Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Setiap manusia pasti memiliki kreativitas baik itu kreativitas dalam
bidang seni ataupun keilmuan. Kreatifitas adalah sebuah kata yang mudah
diucapkan tetapi susah untuk diartikan, bahkan susah untuk dijalankan
dalam kehidupan keseharian bagi yang belum terbiasa dan yang masih
terbelenggu dengan pikiran bahwa kreativitas itu harus menghasilkan
ciptaan yang luar biasa hebat. Banyak orang mengatakan bahwa kreativitas
itu suatu cara berfikir untuk keluar dari masalah hidup keseharian yang
melingkupi dan membelitnya. Kreatifitas berhubungan dengan pola pikir
yang dapat menghubungan suatu masalah atau fenomena dengan unsur-
unsur yang lain sehingga menjadi sesuatu yang baru. Bahkan kreativitas
dapat diartikan sebagai pola pikir yang dapat menciptakan sesuatu yang
baru. Dalam belajar kreativitas berperan penting untuk membantu individu
agar semakin maju dalam belajar dan menciptakan inovasi-inovasi baru agar
belajarnya lebih mudah dipahami. Sedangkan dalam pembelajaran kreatif
berperan penting membantu guru dan yang lainnya untuk lebih memahami
masalah siswa atau anak dalam belajar kemudian mengembangkan
pembelajaran yang lebih baik dan kreatif agar anak atau siswa cepat
menangkap sesuatu, memahami apa yang diberikan, mampu memecahkan
persoalan, dan akhirnya sendiri dapat menjadi individu yang sangat kreatif.
Dalam prakteknya ternyata untuk menjadi seseorang yang kreatif sangatlah
sulit. Hal ini dikarenakan adanya faktor penghambat baik dari dalam diri
maupun luar diri. Untuk itu kita perlu mengenali hal tersebut, sehingga
dampak yang menghambat kreativitas dapat diminimalisir.

I.2 Rumusan Masalah


Dalam makalah ini penulis mengangkat rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian kretivitas


2. Apa Saja Teori Kreativitas?
3. Apa saja Tahap-Tahap Kreativitas
4. Apa Ciri-Ciri Kreativitas
5. Apa Saja Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kreativitas
6. Bagaimana Teknik-Teknik Kreativitas

1
7. Apa Saja Kendala dalam pengembangan kreativitas
8. Bagaiman Aplikasi penerapan sistem kreatifitas belajar di sekolah

1.3 Tujuan
Dapat mengetahui pengertian kreatifitas, teori kreativitas, tahap-tahap
kreatifitas, ciri – ciri kreatifittas, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kreatifitas,aplikasi penerapan system Kreatifitas belajar di sekolah.

2
BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Kreativitas


Kreativitas menurut kamus besar Bahasa Indonesia berasal dari
kata dasar kreatif, yaitu memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu.
Sedangkan, kreativitas sendiri memiliki arti kemampuan untuk
menciptakan atau menemukan sesuatu yang baru yang berbeda dari yang
sebelumnya.

Kreativitas adalah kemampuan untuk berpikir dalam cara-cara


yang baru dan tidak biasa serta menghasilkan pemecahan masalah yang
unik (Santrock, 2007).

Campbell (dalam Manguhardjana, 1986) mengemukakan


kreativitas sebagai suatu kegiatan yang mendatangkan hasil yang sifatnya :

a. Baru (novel), yang diartikan sebagai inovatif, belum ada


sebelumnya, segar, menarik, aneh dan mengejutkan.
b. Berguna (useful), yang diartikan sebagai lebih enak, lebih praktis,
mempermudah, mendorong, mengembangkan, mendidik,
memecahkan masalah, mengurangi hambatan, mengatasi kesulitan,
mendatangkan hasil yang baik.
c. Dapat dimengerti (understandable), yang diartikan hasil yang sama
dapat dimengerti dan dapat dibuat di lain waktu, atau sebaliknya
peristiwa-peristiwa yang terjadi begitu saja, tak dapat dimengerti,
tak dapat diramalkan dan tak dapat diulangi.

