Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Minyak Bumi


Minyak bumi atau bahan bakar fosil merupakan kebutuhan yang
sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup, khususnya bagi manusia
selain itu minyak bumi juga memberikan pengaruh yang sangat penting
bagi perkembangan dunia contohnya didalam kehidupan sehari-hari
hampir sebagian besar kita temui produk-produk yang banyak
menggunakan minyak bumi. Pada prinsipnya minyak bumi terdapat dalam
2 cara utama, yaitu:
1. Pada permukaan bumi, terutama sebagai rembesan, kadang-
kadang juga sebagai suatu danau, sumber atau sebagai pasir yang
dijenuhi minyak bumi.
2. Di dalam kerak bumi, sebagai suatu akumulasi, yaitu sebagai
penjenuhan batuan yang sebetulnya hanyalah satu-satunya cara
terdapatnya yang mempunyai arti ekonomi. Penjenuhan batuan
dan menjenuhi seluruh batuan tersebut. Tidak pernah minyak
bumi didapatkan di dalam suatu rongga besar, suatu ruangan,
danau ataupun telaga di dalam tanah apalagi suatu laut di bawah
tanah. Ini bertentangan dengan pendapat umum yang populer
mengenai adanya lautan minyak ataupun telaga minyak di bawah
permukaan bumi.

Minyak mentah atau crude oil adalah cairan kuning sampai hitam
yang terutama terdiri dari karbon dan hidrogen dengan ukuran 9 oAPI – 55
o
API. Minyak mentah merupakan komponen senyawa hidrokarbon yang
terbentuk di dalam bumi, yang berupa cairan, gas dan padat, karena
tergantung dari komposisi mineralnya serta pengaruh dari tekanan dan

1
2

temperaturnya. Teori yang paling umum digunakan untuk menjelaskan


asal–usul minyak bumi adalah ”organic source materials”. Teori ini
menyatakan bahwa minyak bumi merupakan produk perubahan secara
alami dari zat-zat organik yang berasal dari sisa–sisa tumbuhan dan hewan
yang mengendap selama ribuan sampai jutaan tahun.
Akibat dari pengaruh tekanan, temperatur, kehadiran senyawa logam
dan mineral serta letak geologis selama proses perubahan tersebut, maka
minyak bumi akan mempunyai komposisi yang berbeda di tempat yang
berbeda. Minyak bumi memiliki campuran senyawa hidrokarbon sebanyak
50% – 98% berat, sisanya terdiri atas zat–zat organik yang mengandung
belerang, oksigen, dan nitrogen serta senyawa–senyawa anorganik seperti
vanadium, nikel, natrium, besi, alumunium, kalsium, dan magnesium.
Senyawa hidrokarbon dapat digolongkan menjadi beberapa golongan
diantaranya :
1. Golongan Parafin
Parafin adalah kelompok senyawa hidrokarbon jenuh berantai
lurus (alkana), CnH2n+2. Contohnya adalah metana (CH4), etana
(C2H6), n-butana (C4H10), isobutana (2-metil propana, C4H10),
isopentana (2-metilbutana, C5H12) dan isooktana (2,2,4-trimetil
pentana, C8H18). Jumlah senyawa yang tergolong ke dalam
senyawa isoparafin jauh lebih banyak daripada senyawa yang
tergolong n-parafin. Tetapi di dalam minyak bumi mentah, kadar
senyawa isoparafin biasanya lebih kecil daripada n-parafin.
2. Golongan Olefin
Golongan hidrokarbon tak jenuh ini memiliki rumus kimia CnH2n.
Golongan ini memiliki ikatan rangkap dua (alkena). Karena
memiliki ikatan rangkap dua maka, olefin juga disebut sebagai
undersaturated hydrocarbon. Senyawa ini tidak terdapat di
minyak mentah, tetapi didapat dari destilasi.
3

