta berkelanjutan yang berasaskan gotong-royong guna
mencapai masyarakat yang lebih sejahtera.
Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang handal secara
lebih rinci diperlukan untuk mendukung agenda prioritas nasional antara
lain untuk meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar
internasional; mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan
sektor-sektor strategis ekonomi domestik; membangun tata kelola
pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya; membangun
Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah dan desa dalam
kerangka negara kesatuan; mewujudkan keamanan nasional yang mampu
menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan
mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian
Indonesia sebagai negara kepulauan; serta untuk melindungi segenap
bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga Negara.

Misi

Guna mencapai visi tersebut, dirumuskan misi sebagai rumusan umum


mengenai upaya yang akan dilakukan untuk mewujudkan visi, yang harus

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air II-2


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
II-2
BAB II
Perencanaan Kerja

dapat menjembatani penjabaran visi ke dalam tujuan. Misi Kementerian


Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 2015 – 2019 adalah :

1. Mempercepat pembangunan infrastruktur sumberdaya air termasuk


sumber daya maritim untuk mendukung ketahanan air, kedaulatan
pangan, dan kedaulatan energi, guna menggerakkan sektor-sektor
strategis ekonomi domestik dalam rangka kemandirian ekonomi.
2. Mempercepat pembangunan infrastruktur jalan untuk mendukung
konektivitas guna meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan pelayanan
sistem logistik nasional bagi penguatan daya saing bangsa di lingkup
global yang berfokus pada keterpaduan konektivitas daratan dan
maritim.
3. Mempercepat pembangunan infrastruktur permukiman dan perumahan
rakyat untuk mendukung layanan infrastruktur dasar yang layak dalam
rangka mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia sejalan dengan
prinsip ‘Infrastruktur Untuk Semua’.
4. Mempercepat pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan
perumahan rakyat secara terpadu dari pinggiran didukung industri
konstruksi yang berkualitas untuk keseimbangan pembangunan
antardaerah, terutama di kawasan tertinggal, kawasan perbatasan, dan
kawasan perdesaan, dalam kerangka NKRI.
5. Meningkatkan tata kelola sumber daya organisasi bidang Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat yang meliputi sumber daya manusia,
pengendalian dan pengawasan, kesekertariatan serta penelitian dan
pengembangan untuk mendukung fungsi manajemen meliputi
perencanaan yang terpadu, pengorganisasian yang efisien, pelaksanaan
yang tepat, dan pengawasan yang ketat.

Tujuan dan Sasaran Strategis

Tujuan Kementerian PUPR merupakan rumusan kondisi yang hendak dituju


di akhir periode perencanaan. Tujuan ini merupakan penjabaran dari Visi
serta dilengkapi dengan rencana sasaran strategis yang hendak dicapai
dalam rangka mencapai sasaran nasional yang tertuang dalam RPJMN Tahun
2015-2019. Keterkaitan antara tujuan dan sasaran strategis Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sebagaimana disajikan pada Tabel
2.1 berikut.

II-3 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


II-3
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB II
Perencanaan Kerja

Tabel 2.1 Keterkaitan Tujuan dan Sasaran Strategis Kementerian PUPR

Tujuan Sasaran Strategis

Tujuan 1 : a. Meningkatnya keterpaduan pembangunan


infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan
Menyelenggarakan pembangunan pekerjaan
rakyat antar daerah, antar sektor dan antar
umum dan perumahan rakyat yang terpadu
tingkat pemerintahan.
dan berkelanjutan didukung industri
konstruksi yang berkualitas untuk b. Meningkatnya keterpaduan perencanaan,
keseimbangan pembangunan antar daerah, pemrograman dan penganggaran.
terutama di kawasan tertinggal, kawasan
c. Meningkatnya kapasitas dan pengendalian
perbatasan, dan kawasan perdesaan.
kualitas konstruksi nasional

Tujuan 2 : a. Meningkatnya dukungan kedaulatan pangan dan


Menyelenggarakan pembangunan bidang energi.
pekerjaan umum dan perumahan rakyat
untuk mendukung ketahanan air,kedaulatan b. Meningkatnya ketahanan air.
pangan, dan kedaulatan energi, guna
menggerakkan sektor-sektor strategis
ekonomi domestik dalam rangka
kemandirian ekonomi.

Tujuan 3 : a. Meningkatnya dukungan konektivitas bagi


Menyelenggarakan pembangunan bidang penguatan daya saing.
pekerjaan umum dan perumahan rakyat
untuk konektivitas nasional guna b. Meningkatnya kemantapan jalan nasional.
meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan
pelayanan sistem logistik nasional bagi
penguatan daya saing bangsa di lingkup
global yang berfokus pada keterpaduan
konektivitas daratan dan maritim.

Tujuan 4 : a. Meningkatnya dukungan layanan infrastruktur


Menyelenggarakan pembangunan bidang dasar pemukiman dan perumahan.
pekerjaan umum dan perumahan rakyat b. Meningkatnya kualitas dan cakupan pelayanan
untuk mendukung layanan infrastruktur infrastruktur permukiman.
dasar yang layak guna mewujudkan kualitas
hidup manusia Indonesia sejalan dengan c. Meningkatnya penyediaan dan pembiayaan
prinsip “infrastruktur untuk semua”. perumahan.

Tujuan 5 : a. Meningkatnya pengendalian dan pengawasan.


Menyelenggarakan tata kelola sumber daya b. Meningkatnya sumber daya manusia yang
organisasi bidang pekerjaan umum dan kompeten dan berintegritas.
perumahan rakyat yang meliputi sumber
c. Meningkatnya budaya organisasi yang berkinerja
daya manusia, pengendalian dan
tinggi dan berintegritas.
pengawasan, kesekertariatan serta
penelitian dan pengembangan untuk d. Meningkatnya kualitas inovasi teknologi terapan
mendukung penyelenggaraan pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat.
bidang pekerjaan umum dan perumahan
e. Meningkatnya pengelolaan regulasi dan layanana
rakyat yang efektif, efisien, transparan dan
hukum, data dan informasi publik, serta sarana
akuntabel.
dan prasarana.

Sumber : Renstra Kementerian PUPR 2015-2019

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air II-4


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
II-4
BAB II
Perencanaan Kerja

2.1.2 Rencana Strategis Ditjen Sumber Daya Air Tahun 2015-2019

Untuk mewujudkan visi Kementerian PUPR tahun 2015-2019, Ditjen


Sumber Daya Air menjabarkan visi Kementerian PUPR tersebut ke dalam
tujuan dan sasaran program dan kegiatan sesuai dengan peran, tugas dan
fungsinya. Penjabaran visi dan misi tersebut juga mempertimbangkan
pencapaian pembangunan terkait bidang Sumber Daya Air 2010-2014,
potensi dan permasalahan, tantangan utama pembangunan yang dihadapi
lima tahun ke depan serta sasaran utama dan arah kebijakan pembangunan
nasional dalam RPJMN tahun 2015-2019.
Dari visi, misi, tujuan dan sasaran Kementerian PUPR dirumuskan
tujuan-tujuan yang akan dilaksanakan oleh Ditjen Sumber Daya Air selama
periode 2015-2019 dalam rangka mendukung upaya pencapaian target
dukungan kedaulatan pangan, kedaulatan energi dan ketahanan air serta
keterpaduan pembangunan bidang PUPR dengan pengembangan wilayah.
Untuk itu Ditjen Sumber Daya Air menyusun Rencana Strategis (Renstra)
Ditjen Sumber Daya Air Tahun 2015-2019.

1. Tujuan Ditjen Sumber Daya Air

Dari visi dan misi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
dapat dirumuskan tujuan-tujuan yang akan dilaksanakan selama periode
Renstra Ditjen Sumber Daya Air tahun 2015 – 2019 yang merupakan
rumusan kondisi yang hendak dituju diakhir periode perencanaan.
Tujuan ini merupakan penjabaran dari visi dan misi Kementerian PUPR
untuk mencapai sasaran dan tujuan Kementerian PUPR serta sasaran-
sasaran Nasional yang tertuang dalam RPJMN tahun 2015-2019. Tujuan
Ditjen Sumber Daya Air 2015-2019 meliputi :

Tujuan 1
“Menyelenggarakan pembangunan infrastruktur PUPR bidang sumber
daya air untuk mendukung ketahanan air, kedaulatan pangan dan
kedaulatan energi guna menggerakkan sektor strategis ekonomi
domestik dalam rangka kemandirian ekonomi.”
Tujuan 2
“Menyelenggarakan keterpaduan tatakelola pengelolaan Sumber Daya Air
untuk mengurangi disparitas pembanguan wilayah guna menggerakkan

II-5 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


II-5
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB II
Perencanaan Kerja

sektor-sektor strategis ekonomi domestik dalam rangka kemandirian


ekonomi.”
Tujuan 3
“Menyelenggarakan tata kelola sumber daya organisasi Ditjen Sumber
Daya Air yang meliputi sumber daya manusia sarana prasarana
pendukung pengendalian dan pengawasan serta sumber daya yang
lainnya untuk meningkatkan kehandalan infrastruktur Pekerjaaan Umum
dan Perumahan Rakyat bidang sumber daya air yang efektif efisien
transparan dan akuntabel.”

2. Sasaran Strategis dan Sasaran Program

Kementerian PUPR memiliki 4 (empat) sasaran strategis, yaitu:

1. Meningkatnya keterpaduan pembangunan infrastruktur PUPR antar


daerah, antar sektor, dan antar tingkat pemerintahan.
2. Meningkatnya dukungan kedaulatan pangan dan ketahanan energi.
3. Meningkatnya dukungan konektivitas bagi penguatan daya saing.
4. Meningkatnya dukungan layanan infrastruktur dasar permukiman dan
perumahan.

Ditjen Sumber Daya Air mendukung perwujudan sasaran strategis ke-2,


yaitu: “Meningkatnya dukungan kedaulatan pangan dan ketahanan
energi.” Untuk mewujudkan sasaran strategis tersebut, Ditjen Sumber
Daya Air menetapkan sasaran program yang menggambarkan kinerja
Ditjen Sumber Daya Air yang akan dicapai dalam rangka pencapaian
sasaran strategis, meliputi :

1. Meningkatnya layanan sarana dan prasarana penyediaan air baku.


2. Meningkatnya kapasitas tampung sumber-sumber air.
3. Meningkatnya kinerja layanan irigasi.
4. Meningkatnya kapasitas pengendalian daya rusak.
5. Meningkatnya upaya konservasi sumber daya air .
6. Meningkatnya keterpaduan tata kelola sumber daya air.
7. Meningkatnya potensi energi dari sumber-sumber air.
Dalam rangka pencapaian sasaran-sasaran program tersebut dibutuhkan
dukungan upaya-upaya internal, seperti :

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air II-6


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
II-6
BAB II
Perencanaan Kerja

1. Meningkatkan SDM yang berkompeten dan berintegritas.


2. Meningkatkan budaya kerja berkinerja tinggi berintegritas.
3. Meningkatkan pengelolaan regulasi.
4. Meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi (IT).
5. Meningkatkan layanan dukungan manajemen.

Tujuan, sasaran strategis, dan sasaran program Ditjen Sumber Daya Air
sebagaimana diatas memiliki hubungan hirarki yang terkait satu dengan
lainnya sebagai berikut :

Tujuan 1
Menyelenggarakan pembangunan infrastruktur PUPR bidang sumber
daya air untuk mendukung ketahanan air, kedaulatan pangan dan
kedaulatan energi guna menggerakkan sektor strategis ekonomi
domestik dalam rangka kemandirian ekonomi, Tujuan 1 ini akan dicapai
melalui sasaran strategis program sebagai berikut :
1. Meningkatnya layanan sarana dan prasarana penyediaan air baku,
melalui :
a. Peningkatan debit layanan sarana dan prasarana penyediaan air
baku.
b. Pengembalian fungsi dan debit layanan sarana dan prasarana
penyediaan air baku seperti semula.
c. Terjaganya fungsi dan debit layanan sarana dan prasarana
penyediaan air baku.
2. Meningkatnya kapasitas tampung sumber-sumber air, melalui:
a. Peningkatan kapasitas tampung sumber air.
b. Pengembalian fungsi dan kapasitas tampung sumber air.
c. Terjaganya fungsi dan kapasitas tampung sumber air.
3. Meningkatnya kapasitas pengendalian daya rusak air, melalui:
Peningkatan luas kawasan yang terlindungi dari daya rusak air.
4. Meningkatnya upaya konservasi sumber daya air, melalui :
Peningkatan persentase kawasan/lokasi yang dikonservasi pada
kawasan prioritas.
5. Meningkatnya kinerja layanan irigasi, melalui :
a. Peningkatan layanan jaringan irigasi.
b. Pengembalian fungsi dan layanan jaringan irigasi.

II-7 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


II-7
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB II
Perencanaan Kerja

c. Terjaganya fungs dan layanan jaringan irigasi.


6. Meningkatnya potensi energi dari sumber-sumber air, melalui :
peningkatan potensi energi sumber air.

Tujuan 2
Menyelenggarakan keterpaduan tatakelola pengelolaan Sumber Daya Air
untuk mengurangi disparitas pembanguan wilayah guna menggerakkan
sektor-sektor strategis ekonomi domestik dalam rangka kemandirian
ekonomi, Tujuan 2 ini akan dicapai melalui sasaran program
meningkatnya keterpaduan tata kelola pengelolaan SDA melalui
peningkatan indeks RBO (indeks).

Tujuan 3
Menyelenggarakan tata kelola sumber daya organisasi Ditjen Sumber
Daya Air yang meliputi sumber daya manusia sarana prasarana
pendukung pengendalian dan pengawasan serta sumber daya yang
lainnya untuk meningkatkan kehandalan infrastruktur Pekerjaaan Umum
dan Perumahan Rakyat bidang sumber daya air yang efektif efisien
transparan dan akuntabel, Tujuan 3 ini akan dicapai melalui upaya-upaya
internal organisasi Ditjen Sumber Daya Air.

3. Arah Kebijakan Umum Ditjen Sumber Daya Air

Arah kebijakan umum Ditjen Sumber Daya Air adalah sebagai berikut :

a. Pengelolaan sumber daya air dilaksanakan dengan memperhatikan


keserasian antara konservasi dan pendayagunaan, antara hulu dan
hilir, antara pemanfaatan air permukaan dan air tanah, antara
pengelolaan demand dan pengelolaan supply yang berkeadilan serta
antara pemenuhan kepentingan jangka pendek dan kepentingan
jangka panjang.
b. Pengelolaan sumber daya air secara terpadu dilaksanakan berbasis
wilayah sungai dan didasarkan pada rencana tata pengaturan air dan
tata pengairan (pola pengelolaan SDA) dan rencana teknis tata
pengaturan air dan tata pengairan (rencana pengelolaan SDA), yang
diselaraskan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang
bersangkutan.

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air II-8


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
II-8
BAB II
Perencanaan Kerja

c. Konservasi sumber air dilaksanakan dalam rangka mencapai


keseimbangan antara upaya untuk memenuhi kebutuhan jangka
pendek dan upaya untuk memenuhi kebutuhan jangka panjang.
d. Pengendalian pemanfaatan air tanah seiring dengan peningkatan
penyediaan air baku dari air permukaan, pengembangan dan
penerapan sistem conjuctive use antara pemanfaatan air permukaan
dan air tanah akan digalakkan terutama untuk menciptakan sinergi
dan menjaga keberlanjutan ketersediaan air tanah.
e. Pendayagunaan sumber daya air untuk pemenuhan kebutuhan air
irigasi difokuskan pada optimalisasi fungsi jaringan irigasi yang sudah
dibangun, rehabilitasi pada areal irigasi berfungsi yang mengalami
kerusakan dan peningkatan kinerja operasi dan pemeliharaan.
f. Pendayagunaan sumber daya air untuk pemenuhan kebutuhan air
baku untuk air bersih diprioritaskan pada pemenuhan kebutuhan
pokok rumah tangga terutama di wilayah rawan/defisit air, wilayah
tertinggal dan wilayah strategis.
g. Pengendalian daya rusak air terutama dalam hal penanggulangan
banjir dilaksanakan selaras antara pendekatan struktural dan
pendekatan non-struktural melalui konservasi sumber daya air dan
pengelolaan daerah aliran sungai dengan memperhatikan keterpaduan
dengan tata ruang wilayah, diutamakan pada daerah berpenduduk
padat, konektivitas antar pusat ekonomi dan kawasan strategis.
h. Pengamanan pantai-pantai dari abrasi terutama dilakukan pada
daerah perbatasan, pulau-pulau kecil, kawasan permukiman, serta
pusat kegiatan ekonomi untuk mengurangi disparitas pembangunan
wilayah.
i. Mitigasi dan adaptasi bidang SDA dalam menghadapi dampak negative
perubahan iklim global, khususnya banjir, kekeringan dan kenaikan
muka air laut.
j. Peningkatan partisipasi masyarakat dan kemitraan diantara
pemangku kepentingan terus diupayakan pada kegiatan konservasi,
pendayagunaan, serta pengendalian daya rusak, mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, hingga operasi dan pemeliharaan
infrastruktur SDA.

II-9 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


II-9
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB II
Perencanaan Kerja

k. Penataan kelembagaan Ditjen Sumber Daya Air melalui pengaturan


kembali kewenangan dan tanggung jawab masing-masing pemangku
kepentingan serta kemungkinan berbagi peran atau role sharing
dalam pengelolaan SDA secara terpadu.
l. Penataan dan penguatan sistem pengelolaan data dan informasi
sumber daya air dilakukan secara terencana dan dikelola secara
berkesinambungan dalam rangka pelayanan data dan informasi, baik
ke dalam maupun ke luar Ditjen Sumber Daya Air.

4. Strategi Operasional

Dalam rangka mencapai arah kebijakan sebagaimana disebutkan di atas,


strategi operasional Ditjen Sumber Daya Air 2015 – 2019 dibagi atas
strategi operasional :

a. Strategi Operasional Konservasi SDA

Konservasi sumber air ditujukan agar terjaganya fungsi dan kapasitas


tampung sumber-sumber air alami dan buatan serta peningkatan
kapasitas sumber-sumber air buatan. Strategi pelaksanaan konservasi
meliputi konservasi fisk dan non-fisik.

Strategi pelaksanaan konservasi fisik dicapai melalui :

1) Pembangunan 65 bendungan, terdiri dari penyelesaian/lanjutan 16


bendungan, 49 bendungan baru dengan target 29 bendungan dapat
diselesaikan pada periode 2015 – 2019. Disamping itu juga
dibangun ± 1.186 embung/bangunan penampung air lainnya.
2) Rehabilitasi/peningkatan 45 bendungan serta 651 embung dan
bangunan penampung air lainnya.
3) Restorasi 42 sungai, revitalisasi 25 danau, dan konservasi 34
kawasan rawa.
4) Pembangunan 180 pengendali sedimen (check dam).
5) Operasi dan pemeliharaan 229 bendungan dan 1.899
embung/situ/bangunan penampung air lainnya.
6) Pemeliharaan sungai, danau, mata air, dan sumber-sumber air
alami lainnya.

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air II-10


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
II-10
BAB II
Perencanaan Kerja

7) Konservasi air tanah difokuskan pada kawasan yang memanfaatkan


air tanah sebagai sumber air baku.
8) Mendukung revitalisasi Program Gerakan Nasional Kemitraan
Penyelamatan Air (GNKPA) sebagai tindak lanjut Kesepakatan
Bersama 8 Menteri pada 9 Mei 2015, baik dengan kegiatan fisik
maupun non-fisik.

Sementara, strategi pelaksanaan konservasi non fisik dicapai melalui :

1) Sosialisasi terkait perlunya konservasi kepada masyarakat disekitar


sumber air.
2) Peningkatan peran serta masyarakat pada kegiatan konservasi
sumber-sumber air.
3) Pembinaan Pemerintah Daerah dan dunia usaha terkait kegiatan
konservasi sumber-sumber air.
4) Peningkatan peran wadah koordinasi (Dewan SDA, TKPSDA, Komisi
Irigasi, dll) dalam perumusan kebijakan maupun strategi dan
pelaksanaan operasionalnya.

b. Strategi Operasional Pendayagunaan SDA

Pendayagunaan sumber daya air ditujukan agar terpenuhinya


kebutuhan air untuk kehidupan sehari-hari masyarakat serta untuk
kebutuhan sosial dan ekonomi produktif. Pemenuhan kebutuhan
sehari-hari masyarakat dicapai melalui strategi :

1) Pembangunan dan peningkatan fungsi dan kondisi sarana


prasarana pengelolaan air baku dari kapasitas 51,44 m3/detik
menjadi 118,17 m3/detik atau peningkatan sebesar 67,52 m3/detik.
2) Rehabilitasi fungsi dan kondisi sarana prasarana pengelolaan air
baku kapasitas sebesar 21,76 m3/detik.
3) Operasi dan pemeliharaan sarana prasarana pengelolaan air baku
kapasitas sebesar 94,75 m3/detik.
4) Penyediaan air baku diutamakan bersifat regional dengan
mempertimbangkan aspek keterpaduan dengan RTRW serta pola
dan rencana pengelolaan SDA dan didasarkan atas desain yang
menyeluruh mulai dari unit air baku, unit produksi, hingga unit
distribusi.

II-11 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


II-11
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB II
Perencanaan Kerja

5) Sinkronisasi lokus penyediaan air baku dengan Direktorat Jenderal


Cipta Karya, mencakup : i) Kawasan Strategis Nasional (KSN), ii)
Kawasan yang rawan air bersih, iii) Kawasan perbatasan, pulau
terluar, dan pesisir, iv) Kawasan perkotaan, v) Kawasan pariwisata
prioritas, serta kawasan strategis lainnya.

Untuk pemenuhan kebutuhan sosial dan ekonomi produktif, dicapai


melalui strategi :

1. Pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, irigasi rawa,


irigasi tambak, dan irigasi air tanah untuk mendukung kedaulatan
pangan, yang dilaksanakan melalui :

a. Peningkatan suplai irigasi yang dialayani dari bendungan dari


11% (760 ribu hektar ) menjadi 12,60% (929 ribu hektar ).
b. Peningkatan layanan jaringan irigasi seluas 1 juta hektar , yang
terdiri dari :
1) Jaringan irigasi kewenangan pusat yang dibangun sepanjang
4.160 km, jaringan irigasi rawa yang dibangun 2.282 km,
jaringan irigasi tambak sepanjang 158,28 km, jaringan irigasi
air tanah 1.967 km. Total daerah irigasi yang dilayani adalah
471.791 hektar .
2) Jaringan irigasi kewenangan daerah yang dibangun sepanjang
12.323 km. Total daerah irigasi yang dilayani adalah 616.157
hektar .
c. Pengembalian fungsi dan layanan (rehabilitasi) jaringan irigasi
seluas 3 juta hektar , yang terdiri dari :
1) Rehabilitasi jaringan irigasi permukaan kewenangan pusat
sepanjang 20.162,76 km, jaringan irigasi rawa sepanjang
8.093 km, jaringan irigasi tambak sepanjang 837 km, jaringan
irigasi air tanah sepanjang 3.428 km. Total daerah irigasi
yang dilayani adalah 1,9 juta hektar .
2) Rehabiltasi jaringan irigasi permukaan kewenangan daerah
sepanjang 21.289,44 km. Total daerah irigasi yang dilayani
adalah 1,1 juta hektar .

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air II-12


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
II-12
BAB II
Perencanaan Kerja

d. Pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi kewenangan


daerah dilaksanakan melalui pendanaan Dana Alokasi Khusus
(DAK).
e. Terjaganya fungsi dan layanan jaringan irigasi melalui kegiatan
operasi dan pemeliharaan, meliputi : jaringan irigasi 3,6 juta
hektar (OP Jaringan irigasi permukaan 51.312 km, OP Jaringan
irigasi air tanah 5.325 km, OP Jaringan irigasi rawa 8.872 km, OP
Jaringan irigasi tambak 988 km).
f. Pengembangan irigasi dilakukan dengan berkoordinasi dengan
Kementerian Pertanian. Pengembangan irigasi pada masing-
masing pulau dibedakan sebagai berikut :
1) Pengembangan irigasi di Pulau Sumatera diarahkan pada
peningkatan sawah tadah hujan menjadi sawah beriirigasi.
2) Pengembangan irigasi di Pulau Jawa diarahkan pada
rehabilitasi dan modernisasi daerah irigasi yang telah habis
umur ekonomisnya. Pada kurun 2015 – 2019 modernisasi
difokuskan pada DI Jatiluhur, DI Rentang, dan DI Wadas
Lintang.
3) Pengembangan irigasi di Pulau Bali diarahkan apda
rehabilitasi dan peningkatan jaringan irigasi, didukung oleh
sistem pengembangan padi SRI.
4) Pengembangan irigasi di Pulau Nusa Tenggara diarahkan
pada irigasi air tanah, didukung oleh pengembangan sumber-
sumber air (embung/bendungan).
5) Pengembangan irigasi di Pulau Maluku diarahkan pada
pengembangan irigasi permukaan.
6) Pengembangan irigasi di Pulau Papua diarahkan pada
pengembangan irigasi rawa terutama untuk food estate.
g. Pengembangan irigasi rawa, termasuk untuk food estate harus
mempertimbangkan tata air rawa dalam rangka pencegahan
emisi gas rumah kaca serta mempertimbangkan rencana tata
ruang.
h. Pengembangan irigasi tambak dilakukan dengan bersinkronisasi
dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan.

II-13 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


II-13
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB II
Perencanaan Kerja

i. Pengembangan irigasi air tanah difokuskan pada daerah-daerah


minim sumber air permukaan didukung oleh konservasi air
tanah sebagai upaya menjaga keberlanjutan air tanah.
j. Pengelolaan dan pengembangan irigasi difokuskan pada 13
lumbung pangan : Aceh, Sumut, Sumsel, Sumbar, Lampung,
Jabar, Jateng, Jatim, NTB, Klasel, Kalbar, Sulsel, dan Sulteng.
k. Pengembangan irigasi didukung oleh pemantapan pengelolaan
irigasi, antara lain melalui : penerapan SRI, penyelenggaraan
O&P yang didukung oleh anggaran yang memadai (AKNOP) dll.
l. Penataan dan peningkatan kapasitas kelembagaan irigasi, antara
lain melalui : pemberdayaan petani (P3A), peningkatan
kemampuan personil O&P, pembentukan dan operasionalisasi
Unit Pengelola Irigasi, peningkatan koordinasi dengan instansi
terkait (Kementerian Pertanian, Kementerian Dalam Negeri,
Pemerintah Daerah).

2. Peningkatan kapasitas sumber energi untuk mendukung


kedaulatan energi, yang dilaksanakan melalui :

a. Inventarisasi bendungan eksisting yang memiliki potensi PLTA


dan identidikasi potensi-potensi PLTM dan PLTMH.
b. Pemanfaatan potensi tersebut dengan melakukan koordinasi
dengan Kementerian ESDM dan PT. PLN (Persero).
c. Pelibatan swasta dan badan usaha lainnya dalam pemanfaatan
air sebagai sumber energi dilaksanakan melalui mekanisme
perijinan sesuai peraturan perundang-undangan dan tidak
bertentangan dengan 6 (enam) prinsip dasar batasan
pengelolaan SDA sesuai putusan MK No. 58/PUU-XI/2013.

c. Strategi Operasional Pengendalian Daya Rusak Air

Pengendalian daya rusak air ditujukan untuk peningkatan


ketangguhan masyarakat dalam mengurasi resiko daya rusak air
termasuk perubahan iklim, melalui penanganan kawasan yang terkena
dampak banjir, sedimen/lahar gunung berapi, abrasi pantai, dan
pencemaran air yang akan dicapai, baik melalui strategi dengan

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air II-14


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
II-14
BAB II
Perencanaan Kerja

pendekatan struktural, maupun non-struktural. Strategi dengan


pendekatan struktural meliputi :

1. Normalisasi sungai dan pembangunan/peningkatan tanggul


sepanjang 3.080 km.
2. Peningkatan luas kawasan yang terlindungi dari daya rusak air
seluas 200 ribu hektar .
3. Penanganan banjir dilaksanakan secara menyeluruh berdasarkan
studi penanganan banjir pada masing-masing wilayah sungai.
4. Pembangunan sarana dan prasarana pengendali sedimen sebanyak
306 buah.
5. Pembangunan dan peningkatan fungsi dan kondisi sarana dan
prasarana pengamanan pantai sepanjang 530 km.
6. Penanganan drainase perkotaan sepanjang 4 km.

Sementara strategi dengan pendekatan non-struktural meliputi :

1. Penyusunan master plan penanganan banjir pada sungai-sungai


prioritas, sehingga nantinya penanganan banjir akan menyeluruh
tidak hanya spot-spot tertentu.
2. Pelaksanaan monitoring kualitas air pada sungai-sungai utama di
masing-masing wilayah kerja BBWS/BWS.
3. Pelibatan/pemberdayaan masyarakat dalam upaya pencegahan
banjir dan upaya pengurangan pencemaran air, terutama
masyarakat yang tinggal disepanjang sungai.
4. Pelibatan pemerintah daerah dalam penanganan banjir, drainase
perkotaan, dan pencemaran air.
5. Penetapan sempadan sungai dan sumber-sumber air lainnya.
6. Pembuatan atau updating (pembaruan) peta rawan bencana (flood
risk map).
7. Pengoperasian flood forecasting warning system (FFWS) di sungai-
sungai utama sebagai upaya peringatan dini.

d. Strategi Operasional Peningkatan Keterpaduan Tata Kelola SDA

Peningkatan keterpaduan tata kelola SDA ditujukan untuk


mewujudkan tata kelola SDA yang lebih accountable, didukung oleh
decision making process yang lebih partisipatif dan demokratif dalam

II-15 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


II-15
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB II
Perencanaan Kerja

rangka terwujudnya kemanfaatan sumber daya air yang berkelanjutan,


yangdicapai melalui strategi :

1. Perencanaan pengelolan SDA pada masing-masing wilayah sungai


yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah, meliputi:

a) Penyelesaian penyusunan, pembahasan dan penetapan


dokumen pola dan rencana pengelolaan SDA pada masing-
masing WS di wilayah kerja BBWS/BWS.
b) Penyusunan rencana alokasi air pada masing-masing wilayah
sungai yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat.
c) Operasionalisasi unit perencanaan pada masing-masing
BBWS/BWS untuk memperkuat kapasitas desain infrastruktur
SDA.
d) Pemberian rekomendasi teknis sebagai dasar pemanfaatan SDA.

2. Peningkatan peran serta stakeholders, melalui :

a) Optimalisasi peran stakeholder pada Tim Koordinasi


Pengelolaan SDA (TKPSDA) pada masing-masing WS untuk
meminimalkan konflik kepentingan dalam pengelolaan air di WS
yang bersangkutan, teruatam pada penyusunan pola dan
rencana pengelolaan SDA, rencana prioritas dan alokasi
penggunaan air, kesepakatan mengenai program, rencana
kegiatan dan alokasi pembiayaan pengelolaan SDA antar
instansi, serta hal-hal lain yang bersifat taktis operasional di
tingkat WS.
b) Pembinaan masyarakat, Pemerintah Daerah dan dunia usaha
dalam penyelenggaraan pengelolaan SDA pada Wilayah Sungai
yang menjadi kewenangannya.
c) Pembatasan pelibatan swasta hanya pada pemberian ijin
pemanfaatan sumber daya air bukan pada bentuk kerjasama.

3. Peningkatan Sistem Informasi dan Data Sumber Daya Air (SISDA)


yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas data dan informasi
sebagai dasar pengambilan keputusan, melalui :

a) Pemantapan website Ditjen Sumber Daya Air yang dapat


menyediakan data dan informasi yang lengkap, akurat dan

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air II-16


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
II-16
BAB II
Perencanaan Kerja

akuntabel. Website ini didukung di masing-masing BBWS/BWS


yang menampilkan data dan informasi lebih detil terkait
pengelolaan WS dan infrastruktur SDA di wilayah kerjanya
masing-masing
b) Pengembangan jejaring SISDA, yang mencakup informasi terkait
kondisi hidrologis, hidrometeorologis, hidrogeologis, kebijakan
SDA, prasarana SDA, teknologi SDA, lingkungan SDA, dan
sekitarnya serta kegiatan sosial ekonomi dan budaya
masyarakat yang terkait dengan SDA.
c) Penerapan one map policy pada penyelenggaraan pengelolaan
SDA.
d) Pengembangan sistem e-government yang mendukung
penyelenggaraan pengelolaan SDA di lingkungan Ditjen Sumber
Daya Air, meliputi :
1) Pengembangan dan penerapan e-programming untuk
perencanaan pemrograman kegiatan.
2) Penerapan e-budgeting dengan memanfaatkan RAK-K/L yang
dikembangkan oleh Kementerian Keuangan.
3) Penerapan e-procurement dan e-monitoring yang
dikembangkan di lingkungan Kementerian PUPR.
4) Pengembangan dan penerapan e-kinerja untuk pengukuran
kinerja unit organisasi dan kinerja individu (pegawai).
e) Pemantapan sistem komunikasi publik Ditjen Sumber Daya Air
yang didasarkan pada data dan informasi yang lengkap, akurat
dan akuntabel yang terintegrasi dengan e-programming.
f) Peningkatan kapasitas SDM dibidang komunikasi publik dan
teknologi informasi melalui pelatihan, studi banding dll.
4. Pengusahaan atau penggunaan oleh perseorangan atau badan
usaha dilakukan berdasarkan ijin pengusahaan atau ijin
penggunaan Sumber Daya Air, yang ditetapkan berdasarkan
ketersediaan air dan peruntukan air sebagaimana tercantum dalam
rencana pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai yang
bersangkutan perijinan diberikan berdasarkan urutan prioritas
sebagai berikut :

II-17 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


II-17
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB II
Perencanaan Kerja

a) Pemenuhan kebutuhan pokok kehidupan sehari-hari bagi


kelompok yang memerlukan air dalam jumlah besar.
b) Pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari yang mengubah
kondisi alami sumber air.
c) Pertanian rakyat diluar sistem irigasi yang sudah ada.
d) Pengusahaan sumber daya air untuk memenuhi kebutuhan
pokok sehari-hari melalui sistem penyediaan air minum.
e) Kegiatan bukan usaha untuk kepentingan publik.
f) Pengusahaan sumber daya air oleh BUMN atau BUMD.
g) Pengusahaan sumber daya air oleh badan usaha swasta.

e. Strategi Operasional Operasi dan Pemeliharaan

Pelaksanaan operasi dan pemeliharaan ditujukan untuk menjaga


keberlanjutan fungsi infrastruktur sumber daya air, yang dicapai
melalui strategi :

1. Seluruh prasarana SDA yang berupa aset harus dioperasi dan


dipelihara.
2. Pelaksanaan operasi dan pemeliharaan pada seluruh objek O&P
yang terdiri atas :
a) Seluruh infrastruktur SDA yang meliputi jaringan irigasi,
bendungan, sarana dan prasarana air baku, dan sarana
pengendali banjir.
b) Wadah (alami) yang strategis meliputi sungai perkotaan dan
danau/situ.
3. Pengalokasian anggaran untuk kegiatan O&P sesuai dengan AKNOP
secara bertahap.
4. Pengembangan dan pembinaan kelembagaan pelaksana O&P dibagi
atas:
a) Untuk sistem makro (sungai dan bendungan) dilakukan oleh
BBWS/BWS dan perum Jasa Tirta.
b) Untuk sistem mikro (jaringan irigasi, situ, air baku) dapat
diserahkan ke Pemerintah Daerah melalui mekanisme Tugas
Pembantuan (TP).
5. Pengembangan kelembagaan O&P dilaksanakan dengan
mempertimbangkan kesiapan SDM dan regulasi.

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air II-18


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
II-18
BAB II
Perencanaan Kerja

2.2 Target Tahun 2017 Menurut Renstra 2015-2019

Target rencana kinerja tahun 2017 menurut Renstra 2015 – 2019 Ditjen
Sumber Daya Air dijabarkan lebih lanjut ke dalam 7 (tujuh) Sasaran Program
dan 14 (empat belas) Indikator Kinerja sebagai berikut :

1. Meningkatnya Layanan Sarana dan Prasarana Penyediaan Air Baku


a. Peningkatan debit layanan sarana dan prasarana penyediaan air baku,
dengan target outcome 11,87 m3/detik.
b. Pengembalian fungsi dan debit layanan sarana dan prasarana
penyediaan air baku seperti semula, dengan target outcome 2,29
m3/detik.
c. Terjaganya fungsi dan debit layanan sarana dan prasarana penyediaan
air baku, dengan target outcome 69,88 m3/detik.

2. Meningkatnya Kapasitas Tampung Sumber-sumber Air


a. Peningkatan kapasitas tampung sumber daya air, dengan target
outcome 102,61 juta m3.
b. Pengembalian fungsi dan kapasitas tampung sumber air, dengan target
outcome 752,80 juta m3.
c. Terjaganya fungsi dan kapasitas tampung sumber air, dengan target
outcome 13.701 juta m3.

3. Meningkatnya Kapasitas Pengendalian Daya Rusak Air


a. Peningkatan luas kawasan yang terlindungi dari daya rusak, dengan
target outcome 45.667 hektar .

4. Meningkatnya Keterpaduan Tata Kelola Pengelolaan Sumber Daya


Air
a. Peningkatan indeks RBO, dengan target outcome 2,94 indeks.

5. Meningkatnya Upaya Konservasi Sumber Daya Air


a. Peningkatan persentase kawasan lokasi yang prioritas dikonservasi,
dengan target outcome 20 %.

6. Meningkatnya Kinerja Layanan Irigasi


a. Peningkatan layanan jaringan irigasi, dengan target outcome 208.149,70
hektar .

II-19 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


II-19
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB II
Perencanaan Kerja

b. Pengembalian fungsi dan layanan jaringan irigasi, dengan target


outcome 676.102,61 hektar .
c. Terjaganya fungsi dan layanan jaringan irigasi, dengan target outcome
3.424.361,9 hektar .
d. Persentase daerah irigasi yang diari oleh bendungan, dengan target
12%.

7. Meningkatnya Potensi Energi dari Sumber-Sumber Air


a. Peningkatan potensi energi sumber air, dengan target outcome 1,14 Mw.

Selengkapnya target tahun 2017 berdasarkan Renstra 2015-2019 dan


kebutuhan pendanaan disajikan pada Tabel 2.2 berikut :

Tabel 2.2 Target Tahun 2017 menurut Renstra 2015-2019

SASARAN STRATEGIS/SASARAN KEBUTUHAN


NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET 2017
PROGRAM PENDANAAN (JUTA)

1 2 3 4 5 6

MENINGKATNYA DUKUNGAN KETAHANAN AIR

Peningkatan debit layanan sarana dan prasarana


1) m3/detik 11,87
penyediaan air baku
Meningkatnya Layanan Sarana dan
1 Pengembalian fungsi dan debit layanan sarana dan
Prasarana Air Baku 2) m3/detik 2,29
prasarana penyediaan air baku seperti semula
Terjaganya fungsi dan debit layanan sarana dan
3) m3/detik 69,88
prasarana penyediaan air baku

1) Peningkatan kapasitas tampung sumber air Juta m3 102,61

Meningkatnya Kapasitas Tampung Pengembalian fungsi dan kapasitas tampung sumber


2 2) Juta m3 752,80
Sumber-sumber Air air

3) Terjaganya fungsi dan kapasitas tampung sumber air Juta m3 13701

Meningkatnya Kapasitas Pengendalian Peningkatan luas kawasan yang terlindungi dari daya 70.356.255,69
3 1) Ha 45.667,00
Daya Rusak Air rusak air
Meningkatnya Keterpaduan Tata Kelola
4 1) Peningkatan RBO Indeks Indeks 2,94
Pengelolaan SDA
Meningkatnya Upaya Konservasi Sumber Peningkatan persentase kawasan/lokasi yang
5 1) % 20
Daya Air dikonservasi pada kawasan prioritas

MENINGKATNYA DUKUNGAN UNTUK KEDAULATAN PANGAN DAN KETAHANAN ENERGI

1) Peningkatan layanan jaringan irigasi Ha 208.149,70


2) Pengembalian fungsi dan layanan jaringan irigasi Ha 676.102,61
6 Meningkatnya Kinerja Layanan Irigasi
3) Terjaganya fungsi dan layanan jaringan irigasi Ha 3.424.362
4) Persentase daerah irigasi yang diairi oleh bendungan % 12
Meningkatnya Potensi Energi dari Sumber-
7 1) Peningkatan potensi energi sumber air MW 1,14
sumber Air

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air II-20


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
II-20
BAB II
Perencanaan Kerja

Target sasaran Ditjen Sumber Daya Air 2015-2019 (Sasaran Strategis,


Sasaran Program, dan Sasaran Kegiatan), Rencana Pencapaian Sasaran
Strategis dan Sasaran Program Ditjen Sumber Daya Air 2015 – 2019, dan
Matriks Kinerja dan Pendanaan Ditjen Sumber Daya Air 2015 – 2019 disajikan
dalam Lampiran.

2.3 Perjanjian Kinerja Tahun 2017

Menurut Peraturan Menteri PAN & RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang


Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu
Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, pengertian perjanjian Kinerja
adalah lembar atau dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan
instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk
melaksanakan program atau kegiatan disertai dengan Indikator Kinerja.
Dalam rangka mengoperasionalkan Rencana Strategis Ditjen Sumber
Daya Air setiap tahunnya perencanaan stratejik dituangkan dalam suatu
perjanjian Kinerja Tahunan. Perjanjian Kinerja Tahun 2017 merupakan
penjabaran lebih lanjut dari perencanaan stratejik, yang didalamnya memuat
seluruh target kinerja (output/outcome) yang hendak dicapai dalam satu
tahun (2017) dengan menunjukkan sejumlah indikator kinerja kunci (key
performance indicators) yang relevan. Indikator dimaksud meliputi indikator-
indikator pencapaian sasaran program dan indikator kinerja kegiatan.
Perjanjian Kinerja Tahun 2017 Ditjen Sumber Daya Air ini merupakan tolok
ukur yang digunakan dalam menilai keberhasilan/kegagalan penyelenggaran
pembangunan infrastruktur sumber daya air untuk tahun 2017.
Perjanjian Kinerja Ditjen Sumber Daya Air Tahun 2017 merupakan
bagian dari dokumen yang ditetapkan oleh Menteri PUPR guna mewujudkan
capaian sasaran strategis dan sasaran program Ditjen Sumber Daya Air.

2.3.1 Indikator Kinerja

Untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja penyelenggaraan


pembangunan infrastruktur sumberdaya air sebagai salah satu persyaratan
terciptanya tata kelola pemerintahan yang baik, maka dibutuhkan
pengukuran kinerja kegiatan dan sasaran untuk menilai keberhasilan dan
kegagalan dalam mengimplementasikan tujuan dan sasaran Ditjen Sumber
Daya Air.

II-21 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


II-21
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB II
Perencanaan Kerja

Perjanjian Kinerja 2017 Ditjen Sumber Daya Air dijabarkan lebih lanjut ke
dalam 7 (tujuh) Sasaran Program dan 14 (empat belas) Indikator Kinerja
sebagai acuan penilaian kinerja masing-masing program dengan rincian
sebagai berikut :

1. Meningkatnya Layanan Sarana dan Prasarana Penyediaan Air Baku,


dengan indikator kinerja :
a. Peningkatan debit layanan sarana dan prasarana penyediaan air baku,
dengan target 4,45 m3/detik.
b. Pengembalian fungsi dan debit layanan sarana dan prasarana
penyediaan air baku seperti semula, dengan target 0,72 m3/detik.
c. Terjaganya fungsi dan debit layanan sarana dan prasarana penyediaan
air baku, dengan target 60,15 m3/detik.

2. Meningkatnya Kapasitas Tampung Sumber-Sumber Air, dengan


indikator kinerja :
a. Peningkatan kapasitas tampung sumber daya air, dengan target 18,60
juta m3.
b. Pengembalian fungsi dan kapasitas tampung sumber air, tetap
mempertahankan target 6,36 juta m3.
c. Terjaganya fungsi dan kapasitas tampung sumber air, dengan target
4.392,67 juta m3.
3. Meningkatnya Kapasitas Pengendalian Daya Rusak Air, dengan
indikator kinerja :
a. Peningkatan luas kawasan yang terlindungi dari daya rusak, dengan
target 19.971,07 Hektar .
4. Meningkatnya Keterpaduan Tata Kelola Pengelolaan Sumber Daya
Air, dengan indikator kinerja :
a. Peningkatan indeks RBO, dengan target 2,75 indeks.
5. Meningkatnya Upaya Konservasi Sumber Daya Air, dengan indikator
kinerja:
a. Peningkatan persentase kawasan/lokasi yang dikonservasi pada
kawasan prioritas, dengan target output tetap 20% dan target outcome
20%.

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air II-22


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
II-22
BAB II
Perencanaan Kerja

6. Meningkatnya Kinerja Layanan Irigasi, dengan indikator kinerja :


a. Peningkatan layanan jaringan irigasi, dengan target 78.876,30 Hektar .
b. Pengembalian fungsi dan layanan jaringan irigasi, dengan target
327.164,81 Hektar .
c. Terjaganya fungsi dan layanan jaringan irigasi, dengan target
3.372.594,25 Hektar .

d. Persentase daerah irigasi yang diari oleh bendungan, dengan target


12%.

7. Meningkatnya potensi energi dari sumber-sumber air, dengan


indikator kinerja :
a. Peningkatan potensi energi sumber air, dengan target 0 MW.

Perjanjian Kinerja Tahun 2017 Ditjen Sumber Daya Air diuraikan pada Tabel
2.3 dibawah ini.

II-23 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


II-23
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB II
Perencanaan Kerja
BAB II

Tabel 2.3 Perjanjian Kinerja Ditjen Sumber Daya Air Tahun 2017
Perencanaan Kerja

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
II-24 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB 2 Perencanaan Kinerja
BAB II
Perencanaan Kerja

BAB 2 Perencanaan Kinerja


Perencanaan Kerja

II-25 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


BAB II

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB II
Perencanaan Kerja

2.4 Metode Pengukuran


2.4.1 Kriteria Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran Program

Penilaian Kinerja yang diberikan pada rencana aksi tahun 2017


berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan pada Permen PAN&RB Nomor 20
Tahun 2013. Penilaian dibagi menjadi 6 kategori dan dibedakan berdasarkan
range nilai dan warna seperti dalam Tabel 2.4 dibawah ini.

Tabel 2.4 Tabel Kriteria Penilaian

sumber :Permen PAN & RB No. 20 Tahun 2013

Pengukuran Kinerja tahun 2017 merupakan langkah untuk


membandingkan realisasi Kinerja dengan sasaran (target) Kinerja yang
dicantumkan dalam lembar/dokumen perjanjian Kinerja 2017 dalam rangka
pelaksanaan DIPA APBN TA 2017 Ditjen Sumber Daya Air.
Nilai Kinerja dari masing-masing output merupakan perbandingan
nilai Kinerja dari realisasi terhadap target capaian kinerja yang telah
ditetapkan dari masing masing sub-output dalam sistem emonitoring.
Pengukuran capaian indikator kinerja pada Sasaran Program 1), 2), 3), 5),
dan 6) dalam Tabel 2.2 dilakukan melalui sistem emonitoring, sedangkan
capaian kinerja pada sasaran program 4) dan 7) dilakukan secara manual
karena data yang diperoleh belum online.
Sasaran program 4) yaitu “Meningkatnya keterpaduan pengelolaan
SDA”, perhitungan capaian melalui pengukuran indikator kinerja
peningkatan indeks RBO. Penilaian RBO Indeks berdasarkan pada pedoman
pengukuran kinerja atas 5 key performance indicator dan 15 indikator.