II.2 Teori-Teori Kreativitas


a. Teori Psikoanalisa
Psikoanalisa memandang kreativitas sebagai hasil mengatasi suatu
masalah, yang biasanya dimulai sejak di masa anak-anak. Pribadi
kreatif dipandang sebagai seseorang yang pernah mempunyai
pengalaman traumatis, yang dihadapi dengan memungkinkan
gagasan-gagasan yang disadari dan yang tidak disadari bercampur
menjadi pemecahan inovatif dari trauma.

3
Adapun tokoh-tokohnya adalah:

1. Sigmund Freud.
Ia menjelaskan proses kreatif dari mekanisme pertahanan, yang
merupakan upaya tak sadar untuk menghindari kesadaran
mengenai ide-ide yang tidak menyenangkan atau yang tidak dapat
diterima. Sehingga biasanya mekanisme pertahanan merintangi
produktivitas kreatif.Meskipun kebanyakan mekanisme
pertahanan menghambat tindakan kreatif, namun justru
mekanisme sublimasi justru merupakan penyebab utama dari
kreativitas.
2. Ernest Kris.
Ia menekankan bahwa mekanisme pertahanan regresi (beralih ke
perilaku sebelumnya yang akan memberi kepuasaan, jika perilaku
sekarang tidak berhasil atau tidak memberi kepuasaan) juga
sering muncul dalam tindakan kreatif.
3. Carl Jung.
Ia juga percaya bahwa ketidaksadaran memainkan peranan yang
amat penting dalam kreativitas tingkat tinggi. Alam pikiran yang
tidak disadari dibentuk oleh masa lalu pribadi. Dengan adanya
ketidaksadaran kolektif, akan timbul penemuan, teori, seni, dan
karya-karya baru lainnya. Prose inilah yang menyebabkan
kelanjutan dari eksistensi manusia.
b. Teori Humanistik

Humanistik lebih menekankan kreativitas sebagai hasil dari


kesehatan psikologis tingkat tinggi. Dan kreativitas dapat
berkembang selama hidup dan tidak terbatas pada usia lima tahun
pertama.

1. Abraham Maslow. Ia menekankan bahwa manusia mempunyai


naluri-naluri dasar yang menjadi nyata sebagai kebutuhan.
Kebutuhan-kebutuhan itu, diwujudkan Maslow sebagai hirarki
kebutuhan manusia, dari yang terendah hingga yang tertinggi.
2. Carl Rogers. Ia menjelaskan ada 3 kondisi dari pribadi yang
kreatif, adalah keterbukaan terhadap pengalaman, kemampuan
untuk menilai situasi sesuai dengan Patokan pribadi seseorang,
kemampuan untuk bereksperiman atau untuk ‘bermain’ dengan
konsep-konsep.

4
c. Teori Cziksentmihalyi

Ciri pertama yang memudahkan tumbuhnya kreativitas adalah


Predisposisi genetis (genetic predispotition). Contoh seorang yang
system sensorisnya peka terhadap warna lebih mudah menjadi
pelukis, peka terhadap nada lebih mudah menjadi pemusik.

1. Minat pada usia dini pada ranah tertentu:

Minat menyebabkan seseorang terlibat secara mendalam terhadap


ranah tertentu, sehingga mencapai kemahiran dan keunggulan
kreativitas.

2. Akses terhadap suatu bidang:

Adanya sarana dan prasarana serta adanya pembina/mentor dalam


bidang yang diminati sangat membantu pengembangan bakat.

3. Access to a field:

Kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan teman


sejawat + tokoh-tokoh penting dalam bidang yang digeluti,
memperoleh informasi yang terakhir, mendapatkan kesempatan
bekerja sama dengan pakar-pakar dalam bidang yang diminati
sangat penting untuk mendapatkan pengakuan.

II.3 Tahap-Tahap Kreativitas


Wallas (1926) dan Haefele (1962) mengemukakan ada empat tahapan
dalam proses kreativitas yang harus dijalani yaitu:

a) Tahap Persiapan

Otak mengumpulkan informasi dan data yang berfungsi sebagai


dasar atau riset untuk karya kreatif yang sedang terjadi. Caranya dengan
wawancara, mencatat data, membaca yang diperlukan atau kegiatan lain
yang berfungsi mengumpulkan fakta, ide, opini. Setelah informasi
dikumpulkan dilakukan pengaturan atau pengolahan terhadap konsep-
konsep (dua buah sekurang-kurangnya) yang merupakan bahan-bahan
pemikiran untuk menimbulan konsep baru.