3. Golongan Naftan
Naftan adalah senyawa hidrokarbon jenuh yang membentuk
struktur cincin dengan rumus molekul (alkena) CnH2n. Senyawa-
senyawa kelompok naftan yang banyak ditemukan adalah
senyawa yang struktur cincinnya tersusun dari 5 atau 6 atom
karbon. Contohnya adalah siklopentana (C5H10),
metilsiklopentana (C6H12) dan sikloheksana (C6H12). Umumnya,
di dalam minyak bumi mentah, naftan merupakan kelompok
senyawa hidrokarbon yang memiliki kadar terbanyak kedua
setelah n-parafin.
4. Golongan Aromatik
Aromatik adalah hidrokarbon-hidrokarbon tak jenuh yang
berintikan atom-atom karbon yang membentuk cincin benzen
(C6H6). Contohnya benzen (C6H6), metilbenzen (C7H8) dan
naftalena (C10H8). Minyak bumi dari Sumatera dan Kalimantan
umumnya memiliki kadar aromatik yang relatif besar.

Keluarga hidrokarbon dikenal sebagai seri homolog, anggota dari seri


homolog ini mempunyai struktur kimia dan sifat-sifat fisiknya dapat
diketahui dari hubungan dengan anggota deret lain yang sifat fisiknya
sudah diketahui. Sedangkan pembagian tingkat dari seri homolog tersebut
didasarkan pada jumlah atom karbon pada struktur kimianya.

1.2. Analisa Fluida Resevoir


Analisa Fluida Reservoir adalah tahapan analisa setelah minyak
mentah atau crude oil diambil dari sumur. Tujuan dari percobaan ini
adalah untuk menentukan kualitas minyak yang nantinya akan
berpengaruh terhadap harga dari minyak yang dihasilkan pada suatu
reservoir produksi tersebut.
Fluida formasi dari suatu lapisan produktif punya nilai ekonomis
adalah minyak bumi atau crude oil, yang sering disebut dengan fluida
4

reservoir. Fluida reservoir merupakan cairan yang terperangkap dalam


suatu trap dimana cairan tersebut berasal dari source rock yang bermigrasi
ke lapisan yang lebih porous (misal sandstone, karbonat). Cairan yang
terperangkap tersebut terhalang oleh suatu cap yang menghalangi minyak
bermigrasi kepermukaan. Cairan formasi dapat juga berasal dari kubah
garam yang mempunyai kadar air formasi NaCl yang lebih tinggi. Tekanan
statik dan temperatur reservoir merupakan faktor penentu besarnya fluida
reservoir yang didapat jika lapisan diproduksikan.
Analisa reservoir sangat dibutuhkan untuk mengenali karakteristik
reservoir yang akan dikembangkan lebih lanjut. Analisa ini berguna pada
lapangan yang baru akan di eksplorasi maupun lapangan yang telah lama
diproduksi. Fluida reservoir terdiri dari hidrokarbon dan air formasi.
Bentuk dari senyawa hidrokarbon merupakan senyawa alamiah, dimana
dapat berupa gas, cair serta padatan bergantung pada komposisinya yang
khusus serta tekanan yang mempengaruhinya. Endapan hidrokarbon yang
berbentuk cair dikenal sebagai minyak bumi, sedangkan yang berupa gas
dikenal sebagai gas bumi.
Dengan teknik analisa dan perhitungan yang baik pada proses
pengolahan minyak akan didapatkan hasil yang baik pula. Hasil analisa
crude oil juga sangat dipengaruhi oleh cara atau metode pengambilan
sampel fluida, karena fluida yang dihasilkan oleh sumur produksi dapat
berupa gas, minyak dan air. Adapun metoda pengambilan sampel tersebut
ada dua cara, yaitu:
1. Bottom hole sampling; Contoh fluida diambil dari dasar lubang
sumur, hal ini bertujuan agar didapat sampel yang lebih
mendekati kondisi di reservoir, hal ini dilakukan dengan metode
DST (Drill Steam Test).
2. Surface sampling (sampling yang dilakukan dipermukaan); Cara
ini biasanya dilakukan pada well head atau pada separator.
5

