A. Latar Belakang
Serologi adalah ilmu yang mempelajari prosedur-prosedur diagnostik dan
eksperimental yang berhubungan dengan imunologi dan menyangkut reaksi-reaksi
serum. Tes-tes serologi ini digunakan untuk identifikasi mikroorganisme-
mikroorganisme, dan menunjukan antibodi didalam serum dari hospes pada
penyakit-penyakit tertentu dimana penyebab penyakit tidak dapat diisolasi,
penemuan spesifik antibodi adalah penting sekali untuk membantu diagnosa. Salah
satu teknik serologi yang bersifat lebih sensitif dibandingkan dua metode serologi
yang diuraikan terlebih dahulu. Enzyme linked immunosorbent assay, disingkat
ELISA telah banyak mengalami peubahan sejak pertama kali teknik ini
dipublikasikan ciri utama teknik ini adalah dipakai indikator enzim untuk reaksi
imunologi. ELISA telah berkembang sampai pada tingkatan yang sangat sulit untuk
membuat generasi tentang kemampuan kinerja berbagai konfigrasi. Konfigurasi
yang paling umum mengunakan substrat padat (Baron et al., 1994).
Istilah demam tifoid atau biasa disebut demam enterik merupakan
karakteristik untuk infeksi Salmonella typhi dan cenderung lebih berat
dibandingkan dengan infeksi Salmonella yang lain. Demam tifoid atau typhoid
fever merupakan penyakit infeksi dan menjadi masalah serius di dunia. Demam
tifoid merupakan penyakit infeksi akut dan bersifat endemis yang disebabkan oleh
Salmonella typhi yang termasuk bakteri gram negatif berbentuk basil dan bersifat
patogen intrasellular obligat pada manusia yang menginfeksi makrofag dan sel
Schwann. (Marhani, 2018).
Widal adalah prosedur uji serologi untuk mendeteksi bakteri Salmonella typhi
yang mengakibatkan penyakit Tifoid. Teknik pemeriksaan uji widal dapat
dilakukan dengan dua metode yaitu uji hapusan/ peluncuran (slide test) dan uji
tabung (tube test). Perbedaannya, uji tabung membutuhkan waktu inkubasi
semalam karena membutuhkan teknik yang lebih rumit dan uji widal peluncuran
hanya membutuhkan waktu inkubasi 1 menit saja yang biasanya digunakan dalam
prosedur penapisan (Pelczar & Chan, 2005).
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum acara ini adalah mengetahui penetapan titer antibodi
terhadap antigen Salmonella typhi pada seseorang yang terserang demam typhoid.
II. MATERI DAN CARA KERJA
A. Materi
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah serum penderita
tifus, serum control, dan antigen Salmonella typhi H.
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah batang pengaduk,
mikroskop, spuit, tabung Eppendorf, sentrifugator, object glass, mikropipet, dan
tips.
B. Cara Kerja
1. Tiga buah object glass diambil dan pada masing-masing object glass dipipetkan
serum sebanyak 20μl, 10μl, dan 5μl.
2. Masing-masing object glass ditetesi 1 tetes (40 μl) antigen Salmonella typhi.
3. Campuran larutan serum dan antigen Salmonella typhi diaduk dengan batang
pengaduk dan digoyang selama 1 menit.
4. Object glass diamati dengan menggunakan mikroskop, diamati ada tidaknya
aglutinasi.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Baron, E. J., Peterson, L. R., & FinegoId, S. M., 1994. Enterobactericeae in: Bailey
and Scott’s Diagnostic Microbiology. 9th ed. London: The CV Mosby Co.
Chang, S. J., Song, J., & Galán, J. E., 2016. Receptor-Mediated Sorting of Typhoid
Toxin during its Export from Salmonella typhi-Infected Cells. Cell Host &
Microbe, 20(1), pp. 682-689.
Harti, A. S., & Yuliani, D., 2012. Pemeriksaan Widal Slide untuk Diagnosa Demam
Tifoid. Jurnal KesMaDSka, 3(2), pp. 1-10.
Jawetz, E., Melnick, J. L., & Adelberg, E. A., 1974. Review of Medical Microbiology.
Canada: Lange Medical Publication.
Khan, S., Miah, M. R. A., Haque, S., & Naheen, C. R., 2016. Comparison of Results
Obtained by Widal Agglutination Test & Polymerase Chain Reaction among
Clinically Suspected Typhoid Fever Cases. Bangladesh Journal of Physiology
and Pharmacology, 30(2), pp. 46-50.
Marhani., 2018. Identifikasi Salmonella typhi pada Penderita Demam Tifoid di
Puskesmas Malili. Jurnal Voice of Midwifery, 8(1), pp. 734-743.
Muliawan, S. Y., 2003. Diagnosis Dini Demam Tifoid dengan Menggunakan Protein
Membran Luar S. typhi sebagai Antigen Spesifik. Jurnal CDK, 1(1), pp. 11-3.
Pelczar., & Chan., 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi 2. Jakarta: UI Press.
Sabir, M., Efendi, A. A., Rahman, R., & Hatta, M., 2015. Variasi Genetik dan Faktor
Risiko Gen Flagellin Salmonella typhi pada Demam Tifoid Akut dan Karier di
Sulawesi Tengah. Healthy Tadulako, 1(1), pp. 70-84.
Setiana, G., & Angga, P., 2016. Perbandingan Metode Diagnosis Demam Tifoid
Comparison of Methods for Diagnosis of Typhoid Fever. Jurnal Farmaka,
4(3), pp. 1-11.
Tjokronegoro, A., & Santoso, C., 1982. Imunologi: Diagnostik dan Terapi. Jakarta:
FKUI.
Volk, W. A., & Wheeler, M. F., 1984. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Erlangga.