5
b) Tahap Inkubasi

Tahap istirahat (pengendapan) merupakan masa penyimpanan


informasi dan merenungkannya. Alam bawah sadar mengolah dan
mengambil alih informasi, menyemainya dengan mengaitkan berbagai
ide, termasuk menjajarkan, memadukan/menggabungkan, menyortir
atau memilah, membayangkan dan mengitari /mempersempit atau
mencari intisari ide.

Dalam proses inkubasi kreatif dikenal tiga metode ampuh untuk


meningkatkan hasil upaya kreatif, yaitu kemujuran (serendipity) adalah
menemukan hal-hal yang tidak dicari secara kebetulan dan cerdik.
Keserentakan (synchronicity), berarti sedang dalam mencari ide dan
secara tidak sengaja mengalami suatu kejadian atau rangkaina
kejadianyang tepat untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi.
Kekacaubalauan (chaos), yaitu suatu tipuan semesta atau keserentakan
yang tidak terjelaskan, ide muncul pada saat-saat ganjil.

c) Tahap Pencerahan

Tahap pencerahan ialah saat inspirasi sebuah gagasan baru


muncul dalam piiran seakan-akan dari ketiadaan muncul jawaban baru
yang jitu. Sangat dipentingkan sikap santai untuk mendorong tahap
inkubasi dan pencerahan.

d) Tahap Pelaksanaan/Pembuktian

Tahap menghimpun dana, merencanakan suatu kegiatan hingga


menguji gagasan tersebut. Ada yang berhasil cepat, ada yang sangat
lambat bahkan memakan waktu bertahun-tahun bahkan ada yang tidak
berhasil. Pada tahap ini, terjadi penyempurnaan ataupun pengujian
terhadap ide yang baru sehingga dapat dilaksanakan.

11.4 Ciri-Ciri Kreativitas


Menurut Guilford (1963), ciri-ciri pada orang-orang kreatif adalah:

1) Fluency: kesiapan, kelncaran, kemampuan untuk menghasilkan


banyak gagasan.
2) Fleksibilitas: kemampuan untuk menggunakan bermacam-macam
pendekatan dalam mengatasi persoalan.
3) Originalitas: kemampuan untuk mencetuskan gagasan-gagasan asli.
4) Elaborasi: kemampuan untuk melakukan hal-hal secara detail
terperinci.

6
5) Redefenition: kemampuan untuk merumuskan batsan-batasan dengan
melihat dari sudut lain daripada cara-cara yang lain.

Campbell (dalam Manguhardjana, 1986) mengemukakan ciri-ciri


kreatif secara umum dapat dikelompokan menjadi 3 kategori, yaitu:

a. Ciri-ciri pokok: kunci untuk melahirkan ide, gagasan, ilham,


pemecahan, cara baru, penemuan. Ciri-ciri pokok ini meliputi:
1) Kelincahan mental, adalah kemampuan untuk bermain-main
dengan ide-ide, gagasan, konsep, lambang-lambang, kata-kata,
angka-angka, dan khususnya melihat hubungan yang tidak biasa
dari ide-ide.
2) Berpikir ke segala arah, adalah kemampuan untuk berpikir dari
satu ide, gagasan lalu menyebar ke sagala arah tidak hanya
terfokus pada satu jawaban saja.
3) Fleksibilitas konseptual, adalah kemampuan untuk secara spontan
mengganti cara memandang, pendekatan, kerja yang tak jalan.
4) Orisinalitas, adalah kemampuan untuk mengeluarkan ide,
gagasan, pemecahan, cara kerja yang tidak lazim, yang jarang,
bahkan mengejutkan.
5) Lebih menyukai kompleiksitas daripada simplisitas, dari
penyelidikan diketemukan bahwa pada umumnya, orang-orang
kreatif lebih menyukai kerumitan daripada kemudahan, memilih
tantangan dari keamanan, cenderung pada yang lebih kompleks
dari yang sederhana. Akibatnya mereka dapat bertemu dengan
gagasan-gagasan aneh dan hal-hal baru daripada orang-orang
yang puas dengan yang mudah, aman dan sederhana.
6) Latar belakang yang merangsang, orang-orang kreatif biasanya
sudah lama hidup dalam lingkungan orang-orang dapat menjadi
contoh dan dalam suasana ingin belajar, ingin bertambah tahu,
ingin maju dalam bidang-bidang yang ditekuninya.
7) Kecakapan dalam banyak hal, para manusia kreatif pada
umumnya mempunyia banyak minat dan kecakapan dalam
berbagai bidang.
b. Ciri-ciri yang memungkinkan: yang membuat mampu
mempertahankan ide-ide kreatif sekali sudah ditemukan tetap hidup.
Ciri-ciri ini meliputi,
1. Kemampuan untuk bekerja keras.
2. Berpikir mandiri, orang-orang kreatif memiliki ras individualitas
yang kuat. Mereka membuat keputusan sendiri, mereka percaya

