TINJAUAN TEORI
7
8
2. Tujuan
Tujuan asuhan kesehatan komunitas adalah membantu klien baik
sebagai individu, keluarga maupun masyarakat agar mampu melaksanakan
kegiatan sehari-hari secara mandiri. Dengan kemandirian masyarakat,
derajat kesehatan yang optimal dapat dicapati dalam pembangunan
kesehatan yang ditegaskan dalam SKN. Selain itu juga bertujuan
membantu dan mendorong masyarakat berperan serta dalam upaya
mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan (Anderson, T
Elishbeth. 2006).
3. Tahapan
Menurut Sumijatun (2005) Asuhan komunitas mempunyai
beberapa tahapan yaitu :
a. Pengkajian
10
C. Konsep Penyakit
a. PHBS (Perilaku hidup bersih dan sehat)
1. Pengertian
PHBS adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas
dasar kasadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan
seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang
kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan
masyarakat (Sowden, 2007).
Hidup bersih dan sehat dapat diartikan sebagai hidup di
lingkungan yang memiliki standar kebersihan dan kesehatan serta
menjalankan pola/perilaku hidup bersih dan sehat. Lingkungan
yang sehat dapat memberikan efek terhadap kualitas kesehatan
(Sowden, 2007)
Kesehatan seseorang akan menjadi baik jika lingkungan
yang ada di sekitarnya juga baik. Begitu juga sebaliknya, kesehatan
seseorang akan menjadi buruk jika lingkungan yang ada di
sekitarnya kurang baik.
Dalam penerapan hidup bersih dan sehat dapat dimulai
dengan mewujudkan lingkungan yang sehat. Lingkungan yang
sehat memiliki ciri-ciri tempat tinggal (rumah) dan lingkungan
sekitar rumah yang sehat (Sowden, 2007).
a) Tujuan Umum
Meningkatnya Rumah Tangga Ber-PHBS di RW 01, RT 01,
02, 03, dan 04 Kelurahan 16 ulu, kecamatan seberang ulu II
Kota Palembang.
b) Tujuan Khusus
Meningkatnya pengetahuan, kemauan dan kemampuan
anggota rumah tangga untuk melaksanakan PHBS, Berperan
aktif dalam gerakan PHBS di masyarakat.
3. Manfaat PHBS
a) Tidak terkena penyakit kulit.
b) Terhindar dari penyakit DBD
c) Terhindar dari penyakit cacingan
d) Terbebas dari segala penyakit
b. Karies Gigi
1. Pengertian
Karies gigi adalah suatu proses kronis, regresif yang dimulai
dengan larutnya mineral email, sebagai akibat terganggunya keseimbangan
antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh pembentukan asam
microbial dari substrat (medium makanan bagi bakteri) yang dilanjutkan
dengan timbulnya destruksi komponen- komponen organic yang akhirnya
terjadi kavitasi (pembentukan lubang) (Kedney, 2002).
Karies dentis merupakan proses patologis berupa kerusakan yang
terbatas di jaringan gigi mulai dari email kemudian berlanjut ke dentin.
Karies dentis ini merupakan masalah mulut utama pada anak dan remaja,
periode karies paling tinggi adalah pada usia 4-8 tahun pada gigi sulung dan
usia 12-13 tahun pada gigi tetap, sebab pada usia itu email masih
mengalami maturasi setelah erupsi, sehingga kemungkinan terjadi karies
besar. Jika tidak mendapatkan perhatian karies dapat menular menyeluruh
dari geligi yang lain (Behrman, 2002).
sedikit atau tidak ada sama sekali memliki presentase karies gigi yang
semakin meninggi misalnya oleh karena : terapi radiasi kanker ganas,
xerostomia, klien dalam waktu singkat akan mempunyai presentase
karies tinggi. Sering juga ditemukan pasien-pasien balita berumur 2
tahun dengan kerusakan atau karies seluruh giginya, aplasia kelenjar
proritas (Yuwono, 2003).
d. Bakteri
Menurut Yuwono (2003) tiga jenis bakteri yang sering menyebabkan
karies yaitu :
1. Streptococcus
Bakteri kokus gram positif ini adalah penyebab utama karies dan
jumlahnya terbanyak di dalam mulut, salah satu 13 spesiesnya yaitu
streptococcus mutan, lebih dari dibandingkan yang lain dapat
menurunkan pH medium hingga 4,3 %. Streptococcus mutan terutama
terdapat populasi yang banyak mengkonsumsi sukrosa.