BAB 2 Perencanaan Kinerja Direktorat Jenderal Sumber Daya Air II-26


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
26
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB II
Perencanaan Kerja

Dimana untuk setiap indikator memiliki skor antara 0 – 4 dengan kenaikan


skor 0,5. Adapun indikator yang digunakan ditunjukkan pada tabel 2.5
berikut :

Tabel 2.5 Indikator RBO Performance Benchmarking


Skor
Kode Bidang Kinerja Kritis Indikator
Maksimum
1 Status Badan Pengelola SDA 4
A Misi
2 Tata Kelola Sumber Daya Air 4
3 Keterlibatan Pemakai Air 4
4 Umpan Balik Pemakai Air 4
B Pemilik Kepentingan
5 Kondisi Lingkungan 4
6 Konservasi SDA 4
Pengembangan Sumber Daya
7 4
Manusia
Pembelajaran dan
C 8 Pengembangan Teknik 4
Pertumbuhan
Pengembangan RBO
9 4
(BBWS/BWS/BPSDA/PJT)
Perencanaan tata kelola di
10 dalam RBO 4
(BBWS/BWS/BPSDA/PJT)
Tata Kelola Internal
D Pendayagunaan SDA, Alokasi
Organisasi 11 4
Air, Perijinan dan Kekeringan
12 Pengendalian Daya Rusak Air 4
13 Pengelolaan Data 4
14 Efisiensi Keuangan 4
E Keuangan
15 Pemulihan Biaya 4
Total Skor 60

RBO Indeks menunjukkan rata-rata kenaikan skor RBO-PB untuk


seluruh B/BWS di Indonesia. Rumus yang digunakan untuk menghitung
rata-rata kenaikan dari RBO Indeks ini adalah :

Sedangkan capaian indikator kinerja pada Sasaran Program 7


merupakan outcome yang berkaitan dengan sasaran program ke-3
“Meningkatnya Kapasitas Tampung Sumber-Sumber Air”.

2.4.2 Metode Pengukuran Capaian Sasaran Strategis

Berdasarkan dokumen Renstra 2015-2019, ukuran keberhasilan


Sasaran Strategis ditinjau dari Indikator Sasaran Strategis. Target Sasaran
Strategis Ditjen Sumber Daya Air 2015-2019 sebagaimana pada Tabel 2.6,
sedangkan Pengukuran Target Capaian Sasaran Strategis 2017 sebagaimana
pada Tabel 2.7 dibawah ini :

BAB 2 Perencanaan Kinerja

II-27 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


27
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB II
Perencanaan Kerja
BAB II

Tabel 2.6 Target Sasaran Strategis Ditjen Sumber Daya Air 2015-2019

Sasaran Indikator Baseline Target Baseline Target


Variabel Pengukuran Satuan
Strategis Sasaran 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2014 2015 2016 2017 2018 2019 TOTAL
Pemenuhan Kebutuhan Penambahan m3/dt 51,44 8,65 12,00 11,87 13,00 22,00 67,52
Air Baku untuk Kehidupan Menjadi m3/dt 60,09 72,09 83,96 96,96 118,96
Perencanaan Kerja

sehari-hari
Persentase % 66,35 70,66 76,64 82,56 89,04 100,00
Tingkat Peningkatan Penambahan juta m3 12.679 1.020 1 103 147 524 1.795
Meningkatnya
dukungan untuk KapasitasTampung Per Menjadi juta m3 13.700 13.701 13.803 13.950 14.474
dukungan untuk 28,95% 32,97% 40,85% 48,91% 57,34% 67,60%
ketahanan air Kapita
ketahanan air Persentase % 2,5 2,67 2,67 2,69 2,71 2,80
nasional (%)
Peningkatan Layanan Penambahan Ha 36.199 18.951 44.267 45.667 47.067 49.383 205.333
Infrastruktur Pengendali Menjadi Ha 55.150 99.416 145.083 192.150 241.532
Daya Rusak Air
Persentase % 18,00 25,57 43,25 61,48 80,28 100,00
Penambahan Ha 181.283 244.962 208.150 236.848 216.705 1.087.948
Menjadi Ha 1.844.066 2.025.349 2.270.311 2.478.461 2.715.309 2.932.014
Pemenuhan Kebutuhan
Meningkatnya Tingkat Persentase % 83,00% 85,16% 85,42% 85,64% 85,89% 86,12%
Air Baku untuk layanan
dukungan untuk dukungan untuk Penambahan Ha 5.141.407 477.961 691.490 676.103 644.548 509.899 3.000.000
Irigasi
kedaulatan kedaulatan 45,83% 52,66% 53,93% 55,15% 56,33% 57,28% Menjadi Ha 2.802.067 3.280.028 3.971.518 4.647.620 5.292.168 5.802.067
pangan dan pangan dan Persentase % 54,50% 71,24% 74,77% 78,22% 81,51% 84,11%
energi energi (%) Penambahan MW 113,19 - 1,14 5,92 22,27 142,52
Peningkatan Potensi
Sumber Energi Menjadi MW 8.706,00 8.819,19 8.819,19 8.820,33 8.826,25 8.848,52
Persentase % 0% 1,59% 1,59% 1,59% 1,60% 1,60%

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
II-28 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB 2 Perencanaan Kinerja

28
BAB II
Perencanaan Kerja

Tabel 2.7 Pengukuran Target Capaian Sasaran Strategis 2017

Indikator Baseline 2015 2016 2017 Target Baseline Capaian


Sasaran Variabel
Sasaran Satuan
Strategis Pengukuran
Strategis 2014 Capaian Capaian Target 2018 2019 2014 2015 2016
Penambahan m3/dt 51,44 6,97 6,15
Pemenuhan Kebutuhan
Menjadi m3/dt 58,41 64,56
Air Baku untuk Kehidupan
Persentase % 66,35 69,82 72,89
sehari-hari

Tingkat Penambahan juta m3 12.679 1.025 16,73


Meningkatnya Peningkatan
dukungan untuk Menjadi juta m3 13.704 13.721
dukungan untuk 28,95% 39,45% 42,61% 48,91% 57,34% 67,60% KapasitasTampung Per
ketahanan air Persentase % 2,5 2,67 2,67
ketahanan air Kapita
nasional (%)
Penambahan Ha 36.199 69.725 16.083,11
Peningkatan Layanan

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Menjadi Ha 105.924 122.007

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Infrastruktur Pengendali
Persentase % 18 45,84 52,27
Daya Rusak Air

Penambahan Ha 155.382 52.519


Menjadi Ha 1.844.066 1.999.448 2.051.967
Persentase % 83,00% 85,13% 85,28%
Pemenuhan Kebutuhan
Meningkatnya Tingkat Air Baku untuk layanan
Penambahan Ha 5.141.407 491.901 291.171
dukungan untuk dukungan untuk Irigasi
Menjadi Ha 2.802.067 3.293.968 3.585.139
kedaulatan kedaulatan 45,83% 52,56% 53,15% 55,15% 56,33% 57,28%
Persentase % 54,50% 71,31% 74,18%
pangan dan pangan dan
energi energi (%)
Penambahan MW 111,84 -
Peningkatan Potensi Menjadi MW 8.706,00 8.817,84 8.817,84
Sumber Energi Persentase % 1,26% 1,26%
Perencanaan Kerja
BAB II

II-29 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


BAB 2 Perencanaan Kinerja
BAB II
Perencanaan Kerja

Cara pengukuran capaian sasaran strategis dalam Perjanjian Kinerja


Tahun 2017 Ditjen Sumber Daya Air adalah sebagai berikut :

1. Indikator Sasaran Strategis terdiri dari 2, yaitu :


a. Tingkat dukungan untuk ketahanan air nasional, dengan target
48,91%.
b. Tingkat dukungan untuk kedaulatan pangan dan energi, dengan target
55,15%.
2. Baseline merupakan capaian kinerja sampai dengan tahun 2014
berdasarkan Renstra 2010 – 2014. Capaian 2017 dihitung berdasarkan
baseline 2014 ditambah capaian tahun sebelumnya (2015 & 2016), untuk
masing masing variabel pengukuran adalah sebagai berikut :
a. Pemenuhan kebutuhan air baku untuk kehidupan sehari-hari : 64,56
m3/detik.
b. Peningkatan kapasitas tampung per kapita : 13.708 juta m3.
c. Peningkatan layanan infrastruktur pengendali daya rusak air : 122.007
hektar .
d. Pemenuhan kebutuhan air baku untuk layanan irigasi : 2.051.967
hektar (peningkatan layanan) dan 3.585.139 Hektar (pengembalian
fungsi).
e. Peningkatan potensi sumber energi : 8.817,84 MW.

Pengukuran Persentase Baseline Capaian Indikator kinerja Sasaran


Strategis (tahun 2014 s.d tahun 2016) merupakan rata-rata total capaian
dari sasaran program yang mendukung langsung, terdiri atas 5 (lima)
variable pengukuran yaitu :

1. Untuk Sasaran Strategis “Meningkatnya dukungan untuk ketahanan


air” dengan indikator sasaran strategis “Tingkat dukungan untuk
ketahanan air (%)” merupakan rata-rata capaian sasaran program
dengan variable pengukuran :
a. Pemenuhan kebutuhan air baku untuk kehidupan sehari-hari,
dihitung berdasarkan perbandingan total kapasitas air baku tahun
eksisting terhadap total kebutuhan air baku eksisting ditambah akses
air baku tahun sebelumnya. Capaian sampai dengan tahun 2016
sebesar 72,89%.

BAB 2 Perencanaan Kinerja Direktorat Jenderal Sumber Daya Air II-30


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
30
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB II
Perencanaan Kerja

b. Peningkatan kapasitas tampung sumber air per kapita, dihitung


berdasarkan perbandingan total kapasitas tampung sampai dengan
tahun eksisting terhadap jumlah penduduk tahun eksisting
dibandingkan dengan kapasitas tampung perkapita ideal. Capaian
sampai dengan tahun 2016 sebesar 2,67%.
c. Peningkatan layanan infrastruktur pengendali daya rusak air,
dihitung berdasarkan perhitungan total luas kawasan yang terlindungi
sampai dengan tahun eksisting terhadap target perlindungan kawasan
seluas 200 ribu hektar . Capaian sampai dengan tahun 2016 sebesar
52,27%.
2. Untuk Sasaran Strategis “Meningkatnya dukungan untuk kedaulatan
pangan dan energi” dengan indikator sasaran strategis “Tingkat
dukungan untuk kedaulatan pangan dan energi (%)” merupakan
rata-rata capaian sasaran program dengan variable pengukuran :
a. Pemenuhan kebutuhan air baku untuk layanan irigasi, dihitung
berdasarkan total produksi GKG dari irigasi yang tersedia sampai
dengan tahun eksisting dibandingkan dengan total kebutuhan GKG,
dengan capaian sampai dengan tahun 2016 sebesar 85,28% dan
dihitung berdasarkan perbandingan luas daerah irigasi dalam kondisi
baik dengan luas daerah irigasi total dengan capaian sampai dengan
tahun 2016 sebesar 74,18% (pengembalian fungsi).
b. Peningkatan potensi sumber air, dihitung berdasarkan
perbandingan tambahan potensi energi pada tahun eksisting terhadap
total potensi energi yang ada, capaian sampai dengan tahun 2016
sebesar 1,26%.

2.4.3 Metode Pengukuran Capaian Sasaran Program dan Indikator Kinerja


Sasaran Program

Ditetapkan 7 (tujuh) sasaran program dalam rangka pencapaian


sasaran strategis Ditjen Sumber Daya Air dengan ketentuan 5 (lima) sasaran
program mendukung langsung dan 2 (dua) sasaran program tidak
mendukung langsung. Pengukuran capaian sasaran program berdasarkan 14
(empat belas) indikator kinerja sasaran program yang telah ditetapkan.
Masing-masing indikator kinerja sasaran program didukung oleh output
kegiatan yang mempunyai satuan outcome yang sama. Berikut selengkapnya
BAB 2 Perencanaan Kinerja
II-31 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
31
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB II
Perencanaan Kerja

keterkaitan antara masing-masing sasaran program, indikator kinerja


sasaran program dan output kegiatan, berdasarkan struktur ADIK
(Arsitektur Dan Informasi Kinerja).

1. Sasaran Program “Meningkatnya debit layanan sarana dan prasarana


penyediaan air baku” meliputi 3 (tiga) indikator sasaran program
dengan masing-masing kegiatan yang mendukungnya yaitu :

Indikator Kinerja/Output Output Outcome

1 Peningkatan debit layanan sarana dan prasarana penyediaan air baku


a Sumur air tanah untuk air baku yang dibangun Titik m3/dtk
b Embung air baku yang dibangun Buah m3/dtk
c Unit air baku yang dibandung Km m3/dtk
Pengembalian fungsi dan debit layanan sarana dan prasarana penyediaan air baku
2
seperti semula
a Sumur air tanah untuk air baku yang direhabilitasi Titik m3/dtk
b Embung air baku yang direhabilitasi Buah m3/dtk
c Unit air baku yang direhabilitasi Km m3/dtk
3 Terjaganya fungsi dan debit layanan sarana dan prasarana penyediaan air baku
a Sumur air tanah untuk air baku yang dioperasikan dan dipelihara Titik m3/dtk
b Embung air baku yang dioperasikan dan dipelihara Buah m3/dtk
c Unit air baku yang dioperasikan dan dipelihara Unit m3/dtk

2. Sasaran Program “Meningkatnya kapasitas tampung sumber-sumber


air” meliputi 3 (tiga) indikator sasaran program dengan masing-masing
kegiatan yang mendukungnya yaitu :

Indikator Kinerja/Output Output Outcome

1 Peningkatan kapasitas tampung sumber air


a Bendungan yang selesai dibangun pada tahun eksisting Bendungan Juta m3
b Embung dan bangunan penampung air lainnya yang dibangun Buah Juta m3
2 Pengembalian fungsi dan kapasitas tampung sumber air
a Bendungan yang direhabilitasi Bendungan Juta m3
b Embung dan bangunan penampung air lainnya yang direhabilitasi Buah Juta m3
3 Terjaganya fungsi dan debit layanan sarana dan prasarana penyediaan air baku
a Bendungan yang dioperasikan dan dipelihara Bendungan Juta m3
Embung dan bangunan penampung air lainnya yang dioperasikan
b Buah Juta m3
dan dipelihara
*Tidak termasuk bendungan PLN yang dibangun PJT

BAB 2 Perencanaan Kinerja Direktorat Jenderal Sumber Daya Air II-32


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
32
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB II
Perencanaan Kerja

3. Sasaran Program “Meningkatnya kapasitas pengendalian daya rusak


air” meliputi 1 (satu) indikator sasaran program dengan kegiatan yang
mendukungnya yaitu :

Indikator Kinerja/Output Output Outcome

1 Peningkatan luas kawasan yang terlindungi dari daya rusak air


a Sungai yang dinormalisasi dan tanggul yang dibangun/ditingkatkan Km Hektar
b Bangunan perkuatan tebing yang dibangun/ditingkatkan Km Hektar
c Kanal banjir yang dibangun/ditingkatkan Km Hektar
d Pintu air/bendung pengendali banjir yang dibangun/ditingkatkan Unit Hektar
e Stasiun pompa yang dibangun/ditingkatkan Unit Hektar

4. Sasaran Program “Meningkatnya upaya konservasi sumber daya air”


meliputi 1 (satu) indikator sasaran program dengan kegiatan yang
mendukungnya yaitu :

Indikator Kinerja/Output Output Outcome

1 Peningkatan Persentase kawasan/lokasi yang dikonservasi pada kawasan prioritas


a Kawasan rawa yang dikonservasi Kawasan Kawasan
b Sungai yang diretorasi Sungai Sungai
c Mata air yang dilindungi Mata Air Mata Air
d Danau yang direvitalisasi Danau Danau

*Persentase dihitung terhadap target 15 DAS prioritas pada RPJMN

5. Sasaran Program “Meningkatnya keterpaduan tata kelola


pengelolaan SDA” meliputi 1 (satu) indikator sasaran program dengan
kegiatan yang mendukungnya yaitu :

Indikator Kinerja/Output Output Outcome

1 Peningkatan Indeks RBO Indeks Indeks

*Target dan capaian ditetapkan berdasarkan perhitungan 15 indikator RBO


Benchmarking

6. Sasaran Program “Meningkatnya kinerja layanan irigasi” meliputi 4


(empat) indikator sasaran program dengan kegiatan yang mendukungnya
yaitu :

BAB 2 Perencanaan Kinerja


II-33 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
33
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB II
Perencanaan Kerja

Indikator Kinerja/Output Output Outcome

1 Peningkatan layanan jaringan irigasi


a Jaringan irigasi permukaan kewenangan pusat yang dibangun Km Hektar
b Jaringan irigasi rawa yang dibangun Km Hektar
c Jaringan irigasi tambak yang dibangun Km Hektar
d Jaringan irigasi air tanah (JIAT) yang dibangun/ditingkatkan Km Hektar
e Jaringan irigasi permukaan kewenangan daerah yang dibangun Km Hektar
2 Pengembalian fungsi layanan jaringan irigasi
Jaringan irigasi permukaan kewenangan pusat yang
a Km Hektar
direhabilitasi/ditingkatkan
b Jaringan irigasi rawa yang direhabilitasi/ditingkatkan Km Hektar
c Jaringan irigasi tambak yang direhabilitasi/ditingkatkan Km Hektar
d Jaringan irigasi air tanah (JIAT) yang direhabilitasi/ditingkatkan Km Hektar
Jaringan irigasi permukaan kewenangan daerah yang
e Km Hektar
direhabilitasi/ditingkatkan
3 Terjaganya fungsi layanan jaringan irigasi
Jaringan irigasi permukaan kewenangan pusat yang
a Km Hektar
dioperasikan dan dipelihara
b Jaringan irigasi rawa yang dioperasikan dan dipelihara Km Hektar
c Jaringan irigasi tambak yang dioperasikan dan dipelihara Km Hektar
Jaringan irigasi air tanah (JIAT) yang dioperasikan dan
d Km Hektar
dipelihara
Jaringan irigasi permukaan kewenangan daerah yang
e Km Hektar
dioperasikan dan dipelihara

*hati-hati pemeliharaan rutin dan berkala (tidak double counting)

7. Sasaran Program “Meningkatnya potensi dari sumebr-sumber air”


meliputi 1 (satu) indikator sasaran program dengan kegiatan yang
mendukungnya yaitu :

Indikator Kinerja/Output Output Outcome

1 Peningkatan potensi energi sumber air


Bendungan yang selesai dibangun pada tahun eksisting
a Bendungan MW
yang memiliki potensi energi

*Hanya untuk bendungan yang mempunyai potensi energi

2.4.4 Metode Pengukuran Kinerja Rencana Aksi

Rencana aksi harus dibuat tepat waktu pada akhir triwulan I, II, III dan
IV, sehingga didapatkan data capaian per masing-masing indikator kinerja
yang terukur dan akuntabel sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan.

BAB 2 Perencanaan Kinerja Direktorat Jenderal Sumber Daya Air II-34


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
34
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB II
Perencanaan Kerja

Tata cara perhitungan Total Kinerja rencana aksi per triwulan dapat
diperoleh menggunakan rumus tertimbang baik rencana maupun realisasi
pada masing-masing output kegiatan yang sesuai dengan struktur ADIK,
yang telah dirincikan output kegiatan apa saja yang mendukung langsung
capaian indikator kinerja pada masing-masing sasaran program yang akan
diukur per triwulannya. Berikut langkah-langkah perhitungan kinerja pada
setiap output kegiatan hingga perhitungan total masing-masing indikator
kinerja sasaran program :

1. Perhitungan konversi persentase rencana (RN) dan realisasi (RL) masing-


masing output kegiatan pendukung ke dalam rupiah

Persen RN/RL
X Pagu = Rp. …
100

2. Jumlahkan semua output yang sudah dikonversi dalam rupiah dibagi


dengan total pagu output kegiatan pendukung indikator sasaran progam
dikali dengan 100% (masing-masing Rencana/RN dan Realisasi/RL),
sehingga diperoleh % Rencana dan % Realisasi pada setiap indikator
kinerja sasaran program

Total Uang Rencana


X 100% = …….%
Total Pagu Output

Total Uang Realisasi


X 100% = …….%
Total Pagu Output

3. Perhitungan total kinerja pada setiap indikator kinerja sasaran program

% Realisasi
X 100% = …….%
% Rencana

BAB 2 Perencanaan Kinerja


II-35 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
35
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB III
Kapasitas Organisasi

PENGENDALI SEDIMEN BATANG KURANJI


PROVINSI SUMATERA BARAT
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB III
Kapasitas Organisasi

Bab III
Kapasitas Organisasi

3.1 Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia atau dalam pemerintahan disebut dengan sumber


daya aparatur merupakan salah satu unsur penting dalam menjalankan tugas
dan fungsi serta manajemen organisasi. Sumber daya manusia pada dasarnya
adalah potensi yang merupakan aset dan berfungsi sebagai modal di dalam
organisasi agar dapat mencapai tujuan, target, sasaran serta dapat
mewujudkan eksistensi organisasi. Dalam pelaksanaan manajemen organisasi,
sumber daya manusia berperan sebagai pelaksana kebijakan, program, dan
kegiatan yang dapat menentukan keberhasilan organisasi dalam membangun
infrastruktur yang handal serta mewujudkan good governance.
Ditjen Sumber Daya Air yang merupakan salah satu Unit Organisasi di
lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sejak tahun
2015 tengah mengalami peningkatan beban kerja yang sangat signifikan,
sehingga peran sumber daya manusia yang profesional dan kompeten sangat
dibutuhkan. Sumber daya manusia di Ditjen Sumber Daya Air terbagi menjadi
2 (dua) jenis yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Tenaga Honorer.
Total PNS Ditjen Sumber Daya Air pada akhir tahun 2017 adalah 9.048,
dimana telah terjadi penurunan dari semula 9.178 pada akhir 2016.
Penurunan tersebut terjadi akibat adanya pegawai yang pensiun, meninggal,
dan pengembalian pegawai dinas ke daerah. Dari 9.048 pegawai tersebut
8.362 berstatus PNS pusat (92,42%) dan 686 berstatus PNS daerah (7,58%).
Adapun rincian PNS di Ditjen Sumber Daya Air sebagaimana disajikan pada
Tabel 3.1 dan Gambar 3.1 sebagai berikut :

Bab III Kapasitas Organisasi


III-1 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
III-1
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB III
Kapasitas Organisasi

Tabel 3.1 Sebaran Jumlah Pegawai berdasarkan Status Kepegawaian

JUMLAH
No UNIT KERJA
PNS PUSAT PNS DAERAH NON PNS TOTAL
1 Sekretariat Direktorat Jenderal Sumber Daya Air 106 0 28 134
2 Direktorat Pengembangan Jaringan Sumber Daya Air 68 0 29 97
3 Direktorat Bina Penatagunaan SDA 57 0 33 90
4 Direktorat Sungai dan Pantai 70 0 29 99
5 Diektorat Irigasi dan Rawa 60 0 10 70
6 Direktorat Bina Operasi dan Pemeliharaan 59 0 21 80
7 Sekretariat Dewan SDA Nasional 17 0 19 36
8 Pusat Air Tanah Air Baku 33 0 13 46
9 Pusat Bendungan 30 0 6 36
10 Pusat Pengendalian Lumpur Sidoarjo 15 0 15
11 BWS Sumatera I 387 69 168 624
12 BWS Sumatera II 338 38 106 482
13 BWS Sumatera III 98 6 79 183
14 BWS Sumatera IV 38 0 15 53
15 BWS Sumatera V 137 16 73 226
16 BWS Sumatera VI 74 14 120 208
17 BWS Sumatera VII 192 32 49 273
18 BBWS Sumatera VIII 260 192 122 574
19 BBWS Mesuji-Sekampung 325 57 124 506
20 BBWS Cidanau-Ciujung-Cidurian 180 0 97 277
21 BBWS Ciliwung-Cisadane 125 0 136 261
22 BBWS Citarum 312 1 148 461
23 BBWS Cimanuk-Cisanggarung 294 0 236 530
24 BBWS Citanduy 188 0 141 329
25 BBWS Pemali-Juana 208 0 310 518
26 BBWS Serayu-Opak 339 0 244 583
27 BBWS Bengawan Solo 460 1 134 595
28 BBWS Brantas 488 51 355 894
29 BWS Kalimantan I 81 1 33 115
30 BWS Kalimantan II 144 8 108 260
31 BWS Kalimantan III 143 13 207 363
32 BWS Bali Penida 142 38 164 344
33 BWS Nusa Tenggara I 553 0 83 636
34 BWS Nusa Tenggara II 309 73 20 402
35 BWS Sulawesi I 192 0 67 259
36 BWS Sulawesi II 101 2 53 156
37 BWS Sulawesi III 215 0 155 370
38 BWS Sulawesi IV 340 7 33 380
39 BBWS Pompengan-Jeneberang 802 5 289 1096
40 BWS Maluku 165 0 137 302
41 BWS Maluku Utara 59 1 89 149
42 BWS Papua 57 52 58 167
43 BWS Papua Barat 34 9 27 70
44 BWS Papua Merauke 40 0 24 64
45 Balai Bendungan 27 0 9 36
JUMLAH 8362 686 4401 13449
PERSENTASE 62,18% 5,10% 32,72% 100%

Sumber : Data SIAP Web

Bab III Kapasitas Organisasi Direktorat Jenderal Sumber Daya Air III-2
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
III-2

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


BAB III
Kapasitas Organisasi

Gambar 3.1 Sebaran Pegawai Berdasarkan Status Kepegawaian

Berdasarkan Tabel 3.1 dan Gambar 3.1 di atas, jumlah pegawai yang
tercatat di lingkungan Dirketorat Jenderal Sumber Daya Air secara
keseluruhan berjumlah 13.449 orang yang terdiri dari 8.362 PNS Pusat
(62,18%), 686 PNS Daerah (5,10%) dan pegawai Non PNS berjumlah 4.401
(32,72%). Apabila kita bandingkan jumlahnya, pegawai dengan status Non
PNS jumlahnya hampir separo dari total pegawai PNS yang ada dan jika dilihat
dari sebaran pada unit kerja terdapat beberapa unit kerja yang justru jumlah
pegawai Non PNS nya lebih banyak dari pegawai PNS, antara lain : Sekretariat
Dewan SDA Nasional, BWS sumatera VI, BBWS Ciliwung Cisadane, BBWS
Pemali Juana, BWS Kalimantan III, dan BWS Maluku Utara.

Berdasarkan data komposisi PNS tersebut di atas, sesuai tugas, fungsi,


dan kewenangan Ditjen Sumber Daya Air termasuk jangkauannya yang
tersebar di seluruh provinsi untuk membangun infrastruktur sumber daya air,
maka proses pelaksanaan pekerjaan yang utama adalah pekerjaan fisik di
lapangan (on site) sebagai perencana teknis, pelaksana teknis, dan pengawas
sehingga komposisi PNS Ditjen Sumber Daya Air didominasi oleh Laki – laki
dengan total 7.183 PNS atau 79%, dari total 9.048 PNS sedangkan jumlah PNS
perempuan adalah 1.865 atau 21% dari total 9.048 PNS sebagaimana gambar
3.2 di bawah ini :

Bab III Kapasitas Organisasi


III-3 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
III-3
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB III
Kapasitas Organisasi

Gambar 3.2 Komposisi PNS berdasarkan Gender

Namun dalam proses penyelenggaraan kegiatan di Ditjen Sumber Daya


Air, secara ideal sumber daya manusia dalam organisasi ini masih belum
memiliki komposisi yang sesuai dengan tugas dan fungsi organisasi yang
memiliki proses pekerjaan utama pada bidang teknik. Hal tersebut dapat
dilihat dari komposisi pegawai berdasarkan latar belakang sebagaimana tabel
3.2 dan gambar 3.3 di bawah ini.

Tabel 3.2 Komposisi Pegawai berdasarkan Latar Belakang Pendidikan


JUMLAH
NO UNIT KERJA NON
TEKNIK
TEKNIK
1 Sekretariat Ditjen Sumber Daya Air 8 98
2 Direktorat PJSDA 28 40
3 Direktorat Bina Penatagunaan SDA 31 26
4 Direktorat Sungai dan Pantai 31 39
5 Diektorat Irigasi dan Rawa 31 29
6 Direktorat Bina Operasi dan Pemeliharaan 29 30
7 Sekretariat Dewan SDA Nasional 5 12
8 Pusat Air Tanah Air Baku 20 13
9 Pusat Bendungan 22 8
10 Pusat Pengendalian Lumpur Sidoarjo 12 3
11 BWS Sumatera I 150 306
12 BWS Sumatera II 57 319
13 BWS Sumatera III 29 75
14 BWS Sumatera IV 21 17
15 BWS Sumatera V 58 95
16 BWS Sumatera VI 26 62
17 BWS Sumatera VII 71 153
18 BBWS Sumatera VIII 91 361
19 BBWS Mesuji-Sekampung 77 305
20 BBWS Cidanau-Ciujung-Cidurian 51 129

Bab III Kapasitas Organisasi


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air III-4
III-4
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB III
Kapasitas Organisasi

JUMLAH
NO UNIT KERJA NON
TEKNIK
TEKNIK
21 BBWS Ciliwung-Cisadane 51 74
22 BBWS Citarum 83 230
23 BBWS Cimanuk-Cisanggarung 33 261
24 BBWS Citanduy 67 121
25 BBWS Pemali-Juana 102 106
26 BBWS Serayu-Opak 71 268
27 BBWS Bengawan Solo 109 352
28 BBWS Brantas 123 416
29 BWS Kalimantan I 26 56
30 BWS Kalimantan II 62 90
31 BWS Kalimantan III 64 92
32 BWS Bali Penida 43 137
33 BWS Nusa Tenggara I 120 433
34 BWS Nusa Tenggara II 88 294
35 BWS Sulawesi I 67 125
36 BWS Sulawesi II 28 75
37 BWS Sulawesi III 38 177
38 BWS Sulawesi IV 55 292
39 BBWS Pompengan-Jeneberang 110 697
40 BWS Maluku 40 125
41 BWS Maluku Utara 23 37
42 BWS Papua 38 71
43 BWS Papua Barat 18 25
44 BWS Papua Merauke 4 36
45 Balai Bendungan 12 15
JUMLAH TOTAL 2.323 6.725

Gambar 3.3 Komposisi Pegawai Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan

Meskipun recruitment yang dilakukan mulai Tahun 2005 memberikan


persyaratan minimal pendidikan S1 (Teknik dan Non Teknik), dan porsi untuk
lulusan S1 dan S2 dengan latar belakang pendidikan Teknik selalu lebih besar

Bab III Kapasitas Organisasi


III-5 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
III-5
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB III
Kapasitas Organisasi
namun karena recruitment pada tahun-tahun sebelumnya (terutama
pengangkatan yang berasal dari jalur Non PNS) lebih banyak dari SMA
(sederajat) kebawah berpendidikan non Teknik sehingga berpengaruh pada
jumlah secara keseluruhan. Komposisi jumlah pegawai PNS berdasarkan
tingkat pendidikan disajikan dalam Tabel 3.3 berikut.

Tabel 3.3 Komposisi Jumlah Pegawai berdasarkan Tingkat Pendidikan

Pendidikan SD SMP SMA D3 S1 S2 S3

Teknik 0 0 0 271 1.412 634 6

Non Teknik 384 369 3.781 204 1.605 378 4

Jumlah 384 369 3.781 475 3.017 1.012 10

Persentase 4,24% 4,08% 41,79% 5,25% 33,34% 11,18% 0,11%

Potret komposisi tersebut tentunya cukup mengkhawatirkan bagi


organisasi dalam upaya mengejar target pembangunan infrastruktur sumber
daya air. Mempertimbangkan hal tersebut, saat ini Ditjen Sumber Daya Air
tengah melakukan upaya peningkatan kapasitas sumber daya manusia baik
dari sisi kualitas maupun kuantitas. Untuk memenuhi kekurangan sumber
daya manusia pada sisi kuantitas, Ditjen Sumber Daya Air telah melakukan
penataan tenaga honorer agar tenaga yang direkrut dapat berfungsi maksimal
dalam membantu pelaksanaan tugas dan fungsi. Adapun pelaksanaan
penataan tenaga non PNS telah berhasil mengurangi tenaga dari 5.735 orang
yang didominasi lulusan SLTA kebawah sebanyak 3.003 orang menjadi 4401
dengan proporsi 2732 orang lulusan minimal D3 dan 1.669 lulusan SLTA
kebawah.
Dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia, Ditjen Sumber
Daya Air tengah melakukan pengembangan pelatihan berupa pelaksanaan
bimbingan teknik pekerjaan bidang sumber daya air kepada seluruh pegawai
di lapangan baik teknik maupun non teknik, selain itu juga sedang dilakukan
pengembangan jabatan fungsional teknik pengairan dengan tujuan untuk
meningkatkan pemanfaatan para tenaga jabatan fungsional dan untuk
mengatasi gap golongan antar pegawai. Hal ini didorong karena tengah terjadi
gap yang cukup besar antara pegawai golongan III dan IV sehingga jika
dibiarkan akan sulit mencari kaderisasi pejabat di masa datang, sebagaimana
gambar 3.4 berikut ini.

Bab III Kapasitas Organisasi

Direktorat
III-6 Jenderal Sumber Daya Air III-6
DirektoratDirektorat
Jenderal Sumber Daya Air
Jenderal Sumber Daya Air
BAB III
Kapasitas Organisasi

Gambar 3.4 Komposisi Pegawai Berdasarkan Golongan

Jika dilihat secara keseluruhan bahwa komposisi pegawai lebih


didominasi oleh PNS Golongan II sebesar 45,87% diikuti oleh Golongan III
sebesar 41,11%. Selain pengangkatan CPNS yang berasal dari umum,
Kementerian PUPR juga melakukan pengangkatan pegawai Non PNS/tenaga
honorer yang sudah mengabdi beberapa tahun baik di unit kerja Pusat
maupun BBWS/BWS. Pada umumnya tenaga honorer tersebut memiliki latar
belakang pendidikan SMA (sederajat) ke bawah sehingga jumlah PNS
golongan II menduduki peringkat terbanyak. Selanjutnya diikuti oleh
Golongan III, hal ini berkaitan dengan adanya recruitment CPNS yang
dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sejak
Tahun 2005 yang mensyaratkan pendidikan minimal S1 (baik Teknik maupun
Non Teknik) dan CPNS dengan latar belakang Sarjana ini secara otomatis akan
diangkat menjadi PNS dengan golongan III/a untuk lulusan S1 dan III/b untuk
lulusan S2. Selain itu, jumlah PNS golongan III juga disumbang oleh PNS yang
tadinya berasal dari Golongan II/d naik golongan menjadi III/a baik karena
melanjutkan pendidikan S1 (penyesuaian ijasah) maupun telah memenuhi
masa pengabdian selama 20 Tahun (golongan naik setiap 4 tahun sekali).

Berdasarkan data tersebut dapat terlihat bahwa PNS Ditjen Sumber


Daya Air didominasi oleh PNS golongan III/b dengan jumlah 1.928, dimana hal
ini jika tidak dibangun strategi pengembangan jabatan fungsional yang
memungkinkan seorang PNS dapat naik pangkat 2 tahun sekali, maka pada

Bab III Kapasitas Organisasi


III-7 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
III-7
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB III
Kapasitas Organisasi
masa datang organisasi akan kehabisan kaderisasi yang sanggup mengejar
persyaratan golongan dalam suatu jabatan Eselon III (administrator) ke atas.

Dengan adanya keterbatasan sumber daya manusia, tidak membuat


kinerja Ditjen Sumber Daya Air menurun karena strategi pengembangan
pegawai baik untuk PNS maupun Tenaga Honorer yang jika ditotal maka saat
ini berjumlah 12.763 orang terus dilakukan secara konsisten. Setiap kegiatan
yang dilaksanakan selalu diupayakan terselenggara secara optimal guna
memberikan pelayanan prima kepada para stakeholder, khususnya terkait
peningkatan kompetensi sumber daya manusia Ditjen Sumber Daya Air.

3.1.1 Upaya Peningkatan Kompetensi Sumber Daya Manusia

Dalam rangka peningkatan kompetensi sumber daya manusia di


lingkungan Ditjen Sumber Daya Air, penugasan untuk keikutsertaan maupun
usulan penyelenggaraan pendidikan dan latihan (diklat) telah diupayakan.
Bidang diklat yang diikuti mencakup beberapa bidang sebagaimana Tabel 3.4
berikut :
Tabel 3.4 Bidang Diklat di Lingkungan Ditjen Sumber Daya Air

Bidang Diklat

Teknis Sumber Daya


Jabatan
Air (Perencanaan Manajemen Konstruksi
Fungsional
dan Pengawasan)

Sistem Manajemen
Bendungan Teknik Pengairan PIM II
Mutu
Sistem Manajemen
Sungai Arsiparis PIM III
K3
Pantai Pranata Humas PIM IV Hukum Kontrak
Bendahara Pengadaan Barang
Irigasi Pranata Komputer
Pengeluaran jasa
Rawa PISK
Air Tanah
Air Baku
Alokasi Air

OP Sungai

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan diatas, dapat disimpulkan


bahwa Kinerja Organisasi Ditjen Sumber Daya Air sangat dipengaruhi oleh

Bab III Kapasitas Organisasi

Direktorat
III-8 Jenderal Sumber Daya Air III-8
DirektoratDirektorat
Jenderal Sumber Daya Air
Jenderal Sumber Daya Air
BAB III
Kapasitas Organisasi

dukungan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di dalamnya. Adapun hal-hal
yang harus menjadi perhatian bersama antara lain :

1. Sebaran jumlah PNS Pusat yang tidak merata di setiap wilayah kerja
2. Latar belakang pendidikan yang tidak seimbang antara yang pendidikan
Teknik dan Non Teknik.
3. Minimnya pengadaan pendidikan dan pelatihan, dan/atau kursus-kursus
yang diperoleh PNS/Non-PNS sesuai dengan bidang tugasnya.

3.2 Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan unsur penting dalam


penyelenggaraan pembangunan yang berkualitas. Ditjen Sumber Daya Air
memiliki sejumlah sarana dan prasarana sebagai berikut :
1. Alat pengolah data : 18.070 Unit.
2. Kendaraan Dinas Operasional (KDO) : 4.457 Unit.
3. Peralatan berat (Truck/dumptruck, excavator, loader) : 7.233 unit.
4. Dredger : 112 unit.
5. Gedung (Kantor, laboratorium, bengkel/hanggar, gudang, mess/wisma,
dll), baik di Pusat maupun yang dimiliki masing-masing BBWS/BWS
dengan jumlah 8.279 Unit.

Gambar 3.5 Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana diatas telah memberikan dukungan yang tinggi


terhadap pelaksanaan kegiatan tahun anggaran 2017. Gedung (berupa
bangunan kantor, laboratorium, bengkel/hanggar, gudang, dll), peralatan
berat (truck, excavator, loader, dll), peralatan komunikasi dan komputer serta
kendaraan dinas operasional telah memberikan andil yang besar untuk

Bab III Kapasitas Organisasi


III-9 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
III-9
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB III
Kapasitas Organisasi

mendukung kegiatan-kegiatan operasi dan pemeliharaan dalam upaya


terjaganya fungsi infrastruktur sumber daya air yang telah terbangun.
Inventarisasi peralatan berat yang ada di seluruh BBWS/BWS tersaji
pada gambar 3.8 sebagai berikut :
1. Amphibious Excavator, sejumlah 44 unit.
2. Excavator, sejumlah 112 unit.
3. Dump Truck, sejumlah 106 unit.
4. Trailer Truck, sejumlah 33 unit.
5. Mobile Pump, sejumlah 64 unit.
6. Perahu Karet, sejumlah 122 unit.
7. Mobil pick Up, sejumlah 82 unit.
8. Mesin Outboard, sejumlah 49 unit.
9. Bahan Banjiran (Sandbag, bronjong, geobag) sejumlah 584.807 unit.

Bab III Kapasitas Organisasi


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air III-10
III-10
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB III
Kapasitas Organisasi

I-1
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB III
Kapasitas Organisasi

III-11 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Gambar 3.6 Inventarisasi Peralatan Berat
BAB III
Kapasitas Organisasi
Sebaran peralatan berat diatas selanjutnya lebih detail disajikan dalam
tabel 3.6 berikut.
Tabel 3.5 Sebaran Peralatan Berat

SEBARAN ALAT BERAT (UNIT)


NO BBWS/BWS AMPHIBIOUS DUMP TRAILER MOBILE PERAHU MESIN BAHAN BANJIRAN
EXCAVATOR PICK UP
EXCAVATOR TRUCK TRUCK PUMP KARET OUTBOARD SANDBAG BRONJONG GEOBAG
1 BWS SUMATERA I 1 2 1 1 4 0 0 0 3.480 585 -
2 BWS SUMATERA II 1 2 2 0 0 0 1 0 14.845 220 -
3 BWS SUMATERA III 1 4 2 0 2 0 1 3 2.700 8.000 -
4 BWS SUMATERA IV 2 2 1 0 0 0 1 0 - 350 250
5 BWS SUMATERA V 1 6 11 1 3 0 0 0 26.490 3.151 904
6 BWS SUMATERA VI 1 1 1 0 0 2 1 0 32.140 10.792 -
7 BWS SUMATERA VII 1 1 1 2 0 0 8 12 - 1.095 -
8 BBWS SUMATERA VIII 1 3 2 2 7 1 22 16 1.000 3.699 -
9 BBWS MESUJI SEKAMPUNG 1 2 1 1 5 0 6 0 37.500 4.000 2.000
10 BBWS CIDANAU CIUJUNG CIDURIAN 1 4 2 1 6 1 2 2 900 - 295
11 BBWS CILIWUNG CISADANE 2 4 6 9 9 4 6 2 5.000 - 4.000
12 BBWS CITARUM 2 3 6 1 1 6 3 2 - 1.440 -
13 BBWS CIMANUK CISANGGARUNG 2 1 5 1 5 8 7 3 20.700 7.200 -
14 BBWS CITANDUY 2 3 7 1 0 0 1 0 18.700 3.811 -
15 BBWS PEMALI JUANA 0 9 6 1 6 0 0 4 11.300 661 2.719
16 BBWS SERAYU OPAK 1 3 7 1 0 1 0 0 35.700 2.876 3.600
17 BBWS BENGAWAN SOLO 3 9 9 2 8 4 31 0 135.050 563 600
18 BBWS BRANTAS 2 10 5 1 1 0 2 0 5.189 210 -
19 BWS BALI PENIDA 2 4 4 1 0 8 0 0 - 4.374 3.700
20 BWS NUSA TENGGARA I 3 4 1 0 0 11 5 0 - - -
21 BWS NUSA TENGGARA II 2 2 3 0 0 26 1 0 9.300 3.541 -
22 BWS KALIMANTAN I 2 1 1 0 1 1 8 3 - - 700
23 BWS KALIMANTAN II 1 1 0 0 0 0 1 0 - 558 -
24 BWS KALIMANTAN III 1 1 1 0 0 0 0 2 30.000 2.118 -
25 BWS SULAWESI I 1 1 6 0 1 1 4 0 15.900 4.612 -
26 BWS SULAWESI II 2 3 2 1 1 0 9 0 31.998 - -
27 BWS SULAWESI III 1 3 2 1 3 0 0 0 - 610 -
28 BWS SULAWESI IV 1 4 2 0 1 8 0 0 6.350 4.196 -
29 BBWS POMPENGAN JENEBERANG 2 7 4 5 0 0 0 0 36.550 2.575 510
30 BWS MALUKU 0 2 1 0 0 0 1 0 - - -
31 BWS MALUKU UTARA 0 5 2 0 0 0 0 0 5.000 7.500 -
32 BWS PAPUA 0 3 1 0 0 0 0 0 - 400 -
33 BWS PAPUA BARAT 1 1 1 0 0 0 1 0 - 600 -
34 BWS PAPUA MERAUKE 0 1 0 0 0 0 0 0 - - -
JUMLAH 44 112 106 33 64 82 122 49 485.792 79.737 19.278

3.3 Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017

Pada awal Tahun Anggaran 2017, Ditjen Sumber Daya Air mendapat
alokasi dana sebesar Rp. 33,263 Triliun. Namun terjadi revisi anggaran karena
buka blokir, Pemanfaatan Sisa Lelang Tahap I dan II dan Percepatan Loan,
sehingga pagu akhir Ditjen Sumber Daya Air menjadi Rp. 33,304 T. Berikut
disajikan perjalanan pagu awal – akhir Ditjen Sumber Daya Air pada gambar
3.9 berikut.

Bab III Kapasitas Organisasi

Direktorat
III-12 Jenderal Sumber Daya Air III-12
DirektoratDirektorat
Jenderal Sumber Daya Air
Jenderal Sumber Daya Air
BAB III
Kapasitas Organisasi

I-1
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB III
Kapasitas Organisasi

Gambar 3.7 Gambar Perjalanan Pagu Awal – Akhir Tahun 2017

III-13 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air

Bab III Kapasitas O rganisasi


BAB III
Kapasitas Organisasi
3.3.1 Triwulan I

Dalam melaksanakan seluruh program yang telah ditetapkan


dalam sasaran strategis ini, pagu anggaran Ditjen Sumber Daya Air
pada Triwulan I sebesar Rp. 33,263 T, yang terdiri dari Rp. 28,88
Triliun rupiah murni, Rp. 1,56 Triliun Pinjaman Luar Negeri, Rp. 114
Miliar Rupiah Murni Pendamping dan Rp. 2,73 Triliun SBSN, untuk
melaksanakan kegiatan sebanyak 14.067 paket, kemudian dibagi
menjadi 3 kategori pengadaan :

1. AU + cadangan, 2.493 paket dengan nilai Rp. 2,131 Triliun.


2. Swakelola, 7.557 paket dengan nilai Rp 6,183 Triliun.
3. Kontraktual, 4.017 paket dengan nilai Rp 24,948 Triliun.

Distribusi/Postur anggaran Tahun 2017 berdasarkan Kategori


Pengadaan, berdasarkan Kegiatan, dan berdasarkan Belanja
ditunjukkaan pada Gambar 3.1, 3.2 dan 3.3 dibawah ini.

Gambar 3.8 Distribusi Anggaran Berdasarkan Kategori Pengadaan


Triwulan I

Bab III Kapasitas Organisasi

Direktorat
III-14 Jenderal Sumber Daya Air III-14
DirektoratDirektorat
Jenderal Sumber Daya Air
Jenderal Sumber Daya Air
BAB III
Kapasitas Organisasi

I-1
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB III
Kapasitas Organisasi

Gambar 3.9 Postur Anggaran Berdasarkan Kegiatan Triwulan I

III-15 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air

Bab III Kapasitas Organisasi


BAB III
Kapasitas Organisasi
BAB III
Kapasitas Organisasi

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Gambar 3.10 Postur Anggaran Berdasarkan Jenis Belanja Triwulan I

III-16 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air

Bab III Kapasitas Organisasi


BAB III
Kapasitas Organisasi
Menurut Permen PU No 20/PRT/M/2016 tentang organisasi dan
Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis, pada tahun 2017 terjadi
penambahan 16 satker baru, sehingga menjadi 200 Satker yang terdiri
dari 10 Satker Pusat, 28 Satker SKPD TP-OP, 32 Satker OP, 34 Satker
Balai, 39 SNVT PJPA, 39 SNVT PJSA, 15 Satker Pembangunan
Bendungan, 1 Satker Air Tanah dan Air Baku dan 1 Satker
Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara.