7
kepada daya pikir mereka, dan mereka mempunyai pendapat
sendiri.
3. Pantang menyerah, orang-orang kreatif tidak mudah menyerah
bila gagal. Mereka tetap berisaha dan selalu mencoba lagi.
4. Mampu berkomunikasi dengan baik, orang-orang kreatif pada
umumnya juga komunikator-komunikator yang baik, mendalam,
jelas, dan bagus. Karena untuk mewujudkan impian, mereka
harus menjelaskan perkara dan menyakinkan orang.
5. Lebih tertarik pada konsep daripada segi-segi yang kecil
6. Keingintahuan.
7. Kaya humor dan fantasi. Mereka mampu mendapatkan dunia
yang lebih luas dan penuh dengan berbagai unsur menarik. Hal ini
mendorong mereka makin terjun dalam kegiatan-kegiatan kreatif
dan ada saja yang dicipta.
8. Tidak segra menolak ide atau gagasan baru.
9. Arah hidup yang mantap. Orang-orang kreatif kebanyakan
menampkan diri dalam diri mereka sikap terlibat dalam sesuatu,
yakin akan tujuan dan arti hidup mereka. Motivasi batin semacam
itu dapat menjadi daya hebat untuk untuk membuat kemajuan.
c. Ciri-ciri sampingan: tidak langsung berhubungan dengan dengan
penciptaan atau menjaga agar ide-ide yang sudah ditemukan tetap
hidup, tetapi kerap mempengaruhi perilaku orang-orang kreatif. Ciri-
ciri ini tidak berhubungan dengan ciri-ciri orang kreatif tetapi ciri-ciri
ini merupakan akibat dari kekuatan kepribadian orang-orang kreatif
dan situasi batin yang diakibatkan oleh kreativitas. Ciri-ciri ini
meliputi,
1. Tidak mengambil pusing apa yang dipikirkan orang lain. orang-
orang kratif berpikir sendiri dan mereka tidak mengambil pusing
mengenai apa yang dipikirakan orang lain. akibatnya mereka
tidak peka terhadap perasaan orang-orang sekitar.
2. Kekacauan psikologis. Karena selalu berpikir yang tidak lazim
dapat membawa mereka ketengah kekacauan psikolgis dan dapat
mengakibatkan keberantakan hidup.
II.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kreativitas
Setiap orang memiliki potensi kreatif dalam derajat yang berbeda-
beda. Potensi ini perlu dipupuk sejak dini agar dapat diwujudkan. Untuk
itu perlu kekuatan-kekuatan pendorong, baik dari luar (lingkungan)
maupun dari dalam individu sendiri. Perlu diciptakan kondisi lingkungan
yang dapat memupuk daya kreatif individu, dalam hal ini mencakup baik
lingkungan dalam arti sempit (keluarga, sekolah) maupun dalam arti kata