Agar dihasilkan suatu produk reservoir yang sesuai dengan yang kita
harapkan, maka pada fluida tersebut perlu dilakukan beberapa analisa atau
pengukuran terhadap air, endapan, berat jenis, titik kabut, titik beku, titik
tuang, titik nyala, titk bakar, viskositas, tekanan uap, dan analisa terhadap
air formasi.
Pemisahan zat padat, cair dan gas dari minyak mutlak dilakukan
sebelum minyak mencapai refinery, karena dengan memisahkan minyak
dari zat-zat tersebut di lapangan akan dapat dihindari biaya-biaya yang
seharusnya tidak perlu. Dari sini juga dapat diketahui perbandingan-
perbandingan minyak dan air (WOR), minyak dan gas (GOR), serta
persentase padatan yang terkandung dalam minyak.
Oleh karena itu, dalam memproduksi minyak, analisa fluida reservoir
sangat penting dilakukan guna menghindari hambatan-hambatan dalam
operasinya. Hal itu juga dapat membantu dalam pencapaian produktifitas
secara maksimum dengan baik. Studi dari analisa fluida reservoir ini
sangat bermanfaat untuk mengevaluasi atau merancang peralatan produksi
yang sesuai dengan keadaan di suatu reservoir, meningkatkan efisiensi,
serta guna menunjang kelancaran proses produksi.
Praktikum yang dilakukan di laboratorium analisa fluida reservoir
mempunyai tujuan yaitu memahami sifat-sifat fisik dan sifat kimia dari
reservoir terutama minyak mentah dan air formasi. Dalam praktikum ada
beberapa hal yang dipelajari :
1. Penentuan Kandungan Air dengan Dean & Stark Method.
2. Penentuan Kandungan Air dan Endapan (% BS & W) dengan
Centrifuge Method.
3. Penentuan Specific Gravity.
4. Penentuan Titik Kabut (cloud point), Titik Beku (freeze point)
dan Titik Tuang (pour point).
5. Penentuan Titik Nyala (flash point) dan Titik Bakar (fire point)
dengan Tag Closed Tester.
6

6. Penentuan Viskositas Kinematik Secara Coba-Coba (tentative


method).
7. Analisa Kimiawi Air Formasi.

Reservoir hidrokarbon adalah bagian dari kerak bumi yang dimana


tempat terakumulasinya atau terkumpulnya hidrokarbon. Syarat
terdapatnya hidrokarbon harus memenuhi beberapa syarat yang merupakan
unsur – unsur reservoir yaitu :
1. Adanya Batuan Induk (Source Rock)
Merupakan batuan sedimen yang mengandung bahan organik
seperti sisa-sisa hewan dan tumbuhan yang telah mengalami
proses pematangan dengan waktu yang sangat lama sehingga
menghasilkan minyak dan gas bumi.
2. Adanya Batuan Waduk (Reservoir Rock)
Merupakan batuan sedimen yang mempunyai pori, sehingga
minyak dan gas bumi yang dihasilkan batuan induk dapat masuk
dan terakumulasi.
3. Adanya Struktur Batuan Perangkap (Trap)
Merupakan struktur geologi pada batuan yang berfungsi sebagai
penghalang bermigrasinya minyak dan gas bumi lebih jauh.
4. Adanya Batuan Penutup (Cap Rock)
Merupakan batuan sedimen yang tidak dapat dilalui oleh cairan
(impermeable), sehingga minyak dan gas bumi terjebak dalam
batuan tersebut.
5. Adanya Jalur Migrasi (Migration Route)
Merupakan jalan minyak dan gas bumi dari batuan induk sampai
terakumulasi pada perangkap.

Di batuan reservoir yang berfungsi untuk tempat terakumulasinya


hidrokarbon memiliki porositas dan permeabilitas yang cukup baik
7

sehingga dapat menampung hidrokarbon dalam jumlah yang banyak. Di


bawah ini ada beberapa jenis batuan reservoir yaitu :
1. Batuan pasir
2. Batuan karbonat
3. Batuan shale

Anda mungkin juga menyukai