Anda di halaman 1dari 7

Laporan Modul I, MG3017

Kominusi (Crushing dan Grinding)


Laboratorium Pengolahan Bahan Galian
Prodi Teknik Metalurgi
P. Yukie P. A(12116003) /Kelompok 10/ Kamis, 4 April 2019
Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan Asisten : Irfan Fadhilah (12515011)

Abstrak – Praktikum Modul 1 – Praktikum Kominusi (Crushing dan Grinding) bertujuan untuk menentukan P80 jaw crusher,
P80 roll crusher, P80 grinding dan RR80 roll crusher. Praktikum diawali dengan menyiapkan umpan untuk dilakukan crushing
dengan menggunakan jaw crusher, kemudian dilakukan penimbangan hasil sesuai dengan ukuran ayakan. Selanjutnya hasil
crushing tersebut dibawa ke dalam roll crusher, kemudian dilakukan penimbangan hasil sesuai dengan ukuran ayakan. Dan
yang terakhir adalah memasukkan hasil roll crusher ke dalam jar mill untuk grinding. Kemudian dilakukan pengayakan dan
pengukuran berat tertampung tiap fraksinya. Selanjutnya dari data hasil pengukuran tersebut dilakukan perhitungan persen
berat yang hilang, persentase berat, P80 dan RR80. Didapatkan hasil praktikum, P80 jaw crusher adalah 62,080 mm. P80 roll
crusher adalah 18,920 mm. P80 grinding adalah 16,284 mm dan RR80 roll crusher adalah 3,21.

A. Tinjauan Pustaka Mekanisme peremukan terbagi menjadi tiga yaitu


Kominusi atau pengecilan ukuran merupakan tahap sebagai berikut.
awal dalam proses pengolahan bahan galian yang bertujuan 1. Abrasion (attrition)atau abrasi yaitu proses peremukan
untuk membebaskan / meliberasi mineral berharga dari dengan energi yang kecil atau gesekan pada permukaan
material pengotornya, menghasilkan ukuran dan bentuk bijih. Hal ini menyebabkan terjadinya localized
partikel yang sesuai dengan kebutuhan pada proses stressing dan remuknya sebagian kecil area sehingga
berikutnya serta memperluas permukaan partikel agar dapat menghasilkan distribusi ukuran partikel yang halus.
mempercepat kontak dengan zat lain, misalnya reagen 2. Compression (cleavage) atau tekanan yaitu peremukan
flotasi. Liberasi bijih adalah proses melepaskan bijih dengan energi yang cukup sehingga menghasilkan
tersebut dari ikatannya yang merupakan gangue mineral ukuran yang tidak jauh dengan ukuran umpan.
dengan menggunakan alat crusher atau grinder. Beberapa 3. Impact (shatter) atau benturan yaitu benturan atau
faktor yang memengaruhi kominusi antara lain ukuran dari peremukan suatu bijih dengan energi yang besar sehigga
material, sifat alamiah bijih, keterdapatan air (khususnya bijih remuk dan menghasilkan ukuran produk yang
pada proses basah), kondisi pengolahan selanjutnya (basah beragam.
atau kering), korosi pada lining (material yang menyentuh
dinding mill) serta reaksi antara material dengan air.
Kominusi itu sendiri terdiri dari 2 proses, yaitu crushing
(peremukan) dan grinding (penghalusan / penggerusan).
Crushing (peremukan) dilakukan untuk
mengecilkan ukuran bijih langsung dari tambang menjadi
ukuran 1/2- 3/8 inchi. Beberapa tahap dalam crushing atau
peremukan (sesuai dengan kebutuhan proses) adalah:
1. Primary Crushing, peremukan tahap pertama, contoh
alat peremuk pada tahap ini adalah Jaw Crusher dan
Gyratory Crusher. Ukuran : ROM  8”- 6” Gambar 2. Mekanisme Crushing
2. Secondary Cruhing, peremukan tahap kedua, contoh
alat peremuk: Jaw Crusher, Gyratory Crusher, Cone Grinding merupakan pengurangan ukuran partikel
Crusher, dan Roll Crusher. Ukuran : 8”- 6”  3”-2” dari partikel yang kasar menjadi partikel yang lebih halus.
3. Fine crushing, peremukan tahap lanjut dari secondary Penggerusan dilakukan dalam alat berbentuk silinder yang
crushing, contoh alat peremuk : Cone Crusher, dan Roll berputar pada sumbu horizontalnya. Didalam silinder
Crusher dan Hammer Mill. Ukuran : 3”- 2” 1/2”-3/8”. terdapat media untuk menggerus bijih disebut media
Material hasil dari peremukan kemudian dilakukan penggerusan, material yang akan digerus dan air (pada cara
pengayakan atau screening yang akan menghasilkan dua bbasah). Alat tersebut bernama penggerus atau tumbling
macam produk yaitu undersize dan oversize. mill. Media penggerusan biasanya berupa bola-bola baja
atau keramik, batang-batang baja, dan tanpa media
Alat-alat grinding berdasarkan media penggerusan
dibedakan menjadi Ball mill, rod mill, pebble mill,
autogeneous mill, SAG mill. Alat-alat grinding berdasarkan
bentuknya dibedakan menjadi silinder dan silinder conical.
Berdasarkan ukurannya, ada ball mill, rod mill, tube mill,
autogenous mill atau SAG. Berdasarkan discharge, ada
Gambar 1. Jaw Crusher dan Gyratory Crusher overflow discharge dan grate discharge.
Faktor-faktor yang menentukan apakah penggerusan B. Data Percobaan
dilakukan dengan cara kering atau basah adalah pengolahan
berikutnya (kering atau basah), penggerusan cara basah Berat Umpan untuk Jaw Crusher : 2300 gram.
memerlukan energi lebih sedikit dibandingkan cara kering, Berat Umpan untuk Roll Crusher : 2270,3 gram
klasifikasi cara basah lebih mudah karena memerlukan Berat Umpan untuk Grinding : 2241,6 gram
ruang lebih kecil dibandingkan cara kering, lingkungan
pada penggerusan cara basah lebih kering dan tidak Tabel 1. Data Percobaan Jaw dan Roll Crusher
memerlukan alat penangkap debu, penggerusan cara kering Berat Tertahan (gram)
memerlukan material yang betul-betul kering sehingga Fraksi ukuran (mesh)
Jaw Crusher Roll Crusher
perlu proses pengeringan terlebih dulu, penggerusan cara
(+) 1 1150 0
basah mengonsumsi media gerus dan bahan pelapis lebih
(-) 1 (+) 2 650 750
banyak karena terjadi korosi.
(-) 2 (+) 3 200 850
(-) 3 (+) 8 115,2 288,5
(-) 8 (+) 14 51,9 122,6
(-) 14 (+) 20 37,5 85,1
(-) 20 65,7 145,4
Total 2270,3 2241,6

