Anda di halaman 1dari 19

AGAMA ISLAM

Dosen Pengampu
Basri, S.Ag., M.Si.

Disusun Oleh :
ADESTI ASTIANI
922018014
1 TEKNIK SIPIL 1

POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL
BALIKPAPAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala
rahmat dan berkatnya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
makalah ini dengan baik.

Makalah ini ditujukan kepada Bapak sebagai dosen mata kuliah


makalah ini membahas tentang masalah yang ada di Indonesia
dengan mengangkat tema HIV/AIDS

Pada kesempatan ini saya selaku mahasiswa menyampaikan ucapan


terima kasih kepada Bapak selaku Dosen mata kuliah yang telah
memberikan arahan dan bimbingan dalam menyempurnakan
makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih banyak


kekurangan dan jauh dari sempurna, sehingga penulis sangat
megharapkan kritik dan saran yang membangun`dari para pembaca
untuk perbaikan penulis dimasa yang akan dating. Semoga laporan
ini bermanfaat.

Balikpapan, 20 Juni 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1


A. LATAR BELAKANG ............................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH ......................................................... 1
C. TUJUAN PENULISAN ........................................................... 2
D. MANFAAT PENULISAN ....................................................... 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................... 3

BAB III METODE PENGUMPULAN DATA ................................... 4

BAB IV PEMBAHASAN .................................................................... 6

BAB V PENUTUP ............................................................................. 15


A. KESIMPULAN ...................................................................... 15
B. SARAN .................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui bersama, AIDS adalah suatu penyakit yang belum
ada obatnya dan belum ada vaksin yang bisa mencegah serangan virus HIV,
sehingga penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang sangat berbahaya
bagi kehidupan manusia baik sekarang maupun waktu yang datang. Selain
itu AIDS juga dapat menimbulkan penderitaan, baik dari segi fisik maupun
dari segi mental. Mungkin kita sering mendapat informasi melalui media
cetak, elektronik, ataupun seminar-seminar, tentang betapa menderitanya
seseorang yang mengidap penyakit AIDS. Dari segi fisik, penderitaan itu
mungkin, tidak terlihat secara langsung karena gejalanya baru dapat kita
lihat setelah beberapa bulan. Tapi dari segi mental, orang yang mengetahui
dirinya mengidap penyakit AIDS akan merasakan penderitaan batin yang
berkepanjangan. Semua itu menunjukkan bahwa masalah AIDS adalah
suatu masalah besar dari kehidupan kita semua. Dengan pertimbangan-
pertimbangan dan alasan itulah kami sebagai pelajar, sebagai bagian dari
anggota masyarakat dan sebagai generasi penerus bangsa, merasa perlu
memperhatikan hal tersebut. Oleh karena itu kami membahasnya dalam
makalah ini dan mengangkat judul “HIV/AIDS Dan Cara
Penanggulangannya”.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah adalah rumusan yang disusun untuk memahami apa dan
bagaimana masalah yang diteliti. Adapun rumusan masalah dari makalah ini
adalah:
1.Apakah HIV/AIDS itu?

2.Bagaimana penyebaran dan tanda-tanda terserang HIV/AIDS tersebut?

3.Bagaimana cara pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS tersebut?

1
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulis mengangkat masalah AIDS dalam Makalah ini
adalah:
1.Untuk mengetahui HIV/AIDS tersebut.

2.Agar mengerti tentang penyebaran dan tanda-tanda terserang HIV/AIDS.

3.Supaya memahami cara pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS


tersebut.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang ingin penulis capai adalah untuk memberikan
informasi kepada para pembaca, utamanya bagi sesama pelajar dan generasi
muda tentang AIDS, sehingga dengan demikian kita semua berusaha untuk
menghindarkan diri dari segala sesuatu yang bisa saja menyebabkan
penyakit AIDS.