2. Actynomyces
Semua spesies actynomyces memfermentasikan glukosa, terutama
membentuk asam laktat, asetat, suksinat, dan asam format.
Acytynomyces viscous dan actynomyces naesundil mampu
membentuk karies akar, fisur dan merusak periodontonium.
3. Lactobacilus
Populasinya mempengaruhi kebiasaan makan, tempat yang paling
disukai adalah lesi dentin yang dalam. Lactobacilus hanya dianggap
faktor pembantu proses karies.
4. Plak
Plak ini terbentuk dari campuran antara bahan-bahan air ludah
seperti mucin, sisa-sisa sel jaringan mulut, leukosit, limposit dengan
sisa makanan serta bakteri. Plak ini mula-mula terbentuk, agar cair
yang lama kelamaan menjadi kelat, tempat bertumbuhnya bakteri.
5. Frekuensi makan-makanan yang menyebakan karies (makanan
karigenik).
Frekuensi makan dan minum tidak hanya menimbulkan erosi,
tetapi juga kerusakan gigi atau karies gigi. Konsumsi makanan manis
20
C. REUMATIK
a. Pengertian
Reumatik adalah gangguan berupa kekakuan, pembengkakan,
nyeri dan kemerahan pada daerah persendian dan jaringan sekitarnya
(Adellia, 2011).
1. Jenis reumatik :
Menurut Adelia, (2011) ada beberapa jenis reumatik yaitu:
a. Reumatik Sendi ( Artikuler )
Reumatik yang menyerang sendi dikenal dengan nama
reumatik sendi (reumatik artikuler). Penyakit ini ada beberapa
macam yang paling sering ditemukan yaitu:
1) Artritis Reumatoid
Merupakan penyakit autoimun dengan proses
peradangan menahu yang tersebar diseluruh tubuh, mencakup
keterlibatan sendi danberbagai organ di luar persendian.
Peradangan kronis dipersendian menyebabkan kerusakan
struktur sendi yang terkena.Peradangan sendi biasanya
mengenai beberapa persendian sekaligus. Peradangan terjadi
akibat proses sinovitis (radang selaput sendi) serta
pembentukan pannus yang mengakibatkan kerusakan
padarawan sendi dan tulang di sekitarnya, terutama di
persendiantangan dan kaki yang sifatnya simetris (terjadi
pada kedua sisi). Penyebab Artritis Rematoid belum diketahui
dengan pasti. Ada yang mengatakan karena mikoplasma,
virus, dan sebagainya.Namun semuanya belum terbukti.
Berbagai faktor termasuk kecenderungan genetik, bisa
mempengaruhi reaksi autoimun. Bahkan beberapa kasus
Artritis Rematoid telah ditemukanberhubungan dengan
keadaan stres yang berat, seperti tiba-tibakehilangan suami
atau istri, kehilangan satu-satunya anak yang disayangi,
22
4) Bursitis
Adalah peradangan bursa yang terjadi di tempat perlekatan
tendonatau otot ke tulang. Peradangan bursa juga bisa disebabkan
olehreumatik gout dan pseudogout.
5) Back Pain
Penyebabnya belum diketahui, tetapi berhubungan dengan
proses degenerarif diskus intervertebralis, bertambahnya usia
danpekerjaan fisik yang berat, atau sikap postur tubuh yang
salahsewaktu berjalan, berdiri maupun duduk. Penyebab lainnya
bisaakibat proses peradangan sendi, tumor, kelainan metabolik dan
fraktur.
6) Nyeri pinggang
Kelainan ini merupakan keluhan umum karena semua
orang pernah mengalaminya. Nyeri terdapat kedaerah pinggang
kebawah (lumbosakral dan sakroiliaka) Yang dapat menjalar ke
tungkai dan kaki.
7) Frozen shoulder syndrome
Ditandai dengan nyeri dan ngilu pada daerah persendian di
pangkallengan atas yang bisa menjalar ke lengan atas bagian
depan, lenganbawah dan belikat, terutama bila lengan diangkat
keatas atau digerakkan kesamping. Akibat pergerakan sendi bahu
menjaditerbatas.