Tabel 2. Data Percobaan Grinding


Berat Tertahan (gram)
Gambar 3. Ball Mill Fraksi ukuran (mesh)
10 menit
(+) 3 1369,3
Mekanisme dari grinding adalah sebagai berikut.
(-) 3 (+) 14 495,3
1. Cascading
(-) 14 (+) 35 83,8
Cascading terjadi pada putaran mill yang reltif
(-) 35 (+) 65 35,8
rendah. Partikel akan naik tidak begitu tinggi dan setelah
(-) 65 (+) 100 26,7
mencapai titik kesetimbangan muatan akan kembali
(-) 100 251,1
menggelincir atau menggelinding diatas muatan lain yang
Total 2262
sedang bergerak ke atas.. Produk yang dihasilkan adalah
sangat halus.
2. Cataracting C. Pengolahan Data Percobaan
Cataracting terjadi ketika kecepatan mill relatif 1. Diagram Alir Percobaan
tinggi. Partikel akan berputar dan bergerak naik relatif Bijih ditimbang sebanyak 2300 gram yang akan
tinggi dengan titik kesetimbangan yang tinggi pula. Setelah digunakan sebagai feed
kesetimbangan tercapai muatan akan jatuh bebas ke dasar
mill. Produk yang dihalsilkan relatif kasar.
Jaw Crusher dinyalakan.

Feed dimasukkan ke mulut dari jaw crusher

Hasil peremukan jaw crusher ditampung.