2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Sejarah HIV AIDS


Kasus AIDS pertama kali ditemukan oleh Gottlieb di Amerika Serikat
pada tahun 1983 dan virusnya di temukan Luc Montagnier pada tahun 1983.
AIDS pertama kali dilaporkan pada tanggal 5 juni 1981, ketika Centers for
Disease Control and Prevention Amerika Serikat mencatat adanya
Pneumonia pneumosistis (sekarang masih diklasifikasi sebagai PCP tetapi
diketahui disebabkan oleh Peneumocystis Jirovecii) pada lima laki-laki
homoseksual di Los Angeles.
Penyakit AIDS dewasa ini telah terjangkit hampir setiap didunia
(pandemi), termasuk diantaranya Indonesia. Hingga November 1996
diperkirakan telah terdapat sebanyak 8.400.000 kasus didunia yang terdiri
dari 6,7 juta dewasa dan 1,7 anak-anak. Di Indonesia berdasarkan data-data
yang bersumber dari Direktorat Jendaral P2M dan PLP Depertemen
Kesehatan RI sampai dengan 1Mei 1998 jumlah penderita HIV/AIDS
sebanyak 685 orang yang dilaporkan oleh 23 provinsi di Indonesia. Data
jumlsh penderita yang sebenarnya. Pada penyakit ini berlaku teori “Gunung
Es” dimana penderita yang kelihatan hanya sebagian kecil dari yang
semestinya. Untuk itu WHO mengestimasikan bahwa 1 penderita yang
terinfeksi telah terdapat kurang lebih 100-200 penderita HIV yang belum
diketahui.
Penyakit AIDS telah menjadi masalah internasional karena dalam
waktu singkat terjadi peningkatan jumlah penderita dan melanda semakin
banyak negara. Dikatakan pula bahwa epidemic yang terjadi tidak saja
mengenal penyakit (AIDS), virus (HIV) tetapi juga reaksi/dampak negative
berbagai bidang seperti kesehatan, social, ekonomi, politik, kebudayaan dan
demografi. Hal ini merupakan tantangan yang harus diharapi baik oleh
negara maju maupun negara berkembang.

3
BAB III
METODE PENGUMPULAN DATA

KBRN, Samarinda: Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes)


Kaltim, tercatat 488 orang meninggal dunia, karena AIDS.

Kepada RRI di Samarinda Jum’at (12/4/2019) Kepala Dinas Kependudukan,


Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Provinsi
Kaltim. Halda Arsyad mengatakan, selain itu 7.627 orang di Kaltim
menderita HIV, dan 1.196 mengidap AIDS. Menurut Halda data tersebut
terakumulasi sejak tahun 1993 silam.

Menurut Halda, data tersebut lebih banyak diidap usia produktif dengan
beragam latar profesi, seperti pekerja swasta, PNS, mahasiswa dan pelajar.
Tingginya kasus HIV / AIDS ini, karena kurangnya kesadarna masyarakat
tentang kesehatan dan bahaya virus tersebut.

Halda menjelaskan, data dari RSUD A.Wahab Syahrani Samarinda, tercatat


sejak 2005 hingga Desember 2018 telah dilakuakn tes terhadap 55.885
orang, hasilnya 2.299 orang positif HIV. Penderita HIV AIDS terbanyak
pegawai swasta mencapai 1.149 orang, ibu rumah tangga 507 orang.
Pengangguran 319 orang,ibu hamil dan akan melahirkan 103 orang, PNS
/pensiunan 83, mahasiswa 25, pelajar 14 dan guru atau dosen 7
orang.tegasnya.