3.3.2 Triwulan II

Selanjutnya pada Triwulan II pagu Ditjen Sumber Daya Air


mengalami revisi pergeseran pagu antar Satker, namun tidak merubah
pagu secara keseluruhan yaitu sebesar Rp. 33,295 Triliun yang terdiri
dari Rp. 31,730 Triliun rupiah murni/pendamping dan Rp. 1,564
Triliun Loan/Pinjaman Luar Negeri, untuk melaksanakan kegiatan
sebanyak 14.189 paket, kemudian dibagi menjadi 3 kategori
pengadaan :

1. Administrasi umum, 2.529 paket dengan nilai Rp. 4,016 Triliun.


2. Swakelola, 7.514 paket dengan nilai Rp. 4,098 Triliun.
3. Kontraktual, 4.146 paket dengan nilai Rp. 25,180 Triliun.

Distribusi pagu anggaran berdasarkan kategori pengadaan,


berdasarkan kegiatan, dan berdasarkan jenis belanja Triwulan II
disajikan pada Gambar 3.13, Gambar 3.14, dan Gambar 3.15.

Gambar 3.11 Distribusi Anggaran Berdasarkan Kategori Pengadaan


Triwulan II

Bab III Kapasitas Organisasi

III-17
III-17 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB III
Kapasitas Organisasi
BAB III
Kapasitas Organisasi

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Gambar 3.12 Postur Anggaran Berdasarkan Kegiatan Triwulan II

III-18 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air

Bab III Kapasitas Organisasi


BAB III
Kapasitas Organisasi

I-1
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB III
Kapasitas Organisasi

Gambar 3.13 Postur Anggaran Berdasarkan Jenis Belanja Triwulan II

III-19 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air

Bab III Kapasitas Organisasi


BAB III
Kapasitas Organisasi
3.3.3 Triwulan III

Pada Triwulan III Tahun Anggaran 2017 mengalami revisi


percepatan loan, Pemanfaatan sisa lelang, dan revisi APBNP
Penambahan P3TGAI, sehingga pagu Ditjen Sumber Daya Air menjadi
Rp. 33,198 Triliun, yang terdiri dari Rp. 28,749 Rupiah Murni, Rp.
1,599 Loan, Rp. 116,30 Miliar Rupiah Murni Pendamping dan Rp.
2,732 Triliun SBSN, untuk melaksanakan kegiatan sebanyak 14.462
paket, kemudian dibagi menjadi 3 kategori pengadaan :

1. AU + Cadangan, 2.626 paket dengan nilai Rp. 4,001 Triliun.


2. Swakelola, 7.593 paket dengan nilai Rp. 4,174 Triliun.
3. Kontraktual, 4.243 paket dengan nilai Rp. 25,023 Triliun.

Distribusi anggaran Ditjen Sumber Daya Air pada Triwulan III


berdasarkan kategori pengadaan, postur anggaran berdasarkan jenis
kegiatan dan postur anggaran per jenis belanja disajikan dalam
gambar 3.16, gambar 3.17 dan gambar 3.18 berikut.

Gambar 3.14 Distribusi Anggaran Berdasarkan Kategori Pengadaan


Triwulan III

Bab III Kapasitas Organisasi

Direktorat
III-20 Jenderal Sumber Daya Air III-20
DirektoratDirektorat
Jenderal Sumber Daya Air
Jenderal Sumber Daya Air
BAB III
Kapasitas Organisasi

I-1
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB III
Kapasitas Organisasi

Gambar 3.15 Postur Anggaran Bedasarkan Jenis Kegiatan Triwulan III

III-21 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air

Bab III Kapasitas Organisasi


BAB III
Kapasitas Organisasi
BAB III
Kapasitas Organisasi

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Gambar 3.16 Postur Anggaran Bedasarkan Jenis Belanja Triwulan III

III-22 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Bab III Kapasitas Organisasi

III-22
BAB III
Kapasitas Organisasi
3.3.4 Triwulan IV

Pada Triwulan IV terjadi lagi perubahan DIPA Ditjen Sumber


Daya Air akibat adanya Pemanfaatan Sisa Lelang Tahap II, Buka Blokir
(Bencana dan DOISP) dan pergeseran antar satker (IPDMIP) namun
tidak merubah pagu total Ditjen Sumber Daya Air yaitu sebesar Rp. Rp.
33,267 Triliun, terdiri dari Rp. 28,731 Triliun Rupiah Murni, Rp.
134,265 Miliar Rupiah Murni Pendamping, Rp. 1,668 Triliun PHLN
(Loan) dan Rp. 2,732 Triliun SBSN, yang kemudian dibagi berdasarkan
jenis pengadaan :

1. AU + Cadangan, 2.851 paket dengan nilai Rp. 2,553 Triliun.


2. Swakelola, 7.369 paket dengan nilai Rp. 4,391 Triliun.
3. Kontraktual, 4.306 paket dengan nilai Rp. 26,322 Triliun.

Distribusi anggaran Ditjen Sumber Daya Air pada Triwulan IV


berdasarkan kategori pengadaan, postur anggaran berdasarkan jenis
kegiatan dan postur anggaran per jenis belanja disajikan dalam
gambar 3.19, gambar 3.20 dan gambar 3.21 berikut.

Gambar 3.17 Distribusi Anggaran Berdasarkan Kategori Pengadaan


Triwulan IV

Bab III Kapasitas Organisasi

III-23 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Direktorat Jenderal Sumber Day
BAB III
Kapasitas Organisasi
BAB III
Kapasitas Organisasi

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Gambar 3.18 Postur Anggaran Berdasarkan Kegiatan Triwulan IV

III-24 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Bab III Kapasitas Organisasi
BAB III
Kapasitas Organisasi

I-1
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB III
Kapasitas Organisasi

Gambar 3.19 Postur Anggaran Bedasarkan Jenis Belanja Triwulan IV

III-25 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air

Bab III Kapasitas Organisasi


BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

BENDUNGAN TANJU
Direktorat JenderalPROVINSI
SumberNUSA TENGGARA
Daya Air IV- BARAT
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

Bab IV
Akuntabilitas Kinerja

4.1. Capaian Kinerja Organisasi


4.1.1 Kriteria Ukuran Keberhasilan Capaian Sasaran Program

Penilaian Kinerja yang diberikan pada rencana aksi Tahun 2017


berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan pada Permen PAN&RB Nomor 20
Tahun 2013. Penilaian dibagi menjadi 6 kategori dan dibedakan berdasarkan
range nilai dan warna seperti dalam Bab II Tabel 2.4 di atas.
Pengukuran Kinerja Tahun 2017 merupakan langkah untuk
membandingkan realisasi capaian kinerja dengan sasaran (target) kinerja
yang dicantumkan dalam lembar/dokumen Perjanjian Kinerja Ditjen Sumber
Daya Air Tahun yang diukur pada setiap Triwulan.
Nilai Kinerja dari masing-masing output merupakan perbandingan
antara progres realisasi kinerja terhadap progres target capaian kinerja yang
telah ditetapkan dari masing-masing sub output dalam sistem emonitoring
online.

4.1.2 Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja Triwulan I

Sampai dengan akhir Triwulan I, realisasi progres fisik pelaksanaan


anggaran Tahun 2017 Ditjen Sumber Daya Air sebesar 12,05% dan realisasi
progres keuangan 10,74%, sementara target fisik 16,67% dan rencana
penyerapan keuangan sebesar 15,51%, sehingga terdapat deviasi progres
fisik sebesar -4,62% dan deviasi progres keuangan sebesar -4,77%. Secara
umum progres pelaksanaan anggaran Tahun 2017 Ditjen Sumber Daya Air
secara menyeluruh masih baik karena deviasi yang terjadi masih dibawah
10%. Gambar 4.1 memperlihatkan grafik perbandingan antara target dan
realisasi fisik Ditjen Sumber Daya Air pada Triwulan I TA 2017.

BAB IV Akuntabilitas Kinerja


IV-1 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air IV-1
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

Gambar 4.1 Kurva S Target dan Realisasi Fisik Triwulan I

Total paket Kontraktual sampai dengan akhir Triwulan I adalah 4.017


paket senilai 24,948 T, yang terdiri dari :
 2.203 Paket senilai Rp. 19,672 T (78,85%) sudah terkontrak,
 718 Paket senilai Rp. 1,691 T (6,78%) masih proses lelang,
 1.096 Paket senilai Rp. 2,625 M (10,625%) belum lelang.

Secara umum progres pelaksanaan kontraktual sudah baik, disebabkan


karena lelang dini sudah dimulai pada bulan September 2016 dan sebanyak
264 paket MYC Lanjutan juga sedang berjalan.
Progres pelaksanaan paket-paket kontraktual hingga akhir Triwulan I
disajikan dalam Tabel 4.2 dan Gambar 4.2 sebagai berikut.

Gambar 4.2 Status Paket Kontraktual s.d Triwulan I

BAB IV Akuntabilitas Kinerja


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air IV- 2
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya AirIV-2
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

Tabel 4.1 Progres Paket Kontraktual Triwulan I


Pagu Realisasi
Kontraktual Paket %
(dlm Miliar) (dlm Miliar)
Total Kontraktual 4.017 24.948,35 2.958,86 15,04
a. Tahunan 3.554 10.856,25 1.334.83
b. MYC Baru 199 1.649,78 0,00
c. MYC Lanjutan 264 12.442,32 1.624,03

Tahunan 3.554 10.856,25 1.334,83 18,48


a. Terkontrak 1.937 7.225,02 1.334,83
b.Proses Lelang 683 1.451,92
c. Belum Lelang 934 1.220,48
d. Sisa Lelang 958,83

MYC Baru 199 1.649,78 0,00 0,00


a.Terkontrak 2 5,06 0,00
b.Proses Lelang 35 239,50
c. Belum Lelang 162 1.405,22
d. Sisa Lelang - -

MYC Lanjutan 264 12.442,32 1.624,03 13,05


a.Terkontrak 264 12.442,32 1.624,03
b.Proses Lelang - -
c. Belum Lelang - -

Selanjutnya capaian kinerja sampai dengan Triwulan I untuk 7 (tujuh)


Sasaran Program dengan 14 (empat belas) indikator kinerja dengan
membandingkan antara realisasi capaian kinerja dengan target/rencana
capaian kinerja disajikan dalam Tabel 4.2.
Tabel 4.2 menunjukkan realisasi kinerja masing-masing indikator
kinerja sasaran program. Sampai dengan Triwulan I, total capaian kinerja
sasaran program sebesar 87,48% (Memuaskan), dimana realisasi capaian
indikator kinerja sebesar 11,76% dari rencana capaian indikator kinerja
sebesar 13,44%.

BAB IV Akuntabilitas Kinerja


IV-3 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air IV-3
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja
BAB IV

Tabel 4.2 Capaian Indikator Kinerja Triwulan I


Target Output Target Outcome Triwulan I
No Sasaran Strategis/Sasaran Program Indikator Kinerja Pagu
Volume Satuan Volume Satuan RN RL Kinerja
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11=10/9*100
1) Meningkatnya Ketahanan Air Nasional
605,05 Km
Peningkatan debit layanan sarana dan prasarana
1 1.850.992.845 31 Buah 4,45 m3/detik 15,86 7,35 46,34
penyediaan air baku
123 Titik
22,41 Km
Meningkatnya layanan sarana dan prasarana Pengembalian fungsi dan debit layanan sarana dan
1 2 256.041.090 7 Buah 0,72 m3/detik 18,3871 19,676 107,01
penyediaan air baku prasarana penyediaan air baku seperti semula
Akuntabilitas Kinerja

59 Titik
343 Buah
Terjaganya fungsi dan debit layanan sarana dan
3 102.745.180 - Titik 70,57 m3/detik 5,02 2,49 49,57
prasarana penyediaan air baku
23 Unit
11 Baru
1 Peningkatan kapasitas tampung sumber air 6.270.847.807 30 On Going 18,60 juta m3 11,50 17,862 155,26
114 Buah
Meningkatnya kapasitas tampung sumber-
2 2 Bendungan
sumber air 2 Pengembalian fungsi dan kapasitas tampung sumber air 463.784.251 6,36 juta m3 6,94 3,82 55,14
68 Buah
167 Bendungan
3 Terjaganya kapasitas tampung sumber air 363.846.617 4.392,62 juta m3 10,7716 7,01 65,07
1.108 Buah

Meningkatnya kapasitas pengendalian daya Peningkatan luas kawasan yang terlindungi dari daya 193,34 Km
3 1 3.992.453.488 19.971,07 Ha 14,42 12,57 87,17
rusak air rusak air 4,00 Unit
Meningkatnya keterpaduan tata kelola
4 1 Peningkatan indeks RBO (indeks) 310.281.617 2,75 Indeks 2,75 Indeks 9,24 5,40 58,46
pengelolaan SDA
Peningkatan persentase kawasan/lokasi yang di
5 Meningkatnya upaya konservasi sumber air 1 390.137.194 20,00 % 20,00 % 5,92 0,07 1,21
konservasi pada kawasan prioritas
2) Meningkatnya Dukungan untuk Kedaulatan Pangan dan Ketahanan Energi
1.080,87 Km 78.876,30 Ha
1 Peningkatan layanan jaringan irigasi 4.191.930.006 10,9704 7,8243 71,32
5 Bendung 5 Bendung
3.439,17 Km 327.164,81 Ha
2 Pengembalian fungsi dan layanan jaringan irigasi 4.904.587.505 18,19 12,86 70,72
6 Meningkatnya kinerja layanan irigasi 4 Bendung 4 Bendung
9.588,86 Km 3.372.594,25 Ha
3 Terjaganya fungsi dan layanan jaringan irigasi 1.665.081.253 12,59 4,87 38,70
548 Bendung 548 Bendung

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


4 Persentase daerah irigasi yang diairi oleh bendungan - 12,00 % 12,00 % - - -
Meningkatnya potensi energi dari sumber-
7 1 Peningkatan potensi energi sumber air - - Bendungan - Mw - - -
sumber air

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air IV-


Total Kinerja 13,44 11,76 87,48
Deviasi (1,68)

IV-4 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air BAB IV Akuntabilitas Kinerja


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
IV-4
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja
Berikut adalah rincian penjelasan capaian kinerja pada masing-masing
indikator kinerja pada masing-masing Sasaran Program berdasarkan Rencana
Aksi pada Triwulan I :

1. Capaian kinerja pada Sasaran Program “Meningkatnya layanan sarana


dan prasarana penyediaan air baku” meliputi 3 indikator Kinerja yaitu :
Target Target Triwulan I
No Sasaran Program/Indikator Kinerja Output Outcome
RN RL Kinerja
1 Meningkatnya layanan sarana dan prasarana penyediaan air baku
605,05 Km
Peningkatan debit layanan sarana
1 31 Buah 4,45 m3/detik 15,86 7,35 46,34
dan prasarana penyediaan air baku
123 Titik
Pengembalian fungsi dan debit 22,41 Km
2 layanan sarana dan prasarana 7 Buah 0,72 m3/detik 18,38 19,68 107,01
penyediaan air baku 59 Titik
Terjaganya fungsi dan debit layanan 343 Buah
60,15
3 sarana dan prasarana penyediaan - Titik 5,02 2,49 49,57
m3/detik
air baku 23 Unit

a. Peningkatan debit layanan sarana dan prasarana penyediaan air


baku, dengan nilai capaian kinerja 46,34% (Kuning), masuk dalam
kategori Kurang, perlu banyak perbaikan, termasuk perubahan
yang mendasar. Sampai dengan Triwulan I kegiatan-kegiatan
pembangunan jaringan penyediaan air baku masih dalam tahap
pelelangan dan dalam masa persiapan mulai pelaksanaan. Disamping
terdapat paket-paket Tahun jamak (MYC) dengan alokasi besar yang
masih dalam tahap usulan proses RPB, seperti Pembangunan Embung
dan Jaringan Transmisi Air Baku Aji Raden di Balikpapan, Pembangunan
Sarana dan Prasarana Air Baku Kota Sambas.
b. Pengembalian fungsi dan debit layanan sarana dan prasarana
penyediaan air baku, dengan nilai capaian kinerja 107,01% (Biru
Tua), masuk dalam kategori memuaskan. Sebagian besar paket
pekerjaan rehabilitasi sarana dan prasarana air baku sudah terkontrak
dan merupakan paket pekerjaan dengan Kontrak Tahunan (SYC)
berskala kecil.
c. Terjaganya fungsi dan debit layanan sarana dan prasarana
penyediaan air baku, berkinerja sangat baik dengan nilai capaian
49,57% (Kuning) masuk dalam kategori Kurang, dimana kegiatan-
kegiatan operasi dan pemeliharaan dengan pagu di bawah Rp. 200 juta
yang umumnya dilaksanakan secara swakelola serta dikerjakan pada
musim kering.
BAB IV Akuntabilitas Kinerja
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
IV-5
IV-5 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja
2. Capaian kinerja pada Sasaran Program “Meningkatkan kapasitas
tampung sumber air”, meliputi 3 indikator Kinerja :
Sasaran Program/Indikator Target Target Triwulan I
No Output Outcome RN RL Kinerja
Kinerja
2 Meningkatnya kapasitas tampung sumber air
30 On going
Peningkatan kapasitas tampung 18,60 juta
1 11 baru 11,50 17,86 155,26
sumber air m3
114 buah
Pengembalian fungsi dan 2 bend. 6,36 juta
2 6,94 3,82 55,14
kapasitas tampung sumber air 68 buah m3
Terjaganya fungsi dan kapasitas 167 bend. 4.392,62
3 10,77 7,01 65,07
tampung sumber air 1.108 buah juta m3

a. Peningkatan kapasitas tampung sumber air, dengan nilai capaian


kinerja 155,26% (biru tua) masuk dalam kategori memuaskan. Untuk
pekerjaan pembangunan 30 (tiga puluh) Bendungan on going dalam
tahap konstruksi dan sebagian besar menunjukkan progres yang
signifikan di atas 50% baik fisik maupun keuangan. Pembangunan 9
(Sembilan) Bendungan baru progresnya masih relaitf rendah karena
masih dalam tahap proses usulan RPB, atau usulan ijin MYC dan/atau
proses sertifikasi desain (misalnya : Bendungan Lausimeme, Way Apu, ,
Sidan, Tigadihaji, Temef dan Semantok). Sedangkan pembangunan 114
buah embung sudah dalam tahap pelaksanaan.
b. Pengembalian fungsi dan kapasitas tampung sumber air, dengan
nilai realisasi capaian Kinerja 55,14% (Ungu) masuk dalam kategori
Cukup (Memadai), perlu perbaikan yang tidak mendasar. Capaian
kinerja pada indikator ini cukup memadai karena sebagian kegiatan
rehabilitasi embung sedang dalam tahap pelaksanaan.
c. Terjaganya fungsi dan kapasitas tampung sumber air, dengan nilai
realisasi capaian kinerja 65,07% (Hijau) dan masuk dalam kategori
Baik, perlu sedikit perbaikan. Kegiatan operasi dan pemeliharaan
pada beberapa Bendungan dan embung sudah mulai berjalan dalam
tahap pelaksanaan secara swakelola.

3. Capaian kinerja pada sasaran program “Meningkatkan kapasitas


pengendalian daya rusak air”, meliputi 1 indikator Kinerja :
Sasaran Program/Indikator Target Target Triwulan I
No
Kinerja Output Outcome RN RL Kinerja
3 Meningkatnya kapasitas pengendalian daya rusak air

Peningkatan luas kawasan yang 193,34 km;


1 19.971,07 Ha 14,42 12,57 87,17
terlindungi dari daya rusak air 4 unit

BAB IV Akuntabilitas Kinerja


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
IV-6
IV- 6
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja
a. Peningkatan luas kawasan yang terlindungi dari daya rusak air,
dengan nilai capaian Kinerja 87,17% (Biru Tua) termasuk dalam
kategori memuaskan, dikarenakan sebagian besar kegiatan
pengendalian daya rusak air (pembuatan tanggul banjir dan pelindung
tebing sungai, normalisasi alur) sudah terkontrak dan dalam tahap
pelaksanaan. Beberapa kegiatan MYC lanjutan seperti : paket JICA IP-
559 Pembangunan Floodway Cisangkuy, Pembangunan Inlet Dan Outlet
Sudetan Kali Ciliwung Ke KBT juga dalam tahap pelaksanaan.

4. Capaian Kinerja pada sasaran program “Meningkatkan keterpaduan tata


kelola pengelolaan sumber daya air” terdiri dari 1 indikator kinerja :
Target Target Triwulan I
No Sasaran Program/Indikator Kinerja Output Outcome RN RL Kinerja
4 Meningkatnya keterpaduan tata kelola pengelolaan Sumber Daya Air
1 Peningkatan RBO Indeks 2,75 2,75 9,24 5,40 58,46
Indeks indeks

a. Peningkatan presentase RBO Indeks, dengan nilai realisasi capaian


kinerja 58,46% (Ungu) masuk dalam kategori Cukup (Memadai),
perlu perbaikan yang tidak mendasar. Hal ini disebabkan karena
indikator kinerja yang berkaitan dengan kegiatan wajib Balai meliputi
tata kelola internal organisasi, keuangan, penyusunan pola dan rencana
PSDA, koordinasi terkait alokasi air (RAAT-Rencana Alokasi Air
Tahunan), hidrologi dan kualitas air, Sistem Informasi dan Data SDA
(SISDA) serta koordinasi dan hubungan dengan stakeholder melalui
TKPSDA sudah berjalan dengan cukup baik di masing-masing
BBWS/BWS. Pada akhir Triwulan ini beberapa kegiatan terkait
penyusunan neraca air dan alokasi air, pembangunan/revitalisasi pos
hidrologi sudah berjalan.

5. Capaian Kinerja pada sasaran program “Meningkatnya upaya konservasi


sumber air” terdiri dari 1 indikator kinerja :
Target Target Triwulan I
No Sasaran Program/Indikator Kinerja
Output Outcome RN RL Kinerja
5 Meningkatnya upaya konservasi sumber air
Peningkatan persentase
1 kawasan/lokasi yang di konservasi 20% 20% 5,92 0,07 1,21
pada kawasan prioritas

BAB IV Akuntabilitas Kinerja


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
IV-7
IV-7 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja
a. Peningkatan persentase kawasan/lokasi yang dikonservasi pada
kawasan prioritas, dengan nilai capaian kinerja 1,21% (merah)
termasuk dalam kategori Sangat kurang, perlu banyak sekali
perbaikan, termasuk perubahan yang sangat mendasar. Hal ini
disebabkan sebagian besar paket kegiatan perlindungan sungai dan
sempadan sungai, perlindungan terhadap mata air, serta revitalisasi
danau belum dilaksanakan (antara lain : Pengamanan Mata Air di Kab
Gianyar, Revitalisasi Danau UNS, Revitalisasi Danau Laut Tawar di Kab
Aceh Tengah, Revitalisasi Danau Sipin Kota Jambi), sebagian sisanya
dalam proses lelang.

6. Capaian Kinerja pada sasaran program “Meningkatnya kinerja layanan


irigasi” terdiri dari 4 indikator kinerja :
No Sasaran Program/Indikator Target Target Triwulan I
Kinerja Output Outcome RN RL Kinerja
6 Meningkatnya kinerja layanan irigasi

Peningkatan layanan jaringan 1.080,87 Km 78.876,30 Ha


1 34,64 26,74 77,19
irigasi 5 Bendung 5 Bendung
Pengembalian fungsi dan 3.493,17 Km 327.164,81 Ha
2 36,90 39,14 106,06
layanan jaringan irigasi 4 Bendung 4 Bendung
Terjaganya fungsi dan layanan 9.588,86Km 3.372.594,25 Ha
3 37,20 24,57 66,05
jaringan irigasi 548 Bendung 548 Bendung
Persentase daerah irigasi yang
4 12% 12% - - -
diairi oleh Bendungan

a. Peningkatan layanan jaringan irigasi, dengan nilai realisasi capaian


kinerja 77,19% (Biru Muda) termasuk dalam kategori Sangat Baik.
Sebagian besar kegiatan pembangunan/peningkatan irigasi permukaan,
irigasi rawa, tambak dan jaringan irigasi air tanah sudah dalam tahap
pelaksanaan, sebagian sisanya dalam proses lelang, namun masih ada
paket yang belum berjalan terkait usulan proses RPB dan review desain
(antara lain : DI. Baliase Kiri, DI. Tajum, DI. Rawa Seragi dan DI. Slinga)
dan terkendala pembebasan tanah pada paket MYC lanjutan (antara lain
: DI. Baliase Kiri, D.I. Batang Sinamar).
b. Pengembalian fungsi dan layanan jaringan irigasi, mempunyai
kinerja Memuaskan, melampaui target yang telah ditetapkan, dengan
nilai capaian kinerja 106,06% (Biru Tua) dikarenakan pekerjaan
rehabilitasi bendung/jaringan irigasi sudah dalam tahap pelaksanaan
konstruksi, antara lain Rehabilitasi Jaringan Irigasi SS Bulak Mangga II

BAB IV Akuntabilitas Kinerja


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
IV-8
IV- 8
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

di Kabupaten Bekasi, Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI Pelaperado di


Kabupaten Bima, Rehabilitasi Daerah Irigasi Raman Utara.
c. Terjaganya fungsi dan layanan jaringan irigasi, dengan nilai kinerja
66,05% (Hijau) termasuk dalam kategori Baik, perlu sedikit perbaikan.
Kegiatan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi sudah dalam tahap
pelaksanaan secara swakelola dan sebagian sisanya dalam proses lelang.

d. Persentase daerah irigasi yang diairi oleh Bendungan, merupakan


persentase kumulatif penambahan luasan daerah irigasi yang diairi oleh
Bendungan (yang selesai dibangun pada Tahun sebelumnya). Untuk
Tahun 2017, target yang ditetapkan untuk indikator kinerja ini sama
dengan target Tahun 2016 sebesar 12% yang berarti tidak ada
penambahan luasan daerah irigasi yang diari oleh Bendungan (tidak ada
selisih persentase). Dua Bendungan yang selesai dibangun pada Tahun
2016 yaitu Bendungan Teritip dan Bendungan Payaseunara
pemanfaatannya untuk penyediaan air baku, tidak mempunyai manfaat
untuk mengairi daerah irigasi.

7. Capaian Kinerja pada sasaran program “Meningkatnya potensi energi


dari sumber daya air” terdiri dari 1 indikator kinerja :
Target Target Triwulan I
No Sasaran Program/Indikator Kinerja
Output Outcome RN RL Kinerja
7 Meningkatnya potensi energi dari sumber daya air
Peningkatan potensi energi sumber
1 1.35 MW 1,35 MW - - -
air

a. Peningkatan potensi energi sumber air, merupakan penambahan


potensi energi dari Bendungan yang selesai dibangun yang mana
Bendungan tersebut mempunyai manfaat sebagai pembangkit listrik
mikrohidro. Tahun 2017 ini tidak menetapkan target untuk indikator
kinerja peningkatan potensi energi sumber air (0 MW) karena
Bendungan yang direncanakan selesai pada Tahun ini tidak mempunyai
potensi sumber energi listrik. Sehingga tidak ada pengukuran capaian
pada indikator kinerja peningkatan potensi energi sumber air.

4.1.3 Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja Triwulan II

Sampai dengan akhir Triwulan II, realisasi progres fisik pelaksanaan


anggaran Tahun 2017 Ditjen Sumber Daya Air sebesar 34,52 %, dan realisasi
keuangan 31,80 %, sementara target capaian fisik 37,28 % dan rencana
BAB IV Akuntabilitas Kinerja
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
IV-9 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air IV-9
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

penyerapan keuangan sebesar 38,27 %, sehingga terdapat deviasi progres


fisik sebesar -2,76% dan deviasi progres keuangan sebesar -6,47%. Secara
umum capaian per indikator kinerja Ditjen Sumber Daya Air masih baik
karena deviasi yang terjadi masih dibawah 10%.
Gambar 4.3 memperlihatkan grafik perbandingan antara progres fisik
dan realisasi penyerapan keuangan secara menyeluruh Ditjen SDA pada akhir
Triwulan II TA 2017.

Gambar 4.3 Kurva S Progres Fisik Triwulan II

Total paket Kontraktual sampai dengan akhir Triwulan II adalah 4.146


paket senilai 25,180 T, yang terdiri dari :
 3.496 Paket senilai Rp. 21,796 T (86,34%) sudah terkontrak,
 415 Paket senilai Rp. 1,978 T (9,22%) masih proses lelang,
 235 Paket senilai Rp. 349,32 M (4,42%) belum lelang.

Secara umum progres pelaksanaan kontraktual sudah baik, hal ini


disebabkan karena persiapan proyek yang lebih baik terutama paket-paket
kontraktual Tahunan (SYC) yang sudah terkontrak sebanyak lelang dini sudah
dimulai pada bulan September 2016.
Progres pelaksanaan paket-paket kontraktual hingga akhir Triwulan II
disajikan dalam Tabel 4.3 dan Gambar 4.4 sebagai berikut.

Direktorat Jenderal SumberKinerja


BAB IV Akuntabilitas Daya Air IV- 10
Direktorat Jenderal Sumber DayaAir
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
IV-10
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

Gambar 4.4 Status Paket Kontraktual s.d Triwulan II

Tabel 4.3 Progres Paket Kontraktual Triwulan II


Pagu Realisasi
Kontraktual Paket (dlm Miliar) (dlm Miliar) %

Total 4.146 25.180,35 8.749,38 40,14


Kontraktual
a. Tahunan 3.652 10.852,08 3.832,65
b. MYC Baru 228 1.831,84 63,72
c. MYC Lanjutan 266 12.946,43 4.853,01
Tahunan 3.652 10.852,08 3.832,65 42,06
a. Terkontrak 3.221 9.112,77 3.832,65
b. Proses Lelang 234 464,97
c. Belum Lelang 197 218,63
d. Sisa Lelang 1.005,72
MYC Baru 228 1.831,84 63,72 34,00
a.Terkontrak 9 187,42 63,72
b.Proses Lelang 181 1.513,72
c. Belum Lelang 38 130,69
d. Sisa Lelang - -
MYC Lanjutan 266 12.496,43 4.853,01 38,84
a.Terkontrak 266 12.496,43 4.853,01
b.Proses Lelang - -
c. Belum Lelang - -

BAB IV Akuntabilitas Kinerja


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
IV-11 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air IV-11
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

Selanjutnya capaian masing-masing indikator kinerja pada 7 (tujuh)


sasaran program pada Triwulan II dievaluasi dengan membandingkan antara
realisasi capaian dengan target/rencana. Nilai capaian yang diperoleh
dikorelasikan dengan range nilai dan kategori warna pada kriteria penilaian
menurut Permen PAN & RB No. 20 Tahun 2013.

Tabel 4.4 menunjukkan realisasi kinerja masing-masing indikator


kinerja sasaran program. Sampai dengan Triwulan II, total capaian kinerja
sasaran program sebesar 95,50% (Memuaskan), dimana realisasi capaian
indikator kinerja sebesar 34,12% dari rencana 35,73%.

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air IV- 12


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB IV

IV-
Akuntabilitas Kinerja

I-1
Tabel 4.4 Capaian Indikator Kinerja Triwulan II
Target Output Target Outcome Triwulan II
No Sasaran Strategis/Sasaran Program Indikator Kinerja Pagu
Volume Satuan Volume Satuan RN RL Kinerja
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11=10/9*100
1) Meningkatnya Ketahanan Air Nasional
605,05 Km
Peningkatan debit layanan sarana dan prasarana
1 1.857.077.636 31 Buah 4,45 m3/detik 40,00 39,72 99,30
penyediaan air baku
123 Titik
22,41 Km
Meningkatnya layanan sarana dan prasarana Pengembalian fungsi dan debit layanan sarana dan
1 2 256.041.090 7 Buah 0,72 m3/detik 53,621 55,68 103,84
penyediaan air baku prasarana penyediaan air baku seperti semula
59 Titik
343 Buah
Terjaganya fungsi dan debit layanan sarana dan
3 102.399.380 - Titik 60,15 m3/detik 23,92 20,37 85,16
prasarana penyediaan air baku
23 Unit
11 Baru
1 Peningkatan kapasitas tampung sumber air 6.305.323.767 30 On Going 18,60 juta m3 31,98 39,009 121,99
114 Buah
Meningkatnya kapasitas tampung sumber-

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


2 Pengembalian fungsi dan kapasitas tampung sumber 2 Bendungan

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


sumber air 2 463.784.251 6,36 juta m3 31,27 42,22 135,02
air 68 Buah
167 Bendungan
3 Terjaganya kapasitas tampung sumber air 364.705.572 4.392,62 juta m3 40,50 38,11 94,10
1.108 Buah
Meningkatnya kapasitas pengendalian daya Peningkatan luas kawasan yang terlindungi dari daya 193,34 Km
3 1 3.972.047.825 19.971,07 Ha 39,39 31,14 79,04
rusak air rusak air 4,00 Unit
Meningkatnya keterpaduan tata kelola
4 1 Peningkatan indeks RBO (indeks) 311.258.576 2,75 Indeks 2,75 Indeks 32,57 24,63 75,62
pengelolaan SDA
Peningkatan persentase kawasan/lokasi yang di
5 Meningkatnya upaya konservasi sumber air 1 390.137.194 20,00 % 20,00 % 24,19 0,71 2,92
konservasi pada kawasan prioritas
2) Meningkatnya Dukungan untuk Kedaulatan Pangan dan Ketahanan Energi
1.080,87 Km 78.876,30 Ha
1 Peningkatan layanan jaringan irigasi 4.183.801.469 34,64 26,74 77,19
5 Bendung 5 Bendung
3.439,17 Km 327.164,81 Ha
2 Pengembalian fungsi dan layanan jaringan irigasi 4.882.294.790 36,90 39,14 106,06
6 Meningkatnya kinerja layanan irigasi 4 Bendung 4 Bendung
9.588,86 Km 3.372.594,25 Ha
3 Terjaganya fungsi dan layanan jaringan irigasi 1.699.487.415 37,20 24,57 66,05
548 Bendung 548 Bendung
4 Persentase daerah irigasi yang diairi oleh bendungan - 12,00 % 12,00 % - - -
Meningkatnya potensi energi dari sumber-
7 1 Peningkatan potensi energi sumber air - - Bendungan - Mw - - -
sumber air
Total Kinerja 35,73 34,12 95,50
Deviasi (1,61)
Akuntabilitas Kinerja
BAB IV

IV-13 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


BAB IV Akuntabilitas Kinerja
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

Berikut adalah rincian penjelasan capaian Kinerja Ditjen Sumber Daya


Air berdasarkan uraian Rencana Aksi pada Triwulan II :

1. Capaian kinerja pada sasaran program “Meningkatnya layanan sarana


dan prasarana penyediaan air baku” meliputi 3 indikator Kinerja yaitu :
Target Target Triwulan II
No Sasaran Program/Indikator Kinerja
Output Outcome RN RL Kinerja
1 Meningkatnya layanan sarana dan prasarana penyediaan air baku
Peningkatan debit layanan sarana 605,05 Km
1 dan prasarana penyediaan air 31 Buah 4,45 m3/detik 40 39,72 99,30
baku 123 Titik
Pengembalian fungsi dan debit 22,41 Km
2 layanan sarana dan prasarana 7 Buah 0,72 m3/detik 53,62 55,68 103,84
penyediaan air baku 59 Titik
Terjaganya fungsi dan debit 343 Buah
60,15
3 layanan sarana dan prasarana - Titik 23,92 20,37 85,16
m3/detik
penyediaan air baku 23 Unit

a. Peningkatan debit layanan sarana dan prasarana penyediaan air


baku, dengan nilai capaian kinerja 99,30% (Biru Tua) masuk dalam
kategori memuaskan. Hal ini dicapai karena pelaksanaan kegiatan yang
meliputi pembangunan air baku perpipaan, pembuatan sumur bor
untuk air baku sudah berjalan. Paket-paket kegiatan penyediaan sarana
dan prasarana air baku pada umumnya berkisar Rp. 1,0 m – Rp. 3,0 m.
b. Pengembalian fungsi dan debit layanan sarana dan prasarana
penyediaan air baku, dengan nilai capaian kinerja 103,84% (Biru Tua),
masuk dalam kategori memuaskan. Sebagian besar paket pekerjaan
rehabilitasi sarana dan prasarana air baku sudah terkontrak dan
merupakan paket pekerjaan berskala kecil, namun terdapat paket MYC
Lanjutan dengan progres diatas 75% (Rehabilitasi Saluran Tarum Barat
Ruas Bekasi - Cawang Kab. Bekasi Jawa Barat).
c. Terjaganya fungsi dan debit layanan sarana dan prasarana
penyediaan air baku, berkinerja sangat baik dengan nilai capaian
85,16% (Biru Tua). Indikator kinerja ini merupakan realisasi kegiatan
operasi pemeliharaan sudah dalam tahap pelaksanaan.

2. Capaian kinerja pada sasaran program “Meningkatkan kapasitas


tampung sumber air”, meliputi 3 indikator Kinerja :

BAB IV Akuntabilitas Kinerja Direktorat Jenderal Sumber Daya Air IV- 14


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
IV-14

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

No Sasaran Program/Indikator Target Output Target Triwulan II


Kinerja Outcome RN RL Kinerja
2 Meningkatnya kapasitas tampung sumber air
30 On going
Peningkatan kapasitas
1 11 baru 18,60 juta m3 31,98 39,01 121,99
tampung sumber air
114 buah
Pengembalian fungsi dan 2 Bendungan
2 6,36 juta m3 31,27 42,22 135,02
kapasitas tampung sumber air 68 buah
167
Terjaganya fungsi dan 4.392,62 juta
3 Bendungan 40,50 38,11 94,10
kapasitas tampung sumber air m3
1.108 buah

a. Peningkatan kapasitas tampung sumber air, dengan nilai capaian


kinerja 121,99% (biru tua) masuk dalam kategori memuaskan. Untuk
pekerjaan pembangunan 30 (tiga puluh) Bendungan on going dalam
tahap konstruksi dan sebagian menunjukkan progres yang signifikan di
atas 50% baik fisik maupun keuangan seperti pembangunan Bendungan
Leuwikeris, Bendungan Raknamo, Bendungan Rotiklot, Bendungan
Keureuto, Bendungan Paselloreng, Bendungan Ladongi. Beberapa
Bendungan yang progresnya masih rendah terkendala pada proses
pembebasan lahan (antara lain Bendungan Logung, Bendungan Tugu,
Bendungan Bintangbano, Waduk Gongseng, Waduk Pidekso, Waduk
Tukul, Bendungan Ciawi, Bendungan Sukamahi). Sementara untuk 11
rencana Bendungan baru masih dalam tahap pembebasan lahan
(Bendungan Pamukkulu, Bendungan Margatiga, Bendungan Sidan,
Bendungan Semantok, Bendungan Tiga Dihaji) dan proses review desain
(Bendungan Way Apu, Bendungan Temef, Bendungan Bener, Bendungan
Lausimeme). Progres pembangunan 114 buah embung dan bangunan
penampung air lainnya yang dibangun/ditingkatkan sedang dalam
tahap pelaksanaan.
b. Pengembalian fungsi dan kapasitas tampung sumber air, dengan
nilai realisasi capaian Kinerja 135,02% (biru tua), kinerja kegiatan
rehabilitasi termasuk dalam kategori memuaskan. Capaian kinerja
pada indikator ini sangat baik karena kegiatan rehabilitasi embung dan
bangunan penampung air lainnya dalam tahap pelaksanaan dan dapat
melampaui target yang telah ditetapkan.
c. Terjaganya fungsi dan kapasitas tampung sumber air, dengan nilai
realisasi capaian kinerja 94,10% (biru tua) dan masuk dalam kategori
memuaskan, kegiatan operasi, pemeliharaan rutin dan pemeliharaan

BAB IV Akuntabilitas Kinerja

IV-15 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


IV-15
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

berkala pada beberapa bangunan penampung sumber air (Bendungan,


danau, situ, embung) sudah berjalan dan beberapa sudah mencapai
progres fisik/keuangan di atas 70% (Pemeliharaan Berkala Bendungan
Binalatung, Bendungan Manggar, beberapa embung air baku di wilayah
Madiun, dan Pemeliharaan Danau Ranau).

3. Capaian kinerja pada sasaran program “Meningkatkan kapasitas


pengendalian daya rusak air”, meliputi 1 indikator Kinerja :
Target Target Triwulan II
No Sasaran Program/Indikator Kinerja
Output Outcome RN RL Kinerja
3 Meningkatnya kapasitas pengendalian daya rusak air
193,34
Peningkatan luas kawasan yang 31,1
1 km; 19.971,07 Ha 39,39 79,04
terlindungi dari daya rusak air 4
4 unit

a. Peningkatan luas kawasan yang terlindungi dari daya rusak air,


dengan nilai capaian Kinerja 79,04% (Biru Muda) termasuk dalam
kategori sangat baik, dikarenakan sebagian besar (70% dari total
paket) kegiatan pengendalian daya rusak air berupa pekerjaan
pengendalian banjir sudah dalam tahap pelaksanaan, antara lain
Peningkatan Kapasitas Sudetan Floodway (Plangwoot-Sedayu Lawas),
Normalisasi dan Perkuatan Tebing Sungai Karang Mumus Kota
Samarinda, Pengendalian Banjir Sungai Siborgonyi Kota Jayapura,
Pembuatan Peninggian Tanggul Banjir dan Pelindung Tebing Sungai
Cimanuk Kab. Garut.

4. Capaian kinerja pada sasaran program “Meningkatkan keterpaduan tata


kelola pengelolaan sumber daya air” terdiri dari 1 indikator kinerja :
Sasaran Program/Indikator Target Target Triwulan II
No
Kinerja Output Outcome RN RL Kinerja
4 Meningkatnya keterpaduan tata kelola pengelolaan Sumber Daya Air
1 Peningkatan RBO Indeks 2,75 Indeks 2,75 indeks 2,57 24,63 75,62

a. Peningkatan presentase RBO Indeks, dengan nilai realisasi capaian


kinerja 75,62% (biru muda) masuk dalam kategori sangat baik. Hal ini
disebabkan karena indikator kinerja yang berkaitan dengan kegiatan
wajib balai meliputi tata kelola internal organisasi, keuangan,
penyusunan pola dan rencana PSDA, koordinasi terkait alokasi air
(RAAT-Rencana Alokasi Air Tahunan), hidrologi dan kualitas air, Sistem
Informasi dan Data SDA (SISDA) serta koordinasi dan hubungan dengan

BAB IV Akuntabilitas Kinerja


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air IV- 16
IV-16
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

stakeholder melalui TKPSDA sudah berjalan dengan baik di masing-


masing BBWS/BWS.

5. Capaian kinerja pada sasaran strategis “Meningkatnya upaya konservasi


sumber air” terdiri dari 1 indikator kinerja :
Target Target Triwulan II
No Sasaran Program/Indikator Kinerja
Output Outcome RN RL Kinerja
5 Meningkatnya upaya konservasi sumber air

Peningkatan persentase
1 kawasan/lokasi yang di konservasi 20% 20% 24,19 0,71 2,92
pada kawasan prioritas

a. Peningkatan persentase kawasan/lokasi yang dikonservasi pada


kawasan prioritas, dengan nilai capaian kinerja 2,92% (merah)
termasuk dalam kategori Sangat kurang, perlu banyak sekali perbaikan,
termasuk perubahan yang sangat mendasar. Hal ini disebabkan
sebagian paket kegiatan revitalisasi danau yaitu Revitalisasi Danau
Tempe beserta pekerjaan supervisinya (di Kabupaten Wajo, Kabupaten
Soppeng, dan Kabupaten Sidrap) masih rendah progres pelaksanaannya.

6. Capaian kinerja pada sasaran program “Meningkatnya kinerja layanan


irigasi” terdiri dari 4 indikator kinerja :
Sasaran Program/Indikator Target Triwulan II
No Target Outcome
Kinerja Output RN RL Kinerja
6 Meningkatnya kinerja layanan irigasi
1 Peningkatan layanan jaringan 1.080,87 Km 78.876,30 Ha
34,64 26,74 77,19
irigasi 5 Bendung 5 Bendung
2 Pengembalian fungsi dan layanan 3.493,17 Km 327.164,81 Ha
36,90 39,14 106,06
jaringan irigasi 4 Bendung 4 Bendung
3 Terjaganya fungsi dan layanan 9.588,86Km 3.372.594,25 Ha
37,20 24,57 66,05
jaringan irigasi 548 Bendung 548 Bendung
4 Persentase daerah irigasi yang
12% 12% - - -
diairi oleh Bendungan

a. Peningkatan layanan jaringan irigasi, dengan nilai realisasi capaian


kinerja 77,19% (Biru Muda) termasuk dalam kategori Sangat Baik.
Sebagian besar kegiatan pembangunan/peningkatan irigasi permukaan,
irigasi rawa, tambak dan jaringan irigasi air tanah sudah dalam tahap
pelaksanaan, sebagian sisanya dalam proses lelang, namun masih ada
paket yang belum berjalan terkait review desain (D.I. Batang Bayang, D.I.
Slinga Kiri dan Kanan), Usulan Persetujuan MYC (D.I Batang Toru, D.I.
Sei Silau) dan terkendala pembebasan tanah (Pemb. Bendung D.I.
Batang Asai).

BAB IV Akuntabilitas Kinerja

IV-17 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


IV-17
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

b. Pengembalian fungsi dan layanan jaringan irigasi, mempunyai


kinerja memuaskan, melampaui target yang telah ditetapkan, dengan
nilai capaian kinerja 106,06% (Biru Tua) dikarenakan pekerjaan
rehabilitasi bendung/jaringan irigasi sudah dalam tahap pelaksanaan
konstruksi.
c. Terjaganya fungsi dan layanan jaringan irigasi, dengan nilai kinerja
66,05% (Hijau) termasuk dalam kategori baik, perlu sedikit perbaikan.
Kegiatan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi sudah dalam tahap
pelaksanaan dan sebagian sisanya dalam proses lelang.

d. Persentase daerah irigasi yang diairi oleh Bendungan, merupakan


persentase kumulatif penambahan luasan daerah irigasi yang diairi oleh
Bendungan (yang selesai dibangun pada Tahun sebelumnya). Untuk
Tahun 2017, target yang ditetapkan untuk indikator kinerja ini sama
dengan target Tahun 2016 sebesar 12% yang berarti tidak ada
penambahan luasan daerah irigasi yang diari oleh Bendungan (tidak ada
selisih persentase). Dua Bendungan yang selesai dibangun pada Tahun
2016 yaitu Bendungan Teritip dan Bendungan Payaseunara
pemanfaatannya untuk penyediaan air baku, tidak mempunyai manfaat
untuk mengairi daerah irigasi.