Hasil peremukan diayak pada ayakan 1,2,3,8,14 dan


Gambar 4. Mekanisme Grinding 20 mesh, kemudian ditimbang berat yang tertahan
pada setiap fraksi ayakan.
Dalam grinding, terdapat kecepatan kritis.
Kecepatan kritis adalah kecepatan diatas mana bola-bola
baja akan melekat pada liner. Ball mill biasanya bekerja Hasil berat tertahan tiap fraksi dicatat di tabel data
pada 85% dari kecepatan kritisnya sedangkan rod mill percobaan.
bekerja pada 50-55% dari kecepatan kritisnya.
42,3
𝑁𝑐 = Hasil crushing dimasukkan sebagai feed roll crusher
√𝐷𝑚
Dimana Dm adalah diameter dalam (m) dan Nc adalah
Gambar 5. Diagram Alir Percobaan Jaw Crusher
kecepatan kritis (rpm).
Hasil jaw crusher disiapkan untuk diproses di roll  Persentase Berat
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑖𝑛𝑒𝑟𝑎𝑙
crusher 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 = 𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡

Gape Roll Crusher diatur menjadi 1,25 cm. 3. Pengolahan Data Jaw Crusher dan Roll Crusher
Tabel 3. Pengolahan Data Jaw Crusher
Fraksi ukuran (mm) Berat tertahan (kg) % BT % BTK
Roll crusher dinyalakan
(+) 25 1,15 50,654% 50,654%
(-) 25 (+) 12,5 0,65 28,631% 79,285%
(-) 12,5 (+) 6,73 0,2 8,809% 88,094%
Feed dimasukkan ke dalam roll crusher. (-) 6,73 (+) 2,38 0,1152 5,074% 93,168%
(-) 2,38 (+) 1,19 0,0519 2,286% 95,454%
(-) 1,19 (+) 0,841 0,0375 1,652% 97,106%
(-) 0,841 0,0657 2,894% 100,000%
Hasil peremukan roll crusher ditampung. Total 2,2703 1

Fraksi ukuran (mm) % BLK log ukuran log % BLK


Hasil peremukan diayak pada ayakan 1,2,3,8,14 dan (+) 25 49,346% 1,398 1,693
20 mesh, kemudian ditimbang berat yang tertahan (-) 25 (+) 12,5 20,715% 1,097 1,316
pada setiap fraksi ayakan. (-) 12,5 (+) 6,73 11,906% 0,828 1,076
(-) 6,73 (+) 2,38 6,832% 0,377 0,835
(-) 2,38 (+) 1,19 4,546% 0,076 0,658
(-) 1,19 (+) 0,841 2,894% -0,075 0,461
Hasil berat tertahan tiap fraksi dicatat di tabel data
(-) 0,841 0,000% - -
percobaan. Total

Hasil crushing dimasukkan sebagai feed grinding Tabel 4. Pengolahan Data Roll Crusher
Fraksi ukuran (mm) Berat tertahan (kg) % BT % BTK
Gambar 6. Diagram Alir Percobaan Roll Crusher
(+) 25 0 0,000% 0,000%
(-) 25 (+) 12,5 0,75 33,458% 33,458%
Feed hasil roll crusher dimasukkan pada mill yang (-) 12,5 (+) 6,73 0,85 37,919% 71,378%
sudah berisi bola-bola baja penggerus. (-) 6,73 (+) 2,38 0,2885 12,870% 84,248%
(-) 2,38 (+) 1,19 0,1226 5,469% 89,717%
(-) 1,19 (+) 0,841 0,0851 3,796% 93,514%
(-) 0,841 0,1454 6,486% 100,000%
Mill diletakkan diatas rotor. Total 2,2416 1

Fraksi ukuran (mm) % BLK log ukuran log % BLK


Mill diputar selama 10 menit. (+) 25 100,000% 1,398 2,000
(-) 25 (+) 12,5 66,542% 1,097 1,823
(-) 12,5 (+) 6,73 28,622% 0,828 1,457
Hasil penggerusan dikeluarkan dari mill. (-) 6,73 (+) 2,38 15,752% 0,377 1,197
(-) 2,38 (+) 1,19 10,283% 0,076 1,012
(-) 1,19 (+) 0,841 6,486% -0,075 0,812
(-) 0,841 0,000% - -
Hasil penggerusan diayak dengan ayakan
Total
3,4,14,35,65 dan 100 mesh selama 3 menit kemudian
ditimbang berat yang tertahan pada fraksi.ayakan.
Berat yang hilang (dalam persen)
% Berat yang hilang pada Jaw Crusher
Hasil berat tertahan tiap fraksi dicatat di tabel data 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
%𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 = 𝑥 100%
percobaan. 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙
2300 − 2270,3
Gambar 7. Diagram Alir Percobaan Grinding %𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 = 𝑥 100%
2300
%𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 = 1,291%
2. Rumus-rumus yang Digunakan
 Persentase Berat hilang atau Loss % Berat yang hilang pada Roll Crusher
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
%𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 = 𝑥 100% %𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 = 𝑥 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙
 Reduction Ratio 2270,3 − 2241,6
𝐹80 %𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 = 𝑥 100%
𝑅𝑅80 = 2270,3
𝑃80 %𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 = 1,264%
Gambar 8. Grafik Log-Log Jaw Crusher
Gambar 10. Grafik Cumulative Direct Grinding