8
luas (masyarakat, kebudayaan). Timbul dan tumbuhnya kreatifitas dan
selanjutnya berkembangnya suatu kreasi yang diciptakan oleh seseorang
individu tidak dapat luput dari pengaruh kebudayaan serta pengaruh
masyarakat tempat individu itu hidup dan bekerja (Selo Soemardjan 1983).
Tetapi ini tidak cukup , masyarakat dapat menyediakan berbagai
kemudahan, sarana, dan prasarana untuk menumbuhkan daya cipta
anggotanya, tetapi akhirnya semua kembali pada bagaimana individu itu
sendiri, sejauh mana ia merasakan kebutuhan dan dorongan untuk bersibuk
diri secara kreatif, suatu pengikatan yang melibatkan diri dalam suatu
pengikatan untuk melibatkan diri dalam suatu kegiatan interaktif, yang
mungkin memerlukan waktu lama. Hal ini menyangkut motivasi internal.
Faktor yang mempengaruhi kreatifitas yaitu :
1. Faktor Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga yang harmonis dan demokratis mendorong anak
untuk mengekspresikan diri tanpa tekanan dan hambatan.
2. FaktorLingkungan
SekolahSekolahmerupakan lingkungan kedua setelah keluarga.
Suasana, kondisi sekolah sangat menentukan kreatifitas berkembang.
3. Faktor Lingkungan MasyarakatLingkungan masyarakat bersifat
heterogen dan kultur yang berbeda, lingkungan yang tidak kondusif
mengakibatkan anak tidak berkembang kreatifitasnya.

Faktor lain yang mendorong kreatifitas adalah:

1. Jenis Kelamin

Jenis kelamin akan berpengaruh terhadap kreatifitas. Anak laki-


laki cenderung lebih besar kreatifitasnya daripada anak
perempuan, terutama setelah masa kanak-kanak. Hal ini
disebabkan adanya perbedaan perlakuan antara anak laki-laki dan
perempuan. Anak laki-laki dituntut untuk lebih mandiri, sehingga
anak laki-laki biasanya lebih berani mengambil resiko disbanding
anak perempuan.

2. Urutan kelahiran

Anak sulung, anak tengah dan anak bungsu akan berbeda tingkat
kreatifitasnya. anak yang lahir ditengah, belakang, dan anak
tunggal cenderung lebih kreatif daripada anak yang lahir pertama.
Hal ini terjadi karena biasanya anak sulung lebih ditekan untuk
lebih menyesuaikan diri oleh orangtua sehingga anak lebih
penurut dan kreatifitasnya mati.

9
3. Intelegensi

Anak yang intelegensinya tinggi pada setiap tahapan


perkembangan cenderung menunjukan tingkah kreatifitas yang
tinggi dibandingkan anak yang intelegensinya rendah. Anak yang
pandai lebih banyak mempunyai gagasan baru untuk
menyelesaikan konflik social dan mampu merumuskan
penyelesaian konflik tersebut.

4. Tingkat pendidikan orangtua

Anak yang orangtuanya berpendidikan tinggi cenderung lebih


kreatif dibandingkan pendidikannya rendah. Hal ini disebabkan
karena banyaknya prasarana serta tingginya dorongan dari
orangtua sehingga memupuk anak-anak untuk menampilkan daya
inisiatif dan kreatifitas dan kreatifitasnya. Dari uraian tersebut
dapat disimpulkan bahwa kreatifitas tumbuh dan berkembang
karena faktor internal dan faktor eksternal.

Clark (1983) mengkategorikan faktor-faktor yang mempengaruhi


kreatifitas ke dalam dua kelompok yaitu :

1) Faktor yang mendukung perkembangan kreatifitas adalah sebagai


berikut:
a. Situasi yang menghadirkan ketidaklengkapan serta
keterbukaan
b. Situasi yang memungkinkan dan mendorong timbulnya banyak
pertanyaan
c. Situasi yang dapat mendorong dalam rangka menghasilkan
sesuatu.
d. Situasi yang mendorong tanggungjawab dan kemandirian
e. Situasi yang menekankan inisiatif diri untuk menggali,
mengamati, bertanya, merasa, mengklasifikasikan, mencatat,
menerjemahkan, memperkirakan, menguji hasil perkiraan dan
mengomunikasikan.
f. kedwibahasaan yang memungkinkan untuk pengembangan
potensi kreatifitas secara lebih luas karena akan memberikan
pandangan dunia secara lebih bervariasi, lebih fleksibel dalam
menghadapi masalah, dan mampu mengekspresikan dirinya
dengan cara yang berbeda dari umumnya yang dapat muncul
dari pengalaman yang dimilikinya.