7. Capaian kinerja pada sasaran program “Meningkatnya potensi energi


dari sumber daya air” terdiri dari 1 indikator kinerja :
Target Target Triwulan II
No Sasaran Program/Indikator Kinerja
Output Outcome RN RL Kinerja
7 Meningkatnya potensi energi dari sumber daya air
Peningkatan potensi energi sumber
1 1.35 MW 1,35 MW - - -
air

a. Peningkatan potensi energi sumber air, merupakan penambahan


potensi energi dari Bendungan yang selesai di bangun yang mana
Bendungan tersebut mempunyai manfaat sebagai pembangkit listrik
mikrohidro. Tahun 2017 ini tidak menetapkan target untuk indikator
kinerja peningkatan potensi energi sumber air (0 MW) karena
Bendungan yang direncanakan selesai pada Tahun ini tidak mempunyai
potensi sumber energi listrik. Sehingga tidak ada pengukuran capaian
pada indikator kinerja peningkatan potensi energi sumber air.

BAB IV Akuntabilitas Kinerja Direktorat Jenderal Sumber Daya Air IV- 18


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
IV-18

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

Faktor Penyebab Kegagalan dan Keberhasilan selama pelaksanaan


kegiatan pada Triwulan II dapat diidentifikasi antara lain sebagai berikut :

1. Faktor Penyebab Kegagalan


Secara umum, faktor penyebab rendahnya capaian Kinerja beberapa
indikator Kinerja pada Triwulan II disebabkan antara lain :
a. Terkendala pembebasan lahan, antara lain
1) Pembebasan area main dam, saluran pelimpah, dan area genangan
(Bendungan Sindangheula, Bendungan Pidekso, Bendungan
Keureto, Bendungan Paselloreng, Bendungan Tapin, Bendungan
Ciawi, Bendungan Sukamahi, Bendungan Way Sekampung,
Bendungan Leuwikeris, Bendungan Pamukkulu, Bendungan Sidan,
Bendungan Way Apu), penyelesaian tanah HGU milik PTPN XIII
(Bendungan Marangkayu), pembebasan lahan querry/borrow
material (Bendungan Tugu, Bendungan Gongseng, Bendungan
Sindangheula), perpanjangan izin penetapan lokasi (Bendungan
Marangkayu).
2) Terkendala proses ijin Pinjam Pakai Kawasan Hutan/PPKH
(Bendungan Logung, Bendungan Cipanas, Bendungan Keureuto,
dan Tukar Menukar Kawasan Hutan/TMKH di Bendungan
Kuningan).
3) Relokasi penduduk (Bendungan Marangkayu, Bendungan Bendo).
b. Keterlambatan Pelelangan
1) Dana Blokir
Terdapat paket-paket pekerjaan yang didanai Loan masih diblokir
dikarenakan Loan belum efektif, antara lain FMSRB (ADB),
Pembangunan tanggul di Ciujung, Pengendalian Banjir Kota Ambon,
74 paket IPDMIP (ADB), 1 paket URSIS (Korea), dan 2 Paket MYC
WISMP II (Bank Dunia).
2) Usulan Proses RPB dan Sertifikasi Desain
Terdapat beberapa paket pembangunan Bendungan (Lausimeme,
Way Apu, Sidan, Tiga Dihaji, Semantok), pembangunan jaringan
irigasi (Bendung Batang Tour, Jaringan Irigasi DI Serayu, DI Tajum,
DI Rawa Seragi), dan pembangunan prasarana dan sarana air baku

BAB IV Akuntabilitas Kinerja

IV-19 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


IV-19
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

(Sambas, Aji Raden, SPAM Regional Banjarbakula) yang masih


dalam proses RPB dan proses sertifikasi desain.
3) Paket-paket MYC Baru belum lelang, masih melengkapi dokumen
pengusulan ijin MYC dan masalah pembebasan tanah (Bendungan
Sidan, Bendungan Margatiga, Bendungan Semantok).
4) Paket-paket kegiatan kontraktual fisik Tahunan dengan pagu < Rp.
200 juta, terutama kegiatan operasi dan pemeliharaan pada
umumnya belum dilelangkan karena masih menunggu akhir musim
tanam, kegiatan P3TGAI, Pemeliharan Pos Hidrologi, Pembangunan
rumah juru.
c. Masalah Sosial
1) Adanya warga yang masuk dalam konsinyasi belum bersedia
menerima hasil putusan Mahkamah Agung dan melakukan aksi di
lapangan dengan cara demonstrasi dan intimidasi terhadap pekerja
dilapangan pada pembangunan Bendungan Logung.
2) Seringnya terjadi pemblokiran di lapangan oleh masyarakat, terkait
tuntutan ke Pemerintah Daerah Kab Dompu dan penyelesaian sisa
pembayaran tanah warga di daerah genangan belum terbayarkan,
pada pembangunan Bendungan Tanju.
3) Terdapat ± 250 kuburan dan situs warga di lokasi pekerjaan
pembangunan Bendungan Kuwil Kawangkoan.

d. Penyelesaian review desain


Dokumen SID yang sudah tidak relevan dengan kondisi lapangan
sehingga mengakibatkan terjadi permasalahan dalam proses
pengadaannya, dan diperlukan tindak lanjut review desain pada 11
kegiatan Irigasi antara lain DI Slinga Kiri, Bendung Batang Asai,
Bendung Cipamingkis, Pembangunan Jaringan Irigasi Batang Bayang,
Pembangunan Jaringan Irigasi Kalukku, Bendungan Rukoh.

2. Faktor Penyebab Keberhasilan

a. Pengendalian dan pengawasan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan


secara terus menerus untuk mengantisipasi kendala dan hambatan
pelaksanaan.

BAB IV Akuntabilitas Kinerja Direktorat Jenderal Sumber Daya Air IV- 20


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
IV-20

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

b. Menyelenggarakan pelaksanaan sistem manajemen mutu dalam


melakukan audit internal terhadap proses pelaksanaan kegiatan di
lingkungan unit Satuan Kerja BBWS/BWS.
c. Memberdayakan seluruh sumber daya peralatan untuk mendukung
pelaksanaan kegiatan operasi dan pemeliharaan, dan pekerjaan-
pekerjaan lainnya.
d. Mengaktifkan seluruh personil Direksi dan Pengawas dalam melakukan
kegiatan pemantauan.
e. Adanya dukungan dari pimpinan baik di tingkat Pusat maupun Daerah
untuk turut memantau seluruh proses pelaksanaan program dan
kegiatan di masing-masing BBWS/BWS.

Upaya tindak lanjut yang dilakukan adalah :

a. Percepatan persiapan pelaksanaan dan persiapan lelang untuk beberapa


paket Bendungan dan paket-paket lain yang dibangun/ditingkatkan
(supervisi dan SID).
b. Percepatan proses pembebasan tanah dengan pembentukan satgas tanah
yang bertujuan membantu pelaksanaan pembebasan tanah di wilayah yang
mengalami masalah pembebasan lahan.
c. Penyiapan data dukung yang diperlukan dalam rangka pembukaan blokir
pada beberapa paket yang didanai loan ADB, Korea, dan Bank Dunia.
d. Melakukan koordinasi dan komunikasi yang baik kepada pihak-pihak
terkait (pemilik lahan, Pemerintah Daerah, LMAN, TP4D, Kementerian
LHK).

4.1.4 Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja Triwulan III

Sampai dengan akhir Triwulan III, realisasi fisik Ditjen Sumber Daya Air
sebesar 58,29%; realisasi keuangan 53,73%, sementara target capaian fisik
70,96% dan rencana penyerapan keuangan sebesar 69,96%, sehingga
terdapat deviasi progres fisik sebesar -12,67% dan deviasi progres keuangan
sebesar -16,23%. Dibandingkan dengan progres keuangan bulan September
Tahun 2016 sebesar 52,25% dari rencana penyerapan sebesar 71,84%, dan
realisasi progres fisik 60,29% dari target fisik sebesar 71,66%. Deviasi
capaian per indikator kinerja Ditjen Sumber Daya Air sangat tinggi mencapai
>10% baik untuk target fisik maupun keuangan.

BAB IV Akuntabilitas Kinerja

IV-21 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


IV-21
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

Gambar 4.5 memperlihatkan grafik perbandingan target dan realisasi


fisik Ditjen Sumber Daya Air pada Triwulan III TA 2017.

Gambar 4.5 Kurva S Target dan Realisasi Fisik Triwulan III

Total paket Kontraktual sampai dengan akhir Triwulan III adalah 4.243
paket senilai 25,023 T, yang terdiri dari :
 3.862 Paket senilai Rp. 23,083 T (92,24%) sudah terkontrak,
 206 Paket senilai Rp. 1,149 T (4,59%) masih proses lelang,
 175 Paket senilai Rp. 346,28 M (1,38%) belum lelang.

Secara umum progres pelaksanaan kontraktual sudah baik, disebabkan


karena lelang dini sudah dimulai pada bulan September 2016.
Progres pelaksanaan paket-paket kontraktual hingga akhir Triwulan III
disajikan dalam Tabel 4.5 dan Gambar 4.6 sebagai berikut.

Gambar 4.6 Status Paket Kontraktual s.d Triwulan III

BAB IV Akuntabilitas Kinerja


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air IV- 22
IV-22
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

Tabel 4.5 Progres Paket Kontraktual Triwulan III


Pagu Realisasi
Kontraktual Paket %
(dlm Miliar) (dlm Miliar)
Total Kontraktual 4.243 25.023,06 14.223,14 61,62
a. Tahunan 3.731 10.518,70 6.550,90
b. MYC Baru 244 1.900,35 543,07
c. MYC Lanjutan 268 12.604,01 7.129,17
Tahunan 3.731 10.518,70 6.550,90 67,78
a. Terkontrak 3.519 9.664,47 6.550,90
b. Proses Lelang 74 214,61
c. Belum Lelang 138 195,22
d. Sisa Lelang 444,41
MYC Baru 244 1.900,35 543,07 66,89
a.Terkontrak 75 814,21 543,07
b.Proses Lelang 132 935,08
c. Belum Lelang 37 151,07
d. Sisa Lelang -
MYC Lanjutan 268 12.604,01 7.129,17 56,56
a.Terkontrak 268 12.604,01 7.129,17
b.Proses Lelang - -
c. Belum Lelang - -

Selanjutnya capaian masing-masing indikator kinerja pada 7 (tujuh)


sasaran program pada Triwulan III dievaluasi dengan membandingkan antara
realisasi dengan target/rencana capaian.

Sampai dengan Triwulan III, total capaian kinerja sasaran program


mencapai 70,72% (Hijau), dimana realisasi kinerja 58,24% dari rencana
82,35%. Capaian kinerja masuk dalam katagori Baik, perlu sedikit perbaikan.

BAB IV Akuntabilitas Kinerja

IV-23 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


IV-23
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja
BAB IV

Tabel 4.6 Capaian Indikator Kinerja Triwulan III


Target Output Target Outcome Triwulan III
No Sasaran Strategis/Sasaran Program Indikator Kinerja Pagu
Volume Satuan Volume Satuan RN RL Kinerja
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11=10/9*100
1) Meningkatnya Ketahanan Air Nasional
605,05 Km
Peningkatan debit layanan sarana dan prasarana
1 1.811.804.080 31 Buah 4,45 m3/detik 87,18 65,78 75,45
penyediaan air baku
123 Titik
22,41 Km
Meningkatnya layanan sarana dan prasarana Pengembalian fungsi dan debit layanan sarana dan
1 2 251.071.165 7 Buah 0,72 m3/detik 89,63 76,33 85,16
penyediaan air baku prasarana penyediaan air baku seperti semula
59 Titik
Akuntabilitas Kinerja

343 Buah
Terjaganya fungsi dan debit layanan sarana dan
3 99.136.985 - Titik 60,15 m3/detik 86,11 65,64 76,24
prasarana penyediaan air baku
23 Unit
11 Baru
1 Peningkatan kapasitas tampung sumber air 6.418.319.456 30 On Going 18,60 juta m3 78,83 59,50 75,47
114 Buah
Meningkatnya kapasitas tampung sumber-
2 Pengembalian fungsi dan kapasitas tampung sumber 2 Bendungan
sumber air 2 451.052.228 6,36 juta m3 87,05 59,67 68,55
air 68 Buah
167 Bendungan
3 Terjaganya kapasitas tampung sumber air 391.102.065 4.392,62 juta m3 84,51 63,36 74,98
1.108 Buah
Meningkatnya kapasitas pengendalian daya Peningkatan luas kawasan yang terlindungi dari daya 193,34 Km
3 1 4.262.805.509 19.971,07 Ha 80,20 47,44 59,16
rusak air rusak air 4,00 Unit
Meningkatnya keterpaduan tata kelola
4 1 Peningkatan indeks RBO (indeks) 307.110.305 2,75 Indeks 2,75 Indeks 80,70 51,65 64,00
pengelolaan SDA
Peningkatan persentase kawasan/lokasi yang di
5 Meningkatnya upaya konservasi sumber air 1 401.340.847 20,00 % 20,00 % 93,61 41,34 44,16
konservasi pada kawasan prioritas
2) Meningkatnya Dukungan untuk Kedaulatan Pangan dan Ketahanan Energi
1.080,87 Km 78.876,30 Ha
1 Peningkatan layanan jaringan irigasi 4.162.458.323 82,70 52,38 63,34
5 Bendung 5 Bendung
3.439,17 Km 327.164,81 Ha
2 Pengembalian fungsi dan layanan jaringan irigasi 4.611.789.442 84,80 68,46 80,74
6 Meningkatnya kinerja layanan irigasi 4 Bendung 4 Bendung
9.588,86 Km 3.372.594,25 Ha
3 Terjaganya fungsi dan layanan jaringan irigasi 1.750.030.936 83,01 59,61 71,81
548 Bendung 548 Bendung
4 Persentase daerah irigasi yang diairi oleh bendungan - 12,00 % 12,00 % - - -
Meningkatnya potensi energi dari sumber-

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


7 1 Peningkatan potensi energi sumber air - 3 Bendungan - Mw - - -
sumber air
Total Kinerja 82,35 58,24 70,72

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air IV-


Deviasi (24,11)

IV-24 Direktorat Jenderal Sumber Daya AirBAB IV Akuntabilitas Kinerja

IV-24
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

Berikut adalah rincian penjelasan capaian Kinerja Ditjen Sumber Daya


Air berdasarkan uraian Rencana Aksi pada Triwulan III :

1. Capaian kinerja pada sasaran program “Meningkatnya layanan sarana


dan prasarana penyediaan air baku” meliputi 3 indikator Kinerja yaitu :
Target Target Triwulan III
No Sasaran Program/Indikator Kinerja
Output Outcome RN RL Kinerja
1 Meningkatnya layanan sarana dan prasarana penyediaan air baku
Peningkatan debit layanan sarana 605,05 Km
1 dan prasarana penyediaan air 31 Buah 4,45 m3/detik 87,18 65,78 75,45
baku 123 Titik
Pengembalian fungsi dan debit 22,41 Km
2 layanan sarana dan prasarana 7 Buah 0,72 m3/detik 89,63 76,33 85,16
penyediaan air baku 59 Titik
Terjaganya fungsi dan debit 343 Buah
60,15
3 layanan sarana dan prasarana - Titik 86,11 65,64 76,24
m3/detik
penyediaan air baku 23 Unit

a. Peningkatan debit layanan sarana dan prasarana penyediaan air


baku, dengan nilai capaian kinerja 75,45% (Biru muda) masuk dalam
kategori Sangat Baik. Hal ini dicapai karena pelaksanaan kegiatan yang
meliputi pembangunan air baku perpipaan, pembuatan sumur bor
untuk air baku sudah berjalan. Terdapat paket pekerjaan MYC Lanjutan
dengan progres fisik diatas 80% yaitu Pembanguan Intake dan Jaringan
Pipa Transmisi Keburejo di Purworejo, Pembanguan Intake dan Jaringan
Pipa Transmisi Wosusokas di Wonogiri, dan Pembanguan Prasarana
Penyediaan Air Baku Gunung Mentas di Bangka Belitung.
b. Pengembalian fungsi dan debit layanan sarana dan prasarana
penyediaan air baku, dengan nilai capaian kinerja 85,16% (Biru Tua),
masuk dalam kategori memuaskan. Sebagian besar paket pekerjaan
rehabilitasi sarana dan prasarana air baku sudah terkontrak dan
merupakan paket pekerjaan berskala kecil, namun terdapat paket MYC
Lanjutan dengan progres diatas 80% (Rehabilitasi Saluran Tarum Barat
Ruas Bekasi - Cawang; Kab. Bekasi; Jawa Barat).
c. Terjaganya fungsi dan debit layanan sarana dan prasarana
penyediaan air baku, berkinerja sangat baik dengan nilai capaian
76,24% (Biru Muda). Indikator kinerja ini merupakan realisasi
kegiatan operasi pemeliharaan sudah dalam tahap pelaksanaan
bahkanbeberapa kegiatan penunjang seperti .

BAB IV Akuntabilitas Kinerja

IV-25 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


IV-25
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

2. Pengukuran capaian pada sasaran program “Meningkatkan kapasitas


tampung sumber air”, meliputi 3 indikator Kinerja :

Sasaran Program/Indikator Triwulan III


No Target Output Target Outcome
Kinerja RN RL Kinerja
2 Meningkatnya kapasitas tampung sumber air
30 On going
Peningkatan kapasitas
1 11 baru 18,60 juta m3 78,83 59,50 75,47
tampung sumber air
114 buah
Pengembalian fungsi dan 2 Bendungan
2 6,36 juta m3 87,05 59,67 68,55
kapasitas tampung sumber air 68 buah
167
Terjaganya fungsi dan
3 Bendungan 4.392,62 juta m3 84,51 63,36 74,98
kapasitas tampung sumber air
1.108 buah

a. Peningkatan kapasitas tampung sumber air, dengan nilai capaian


kinerja 75,47% (Biru Muda) masuk dalam kategori Sangat Baik.
Untuk pekerjaan pembangunan 30 (tiga puluh) Bendungan on going
dalam tahap konstruksi dan sebagian menunjukkan progres yang
signifikan di atas 50% baik fisik maupun keuangan seperti
pembangunan Bendungan Leuwikeris, Bendungan Raknamo,
Bendungan Rotiklot, Bendungan Keureuto, Bendungan Paselloreng,
Bendungan Ladongi. Beberapa Bendungan yang progresnya masih
rendah terkendala pada proses pembebasan lahan (antara lain :
Bendungan Logung, Bendungan Tugu, Bendungan Bintangbano, Waduk
Gongseng, Waduk Pidekso, Waduk Tukul, Bendungan Ciawi, Bendungan
Sukamahi, Bendungan Karian). Sementara untuk 11 rencana Bendungan
baru masih dalam tahap pembebasan lahan (Bendungan Pamukkulu,
Bendungan Semantok, Bendungan Tiga Dihaji), proses persetujuan MYC
(Bendungan Sidan, Bendungan Margatiga, Bendungan Semantok) dan
proses review desain (Bendungan Way Apu, Bendungan Temef,
Bendungan Bener, Bendungan Lausimeme). Progres pembangunan 114
buah embung dan bangunan penampung air lainnya yang
dibangun/ditingkatkan sedang dalam tahap pelaksanaan, rerata progres
fisik diatas 60%.
b. Pengembalian fungsi dan kapasitas tampung sumber air, dengan
nilai realisasi capaian Kinerja 68,55% (Hijau) masuk dalam kategori
Baik, Perlu Sedikit Perbaikan. Capaian kinerja pada indikator ini baik
karena sebagian besar kegiatan rehabilitasi embung dan bangunan
penampung air lainnya dalam tahap pelaksanaan.

BAB IV Akuntabilitas Kinerja


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air IV- 26
IV-26
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

c. Terjaganya fungsi dan kapasitas tampung sumber air, dengan nilai


realisasi capaian kinerja 74,98% (Hijau) dan masuk dalam kategori
Baik, Perlu Sedikit Perbaikan. Kegiatan operasi dan pemeliharaan
rutin pada beberapa bangunan penampung sumber air dalam tahap
pelaksanaan, sedangkan untuk pemeliharaan berkala ada beberapa
paket pekerjaan yang belum terlaksana (Inspeksi Besar 5 Bendungan di
Pulau Timor, Pemeliharaan Berkala Bendungan Sempor, Pemeliharaan
Berkala Danau Mas Harun Bastari/Danau Lebar/Danau Beratan).

3. Capaian kinerja pada sasaran program “Meningkatkan kapasitas


pengendalian daya rusak air”, meliputi 1 indikator Kinerja :
Target Target Triwulan III
No Sasaran Program/Indikator Kinerja
Output Outcome RN RL Kinerja
3 Meningkatnya kapasitas pengendalian daya rusak air
193,34
Peningkatan luas kawasan yang
1 km; 19.971,07 Ha 80,20 47,44 59,16
terlindungi dari daya rusak air
4 unit

a. Peningkatan luas kawasan yang terlindungi dari daya rusak air,


dengan nilai capaian Kinerja 59,16% (Ungu) termasuk dalam kategori
Cukup (memadai) perlu perbaikan yang tidak mendasar,
dikarenakan sebagian besar (70% dari total paket) kegiatan
pengendalian daya rusak air sudah dalam tahap pelaksanaan. Ada
beberapa paket kegiatan MYC Lanjutan dengan progres fisik masih
rendah (dibawah 50%) antara lain Pembangunan Pompa Pengendali
Banjir SUB DAS Bendung Kota Palembang, Pembangunan Prasarana
Pengendali Banjir Sungai Asahan di Kota Tanjung Balai, Pembangunan
Inlet dan Outlet Sudetan Kali Ciliwung ke Kanal Banjir Timur.

4. Capaian kinerja pada sasaran program “Meningkatkan keterpaduan tata


kelola pengelolaan sumber daya air” terdiri dari 1 indikator kinerja :
Sasaran Program/Indikator Target Target Triwulan III
No
Kinerja Output Outcome RN RL Kinerja
4 Meningkatnya keterpaduan tata kelola pengelolaan Sumber Daya Air
1 Peningkatan RBO Indeks 2,75 Indeks 2,75 indeks 80,70 51,65 64,00

a. Peningkatan presentase RBO Indeks, dengan nilai realisasi capaian


kinerja 64,00% (Ungu) masuk dalam kategori Cukup (memadai)
perlu perbaikan yang tidak mendasar. Capaian terhadap indikator
kinerja ini masuk dalam kategori cukup dikarenakan beberapa kegiatan
terkait pola dan rencana PSDA baik penetapan maupun review baru

BAB IV Akuntabilitas Kinerja

IV-27 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


IV-27
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

mulai berjalan sehingga progresnya masih rendah. Begitu halnya


dengan kegiatan hidrologi dan kualitas air, beberapa paket pekerjaan
pembangunan pos hidrologi dan kegiatan swakelola pendukung
progresnya masih rendah. Sementara untuk kegiatan wajib balai yang
lain meliputi tata kelola internal organisasi, keuangan, koordinasi
terkait alokasi air (RAAT-Rencana Alokasi Air Tahunan), Sistem
Informasi dan Data SDA (SISDA) serta koordinasi dan hubungan dengan
stakeholder melalui TKPSDA sudah berjalan dengan baik di masing-
masing BBWS/BWS.

5. Capaian kinerja pada sasaran program “Meningkatnya upaya konservasi


sumber air” terdiri dari 1 indikator kinerja :
Target Target Triwulan III
No Sasaran Program/Indikator Kinerja
Output Outcome RN RL Kinerja
5
Meningkatnya upaya konservasi sumber air
Peningkatan persentase
1 kawasan/lokasi yang di konservasi 20% 20% 93,61 41,34 44,16
pada kawasan prioritas

a. Peningkatan persentase kawasan/lokasi yang dikonservasi pada


kawsan prioritas, dengan nilai capaian kinerja 44,16% (Oranye)
termasuk dalam kategori Kurang, perlu banyak perbaikan, termasuk
perubahan yang mendasar. Hal ini disebabkan sebagian paket
kegiatan perlindungan sungai dan sempadan sungai, perlindungan
terhadap mata air, dan GNKPA baru berjalan, sehingga progres masih
rendah.

6. Capaian kinerja pada sasaran program “Meningkatnya kinerja layanan


irigasi” terdiri dari 4 indikator kinerja :
Sasaran Program/Indikator Target Triwulan III
No Target Outcome
Kinerja Output RN RL Kinerja
6 Meningkatnya kinerja layanan irigasi
Peningkatan layanan jaringan 1.080,87 Km 78.876,30 Ha
1 82,70 52,38 63,34
irigasi 5 Bendung 5 Bendung
Pengembalian fungsi dan layanan 3.493,17 Km 327.164,81 Ha
2 84,80 68,46 80,74
jaringan irigasi 4 Bendung 4 Bendung
Terjaganya fungsi dan layanan 9.588,86Km 3.372.594,25 Ha
3 83,01 59,61 71,81
jaringan irigasi 548 Bendung 548 Bendung
Persentase daerah irigasi yang
4 12% 12% - - -
diairi oleh Bendungan

a. Peningkatan layanan jaringan irigasi, dengan nilai realisasi capaian


kinerja 63,34% (Ungu) termasuk dalam kategori Cukup (memadai)
perlu perbaikan yang tidak mendasar. Hal ini disebabkan karena
BAB IV Akuntabilitas Kinerja
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air IV- 28
IV-28
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

beberapa paket kegiatan pembangunan jaringan irigasi berskala besar


yang masih mengalami kendala, yaitu :
1. 74 Paket terlambat lelang :
a. 44 paket Loan belum efektif (IPDMIP/ADB, URSIS).
b. 14 paket drop (a.l : Pembangunan dan Supervisi DI Cikawung).
c. 8 paket review desain (a.l DI Slinga Kiri dan Kanan, DI Batang
Bayang).
d. 1 paket persiapan lelang (Persiapan OP DI Akelamo).
e. 4 paket masih dalam tahap pembahasan RPB (a.l DI Sei Silau dan
supervisi, DI Batang Toru dan supervisi).
2. Gagal lelang, berdasarkan opini Inspektorat Jenderal dianggarkan
kembali pada Tahun 2018 yaitu paket pekerjaan Peningkatan
Bendung dan Pembangunan Jaringan Irigasi DI Leuwisaheng
(Lanjutan) Kab. Sumedang dan paket pekerjaan Perkuatan Sayap
Bendung Sumurwatu Kab. Indramayu.
b. Pengembalian fungsi dan layanan jaringan irigasi, mempunyai
kinerja sangat baik dengan nilai capaian kinerja 80,74% (Biru Muda).
Sebagian besar paket-paket kegiatan kontraktual sudah berjalan, namun
ada paket pekerjaan yang masih menunggu jadwal pengeringan a.l :
Rehabilitasi Saluran Feeder Canal (lanjutan) dan belum lelang karena
masih review desain (Rehabilitasi DI Cipamingkis).
c. Terjaganya fungsi dan layanan jaringan irigasi, dengan nilai kinerja
71,81% (Hijau) termasuk dalam kategori Baik, perlu sedikit
perbaikan. Terlambatnya kegiatan di lapangan karena adanya cuaca
ekstrim atau hujan pada lokasi daerah irigasi yang dikerjakan. Paket-
paket kegiatan ini merupakan kegiatan swakelola yang pada umumnya
mulai dilaksanakan pada akhir Triwulan III pada saat musim kering.
d. Persentase daerah irigasi yang diairi oleh Bendungan, dimana
dimaksudkan sebagai potensi daerah irigasi yang dapat diairi oleh
Bendungan yang selesai dibangun. Pada Tahun 2016 sebanyak 2
Bendungan selesai dibangun (Teritip dan Payaseunara) yang keduanya
mempunyai fungsi untuk penyediaan tampungan air baku tidak
mempunyai potensi suplai air untuk daerah irigasi. Sehingga potensi
daerah irigasi yang diairi dari Bendungan tidak mengalami
pertambahan dari Tahun sebelumnya sebesar 857.286,82 hektar dari
BAB IV Akuntabilitas Kinerja

IV-29 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


IV-29
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

total daerah irigasi yang ada 7.145.168 hektar atau dalam persentase
sebesar 12%.

7. Capaian kinerja pada sasaran program “Meningkatnya potensi energi


dari sumber daya air” terdiri dari 1 indikator kinerja :
Target Target Triwulan III
No Sasaran Program/Indikator Kinerja
Output Outcome RN RL Kinerja
7 Meningkatnya potensi energi dari sumber daya air
Peningkatan potensi energi sumber
1 1.35 MW 1,35 MW - - -
air
a. Peningkatan potensi energi sumber air, merupakan penambahan
potensi energi dari Bendungan yang selesai di bangun yang mana
Bendungan tersebut mempunyai manfaat sebagai pembangkit listrik
mikrohidro. Tahun 2017 ini tidak menetapkan target untuk indikator
kinerja peningkatan potensi energi sumber air (0 MW) karena
Bendungan yang direncanakan selesai pada Tahun ini tidak mempunyai
potensi sumber energi listrik. Sehingga tidak ada pengukuran capaian
pada indikator kinerja peningkatan potensi energi sumber air.

Faktor Penyebab Kegagalan dan Keberhasilan selama pelaksanaan


kegiatan pada Triwulan III dapat diidentifikasi antara lain sebagai berikut :
1. Faktor Penyebab Kegagalan
a. Masih terkendala permasalahan pembebasan lahan (TMKH, PPKH, ganti
rugi, alokasi dana) untuk beberapa pembangunan Bendungan on-going
antara lain Bendungan Logung, Bendungan Tugu, Bendungan
Bintangbano, Waduk Gongseng, Waduk Pidekso, Waduk Tukul,
Bendungan Ciawi, Bendungan Sukamahi, Bendungan Karian).
Sementara untuk 11 rencana Bendungan baru masih dalam tahap
pembebasan lahan (Bendungan Pamukkulu, Bendungan Semantok,
Bendungan Tiga Dihaji), proses persetujuan MYC (Bendungan Sidan,
Bendungan Margatiga, Bendungan Semantok) dan proses review desain
(Bendungan Way Apu, Bendungan Temef, Bendungan Bener, Bendungan
Lausimeme).
b. Keterlambatan Pelelangan
1) Keterlambatan pelelangan terjadi karena terkendala loan belum
efektif. Akibat loan belum efektif terdapat 33 paket IPDMIP, 2 paket
JICA (Komering Irrigation Project Stage III dan Modernisasi Jaringan

BAB IV Akuntabilitas Kinerja Direktorat Jenderal Sumber Daya Air IV- 30


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
IV-30

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

Irigasi Sekunder DI Rentang Kiri), Bali Beach Conservation Project


Phase II, URSIS, FMSRB mengalami penundaan pelelangan.
2) Keterlambatan pelelangan terjadi karena dana blokir pada paket
pekerjaan IPDMIP, FMSRB, WISMP II.
3) Paket-paket kegiatan kontraktual fisik kegiatan operasi dan
pemeliharaan (19 paket) belum dilelangkan.
c. Drop kegiatan
Beberapa paket pekerjaan di drop karena batal lelang (venue Asia
Games a.l Penataan Sungai Citarum, Pembangunan Pintu Air dan
Penataan Kali Ciliwung; Pembangunan Embung Simpang Kasturi),
belum ada petunjuk teknis PROM (12 paket kegiatan PROM di BBWS
Pompengan Jeneberang), review desain belum selesai (DI Slinga Kanan,
DI Batang Bayang).
d. Masalah Sosial
Pada beberapa pelaksanaan kegiatan konstruksi ditemui permasalahan
sosial, diantaranya proses gugatan terhadap masyarakat yang ditolak
atau diblokir pembayaran bantuan sosial pada pembangunan
Bendungan Jatigede, demonstrasi/blokade warga terhadap dampak
keterlambatan pembayaran ganti rugi tanah pada Pembangunan
Bendungan Paselloreng, Bendungan Tanju dan Mila.

2. Faktor Penyebab Keberhasilan

Hingga akhir Triwulan III progres fisik Ditjen SDA baru mencapai 58%
sehingga dibutuhkan upaya-upaya untuk mengejar ketertinggalan, antara
lain :

a. Terhadap paket-paket yang belum/proses lelang :


1) Mempercepat pelaksanaan pelelangang paket-paket kegiatan.
2) Mempercepat proses RPB bagi proyek-proyek MYC untuk segera
dilelangkan dan mempercepat ijin MYC dari Kementerian
Keuangan.
b. Terhadap paket pada tahap pelaksanaan :
1) Mempercepat pelaksanaan fisik di lapangan dengan
menginstruksikan untuk menambah jam kerja (2 shift), menambah
tenaga kerja, dan menambah alat di lapangan.

BAB IV Akuntabilitas Kinerja

IV-31 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


IV-31
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

2) Memerintahkan para Satker/SNVT untuk melakukan penyerapan


keuangan khususnya bagi Satker/SNVT yang deviasi antara progres
fisik dan keuangan > 10%.
c. Meningkatkan koordinasi dengan pihak-pihak terkait dengan proses
pembebasan tanah, antara lain Kementerian LHK, Perhutani, Pemda
setempat, Kementerian ATR untuk mempercepat proses PPKH dan
TMKH.
d. Memberikan tambahan alokasi dana untuk pembebasan tanah pada
paket-paket kegiatan yang membutuhkan (antara lain Pengendali
banjir Sungai Asahan, Pembangunan Jaringan Irigasi Jabung).

4.1.5 Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja Triwulan IV

Pada Triwulan IV, realisasi pelaksanaan fisik Ditjen Sumber Daya Air
adalah 90,19% dan target capaian fisiknya adalah 100% (Gambar 4.7).

Gambar 4.7 Kurva S Progres Fisik Triwulan IV

Total paket kontraktual hingga akhir Triwulan IV sebanyak 4.306 paket


senilai Rp. 26,328 T, yang terdiri dari :
 4.174 Paket senilai Rp. 25,66 T (97,48%) sudah terkontrak,
 34 Paket senilai Rp. 146,66 M (0,56%) batal lelang,
 98 Paket senilai Rp. 254,58 M (0,97%) tidak dilaksanakan.
Progres pelaksanaan paket-paket kontraktual hingga akhir Triwulan IV
disajikan dalam Tabel 4.7 dan Gambar 4.8 sebagai berikut.

BAB IV Akuntabilitas Kinerja


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air IV- 32
IV-32
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

Gambar 4.8 Status Paket Kontraktual s.d Triwulan IV

Tabel 4.7 Progres Paket Kontraktual Triwulan IV


Realisasi
Kontraktual Paket Pagu %
Keuangan
Total Kontraktual 4.306 26.323,03 23.471,78 90.74
a. Tahunan 3.771 10.397,25 9.900,27
b. MYC Baru 258 2.012,11 1.595,24
c. MYC Lanjutan 277 13.918,72 11.976,27
Tahunan 3.771 10.397,25 9.900,27 97.20
a. Terkontrak 3.682 9.977,01
b. Proses Lelang 17 80,39
c. Belum Lelang 72 73,03
d. Sisa Lelang 266,82
MYC Baru 258 2.012,10 1.595,24 90.47
a.Terkontrak 215 1.764,67
b.Proses Lelang 17 65,87
c. Belum Lelang 26 181,56
d. Sisa Lelang
MYC Lanjutan 277 13.918,72 11.976,27 86.04
a.Terkontrak 277 13.918,72
b.Proses Lelang 0 13.918,72
c. Belum Lelang

Hingga Triwulan IV terdapat 98 paket kontraktual yang tidak


dilaksanakan, yang terdiri dari 72 paket Tahunan atau Single Years Contract
(SYC) dengan nilai pagu Rp. 73,03 Miliar dan sebanyak 26 paket Tahun Jamak
atau Multy Years Contract Baru (MYC Baru) dengan pagu Rp. 181,56 Miliar.
Selanjutnya capaian masing-masing indikator kinerja pada 7 (tujuh) sasaran
program pada Triwulan IV dievaluasi dengan membandingkan antara realisasi
dengan target/rencana capaian disajikan pada Tabel 4.8.

BAB IV Akuntabilitas Kinerja

IV-33 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


IV-33
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja
BAB IV

Tabel 4.8 Capaian Indikator Kinerja Triwulan IV


Target Output Target Outcome Triwulan IV
No Sasaran Strategis/Sasaran Program Indikator Kinerja Pagu
Volume Satuan Volume Satuan RN RL Kinerja
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11=10/9*100
1) Meningkatnya Ketahanan Air Nasional
605,05 Km
Peningkatan debit layanan sarana dan prasarana
1 1.822.471.503 31 Buah 4,45 m3/detik 100,00 92,50 92,50
penyediaan air baku
123 Titik
22,41 Km
Meningkatnya layanan sarana dan prasarana Pengembalian fungsi dan debit layanan sarana dan
1 2 250.959.665 7 Buah 0,72 m3/detik 100,00 98,59 98,59
penyediaan air baku prasarana penyediaan air baku seperti semula
59 Titik
Akuntabilitas Kinerja

343 Buah
Terjaganya fungsi dan debit layanan sarana dan
3 98.783.967 - Titik 60,15 m3/detik 100,00 96,83 96,83
prasarana penyediaan air baku
23 Unit
11 Baru
1 Peningkatan kapasitas tampung sumber air 6.415.701.298 30 On Going 18,60 juta m3 100,00 90,87 90,87
114 Buah
Meningkatnya kapasitas tampung sumber-
2 Pengembalian fungsi dan kapasitas tampung sumber 2 Bendungan
sumber air 2 449.908.213 6,36 juta m3 100,00 76,99 76,99
air 68 Buah
167 Bendungan
3 Terjaganya kapasitas tampung sumber air 367.682.197 4.392,62 juta m3 100,00 96,77 96,77
1.108 Buah
Meningkatnya kapasitas pengendalian daya Peningkatan luas kawasan yang terlindungi dari daya 193,34 Km
3 1 4.215.191.666 19.971,07 Ha 100,00 85,96 85,96
rusak air rusak air 4,00 Unit
Meningkatnya keterpaduan tata kelola
4 1 Peningkatan indeks RBO (indeks) 308.593.181 2,75 Indeks 2,75 Indeks 100,00 94,94 94,94
pengelolaan SDA
Peningkatan persentase kawasan/lokasi yang di
5 Meningkatnya upaya konservasi sumber air 1 427.456.309 20,00 % 20,00 % 100,00 92,48 92,48
konservasi pada kawasan prioritas
2) Meningkatnya Dukungan untuk Kedaulatan Pangan dan Ketahanan Energi
1.080,87 Km 78.876,30 Ha
1 Peningkatan layanan jaringan irigasi 4.110.037.315 100,00 90,00 90,00
5 Bendung 5 Bendung
3.439,17 Km 327.164,81 Ha
2 Pengembalian fungsi dan layanan jaringan irigasi 4.566.134.694 100,00 96,56 96,56
4 Bendung 4 Bendung
6 Meningkatnya kinerja layanan irigasi
9.588,86 Km 3.372.594,25 Ha
3 Terjaganya fungsi dan layanan jaringan irigasi 1.756.195.594 100,00 96,11 96,11
548 Bendung 548 Bendung

4 Persentase daerah irigasi yang diairi oleh bendungan - 12,00 % 12,00 % - - -


Meningkatnya potensi energi dari sumber-
7 1 Peningkatan potensi energi sumber air - 3 Bendungan - Mw - - -
sumber air

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Total Kinerja 100,00 91,44 91,44
Deviasi (8,56)

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air IV-


IV-34 Direktorat Jenderal Sumber Daya AirBAB IV Akuntabilitas Kinerja

IV-34
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

Berikut adalah rincian penjelasan capaian Kinerja Ditjen Sumber Daya


Air berdasarkan uraian Rencana Aksi pada Triwulan IV :

1. Capaian kinerja pada sasaran program “Meningkatnya layanan sarana


dan prasarana penyediaan air baku” meliputi 3 indikator Kinerja yaitu :

Target Target Triwulan IV


No Sasaran Program/Indikator Kinerja
Output Outcome RN RL Kinerja
1 Meningkatnya layanan sarana dan prasarana penyediaan air baku
Peningkatan debit layanan sarana 605,05 Km
1 dan prasarana penyediaan air 31 Buah 4,45 m3/detik 100 92,50 92,50
baku 123 Titik
Pengembalian fungsi dan debit 22,41 Km
2 layanan sarana dan prasarana 7 Buah 0,72 m3/detik 100 98,59 98,59
penyediaan air baku 59 Titik
Terjaganya fungsi dan debit 343 Buah
60,15
3 layanan sarana dan prasarana - Titik 100 96,83 96,83
m3/detik
penyediaan air baku 23 Unit

a. Peningkatan debit layanan sarana dan prasarana penyediaan air


baku, dengan nilai realisasi capaian kinerja 92,50% (biru), masuk
dalam kategori memuaskan. Pada indikator kinerja ini, realisasi
capaian output pembangunan jaringan air baku sebesar 632,95 km
dari target capaian output sebesar 605,05 km, dan realisasi
pembangunan embung air baku dan intake sebanyak 28 buah dari
target 31 buah, serta realisasi pembuatan sumur bor 129 titik dari
target 123 titik. Realisasi outcome sebesar 4,34 m3/detik lebih rendah
dari yang ditargetkan 4,45 m3/detik sehingga terdapat deviasi capaian
outcome sebesar -0,11 m3/dt. Deviasi negatif ini disebabkan adanya
ketidaktepatan pencatatan outcome pada 2 paket pekerjaan yang baru
akan selesai pada Tahun 2019 yaitu Pembangunan Jaringan Air Baku
Baraka Tahap II Kab Enrekang (Lanjutan) dan Pembangunan Jaringan
Air Baku Rura Kab Enrekang yang masing-masing mempunyai outcome
0,06 m3/detik.
b. Pengembalian fungsi dan debit layanan sarana dan prasarana
penyediaan air baku, dengan nilai realisasi capaian kinerja 98,59%
(biru), masuk dalam kategori memuaskan. Pelaksanaan fisik untuk
rehabilitasi sarana dan prasarana penyediaan air baku selesai
dilaksanakan. Realisasi capaian output pada indikator kinerja untuk
rehabilitasi jaringan air baku tercapai 60,11 km, rehabilitasi sumur bor
terealisasi 55 titik, sedangkan rehabilitasi embung air baku dan intake

BAB IV Akuntabilitas Kinerja

IV-35 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


IV-35
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

terealisasi dengan capaian 7 buah. Realisasi capaian outcome untuk


indikator kinerja ini sebesar 0,70 m3/detik dimana lebih keci dari
rencana sebesar 0,72 m3/detik.
c. Terjaganya fungsi dan debit layanan sarana dan prasarana
penyediaan air baku, berkinerja memuaskan dengan nilai capaian
96,83% (biru). Indikator kinerja ini merupakan kegiatan operasi dan
pemeliharaan sarana dan prasarana layanan air baku yang dikerjakan
melalui kegiatan pemeliharaan berkala/rutin dan operasi jaringan
perpipaan air bersih pada sumur-sumur bor sebanyak 34 titik dan
embung air baku sebanyak 355 buah beserta intake air baku sebanyak
140 unit.

2. Pengukuran capaian pada sasaran program “Meningkatkan kapasitas


tampung sumber air”, meliputi 3 indikator Kinerja :
Sasaran Program/Indikator Triwulan IV
No Target Output Target Outcome
Kinerja RN RL Kinerja
2 Meningkatnya kapasitas tampung sumber air
30 On going
Peningkatan kapasitas
1 11 baru 18,60 juta m3 100 90,87 90,87
tampung sumber air
114 buah
Pengembalian fungsi dan 2 Bendungan
2 6,36 juta m3 100 76,99 76,99
kapasitas tampung sumber air 68 buah
167
Terjaganya fungsi dan
3 Bendungan 4.392,62 juta m3 100 96,77 96,77
kapasitas tampung sumber air
1.108 buah

a. Peningkatan kapasitas tampung sumber air, dengan nilai realisasi


capaian kinerja 90,870% (biru), dengan kinerja memuaskan. Sampai
dengan Desember 2017, 6 (enam) dari rencana 11 (sebelas) Bendungan
baru sudah terkontrak, yang terdiri dari Bendungan : Way Apu, Lau
Simeme, Pamukkullu, Temef, Margatiga, dan Semantok. Sementara 3
(tiga) Bendungan tidak dapat terkontrak sampai dengan akhir Tahun
2017, yaitu Bendungan : Sidan, Bener, dan Tigadihaji. Selain itu terdapat
2 (dua) Bendungan yang ditunda pelaksanaannya karena masih
memerlukan review desain, yaitu : Bendungan Rukoh dan Bendungan
Jlantah. Selain 6 pembangunan Bendungan baru, terdapat 30 (tiga
puluh) Bendungan on-going. Dalam Tahun 2017 terdapat 2 (dua)
Bendungan selesai (Bendungan Raknamo dan Bendungan Tanju) yang
memberikan tambahan daya tampung sebesar 32,36 juta m3 dan 117
embung/penampung air lainnya dengan tambahan kapasitas 20 juta m3.
BAB IV Akuntabilitas Kinerja
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air IV- 36
IV-36
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

Capaian pembangunan embung dan tampungan lain sebanyak 117 buah


tersebar terutama pada wilayah rawan kekeringan.
b. Pengembalian fungsi dan kapasitas tampung sumber air, dengan
nilai realisasi capaian kinerja 76,99% (biru muda). Kinerja kegiatan
rehabilitasi termasuk dalam kategori sangat baik. Pelaksanaan fisik
paket-paket kegiatan rehabilitasi tampungan air dapat diselesaikan
pada akhir Tahun anggaran.
Realisasi capaian output pada indikator ini tercapai, dimana dapat
dilaksanakan rehabilitasi 2 (dua) Bendungan, rehabilitasi 73 buah
embung/situ dan penampung air lainnya. Target outcome sebesar 6,36
Juta m3 tercapai 5,44 juta m3 yang terdiri dari 3,44 juta m3 yang
merupakan outcome dari kegiatan rehabilitasi 2 buah Bendungan yaitu
pekerjaan Pengerukan Sedimen Bendungan Rajui di Kabupaten Pidie
dengan outcome 2,64 juta m3 dan pekerjaan Package 8.a (LCB) Dredging
Works in Wonogiri Multipurpose Dam Reservoir with 3 (three) units
Dredgers Kab. Wonogiri dengan outcome 0,8 juta m3. Dan 2 juta m3 dari
outcome kegiatan rehabilitasi embung/bangunan penampung lainnya.
Sedangkan paket Construction of Closure Dike and Overflow Dike
(Package 2-1) Kab. Wonogiri yang merupakan paket kontrak Tahun
jamak (MYC) tidak selesai (capaian fisik sebesar 21,86%) dalam
pelaksanaan pekerjaan primary embankment karena tingginya elevasi
TMA sehingga pekerjaan DMSI (Deep Soil Mixing Improvement) tidak
dapat dilaksanakan dan mundur pada Tahun 2018.
c. Terjaganya fungsi dan kapasitas tampung sumber air, dengan nilai
realisai capaian kinerja 96,77% (biru) dan masuk dalam kategori
memuaskan. Kegiatan operasi dan pemeliharaan dilapangan belum
dapat mencapai target yang telah ditentukan. Pada indikator ini
dilaksanakan kegiatan operasi dan pemeliharaan pada 166 Bendungan,
1.112 embung/situ/penampung air lainnya, sehingga capaian outcome
sebesar 10.211 juta m3 lebih dari target yang telah ditetapkan dalam
Perjanjian Kinerja.