P80 Grinding
𝑦 = 0,000042 𝑥 + 0,116087
0,80 = 0,000042 𝑥 + 0,116087
𝑥 = 16283,643 𝑚𝑖𝑘𝑟𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
𝑦 = 16,284 𝑚𝑚

% Berat yang hilang pada Grinding


𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
%𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 = 𝑥 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙
2241,6 − 2262
%𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 = 𝑥 100%
2241,6
Gambar 9. Grafik Log-Log Roll Crusher
% 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 = −0,910 %
𝑎𝑡𝑎𝑢 % 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 = 0,910 %
P80 Jaw Crusher
𝑦 = 0,7622 𝑥 + 0,5365 D. Analisa Hasil Percobaan
log(80) = 0,7622 𝑥 + 0,5365 Dalam praktikum Modul I Kominusi (Crushing dan
𝑥 = 1,793 Grinding) dilakukan peremukan dengan menggunakan jaw
𝑥 ′ = 62,080 𝑚𝑚 crusher dan roll crusher, serta dilanjutkan dengan
penggerusan dengan Jar Mill atau Grinding. Setelah
P80 Roll Crusher
dilakukan perhitungan dan pengolahan data berat tertahan
𝑦 = 0,7868 𝑥 + 0,8984
tiap fraksi ayakan maka didapatkan salah satunya persen
log(80) = 0,7868 𝑥 + 0,8984
berat yang hilang. Persen berat yang hilang pada Jaw
𝑥 = 1,277
′ Crusher adalah 1,291%. Sedangkan Persen berat yang
𝑥 = 18,920 𝑚𝑚
hilang pada Roll Crusher adalah 1,264 %. Terdapat berat
RR80 Roll Crusher yang hilang ini dikarenakan pada saat Jaw Crusher wadah
𝐹80 penampung tidak ditempatkan diposisi yang tepat sehingga
𝑅𝑅80 = produk hasil Jaw Crusher hilang atau jatuh ke lantai. Selain
𝑃80
62,080 𝑚𝑚 itu juga saat proses pengayakan, mungkin ada beberapa
𝑅𝑅80 = material yang terbang sehingga mengakibatkan adanya loss.
18,920 𝑚𝑚
𝑅𝑅80 = 3,281 Sedangkan pada roll crusher, ada sedikit pergeseran tempat
keluarnya produk sehingga ada material yang terjatuh.
4. Pengolahan Data Grinding Selain itu juga ada beberapa feed yang dipecahkan diluar
dengan menggunakan palu karena ukuran yang besar
Tabel 5. Pengolahan Data Grinding menyebabkan roll crusher macet. Dari persen berat yang
hilang pada Jaw Crusher lebih banyak daripada Roll
Fraksi ukuran (mm) Berat tertahan (gram) % BT % BTK % BLK
Crusher. Hal tersebut mungkin sebagian besar disebabkan
(+) 6,73 1369,3 60,535% 60,535% 39,465%
(-) 6,73 (+) 1,19 495,3 21,897% 82,431% 17,569%
oleh faktor yang disebutkan diatas yaitu posisi wadah
(-) 1,19 (+) 0,42 83,8 3,705% 86,136% 13,864% penampung tidak tepat sehingga adanya loss dari produk
(-) 0,42 (+) 0,21 35,8 1,583% 87,719% 12,281%
(-) 0,21 (+) 0,149 26,7 1,180% 88,899% 11,101%
Jaw Crusher.
(-) 0,149 251,1 11,101% 100,000% 0,000% Selain berat yang hilang, didapatkan juga P80 Jaw
Total 2262 100,000%
Crusher adalah 62,080 mm, P80 Roll Crusher untuk gape
1,25 mm adalah 18,920 mm dan Reduction Ratio 80% Roll
Crusher adalah 3,21. Faktor-faktor yang memengaruhi F. Daftar Pustaka
RR80 adalah ukuran dari umpan, karakteristik batuan yang B.A. Wills, Bsc, Ph.D., C.Eng., MIMM. 2011.
akan diremuk, bentuk partikel, ukuran hasil remukan dan Mineral Processing Technology, Pergamon Press,
ukuran ayakan serta kemmapuan alat. Ukuran umpan yang 4th edition. Amsterdam: Elsevier.
dimasukkan tidak boleh terlalu besar, disarankan 80% dari Sanwani, Edy. 2019. Handout Kuliah Pengolahan Bahan
gape. Karakteristik batuan atau mineral yang akan diremuk Galian MG3017. Bandung: ITB
perlu diperhatikan. Apakah material keras ataupun lunak.
RR80 berguna sebagai indikator batas mekanik dimana G. Lampiran
sebuah crusher bekerja, sebagai salah satu elemen dalam Dokumentasi Praktikum
penentuan kapasitas crusher, salah satu faktor penentuan
efisiensi crusher, serta ukuran berapa yang dapat diterima
oleh crusher. Ukuran hasil remukan juga memengaruhi
karena dari ukuran tersebut dapat ditentukan P80 untuk
menghitung RR80. Dari data yang diberikan untuk gape
1,75 mm didapatkan P80 yaitu 41,209 mm. Sehingga,
pengaruh gape roll crusher semakin besar gape maka
semakin kecil P80 yang dihasilkan. Dengan F80 yang sama
maka semakin besar nilai RR80.
Masalah crusher yang sering dijumpai di industri Gambar 11. Umpan yang Akan Diremuk
adalah terjadi overfeeding, atau pemasukan feed yang
melebihi kapasitas crusher, serta tingginya maintenance
alat. Solusi dari masalah tersebut adalah menurunkan
kapasitas feeding, dan memasukkan feed dengan tepat dan
benar. Pengumpanan dilakukan dengan kecepatan yang
konstan dan pada sudut yang tepat. Masalah lainnya adalah
biaya crushing terlalu tinggi. Solusinya adalah memilih
metode dan alat yang tepat untuk mereduksi ukuran partikel
sesuai karakteristik material seperti : alat dengan kapasitas
yang besar dan efisiensi yang tinggi, dan lain sebagainya.
Selain pada Jaw Crusher dan Roll Crusher, proses
Grinding terdapat persen berat yang bertambah yaitu
sebesar 0,910%. Hal ini disebabkan karena adanya Gambar 12. Penimbangan menggunakan Timbangan Biasa
tambahan material dari jar mill beserta bolanya yang belum dan Timbangan Digital
terlalu bersih, praktikan kurang teliti dalam melakukan
penimbangan berat tertahan setiap fraksi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi grinding adalah
kapasitas dari alat, ukuran feed, durasi grinding, dan
kekerasan partikel. Bola-bola baja di dalam silinder
memiliki ukuran diameter yang berbeda-beda, sehingga
setiap partikel dengan berbagai ukuran akan tergerus. Tidak
akan ada kekosongan diantara setiap bola sehingga hasil
dari grinding akan semakin halus.
P80 dari grinding selama 10 menit yaitu 16,284 mm.
Sedangkan berdasarkan data yang diberikan untuk grinding
selama 20 menit yaitu 4,602 mm. Sehingga pengaruh waktu Gambar 13. Jaw Crusher dan Roll Crusher
grinding yang lama, menghasilkan P80 yang lebih kecil
atau halus.