10
g. Posisi kelahiran (berdasarkan tes kreatifitas, anak sulung laki-
laki lebih kreatif daripada anak laki-laki yang lahir kemudian)
h. Perhatian dari orangtua terhadap minat anaknya, stimulasi dari
lingkungan, sekolah, dan motivasi diri.
2) Faktor Penghambat Berkembangnya Kreatifitas adalah sebagai
berikut:
a. Adanya kebutuhan akan keberhasilan, ketidakberanian dalam
menanggung resiko, dan upaya mengejar sesuatu yang belum
diketahui
b. Konformitas terhadap teman-teman kelompoknya dan tekanan
sosial
c. Kurang berani dalam melakukan eksplorasi, menggunakan
imajinasi, dan penyelidikan
d. Stereotip peran seks
e. Diferensiasi antara bekerja dan bermain.

f. Otoritarianisme
g. Tidak menghargai terhadap fantasi dan khayalan

II.7 Kendala dalam pengembangan kreativitas


Dalam mengembangkan dan mewujudkan potensi kreatifnya, seseorang
dapat mengalami berbagai hambatan, kendala, atau rintangan.

a. Sumber Kendala
Shallcross (1985) mengolongkan kendala atau rintangan dalam
menggunakan potensi kreatif ke dalam:
1. Kendala historis
Ditinjau secara historis ada kurun waktu tertentu yang merupakan
puncak kejayaan kreativitas dan sebaliknya pula ada kurun waktu
tertentu yang tidak menunjang bahkan menghambat pengembangan
kreativitas perorang maupun kelompok.
2. Kendala biologis
Beberapa pakar menekankan bahwa kemampuan kreatif merupakan
ciri herediter, sementara pakar lainnya percaya bahwa lingkungan
menjadi faktor penentu utama.
3. Kendala fisiologis
Seseorang yang mengalami kendala faali karena terjadi kerusakan
otak yang disebabkan oleh penyakit atau kecelakaan maupun

11
mereka yang memiliki keterbatasan fisik dapat menghambat untuk
mengungkapkan kreativitasnya.
4. Kendala sosiologis
Lingkungan sosial merupakan faktor utama yang menentukan
kemampuan kita dalam pengembangan kreatif. Bila tidak diarahkan
dan didukung maka hasilnya tidak akan baik.

5. Kendala psikologis

Hal ini dikarenakan hampir semua orang telah membentuk persepsi


diri bahwa diri mereka tidaklah kreatif. Keyakinan sepert ini yang
membuat mereka susah dan tidak berkembang dari segi kreativitas.

b. Kendala dalam mengembangkan kreativitas anak, meliputi empat


“pembunuh kreativitas anak” yaitu:
1. Evaluasi.
Rogers (dalam Vernon, 1982) menekankan salah satu syarat untuk
memupuk kreativitas konstruktif adalah bahwa pendidik tidak
memberikan evaluasi, atau paling tidak menunda pemberian
evaluasi sewaktu anak sedang asyik berkreasi. Bahkan menduga
akan dievaluasi dapat mengurangi kreativitas anak.

2. Hadiah.
Kebanyakan orang percaya bahwa memberi hadiah akan
memperbaiki atau meningkatkan perilaku tersebut. Ternyata tidak
demikian. Pemberian hadiah dapat merusak motivasi intrinsik dan
mematikan kreativitas.
3. Persaingan (kompetisi).
Kompetisi lebih komplek daripada pemberian evaluasi atau hadiah
secara tersendiri, karena kompetisi meliputi keduanya. Biasanya
persaingan terjadi apabila siswa merasa bahwa pekerjaannya akan
dinilai terhadap pekerjaan siswa lain dan bahwa yang terbaik akan
menerima hadiah. Hal ini terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan
sayangnya dapat mematikan kreatvitas.
4. Lingkungan yang membatasi
Albert Einstein yakin bahwa belajar dan kreativitas tidak dapat
ditingkatkan dengan paksaan. Sebagai anak ia mempunyai
pengalaman mengikuti sekolah yang sangat menekankan pada
disiplin dna hafalan semata-mata. Ia selalu diberitahu apa yang
harus dipelajari, bagaimana mempelajarina, dan pada ujian harus
dapat mengulanginya dengan tepat. Pengalaman yang baginya