JAKARTA, KOMPAS.com - Program bersama PBB untuk penanganan


AIDS (UNAIDS) mencatat terdapat 630.000 orang terinfeksi HIV di
Indonesia, per tahun 2018. Direktur UNAIDS untuk Indonesia, Tina
Boonto, menuturkan mayoritas pengidap virus tersebut tersebar di DKI
Jakarta, Jawa Timur, dan Papua. "Kita bisa lihat di peta ini, 35 persen dari
630.000 penderita ini yang di seluruh Indonesia ada di Jakarta, Papua dan
East Java," ujarnya saat konferensi pers di Kantor LBH Masyarakat, Jakarta
Selatan, Jumat (30/11/2018).
Rinciannya, sebanyak 18 persen pengidap HIV berada di Jakarta, 11 persen
berlokasi di Jawa Timur, dan tujuh persen berada di Papua. Sayangnya,
hanya 48 persen dari jumlah tersebut atau sekitar 301.959 orang yang
mengetahui bahwa mereka terinfeksi virus HIV. Kemudian, hanya 15 persen
atau sekitar 96.298 orang dari total pengidap virus HIV yang berobat dan
mengonsumsi obat antiretroviral (ARV). Tina menuturkan, hal itu
berkontradiksi dengan jumlah unit pelayanan yang tersebar di seluruh

4
Indonesia untuk penyakit itu. "Berapa service center tapi pencapaiannya
masih rendah," ungkap dia. Ia menuturkan, di tahun 2017, Indonesia telah
memiliki 5.124 tempat bagi masyarakat untuk melakukan konseling dan
mengecek apakah mereka mengidap virus HIV atau tidak. Selain itu,
terdapat 641 pusat pengobatan ARV, 2.344 pusat pelayanan penyakit
menular seksual, dan 233 pusat pelayanan untuk HIV dan tuberkulosis.

Tina menjelaskan, akar permasalahannya adalah stigma dan diskriminasi


dari masyarakat yang masih berkembang soal penderita HIV/AIDS.
"Menurut UNAIDS, layanan sudah ada, tetapi gara-gara banyak stigma dan
diskriminasi yang ada di Indonesia, orang takut, saya juga kenal banyak
orang yang bilang ke saya mending enggak tahu (dia positif atau tidak),"
jelasnya.

5
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Virus HIV
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang dapat
menyebabkan AIDS. HIV termasuk keluarga virus retro yaitu virus yang
memasukan materi genetiknya ke dalam sel tuan rumah ketika melakukan
cara infeksi dengan cara yang berbeda (retro), yaitu dari RNA menjadi
DNA, yang kemudian menyatu dalam DNA sel tuan rumah, membentuk pro
virus dan kemudian melakukan replikasi.
Virus HIV ini dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel
darah putih yang bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem
kekebalan tubuh manusia yang pada akhirnya tidak dapat bertahan dari
gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun.
Virus HIV menyerang sel CD4 dan merubahnya menjadi tempat
berkembang biak Virus HIV baru kemudian merusaknya sehingga tidak
dapat digunakan lagi. Sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem
kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka ketika diserang penyakit
maka tubuh kita tidak memiliki pelindung. Dampaknya adalah kita dapat
meninggal dunia akibat terkena pilek biasa.
2. Penyakit AIDS
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan dampak atau
efek dari perkembang biakan virus HIV dalam tubuh makhluk hidup. Virus
HIV membutuhkan waktu untuk menyebabkan sindrom AIDS yang
mematikan dan sangat berbahaya. Penyakit AIDS disebabkan oleh melemah
atau menghilangnya sistem kekebalan tubuh yang tadinya dimiliki karena
sel CD4 pada sel darah putih yang banyak dirusak oleh Virus HIV.
Ketika kita terkena Virus HIV kita tidak langsung terkena AIDS. Untuk
menjadi AIDS dibutuhkan waktu yang lama, yaitu beberapa tahun untuk
dapat menjadi AIDS yang mematikan. Saat ini tidak ada obat, serum
maupun vaksin yang dapat menyembuhkan manusia dari Virus HIV
penyebab penyakit AIDS.