E. Kesimpulan
Kesimpulan dari Praktikum Modul I, Kominusi
(Crushing dan Grinding) adalah sebagai berikut.
1. P80 Jaw Crusher adalah 62,080 mm.
2. P80 Roll Crusher untuk gape 1,25 mm adalah
18,920 mm.
3. P80 dari grinding selama 10 menit yaitu 16,284
mm.
4. Reduction Ratio 80% Roll Crusher adalah 3,21. Gambar 14. Ayakan Manual dan Vibrating Screen
Konversi Mesh ke mm dengan ukuran ayakan yang meloloskan 80% hasil
peremukan.
Faktor-faktor yang memengaruhi besarnya
reduction ratio yaitu ukuran dari umpan, kekerasan mineral,
bentuk partikel serta ukuran hasil remukan dan ukuran
ayakan.

4.Jelaskan apa yang dimaksud dengan Choke Crushing dan


Arrested crushing pada operasi peremukan serta beri contoh
alat yang menggunakan cara tersebut
Jawab :
Choke crushing merupakan suatu proses
penghancuran material dimana penghancuran material
dilakukan oleh permukaan roll dan juga oleh sesama
material. Contoh dari alat Choke crushing adalah Roll
Crusher. Sedangkan Arrested crushing merupakan suatu
proses penghancuran mineral dimana penghancuran
mineral hanya dilakukan dengan bantuan jaw saja. Contoh
alat Arrested crushing adalah Jaw Crusher.