8) Tenosivitis de quervain
Mengenai otot abductor pollicis longus dan ekstensor
pollicis brevis pada pergelangan tangan yang searah dengan ibu
25
jari. Tempat yang sakit bisa tampak bengkak, terasa panas dan
nyeri.
9) Jari pelatuk (stenosing tenosynovis)
Pada keadaan ini biasanya penderita mengeluh jari
tanganyang ditekuk sukar diluruskan kembali. Gerakan jari
semakin lama semakin kaku terutama pada malam hari sewaktu
akan tidur. Suatu saat jari tidak bisa ditekuk atau diluruskan
kembali. Keadaan ini bisa timbul spontan akibat trauma berulang
pada telapak tangan ataupun terlalu banyak mengerjakan pekerjaan
tangan. Bisa terkait dengan osteoatritis atau reumatoid atritis pada
sendi tersebut atau disloksi tendon dapat menyebabkan gejala
diatas.
10) Tendonitis Achilles
Tendon achilles merupakan tendon dari otot – otot betis
yang melekat pada tumit bagian belakang. Keadaan ini
menimbulkan rasa nyeri bila kaki digerakkan. Dalam keadaan
lanjut, menampakkan kakipun sukar dilakukan.
11) Carpal Tunnel Syndrome
Kelainan ini menyebabkan rasa baal (parestesia) pada
telapak tangan dan jari-jari, tanpa melibatkan jari kelima (ibu jari).
Keadaan ini terjadi akibat penekanan pada saraf medianus melalui
terowongan karpal oseosa-fibrosa.
12) Sindrom fibromyalgia
Penyakit ini mungkin disebabkan oleh proses peradangan
atau spasme lokal otot. Namun faktor pencetus timbulnya
fibromalgia adalah infeksi oleh virus, kuman, atau parasit, trauma
atau akibat beban kerja, postur tubuh yang tidak normal, udara
dingin dan lembab, serta ketegangan jiwa
D. HIPERTENSI
a. Pengertian
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten
dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di
atas 90 mmHg. Pada populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai
tekanan sistolik 160 mmhg dan tekanan diastolik 90 mmHg (Smeltzer &
Bare, 2002).
26
c. Klasifikasi
Beberapa klasifikasi hipertensi:
1. Klasifikasi Menurut Joint National Commite 7
Komite eksekutif dari National High Blood Pressure
Education Program merupakan sebuah organisasi yang terdiri dari
46 professionalm sukarelawan, dan agen federal. Mereka
mencanangkan klasifikasi JNC (Joint Committe on Prevention,
Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure)
pada tabel 1, yang dikaji oleh 33 ahli hipertensi nasional Amerika
Serikat (Sani, 2008).
Tabel 2.1
Klasifikasi Menurut JNC (Joint National Committe on Prevention,
Detection, Evaluatin, and Treatment of High Blood Pressure)
Klasifikasi Tekanan Darah untuk Dewasa Usia 18 Tahun atau Lebih*
Kategori Sistolik (mmhg) Diastolik (mmhg)
Normal < 130 <85
Normal tinggi 130-139 85-89
Hipertensi +
Tingkat 1 (ringan) 140-159 90-99
Tingkat 2 (sedang) 160-179 100-109
Tingkat 3 (berat) ≥180 ≥110
(Sumber: Sani, 2008)
Data terbaru menunjukkan bahwa nilai tekanan darah yang
sebelumnya dipertimbangkan normal ternyata menyebabkan
peningkatan resiko komplikasi kardiovaskuler. Data ini mendorong
pembuatan klasifikasi baru yang disebut pra hipertensi (Sani, 2008).
d. Manifestasi
Menurut Damayanti (2013), pada sebagian besar penderita, hipertensi
tidak menimbulkan gejala, meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala
terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi
(padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala,
perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa
saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan
tekanan darah yang normal.
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul
gejala berikut:
1. Sakit kepala
2. Kelelahan
3. Mual
4. Muntah
5. Sesak nafas
6. Gelisah
7. Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak,
mata, jantung dan ginjal.
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran
dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut
ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.
e. Faktor Predisposisi
30
wanita, hipertensi sering terjadi pada usia diatas 50 tahun. Hal ini disebabkan
terjadinya perubahan hormon sesudah menopause. Hanns Peter (2009),
mengemukakan bahwa kondisi yang berkaitan dengan usia ini adalah produk
samping dari keausan arteriosklerosis dari arteri-arteri utama, terutama aorta,
dan akibat dari berkurangnya kelenturan. Dengan mengerasnya arteri-arteri
ini dan menjadi semakin kaku, arteri dan aorta itu kehilangan daya
penyesuaian diri.