3. Capaian kinerja pada sasaran program “Meningkatkan kapasitas


pengendalian daya rusak air”, meliputi 1 indikator Kinerja :

IV-37 Direktorat
BABJenderal Sumber
IV Akuntabilitas Kinerja
Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
IV-37

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

Target Target Triwulan IV


No Sasaran Program/Indikator Kinerja
Output Outcome RN RL Kinerja
3 Meningkatnya kapasitas pengendalian daya rusak air
193,34
Peningkatan luas kawasan yang
1 km; 19.971,07 Ha 100 85,96 85,96
terlindungi dari daya rusak air
4 unit

a. Peningkatan luas kawasan yang terlindungi dari daya rusak air,


dengan nilai realisasi capaian kinerja 85,96% (biru), termasuk dalam
kategori memuaskan. Realisasi capaian output pada indikator kinerja ini
adalah 161,71 km sarana pengendali banjir dan 2 unit pintu/bendung
pengendali banjir yang dibangun. Target output dan outcome tidak
tercapai sehingga capian kinerja fisik hanya sebesar 85,96%
dikarenakan beberapa paket pengendali banjir tidak
dilanjutkan/dilaksanakan antara lain Pembangunan Prasarana
Pengendali Banjir Sungai Krueng Singkil di Kabupaten Aceh Singkil,
Penataan Sungai Citarum di Kab Bandung Barat, Ciujung Priority Civil
Work Package 1 & 2 (FMSRB) Kab Serang Banten, FMSRB P. Ambon Kota
Ambon, Bali Beach Conservation Project Phase II.

4. Capaian kinerja pada sasaran program “Meningkatkan keterpaduan tata


kelola pengelolaan sumber daya air” terdiri dari 1 indikator kinerja :
Sasaran Program/Indikator Target Target Triwulan IV
No
Kinerja Output Outcome RN RL Kinerja
4 Meningkatnya keterpaduan tata kelola pengelolaan Sumber Daya Air
1 Peningkatan RBO Indeks 2,75 Indeks 2,75 indeks 100 94,94 94,94

a. Peningkatan Presentase RBO Indeks, dengan nilai realisasi capaian


kinerja 94,94% (biru), masuk dalam kategori memuaskan. Hal ini
disebabkan karena indikator kinerja yang berkaitan dengan kegiatan
wajib balai baik tata kelola internal organisasi, keuangan, pembelajaran
dan pertumbuhan organisasi, maupun koordinasi dan hubungan dengan
stakeholder sudah berjalan dengan baik di masing-masing 34
BBWS/BWS.
Kegiatan wajib balai untuk mendukung sasaran program meningkatnya
keterpaduan tata kelola pengelolaan Sumber Daya Air berupa data
informasi dan komunikasi publik, pola dan rencana pengelolaan SDA
WS kewenangan pusat, hidrologi dan kualitas air, kelembagaan
pengelolaan SDA, rekomtek pemanfaatan SDA, serta dukungan
manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya.

BAB IV Akuntabilitas Kinerja

Direktorat
IV-38 Jenderal Sumber Daya Air IV- 38
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

5. Capaian kinerja pada sasaran program “Meningkatnya upaya konservasi


sumber air” terdiri dari 1 indikator kinerja :

Target Target Triwulan IV


No Sasaran Program/Indikator Kinerja
Output Outcome RN RL Kinerja
5
Meningkatnya upaya konservasi sumber air
Peningkatan persentase
1 kawasan/lokasi yang di konservasi 20% 20% 100 92,48 92,48
pada kawasan prioritas

a. Peningkatan persentase kawasan/lokasi yang dikonservasi pada


kawasan prioritas, dengan nilai realisasi capaian kinerja 92,48%
(biru), termasuk dalam kategori memuaskan. Hal ini disebabkan paket
kegiatan kawasan/lokasi yang dilindungi dapat dilaksanakan, meliputi
pelaksanaan kegiatan GNKPA, kegiatan sungai dan mata air yang
dipelihara, perlindungan terhadap mata air, perlindungan danau dan
sempadannya serta revitalisasi danau.

6. Capaian kinerja pada sasaran program “Meningkatnya kinerja layanan


irigasi” terdiri dari 4 indikator kinerja :

Sasaran Program/Indikator Target Triwulan IV


No Target Outcome
Kinerja Output RN RL Kinerja
6 Meningkatnya kinerja layanan irigasi
Peningkatan layanan jaringan 1.080,87 Km 78.876,30 Ha
1 100 90,00 90,00
irigasi 5 Bendung 5 Bendung
Pengembalian fungsi dan layanan 3.493,17 Km 327.164,81 Ha
2 100 96,56 96,56
jaringan irigasi 4 Bendung 4 Bendung
Terjaganya fungsi dan layanan 9.588,86Km 3.372.594,25 Ha
3 100 96,11 96,11
jaringan irigasi 548 Bendung 548 Bendung
Persentase daerah irigasi yang
4 12% 12% - - -
diairi oleh Bendungan

a. Peningkatan layanan jaringan irigasi, dengan nilai realisasi capaian


kinerja 90,00% (biru) termasuk dalam kategori memuaskan. Capaian
output pembangunan jaringan irigasi baru terealisasi sepanjang 1.019
km dan pembangunan 6 bendung dari target panjang jaringan irigasi
1.080,87 km dan pembangunan 5 bendung. Kegiatan-kegiatan
pembangunan jaringan irigasi baru yang dikerjakan antara lain
Pembangunan Bendung DI Baliase Kab Luwu Utara, Pembangunan DI
Rawa Tanah Miring Kab Merauke, Pembangunan Jaringan Tata Air
Tambak Mawasangka Kab Buton Tengah. Terdapat paket kegiatan
yang batal dilaksanakan, antara lain Pembangunan Jaringan Irigasi DI
Cikawung di Kab Cilacap, Perkuatan Sayap Bendung Sumur Watu Kab

IV-39 Direktorat
BABJenderal Sumber
IV Akuntabilitas Kinerja
Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
IV-39

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


BAB IV
Akuntabilitas Kinerja
Indramayu, Pembangunan DI Slinga Kanan Kab Purbalingga,
Pembangunan Bendung Di Batang Toru, Peningkatan Bendung dan
Pembangunan Jaringan Irigasi Leuwisaheng (lanjutan) Kab Sumedang,
Pembangunan Jaringan Irigasi DI Baliase Kab Luwu Utara.
b. Pengembalian fungsi dan layanan jaringan irigasi, dengan nilai
realisasi capaian kinerja 96,56% (biru), masuk dalam kategori
memuaskan. Paket-paket kegiatan kontraktual berjalan sesuai yang
direncanakan, antara lain Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI Ciletuh Kab
Sukabumi, Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI Wundulako Kab Kolaka.
Realisasi capaian output rehabilitasi jaringan irigasi sepanjang
3.470,29 km dan rehabilitasi 1 buah bendung. Realisasi outcome yang
rendah sebesar 266.143,36 hektar dari 327.164,81 hektar yang
ditargetkan dikarenakan ada 10 paket pekerjaan Tahun jamak yang
outcome nya telah dihitung pada Tahun sebelumnya sebesar 52.952,45
hektar. Dan terdapat 2 paket pekerjaan batal/ditunda pelaksanaannya.
c. Terjaganya fungsi dan layanan jaringan irigasi, dengan nilai
realisasi capaian kinerja 97,37% (biru) termasuk dalam kategori
memuaskan. Paket-paket kegiatan ini merupakan kegiatan
pemeliharaan berkala dan rutin serta operasi. Realisasi capaian OP
jaringan irigasi sepanjang 40.982,4 km dan 587 bendung.
d. Persentase daerah irigasi yang diairi oleh Bendungan, merupakan
potensi daerah irigasi yang dapat diairi oleh Bendungan yang selesai
dibangun. Pada Tahun 2016 sebanyak 2 Bendungan selesai dibangun
(Teritip dan Payaseunara) yang keduanya mempunyai fungsi untuk
penyediaan tampungan air baku tidak mempunyai potensi suplai air
untuk daerah irigasi. Sehingga potensi daerah irigasi yang diairi dari
Bendungan tidak mengalami pertambahan dari Tahun sebelumnya
sebesar 857.286,82 hektar dari total daerah irigasi yang ada 7.145.168
hektar atau dalam persentase sebesar 12%.

7. Capaian kinerja pada sasaran program “Meningkatnya potensi energi


dari sumber daya air” terdiri dari 1 indikator kinerja :
Target Target Triwulan IV
No Sasaran Program/Indikator Kinerja
Output Outcome RN RL Kinerja
7 Meningkatnya potensi energi dari sumber daya air
Peningkatan potensi energi sumber
1 1.35 MW 1,35 MW - - -
air

BAB IV Akuntabilitas Kinerja

IV-40
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air IV- 40
DirektoratDirektorat
Jenderal Sumber
Jenderal Daya
Sumber DayaAir
Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

a. Peningkatan potensi energi sumber air, merupakan penambahan


potensi energi dari Bendungan yang selesai di bangun yang mana
Bendungan tersebut mempunyai manfaat sebagai pembangkit listrik
mikrohidro. Tahun 2017 ini tidak menetapkan target untuk indikator
kinerja peningkatan potensi energi sumber air (0 MW), sehingga tidak
ada pengukuran capaian pada indikator kinerja peningkatan potensi
energi sumber air. Namun dari Bendungan yang selesai dibangun
Tahun ini yaitu Bendungan Raknamo memberikan potensi energi
sebesar 0,2 MW.

4.1.6 Realisasi Pencapaian Kinerja Sasaran Program

Realisasi capaian kinerja TA 2017 untuk setiap Sasaran Program dengan


masing-masing indikator kinerja sebagaimana disajikan pada Tabel 4.9 dan
dijelaskan sebagai berikut :
Tabel 4.9 Realisasi Capaian Kinerja Tahun Anggaran 2017

Sasaran Strategis/ 2017


No Indikator Kinerja Satuan
Sasaran Program Target PK Capaian PK
Peningkatan debit layanan sarana dan prasarana
1) M3/dtk 4,45 4,34
penyediaan air baku
Meningkatnya layanan sarana dan Pengembalian fungsi dan debit layanan sarana dan
1 2) M3/dtk 0,72 0,7
prasarana air baku prasarana penyediaan air baku seperti semula
Terjaganya fungsi dan debit layanan sarana dan
3) M3/dtk 60,15 87,66
prasarana penyediaan air baku
1) Peningkatan kapasitas tampung sumber air Juta m3 18,6 52,36
Meningkatnya kapasitas tampung
2 2) Pengembalian fungsi dan kapasitas tampung sumber air Juta m3 6,36 5,44
sumber-sumber air
3) Terjaganya fungsi dan kapasitas tampung sumber air Juta m3 4.392,67 10.211
Meningkatnya kapasitas Peningkatan luas kawasan yang terlindungi dari daya
3 1) Ha 19.971,07 14.912,94
penegndalian daya rusak air rusak air
Meningkatnya keterpaduan tata
4 1) Peningkatan RBO Indeks Indeks 2,75 2,84
kelola pengelolaan SDA
Meningkatnya upaya konservasi Peningkatan persentase kawasan/lokasi yang
5 1) % 20 20
sumber daya air dikonservasi pada kawasan prioritas
1) Peningkatan layanan jaringan irigasi Ha 78.876,30 63.248
2) Pengembalian fungsi dan layanan jaringan irigasi Ha 327.164,81 266.143
6 Meningkatnya kinerja layanan irigasi
3) Terjaganya fungsi dan layanan jaringan irigasi Ha 3.372.594,25 3.216.285,39
4) Persentase daerah irigasi yang diairi oleh Bendungan % 12 12
Meningkatnya potensi energi dari
7 1) Peningkatan potensi energi sumber air MW 0 0,2
sumber-sumber air

IV-41 Direktorat
BABJenderal Sumber
IV Akuntabilitas Kinerja
Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
IV-41

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

a. Sasaran program : “Meningkatnya layanan sarana dan prasarana


penyediaan air baku”, Realisasi capaian kinerja pada masing-masing
indikator sebagai berikut :
a) Peningkatan debit layanan sarana dan prasarana penyediaan air
baku, dengan realisasi capaian outcome sebesar 4,34 m3/detik dari
target outcome 4,45 m3/detik.
b) Pengembalian fungsi dan debit layanan sarana dan prasarana
penyediaan air baku seperti semula, dengan realisasi capaian
outcome sebesar 0,7, m3/detik dari target outcome 0,72 m3/detik.
c) Terjaganya fungsi dan debit layanan sarana dan prasarana
penyediaan air baku, dengan realisasi capaian outcome sebesar 87,66
m3/detik dari target outcome 60,15 m3/detik.

b. Sasaran program : “Meningkatnya kapasitas tampung sumber-


sumber air”, Realisasi capaian kinerja pada masing-masing indikator
sebagai berikut :
a) Peningkatan kapasitas tampung sumber air, dengan realisasi capaian
outcome sebesar 52,36 juta m3 dari target outcome sebesar 18,6 juta
m3.
b) Pengembalian fungsi dan kapasitas tampung sumber air, dengan
realisasi capaian outcome sebesar 5,44 juta m3 dari target outcome
6,36 juta m3.
c) Terjaganya kapasitas tampung sumber air, dengan realisasi capaian
outcome sebesar 10.211 juta m3 dari target outcome 4.392,67 juta m3.

c. Sasaran program : “Meningkatnya kapasita pengendalian daya


rusak air”, Realisasi capaian kinerja pada indikator kinerja :
a) Peningkatan luas kawasan yang terlindungi dari daya rusak air,
dengan realisasi capaian outcome sebesar 14.912,94 hektar dari
target outcome 19.971,07 hektar.

d. Sasaran program : “Meningkatnya keterpaduan tata kelola


pengelolaan SDA”, Realisasi capaian kinerja pada indikator kinerja :
a) Peningkatan RBO indeks, dengan realisasi capaian outcome sebesar
2,84 indeks dari target outcome sebesar 2,75 indeks.

BAB IV Akuntabilitas Kinerja

Direktorat
IV-42 Jenderal Sumber Daya Air IV- 42
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

e. Sasaran program : “Meningkatnya upaya konservasi sumber air”,


Realisasi capaian kinerja pada indikator kinerja ini :
a) Peningkatan persentase kawasan/lokasi yang dikonservasi pada
kawasan prioritas, dengan realisasi capaian outcome sebesar 20%
dari target outcome 20%.

f. Sasaran program : “Meningkatnya kinerja layanan irigasi”


Realisasi capaian kinerja pada masing-masing indikator, sebagai
berikut :
a) Peningkatan layanan jaringan irigasi, dengan realisasi capaian
outcome sebesar 63.248 hektar dari target outcome sebesar
78.876,30 hektar. Beberapa paket batal dilaksanakan karena
terkendala pembebasan lahan dan masih diperlukan review desain,
antara lain Pembangunan Jaringan Irigasi DI Cikawung di Kab
Cilacap, Perkuatan Sayap Bendung Sumur Watu Kab Indramayu,
Pembangunan DI Slinga Kanan Kab Purbalingga, Pembangunan
Bendung Di Batang Toru, Peningkatan Bendung dan Pembangunan
Jaringan Irigasi Leuwisaheng (lanjutan) Kab Sumedang,
Pembangunan Jaringan Irigasi DI Baliase Kab Luwu Utara. Ada 1
paket pekerjaan yang kurang tepat dalam pencatatan outcome
karena sudah diperhitungkan pada Tahun sebelumnya sehingga
outcome pada Tahun ini tidak dihitung yaitu Pembangunan Saluran
Suplesi Jabung (AMS-21) (Lanjutan) Kab Lampung Timur.
Selain pembangunan jaringan irigasi permukaan, rawa, tambak dan
jaringan irigasi air tanah kewenangan pusat, juga terdapat program
pembangunan dan peningkatan jaringan irigasi kewenangan daerah
yang didanai melalui Dana Alokasi Khusus (DAK). Realisasi capaian
pembangungan jaringan irigasi kewenangan daerah pada Tahun
2017 mencapai 6.767 hektar dan realisasi untuk peningkatan
jaringan irigasi kewenangan daerah mencapai 157.728 hektar.
b) Pengembalian fungsi dan layanan jaringan irigasi, dengan realisasi
capaian outcome sebesar 266.143,36 hektar dari target outcome
sebesar 327.164,81 hektar. Realisasi outcome yang rendah
dikarenakan ada 10 paket pekerjaan rehabilitasi kontrak Tahun
jamak yang outcomenya telah dihitung pada Tahun sebelumnya

IV-43 Direktorat
BABJenderal Sumber
IV Akuntabilitas Kinerja
Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
IV-43

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

sebesar 52.952,45 hektar (Peningkatan DI Dumpil Kab Grobogan,


Rehabilitasi DI Grogek/Sungapan Kab Pemalang, Rehabilitasi DI
Pemali Kab Brebes, Rehabilitasi Saluran Induk dan Sekunder Klambu
Kanan Kab Grobogan, Rehabilitasi Saluran Induk dan Sekunder
Klambu Kiri Kab Demak, Rehabilitasi Saluran Induk dan Sekunder
Wilalung Kab Grobogan, Rehabilitasi Saluran Induk DI Sedadi Kab
Grobogan, Rehabilitasi Saluran Induk Sidorejo Kab Grobogan,
Rehabilitasi Saluran Sekunder DI Sedadi Kab Grobogan, Rehabilitasi
Saluran Sekunder Sidorejo Kab Grobogan). Dan terdapat 2 paket
pekerjaan batal/ditunda pelaksanaannya yaitu Rehabilitasi dan
Optimalisasi Saluran Induk Tarum Timur dan Bangunan Bagi Bugis
Kab Karawang, Kab Subang, dan Kab Indramayu serta Rehabilitasi SS
Kandanghaur CS DI Jatiluhur Kab Indramayu.
c) Terjaganya fungsi dan layanan jaringan irigasi, dengan realisasi
capaian outcome sebesar 3.216.285,39 hektar dari target outcome
3.372.594,25 hektar.
d) Persentase daerah irigasi yang diairi oleh Bendungan, dari capaian
pembangunan Bendungan selesai di Tahun 2016 sebanyak 2 (dua)
Bendungan (Teritip dan Payaseunara) keduanya mempunyai fungsi
untuk penyediaan tampungan air baku tidak mempunyai potensi
suplai air untuk daerah irigasi. Sehingga potensi daerah irigasi yang
diairi dari Bendungan tidak mengalami pertambahan dari Tahun
sebelumnya sebesar 857.286,82 hektar dari total daerah irigasi yang
ada 7.145.168 hektar atau dalam persentase sebesar 12%.

g. Sasaran program : “Meningkatnya potensi energi dari sumber-


sumber air”, Realisasi capaian kinerja pada indikator kinerja ini :
a) Peningkatan potensi sumber energi, dengan realisasi capaian
outcome sebesar 0,2 MW dari target outcome 0 MW.

Persentase capaian kinerja sasaran program dihitung berdasarkan


capaian pada masing-masing indikator kinerja yang mendukung langsung
capaian sasaran program dimaksud dengan tertimbang terhadap total target
capaian Rencana Strategis (Renstra), sebagai berikut :
1. Persentase Indikator kinerja dari sasaran program pemenuhan kebutuhan
air baku untuk kehidupan sehari-hari adalah 75,05% yang diperoleh
BAB IV Akuntabilitas Kinerja

Direktorat
IV-44 Jenderal Sumber Daya Air IV- 44
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

berdasarkan perhitungan capaian kapasitas air baku Tahun eksisting


terhadap total kebutuhan air baku (2015-2019) ditambah akses air baku
Tahun sebelumnya.

2. Persentase Indikator kinerja dari sasaran program peningkatan kapasitas


tampung perkapita adalah 2,68% diperoleh berdasarkan perbandingan
capaian kapasitas tampung Tahun eksisting terhadap total kebutuhan
kapasitas tampung ditambah capaian Tahun sebelumnya.

3. Persentase Indikator kinerja dari sasaran program peningkatan layanan


infrastruktur pengendali daya rusak air adalah 60,24% diperoleh
berdasarkan perhitungan penambahan luas kawasan yang terlindungi
Tahun eksisting terhadap target perlindungan kawasan seluas 200 ribu
hektar.

4. Persentase Indikator kinerja dari sasaran program pemenuhan kebutuhan


air baku untuk layanan irigasi adalah 85,46% (pembangunan baru)
diperoleh berdasarkan perhitungan perbandingan capaian luas irigasi
Tahun eksisting terhadap total target luas irigasi ditambah capaian Tahun
sebelumnya.

Persentase Indikator kinerja dari sasaran program pemenuhan kebutuhan


air baku untuk layanan irigasi adalah 76,88% (rehabilitasi) diperoleh
berdasarkan perhitungan perbandingan capaian luas irigasi yang
direhabilitasi pada Tahun eksisting terhadap total target luas irigasi yang
direhabilitasi ditambah capaian Tahun sebelumnya.

5. Persentase Indikator kinerja dari sasaran program peningkatan potensi


sumber energi adalah 1,26% diperoleh berdasarkan perhitungan

IV-45 Direktorat
BABJenderal Sumber
IV Akuntabilitas Kinerja
Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
IV-45

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

perbandingan capaian potensi energi pada Tahun eksisting terhadap total


target potensi energi.

4.1.7 Realisasi Pencapaian Kinerja Sasaran Strategis


Dari 7 (tujuh) Sasaran Program yang ditetapkan Ditjen Sumber Daya
Air, ada 5 (lima) sasaran program yang mendukung langsung terhadap
Sasaran strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis merupakan rata-rata total capaian dari
sasaran program yang mendukungnya, dengan perhitungan sebagai berikut :

1. Perhitungan kinerja Sasaran Strategis : “Tingkat dukungan ketahanan


air nasional”, merupakan rata-rata persentase capaian sasaran program
yang mendukungnya:
a. Pemenuhan kebutuhan air baku untuk kehidupan sehari-hari.
b. Peningkatan kapasitas tampung per kapita.
c. Peningkatan layanan infrastruktur pengendali daya rusak.
Target persentase capaian Sasaran Strategis tingkat dukungan untuk
ketahanan air nasional Tahun 2017 adalah sebesar 48,91% sedangkan
capaian sasaran strategisnya adalah 45,32%, yang merupakan rata-rata
dari total persentase capaian masing-masing sasaran program yang
mendukungnya.

2. Pengukuran kinerja Sasaran Strategis : “Tingkat dukungan untuk


kedaulatan pangan dan energi”, merupakan rata-rata total persentase
capaian sasaran program yang mendukungnya:
a. Pemenuhan kebutuhan air baku untuk layanan irigasi.
b. Peningkatan potensi sumber air.
Target persentase capaian sasaran strategis tingkat dukungan untuk
kedaulatan pangan dan ketahanan energi Tahun 2017 adalah sebesar
55,15% sedangkan capaian sasaran strategisnya adalah 54,51%, yang
merupakan total capaian sasaran program dibagi dengan jumlah indikator
yang mendukungnya.

BAB IV Akuntabilitas Kinerja

Direktorat
IV-46 Jenderal Sumber Daya Air IV- 46
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

Hasil perhitungan pengukuran capaian sasaran strategis Tahun 2017


selengkapnya dirangkum dalam Tabel 4.10 berikut.

Tabel 4.10 Realisasi Pencapaian Kinerja Sasaran Strategis Tahun 2017


2017 Capaian
Sasaran Strategis Sasaran Program Satuan
Target Capaian 2017
Pemenuhan kebutuhan Penambahan M3/det 4,34
air baku untuk Menjadi M3/det 68,90
kehidupan Persentase % 75,05
Tingkat Penambahan Juta m3 52,36
dukungan untuk Peningkatan kapasitas
48,91 45,32 Menjadi Juta m3 13.773
ketahanan air tampung per kapita
nasional (%) Persentase % 2,68
Peningkatan layanan Penambahan Ha 14.912,94
infrastruktur pengendali Menjadi Ha 136.920
daya rusak air Persentase % 58,22
Penambahan Ha 63.248
Menjadi Ha 2.115.215
Pemenuhan kebutuhan
Tingkat Persentase % 85,46
air baku untuk layanan
dukungan untuk Penambahan Ha 266.143
irigasi
kedaulatan 55,15 54,51 Menjadi Ha 3.851.282
pangan dan Persentase % 76,81
energi (%) Penambahan MW 0,2
Peningkatan potensi
Menjadi MW 8.818,04
sumber energi
Persentase % 1,26

4.1.8 Koreksi Capaian Kinerja


Pada perhitungan capaian kinerja sasaran program dan sasaran strategis
Tahun 2015 terdapat beberapa koreksi capaian pada 2 (dua) sasaran program
sebagai berikut :
1. Meningkatnya layanan sarana dan prasarana air baku, pada indikator :
a. Peningkatan debit layanan sarana dan prasarana air baku, dari semula
8,74 m3/detik menjadi 6,97 m3/detik.
b. Pengembalian fungsi dan debit layanan sarana dan prasarana
penyediaan air baku seperti semula, dari semula 8,2 m3/detik menjadi
7,97 m3/detik.
2. Meningkatnya kinerja layanan irigasi, pada indikator:
a. Peningkatan layanan jaringan irigasi, dari semula 182.017 hektar
menjadi 155.382 hektar.
b. Pengembalian fungsi dan layanan jaringan irigasi, dari semula 480.534
hektar menjadi 491.901 hektar.

BAB IV Akuntabilitas Kinerja


IV-47 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
IV-47
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

Koreksi capaian dilakukan karena adanya perhitungan ganda pada


capaian outcome Tahun 2015, dimana outcome telah dihitung pada Tahun
sebelumnya terutama untuk paket-paket multiyears contract. Selengkapnya
disajikan pada Tabel 4.11 berikut.

Tabel 4.11 Tabel Koreksi Capaian Tahun 2015


CAPAIAN 2015
NO SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA SATUAN
SEMULA KOREKSI
Peningkatan debit layanan sarana dan prasarana
1) M3/dtk 8,74 6,97*
penyediaan air baku

Meningkatnya layanan sarana dan Pengembalian fungsi dan debit layanan sarana
1 2) M3/dtk 8,2 7,97*
prasarana air baku dan prasarana penyediaan air baku seperti semula

Terjaganya fungsi dan debit layanan sarana dan


3) M3/dtk 69,64 69,64
prasarana penyediaan air baku
1) Peningkatan kapasitas tampung sumber air Juta m3 1.012 1.012

Meningkatnya kapasitas tampung 2) Pengembalian fungsi dan kapasitas tampung Juta m3 377 377
2 sumber air
sumber-sumber air
Terjaganya fungsi dan kapasitas tampung sumber
3) Juta m3 12.679 12.679
air
Meningkatnya kapasitas Peningkatan luas kawasan yang terlindungi dari
3 1) Ha 20.344 20.344
penegndalian daya rusak air daya rusak air
Meningkatnya keterpaduan tata
4 1) Peningkatan RBO Indeks Indeks 2,25 2,25
kelola pengelolaan SDA
Meningkatnya upaya konservasi Peningkatan persentase kawasan/lokasi yang
5 1) % 20 20
sumber daya air dikonservasi pada kawasan prioritas
1) Peningkatan layanan jaringan irigasi Ha 182.017 155.382*
2) Pengembalian fungsi dan layanan jaringan irigasi Ha 480.534 491.901*
Meningkatnya kinerja layanan
6
irigasi 3) Terjaganya fungsi dan layanan jaringan irigasi Ha 3.581.530 3.581.530
Persentase daerah irigasi yang diairi oleh
4) %
Bendungan
Meningkatnya potensi energi dari
7 1) Peningkatan potensi energi sumber air MW 111,84 111,84
sumber-sumber air

* koreksi capaian

Koreksi capaian pada 3 (tiga) indikator diatas (Peningkatan debit


layanan sarana dan prasarana air baku, Peningkatan layanan jaringan irigasi,
dan Pengembalian fungsi dan layanan jaringan irigasi) akan berpengaruh
terhadap perhitungan akumulasi capaian sasaran program dan sasaran
strategis. Koreksi terhadap capaian sasaran program dan sasaran strategis
tingkat dukungan untuk ketahanan air nasional dan tingkat dukungan untuk
kedaulatan pangan dan energi, Tahun 2015 dan Tahun 2016 sebagaimana
disajikan pada tabel 4.12 berikut :

BAB IV Akuntabilitas Kinerja

Direktorat
IV-48 Jenderal Sumber Daya Air IV- 48
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB IV

IV-
Akuntabilitas Kinerja

I-1
Tabel 4.12 Perhitungan Pengukuran Capaian Sasaran Strategis (Koreksi capaian)

Sasaran Baseline 2015 2016 Baseline Capaian


Sasaran Program Satuan
Strategis 2014 Target Capaian Target Capaian 2014 2015 2016
Penambahan M3/det 51,44 6,97 6,15
Pemenuhan
Menjadi M3/det 58,41 64,56
kebutuhan air baku
untuk kehidupan Persentase % 66,35 69,82 72,89

Tingkat
dukungan untuk
Penambahan Juta m3 12.679 1.025 16,73
Peningkatan

ketahanan air
Menjadi Juta m3 13.704 13.721
kapasitas tampung

nasional (%)
28,95 32,97 39,45 40,85 42,61
per kapita Persentase % 2,5 2,67 2,67

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Peningkatan Penambahan Ha 36.199 69.725 16.083,11

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


layanan Menjadi Ha 105.924 122.007,11
infrastruktur
pengendali daya 45,84
Persentase % 18 52,27
rusak air
Penambahan Ha 155.382 52.519
Menjadi Ha 1.844.066 1.999.448 2.051.967
Pemenuhan

Tingkat
Persentase % 83 85,13 85,28
kebutuhan air baku

dukungan untuk
untuk layanan Penambahan Ha 491.901 291.171

kedaulatan
irigasi

pangan dan
Menjadi Ha 2.802.067 3.293.968 3.585,139
45,83 52,66 52,56 53,93 53,15

energi (%)
Persentase % 54,5 71,31 74,13
Penambahan MW 111,84 0
Peningkatan
potensi sumber Menjadi MW 8.706 8.817,84 8.817,84
energi 1,26
Persentase % 0 1,26
Akuntabilitas Kinerja
BAB IV

IV-49 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


BAB IV Akuntabilitas Kinerja
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

4.2. Perbandingan Antara Target Dan Realisasi Capaian Kinerja


4.2.1 Realisasi Capaian Kinerja TA 2017

Perbandingan capaian kinerja antara target capaian outcome yang telah


ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2017 dan realisasi capaian
outcome disajikan pada Tabel 4.13 berikut.

Tabel. 4.13 Capaian Perjanjian Kinerja Tahun 2017


Sasaran Strategis/ 2017
No Indikator Kinerja Satuan Ket
Sasaran Program Target PK Capaian PK
Meningkatnya Dukungan Ketahanan Air
1) Peningkatan debit layanan
Tidak
sarana dan prasarana M3/dtk 4,45 4,34
tercapai
penyediaan air baku
2) Pengembalian fungsi dan
Meningkatnya layanan debit layanan sarana dan Tidak
M3/dtk 0,72 0,70
1 sarana dan prasarana air prasarana penyediaan air tercapai
baku baku seperti semula
3) Terjaganya fungsi dan debit
layanan sarana dan
M3/dtk 60,15 87,66 Tercapai
prasarana penyediaan air
baku
1) Peningkatan kapasitas
Juta m3 18,6 52,36 Tercapai
tampung sumber air
2) Pengembalian fungsi dan
Meningkatnya kapasitas Tidak
kapasitas tampung sumber Juta m3 6,36 5,44
2 tampung sumber-sumber tercapai
air
air
3) Terjaganya fungsi dan
kapasitas tampung sumber Juta m3 4.392,67 10.211 Tercapai
air
Meningkatnya kapasitas 1) Peningkatan luas kawasan
Tidak
3 penegndalian daya rusak yang terlindungi dari daya Ha 19.971,07 14.912,94
Tercapai
air rusak air
Meningkatnya keterpaduan 1) Peningkatan RBO Indeks
4 Indeks 2,75 2,84 Tercapai
tata kelola pengelolaan SDA
1) Peningkatan persentase
Meningkatnya upaya kawasan/lokasi yang
5 % 20 20 Tercapai
konservasi sumber daya air dikonservasi pada kawasan
prioritas
Meningkatnya Dukungan untuk Kedaulatan Pangan dan Ketahanan Energi
1) Peningkatan layanan Tidak
Ha 78.876,30 63.248
jaringan irigasi tercapai
2) Pengembalian fungsi dan Tidak
Ha 327.164,81 266.143
Meningkatnya kinerja layanan jaringan irigasi tercapai
6
layanan irigasi 3) Terjaganya fungsi dan Tidak
Ha 3.372.594,25 3.216.285,39
layanan jaringan irigasi tercapai
4) Persentase daerah irigasi
% 12 12 Tercapai
yang diairi oleh Bendungan
Meningkatnya potensi 1) Peningkatan potensi energi
7 energi dari sumber-sumber sumber air MW 0 0,2 Tercapai
air

Dari Tabel 4.11 diatas, terdapat 7 (tujuh) indikator kinerja tidak


tercapai, dan 6 (enam) indikator kinerja tercapai, sedangkan 1 (satu)
indikator kinerja tidak memiliki target.

BAB IV Akuntabilitas Kinerja

Direktorat
IV-50 Jenderal Sumber Daya Air IV- 50
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

Target capaian outcome tidak tercapai, adalah pada sasaran program


dengan indikator kinerja, sebagai berikut:
1. Sasaran program : “Meningkatnya layanan sarana dan prasarana
penyediaan air baku”, pada indikator kinerja:
a. Peningkatan debit layanan sarana dan prasarana penyediaan air
baku, dari target outcome sebesar 4,45 m3/detik hanya tercapai 4,34
m3/detik, terdapat deviasi outcome sebesar -0,11 m3/detik.

b. Pengembalian fungsi dan debit layanan sarana dan prasarana


penyediaan air baku seperti semula, realisasi capaian outcome sebesar
0,7 m3/detik kurang dari target yang telah ditetapkan sebesar 0,72
m3/detik, terdapat deviasi outcome sebesar -0,02 m3/detik.

2. Sasaran program : “Meningkatnya kapasitas tampung sumber-sumber air”,


pada indikator kinerja:
a. Pengembalian fungsi dan kapasitas tampung sumber air, dari target
capaian outcome sebesar 6,36 juta m3 terealisasi capaian outcome hanya
sebesar 5,44 juta m3, terdapat deviasi capaian outcome sebesar -0,92
juta m3.

3. Sasaran program : ”Meningkatnya Kapasitas Pengendalian Daya Rusak Air”,


padai indikator kinerja :
a. Peningkatan luas kawasan yang terlindung dari daya rusak air,
realisasi capaian outcome sebesar 14.912,94 hektar lebih rendah dari
target outcome yang ditetapkan sebesar 19.971,07 hektar sehingga
terdapat deviasi outcome sebesar -5.058,13 hektar.
4. Sasaran program : “Meningkatnya kinerja layanan irigasi”, pada indikator
kinerja :
a. Peningkatan layanan jaringan irigasi, dimana realisasi capaian output
sebesar 190 km dan capaian outcome sebesar 63.248 hektar, lebih
rendah dari target outcome sebesar 78.876,30 hektar. Deviasi capaian
outcome sebesar -15.628,3 hektar.

b. Pengembalian fungsi dan layanan jaringan irigasi, dimana realisasi


capaian outcome sebesar 266.143 hektar, lebih rendah dari target
outcome sebesar 327.164,81 hektar, sehingga deviasi capaian outcome
sebesar -61.021,45 hektar.

IV-51 Direktorat
BABJenderal Sumber
IV Akuntabilitas Kinerja
Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
IV-51

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

c. Terjaganya fungsi dan layanan jaringan irigasi, dimana realisasi


capaian outcome sebesar 3.216.285,39 hektar, lebih rendah dari target
outcome sebesar 3.372.594,25 hektar, deviasi capaian outcome yang
terjadi sebesar -156.308,86 hektar.

Target capaian outcome tercapai, adalah pada sasaran program dengan


indikator kinerja, sebagai berikut:
1. Sasaran program : “Meningkatnya layanan sarana dan prasarana
penyediaan air baku”, pada indikator kinerja:
a. Terjaganya fungsi dan debit layanan sarana dan prasarana
penyediaan air baku, realisasi capaian outcome sebesar 87,66 m3/detik
melebihi target yang telah ditetapkan sebesar 60,15 m3/detik.

2. Sasaran program : “Meningkatnya kapasitas tampung sumber-sumber air”,


pada indikator kinerja:
a. Peningkatan kapasitas tampung sumber air, dari target capaian
outcome sebesar 18,6 juta m3 terealisasi capaian outcome sebesar 52,36
juta m3 , melebihi target capaian.
b. Terjaganya fungsi dan kapasitas tampung sumber air, dari target
capaian outcome sebesar 4.392,67 juta m3 terealisasi outcome sebesar
10.211 juta m3.
3. Sasaran program : ”Meningkatnya keterpaduan tata kelola pengelolaan
SDA”, padai indikator kinerja :
a. Peningkatan indeks RBO (River Basin Organization), realisasi capaian
outcome berupa indeks sebesar 2,84 melebihi target outcome indeks
sebesar 2,75. Hal ini dikarenakan pencapaian yang cukup signifikan
pada area tata usaha internal berupa peningkatan status pola dan
rencana yang ditetapkan sebanyak 6 pola dan 7 rencana PSDA, realisasi
pada area keuangan berupa finalisasi kajian tarif BJPSDA di 16
BBWS/BWS dan 10 BBWS/BWS siap mensosialisasikan ke stakeholder.
Seluruh 34 BBWS/BWS di lingkungan Ditjen Sumber Daya Air telah
melaksanakan kegiatan RBO.

4. Sasaran program : “Meningkatnya upaya konservasi sumber air”, pada


indikator kinerja :

BAB IV Akuntabilitas Kinerja

Direktorat
IV-52 Jenderal Sumber Daya Air IV- 52
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

a. Peningkatan persentase kawasan/lokasi yang dikonservasi pada


kawasan prioritas, realisasi outcome dapat sesuai target outcome yang
telah ditetapkan sebesar 20%.

5. Sasaran program : “Meningkatnya kinerja layanan irigasi”, pada indikator


kinerja:
a. Persentase daerah irigasi yang diairi oleh Bendungan, berdasarkan
Bendungan yang selesai dibangun pada Tahun 2016 sebanyak 2 (dua)
Bendungan (Teritip dan Payaseunara), keduanya hanya berfungsi untuk
penyediaan tampungan air baku, tidak memiliki potensi untuk mengairi
daerah irigasi. Sehingga tidak ada penambahan persentase daerah
irigasi yang diariri oleh Bendungan. Realisasi terhitungan sama dengan
Tahun sebelumnya sebesar 12%.

Target capaian outcome tidak memiliki target, adalah pada sasaran


program dengan indikator kinerja, sebagai berikut :
1. Sasaran program : “Meningkatnya potensi energi dari sumber-sumber air”,
indikator kinerja:
a. Peningkatan potensi sumber energi, target outcome yang
direncanakan yaitu sebesar 0 MW, realisasinya sebesar 0,2 MW
merupakan potensi energi listrik dari Bendungan Raknamo yang selesai
dibangun Tahun 2017.

4.2.2 Perbandingan Antara Realisasi Capaian Perjanjian Kinerja Tahun


2017 dengan Tahun 2016 dan Tahun 2015

Sandingan antara capaian kinerja Tahun anggaran 2017 dengan capaian


kinerja Tahun 2015 dan Tahun 2016 serta total target 2015–2017 disajikan
dalam Tabel 4.14 berikut.

IV-53 Direktorat
BABJenderal Sumber
IV Akuntabilitas Kinerja
Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
IV-53

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


BAB IV
Akuntabilitas Kinerja
BAB IV

Sasaran Strategis/ Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Total Tahun 2015 - 2017
Tabel 4.14 Perbandingan Antara Capaian Kinerja TA 2017 dengan TA 2016 dan Tahun 2015

No Indikator Kinerja Satuan


Sasaran Program Target PK Capaian PK Target PK Capaian PK Target PK Capaian PK Target Realisasi
1) Peningkatan debit layanan sarana 3
M /detik 8,74 6,97 6,27 6,15 4,45 4,34 19,46 17,46
dan prasarana penyediaan air baku
2) Pengembalian fungsi dan debit
Meningkatnya layanan
layanan sarana dan prasarana M3/detik 8,20 7,97 0,92 0,92 0,72 0,7 9,84 9,59
1 sarana dan prasarana
penyediaan air baku seperti semula
air baku
3) Terjaganya fungsi dan debit layanan
sarana dan prasarana penyediaan air M3/detik 69,64 69,64 60,92 60,92 60,15 87,66 69,64 89,21
baku
Akuntabilitas Kinerja

1) Peningkatan kapasi tas tampung


Juta m3 1.024,59 1.012 52,87 16,73 18,6 52,36 1.096,06 1.081,09
sumber air
Meningkatnya
2) Pengembalian fungsi dan kapasitas
2 kapasitas tampung Juta m3 377 377 6,23 4,3 6,36 5,44 389,59 386,74
tampung sumber air
sumber-sumber air
3) Terjaganya fungsi dan kapasitas
Juta m3 12.679 12.679 3.432 4.673 4.392,67 10.211 12.679 12.679
tampung sumber air
Meningkatnya
kapasitas Peningkatan luas kawasan yang
3 1) Ha 10.903 20.343,50 16.918,85 16.083,11 19.971,07 14.912,94 47.792,92 51.339,55
penegndalian daya terlindungi dari daya rusak air
rusak air
Meningkatnya
keterpaduan tata
4 1) Peningkatan RBO Indeks Indeks 2,24 2,25 2,48 2,57 2,75 2,84 2,75 2,84
kelola pengelolaan
SDA
Meningkatnya upaya Peningkatan persentase
5 konservasi sumber 1) kawasan/lokasi yang dikonservasi % 20 20 20 20 20 20 60 60
daya air pada kawasan prioritas
1) Peningkatan layanan jaringan irigasi Ha 182.017 155.382 52.519 52.519 78.876,3 63.248 313.412,30 271.149
2) Pengembalian fungsi dan layanan
Ha 480.534 491.901 288.496 291.171 327.164,81 266.143 1.096.194,81 1.049.215
jaringan irigasi
Meningkatnya kinerja
6 3) Terjaganya fungsi dan layanan
layanan irigasi Ha 3.581.530 3.581.530 3.265.230,01 3.265.230,01 3.372.594,25 3.216.285,39 3.581.530 3.581.530
jaringan irigasi
4) Persentase daerah irigasi yang diairi
% 11 11 12 12 12 12 12 12
oleh Bendungan
Meningkatnya potensi
Peningkatan potensi energi sumber
7 energi dari sumber- 1) MW 113,19 111,84 0 0 0 0,2 113,19 112,04
air
sumber air

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air IV-
BAB IV Akuntabilitas Kinerja

IV-54
IV-54 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja
Berikut capaian kinerja Tahun 2017 jika dibandingkan dengan capaian
Tahun 2016 dan Tahun 2015 :
a.Sasaran program : “Meningkatnya layanan sarana dan prasarana
layanan penyediaan air baku”, dengan indikator kinerja sebagai berikut :
1. Peningkatan debit layanan sarana dan prasarana penyediaan air baku,
capaian Tahun 2015 adalah 6,97 m3/detik, capaian Tahun 2016 sebesar
6,15 m3/detik. Nilai ini lebih besar bila dibandingkan dengan capaian
Tahun 2017 sebesar 4,34 m3/detik.
2. Pengembalian fungsi dan debit layanan sarana dan prasarana
penyediaan air baku seperti semula capaian di Tahun 2015 adalah 7,97
m3/detik. Nilai ini jauh lebih besar bila dibandingkan dengan capaian
Tahun 2016 sebesar 0,92 m3/detik dan Tahun 2017 sebesar 0,7
m3/detik.
3. Terjaganya fungsi dan debit layanan sarana dan prasarana penyediaan
air baku, capaian di Tahun 2015 adalah 69,64 m3/detik, capaian Tahun
2016 sebesar 60,92 m3/detik. Sementara capaian Tahun 2017
mengalami peningkatan dengan capaian 87,66 m3/detik.
b. Sasaran program : “Meningkatnya kapasitas tampung sumber air” ,
dengan indikator kinerja sebagai berikut :
1. Peningkatan kapasitas tampung sumber air, capaian di Tahun 2015
sebesar 1.012 juta m3 jauh lebih besar dari capaian Tahun 2016 sebesar
16,73 juta m3. Hal ini disebabkan pada Tahun 2015 terdapat 6 (enam)
Bendungan yang di impounding sedangkan pada Tahun 2016 hanya ada
2 (dua) Bendungan. Begitu halnya dengan capaian pada Tahun 2017,
tercapai 2 Bendungan (Raknamo dan Tanju) dan 117
embung/penampung air lainnya dengan total tambahan kapasitas
tampung sebesar 52,36 juta m3.
2. Pengembalian fungsi dan kapasitas tampung sumber air capaian di
Tahun 2015 adalah 377 juta m3 jauh lebih besar bila dibandingkan
dengan capaian Tahun 2016 sebesar 4,3 juta m3 dan capaian Tahun
2017 sebesar 5,44 juta m3.
3. Terjaganya fungsi dan kapasitas tampung sumber air capaian di Tahun
2015 adalah 12.679 juta m3 adalah lebih besar dibandingkan dengan

BAB IV Akuntabilitas Kinerja

IV-55 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


IV-55

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja
capaian di Tahun 2016 sebesar 4.673 juta m3 dan Tahun 2017 sebesar
10.211 juta m3.
c. Sasaran program : “Meningkatnya kapasitas pengendalian daya rusak
air” , dengan indikator kinerja sebagai berikut :
1. Peningkatan luas kawasan yang terlindungi dari daya rusak air capaian
diTahun 2015 adalah 20.344 hektar lebih besar dibandingkan dengan
capaian Tahun 2016 sebesar 16.083,11 hektar dan Tahun 2017 sebesar
14.912,94 hektar.
d. Sasaran program : “Meningkatnya keterpaduan tata kelola pengelolaan
SDA” , dengan indikator kinerja sebagai berikut :
1. Capaian peningkatan RBO indeks mengalami peningkatan dari Tahun
2015 sebesar 2,25 Indeks, capaian Tahun 2016 sebesar 2,57 Indeks dan
capaian Tahun 2017 sebesar 2,84 Indeks.
e. Sasaran program : “Meningkatnya upaya konservasi sumber daya air” ,
dengan indikator kinerja sebagai berikut :
1. Peningkatan persentase kawasan/lokasi yang dikonservasi pada
kawasan prioritas sebesar 20% di Tahun 2015, capaian indikator ini
sama di Tahun 2016 dan Tahun 2017 sebesar 20%.
f. Sasaran program : “Meningkatnya kinerja layanan irigasi” , dengan
indikator kinerja sebagai berikut :
1. Peningkatan layanan jaringan irigasi capaian Tahun 2015 adalah
155.382 hektar, nilai ini lebih besar dibandingkan dengan capaian
Tahun 2016 sebesar 52.519 hektar dan capaian Tahun 2017 sebesar
63.248 hektar.
2. Pengembalian fungsi dan layanan jaringan irigasi Tahun 2015 adalah
491.901 hektar nilainya lebih besar dibandingkan dengan capaian
Tahun 2016 sebesar 291.171 hektar dan capaian Tahun 2017 sebesar
266.143 hektar.
3. Terjaganya fungsi dan layanan jaringan irigasi capaian pada Tahun 2015
adalah sebesar 3.581.530 hektar nilai ini lebih besar dibandingkan
capaian Tahun 2016 sebesar 3.265.230,01 hektar juga dengan capaian
Tahun 2017 sebesar 3.216.285,39 hektar.
4. Persentase daerah irigasi yang diairi oleh Bendungan, capaian Tahun
2015 sebesar 11% sama dengan kondisi eksisting/baseline 2014
dengan luas daerah irigasi yang diairi oleh Bendungan sebesar 761.542
BAB IV Akuntabilitas Kinerja

IV-56
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air IV- 56
DirektoratDirektorat
Jenderal Sumber
Jenderal Daya
Sumber DayaAir
Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

hektar (dari total luas DI 7.145.168 hektar), sementara capaian di Tahun


2016 ada penambahan potensi daerah irigasi yang diairi Bendungan
seluas 95.744,82 hektar dari 5 Bendungan yang selesai dibangun Tahun
2015, sehingga capaian outcome menjadi 12%. Pada Tahun 2016, ada 2
Bendungan selesai di bangun (Teritip dan Payaseunara) tetapi tidak
mempunyai potensi untuk mengairi areal irigasi, tidak ada penambahan
luasan daerah irigasi yang diairi oleh Bendungan sehingga capaian pada
Tahun 2017 adalah sama dengan Tahun sebelumnya sebesar 12%.
g. Sasaran program “Meningkatnya potensi energi dari sumber-sumber
air” , dengan indikator kinerja sebagai berikut :
1. Peningkatan potensi energi sumber air capaian di tahun 2015 adalah
111.84 MW, di Tahun 2016 tidak menetapkan target karena 2
Bendungan yang selesai Tahun 2016 (Teritip dan Payaseunara) tidak
mempunyai potensi energi sedangkan capaian Tahun 2017 sebesar 0,2
MW merupakan potensi energi dari Bendungan Raknamo yang selesai
dibangun Tahun 2017.