5.Jelaskan mekanisme remuknya material


Jawab :
Mekanisme remuknya material adalah Abrasion
(attrition) atau abrasi yaitu proses peremukan dengan energi
yang kecil atau gesekan pada permukaan bijih. Hal ini
menyebabkan terjadinya localized stressing dan remuknya
Jawaban Pertanyaan sebagian kecil area sehingga menghasilkan distribusi
Crushing ukuran partikel yang halus. Compression (cleavage) atau
1.Jelaskan istilah gape, setting dan angle of nip ! tekanan yaitu peremukan dengan energi yang cukup
Jawab : sehingga menghasilkan ukuran yang tidak jauh dengan
Gape merupakan jarak mendatar pada mulut jaw ukuran umpan. Impact (shatter) atau benturan yaitu
crusher yang diukur pada bagian mulut jaw crusher dimana benturan atau peremukan suatu bijih dengan energi yang
umpan yang dimasukkan bersinggungan dengan mulut jaw besar sehigga bijih remuk dan menghasilkan ukuran produk
crusher. Bagian mulut jaw crusher yang berfungsi sebagai yang beragam.
tempat penerimaan umpan biasa disebut mouth.
Setting merupakan bagian dari jaw crusher yang Grinding
mengatur agar lubang ukuran sesuai dengan yang 2.Kenapa penggunaan bijih pada pengolahan bahan galian
dikehendaki. umumnya dilakukan dengan cara basah?
Angle of nip merupakan sudut yang dibentuk antara Jawab :
dua permukaan dari jaw plate pada jaw crusher. Sedangkan Penggunaan bijih pada pengolahan bahan galian
pada roll crusher, angle of nip adalah sudut yang dibentuk umumnya dilakukan dengan cara basah karena:
dari tangen pada permukaan roll pada titik kontak dengan  kemungkinan proses selanjutnya memerlukan kondisi
partikel yang akan diremuk. feed yang basah.
 Cara basah biasanya memerlukan energi yang lebih
2.Jelaskan apa yang dimaksud dengan reduction ratio, sedikit dibandingkan kering
limiting reduction ratio, reduction ratio 80%. Apakah  Lingkungan dari proses grinding pada kondisi basah
faktpr-faktor yang mempengaruhi besarnya reduction ratio biasanya lebih bersih dibandingkan kondisi kering
hasil peremukan sehingga tidak diperlukan alat untuk mengumpulkan
Jawab : debu.
Reduction Ratio merupakan perbandingan ukuran  Pada kondisi kering, material harus benar-benar kering
ayakan yang meloloskan sejumlah umpan dengan ukuran sehingga diperlukan proses pengeringan sebelum
ayakan yang meloloskan sejumlah hasil peremukan. penggerusan.
Limiting Reduction Ratio adalah perbandingan ukuran
ayakan terbesar yang dapat dilakukan untuk meloloskan 3.Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi keausan bola
umpan dengan ukuran ayakan terbesar untuk meloloskan pelapis(liner) pada Ball Mill!
hasil peremukan. Reduction Ratio 80% adalah Jawab:
perbandingan ukuran ayakan yang meloloskan 80% umpan Faktor yang memengaruhi keausan bola pelapis
(liner) pada ball mill yaitu gaya gesek yang terjadi pada alat
ketika proses penggerusan itu sendiri sedang berlangsung.
Hal ini akan menyebabkan bola pelapis (liner) pada ball
mill akan menjadi aus.

4.Jelaskan apa yang dimaksud dengan kecepatan kritis dan


turunkan persamaannya
Jawab :
Kecepatan kritis merupakan batas kecepatan dimana
jika kecepatannya terus bertambah akan menyebabkan bola
gerus “menempel” pada liner.
Persamaannya :
42.3
𝑁𝑐 =
√𝐷𝑚
Dm = diameter dalam dari mill (m)
Nc = kecepatan kritis (rpm)

5.Jelaskan tiga hubungan putaran mill dengan aksi


penggerusan
Jawab :
Hubungan putaran mill dengan aksi penggerusan
adalah dalam proses grinding, terdapat 3 gaya yang
menyebabkan partikel di dalam menjadi halus. Pada saat
mill berputar, maka akan terjadi shear dan attrition karena
adanya pergerakan bola di dalam silinder yang menggesek
partikel dengan dinding silinder, lalu ketika bola jatuh di
dalam silinder, akan terjadi impact yang menyebabkan
penggerusan di dalam silinder.

Anda mungkin juga menyukai