6
Bahaya aids
Orang yang telah mengidap virus AIDS akan menjadi pembawa dan
penular AIDS selama hidupnya, walaupun tidak merasa sakit dan tampak
sehat. AIDS juga dikatakan penyakit yang berbahaya karena sampai saat ini
belum ada obat atau vaksin yang bisa mencegah virus AIDS. Selain itu
orang terinfeksi virus AIDS akan merasakan tekanan mental dan
penderitaan batin karena sebagian besar orang di sekitarnya akan
mengucilkan atau menjauhinya. Dan penderitaan itu akan bertambah lagi
akibat tingginya biaya pengobatan. Bahaya AIDS yang lain adalah
menurunnya sistim kekebalan tubuh. Sehingga serangan penyakit yang
biasanya tidak berbahaya pun akan menyebabkan sakit atau bahkan
meninggal.
Secara etiologi, HIV, yang dahulu disebut virus limfotrofik sel-T
manusia tipe III (HTLV-III) atau virus limfadenopati (LAV), adalah suatu
retrovirus manusia sitopatik dari famili lentivirus. Retrovirus mengubah
asam ribonukleatnya (RNA) menjadi asam deoksiribonukleat (DNA) setelah
masuk ke dalam sel pejamu. HIV-1 dan HIV-2 adalah lentivirus sitopatik,
dengan HIV-1 menjadi penyebab utama AIDS di seluruh dunia.
Genom HIV mengode sembilan protein yang esensial untuk setiap
aspek siklus hidup virus. Dari segi struktur genomik, virus-virus memiliki
perbedaan yaitu bahwa protein HIV-1,Vpu, yang membantu pelepasan
virus, tampaknya diganti oleh protein Vpx pada HIV-2. Vpx meningkatkan
infeksi-vitas (daya tular) dan mungkin merupakan duplikasi dari protein
lain, Vpr. Vpr diperkirakan meningkatkan transkripsi virus. HIV-2, yang
pertama kali diketahui dalam serum dari para perempuan Afrika Barat
(warga Senegal) pada tahun 1985, menyebabkan penyakit klinis tampaknya
kurang patogenik dibandingkan dengan HIV-.

a.Penyebab dan Gejala Terserang Virus HIV/AIDS


HIV tidak ditularkan atau disebarkan melalui hubungan sosial yang
biasa seperti jabatan tangan, bersentuhan, berciuman biasa, berpelukan,
penggunaan peralatan makan dan minum, gigitan nyamuk, kolam renang,
penggunaan kamar mandi atau WC/Jamban yang sama atau tinggal serumah
bersama Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). ODHA yaitu pengidap HIV
atau AIDS. Sedangkan OHIDA (Orang hidup dengan HIV atau AIDS) yakni
keluarga (anak, istri, suami, ayah, ibu) atau teman-teman pengidap HIV atau
AIDS.
Lebih dari 80% infeksi HIV diderita oleh kelompok usia produktif
terutama laki-laki, tetapi proporsi penderita HIV perempuan cenderung
meningkat. Infeksi pada bayi dan anak, 90 % terjadi dari Ibu pengidap HIV.
Hingga beberapa tahun, seorang pengidap HIV tidak menunjukkan gejala-
gejala klinis tertular HIV, namun demikian orang tersebut dapat menularkan

7
kepada orang lain. Setelah itu, AIDS mulai berkembang dan menunjukkan
tanda-tanda atau gejala-gejala.

Tanda-tanda klinis penderita AIDS :


1.Berat badan menurun lebih dari 10 % dalam 1 bulan
2.Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
3.Demam berkepanjangan lebih dari1 bulan
4.Penurunan kesadaran dan gangguan-gangguan neurologis
5.Dimensia/HIV ensefalopati

Gejala minor :
1.Batuk menetap lebih dari 1 bulan
2.Dermatitis generalisata yang gatal
3.Adanya Herpes zoster multisegmental dan berulang
4.Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita

HIV dan AIDS dapat menyerang siapa saja. Namun pada kelompok rawan
mempunyai risiko besar tertular HIV penyebab AIDS, yaitu :
1.Orang yang berperilaku seksual dengan berganti-ganti pasangan tanpa
menggunakan kondom
2.Pengguna narkoba suntik yang menggunakan jarum suntik secara
bersama-sama
3.Pasangan seksual pengguna narkoba suntik
4.Bayi yang ibunya positif HIV