4.2.3 Perbandingan Antara Realisasi Capaian Kinerja TA 2017 Terhadap


Renstra 2015-2019

a. Perbandingan antara capaian kinerja sampai dengan Tahun


2017 (2015-2017) dan target Renstra 2015-2019 sampai
dengan Tahun 2017 (2015-2017)

Dari pengukuran capaian indikator Kinerja pada sasaran program


yang telah diuraikan diatas dihasilkan capaian kinerja sampai dengan
Tahun 2017, dan apabila dibandingkan dengan target Renstra 2015-2019
sampai dengan Tahun 2017 dapat diuraikan pada tabel 4.15 di bawah ini :

IV-57 Direktorat
BABJenderal Sumber
IV Akuntabilitas Kinerja
Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
IV-57

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


BAB IV
Akuntabilitas Kinerja
BAB IV

Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Total Tahun 2015 - 2017
Sasaran Strategis/ Backlog
Tabel 4.15 Sandingan Capaian Tahun 2015-2017 dengan Target Renstra 2015-2017 Ditjen Sumber Daya Air

No Indikator Kinerja Satuan Target Target Target


Sasaran Program Realisasi Realisasi Realisasi Renstra Realisasi Renstra
Renstra Renstra Renstra
1) Peningkatan debit layanan sarana
M3/dtk 8,65 6,97 12 6,15 11,87 4,34 32,52 17,46 -15,06
dan prasarana penyediaan air baku
2) Pengembalian fungsi dan debit
Meningkatnya layanan
layanan sarana dan prasarana M3/dtk 8,20 7,97 1,70 0,92 2,29 0,7 12,19 9,59 -2,60
1 sarana dan prasarana
penyediaan air baku seperti semula
air baku
3) Terjaganya fungsi dan debit layanan
sarana dan prasarana penyediaan air M3/dtk 49,23 69,64 57,88 60,92 69,88 87,66 69,88 87,66 17,78
baku
Akuntabilitas Kinerja

1) Peningkatan kapasi tas tampung


Juta m3 1.020,38 1.012 1,09 16,73 102,61 52,36 1.124,08 1.081,09 -42,99
sumber air
Meningkatnya
2) Pengembalian fungsi dan kapasitas
2 kapasitas tampung Juta m3 376,8 377 766,4 4,3 752,8 5,44 1.896 386,74 -1.509,26
tampung sumber air
sumber-sumber air
3) Terjaganya fungsi dan kapasitas
Juta m3 12.679 12.679 13.700 4.673 13.701 10.211 13.701 12.679 -1.022
tampung sumber air
Meningkatnya
kapasitas Peningkatan luas kawasan yang
3 1) Ha 18.951 20.343,5 44.267 16.083,11 45.667 14.912,94 108.885 51.339,55 -57.545,45
penegndalian daya terlindungi dari daya rusak air
rusak air
Meningkatnya
keterpaduan tata
4 1) Peningkatan RBO Indeks Indeks 2,24 2,25 2,59 2,57 2,94 2,84 2,94 2,84 -0,1
kelola pengelolaan
SDA
Meningkatnya upaya Peningkatan persentase
5 konservasi sumber 1) kawasan/lokasi yang dikonservasi % 20 20 20 20 20 20 60 60 -
daya air pada kawasan prioritas
1) Peningkatan layanan jaringan irigasi Ha 181.282 155.382 244.962,37 52.519 208.149,7 63.248 634.394,07 271.149 -363.245,07
2) Pengembalian fungsi dan layanan
Ha 477.960,57 491.901 691.490,27 291.171 676.102,61 266.143 1.845.553,45 1.049.215 796.338,09
jaringan irigasi
Meningkatnya kinerja
6 3) Terjaganya fungsi dan layanan
layanan irigasi Ha 3.142.532 3.581.530 3.345.174 3.265.230,01 3.424.362 3.216.285,39 3.424.361,9 3.581.530 157.168,10
jaringan irigasi
4) Persentase daerah irigasi yang diairi
% 11 11 12 12 12 12 12 12 -
oleh Bendungan
Meningkatnya potensi
Peningkatan potensi energi sumber
7 energi dari sumber- 1) MW 113,19 111,84 0 0 1,14 0,2 114,33 112,04 -2,29
air
sumber air

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air IV-
BAB IV Akuntabilitas Kinerja

IV-58 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

Perbandingan antara capaian kinerja Tahun 2015-2017 dengan target


Renstra sampai dengan Tahun 2017, diuraikan sebagai berikut :

1. Sasaran program : “Meningkatnya layanan sarana dan prasarana


penyediaan air baku”
a. Target Renstra untuk indikator kinerja “Peningkatan debit layanan
sarana dan prasarana penyediaan air baku” adalah 32,52 m3/detik
sedangkan realisasi capaian kinerja pada Tahun 2015-2017 adalah
17,46 m3/detik, terjadi backlog terhadap target Renstra sebesar 15,06
m3/detik.
b. Target Renstra untuk indikator “Pengembalian fungsi dan debit layanan
sarana dan prasarana penyediaan air baku seperti semula” pada Tahun
2015-2017 adalah 12,19 m3/detik dan capaian kinerja sampai dengan
Tahun 2017 sebesar 9,59 m3/detik, dengan demikian terjadi backlog
sebesar 2,6 m3/detik .
c. Target Renstra untuk indikator “Terjaganya fungsi dan debit layanan
sarana dan prasarana penyediaan air baku” untuk Tahun 2015-2017
adalah sebesar 69,88 m3/detik dan realisasi capaian kinerja Tahun
2015-2017 adalah 87,66 m3/detik, dengan demikian target Renstra
dapat tercapai.

2. Sasaran program : ‘Meningkatnya kapasitas tampung sumber-sumber


air”
a. Target Renstra pada Tahun 2015-2017 untuk indikator “Peningkatan
kapasitas tampung sumber air” adalah 1.124,08 juta m3 dan realisasi
capaian kinerja Tahun 2015-2017 adalah 1.081,09 juta m3, dengan
demikian terjadi backlog sebesar 42,99 juta m3.
b. Target Renstra untuk indikator “Pengembalian fungsi dan kapasitas
tampung sumber air” pada Tahun 2015-2017 sebesar 1.896 juta m3
dan total realisasi capaian kinerja pada Tahun 2015-2017 adalah
386,74 juta m3, dengan demikian target Renstra tidak tercapai dengan
backlog sebesar 1.509,26 juta m3.
c. Target Renstra 2015-2017 untuk indikator “Terjaganya fungsi dan
kapasitas tampung sumber air” adalah 13.701 juta m3 sementara
realisasi capaian kinerja Tahun 2015-2017 sebesar 12.679 juta m3,

BAB IV Akuntabilitas Kinerja


IV-59 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
IV-59
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

dengan demikian target Renstra pada indikator kinerja ini tidak tercapai
dan terjadi backlog sebesar 1.022 juta m3.

3. Sasaran program : “Meningkatnya kapasitas pengendalian daya rusak


air”
a. Target Renstra pada Tahun 2015-2017 untuk indikator “Peningkatan
luas kawasan yang terlindungi dari daya rusak air” adalah 108.885
hektar dan realisasi capaian kinerja pada Tahun 2015-2017 sebesar
51.339,55 hektar, dengan demikian target Renstra tidak dapat tercapai
dengan backlog sebesar 57.545,45 hektar.

4. Sasaran program : “Meningkatnya keterpaduan tata kelola


pengelolaan SDA”
a. Target Renstra 2015-2019 untuk indikator “Peningkatan RBO Indeks”
sampai dengan 2017 adalah 2,94 indeks dan indeks capaian Tahun
2017 sebesar 2,84 indeks yang diperoleh dari rata-rata peningkatan
nilai/skor 33 BBWS/BWS, dengan demikian target Renstra Tahun 2017
tidak dapat tercapai dan terjadi backlog indeks sebesar 0,10.

5. Sasaran program : “Meningkatnya upaya konservasi sumber daya air”


a. Target Renstra 2015-2019 untuk indikator “Peningkatan persentase
kawasan/lokasi yang dikonservasi pada kawasan prioritas” sampai
dengan Tahun 2017 adalah sebesar 60% dan capaian kinerja sebesar
60%, dengan demikian target Renstra dapat tercapai.

6. Sasaran program : “Meningkatnya kinerja layanan jaringan irigasi”


a. Target Renstra 2015-2019 untuk indikator “Peningkatan layanan
jaringan irigasi” sampai dengan Tahun 2017 adalah 634.394,07 hektar
dan realisasi capaian kinerja sebesar 271.149 hektar, dengan demikian
target Renstra tidak tercapai dan terjadi backlog sebesar 363.245,07
hektar.
b. Target Renstra 2015-2019 untuk indikator “Pengembalian fungsi dan
layanan jaringan irigasi” sampai dengan Tahun 2017 adalah
1.845.553,45 hektar sementara realisasi capaian kinerja pada Tahun
2015-2017 sebesar 1.049.215 hektar, dengan demikian target Renstra
tidak dapat tercapai dan terjadi backlog sebesar 796.338 hektar.

BAB IV Akuntabilitas Kinerja

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air IV-IV-60


60
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

c. Target Renstra 2015-2019 untuk indikator “Terjaganya fungsi dan


layanan jaringan irigasi” sampai dengan Tahun 2017 adalah
3.424.361,90 hektar dengan capaian kinerja sebesar 3.581.530
hektar, dengan demikian target Renstra dapat tercapai.
d. Target Renstra 2015-2019 untuk indikator “Persentase daerah irigasi
yang diairi oleh Bendungan” sampai Tahun 2017 sebesar 12% dan
capaian kinerja sebesar 12%, dengan demikian target Renstra dapat
tercapai.

7. Sasaran program : ‘Meningkatnya potensi energi dari sumber sumber


air”
a. Target Renstra untuk indikator “Peningkatan potensi energi sumber air”
Tahun 2015-2017 adalah 114,33 Mw dan capaian kinerja adalah
112,04 MW, dengan demikian target Renstra tidak dapat tercapai dan
terjadi backlog sebesar 2,29 MW.

b. Perbandingan antara target dan capaian Sasaran Program dan


Sasaran Strategis sampai dengan Tahun 2017 (2015-2017)

Persentase capaian terhadap sasaran strategis dengan indikator


kinerja “Tingkat dukungan untuk ketahanan air nasional” sampai dengan
Tahun 2017 sebesar 45,32%, dalam hal ini tidak mencapai target yang
direncanakan sebesar 48,91%.
Sementara capaian terhadap sasaran strategis dengan indikator
kinerja “Tingkat dukungan untuk kedaulatan pangan dan energi” pada
Tahun 2017 sebesar 54,51% tidak dapat mencapai target yang
direncanakan sebesar 55,15%.
Perbandingan capaian kinerja Sasaran Program dan Sasaran
Strategis Tahun 2015–2017 selengkapnya disajikan dalam Tabel 4.16
berikut.

IV-61 Direktorat
BABJenderal Sumber
IV Akuntabilitas Kinerja
Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
IV-61

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


BAB IV
Akuntabilitas Kinerja
BAB IV

Tabel 4.16 Perbandingan Capaian Kinerja Sasaran Strategis Tahun 2015-2017

2015 2016 2017 Capaian


Sasaran Baseline Sasaran Baseline
Satuan
Strategis 2014 Target Capaian Target Capaian Target Capaian Program 2014 2015 2016
Pemenuhan Penambahan M3/det 51,44 6,97 6,15
kebutuhan air Menjadi M3/det 58,41 64,56

Tingkat
baku untuk

dukungan
69,82
Akuntabilitas Kinerja

kehidupan Persentase % 66,35 72,89

untuk
Penambahan Juta m3 12.679 1.025 16,73

ketahanan
Peningkatan
13.704

air
kapasitas Menjadi Juta m3 13.721
28,95 32,97 39,45 40,85 42,61 48,91 45,32

nasional
tampung per
Persentase % 2,5 2,67 2,67

(%)
kapita
Peningkatan Penambahan Ha 36.199 69.725 16.083,11
layanan 105.924 122.007,1
infrastruktur Menjadi Ha
1
pengendali 45,84
daya rusak air Persentase % 18 52,27
Penambahan Ha 155.382 52.519

Tingkat
Menjadi Ha 1.844.066 1.999.448 2.051.967

dukungan
Pemenuhan
Persentase % 83 85,13 85,28

untuk
kebutuhan air

kedaulatan
baku untuk Penambahan Ha 491.901 291.171

pangan
layanan irigasi 3.293.968
45,83 52,66 52,56 53,93 53,15 55,15 R54,51ai Menjadi Ha 2.802.067 3.585,139

dan energi
71,31

(%)
Persentase % 54,5 74,13
Penambahan MW 111,84 0
Peningkatan
Menjadi MW 8.706 8.817,84 8.817,84
potensi
sumber energi Persentase % 0 1,26 1,26

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air IV-
BAB IV Akuntabilitas Kinerja

IV-62 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

c. Perbandingan Antara Realisasi Capaian Kinerja TA 2017,


Renstra 2017 dan RPJMN 2017

Perbandingan capaian kinerja Tahun 2017 terhadap target Renstra,


terdapat sepuluh indikator kinerja yang tidak tercapai terhadap target
Renstra yaitu :

a. Peningkatan debit layanan sarana dan prasarana penyediaan air baku.


Target Renstra adalah 11,87 m3/detik dan capaian 2017 adalah 4,34
m3/detik. Hal ini disebabkan karena dari usulan target Renstra untuk
kegiatan pembangunan unit air baku yang dilaksanakan konstruksinya
sepanjang 1.000 km anggaran yang teralokasikan pada DIPA 2017
untuk kegiatan air tanah dan air baku dapat direalisasikan untuk
pembangunan saluran sepanjang 632,95 km, 28 buah embung/intake
dan 129 titik sumur bor. Sehingga target outcome Renstra tidak tercapai.
b. Pengembalian fungsi dan debit layanan sarana dan prasarana
penyediaan air baku seperti semula. Target Renstra adalah 2,29
m3/detik sedangkan capaian tahun ini adalah 0,7 m3/detik. Hal ini
disebabkan karena terjadinya pemilihan prioritas kegiatan yang
disesuaikan dengan alokasi anggaran yang tersedia.
c. Peningkatan kapasitas tampung sumber air, dengan target Renstra
sebesar 5 buah Bendungan selesai dan 190 embung/bangunan
penampung lainnya terbangun dengan kapasitas 102,61 juta m3 tidak
dapat dipenuhi karena capaian tahun 2017 masih dibawah target
dengan capaian 2 buah Bendungan selesai dan 117 embung/bangunan
penampung lainnya terbangun dengan kapasitas 52,36 juta m3.
d. Pengembalian fungsi dan kapasitas tampung sumber air. Target Renstra
adalah 752,8 juta m3, capaian tahun ini adalah 5,44 juta m3. Hal ini
disebabkan karena dari usulan target Renstra untuk kegiatan
rehabilitasi Bendungan sebanyak 10 buah dan embung sebanyak 114
untuk pelaksanaan Tahun 2017, anggaran yang teralokasi hanya untuk
rehabilitasi 2 Bendungan dan 73 embung. Sehingga target outcome
Renstra tidak tercapai.
e. Terjaganya fungsi dan kapasitas tampung sumber air. Target Renstra
sebesar 13.701 juta m3, capaian tahun 2017 adalah 10.211 juta m3. Hal

BAB IV Akuntabilitas Kinerja

IV-63 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


IV-63

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

ini disebabkan karena dari usulan target Renstra untuk kegiatan operasi
dan pemeliharaan Bendungan sebanyak 215 buah dan embung
sebanyak 1.484 buah untuk pelaksanaan Tahun 2017, anggaran yang
teralokasi hanya untuk operasi dan pemeliharaan 166 Bendungan dan
1.112 embung, sehingga target outcome Renstra tidak tercapai.
f. Peningkatan luas kawasan yang terlindungi dari daya rusak air. Target
Renstra sebesar 45.667 hektar, capaian tahun 2017 sebesar 14.912,94
hektar. Hal ini disebabkan karena dari usulan target Renstra untuk
kegiatan pembangunan pengendali banjir sepanjang 688 km, dan 2 unit
statsiun pompa yang dibangun, anggaran yang dialokasikan pada DIPA
2017 untuk kegiatan tersebut diatas hanya mampu untuk melaksanakan
pembangunan sarana pengendali banjir sepanjang 161,71 km dan 2 unit
pintu air/bendung pengendali banjir, sehingga target outcome Renstra
tidak tercapai.
g. Peningkatan RBO Indeks. Target Renstra untuk indikator ini sebesar
2,94 indeks, capaian Tahun 2017 sebesar 2,84 indeks. Selisih antara
capaian dan target tidak terlalu besar, hal ini disebabkan usulan target
Renstra untuk jumlah pola dan rencana pengelolaan SDA yang disusun
berjumlah 6 pola dan 6 rencana, namun dengan alokasi anggaran yang
tersedia hanya dapat direalisasikan sejumlah 5 pola dan 7 rencana.
h. Peningkatan layanan jaringan irigasi. Target Renstra untuk indikator ini
sebesar 208.149,70 hektar, sementara capaian Tahun 2017 sebesar
63.248 hektar. Hal ini disebabkan dari usulan target Renstra berupa
jaringan irigasi dan bendung yang dilaksanakan konstruksinya masing-
masing 3.472,92 km dan 15 bendung, anggaran yang teralokasi pada
DIPA 2017 dapat direalisasikan untuk pembangunan 1.019 km jaringan
irigasi dan 6 bendung. Sehingga target Renstra tidak tercapai.
i. Pengembalian fungsi dan layanan jaringan irigasi. Target Renstra untuk
indikator ini sebesar 676.102,61 hektar dan capaian 2017 sebesar
266.143 hektar. Hal ini disebabkan dari usulan target Renstra untuk
kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi dan bendung sebesar 11.502,17 km
dan 17 bendung, anggaran yang teralokasi pada DIPA 2017
direalisasikan untuk rehabilitasi 3.470,29 km dan 1 bendung. Sehingga
target outcome Renstra tidak tercapai.

BAB IV Akuntabilitas Kinerja

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air IV-IV-64


64
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja
j. Peningkatan potensi energi sumber air, target Renstra untuk indikator
ini sebesar 1,14 MW tidak tercapai karena 2 Bendungan yang selesai
pada Tahun 2017 hanya satu Bendungan (Raknamo) yang mempunyai
potensi energi sebesar 0,2 MW. Sehingga target outcome Renstra tidak
tercapai.

Realisasi capaian 2017 pada dasarnya tidak dapat mencapai target


pembangunan yang telah ditetapkan melalui dokumen Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), sebagaimana rincian
berikut :

a. Peningkatan debit layanan sarana dan prasarana penyediaan air baku.


Realisasi 2017 adalah 4,34 m3/detik dan RPJMN 11 m3/detik.
b. Pengembalian fungsi dan debit layanan sarana dan prasarana
penyediaan air baku seperti semula. Realisasi 2017 adalah 0,7 m3/detik
dan RPJMN 1 m3/detik.
c. Terjaganya fungsi dan debit layanan sarana dan prasarana penyediaan
air baku. Realisasi 2017 adalah 87,66 m3/detik sementara target RPJMN
73 m3/detik.
d. Peningkatan kapasitas tampung sumber air. Realisasi capaian 2017
adalah 6 Bendungan baru, 30 Bendungan on going, 2 Bendungan selesai
dan 117 embung, sementara target RPJMN adalah 10 Bendungan baru,
31 Bendungan on going, 6 Bendungan selesai dan 233 embung.
e. Pengembalian fungsi dan kapasitas tampungan sumber air. Realisasi
capaian 2017 adalah 2 Bendungan, 73 buah embung dan target RPJMN
adalah 9 Bendungan, 160 buah embung.
f. Terjaganya fungsi dan kapasitas tampungan sumber air. Realisasi
capaian 2017 adalah 166 waduk, 1.112 buah embung/bangunan
penampung air lainnya dan target RPJMN adalah 182 waduk, dan 1.540
embung/bangunan penampung air lainnya.
g. Peningkatan luas kawasan yang terlindungi dari daya rusak air.
Realisasi capaian 2017 sarana pengendali banjir sepanjang 161,71 km
dan 2 unit pintu air/bendung pengendali banjir, target RPJMN
pengendali banjir sepanjang 697 km.
h. Peningkatan layanan jaringan irigasi. Realisasi capaian 2017 adalah
63.248 hektar dan target RPJMN adalah 102.833 hektar.

BAB IV Akuntabilitas Kinerja

IV-65 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


IV-65

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja
i. Pengembalian fungsi dan layanan jaringan irigasi. Realisasi capaian
2017 adalah 266.143 hektar dan target RPJMN 434.765 hektar.
j. Terjaganya fungsi dan layanan jaringan irigasi. Realisasi capaian 2017
adalah 3.216.285,39 hektar dan target RPJMN 4.710.995 hektar.

4.3. Analisis Kinerja


4.3.1 Analisis Capaian Kinerja Sasaran Program dan Strategis Strategis
a. Analisis Capaian Kinerja Sasaran Program
1. Sasaran program : “Meningkatnya layanan sarana dan prasarana
penyediaan air baku”
Dari evaluasi capaian kinerja pada sasaran program ini, sebagaimana
dijelaskan pada subbab 4.2.1, terdapat “gap” atau “backlog” pada
indikator kinerja peningkatan debit layanan sarana dan prasarana
penyediaan air baku sebesar – 0,11 m3/detik pada Tahun 2017, dan
terhadap target Renstra 2015-2019 terdapat “gap” sebesar 15,06
m3/detik (dimana target capaian outcome dalam Renstra sebesar 11,87
m3/detik). Berdasarkan pegukuran capaian outcome pada indikator
kinerja peningkatan debit layanan sarana dan prasarana penyediaan air
baku diperoleh persentase penambahan sebesar 75,05% lebih kecil
dari target Renstra sebesar 82,56%.

2. Sasaran program : ‘Meningkatnya kapasitas tampung sumber-


sumber air”
Berdasarkan Renstra 2015-2019, peningkatan kapasitas tampung per
kapita sebesar 103 juta m3, meskipun realisasi capaian outcome pada
indikator kinerja peningkatan kapasitas tampung sumber air sebesar
52,36 juta m3 melebihi target outcome Perjanjian Kinerja Tahun 2017
sebesar 18,6 juta m3, namun berdasarkan perhitungan persentase
penambahan kapasitas tampung sumber air, yang dihitung dalam
Subbab 4.1.7, diperoleh persentase penambahan hanya sebesar 2,68%
lebih rendah dari persentase penambahan dalam Renstra sebesar
2,69%.

BAB IV Akuntabilitas Kinerja

IV-66
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air IV- 66
DirektoratDirektorat
Jenderal Sumber
Jenderal Daya
Sumber DayaAir
Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja
3. Sasaran program : “Meningkatnya kapasitas pengendalian daya
rusak air”
Realisasi capaian outcome pada indikator kinerja peningkatan luas
kawasan yang terlindungi dari daya rusak air sebesar 14.912,94 hektar
lebih rendah dari target outcome yang ditetapkan dalam Perjanjian
Kinerja sebesar 19.971,07 hektar. Sedangkan dalam Renstra
penambahan peningkatan luas kawasan yang terlindungi dari daya
rusak air ditargetkan sebesar 45.667 hektar. Sehingga persentase
capaian target outcome untuk peningkatan layanan infrastruktur
pengendali daya rusak air sebesar 58,22% lebih rendah dari target
Renstra sebesar 61,48% dikarenakan perhitungan persentase capaian
merupakan kumulatif dari capaian Tahun sebelumnya yang cukup
signifikan.

4. Sasaran program : “Meningkatnya kinerja layanan jaringan irigasi”

Berdasarkan Perjanjian Kinerja, target capaian outcome pada indikator


peningkatan layanan jaringan irigasi sebesar 78.876,30 hektar. Realisasi
capaian kinerja outcome sebesar 63.248 hektar. Dalam Renstra 2015-
2019, target penambahan outcome sebesar 208.149,7 hektar, sehingga
terdapat backlog sebesar 144.901,7 hektar. Berdasarkan hasil
pengukuran capaian kinerja, persentase penambahan capaian untuk
indikator kinerja peningkatan layanan jaringan irigasi sebesar 85,46%,
sedangkan persentase penambahan peningkatan layanan jaringan
irigasi dalam Renstra ditetapkan sebesar 85,64%, sehingga terdapat
backlog sebesar 0,22%. Sementara untuk kegiatan rehabilitasi realisasi
capaian outcome sebesar 266.143 hektar atau penambahan persentase
menjadi 76,81%, tidak dapat memenuhi target Renstra sebesar
676.103 hektar dengan target persentase penambahan menjadi
78,22%.

5. Sasaran program : ‘Meningkatnya potensi energi dari sumber


sumber air”

Sasaran program ini dengan indikator kinerja peningkatan potensi


energi sumber air yang berkaitan dengan sasaran program
“Meningkatnya kapasitas tampung sumber-sumber air”, yakni

BAB IV Akuntabilitas Kinerja

IV-67 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


IV-67

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja
kapasitas tampung sumber air yang dapat dimanfaatkan sebagai
pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Dalam Tahun 2017, terdapat 2
(dua) Bendungan yang selesai, yaitu Bendungan Raknamo dan
Bendungan Tanju. Bendungan Raknamo memberikan suplai air untuk
pembangkit listrik tenaga air sebesar 0,2 MW. Dalam Renstra,
penambahan target outcome sasaran program ini sebesar 1,14 MW.
Dengan demikian, sasaran program ini tidak dapat mencapai target
Renstra.

b. Analisis Capaian Kinerja Sasaran Strategis

Berdasarkan hasil pengukuran, persentase capaian sasaran strategis


Ditjen Sumber Daya Air pada Tahun 2017 sebagaimana yang disajikan pada
Tabel 4.9 diatas. Untuk Sasaran Strategis dengan indikator kinerja
strategis ‘Tingkat dukungan untuk ketahanan air nasional” sebesar
45,32%, lebih rendah dari persentase yang ditetapkan dalam Renstra
sebesar 48,91%. Sedangkan persentase capaian indikator kinerja strategis
“Tingkat dukungan untuk kedaulatan pangan dan energi” sebesar 54,51%,
lebih kecil dari target persentase dalam Renstra sebesar 55,15%.
Jika dibandingkan target sasaran strategis sebagaimana yang
dituangkan dalam Renstra Ditjen Sumber Daya Air 2015 – 2019 diatas
dimana persentase dukungan terhadap ketahanan air sebesar 48,91% dan
persentase dukungan terhadap kedaulatan pangan dan ketahanan energi
sebesar 55,15%, target penambahan persentase terhadap sasaran Strategis
yang ditetapkan dalam Renstra 2015-2019 Ditjen Sumber Daya Air tidak
tercapai. Salah satu penyebab tidak tercapainya target dimaksud karena
adanya backlog kebutuhan pendanaan. Kebutuhan dana sesuai Renstra
2015-2019 pada Tahun 2017 sebesar Rp. 70,356 Triliun. Sementara alokasi
anggaran dalam DIPA Ditjen Sumber Daya Air Tahun 2016 sebesar Rp.
33,267 Triliun.

4.3.2 Analisis Masalah dan Penyebab Kegagalan/Keberhasilan

Dari evaluasi dan analisis kinerja pencapaian sasaran program dan


sasaran strategis diatas, didapati beberapa faktor keberhasilan dan faktor
kegagalan yang mempengaruhi pencapaian target sesuai Perjanjian Kinerja
Tahun 2017.

BAB IV Akuntabilitas Kinerja

IV-68
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air IV- 68
DirektoratDirektorat
Jenderal Sumber
Jenderal Daya
Sumber DayaAir
Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja
Faktor Penyebab Kegagalan dan Keberhasilan selama pelaksanaan
kegiatan dapat diidentifikasi antara lain sebagai berikut :

1. Faktor Penyebab Kegagalan


a. Masalah pembebasan tanah (± Rp. 312 M)
1) Terlambatnya penyediaan alokasi dana untuk pembebasan tanah
dari LMAN.
2) Proses pembebasan lahan yang tidak tuntas yang disebabkan antara
lain status tanah HPL (DI Osaka), waktu pembayaran ganti rugi tanah
yang tidak cukup (DI Baliase, Pembangunan Kolam Regulasi Nipa-
Nipa), keterlambatan relokasi masyarakat (Pembangunan Waduk
Gongseng).
3) Tidak tersedianya lahan bebas untuk pelaksanaan konstruksi akibat
terlambatnya pembebasan tanah (Normalisasi Kali Ciliwung,
Pembangunan Bendungan Kreureuto).
4) Belum ada kesepakatan nilai ganti rugi tanah (Penanganan Banjir
Kota Surakarta).
5) Pembebasan lahan oleh Pemda setempat belum dilaksanakan
(Pembangunan Jaringan Irigasi DI Cikawung). Diperlukan korodinasi
dengan Pemda setempat sehingga proses pembebasan lahan dapat
dilaksanakan secepatnya.
b. Alokasi Dana PLN (± Rp. 339 M)
1) Terlambatnya proses pengefektifan Loan sehingga waktu persiapan
lelang terbatas (FMSRB/ADB di Sungai Ciujung dan Kota Ambon,
DOISP II/World Bank).
2) Terlambatnya penetapan lokasi daerah irigasi yang akan dikerjakan
dalam program IPDMIP (ADB).
3) Prosedur administrasi pengadaan yang berkaitan dengan penyiapan
pelaksanaan lelang di tingkat lembaga Donor memakan waktu
panjang sehingga waktu pelelangan tidak mencukupi (FMSRB Sungai
Ciujung).
c. Pembatalan/penundaan pelelangan paket kontraktual (± Rp. 401 M)
Terdapat 132 paket kontraktual senilai Rp. 401 M yang tidak lanjut atau
tidak dilelangkan, disebabkan antara lain : gagal lelang, masih perlu
dilakukan review desain, penolakan masyarakat, tidak mendapat

BAB IV Akuntabilitas Kinerja

IV-69 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


IV-69

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja
persetujuan Bappenad terhadap usulan perubahan dan penyesuaian
volume keluaran (output).
d. Pagu Blokir (± Rp. 65 M)
Terdapat alokasi dana yang masih di blokir sehingga tidak dapat
dilaksanakan, antara lain P3TGAI yang masih menunggu penetapan
lokasi, kegiatan yang masih memerlukan review desain (DI Slinga
Kanan), kegiatan PROM yang masih memerlukan petunjuk teknis yang
belum terbit.
e. Dana Sisa Kegiatan dan Sisa Lelang (± Rp. 1,96 T)
1) Akibat proses pembebasan lahan yang tidak tuntas mengakibatkan
pekerjaan fisik tidak dapat dilanjutkan (Pembangunan DI Baliase,
Pembangunan Waduk Gongseng).
2) Terdapat sisa lelang paket-paket kontraktual yang tidak dapat
dimanfaatkan sebesar Rp. 261,8 M dimana sebesar Rp. 137 M
merupakan sisa SBSN tidak mendapat persetujuan dari Kementerian
Keuangan dan Rp. 124 M merupakan sisa Rupiah Murni yang tidak
mendapatkan izin dari Bappenas untuk dimanfaatkan.

2. Faktor Penyebab Keberhasilan


1. Faktor Eksternal
a. Kerjasama dan koordinasi yang baik dengan pihak stakeholders
(Pemerintah Daerah setempat, masyarakat calon penerima manfaat,
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian
Agraria dan Tata Ruang, Perhutani, lembaga/institusi terkait lainnya)
sehingga permasalahan, kendala dan hambatan dapat dikurangi,
terutama berkaitan dengan pembebasan lahan dan/atau proses
perizinan Tukar Menukar Kawasan Hutan.
b. Dukungan sosialisasi dan pendekatan dengan masyarakat yang
terkena dampak proyek oleh Pemda setempat, baik sebelum dan
selama pelaksanaan kegiatan.

2. Faktor Internal
a. Penyiapan sejak dini dokumen perencanaan teknis Feasibility Study,
Amdal, DED, dan/atau LARAP) yang tersedia sejak awal Tahun
anggaran 2017.

BAB IV Akuntabilitas Kinerja

IV-70
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air IV- 70
DirektoratDirektorat
Jenderal Sumber
Jenderal Daya
Sumber DayaAir
Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja
b. Kebijakan Kementerian PUPR untuk melaksanakan lelang dini
kegiatan Tahun 2017 yang sudah dimulai sejak September 2016.
c. Sosialisasi yang berkesinambungan sebelum dan selama pelaksanaan
kegiatan yang dilakukan oleh BBWS/BWS.
d. Penekanan oleh Pimpinan Kementerian PUPR untuk melakukan
strategi percepatan pelaksanaan oleh masing-masing
BBWS/BWS/Satuan Kerja/SNVT.
e. Dukungan penggunaan sistem SPSE (Sistem Pengadaan Secara
Elektronik) yang membantu ULP dan POKJA dalam proses
pelelangan.
f. Dukungan sistem e-monitoring online yang sangat membantu dalam
pemantauan progres pelaksanaan kegiatan di lapangan.
g. Penyelenggaraan sistem manajemen mutu di masing-masing Satuan
Kerja dan SNVT yang semakin meningkat melalui pelaksanaan audit
internal.

4.3.3 Analisis Efektifitas dan Efisiensi Penggunaan Sumber Daya

Dari evaluasi kinerja yang diuraikan diatas, ketersediaan anggaran yang


ada telah dimanfaatkan sesuai dengan tujuan dan sasaran berdasarkan visi
dan misi Kementerian PUPR sesuai dengan peran, tugas dan fungsi Ditjen
Sumber Daya Air. Penggunaan sumber daya anggaran mendukung untuk visi
dan misi Kementerian PUPR yaitu: mempercepat pembangunan infrastruktur
sumber daya air termasuk sumber daya maritim untuk mendukung ketahanan
air, kedaulatan pangan, dan kedaulatan energi, guna menggerakkan sektor-
sektor strategis ekonomi domestik dalam rangka kemandirian ekonomi.
Pembangunan sumber daya air telah menekankan pada dukungan untuk
tercapainya program strategis nasional, melalui pembangunan Bendungan,
pembangunan jaringan irigasi, penyediaan air baku, dan pengendalian daya
rusak air.
Secara umum pengertian efisiensi adalah merupakan komponen-
komponen input yang digunakan seperti waktu, sumber daya manusia, biaya
dan sarana atau peralatan untuk menghasilkan satu satuan output dan yang
tidak berdampak pada pemborosan atau pengeluaran yang tidak berarti. Dari
hasil realisasi capaian kinerja Tahun 2017, pencapaian output dan outcome
pada sasaran program dan indikator kinerjanya menunjukkan hasil kurang
BAB IV Akuntabilitas Kinerja

IV-71 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air IV-71


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja
memuaskan. Jika dilihat dari 14 (empat belas) indikator kinerja, capaian 7
(tujuh) indikator kinerja fisik tidak dapat memenuhi target yang telah
ditetapkan, antara lain peningkatan debit layanan sarana dan prasarana
penyediaan air baku, pengembalian fungsi dan debit layanan sarana dan
prasarana penyediaan air baku seperti semula, pengembalian fungsi dan
kapasitas tampung sumber air, peningkatan luas kawasan yang terlindungi
dari daya rusak air, peningkatan layanan jaringan irigasi, pengembalian fungsi
dan layanan jaringan irigasi, dan terjaganya fungsi dan layanan jaringan
irigasi.
Secara umum, sarana dan prasarana sumber daya air yang dibangun
Tahun 2017 telah sejalan dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, yaitu
diarahkan untuk mendukung pengembangan daerah tertinggal dan
perbatasan; dukungan untuk pengurangan disparitas antar wilayah
(perkotaan, perdesaan dan perbatasan); serta peningkatan pemenuhan
kebutuhan dasar, serta peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan
masyarakat melalui penyediaan sarana dan prasarana sumber daya air yang
handal.
Dalam mencapai hasil pelaksanaan pembangunan yang efektif dan
efisien, tidak terlepas dari dukungan anggaran, SDM, dan peralatan yang
tersedia.
a. Alokasi Dana DIPA TA 2017
Sebagaimana dijelaskan dalam Bab 3 diatas, pada awal TA 2017 alokasi
anggaran dalam DIPA Tahun 2017 sebesar Rp. 33,263 Triliun dan pada
akhir Triwulan IV alokasi dana menjadi Rp. 33,267 Triliun. Berdasarkan
Renstra 2015-2019 Ditjen Sumber Daya Air kebutuhan alokasi anggaran
TA 2017 sebesar Rp. 70,356 Triliun, sehingga dana yang dialokasikan
untuk Ditjen Sumber Daya Air mengalami kekurangan.
Berdasarkan data e-monitoring online, progres penyerapan akhir keuangan
TA 2017 sebesar 88,48% atau Rp. 29,433 Triliun dengan capaian progres
fisik mencapai 90,76%, sehingga terdapat sisa anggaran sebesar Rp. 3,834
T (11,52%) yang tidak terpakai/terserap.

BAB IV Akuntabilitas Kinerja

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air IV-IV-72


72
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

Dari sisi alokasi anggaran dalam kurun waktu Tahun 2011-2017 setiap
Tahun pagu Ditjen Sumber Daya Air mengalami peningkatan dari Rp. 13
Triliun pada Tahun Anggaran 2011 meningkat menjadi Rp. 28,294 Triliun
pada Tahun 2016 dan Rp. 33,267 Triliun pada Tahun 2017 sebagaimana
terlihat pada Gambar 4.9 dan Tabel 4.15 dibawah ini.

Gambar 4.9 Diagram Progres Keuangan dan Fisik Tahun 2011-2017

Tabel 4.17 Tabel Progres Pelaksanaan Anggaran Tahun 2011 – 2017

Pagu (Rp. Ribu) Realisasi (Rp. Ribu) Progres


Tahun
Keu Fisik
RPM PLN Total RPM PLN Total
(%) (%)
2011 10.219.504.349 2.803.903.619 13.023.407.968 9.090.003.974 2.177.430.845 11.267.434.819 86,52% 91,79%
2012 16.455.000.530 2.634.339.345 19.089.339.875 14.828.390.555 1.709.716.980 16.538.107.535 86,64% 91,21%
2013 20.010.952.301 3.170.619.793 23.181.572.094 18.605.178.632 2.356.974.233 20.962.152.865 90,43% 92,32%
2014 15.789.942.807 2.332.988.253 18.122.931.060 14.874.304.644 1.988.197.056 16.862.501.700 93,05% 94,46%
2015 28.810.776.054 2.291.073.739 31.101.849.793 26.993.072.530 2.032.258.820 29.025.331.350 93,32% 93,24%
2016 26.634.282.425 1.660.021.826 28.294.304.251 23.350.772.166 1.184.331.414 24.535.103.580 86,71% 93,07%
2017 31.599.787.242 1.667.843.930 33.267.631.172 28.502.532.424 930.607.167 29.433.846.285 88,48% 90,76%

Dari Gambar 4.9 dan Tabel 4.15 diatas menunjukkan bahwa pada tahun
2017 ini alokasi DIPA lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya, namun
realisasi penyerapan dan capaian target fisik cenderung turun karena
adanya beberapa kendala sebagaimana yang telah dijelaskan pada sub bab
sebelumnya.

BAB IV Akuntabilitas Kinerja


IV-73 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air IV-73

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


BAB IV
Akuntabilitas Kinerja
b. Sumber Daya Manusia

Sebagaimana diuraikan dalam Bab 3 (Kapasitas Organisasi) Ditjen Sumber


Daya Air memiliki total jumlah pegawai sebanyak 9.048 orang. Dalam
pelaksanaan proses kegiatan baik di tingkat Pusat maupun Daerah
(BBWS/BWS) telah diperlengkapi dengan personil-personil yang memadai
dari sisi kuantitas dan kualitas. Bila dilihat dari tingkat pendidikan maka
SDM yang ada pada Ditjen Sumber Daya Air didominasi oleh tingkat
pendidikan SLTA dengan jumlah 3.781 orang (41,79%), selanjutnya adalah
S1 dengan jumlah 3.017 orang (33,34%), S2 dengan jumlah 1.012 orang
(11,18%), S3 berjumlah 10 orang (0,11%) sisanya SD dan SMP. Begitu
halnya dengan gambaran komposisi PNS Ditjen SDA yang mempunyai latar
belakang pendidikan teknik sebanyak 2.323 orang (26%) dan non teknik
sebanyak 6.725 orang (74%).

Potret komposisi tersebut tentunya cukup mengkhawatirkan bagi


organisasi dalam upaya mengejar target pembangunan infrastruktur
sumber daya air. Mempertimbangkan hal tersebut, saat ini Ditjen Sumber
Daya Air tengah melakukan upaya peningkatan kapasitas sumber daya
manusia baik dari sisi kualitas maupun kuantitas. Untuk memenuhi
kekurangan sumber daya manusia pada sisi kuantitas, Ditjen Sumber Daya
Air telah melakukan penataan tenaga honorer agar tenaga yang direkrut
dapat berfungsi maksimal dalam membantu pelaksanaan tugas dan fungsi.
Adapun pelaksanaan penataan tenaga non PNS telah berhasil mengurangi
tenaga dari 5.735 orang yang didominasi lulusan SLTA kebawah sebanyak
3.003 orang menjadi 4401 dengan proporsi 2.732 orang lulusan minimal
D3 dan 1.669 lulusan SLTA kebawah.

Dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia, Ditjen Sumber


Daya Air tengah melakukan pengembangan pelatihan berupa pelaksanaan
bimbingan teknik pekerjaan bidang sumber daya air kepada seluruh
pegawai di lapangan baik teknik maupun non teknik, selain itu juga sedang
dilakukan pengembangan jabatan fungsional teknik pengairan dengan
tujuan untuk meningkatkan pemanfaatan para tenaga jabatan fungsional
dan untuk mengatasi gap golongan antar pegawai. Hal ini didorong karena
tengah terjadi gap yang cukup besar antara pegawai golongan III dan IV

BAB IV Akuntabilitas Kinerja

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air IV-IV-74


74
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja
sehingga jika dibiarkan akan sulit mencari kaderisasi pejabat di masa
datang.

Berdasarkan data tersebut dapat terlihat bahwa PNS Ditjen Sumber Daya
Air didominasi oleh PNS golongan III/b dengan jumlah 1928, dimana hal ini
jika tidak dibangun strategi pengembangan jabatan fungsional yang
memungkinkan seorang PNS dapat naik pangkat 2 Tahun sekali, maka pada
masa datang organisasi akan kehabisan kaderisasi yang sanggup mengejar
persyaratan golongan dalam suatu jabatan Eselon III (administrator) ke
atas.

Dengan adanya keterbatasan sumber daya manusia, tidak membuat kinerja


Ditjen Sumber Daya Air menurun karena strategi pengembangan pegawai
baik untuk PNS maupun Tenaga Honorer yang jika ditotal maka saat ini
berjumlah 12.763 orang terus dilakukan secara konsisten. Setiap kegiatan
yang dilaksanakan selalu diupayakan terselenggara secara optimal guna
memberikan pelayanan prima kepada para stakeholder, khususnya terkait
peningkatan kompetensi sumber daya manusia Ditjen Sumber Daya Air.
c. Sarana dan Prasarana
Dalam mendukung pelaksanaan anggaran Tahun 2017 diperlukan sarana
dan peralatan. Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Ditjen Sumber Daya
Air baik di tingkat Pusat maupun Daerah (BBWS/BWS) sudah cukup
memadai, sebagaimana dijelaskan pada Bab 3 diatas, yang meliputi :

a. Komputer dan peralatan komunikasi 18.070 Unit.


b. Kendaraan Dinas Operasional (KDO) 4.457 Unit.
c. Peralatan berat (Truck/dumptruck, excavator, loader) 7.233 unit.
d. Dredger 112 unit.
e. Gedung (Kantor, laboratorium, bengkel/hangar, gudang, mess/wisma,
dll) baik di Pusat maupun yang dimiliki masing-masing BBWS/BWS
dengan jumlah 8.279 Unit.

Sarana dan prasarana diatas telah memberikan dukungan yang tinggi


terhadap pelaksanaan kegiatan Tahun anggaran 2017. Gedung (berupa
bangunan kantor, laboratorium, bengkel/hanggar, gudang, dll), peralatan
berat (truck, excavator, loader, dll), peralatan komunikasi dan komputer serta
kendaraan dinas operasional telah memberikan andil yang besar untuk

BAB IV Akuntabilitas Kinerja

IV-75 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air IV-75


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja
mendukung kegiatan-kegiatan operasi dan pemeliharaan dalam upaya
terjaganya fungsi infrastruktur sumber daya air yang telah terbangun.
Demikian juga dengan aplikasi sistem e-monitoring online juga menjadi
andalan bagi tingkat pimpinan tinggi di Pusat untuk melakukan pengawasan,
pemantauan dan evaluasi terhadap Kinerja penyelanggaraan pelaksanaan
program kegiatan di masing-masing Unit Satuan Kerja di lingkungan Ditjen
Sumber Daya Air. Melalui sistem e-monitoring online dapat dilakukan
pengendalian dan langkah-langkah tindak lanjut yang diperlukan bagi
pekerjaan-pekerjaan yang mengalami masalah dan kendala di lapangan.
Dengan memanfaatkan dukungan ketiga input diatas proses
pelaksanaan anggaran Tahun 2017 dapat dilaksanakan sesuai dengan
perencanaan dan program kegiatan yang ditetapkan sejak awal pengusulan
anggaran TA 2017.
Keberhasilan capaian output diatas tidak terlepas dari kemampuan
penanggungjawab kegiatan dan seluruh jajaran Ditjen Sumber Daya Air, di
tingkat Pusat maupun di BBWS/BWS, untuk menyelesaikan seluruh kegiatan
dengan benar sesuai dengan aturan dan ketentuan yang berlaku. Disamping
itu, dari hasil pemantaun dan evaluasi kinerja pelaksanaan kegiatan Tahun
2017 bahwa semua kegiatan fisik yang memberikan output dapat
dilaksanakan sesuai dengan kebijakan program strategis yang ditetapkan,
antara lain sesuai dengan direktif Presiden/Wakil Presiden RI, aspirasi DPR,
arahan Menteri PUPR dan Renstra 2015-2019 Ditjen Sumber Daya Air.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa penyelenggaraan


pelaksanaan anggaran Tahun 2017 Ditjen Sumber Daya Air dapat dikatakan
efisien dari sisi penggunaan input yang tersedia yaitu dana, waktu, sarana dan
prasarana, dan sumber daya manusia, untuk menghasilkan output dan
outcome yang diinginkan. Disamping itu, dengan seleksi usulan kegiatan yang
ketat dengan memenuhi seluruh readiness criteria yang menjadi persyaratan
sejak awal penyusunan DIPA 2017 dari Satuan Kerja di lingkungan Ditjen
Sumber Daya Air dan pelaksanaan kegiatan yang mengacu kepada peraturan-
peraturan dan ketentuan yang berlaku, maka segala kendala dan hambatan di
lapangan dapat diselesaikan secepat mungkin. Dengan demikian dari hasil
output yang dicapai dengan efisien telah memberikan dampak atau efek yang
diharapkan telah tercapai sesuai tujuan dan sasaran.