12
amat menyakitkan dan menghilngkan minatnya terhadap ilmu,
meskipun hanya untuk sementara. Padahal sewaktu baru berumur
lima tahun ia amat tertarik untuk belajar ketika ayahnya
menunjukkan kompas kepadanya. Contoh ini menunjukkan bahwa
jika berpikir dan belajar dipaksakan dalam lingkungan yang amat
membatasi, minat dan motivasi intrinsik dapat dirusak.
c. Kendala dari lingkungan, meliputi lingkungan yang tidak sehat dalam
pergaulan dan lingkungan yang tidak mendukung anak untuk berkreasi
dalam kesehariannya.
d. Kendala dari rumah, meliputi:
1. Orang tua yang tidak mendukung kemampuan anak.
2. Keinginan orang tua untuk melihat anaknya berprestasi sehingga
Merekamendorong anak dalam bidang-bidang yang tidak
diminatinya.
3. Keluarga tidak menggunakan secara tepat empat “pembunuh
kreativitas anak” yaitu evaluasi, hadiah, kompetensi, dan pilihan
atau lingkungan yang terbatas (Amabile, 1989).

e. Kendala dari sekolah, meliputi


1. Sikap guru.
Dalam suatu studi, tingkat motivasi diri siswa rendah, jika guru
terlalu banyak mengontrol, dan lebih tinggi jika guru memberikan
lebih banyak otonomi.
2. Belajar dengan hafalan mekanis menghambat kreativitas.
3. Kegagalan.
Semua siswa pasti pernah mengalami kegagalan dalam pendidikan
mereka, tetapi frekuensi kegagalan dan cara bagaimana hal itu
ditafsirkan mempunyai dampak yang nyata terhadapa motivasi diri
dan kreativitas.
4. Tekanan akan konformitas dari guru
5. Sistem sekolah yang membatasi anak untuk mengembangkan
bakat dan minatnya.

13
BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan atau
menemukan sesuatu yang baru yang berbeda dari yang sebelumnya.
Kreativitas dapat ditinjau dari berbagai macam teori yaitu teori
psikoanalisa, teori humanistik dan teori Cziksentmihalyi. Dalam
kreativitas ada empat macam tahapan yang harus dijalani yaitu tahapan
persiapan, tahapan inkubasi, tahapan pencerahan, dan tahapan pelaksanaan
atau pembuktian. Orang-orang yang memiliki kreativitas tentu memiliki
ciri-ciri khusus seperti kemampuan bekerja keras, berpikir mandiri,
pantang menyerah dan masih banyak lagi. Ada banyak faktor yang
mempengaruhi daya kreativitas seseorang baik dari dalam maupun dari
luar. Untuk mengembangkan kreativitas aa teknik-teknik tertentu yang
harus dilakukan. Dalam mengembangkan kreativitas tentu saja ada
kendala-kendala yang dapat membuat kreativitas seseorang dapat
terhambat. Untuk itu kita perlu mengenali hal-hal tersebut sehingga kita
dapat mengantisipasi agar kreativitas kita tidak terhambat.

14
DAFTAR PUSTAKA

Andrianto, Tuhana Tufiq. 2013. Cara Cerdas Melejitkan IQ Kreatif Anak.


Jogjakarta: Kata Hati

Campbell, David. Tanpa Tahun. Mengembangkan Kreativitas. Disadur oleh A. M.


Mangunhardjana, 1986. Kanisius: Yogyakarta.

https://titianlay05.blogspot.com/2015/11/makalah-kreativitas_26.html

https://docs.google.com/document/d/1nPTgSvGbfw1TZPxthnBbedVU5nYjNAjX
DUdwYk9sFuI/edit?pli=1

http://dedimulyana96.blogspot.co.id/2015/03/makalah-berfikir-kreatif-
creative.html

Munandar, Utami. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta:


Rineka Cipta

15

Anda mungkin juga menyukai