8
Para ahli menjelaskan bahwa Tanda dan Gejala Penyakit AIDS
seseorang yang terkena virus HIV pada awal permulaan umumnya tidak
memberikan tanda dan gejala yang khas, penderita hanya mengalami
demam selama 3 sampai 6 minggu tergantung daya tahan tubuh saat
mendapat kontak virus HIV tersebut. Setelah kondisi membaik, orang yang
terkena virus HIV akan tetap sehat dalam beberapa tahun dan perlahan
kekebelan tubuhnya menurun/lemah hingga jatuh sakit karena serangan
demam yang berulang. Satu cara untuk mendapat kepastian adalah dengan
menjalani Uji Antibodi HIV terutamanya jika seseorang merasa telah
melakukan aktivitas yang berisiko terkena virus HIV.
Adapun tanda dan gejala yang tampak pada penderita penyakit AIDS
diantaranya adalah seperti dibawah ini :

1.Saluran pernafasan. Penderita mengalami nafas pendek, henti nafas


sejenak, batuk, nyeri dada dan demam seprti terserang infeksi virus lainnya
(Pneumonia). Tidak jarang diagnosa pada stadium awal penyakit HIV AIDS
diduga sebagai TBC.

2.Saluran Pencernaan. Penderita penyakit AIDS menampakkan tanda


dan gejala seperti hilangnya nafsu makan, mual dan muntah, kerap
mengalami penyakit jamur pada rongga mulut dan kerongkongan, serta
mengalami diarhea yang kronik.

3.Berat badan tubuh. Penderita mengalami hal yang disebut juga


wasting syndrome, yaitu kehilangan berat badan tubuh hingga 10% dibawah
normal karena gangguan pada sistem protein dan energy didalam tubuh
seperti yang dikenal sebagai Malnutrisi termasuk juga karena gangguan
absorbsi/penyerapan makanan pada sistem pencernaan yang mengakibatkan
diarhea kronik, kondisi letih dan lemah kurang bertenaga.

4.System Persyarafan. Terjadinya gangguan pada persyarafan central


yang mengakibatkan kurang ingatan, sakit kepala, susah berkonsentrasi,
sering tampak kebingungan dan respon anggota gerak melambat. Pada
system persyarafan ujung (Peripheral) akan menimbulkan nyeri dan
kesemutan pada telapak tangan dan kaki, reflek tendon yang kurang, selalu
mengalami tensi darah rendah dan Impoten.

5.System Integument (Jaringan kulit). Penderita mengalami serangan


virus cacar air (herpes simplex) atau carar api (herpes zoster) dan berbagai
macam penyakit kulit yang menimbulkan rasa nyeri pada jaringan kulit.
Lainnya adalah mengalami infeksi jaringan rambut pada kulit (Folliculities),

9
kulit kering berbercak (kulit lapisan luar retak-retak) serta Eczema atau
psoriasis.

6.Saluran kemih dan Reproduksi pada wanita. Penderita seringkali


mengalami penyakit jamur pada vagina, hal ini sebagai tanda awal terinfeksi
virus HIV. Luka pada saluran kemih, menderita penyakit syphillis dan
dibandingkan Pria maka wanita lebih banyak jumlahnya yang menderita
penyakit cacar. Lainnya adalah penderita AIDS wanita banyak yang
mengalami peradangan rongga (tulang) pelvic dikenal sebagai istilah 'pelvic
inflammatory disease (PID)' dan mengalami masa haid yang tidak teratur
(abnormal).

b.Cara Penularan

Cara penularan HIV ada tiga :

1.Hubungan seksual, baik secara vaginal, oral, ataupun anal dengan seorang
pengidap. Ini adalah cara yang paling umum terjadi,. Lebih mudah terjadi
penularan bila terdapat lesi penyakit kelamin dengan ulkus atau peradangan
jaringan seperti herpes genitalis, sifilis, gonorea, klamidia, kankroid, dan
trikomoniasis. Resiko pada seks anal lebih besar disbanding seks vaginal
dan resiko juga lebih besar pada yang reseptive dari pada yang insertive.