BAB IV Akuntabilitas Kinerja

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air IV-IV-76


76
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

4.3.4 Analisis Kegiatan Yang Menunjang Keberhasilan/Kegagalan


Pencapaian Target Kinerja
Dalam rangka pencapaian sasaran-sasaran program yang telah
ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2017 tersebut juga dilakukan
upaya-upaya internal yang dibutuhkan untuk mendukung kesuksesan
pembangunan dan pengelolaan sumber daya air. Upaya-upaya dimaksud,
seperti :
1. Meningkatan pemahaman personil BBWS/BWS dalam penyelenggaraan
sistem manajemen mutu sebagai alat untuk melakukan pengendalian
terhadap pelaksanaan proyek di lapangan.
2. Meningkatkan SDM yang berkompeten dan berintegritas, kegiatan-
kegiatan yang dilakukan meliputi pendidikan dan pelatihan, dan kursus-
kursus yang bersifat teknis dan administratif.
3. Meningkatkan budaya kerja berkinerja tinggi dan berintegritas, kegiatan
ini dilakukan melalui pembangunan zona integritas menuju Wilayah Bebas
Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM). Pada
Tahun 2017 dilingkungan Ditjen Sumber Daya Air, sebagai pilot project
telah menetapkan BWS Sumatera V dan BBWS Pemali Juana sebagai unit
satuan kerja untuk melakukan Pembangunan Zona Integritas untuk
Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani
(WBBM).
4. Meningkatkan pengelolaan regulasi, dengan pembatalan UU Nomor 7
Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air oleh Mahkamah Konstitusi dan
memberlakukan kembali UU Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan.
Pasca pembatalan UU Nomor 7 Tahun 2004 tersebut, Ditjen Sumber Daya
Air telah berusaha untuk menyusun usulan peraturan-peraturan sebagai
payung hukum sementara, dengan pertimbangan bahwa pelayanan kepada
masyarakat harus tetap berjalan. Peraturan-peraturan yang telah
diselesaikan, pada Tahun 2015 sebanyak 21 peraturan menteri, Tahun
2016 sebanyak 3 pereaturan menteri dan Tahun 2017 ditetakan sebanyak
7 peraturan menteri. Selengkapnya Peraturan Menteri yang telah
ditetapkan pasca pembatalan UU No. 7 Tahun 2004, sebagai berikut :
a. Permen PUPR No. 04/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan Penetapan
Wilayah Sungai.

BAB IV Akuntabilitas Kinerja

IV-77 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air IV-77


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja
b. Permen PUPR No. 06/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan
Pemeliharaan Sumber Air dan Bangunan Pengairan.
c. Permen PUPR No. 07/PRT/M/2015 tentang Pengamanan Pantai.
d. Permen PUPR No. 08/PRT/M/2015 tentang Penetapan Garis
Sempadan Jaringan Irigasi.
e. Permen PUPR No. 09/PRT/M/2015 tentang Penggunaan SDA.
f. Permen PUPR No. 10/PRT/M/2015 tentang Rencana dan Rencana
Teknis Tata Pengaturan Air.
g. Permen PUPR No. 11/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan
Pemeliharaan Jaringan Reklamasi Rawa Pasang Surut.
h. Permen PUPR No. 12/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan
Pemeliharaan Jaringan Irigasi.
i. Permen PUPR No. 13/PRT/M/2015 tentang Penanggulangan Darurat
Bencana Akibat Daya Rusak Air.
j. Permen PUPR No. 14/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan Penetapan
Status Daerah Irigasi.
k. Permen PUPR No. 16/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan
Pemeliharaan Jaringan Irigasi Rawa Lebak.
l. Permen PUPR No. 17/PRT/M/2015 tentang Komisi Irigasi.
m. Permen PUPR No. 18/PRT/M/2015 tentang Iuran Eksploitasi Dan
Pemeliharaan Bangunan Pengairan.
n. Permen PUPR No. 21/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan
Pemeliharaan Jaringan Irigasi Tambak.
o. Permen PUPR No. 23/PRT/M/2015 tentang Pengelolaan Aset Irigasi.
p. Permen PUPR No. 24/PRT/M/2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Kegiatan Pemberian Uang Tunai Untuk Rumah Pengganti dan Uang
Santunan Untuk Penanganan Dampak Sosial Kemasyarakatan
Pembangunan Waduk Jatigede.
q. Permen PUPR No. 26/PRT/M/2015 tentang Pengalihan Alur Sungai
dan/atau Pemanfaatan Ruas Bekas Sungai.
r. Permen PUPR No. 27/PRT/M/2015 tentang Bendungan.
s. Permen PUPR No. 28/PRT/M/2015 tentang Penetapan Garis
Sempadan Sungai, dan Garis Sempadan Danau.
t. Permen PUPR No. 29/PRT/M/2015 tentang Rawa.

BAB IV Akuntabilitas Kinerja

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air IV-IV-78


78
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

u. Permen PUPR No. 30/PRT/M/2015 tentang Pengembangan dan


Pengelolaan Sistem Irigasi.
v. Permen PUPR No. 01/PRT/M/2016 Tentang Tata Cara Perizinan
Pengusahaan Sumber Daya Air Dan Penggunaan Sumber Daya Air.
w. Permen PUPR No. 09/PRT/M/2016 Tentang Tata Cara Pelaksanaan
Kerjasama Pemerintah Dan Badan Usaha Dalam Pemanfaatan
Infrastruktur Sumber Daya Air Untuk Pembangunan Pembangkit
Listrik Tenaga Air/Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro/Pembangkit
Listrik Tenaga Mikrohidro.
x. Permen PUPR No. 29/PRT/M/2016 Tentang Pembentukan
Kesepakatan Bersama dan Perjanjian Kerjasama di Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
y. Permen PUPR No. 02/PRT/M/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Sekretariat Dewan Sumber Daya Air.
z. Permen PUPR No. 05/PRT/M/2017 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
15/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
aa. Permen PUPR No. 08/PRT/M/2017 tentang Tata Cara Penggunaan
Dana Badan Usaha Terlebih Dahulu Untuk Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan Bendungan.
bb. Permen PUPR No. 09/PRT/M/2017 tentang Tata Cara Pemilihan
Badan Usaha Sebagai Mitra Pemanfaatan Barang Milik Negara Dalam
Rangka Penyediaan Infrastruktur Untuk PLTA/PLTM/PLTMH/PLTS
Dengan Mekanisme Sewa.
cc. Permen PUPR No. 15/PRT/M/2017 tentang Tata Cara Penghitungan
Besaran Nilai Peroleh Air Permukaan.
dd. Permen PUPR No. 17/PRT/M/2017 tentang Pedoman Pembentukan
Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air Pada Tingkat Wilayah
Sungai.
ee. Permen PUPR No. 24/PRT/M/2017 tentang Pedoman Umum P3TGAI.
5. Meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi (IT), dalam upaya
pemantauan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan-kegiatan di lapangan
Ditjen Sumber Daya Air telah memanfaatkan aplikasi system e-monitoring
0nline untuk melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan di
BAB IV Akuntabilitas Kinerja
IV-79 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air IV-79

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


BAB IV
Akuntabilitas Kinerja
lingkungan Ditjen Sumber Daya Air. Selain itu, Ditjen Sumber Daya Air juga
senantiasa melakukan penyempurnaan terhadap sistem manajemen
perencanaan (e-programming). E-progamming dibangun untuk
mengintegrasikan proses perencanaan dan pemrograman didukung oleh
teknologi informasi.
6. Meningkatkan layanan dukungan manajemen, berupa penyusunan NSPK
(perencanaan dan pemograman SDA, tata kelola pengelolaan SDA Terpadu,
NSPK irigasi permukaan, irigasi rawa, dan irigasi tambak, OP sarana dan
prasarana SDA, pengendalian banjir, lahar gunung berapi, dan pengamanan
pantai, keamanan Bendungan, penyediaan dan pengelolaan air tanah dan
air baku).

4.4. Realisasi Anggaran Tahun 2017

Dalam melaksanakan pembangunan dan pengelolaan sumber daya air


Tahun 2017, Ditjen Sumber Daya Air pada awal Tahun anggaran 2017 (Januari
2017) mendapat anggaran dengan pagu sebesar Rp. 33.263.992.082.000.
Berdasarkan kebijakan penghematan, pergeseran prioritas kegiatan,
Pemanfaatan Sisa Lelang (PSL), rekomposisi MYC, pagu DIPA TA 2017
mengalami perubahan menjadi Rp. 33.267.631.172.000 (status 21 November
2017).
Penyerapan keuangan sampai dengan akhir Tahun Anggaran 2017
adalah sebagai berikut :
Progres terhadap DIPA SPAN (Rp. 33.267.631.172.000)
1. Progres keuangan : 88,48%, dari rencana 100%, deviasi 11,52%.
2. Progres fisik : 90,76%, dari rencana 100%, deviasi 9,24%.

Pada Gambar 4.10 dan 4.11 disajikan Kurva-S Rencana dan Realisasi
Keuangan dan Fisik Tahun 2017.

BAB IV Akuntabilitas Kinerja

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air IV-IV-80


80
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

Gambar 4.10 Kurva S Rencana dan Realisasi Keuangan Tahun 2017

Gambar 4.11 Kurva S Rencana dan Realisasi Fisik Tahun 2017

Sampai dengan akhir Tahun Anggaran 2017, sisa anggaran yang tidak
terserap sebesar Rp. 3,8 Triliun atau sebesar 11,52% dari pagu DIPA Rp.
33,267 Triliun.
Dana yang tidak terserap tersebut antara lain disebabkan :
a. Terdapat Rp. 312 Miliar dana tidak terserap karena permasalahan tanah
(pembebasan/pengadaan tanah) antara lain pada Pembebasan Tanah
BAB IV Akuntabilitas Kinerja

IV-81 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air IV-81

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja
Jaringan Irigasi DI Cikawung, Daerah Irigasi Baliase Kiri dan Kanan, Daerah
Irigasi Batang Sinamar, Pelebaran Alur Tano Ponggol di Danau Toba,
Pengendali Banjir dan Rob Kota Semarang, appraisal Tanah Bendungan
Lau Simeme dan Bendungan Karian.
b. Terdapat sisa lelang sebesar Rp. 259 Miliar tidak terserap karena
pemanfaatan sisa lelang SBSN tidak disetujui oleh Dirjen Anggaran
Kementerian Keuangan dan pemanfaatan sisa lelang Rupiah Murni tidak
disetujui Bappenas karena ada pengurangan output.
c. Terdapat Rp. 339 Miliar alokasi dana PLN (Pinjaman Luar Negeri) yang
tidak terserap karena pelaksanaan ditunda akibat keterlambatan kesiapan
lokasi, keterlambatan efektif loan, keterlambatan proses administrasi loan.
d. Terdapat blokir Rp. 65 Miliar pada kegiatan P3TGAI karena belum ada
penetapan lokasi.
e. Terdapat Rp. 396 Miliar dana tidak terserap akibat beberapa paket
batal/ditunda pelaksanaannya karena gagal/batal lelang dan perlunya
review desain, antara lain Pengendalian Banjir Sungai Krueng Singkil,
Perkuatan Sayap Bendung Sumur Watu, Pembangunan Air Baku SA Sungai
Wasi Wamena Tahap II, FMSRB, Rehabilitasi dan Optimalisasi Saluran
Induk Tarum Timur, Rehabilitasi SS Kandanghaur CS.
f. Terdapat Rp. 2,4 Triliun dana tidak terserap berupa dana sisa kegiatan,
sisa swakelola termasuk rekomposisi (pagu masih tercantum dalam DIPA)
antara lain dikarenakan lahan masih dalam perkara pengadilan, penolakan
masyarakat, RPB belum tuntas, tidak tersedianya dana rupiah murni
pendamping.

4.5. Dampak dan Manfaat

Salah satu tujuan Ditjen Sumber Daya Air, yaitu: “Menyelenggarakan


pembangunan infrastruktur PUPR bidang sumber daya air untuk mendukung
ketahanan air, kedaulatan pangan, dan kedaulatan energi guna menggerakkan
sektor-sektor strategis ekonomi domestik dalam rangka kemandirian
ekonomi”.
Dari hasil output yang diperoleh dalam penyelenggaraan anggaran
Tahun 2017 yang diuraikan di atas akan memberikan manfaat yang besar bagi
stakeholders terutama masyarakat di wilayah proyek yang
dibangun/direhabilitasi antara lain berupa peningkatan ekonomi masyarakat
BAB IV Akuntabilitas Kinerja

IV-82
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air IV- 82
DirektoratDirektorat
Jenderal Sumber
Jenderal Daya
Sumber DayaAir
Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

di wilayah sekitar proyek yang terbangun. Capaian output Tahun 2017 sebagai
Tahun ketiga Renstra 2015-2019 Ditjen Sumber Daya Air mendukung
pencapaian target sasaran strategis yang ditetapkan sebagaimana diuraikan
pada Butir 4.3.
Dampak dan manfaat dari hasil pembangunan dan pengelolaan sumber
daya air Tahun 2017, antara lain :
a. Menambah dukungan ketersediaan suplai air irigasi pada areal pertanian
beririgasi seluas 63.248 hektar, sehingga mampu meningkatkan produksi
gabah kering giling (GKG) sebesar ± 0,466 juta ton GKG per Tahun, dengan
asumsi produktivitas 5,16 ton GKG/ hektar, dengan IP 1,43.
b. Menambah dukungan akses kebutuhan air baku untuk kehidupan sehari-
hari sebesar 4,34 m3/detik atau setara dengan memenuhi air baku untuk
6,25 juta jiwa, dengan asumsi kebutuhan air baku 60 liter/jiwa/hari.
c. Mendukung tambahan kapasitas tampung sumber air sebesar 52,36 juta
m3, sehingga total tampungan sampai dengan Tahun 2017 sebesar 14,637
Miliar m3 (tampungan sampai dengan Tahun 2014 sebesar 13,557 Miliar
m3). Jika jumlah penduduk Tahun 2017 sebanyak ± 256,89 juta jiwa maka
dapat meningkatkan tampungan per kapita menjadi 56,98 juta
m3/kapita/Tahun. Air tampungan dalam waduk dapat dimanfaatkan untuk
air baku, irigasi, dll.
d. Bertambahnya luas kawasan yang terlindungi daya rusak air seluas ±
14.912,94 hektar, melalui pembangunan infrastruktur pengendali banjir
sepanjang 161,71 Km.

Berikut beberapa keberhasilan kegiatan-kegiatan yang memberikan


dampak dan manfaat yang besar yang diselesaikan dalam Tahun 2017 pada
Ditjen Sumber Daya Air :
1) Pembangunan Bendungan Raknamo

Pembangunan Bendungan Raknamo berlokasi di Kupang, Provinsi Nusa


Tenggara Timur dengan alokasi sebesar 710 m, masa pelaksanaan 2014 –
2017, tipe Bendungan timbunan zonal inti miring, elevasi El. 106,20 m,
tinggi Bendungan 36,20 m, lebar puncak Bendungan 10 m, panjang
puncak Bendungan 438 m. Manfaatnya adalah penyediaan air baku untuk
ibukota Kabupaten Kupang dengan debit 100 liter/detik, penyediaan air
irigasi bagi lahan pertanian seluas 1.250 hektar, pengendalian banjir

BAB IV Akuntabilitas Kinerja


IV-83 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air IV-83

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


BAB IV
Akuntabilitas Kinerja
daerah hilir yang merupakan kawasan pengembangan ibukota Kabupaten
Kupang dan pengembangan pariwisata.

2) Pembangunan Bendungan Tanju

Kegiatan ini berlokasi di Kab. Dompu, Provinsi Nusa Tenggara Barat,


dengan nilai kontrak sebesar Rp. 357 M, masa pelaksanaan 2015-2017
(MYC), kapasitas tampung 18,27 juta m3, Luas Genangan 287,89 hektar.
Manfaatnya adalah Suplai irigasi seluas 3.939 hektar, Suplai Air Baku
sebesar 0,05 m3 /detik, dan Potensi PLTA 0,5 MW.

3) Pembangunan Bendung D.I Sidilanitano

Pembangunan Bendung D.I Sidilanitano 2.420 Ha berlokasi di Tapanuli


Utara, Provinsi Sumatera Utara, dengan luas potensial 2.420 Hektar,

BAB IV Akuntabilitas Kinerja

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air IV-IV-84


84
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja
panjang saluran primer 800 M. Manfaatnya adalah mengaliri sawah
seluas 2.420 dan mendukung program pemerintah dalam swasembada
pangan.

4) Pembangunan Bendung Gerak D.I Jabung

Kegiatan ini berlokasi di Kab. Lampung Timur, dengan luas D.I Potensial
14.138 hektar, fungsional 5.638 hektar, Tipe Bendung Gerak, Saluran
Primer 26.000 m dan saluran sekunder 49.100 m. Kegiatan ini
dilaksanakan mulai dari Tahun 2013-2016 (Multy Years Contract) dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 901 M. Manfaatnya adalah menambah luas
tanah menjadi 14.138 hektar.

BAB IV Akuntabilitas Kinerja

IV-85 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air IV-85


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja
5) Pembangunan Jaringan Tersier D.I. Batanghari

Kegiatan ini berlokasi di Kab. Bungo dan Kab. Tebo dengan luas daerah
irigasi 1.200 hektar, panjang saluran 5.000 M. Manfaatnya adalah
meningkatkan luas tanam menjadi 270 hektar dan Indeks Pertanaman
menjadi 200 – 300/ Tahun.

6) Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I. Baru

Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I. Baru berlokasi di Kab. Banyuwangi


dengan nilai kontrak Rp. 11 M, luas daerah irigasi 15.910 hektar, jenis
pekerjaan perbaikan saluran sekunder, tipe bendung tetap, saluran
sekunder 12.000 m. Manfaatnya adalah menambah luas tanah 15.910
hektar, menambah IP dari 167% menjadi 271%.

BAB IV Akuntabilitas Kinerja

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air IV-IV-86


86
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

7) Penggantian Dan Perbaikan Pintu D.I. Sidareja

Penggantian Dan Perbaikan Pintu D.I. Sidareja berlokasi di Kab. Cilacap,


Provinsi Jawa Tengah dengan luas daerah irigasi seluas 9.124 hektar,
waktu pelaksanaan 240 hari kalender, jenis pekerjaan perbaikan dan
penggantian pintu, tipe Bendung Gerak. Manfaatnya adalah menambah
luas tanam menjadi 9.579,58 hektar.

8) Pembangunan Pengaman Pantai Karang Banten (Pulau Terdepan)

Kegiatan ini berlokasi di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau dengan


alokasi dana sebesar Rp. 5,2 M. Manfaatnya adalah mengamankan pantai
sepanjang 0,12 Km.

BAB IV Akuntabilitas Kinerja

IV-87 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air IV-87


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

9) Pembangunan Bangunan Pengendali Sedimen Batang Kuranji dan


Anak Sungainya

Kegiatan ini berlokasi di Kota Padan, Provinsi Sumatera Barat dengan


alokasi dana sebesar Rp. 20,96 M, meningkatkan volume tampungan
sedimen menjadi 160 ribu m3.

10) Pembangunan Tembok Laut Pantai Pambusuang

Pembangunan Tembok Laut Pantai Pambusuang berlokasi di Kab.


Polewali mandar, Provinsi Sulawesi Barat, dengan alokasi sebesar Rp. 16
M. Manfaatnya adalah pengamanan pantai dari air laut pasang,
gelombang besar dan abrasi sepanjang 0,7 Km.

BAB IV Akuntabilitas Kinerja

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air IV-IV-88


88
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

11) Pembangunan Pemecah Gelombang Pantai Matras Tahap IV

Kegiatan ini merupakan lanjutan dari Tahun sebelumnya yang berlokasi


di Kab. Bangka, Provinsi Bangka Belitung dengan alokasi dana sebesar Rp.
16,10 M. Manfaatnya adalah pengamanan pantai dari air laut pasang,
gelombang besar dan abrasi sepanjang 0,3 Km.

12) Pengendalian Banjir Kali Gunting

Pengendalian Banjir Kali Gunting berlokasi di Kab. Jombang, Provinsi


Jawa Timur dengan alokasi sebesar Rp. 58,60 M, kegiatan ini dikerjakan
secara Tahun berjalan (Single Years Contract). Manfaatnya adalah ?????

BAB IV Akuntabilitas Kinerja


IV-89 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
IV-89
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

13) Pembangunan Embung Pangkaran (Lanjutan)

Pembangunan Embung Pangkaran (Lanjutan) berlokasi di Kab. Kapuas


Hulu, Provinsi Kalimantan Barat dengan volume tampung 355.000 m3 ,
alokasi sebesar Rp. 5 M. Manfaatnya adalah menambah suplai air baku
sebesar 10 liter/detik.

14) Revitalisasi Situ Babakan

Kegiatan ini berlokasi di Kota Jakarta Selatan, memiliki volume tampung


sebesar 0,15 juta m3, alokasi dana Rp. 6 M. Manfaatnya adalah
mengembalikan volume tampung yang diakbatkan sedimentasi,
mereduksi banjir dan pariwisata.

BAB IV Akuntabilitas Kinerja

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air IV-IV-90


90
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
IV-
EVALUASI KINERJA 2015-2017
KEDAULATAN PANGAN
KETAHANAN AIR Dalam rangka meningkatnya kinerja layanan irigasi
Meningkatnya layanan sarana prasarana air baku Target Capaian
Meningkatnya kapasitas tampung Sasaran Program Satuan Capaian 2015 Capaian 2016 Capaian 2017
2015-2019 2015-2017

Target Capaian Kinerja Layanan Irigasi


Sasaran Program Satuan Capaian 2015 Capaian 2016 Capaian 2017 Pembangunan 15.828 155.452 52.519 78.876,30 286.847,30
2015-2019 2015-2017
Irigasi Permukaan (Pusat) hektar
Kinerja Layanan Sarana dan Prasarana Penyediaan Air Baku 107.992 44.663 51.342 203.997
Irigasi Permukaan (Daerah) hektar
Pembangunan m3/detik 67,52 6,97 6,15 4,34 17,46 Irigasi Rawa hektar 40.242 3.963 7.950 52.155
Rehabilitasi m3/detik 21,76 7,97 0,92 0,70 9,59 Irigasi Tambak hektar 15.828 4.238 1.850 1.750 7.838
Irigasi Air Tanah hektar 2.980 2.043 2.206 7.229
Peningkatan Kapasitas Tampung Rehabilitasi 83.778 491.901 291.171 327.164,81 1.110.236,81
Pembangunan Irigasi Permukaan (Pusat) hektar
302.270 244.780 197.552 744.602
16 on-going, 24 on going, 30 on going, Irigasi Permukaan (Daerah) hektar
49 baru, 27 Baru,
Bendungan Bendungan 13 baru, 8 baru, 6 baru, Irigasi Rawa hektar 151.249 28.459 49.708 229.416

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


29 Selesai 9 Selesai

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


5 Selesai 2 Selesai 2 Selesai Irigasi Tambak hektar 83.778 33.099 13.727 17.218 64.044
Embung/situ Buah 1.088 342 387 117 846 Irigasi Air Tanah hektar 5.283 4.205 1.665 11.153
Rehabilitasi
Bendungan Bendungan 45 5 5 2 12 OPERASI&PEMELIHARAAN
Embung/situ Buah 625 64 71 73 208
Dalam rangka terjaganya keberlanjutan fungsi sarpras SDA
PENGENDALIAN DAYA RUSAK
Dalam rangka meningkatnya kapasitas pengendalian daya rusak Target Capaian
Sasaran Program Satuan Capaian 2015 Capaian 2016 Capaian 2017
2015-2019 2015-2017
Target Capaian Keberlanjutan Fungsi dan Sarana Prasarana SDA
Sasaran Program Satuan Capaian 2015 Capaian 2016 Capaian 2017
2015-2019 2015-2017 OP Irigasi - 3.357.420 3.402.053 3.216.285 3.465.117
Kinerja Kapasitas Pengendalian Daya Rusak Air Irigasi Permukaan hektar 2.251.918 2.356.773 2.359.615 2.359.615
Irigasi Rawa hektar 922.186 921.643 760.556 922.186
Pembangunan
Irigasi Tambak hektar 133.156 114.718 85.259 133.156
Pengendali Banjir km 3.080 304,36 197,50 161,71 663,57
Irigasi Air Tanah hektar 50.160 8.919 10.855 50.160
Pengendali Lahar buah 306 150 44 31 225
OP Sarpras Air Baku m3/detik 94,75 34,90 60,92 87,66 87,66
Pengaman Pantai km 530 66,88 49,50 20 136,38
OP Tampungan
Rehabilitasi
OP Bendungan Bendungan 220 160 166 166 166
Pengendali Banjir km 1.053 136 30 28,34 194,34
OP Bendung/Situ Buah 2.548 852 860 1.112 1.112
Pengendali Lahar buah 95 21 2 11 34 OP Pengendali Daya Rusak
Pengaman Pantai km 12 1 0,2 0,2 1,4 Pengendali Banjir km 3.747 2.490 4.333 3.724 4.333
Akuntabilitas Kinerja
BAB IV

Pengendali Lahar buah 509 87 441 559 559


Pengendali Pantai km 145 116 161 156 161
BAB IV

CAPAIAN
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BIDANG PUPR TA 2015
KETAHANAN AIR/PANGAN
Akuntabilitas Kinerja

150
buah 6,97
29 3
Pengendali Lahar m /dtk
Pembangunan yang Dibangun
waduk (13 baru, Pembangunan/
155 ribu peningkatan
16 lanjutan, 5
sarana & prasarana
selesai) hektar pengelolaan air
Pembangunan baku
jaringan irigasi
baru
342
Pembangunan
491 ribu embung/
bangunan 66,88 km
hektar penampung air
Rehabilitasi
304 km Pembangunan &
Pembangunan lainnya peningkatan
jaringan irigasi
sarana & sarana &
prasarana prasarana
pengendali pengamanan
banjir pantai

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air IV-
IV-
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BIDANG PUPR
KETAHANAN AIR/PANGAN TA 2016
Sumber : DIPA Pagu Pemotongan Tahap II
Antara lain:
Air Baku IKK Kab.Pidie Jaya
Antara lain: Air Baku Teluk Buton,
DI. Aek Sigeaon, Sumut Kab.Natuna
Antara lain:
Bendungan Rukoh (Aceh), DI.Bajayu, Sumut 52,519
Ciawi (Jabar),
6,15
Sukamahi (Jabar), 44 buah 3
Kuwil Kawangkowan (Sulut),
hektar Pengendali Lahar m /detik
Way Sekampung (Lampung), Pembangunan
dan Sedimen yang 387 buah Pembangunan/
Cipanas (Jabar), jaringan irigasi baru
Dibangun peningkatan sarana &
Leuwikeris (Jabar), Pembangunan
Ladongi (Sultra). prasarana
embung/

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


32

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


pengelolaan air baku
Pembangunan bangunan penampung
waduk (8 baru, air lainnya
24 lanjutan, 2
selesai)
49 km
Pembangunan &
197 km peningkatan sarana Antara lain:
Antara lain: & prasarana Embung Bancah Sopan, Pasaman
Prasarana pengendali banjir Sungai Pembangunan 291.171 Barat
pengamanan pantai Embung Jakabaring, Kota Palembang
Asahan, Sumut sarana &
Perkuatan tebing Sungai Musi, Kota Embung Sidodadi, Kab.Indramayu
prasarana hektar
Palembang
Pengendali Banjir Papan Lestari
pengendali banjir Rehabilitasi jaringan
Sepinggan, Kota Balikpapan irigasi
Antara lain:
DI. Batang Gadis, Sumut
DI.Sekata Tewah, Kalteng
Akuntabilitas Kinerja
BAB IV
BAB IV

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BIDANG PUPR


KETAHANAN AIR/PANGAN TA 2017

0,70 266.143
Akuntabilitas Kinerja

m3/detik Hektar
4,34 Rehabilitasi sarana & Rehabilitasi
prasarana Jaringan Irigasi
63.248
m3/detik pengelolaan air baku Hektar
Pembangunan/ Pembangunan
peningkatan sarana & Jar. Irigasi Baru
prasarana pengelolaan
air baku 0,2
Km
Pembangunan &
31 peningkatan sarana
Buah & prasarana
Pengendali Lahar pengamanan pantai
dan Sedimen yang
Dibangun

36 117
Bendungan Buah 161,71
Pembangunan Pembangunan
Waduk embung/ Km
(30 Lanjutan/8 Baru, bangunan penampung Pembangunan
2 Selesai) air lainnya sarana & prasarana

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


pengendali banjir

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air IV-


IV-
TAMBAHAN MANFAAT 2015-2019
PEMBANGUNAN Layanan Irigasi Waduk 98.084 ha
3
BENDUNGAN DAN EMBUNG Kapasitas Tampung 1.031 juta m
3
65 Bendungan (49 Baru/29 Selesai) Air Baku 5 m /detik
1.893 Embung SELESAI
Potensi Energi 112 MW 2016
Target Target
2015 2016 2017 2018 2019
29 Bendungan 32 Bendungan
36 Bendungan 48 Bendungan 46 Bendungan
• 16 Lanjutan/ • 24 Lanjutan/
• 30 Lanjutan/ • 34 • 38 Lanjutan/

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


• 13 Baru/ • 8 Baru/

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


• 5 Selesai • 6 baru (dari target Lanjutan/ • 8 Baru/
• 2 Selesai
9 bendungan • 14 Baru/ • 10 Selesai
342 Embung 387 Embung baru*) • 10 Selesai 54 Embung
• 2 Selesai 43 Embung
117 Embung
CAPAIAN 2015-2017

36 Bendungan
• 27 Baru BENDUNGAN 2017
• 9 Selesai

846 Embung 6
2 Bendungan Baru
3
Bendungan Bendungan
1. PAMUKULU, SULAWESI SELATAN
Selesai 2. WAY APU, MALUKU Tidak Tercapai
1. RAKNAMO, NTT 3. TEMEF, NTT (Direncanakan Kontrak
2. TANJU, NTT 4. MARGATIGA, LAMPUNG Awal 2018)
5. SEMANTOK, JAWA TIMUR 1. SIDAN, BALI
Akuntabilitas Kinerja
BAB IV

6. LAUSIMEME, SUMATERA UTARA 2. BENER, JAWA TENGAH


3. TIGADIHAJI, SUMATERA SELATAN
BAB IV

KETAHANAN AIR DAN PANGAN


( T A R G E T D A N C A P A I A N )

Target Target Target


Target Jaringan Irigasi Sapras Pengendali
Akuntabilitas Kinerja

Pengendali Sedimen dan


Air Baku 1,000,000 ha Daya Rusak
Lahar
67,52 Jaringan Irigasi 3.620 km
3 Permukaan, Rawa 306 buah
m /detik Air Tanah Jaringan
(Pusat & Daerah) Irigasi Tambak

2015 6,97 269.294 4.238 371 150

2016 6,15 136.811 1.850 247 44

2017 4,34 225.993 1.750 182 31


KALIMANTAN TENGAH
Capaian
2015-2017 17,46 632.098 7.838 800 225

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


2018 5,78 217.418 2.661 211 31

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air IV-


SELESAI 2016
2019 4,23 217.418 2.661 211 31
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

2 Bendungan Selesai Tahun 2017

IV- Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB IV

BENDUNGAN RAKNAMO
PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Lokasi Nilai Kontrak Masa Pelaksanaan Pelaksana Konstruksi


Kab. Kupang Rp 710 M 2014-2019 PT. Waskita Karya
Akuntabilitas Kinerja

3
Kapasitas Tampung 16 Juta m
Luas Genangan 97,46 Ha

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air IV-
SELESAI
BENDUNGAN
2016
IV-
BENDUNGAN TANJU
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Lokasi Nilai Kontrak Masa Pelaksanaan Pelaksana Konstruksi


Kab. Dompu Rp 357 M 2015-2019 PT. Nindya Karya
PT. Hutama Karya
3
Kapasitas Tampung 18,27 Juta m
Luas Genangan 287,89 Ha
Suplai Air Irigasi 3.939 Ha

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Potensi PLTA 0,5 MW

Mata Air Tuk Suci


Akuntabilitas Kinerja
BAB IV

3
BENDUNGAN Reservoar Yamansari (Kapasitas 2500 m )
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

River Improvement of Lower Reaches of Anai River


Provinsi Sumatera Barat

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air IV-


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

Divertion Channel Kali Putih


Provinsi Jawa Tengah

IV- Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

Rehabilitasi Prasarana Pengendali Banjir S. Ijo, S. Tipar


Provinsi Jawa Tengah

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air IV-


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

Rencana Pembangunan 14 Bendungan Baru Tahun 2018

IV- Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

Kunjungan Presiden RI ke Bendungan Karian


Provinsi Banten

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air IV-


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

Kab. Demak, Kudus, Grobogan & Pati Prov. Jawa Tengah


Kunjungan Menteri PUPR Ke Klambu

IV- Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

Kunjungan Direktur Jenderal SDA Ke Tanggap Darurat


Lombok Timur

BAB IV Akuntabilitas Kinerja

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air IV-


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja

IV- Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB V
Penutup

PEMBANGUNAN D.I BELUTU


SUMATERA UTARA
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB V
Penutup

Bab V
Penutup

Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2017 Ditjen Sumber Daya Air adalah
merupakan wujud pertanggung jawaban Direktur Jenderal Sumber Daya Air kepada
Menteri PUPR dan masyarakat (publik) sebagai pemanfaat sarana dan prasarana
yang dibangun dalam Tahun 2017. Tahun 2017 adalah tahun ketiga pelaksanaan
pembangunan bidang sumber daya air sesuai Rencana Strategis Ditjen Sumber Daya
Air Periode 2015-2019.

Dalam melaksanakan tugasnya, Ditjen Sumber Daya Air berlandaskan pada


tujuan, kebijakan, sasaran, dan program kegiatan yang ditetapkan baik dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, Program
NAWACITA Presiden, Rencana Strategis 2015-2019 Kementerian PUPR, maupun
Rencana Strategis 2015-2019 Ditjen Sumber Daya Air.

Peningkatan Sistem Akuntabilitas Kinerja Ditjen Sumber Daya Air merupakan


salah satu upaya yang dilakukan Ditjen Sumber Daya Air dalam mendorong
terwujudnya penguatan akuntabilitas dan peningkatan kinerja seperti yang
diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014, dan Peraturan
Menteri PAN&RB Nomor 53 Tahun yang diselaraskan dengan Tugas dan Fungsi
Ditjen Sumber Daya Air. Hasilnya dituangkan dalam bentuk Laporan Kinerja Ditjen
Sumber Daya Air Tahun 2017 yang merupakan wujud pertanggungjawaban oleh
Direktur Jenderal Sumber Daya Air kepada Menteri PUPR, selaku Pemberi Amanah,
dan kepada masyarakat (publik) sebagai pengguna sarana dan prasarana
infrastruktur yang dibangun.

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, dari 7 (tujuh) Sasaran Program dengan


14 (empat belas), sebanyak 7 (tujuh) indikator kinerja utama kurang berhasil dan 7
(tujuh) indikator kinerja utama lainnya berhasil terhadap target-target capaian yang
telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2017 Ditjen Sumber Daya Air.
Dari hasil evaluasi hanya 3 (tiga) indikator kinerja yang sangat berhasil, dan 4

BAB V Penutup
V-1 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya V-1
Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB V
Penutup
(empat) indikator kinerja utama yang berhasil, serta 7 (tujuh) indikator kinerja
utama yang kurang berhasil.

Indikator kinerja yang sangat berhasil, yaitu : (1) Terjaganya fungsi dan debit
layanan sarana dan prasarana penyediaan air baku, dengan capaian outcome 87,66
m3/detik dari target outcome 60,15 m3/detik; (2) Peningkatan kapasitas tampung
sumber air, yang mencapai realisasi tampungan air 52,36 juta m3 dari target 18,6
juta m3; dan (3) Terjaganya fungsi dan kapasitas tampung sumber air, dengan
realisasi capaian outcome 10.211 juta m3 dari target capaian outcome 4.392,67 juta
m3.
Indikator kinerja yang berhasil, yaitu : (1) Peningkatan RBO Indeks yang
tercapai 2,84%; (2) Peningkatan persentase kawasan/lokasi yang dikonversi pada
kawasan prioritas, tercapai sesuai target sebesar 20%; dan (3) Persentase daerah
irigasi yang dialiri oleh bendungan, tercapai sesuai target 12,00%; dan (4)
Peningkatan potensi energi sumber air, dengan realisasi capaian 0,2 MW dari target
outcome 0,00%.

Indikator kinerja yang kurang berhasil, yaitu : (1) Peningkatan debit layanan
sarana dan prasarana penyediaan air baku, dengan capaian outcome 4,34 m3/detik
dari target outcome 4,45 m3/detik yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Tahun
2017; (2) Pengembalian fungsi dan debit layanan sarana dan prasarana penyediaan
air baku, dengan realisasi capaian sebesar 0,70 m3/detik dari target outcome 0,72
m3/detik; (3) Pengembalian fungsi dan kapasitas tampung sumber air, dengan
realisasi capaian outcome sebesar 5,44 juta m3 dari target capaian sebesar 6,36 juta
m3; (4) Peningkatan luas kawasan yang terlindungi dari daya rusak air, dengan
realisasi capaian outcome 14.912,94 hektar dari target yang ditetapkan dalam PK
Tahun 2017 sebesar 19.971,07 hektar; (5) Peningkatan layanan jaringan irigasi,
dengan realisasi capaian outcome 63.248 hektar dari target outcome sebesasr
78.876,30 hektar; (6) Pengembalian fungsi dan layanan jaringan irigasi, dengan
realisasi capaian outcome 266.143 hektar dari target outcome sebesar 327.164,81
hektar; dan (7) Terjaganya fungsi dan layanan jaringan irigasi, dengan realisasi
capaian outcome 3.216.285,39 hektar dari target outcome 3.372.594,25 hektar.

Berdasarkan hasil-hasil pengukuran kinerja Sasaran program diatas diperoleh


realisasi capaian Sasaran Strategis Meningkatnya Ketahanan Air Nasional
dengan indikator kinerja utama Tingkat Dukungan untuk Ketahanan Air

BAB V Penutup

Direktorat
V-2 Jenderal Sumber Daya Air V-2
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB V
Penutup
Nasional mencapai 45,32%, lebih rendah dari target 48,91% sesuai dalam Renstra
2015-2019 Ditjen Sumber Daya Air, dan capaian Sasaran Strategis Meningkatnya
Dukungan Untuk Kedaulatan Pangan dan Ketahanan Energi mencapai 54,51%
lebih rendah dari target 55,15% sesuai dalam Renstra 2015-2019 Ditjen Sumber
Daya Air.

Keberhasilan atas pelaksanaan pembangunan yang telah dicapai pada


beberapa indikator kinerja tidak terlepas dari dukungan seluruh stakeholders
pembangunan sumber daya air di Indonesia. Selain itu, komitmen dan tekad yang
kuat dalam diri insan Ditjen Sumber Daya Air memberikan konstribusi yang sangat
tinggi dalam penyelenggaran pembangunan bidang sumber daya air, sesuai dengan
motto Kementerian PUPR : “BEKERJA KERAS, BERGERAK CEPAT, BERTINDAK
TEPAT”.
Ketidaktercapaian beberapa indikator kinerja diatas menyebabkan rendahnya
penyerapan anggaran tahun 2017, yakni sebesar Rp. 29.453.592.851.000,- atau
88,48% dari total alokasi DIPA Tahun 2017 sebesar Rp. 33.267.631.172.000,-.,
dengan progres fisik sebesar 90,76%.

Dalam penyelenggaraan pembangunan sumber daya air tahun 2017 masih


menghadapi masalah-masalah, kendala dan hambatan-hambatan yang setiap tahun
terjadi. Permasalahan tersebut meliputi : (1) Keterlambatan proses perencanaan
dan penyediaan lahan untuk lokasi proyek; (2) Kekurangsiapan perencanaan teknis,
terutama kesiapan dokumen detail design yang tidak matang; (3) Proses
administrasi pinjaman luar negeri yang memakan waktu lama, mulai dari proses
Loan Agreement sampai efektifnya pinjaman luar negeri; (4) Adanya penolakan
masyarakat atas kegiatan infrastruktur yang akan dibangun; (5) Komitmen
pemerintah daerah dalam penyediaaan lahan yang sudah disepakati; (6) Masalah
tukar menukar kawasan hutan dan atau tukar guling lahan dengan pihak
Kementerian Kehutanan maupun Perhutani membutuhkan waktu yang cukup lama;
(7) Lemahnya pengetahuan sumber daya manusia BBWS/BWS/SKPD TP-OP
mengenai manajemen resiko proyek; (8) Sebaran personil yang tidak merata dengan
komposisi (latar belakang pendidikan dan status kepegawaian) yang tidak sesuai
dengan tugas dan fungsi organisasi yang memiliki proses pekerjaan utama pada
bidang Teknik Sipil; (9) Minimnya pengadaan pendidikan dan pelatihan, dan/atau
kursus-kursus yang diperoleh PNS/Non-PNS di lingkungan Ditjen Sumber Daya Air
sesuai dengan bidang tugasnya.

BAB V Penutup

V-3 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


V-3

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB V
Penutup
Dalam upaya meminimalisir kendala dan hambatan yang menjadi faktor
penyebab kegagalan dalam upaya pencapaian target output/outcome yang telah
ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Ditjen Sumber Daya Air tahun berikutnya,
beberapa upaya dan tindak lanjut yang perlu dilakukan kedepan, antara lain :

a. Perlu dilakukan review Rencana Strategis Ditjen Sumber Daya Air 2015-2019.
b. Penyiapan dokumen perencanaan teknis (Studi Kelayakan, AMDAL, DED, LARAP)
secara lebih matang untuk pelaksanaan tahun berikutnya.
c. Penyiapan lokasi lahan proyek lebih awal atau sebelum dilakukannya
pelaksanaan kegiatan di lokasi yang direncanakan.
d. Penelitian lebih awal terhadap usulan-usulan kegiatan yang akan dikerjakan
pada tahun berikutnya, bukan saja terhadap alokasi dana yang akan diusulkan
tetapi juga penelitian terhadap kesiapan proyek yang akan dibangun.
e. Membangun sistem informasi kinerja yang dilakukan melalui sistem aplikasi e-
performance, dalam upaya pemantauan dan evaluasi capaian kinerja yang
dihasilkan tiap unit kerja di lingkungan Ditjen Sumber Daya Air.
f. Peningkatan kompetensi engineer/sarjana teknik sipil muda dalam pengelolaan
proyek (project management).
g. Peningkatan koordinasi dan kerjasama dengan pemangku kepentingan dan unsur
keamanan serta penegak hukum dalam perencanaan maupun pelaksanaan
proyek.
h. Penguatan fungsi pengawasan internal Ditjen Sumber Daya Air terhadap
kegiatan-kegiatan di lingkungan Ditjen Sumber Daya Air.
i. Menjadikan semua BBWS/BWS menyiapkan program Wilayah Bebas Korupsi
(WBK) dan WBBK, dalam upaya menciptakan good government di lingkungan
BBWS/BWS.
j. Mensosialisasikan hasil-hasil pembangunan bidang sumber daya air kepada
pemangku kepentingan (stakeholders) sebagai salah satu upaya pelayanan
kepada masyarakat (publik).

Dengan keberhasilan pembangunan infrastruktur sumber daya air yang telah


diselesaikan tuntas dalam Tahun 2017 kiranya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat
khususnya dan seluruh stakeholders di wilayah proyek masing-masing.

