Anda di halaman 1dari 4

KAWAN

Kawan

Bukankah kau tahu tentang isak tangis di sekeliling kota, suara


gemuruh bangunan roboh atau suara teriakan parau yang
diselimuti oleh katakukan saudara-saudara kita?

Lantas mengapa?

Lantas mengapa kau masih tetap duduk asyik menyaksikan


kesakitan mereka, tangisan mereka, bahkan keadaan mereka.

Tak peduli kah kau, kawan?

Kau Tak peduli?

Maka kau bukanlah manusia melainkan patung yang bernyawa

Kawan

Bukankah kita saudara sebangsa?

Bukakah kita saudara sebangsa semenjak dahulu hingga


sekarang?

Maka penderitaan mereka adalah penderitaan kita!

Rintihan mereka rintihan kita!

Apakah menyenangkanmu melihat mereka menderita?

Apakah menggembirakanmu melihat mereka kelaparan?

Tapi mengapa?

Tapi mengapa kau hanya diam melihat mereka merasakan itu?


Bukankah mereka wahai kawan, saudara kita?

Bukankah payung pancasila yang menyatukan kita?

Tapi mengapa?

Tapi mengapa kau tak peduli mereka?

Kawan

Ulurkanlah tanganmu, bantulah mereka, gantikan air mata


mereka deengan senyuman.

Berikanlah mereka dukungan, do’a, dan juga cinta karena pada


garis cinta ada kau, aku, dia, kami, mereka, dan kita semua.

Cipta : Syair Suwon

Jojakarta, 11 Agustus 2018

Anda mungkin juga menyukai