2.Kontak langsung dengan darah / produk darah / jarum suntik.


a.Transfusi darah yang tercemar HIV
b.Pemakaian jarum tidak steril/pemakaian bersama jarum suntik dan
sempritnya pada para pencandu narkotik suntik.
c.Penularan lewat kecelakaan tertusuk jarum pada petugas kesehatan.

3.Secara vertical dari ibu hamil pengidap HIV kepada bayinya, baik selam
hamil, saat melahirkan ataupun setelah melahirkan.
Infeksi HIV kadang-kadang ditularkan ke bayi melalui air susu ibu (ASI).
Saat ini belum diketahui dengan pasti frekuensi kejadian seperti ini atau
mengapa hanya terjadi pada beberapa bayi tertentu tetapi tidak pada bayi
yang lain. Di ASI terdapat lebih banyak virus HIV pada ibu-ibu yang baru
saja terkena infeksi dan ibu-ibu yang telah memperlihatkan tanda-tanda
penyakit AIDS.
Setelah 6 bulan, sewaktu bayi menjadi lebih kuat dan besar, bahaya diare
dan infeksi menjadi lebih baik. ASI dapat diganti dengan susu lain dan
memberikan makanan tambahan. Dengan cara ini bayi akan mendapat
manfaat ASI dengan resiko lebih kecil untuk terkena HIV.

10
c. Cara Pencegahan dan Penanganan HIV/AIDS

Cara pencegahan:
1.Hindarkan hubungan seksual diluar nikah. Usahakan hanya berhubungan
dengan satu orang pasangan seksual, tidak berhubungan dengan orang lain.

2.Pergunakan kondom bagi resiko tinggi apabila melakukan hubungan


seksual.

3.Ibu yang darahnya telah diperiksa dan ternyata mengandung virus,


hendaknya jangan hamil. Karena akan memindahkan virus AIDS pada
janinnya.

4.Kelompok resiko tinggi di anjurkan untuk menjadi donor darah.

5.Penggunaan jarum suntik dan alat lainnya ( akupuntur, tato, tindik ) harus
dijamin sterilisasinya.

Adapun usaha-usaha yang dapat dilakukan pemerintah dalam usaha


untuk mencegah penularan AIDS yaitu, misalnya : memberikan
penyuluhan-penyuluhan atau informasi kepada seluruh masyarakat tentang
segala sesuatau yang berkaitan dengan AIDS, yaitu melalui seminar-seminar
terbuka, melalui penyebaran brosur atau poster-poster yang berhubungan
dengan AIDS, ataupun melalui iklan diberbagai media massa baik media
cetak maupun media elektronik.penyuluhan atau informasi tersebut
dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan, kepada semua
lapisan masyarakat, agar seluarh masyarakat dapat mengetahui bahaya
AIDS, sehingga berusaha menghindarkan diri dari segala sesuatu yang bisa
menimbulkan virus AIDS.

11
Penanganan HIV/AIDS
Penanganan Umum

a.Setelah dilakukan diagnosa HIV, pengobatan dilakukan untuk


memperlambat tingkat replikasi virus. Berbagai macam obat diresepkan
untuk mencapai tujuan ini dan berbagai macam kombinasi obat-obatan terus
diteliti. Untuk menemukan obat penyembuhannya.

b.Pengobatan-pengobatan ini tentu saja memiliki efek samping, namun


demikian ternyata mereka benar-benar mampu memperlambat laju
perkembangan HIV didalam tubuh.