Menurut Hans Peter (2009), penyebab hipertensi pada orang dengan
lanjut usia adalah terjadinya perubahan-perubahan pada:
Elastisitas dinding aorta menurun
Katub jantung menebal dan menjadi kaku
Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah
berumur 20 tahun
Kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan
menurunnya kontraksi dan volumenya.
Kehilangan elastisitas pembuluh darah
Hal ini terjadi karenakurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk
oksigenasi
Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
g. Patofisiologi
Menurut Smeltzer & Bare (2002), Mekanisme yang mengontrol
konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat vasomotor, pada
medula di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang
berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medula spinalis
ke ganglia simpatis di torak dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system
saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion
melepaskan asetilkolin, yang merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan
konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan
dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsangan
vasokonstriktor. Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap
norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut
bias terjadi.
32
h. Komplikasi
Adapun komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit hipertensi
menurut Sustrani (2006) adalah sebagai berikut, diantaranya :
1. Penyakit pembuluh darah otak seperti stroke, perdarahan otak, transient
iskemik attack (TIA).
2. Penyakit jantung seperti gagal jantung, angina pectoris, infark miocard
akut (IMA).
3. Penyakit ginjal seperti gagal ginjal.
4. Penyakit mata seperti perdarahan retina, penebalan retina, oedema pupil.
i. Penatalaksanaan
Olahraga lebih banyak dihubungkan dengan pengobatan hipertensi,
karena olahraga isotonik seperti bersepeda, jogging, dan senam aerobik yang
teratur dapat memperlancar peredaran darah sehingga dapat menurunkan
tekanan darah. Olahraga juga dapat digunakan untuk mengurangi/mencegah
obesitas dan mengurangi asupan garam ke dalam tubuh (tubuh yang
berkeringat akan mengeluarkan garam lewat kulit).
Pengobatan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi 2 jenis
menurut Kowalski (2010), yaitu:
33
d. Vasodilator
Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah
dengan relaksasi otot polos (otot pembuluh darah). Yang termasuk
dalam golongan ini adalah : Prasosin, Hidralasin. Efek samping yang
kemungkinan akan terjadi dari pemberian obat ini adalah : sakit kepala
dan pusing.
e. Penghambat ensim konversi Angiotensin
Cara kerja obat golongan ini adalah menghambat pembentukan
zat Angiotensin II (zat yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan
darah). Contoh obat yang termasuk golongan ini adalah Kaptopril. Efek
samping yang mungkin timbul adalah : batuk kering, pusing, sakit
kepala dan lemas.
f. Antagonis kalsium
Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara
menghambat kontraksi jantung (kontraktilitas). Yang termasuk
golongan obat ini adalah : Nifedipin, Diltiasem dan Verapamil. Efek
35
3. Pengobatan Tradisional
Menurut Damayanti (2013), pengobatan tradisional yang paling
umum dilakukan masyarakat dan mudah caranya adalah dengan
meminum perasan air timun. Secara klinis, mentimun mengandung zat-zat
saponin (yang berfungsi mengeluarkan lendir), protein, Fe atau zat besi,
sulfur, lemak , kalsium, Vitamin A, B1 dan juga C. Jika memakai
pendekatan matematis, maka dalam 100 gram mentimun terdapat 0,7
gram protein, 12 kkl kalori, 0,1 gram lemak, 21 miligram fosfor, 0,3
miligram Fe, 0,3 karbohidrat, 8,0 vitamin C, dan 0,3 miligram Vitamin A
dan juga vitamin B1. Berbagai zat ini bersifat porgonik yang disinyalir
mampu menurunkan tekanan darah dalam tubuh.
Para ahli menjawab alasan mengapa khasiat mentimun untuk darah
tinggi sangat baik. Alasannya tak lain adalah sifat uretic pada mentimun
yang terdiri dari 90% air mampu mengeluarkan kandungan garam dari
dalam tubuh. Mineral yang kaya dalam buah mentimun memang mampu
mengikat garam dan dikeluarkan melalui urin.