BAB V Penutup

Direktorat
V-4 Jenderal Sumber Daya Air V-4
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BAB V
Penutup

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
PEMBANGUNAN PENGAMANAN PANTAI
DKI JAKARTA

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
LAMPIRAN - LAMPIRAN

Bekerja Keras, Bergerak Cepat, Bertindak Tepat

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
LAMPIRAN
Capaian Ditjen SDA Tahun 2017,
I
Renstra Ditjen. SDA,

Bekerja Keras, Bergerak Cepat, Bertindak Tepat


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
CAPAIAN KINERJA TA 2017
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR - KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Tahun 2017
No Sasaran Strategis/Sasaran Program Indikator Kinerja Satuan Target Capaian Keterangan
PK PK
Meningkatnya Dukungan Ketahanan Air
Peningkatan debit layanan sarana dan prasarana
1) M3/detik 4,45 4,34 Tidak Tercapai
penyediaan air baku
Meningkatnya layanan sarana dan Pengembalian fungsi dan debit layanan sarana dan
1 2) M3/detik 0,72 0,70 Tidak Tercapai
prasarana air baku prasarana penyediaan air baku seperti semula
Terjaganya fungsi dan debit layanan sarana dan
3) M3/detik 60,15 89,21 Tercapai
prasarana penyediaan air baku
1) Peningkatan kapasitas tampung sumber air Juta m3 18,60 52,36 Tercapai
Meningkatnya kapasitas tampung sumber- Pengembalian fungsi dan kapasitas tampung sumber
2 2) Juta m3 6,36 5,44 Tidak Tercapai
sumber air air
3) Terjaganya fungsi dan kapasitas tampung sumber air Juta m3 4.392,67 4.218,96 Tidak Tercapai

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Meningkatnya kapasitas penegndalian daya Peningkatan luas kawasan yang terlindungi dari daya
3 1) Ha 19.971,07 14.912,94 Tidak Tercapai
rusak air rusak air
Meningkatnya keterpaduan tata kelola
4 1) Peningkatan RBO Indeks Indeks 2,75 2,84 Tercapai
pengelolaan SDA
Meningkatnya upaya konservasi sumber Peningkatan persentase kawasan/lokasi yang
5 1) % 20 20 Tercapai
daya air dikonservasi pada kawasan prioritas
Meningkatnya Dukungan untuk Kedaulatan Pangan dan Ketahanan Energi
1) Peningkatan layanan jaringan irigasi Ha 78.876,30 63.248 Tidak Tercapai
2) Pengembalian fungsi dan layanan jaringan irigasi Ha 327.164,81 266.143 Tidak Tercapai
6 Meningkatnya kinerja layanan irigasi 3) Terjaganya fungsi dan layanan jaringan irigasi Ha 3.372.594,25 3.195.073,24 Tidak Tercapai

4) Persentase daerah irigasi yang diairi oleh bendungan % 12,00 12,00 Tercapai
Meningkatnya potensi energy dari sumber-
7 1) Peningkatan potensi energy sumber air MW - 0,20 Tercapai
sumber air
SANDINGAN CAPAIAN KINERJA TAHUN 2017 TERHADAP RENSTRA TAHUN 2017
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR

Capaian Kinerja Target Renstra


No Sasaran Strategis/Sasaran Program Indikator Kinerja Satuan Keterangan
TA 2017 Tahun 2017
1 2 3 4 5 6 7
1. Meningkatnya Ketahanan air Nasional
Peningkatan debit layanan sarana dan prasarana penyediaan
1) m3/detik 4,34 11,87 Tidak Tercapai
air baku
Meningkatnya layanan sarana dan Pengembalian fungsi dan debit layanan sarana dan prasarana
1 2) m3/detik 0,70 2,29 Tidak Tercapai
prasarana penyediaan air baku penyediaan air baku seperti semula
Terjaganya fungsi dan debit layanan sarana dan prasarana
3) m3/detik 89,21 69,88 Tercapai
penyediaan air baku

1) Peningkatan kapasitas tampung sumber air juta m3 52,36 102,61 Tidak Tercapai
Meningkatnya kapasitas tampung sumber
2 2) Pengembalian fungsi dan kapasitas tampung sumber air juta m3 5,44 752,80 Tidak Tercapai
air
3) Terjaganya fungsi dan kapasitas tampung sumber air juta m3 4.218,96 13.700,72 Tidak Tercapai

Meningkatnya kapasitas pengendalian daya Peningkatan luas kawasan yang terlindungi dari daya rusak
3 1) ha 14.912,94 45.667 Tidak Tercapai
rusak air air
Meningkatnya keterpaduan tata kelola
4 1) Peningkatan RBO Indeks Indeks 2,84 2,94 Tidak Tercapai
pengelolaan SDA
Meningkatnya upaya konservasi sumber Peningkatan persentase kawasan/lokasi yang dikonservasi
5 1) % 20,00 20,00 Tercapai
daya air pada kawasan prioritas
2. Meningkatnya Dukungan untuk Kedaulatan Pangan dan ketahanan Energi
1) Peningkatan layanan jaringan irigasi ha 63.248 208.149,70 Tidak Tercapai

2) Pengembalian fungsi dan layanan jaringan irigasi ha 266.143 676.102,61 Tidak Tercapai
6 Meningkatnya kinerja layanan irigasi
3) Terjaganya fungsi dan layanan jaringan irigasi ha 3.195.073,24 3.424.361,90 Tidak Tercapai

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
4) Persentase daerah irigasi yang diairi oleh bendungan % 12 12 Tercapai

Meningkatnya potensi energi dari sumber


7 5 Peningkatan Potensi Energi sumber air Mw 0,20 1,14 Tidak Tercapai
sumber air
SANDINGAN CAPAIAN KINERJA 2015 - 2017 DENGAN RENSTRA 2015 - 2017
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR - KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Capaian Capaian Capaian Renstra


No Sasaran Strategis/Sasaran Program Indikator Kinerja Satuan Capaian 2017 Backlog
2015 2016 2015 - 2017 2015 - 2017
1 2 3 4 5 6 7 8=5+6+7 9 10 = 8 - 9
1) Meningkatnya Ketahanan Air Nasional
Peningkatan debit layanan sarana dan prasarana
1 m3/detik 6,97 6,15 4,34 17,46 32,52 (15,06)
penyediaan air baku

Meningkatnya layanan sarana dan Pengembalian fungsi dan debit layanan sarana dan
1 2 m3/detik 7,97 0,92 0,70 9,59 9,90 (0,31)
prasarana penyediaan air baku prasarana penyediaan air baku seperti semula

Terjaganya fungsi dan debit layanan sarana dan prasarana


3 m3/detik 69,64 60,92 89,21 89,21 69,88 0,00
penyediaan air baku

1 Peningkatan kapasitas tampung sumber air juta m3 1.012 16,73 52,36 1.081 1.124,08 (42,99)
Meningkatnya kapasitas tampung sumber-
2 2 Pengembalian fungsi dan kapasitas tampung sumber air juta m3 377 4,3 5,44 386,74 1.896,00 (1.509,26)
sumber air
3 Terjaganya kapasitas tampung sumber air juta m3 12.679 4.673 4.218,96 12.679 13.700,72 (1.021,72)

Meningkatnya kapasitas pengendalian daya Peningkatan luas kawasan yang terlindungi dari daya rusak
3 1 Ha 20.343,50 16.083,11 14.912,94 51.339,55 108.884,00 (57.544,45)
rusak air air

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Meningkatnya keterpaduan tata kelola
4 1 Peningkatan indeks RBO (indeks) Indeks 2,25 2,57 2,84 2,84 2,94 (0,10)
pengelolaan SDA

Peningkatan persentase kawasan/lokasi yang di konservasi


5 Meningkatnya upaya konservasi sumber air 1 % 20 20 20 60 60 0,00
pada kawasan prioritas
2) Meningkatnya Dukungan untuk Kedaulatan Pangan dan Ketahanan Energi

1 Peningkatan layanan jaringan irigasi Ha 155.382 52.519 63.248 271.149 634.394,86 (363.245,86)

2 Pengembalian fungsi dan layanan jaringan irigasi Ha 491.901 291.171 266.143 1.049.215 1.845.553,45 (796.338,45)
6 Meningkatnya kinerja layanan irigasi
3 Terjaganya fungsi dan layanan jaringan irigasi Ha 3.581.530 3.265.230 3.195.073 3.265.230 3.424.361,90 (159.131,89)

4 Persentase daerah irigasi yang diairi oleh bendungan % 11,00 12,00 12,00 12,00 12,00 0,00

Meningkatnya potensi energi dari sumber-


7 1 Peningkatan potensi energi sumber air Mw 111,84 0,00 0,20 112,04 114,33 (2,29)
sumber air
LAMPIRAN LEMBAR
A3

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
LAMPIRAN
Perjanjian Kinerja,
II
Monitoring Rencana Aksi
Triwulan

Bekerja Keras, Bergerak Cepat, Bertindak Tepat


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
RENCANA AKSI TRIWULAN 0 TA 2017
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Target Target Target Target


Target Output Target Outcome
No Sasaran Strategis/Sasaran Program Indikator Kinerja Pagu Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
Volume Satuan Volume Satuan Keu Fis Keu Fis Keu Fis Keu Fis
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1) Meningkatnya Ketahanan Air Nasional
605,05 Km
Peningkatan debit layanan sarana dan
1 1.850.992.845 31 Buah 4,45 m3/detik 17,92 15,86 48,16 40,10 80,62 77,41 100 100
prasarana penyediaan air baku
123 Titik
Pengembalian fungsi dan debit layanan sarana 22,41 Km
Meningkatnya layanan sarana dan
1 2 dan prasarana penyediaan air baku seperti 256.041.090 7 Buah 0,72 m3/detik 16,52 18,39 51,94 53,62 88,63 79,67 100 100
prasarana penyediaan air baku
semula 59 Titik
23 Buah
Terjaganya fungsi dan debit layanan sarana dan
3 102.745.180 - Titik 70,57 m3/detik 6,62 6,97 33,41 32,84 76,94 77,01 100 100
prasarana penyediaan air baku
343 Unit
11 Baru
1 Peningkatan kapasitas tampung sumber air 6.270.847.807 30 On Going 18,60 juta m3 10,78 11,50 37,41 31,95 68,62 67,44 100 100
114 Buah
Meningkatnya kapasitas tampung sumber-
2 Pengembalian fungsi dan kapasitas tampung 2 Bendungan
sumber air 2 463.784.251 6,36 juta m3 7,93 6,94 36,29 31,27 74,86 74,60 100 100
sumber air 68 Buah
167 Bendungan
3 Terjaganya kapasitas tampung sumber air 363.846.617 4.392,62 juta m3 11,04 10,77 42,66 40,49 80,29 78,10 100 100
1.108 Buah

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Meningkatnya kapasitas pengendalian Peningkatan luas kawasan yang terlindungi dari 193,34 Km
3 1 3.992.453.488 19.971,07 Ha 14,90 14,42 41,47 39,34 72,95 68,69 100 100
daya rusak air daya rusak air 4,00 Unit
Meningkatnya keterpaduan tata kelola
4 1 Peningkatan indeks RBO (indeks) 310.281.617 2,75 Indeks 2,75 Indeks 9,00 9,24 36,43 32,57 74,98 69,56 100 100
pengelolaan SDA
Meningkatnya upaya konservasi sumber Peningkatan persentase kawasan/lokasi yang di
5 1 390.137.194 20,00 % 20,00 % 10,08 5,92 33,06 24,19 61,82 38,26 100 100
air konservasi pada kawasan prioritas
2) Meningkatnya Dukungan untuk Kedaulatan Pangan dan Ketahanan Energi
1.080,87 Km 78.876,30 Ha
1 Peningkatan layanan jaringan irigasi 4.191.930.006 19,50 10,97 42,49 34,65 74,28 74,00 100 100
5 Bendung 5 Bendung
Pengembalian fungsi dan layanan jaringan 3.439,17 Km 327.164,81 Ha
2 4.904.587.505 19,07 18,19 50,14 36,88 82,62 74,49 100 100
irigasi 4 Bendung 4 Bendung
6 Meningkatnya kinerja layanan irigasi
9.588,86 Km 3.372.594,25 Ha
3 Terjaganya fungsi dan layanan jaringan irigasi 1.665.081.253 12,54 12,59 40,00 37,24 74,08 72,57 100 100
548 Bendung 548 Bendung
Persentase daerah irigasi yang diairi oleh
4 - 12,00 % 12,00 % 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
bendungan
Meningkatnya potensi energi dari sumber-
7 1 Peningkatan potensi energi sumber air - 3 Bendungan - Mw 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
sumber air
Total 24.762.728.853 15,18 13,45 42,53 35,77 74,82 71,26 100 100
RENAKSI AKSI TRIWULAN I TA 2017
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Target Output Target Outcome Triwulan I


No Sasaran Strategis/Sasaran Program Indikator Kinerja Pagu
Volume Satuan Volume Satuan RN RL Kinerja
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11=10/9*100
1) Meningkatnya Ketahanan Air Nasional
605,05 Km
Peningkatan debit layanan sarana dan prasarana
1 1.850.992.845 31 Buah 4,45 m3/detik 15,86 7,35 46,34
penyediaan air baku
123 Titik
22,41 Km
Meningkatnya layanan sarana dan prasarana Pengembalian fungsi dan debit layanan sarana dan
1 2 256.041.090 7 Buah 0,72 m3/detik 18,3871 19,6759 107,01
penyediaan air baku prasarana penyediaan air baku seperti semula
59 Titik
343 Buah
Terjaganya fungsi dan debit layanan sarana dan prasarana
3 102.745.180 - Titik 70,57 m3/detik 5,02 2,49 49,57
penyediaan air baku
23 Unit
11 Baru
1 Peningkatan kapasitas tampung sumber air 6.270.847.807 30 On Going 18,60 juta m3 11,50 17,8617 155,26
114 Buah
Meningkatnya kapasitas tampung sumber-sumber
2 2 Bendungan
air 2 Pengembalian fungsi dan kapasitas tampung sumber air 463.784.251 6,36 juta m3 6,94 3,82 55,14
68 Buah
167 Bendungan
3 Terjaganya kapasitas tampung sumber air 363.846.617 4.392,62 juta m3 10,7716 7,01 65,07
1.108 Buah
Meningkatnya kapasitas pengendalian daya rusak Peningkatan luas kawasan yang terlindungi dari daya rusak 193,34 Km
3 1 3.992.453.488 19.971,07 Ha 14,42 12,57 87,17
air air 4,00 Unit
Meningkatnya keterpaduan tata kelola
4 1 Peningkatan indeks RBO (indeks) 310.281.617 2,75 Indeks 2,75 Indeks 9,24 5,40 58,46
pengelolaan SDA
Peningkatan persentase kawasan/lokasi yang di konservasi
5 Meningkatnya upaya konservasi sumber air 1 390.137.194 20,00 % 20,00 % 5,92 0,07 1,21
pada kawasan prioritas
2) Meningkatnya Dukungan untuk Kedaulatan Pangan dan Ketahanan Energi
1.080,87 Km 78.876,30 Ha
1 Peningkatan layanan jaringan irigasi 4.191.930.006 10,9704 7,82432 71,32
5 Bendung 5 Bendung
3.439,17 Km 327.164,81 Ha
2 Pengembalian fungsi dan layanan jaringan irigasi 4.904.587.505 18,19 12,86 70,72
6 Meningkatnya kinerja layanan irigasi 4 Bendung 4 Bendung
9.588,86 Km 3.372.594,25 Ha

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
3 Terjaganya fungsi dan layanan jaringan irigasi 1.665.081.253 12,59 4,87 38,70
548 Bendung 548 Bendung
4 Persentase daerah irigasi yang diairi oleh bendungan - 12,00 % 12,00 % - - -
Meningkatnya potensi energi dari sumber-sumber
7 1 Peningkatan potensi energi sumber air - - Bendungan - Mw - - -
air
Total Kinerja 13,44 11,76 87,48
Deviasi (1,68)
RENAKSI AKSI TRIWULAN II TA 2017
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Target Output Target Outcome Triwulan II


No Sasaran Strategis/Sasaran Program Indikator Kinerja Pagu
Volume Satuan Volume Satuan RN RL Kinerja
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11=10/9*100
1) Meningkatnya Ketahanan Air Nasional
605,05 Km
Peningkatan debit layanan sarana dan prasarana
1 1.857.077.636 31 Buah 4,45 m3/detik 40,00 39,72 99,30
penyediaan air baku
123 Titik
22,41 Km
Meningkatnya layanan sarana dan prasarana Pengembalian fungsi dan debit layanan sarana dan
1 2 256.041.090 7 Buah 0,72 m3/detik 53,621 55,68 103,84
penyediaan air baku prasarana penyediaan air baku seperti semula
59 Titik
343 Buah
Terjaganya fungsi dan debit layanan sarana dan prasarana
3 102.399.380 - Titik 60,15 m3/detik 23,92 20,37 85,16
penyediaan air baku
23 Unit
11 Baru
1 Peningkatan kapasitas tampung sumber air 6.305.323.767 30 On Going 18,60 juta m3 31,98 39,009 121,99
114 Buah
Meningkatnya kapasitas tampung sumber-
2 2 Bendungan
sumber air 2 Pengembalian fungsi dan kapasitas tampung sumber air 463.784.251 6,36 juta m3 31,27 42,22 135,02
68 Buah
167 Bendungan

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
3 Terjaganya kapasitas tampung sumber air 364.705.572 4.392,62 juta m3 40,50 38,11 94,10
1.108 Buah
Meningkatnya kapasitas pengendalian daya Peningkatan luas kawasan yang terlindungi dari daya rusak 193,34 Km
3 1 3.972.047.825 19.971,07 Ha 39,39 31,14 79,04
rusak air air 4,00 Unit
Meningkatnya keterpaduan tata kelola
4 1 Peningkatan indeks RBO (indeks) 311.258.576 2,75 Indeks 2,75 Indeks 32,57 24,63 75,62
pengelolaan SDA
Peningkatan persentase kawasan/lokasi yang di konservasi
5 Meningkatnya upaya konservasi sumber air 1 390.137.194 20,00 % 20,00 % 24,19 0,71 2,92
pada kawasan prioritas
2) Meningkatnya Dukungan untuk Kedaulatan Pangan dan Ketahanan Energi
1.080,87 Km 78.876,30 Ha
1 Peningkatan layanan jaringan irigasi 4.183.801.469 34,64 26,74 77,19
5 Bendung 5 Bendung
3.439,17 Km 327.164,81 Ha
2 Pengembalian fungsi dan layanan jaringan irigasi 4.882.294.790 36,90 39,14 106,06
6 Meningkatnya kinerja layanan irigasi 4 Bendung 4 Bendung
9.588,86 Km 3.372.594,25 Ha
3 Terjaganya fungsi dan layanan jaringan irigasi 1.699.487.415 37,20 24,57 66,05
548 Bendung 548 Bendung
4 Persentase daerah irigasi yang diairi oleh bendungan - 12,00 % 12,00 % - - -
Meningkatnya potensi energi dari sumber-
7 1 Peningkatan potensi energi sumber air - - Bendungan - Mw - - -
sumber air
Total Kinerja 35,73 34,12 95,50
Deviasi (1,61)
RENAKSI AKSI TRIWULAN III TA 2017
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Target Output Target Outcome Triwulan III


No Sasaran Strategis/Sasaran Program Indikator Kinerja Pagu
Volume Satuan Volume Satuan RN RL Kinerja
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11=10/9*100
1) Meningkatnya Ketahanan Air Nasional
605,05 Km
Peningkatan debit layanan sarana dan prasarana
1 1.811.804.080 31 Buah 4,45 m3/detik 87,18 65,78 75,45
penyediaan air baku
123 Titik
22,41 Km
Meningkatnya layanan sarana dan prasarana Pengembalian fungsi dan debit layanan sarana dan
1 2 251.071.165 7 Buah 0,72 m3/detik 89,63 76,33 85,16
penyediaan air baku prasarana penyediaan air baku seperti semula
59 Titik
343 Buah
Terjaganya fungsi dan debit layanan sarana dan prasarana
3 99.136.985 - Titik 60,15 m3/detik 86,11 65,64 76,24
penyediaan air baku
23 Unit
11 Baru
1 Peningkatan kapasitas tampung sumber air 6.418.319.456 30 On Going 18,60 juta m3 78,83 59,50 75,47
114 Buah
Meningkatnya kapasitas tampung sumber-
2 2 Bendungan
sumber air 2 Pengembalian fungsi dan kapasitas tampung sumber air 451.052.228 6,36 juta m3 87,05 59,67 68,55
68 Buah
167 Bendungan
3 Terjaganya kapasitas tampung sumber air 391.102.065 4.392,62 juta m3 84,51 63,36 74,98
1.108 Buah
Meningkatnya kapasitas pengendalian daya Peningkatan luas kawasan yang terlindungi dari daya rusak 193,34 Km
3 1 4.262.805.509 19.971,07 Ha 80,20 47,44 59,16
rusak air air 4,00 Unit
Meningkatnya keterpaduan tata kelola
4 1 Peningkatan indeks RBO (indeks) 307.110.305 2,75 Indeks 2,75 Indeks 80,70 51,65 64,00
pengelolaan SDA
Peningkatan persentase kawasan/lokasi yang di konservasi
5 Meningkatnya upaya konservasi sumber air 1 401.340.847 20,00 % 20,00 % 93,61 41,34 44,16
pada kawasan prioritas
2) Meningkatnya Dukungan untuk Kedaulatan Pangan dan Ketahanan Energi
1.080,87 Km 78.876,30 Ha
1 Peningkatan layanan jaringan irigasi 4.162.458.323 82,70 52,38 63,34
5 Bendung 5 Bendung
3.439,17 Km 327.164,81 Ha
2 Pengembalian fungsi dan layanan jaringan irigasi 4.611.789.442 84,80 68,46 80,74
6 Meningkatnya kinerja layanan irigasi 4 Bendung 4 Bendung
9.588,86 Km 3.372.594,25 Ha
3 Terjaganya fungsi dan layanan jaringan irigasi 1.750.030.936 83,01 59,61 71,81
548 Bendung 548 Bendung
4 Persentase daerah irigasi yang diairi oleh bendungan - 12,00 % 12,00 % - - -

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Meningkatnya potensi energi dari sumber-
7 1 Peningkatan potensi energi sumber air - 3 Bendungan - Mw - - -
sumber air
Total Kinerja 82,35 58,24 70,72
Deviasi (24,11)
RENAKSI AKSI TRIWULAN IV TA 2017
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Target Output Target Outcome Triwulan IV


No Sasaran Strategis/Sasaran Program Indikator Kinerja Pagu
Volume Satuan Volume Satuan RN RL Kinerja
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11=10/9*100
1) Meningkatnya Ketahanan Air Nasional
605,05 Km
Peningkatan debit layanan sarana dan prasarana
1 1.822.471.503 31 Buah 4,45 m3/detik 100,00 92,77 92,77
penyediaan air baku
123 Titik
22,41 Km
Meningkatnya layanan sarana dan prasarana Pengembalian fungsi dan debit layanan sarana dan
1 2 250.959.665 7 Buah 0,72 m3/detik 100,00 98,59 98,59
penyediaan air baku prasarana penyediaan air baku seperti semula
59 Titik
343 Buah
Terjaganya fungsi dan debit layanan sarana dan
3 98.783.967 - Titik 60,15 m3/detik 100,00 97,53 97,53
prasarana penyediaan air baku
23 Unit
11 Baru
1 Peningkatan kapasitas tampung sumber air 6.415.701.298 30 On Going 18,60 juta m3 100,00 91,35 91,35
114 Buah
Meningkatnya kapasitas tampung sumber-
2 2 Bendungan
sumber air 2 Pengembalian fungsi dan kapasitas tampung sumber air 449.908.213 6,36 juta m3 100,00 77,01 77,01
68 Buah
167 Bendungan
3 Terjaganya kapasitas tampung sumber air 366.152.197 4.392,62 juta m3 100,00 97,42 97,42

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
1.108 Buah
Meningkatnya kapasitas pengendalian daya Peningkatan luas kawasan yang terlindungi dari daya 193,34 Km
3 1 4.215.191.666 19.971,07 Ha 100,00 86,90 86,90
rusak air rusak air 4,00 Unit
Meningkatnya keterpaduan tata kelola
4 1 Peningkatan indeks RBO (indeks) 308.593.181 2,75 Indeks 2,75 Indeks 100,00 96,06 96,06
pengelolaan SDA
Peningkatan persentase kawasan/lokasi yang di
5 Meningkatnya upaya konservasi sumber air 1 427.456.309 20,00 % 20,00 % 100,00 92,49 92,49
konservasi pada kawasan prioritas
2) Meningkatnya Dukungan untuk Kedaulatan Pangan dan Ketahanan Energi
1.080,87 Km 78.876,30 Ha
1 Peningkatan layanan jaringan irigasi 4.110.037.315 100,00 89,86 89,86
5 Bendung 5 Bendung
3.439,17 Km 327.164,81 Ha
2 Pengembalian fungsi dan layanan jaringan irigasi 4.566.134.694 100,00 96,58 96,58
6 Meningkatnya kinerja layanan irigasi 4 Bendung 4 Bendung
9.588,86 Km 3.372.594,25 Ha
3 Terjaganya fungsi dan layanan jaringan irigasi 1.756.195.594 100,00 96,38 96,38
548 Bendung 548 Bendung
4 Persentase daerah irigasi yang diairi oleh bendungan - 12,00 % 12,00 % - - -
Meningkatnya potensi energi dari sumber-
7 1 Peningkatan potensi energi sumber air - 3 Bendungan - Mw - - -
sumber air
Total Kinerja 100,00 91,78 91,78
Deviasi (8,22)
LAMPIRAN
Infrastruktur Ditjen SDA
III
Tahun 2017

Bekerja Keras, Bergerak Cepat, Bertindak Tepat


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
BIDANG SUMBER DAYA AIR
TAHUN 2017

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
KUNJUNGAN MENTERI PUPR KE KLAMBU
KAB. DEMAK, KUDUS, GROBOGAN & PATI PROV. JAWA TENGAH

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
2
3
KAB. BUOL PROV. SULAWESI TENGAH
BENDUNG D.I. MODO

SPEKTAKULER, HUMANIS

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
•Bendungan/Embung/Danau

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BENDUNGAN TANJU
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
SIFAT LOKASI KONTRAK WAKTU NILAI MANFAAT
PELAKSANAAN KONTRAK

Diresmikan Kabupaten • Kapasitas Tampung : 18,27 juta m3


Desember MYC 2015-2019 Rp 404 M • Penyediaan air irigasi : 3.939 Ha
Dompu • Penyediaan air baku : 50 Lt/det
2017 • Potensi tenaga listrik : 0,5 MW
BENDUNGAN 5
BENDUNGAN RAKNAMO - NTT

SIFAT LOKASI KONTRAK WAKTU NILAI MANFAAT


PELAKSANAAN KONTRAK

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Siap • Kapasitas Tampung : 14,09 juta m3
Kabupaten
Diresmikan • Penyediaan air irigasi : 1.250 Ha
Kupang MYC 2014-2017 Rp 710 M • Reduksi Banjir : 310 m3/det
Desember
• Penyediaan air baku : 100 Lt/det
2017 • Potensi tenaga listrik : 0.22 MW
BENDUNGAN SUKOHARJO
PROVINSI LAMPUNG
Lokasi Nilai Kontrak Masa Pelaksanaan Pelaksana Konstruksi
Kab. Pringsewu Rp 1,8 T 2016-2020 PT. Wijaya Karya-Basuki

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Kapasitas Tampung 33,46 Juta
m3
Suplai Air Irigasi 72.707 Ha
Suplai Air Baku 2,95 m3/detik
Reduksi Banjir 450 m3/detik
BENDUNGAN
Potensi PLTA 5,4 MW
BENDUNGAN CIAWI
PROVINSI JAWA BARAT

Lokasi Nilai Kontrak Masa Pelaksanaan Pelaksana Konstruksi


Kab. Bogor Rp 798 M 2016-2019 PT. Brantas Abipraya-Scana

Kapasitas Tampung
6,45 Juta m3

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Reduksi Banjir
160 m3/detik

BENDUNGAN
BENDUNGAN SUKAMAHI
PROVINSI JAWA BARAT

Lokasi Nilai Kontrak Masa Pelaksanaan Pelaksana Konstruksi


Kab. Bogor Rp 436 M 2016-2019 PT. Wijaya Karya-Basuki

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Kapasitas
Tampung
1,68 Juta m3
Reduksi Banjir
29 m3/detik
BENDUNGAN
BENDUNGAN CIPANAS
PROVINSI JAWA BARAT

Lokasi Nilai Kontrak Masa Pelaksanaan Pelaksana Konstruksi


PT. Wijaya Karya, PT. Brantas Abipraya
Kab. Sumedang Rp 1,43 T 2016-2020 & PT. Jaya Konstruksi

Kapasitas Tampung 171,20 Juta

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
m3
Suplai Air Irigasi
8.089 Ha
Suplai Air Baku 0,85 m3/detik
Potensi PLTA 3 MW
BENDUNGAN
BENDUNGAN LEUWIKERIS
PROVINSI JAWA BARAT
Nilai Kontrak Pelaksanaan Pelaksana Konstruksi
Lokasi PT. PP & PT. Bahagia Bangunnusa
Kab. Tasikmalaya Rp 2,04 T 2016-2021 KSO

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Kapasitas Tampung 81,44 Juta
m3
Suplai Air Irigasi
4.616 Ha
Suplai Air Baku 8,45 m3/detik
Reduksi Banjir 450 m3/detik
Potensi PLTA 2 x 10 MW
BENDUNGAN
BENDUNGAN NAPUN GETE
PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Lokasi Nilai Kontrak Masa Pelaksanaan Pelaksana Konstruksi


PT. Nindya Karya (Persero) wilayah
Kab. Sikka Rp 849 M 2016-2020 VII

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Kapasitas Tampung 11,22 Juta
m3
Suplai Air Irigasi
300 Ha
Suplai Air Baku 210 m3/detik
BENDUNGAN
BENDUNGAN KUWIL KAWANGKOAN
PROVINSI SULAWESI UTARA

Lokasi Nilai Kontrak Masa Pelaksanaan Pelaksana Konstruksi


Kab. Minahasa Utara Rp 1,8 T 2016-2020 PT. Wijaya Karya-Basuki

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
BENDUNGAN
BENDUNGAN KUWIL KAWANGKOAN

Kapasitas Tampung 23,37 Juta


m3
Suplai Air Baku 4,5 m3/detik
Reduksi Banjir 450 m3/detik

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Potensi PLTA 2 x 0,7 MW

BENDUNGAN 14
BENDUNGAN LADONGI
PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Lokasi Nilai Kontrak Masa Pelaksanaan Pelaksana Konstruksi


PT. Hutama Karya KSO
Kab. Kolaka Timur Rp 1,8, T 2016-2021 PT. Bumi Karya

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Kapasitas Tampung 36,15 Juta
m3
Suplai Air Irigasi
3.604 Ha
Suplai Air Baku 0,08 m3/detik
Reduksi Banjir 142 m3/detik
Potensi PLTA 1,5 MW
BENDUNGAN
REVITALISASI SITU BABAKAN – DKI JAKARTA

Lokasi
Kota Jakarta
Selatan
Biaya
Rp 6,049 M
Progres Fisik
100 %

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Progres Keuangan
100 %

DANAU, SITU & EMBUNG 4


REVITALISASI DANAU TEMPE – SULAWESI SELATAN

Prog. Fisik Kab. Wajo 76,60 %


Lokasi Prog. Keu Kab. Wajo 99,95 %
Kab. Wajo, Prog. Fisik Kab. Soppeng 58,98
Soppeng, & %
Sidrap Prog. Keu Kab. Soppeng 91,28
Biaya %
Rp 120 M Prog. Fisik Kab. Sidrap 27,04
Vol. Tampungan
%
145,6 Juta m3
Prog. Keu Kab. Sidrap 80,54 %

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
DANAU, SITU & EMBUNG 17
•Sungai/Pantai

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
River Improvement of Lower Reaches of Anai River – SUMBAR

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
SIFAT LOKASI KONTRAK WAKTU NILAI MANFAAT
PELAKSANAAN KONTRAK
Siap Kab. • Output : 4,1 km
Diresmikan Padang MYC 2013-2015 • Outcome : 1500 Ha
November Pariaman Rp 180 M
2017
DIVERTION CHANNEL KALIPUTIH – Jawa Tengah

SIFAT LOKASI KONTRAK WAKTU NILAI KETERANGAN

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
PELAKSANAAN KONTRAK
Siap Kab. • Daerah Perlindungan Jalur Utama
Diresmikan Magelang DIY - Jateng
MYC 2015-2017 • Panjang Perbaikan 2,77 km
Nov 2017 Rp 283 M • Groundsill pelindung 24 unit
• Dam Konsolidas 3 unit
REHAB PENGENDALIAN BANJIR S. IJO DAN S. TIPAR – JATENG

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
SIFAT LOKASI KONTRAK WAKTU NILAI
PELAKSANAAN KONTRAK
Siap Diresmikan Kab.
November Kebumen, 2015-2017
2017 Banyumas,
MYC Rp 101 M
Cilacap
PENGENDALI SEDIMEN & PERBAIKAN SUNGAI TOGURARA,
LOTO & TOGAFO PASCA LETUSAN GUNUNG GAMALAMA

Sabo Dam Sungai Togafo

Sabo Dam Sungai Togurara Sabo Dam Sungai Loto


SIFAT LOKASI KONTRAK WAKTU NILAI TOTAL KAPASITAS

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
PELAKSANAAN KONTRAK TAMPUNG SABO
Siap Kota
Diresmikan
Ternate SYC 2016 Rp 48,5 M 50.000 M3
PEMBANGUNAN PENGAMAN PANTAI KARANG BANTENG (PULAU TERDEPAN)
PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Lokasi
Kota Batam
Nilai Pagu
Rp 5,2 M
Panjang
Pengamanan
0,12 Km

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
SUNGAI & PANTAI 23
PENGAMAN PANTAI KOTA RAHA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Lokasi
Kab. Muna
Nilai Pagu
Rp 6,5 M
Panjang
Pengamanan
0,1 Km

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
SUNGAI & PANTAI 24
•IRIGASI/RAWA

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
PROGRES
PEMBANGUNAN D.I. BELUTU, SUMATERA UTARA FISIK:

100%

BIAYA
Luas Potensial5.832 Ha
Luas Fungsional 4.600 Ha 155 M
Saluran Primer 404,4 Km

Saluran Sekunder 38,74 Km

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
USULAN DIRESMIKAN
26
BENDUNG D.I. SAWAH LAWEH– Sumatera Barat

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
SIFAT LOKASI KONTRAK WAKTU NILAI KETERANGAN
PELAKSANAAN KONTRAK
Siap Kab. Pesisir • Luas Potensial 3273 Ha
Diresmikan Selatan MYC 2013-2017
Rp 153,97 M
D.I. SELINGSING
(BENDUNG PICE BESAR)
BIAYA BANGKA BELITUNG

137,8 M
Luas Potensial
3.100 ha
Luas Fungsional
1.300 ha
Saluran Primer
4,2 km
Saluran Sekunder
15,55 km
Petani
2.100 KK

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
USULAN DIRESMIKAN
28
SALURAN SUPLESI D.I. WAY BESAI – LAMPUNG

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
SIFAT LOKASI KONTRAK WAKTU NILAI MANFAAT
PELAKSANAAN KONTRAK

Daerah Layanan Kab.Way Kanan


Siap
Kab Way Panjang : 6,023 Km
Dikunjungi MYC 2015-2017 Suplai Air : 6,03 m3/ dt ke
Kanan Rp 159 M Saluran Primer Neki
Irigasi : 7500 Ha
D.I. KARAU
KALIMANTAN TENGAH

BIAYA
160 M

Luas Potensial 4.294 ha


Luas Fungsional 3.794 ha

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
SIAP DIRESMIKAN
30
BENDUNG RANDANGAN– GORONTALO

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
SIFAT LOKASI KONTRAK WAKTU NILAI MANFAAT
PENYELESAIAN KONTRAK

Daerah Layanan Kab. Pohuwato


Siap
Kab. Irigasi : 8.963 Ha
Dikunjungi
2017 Debit Andalan : 15 m3/ detik
Pohuwatu Rp 29 M Debit Banjir : 1.777,03 m3/detik
32
BENDUNG PERJAYA D.I. KOMERING
PROV. SUMATERA SELATAN

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Luas Potensial
18.542 Ha
PEMBANGUNAN D.I. LHOK GUCI
Tahun
Pengembangan Luas Fungsional KABUPATEN ACEH BARAT PROVINSI ACEH
2004 - 2019 1.219 Ha
Manfaat
IP 160 ke 200%

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
33
PEMBANGUNAN BENDUNG COPONG
DAN JARINGAN IRIGASI D.I LEUWIGOONG

Luas
Potensial/Fungsional

5.313 Ha
Saluran Primer

17,88 km

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Saluran Sekunder

103,66 km
Petani

12.300 KK
34
Tahun Luas Potensial
21.925 Ha
PEMBANGUNAN D.I. BALIASE
Pengembangan Luas Fungsional
2015 - 2021 5.920 Ha
KAB. A BARAT PROV. SULAWESI SELATAN

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
35
Luas Potensial
Tahun 7.558 Ha PEMBANGUNAN BENDUNG SEI PADANG
Pengembangan Luas Fungsional
2014 - 2016 1.219 Ha (D.I. BAJAYU, D.I. PAYA LOMBANG & D.I. LANGAU)
Manfaat
IP 75 ke 250%
KAB. SERDANG BEDAGAI PROV. SUMATERA UTARA

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
36
D.I JAMUT
KAB. BARITO UTARA,
KALIMANTAN TENGAH

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Luas
700 Ha
Debit Intake
Q= 0,73
m3/det
Panjang Sal.
Pembawa PEMBUATAN PEMASANGAN
INTAKE PINTU INTAKE
5 Km
37
REHABILITASI SALURAN SEKUNDER BATU RIJAL D.I. BATANGHARI ─
SUMATERA BARAT

Data Rehabilitasi Saluran Sekunder Batu Rijal DI


Batanghari:
• Lokasi : Sumatera Barat
• Kabupaten : Dharmasraya
• Pelaksanaan : 2017
• Biaya : Rp 19,9 M

Data Teknis Rehabilitasi Saluran Sekunder Batu Rijal


DI Batanghari:
• Panjang Saluran Sekunder : 9.583 m
• Saluran Muka : 550 m

Progress Pelaksanaan
Progres Keuangan : 83,84 %
Progres Fisik : 95,50 %

Manfaat
Luas Tanam : 1.000 Ha
IP : 60% - 100%

Permasalahan
Tidak Ada

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Status 18/10/2017
IRIGASI & RAWA 38
PENGGANTIAN DAN PERBAIKAN PINTU D.I. SIDAREJA

Data Pekerjaan
Lokasi : Kab. Cilacap,
Prov. Jawa Tengah
Nilai Kontrak : Rp. 8.992.834.000,-
Waktu Pelaksanaan : 240 Hari Kalender
Luas Daerah Irigasi : 9.124 Ha
Jenis Pekerjaan : Perbaikan dan Penggantian
Pintu
Type Bendung : Bendung Gerak
Pekerjaan Penggantian Pintu BCW 4A Check Desa

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Cinyawang
Progres Pelaksanaan (SYC)
(Per Tgl 18 September 2017)
Progres Fisik : 100 %
Progres Keuangan : 87.640 %

Manfaat
Luas Tanam : 9.579,58 Ha

Permasalahan
-

Pekerjaan Pemasangan Pintu Klep Desa Sidamukti

IRIGASI & RAWA 39


•AIR TANAH/ AIR BAKU/EMBUNG AIR
BAKU

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
AIR BAKU SPAM REGIONAL BREGAS
JAWA TENGAH

Broncaptering 8 buah 251


Penyediaan air baku
Kab. Brebes 200 l/det, Kota. Miliar
Tegal 200 l/det, Kab. Tegal 250 l/det

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Mata Air Tuk Suci

Reservoar Yamansari (kapasitas 2500 m 3)

USULAN DIRESMIKAN
41
PENYEDIAAN AIR BAKU
UNTUK SPAM REGIONAL BANJARBAKULA, KALIMANTAN SELATAN

BIAYA
223 M

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Bertujuan untuk menyediakan dan mensuplai air baku sebesar 1.500 lt/dt
dari intake Bendung Riam Kanan ke IPA Pinus di Kota Banjarbaru dan sebesar
2.500 lt/dt dari intake Sungai Rangas ke IPA Pramuka di Kota Banjarmasin.

Siap Diresmikan 42
PEMBANGUNAN EMBUNG SERBAGUNA TANJUNG AGUNG
KALIMANTAN UTARA

Progres Fisik
Lokasi 100 %
Kab. Bulungan Progres
Biaya Kontrak Keuangan
Rp 11,1 M 100 %

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
DANAU, SITU & EMBUNG 43
PEMBANGUNAN EMBUNG SIDODADI
DI KABUPATEN INDRAMAYU – JAWA BARAT

Lokasi
Kab. Indramayu
Biaya
Rp 10,2 M

Progres Fisik
100 %

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Progres Keuangan
99,99 %

DANAU, SITU & EMBUNG 4


•P3TGAI

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
P3TGAI - NTT

SIFAT LOKASI DAERAH WAKTU BIAYA PANJANG


IRIGASI PELAKSANAAN SALURAN

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Siap Desa Mata Air,
Diresmikan Usi Loa
Kab. Kupang
2017 Rp 124,6 Juta 320 Meter
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
BIDANG SUMBER DAYA AIR

LAMPIRAN IV
TAHUN 2017

Sertifikasi ISO
9001:2008

Bekerja Keras, Bergerak Cepat, Bertindak Tepat


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
This is to certify that:
Ministry of Public Works and Housing
Directorate General of Water Resources
Balai Wilayah Sungai Maluku
Hydrology and Water Quality Unit
Jalan. Mr.Chr.Soplanit No.4, Rumahtiga, Teluk Ambon, Ambon Maluku INDONESIA

operates a

QUALITY MANAGEMENT SYSTEM


which complies with the requirements of
ISO 9001:2015
for the following scope
The provision of data management for hydrology and water quality

Certificate No: QMS42842


Issued: 25 January 2018 Originally Certified: 25 January 2018
Expires: 24 January 2021 Current Certification: 25 January 2018

Nicole Grantham
General Manager SAI Global Certification Services

Registered by:
SAI Global Certification Services Pty Ltd (ACN 108 716 669) 680 George Street Sydney NSW 2000 Australia with SAI Global
Pty Limited 680 George Street Sydney NSW 2000 Australia (“SAI Global”) and subject to the SAI Global Terms and Conditions
for Certification. While all due care and skill was exercised in carrying out this assessment, SAI Global accepts responsibility
only for proven negligence. This certificate remains the property of SAI Global and must be returned to SAI Global upon its
request. To verify that this certificate is current please refer to SAI Global On-Line Certification register at
http://www.saiglobal.com

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
This is to certify that:
Ministry of Public Works and Housing
Directorate General of Water Resources
Balai Wilayah Sungai Maluku Utara
Unit Hydrology and Water Quality
Jl. Jati Besar No. 443 Ternate Maluku Utara INDONESIA

operates a
QUALITY MANAGEMENT SYSTEM
which complies with the requirements of
ISO 9001:2015
for the following scope
The provision of data management for hydrology and water quality

Certificate No: QMS42843


Issued: 4 December 2017 Originally Certified: 4 December 2017
Expires: 3 December 2020 Current Certification: 4 December 2017

Nicole Grantham
General Manager SAI Global Certification Services

Registered by:
SAI Global Certification Services Pty Ltd (ACN 108 716 669) 680 George Street Sydney NSW 2000 Australia with SAI Global
Pty Limited 680 George Street Sydney NSW 2000 Australia (“SAI Global”) and subject to the SAI Global Terms and Conditions
for Certification. While all due care and skill was exercised in carrying out this assessment, SAI Global accepts responsibility
only for proven negligence. This certificate remains the property of SAI Global and must be returned to SAI Global upon its
request. To verify that this certificate is current please refer to SAI Global On-Line Certification register at
http://www.saiglobal.com

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
This is to certify that:
Ministry of Public Works and Housing
Directorate General of Water Resources
Balai Wilayah Sungai Sumatera II
Unit Hydrology and Water Quality
Jl. Jenderal Besar Dr. A. H. Nasution No. 30 Pkl. Masyhur Medan, Medan,
Sumatera Utara INDONESIA

operates a
QUALITY MANAGEMENT SYSTEM
which complies with the requirements of
ISO 9001:2015
for the following scope
The provision of data management for hydrology and water quality

Certificate No: QMS42844


Issued: 28 November 2017 Originally Certified: 28 November 2017
Expires: 27 November 2020 Current Certification: 28 November 2017

Nicole Grantham
General Manager SAI Global Certification Services

Registered by:
SAI Global Certification Services Pty Ltd (ACN 108 716 669) 680 George Street Sydney NSW 2000 Australia with SAI Global
Pty Limited 680 George Street Sydney NSW 2000 Australia (“SAI Global”) and subject to the SAI Global Terms and Conditions
for Certification. While all due care and skill was exercised in carrying out this assessment, SAI Global accepts responsibility
only for proven negligence. This certificate remains the property of SAI Global and must be returned to SAI Global upon its
request. To verify that this certificate is current please refer to SAI Global On-Line Certification register at
http://www.saiglobal.com

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
This is to certify that:
Ministry of Public Works and Housing
Directorate General of Water Resources
Balai Wilayah Sungai Sumatera III
Unit Hydrology and Water Quality
Jl. Cut Nyak Dhien No. 1 Pekanbaru INDONESIA

operates a
QUALITY MANAGEMENT SYSTEM
which complies with the requirements of
ISO 9001:2015
for the following scope
The Provision of data management for hydrology and water quality

Certificate No: QMS42845


Issued: 28 November 2017 Originally Certified: 28 November 2017
Expires: 27 November 2020 Current Certification: 28 November 2017

Nicole Grantham
General Manager SAI Global Certification Services

Registered by:
SAI Global Certification Services Pty Ltd (ACN 108 716 669) 680 George Street Sydney NSW 2000 Australia with SAI Global
Pty Limited 680 George Street Sydney NSW 2000 Australia (“SAI Global”) and subject to the SAI Global Terms and Conditions
for Certification. While all due care and skill was exercised in carrying out this assessment, SAI Global accepts responsibility
only for proven negligence. This certificate remains the property of SAI Global and must be returned to SAI Global upon its
request. To verify that this certificate is current please refer to SAI Global On-Line Certification register at
http://www.saiglobal.com

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
This is to certify that:
Ministry of Public Works and Housing
Directorate General of Water Resources
Balai Wilayah Sungai Sumatera IV
Unit Hydrology and Water Quality
Jl. R. E. Martadinata No. 1, Sungai Harapan Sekupang Batam INDONESIA

operates a
QUALITY MANAGEMENT SYSTEM
which complies with the requirements of
ISO 9001:2015
for the following scope
The provision of data management for hydrology and water quality

Certificate No: QMS42846


Issued: 20 November 2017 Originally Certified: 20 November 2017
Expires: 19 November 2020 Current Certification: 20 November 2017

Nicole Grantham
General Manager SAI Global Certification Services

Registered by:
SAI Global Certification Services Pty Ltd (ACN 108 716 669) 680 George Street Sydney NSW 2000 Australia with SAI Global
Pty Limited 680 George Street Sydney NSW 2000 Australia (“SAI Global”) and subject to the SAI Global Terms and Conditions
for Certification. While all due care and skill was exercised in carrying out this assessment, SAI Global accepts responsibility
only for proven negligence. This certificate remains the property of SAI Global and must be returned to SAI Global upon its
request. To verify that this certificate is current please refer to SAI Global On-Line Certification register at
http://www.saiglobal.com

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
This is to certify that:
Ministry of Public Works and Housing
Directorate General of Water Resources
Balai Wilayah Sungai Sumatera IV
Unit Hydrology and Water Quality
Jl. R. E. Martadinata No. 1, Sungai Harapan Sekupang Batam INDONESIA

operates a
QUALITY MANAGEMENT SYSTEM
which complies with the requirements of
ISO 9001:2015
for the following scope
The provision of data management for hydrology and water quality

Certificate No: QMS42846


Issued: 20 November 2017 Originally Certified: 20 November 2017
Expires: 19 November 2020 Current Certification: 20 November 2017

Nicole Grantham
General Manager SAI Global Certification Services

Registered by:
SAI Global Certification Services Pty Ltd (ACN 108 716 669) 680 George Street Sydney NSW 2000 Australia with SAI Global
Pty Limited 680 George Street Sydney NSW 2000 Australia (“SAI Global”) and subject to the SAI Global Terms and Conditions
for Certification. While all due care and skill was exercised in carrying out this assessment, SAI Global accepts responsibility
only for proven negligence. This certificate remains the property of SAI Global and must be returned to SAI Global upon its
request. To verify that this certificate is current please refer to SAI Global On-Line Certification register at
http://www.saiglobal.com

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
BIDANG SUMBER DAYA AIR

LAMPIRAN V
TAHUN 2017

Data Pendukung

Bekerja Keras, Bergerak Cepat, Bertindak Tepat


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
LAMPIRAN
Undangan Rapat

Bekerja Keras, Bergerak Cepat, Bertindak Tepat


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
BIDANG SUMBER DAYA AIR
TAHUN 2017

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
BIDANG SUMBER DAYA AIR

LAMPIRAN
Sasaran Kinerja Pegawai
TAHUN 2017

Bekerja Keras, Bergerak Cepat, Bertindak Tepat


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air

Anda mungkin juga menyukai