c.Pengobatan infeksi-infeksi appertunistik tergantung pada zat-zat khusus


yang dapat menginfeksi pasien, obat anti biotic dengan dosis tinggi dan
obat-obatan anti virus seringkali diberikan secara rutin untuk mencegah
infeksi agar tidak menjalar dan menjadi semakin parah

Penanganan Khusus

a.Penapisan dilakukan sejak asuhan antenatal dan pengujian dilakukan atas


permintaan pasien dimana setelah proses konseling risiko PMS dan
hubungannya dengan HIV, yang bersangkutan memandang perlu
pemeriksaan tersebut.

b.Upayakan ketersediaan uji serologic

c.Konseling spesifik bagi mereka yang tertular HIV, terutama yang


berkiatan dengan kehamilan da risiko yang dihadapi

d.Bagi golongan risiko tinggi tetapi hasil pengujian negative lakukan


konseling untuk upaya preventif (penggunaan kondom)

e.Berikan nutrisi dengan nilai gizi yang tinggi, atasi infeksi oportunistik.

f.Lakukan terapi (AZT sesegera mungkin, terutama bila konsentrsi virus


(30.000-50.000) kopi RNA/Ml atau jika CD4 menurun secara dratis

g.Tatalaksana persalinan sesuai dengan pertimbangan kondisi yang dihadapi


(pervaginanm atau perabdominam, perhatikan prinsip pencegahan infeksi).

12
d.Penyebaran Virus HIV Dalam Tubuh

Supaya terjadi infeksi, virus harus masuk ke dalam sel dan materi
genetik virus dimasukkan ke dalam DNA sel sehingga terjadi infeksi. Di
dalam sel, Virus berkembng biak pada akhirnya menghancurkan sel serta
melepaskan pertikel virus yang baru. Partikel virus yang baru kemudian
menginfeksi limfosit lainnya dan menghancurkannya.
Virus menempel pada limfosit yang memiliki satu reseptor protein yang
disebut CD4, yang terdapat di selaput bagian luar. Sel-sel yang memiliki
reseptor biasanya, disebut sel CD4+ atu disebut limfosit T penolong.
Limfosit T penolong berfungsi mengaktifkan dan menagatur sel-sel lain
pada sistem kekebalan.(misalnya limfosit B, makrofag dan limfosit T
stitostik), yang kesemuanya membantu menghancurkan sel-sel ganas dan
organisme asing.
Infeksi HIV menyebabkan hancurnya limfosit T penolong, sehingga
teradi kelemahan sistem tubuh dalam melindungi dirinya terhadap infksi dan
kanker.
Seseorang yang terinfeksi HIV akan kehilangan limfosit Tpenolong
melalui 3 tahap selama beberpa bulan atau tahun.
1.Seseorang yang sehat memiliki limfosit CD4 sebanyak 800-1300
sel/mL darah. Pada beberapa bulan pertama setelah terinfeksi HIV
sejumlah sel menurun sebanyak 40-50%. Selama bulan-bulan ini
penderita bisa menularkan HIV kepada orang lain karena banyak
partikel virus yang terdapat dalam luar darah. Meskipun tubuh
berusaha melawan virus, tetapi tubuh tidak mampu meredakan infeksi.
2.Setelah sekitar 6 bulan, jumlah partikel virus didalam darah
mencapai kadar yang stabil, yang berlainan pada setiap penderita.
Perusakan sel CD4+ dan penularan penyakit kepada orang lain terus
berlanjut. Kadar partikel virus yang tinggi dak kadar Limfosit CD4+
yang rendah membantu dokter mendapati orang-orang yang berisiko
tinggi menderita AIDS.

3.1-2 tahun sebelum terjadinya AIDS, jumlah limfosit CD4+ biasanya


menurun drastis. Jika kadarnya turun hingga 200 sel/Ml darah, maka
penderita menjadi rentan terhadap infeksi.

13
Infeksi HIV juga menyebabkan gangguan pada fungsi limfosit B.
Limfosit B adalah limfosit yang menghasilkan antibodi. Seringkali HIV
meyebabkan produksi antibodi berlebihan. Antibodi yang diperuntukkan
melawan HIV dan infeksi lain ini banyak membantu dalam melawan
berbagai infeksi oportunistik pada AIDS.
Pada saat yang bersamaan, penghancuran limfosit CD4+ oleh virus
menyebabkan berkurangnya kemampuan Sistem kekebalan tubuh dalam
mengenali dan sasaran baru yang harus diserang.

Pemeriksaan Laboratorium
Terdapat dua uji yang khas digunakan untuk mendeteksi antibodi
terhadap HIV. Yang pertama, enzymelinked immunosorbent assay(ELISA),
bereaksi terhadap adanya antibodi dalam serum dengan memperlihatkan
warna yang lebih jelas apabila terdeteksi antibodi virus dalam jumlah besar.
Karena hasil positif-palsu dapat menimbulkan dampak psikologis yang
besar, maka hasil uji ELISA yang positif diulang, dan apabila keduanya
positif, maka dilakukan uji yang lebih spesifik, Western blot. Uji Western
blot juga dikonfirmasi dua kali. Uji ini lebih kecil kemungkinannya
memberi hasil positif-palsu atau negatif-palsu. Juga dapat terjadi hasil uji
yang tidak konklusif, misalnya saat ELISA atau Western blot bereaksi
lemah dan agak mencurigakan. Hal ini dapat terjadi pada awal infeksi HIV,
pada infeksi yang sedang berkembang (sampai semua pita penting pada uji
Western blot tersedia lengkap), atau pada reaktivitas-silang dengan titer
retrovirus tinggi lain, misalnya HIV-2 atau HTLV-1. Setelah konfirmasi,
pasien dikatakan seropositif HIV. Pada tahap ini, dilakukan pemeriksaan
klinis dan imunologik lain untuk mengevaluasi derajat penyakit dan dimulai
usaha-usaha untuk mengendalikan infeksi.

HIV juga dapat dideteksi dengan uji lain, yang memeriksa ada tidaknya
virus atau komponen virus sebelum ELISA atau Western blot dapat
mendeteksi antibodi. Prosedur-prosedur ini mencakup biakan virus,
pengukuran antigen p24, dan pengukuran DNA dan RNA HIV yang
menggunakan reaksi berantai polimerase (PCR) dan RNA HIV-1 plasma.
Uji-uji semacam ini bermanfaat dalam studi mengenai imunopatogenesis,
sebagai penanda penyakit, pada deteksi dini infeksi, dan pada penularan
neonatus. Bayi yang lahir dari ibu positif-HIV dapat memiliki antibodi anti-
HIV ibu dalam darah mereka sampai usia 18 bulan, tanpa bergantung
apakah mereka terinfeksi atau tidak.

14
BAB V
PENUTUP

Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat penulis simpulkan mengenai makalah
ini adalah:
1.HIV (Human Immuno–Devesiensi) adalah virus yang hanya hidup
dalam tubuh manusia, yang dapat merusak daya kekebalan tubuh manusia.
AIDS (Acguired Immuno–Deviensi Syndromer) adalah kumpulan gejala
menurunnya gejala kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit dari luar.
2.Tanda dan Gejala Penyakit AIDS seseorang yang terkena virus HIV
pada awal permulaan umumnya tidak memberikan tanda dan gejala yang
khas, penderita hanya mengalami demam selama 3 sampai 6 minggu
tergantung daya tahan tubuh saat mendapat kontak virus HIV tersebut.
3.Hingga saat ini penyakit AIDS tidak ada obatnya termasuk serum
maupun vaksin yang dapat menyembuhkan manusia dari Virus HIV
penyebab penyakit AIDS yang ada hanyalah pencegahannya saja.

Saran
Semoga dengan adanya tulisan ini membuat kita lebih lagi dalam
menjaga kesehatan, karena kita tau menjaga kesehatan lebih baik daripada
mengobati.

15

Anda mungkin juga menyukai