Modul 8
Modul 8
Abstrak – Praktikum Modul VIII– Praktikum Flotasi Mineral Sulfida bertujuan untuk menentukan pH kritis dari praktikum ini
dan menentukan recovery tiap pH yaitu saat pH 6, 8, 9, dan 11. Praktikum Flotasi Mineral Sulfida diawali dengan menyiapkan
sampel yang akan diflotasi dalam bentuk pulp. Sampel yang digunakan adalah Pb-Cu-Zn. Kemudian menambahkan reagen
collector, frother dan modifier ke dalam pulp yang diletakkan pada sel flotasi.. Lalu mengamati proses konsentrasi yang terjadi.
Hasil konsentrasi berupa konsentrat dan tailing dikeringkan untuk kemudian dianalisa. Dari hasil praktikum tersebut
didapatkan hasil recovery kumulatif saat pH 6 adalah 60,763 %, recovery kumulatif saat pH 8 adalah 53,913%, recovery
kumulatif saat pH adalah 70,750%, dan recovery kumulatif saat pH 11 adalah 55,463%. Karena saat pH 9 didapatkan recovery
terbesar sehingga pH kritis dari proses flotasi Pb-Cu-Zn ini adalah pH 9.
A. Tinjauan Pustaka
Konsentrasi adalah salah satu tahap operasi dalam Berikut adalah jenis-jenis sel flotasi dan ciri-cirinya,
pengolahan bahan galian yang bertujuan untuk jenis sel flotasi dibagi menjadi 3 yaitu :
meningkatkan kadar mineral/logam dari bahan galian • Sel flotasi mekanikal, cirinya adalah terdapat impeller,
tersebut. Beberapa proses konsentrasi adalah konsentrasi umumnya mempunyai baffle, udara masuk ke daerah
gravitasi, konsentrasi magnetik, konsentrasi elektrostatik, impeller melalui impeller shaft, dan paling banyak
dan konsentrasi flotasi. digunakan dalam proses flotasi mineral-mineral
Flotasi salah satu proses konsentrasi berdasarkan logam.
sifat kimia permukaan partikel mineral dalam suatu • Sel flotasi pneumatic, cirinya adalah pencampuran
pelarutan. Flotasi dapat diterapkan pada bijih dengan kadar udara dan pulp terjadi dalam pipa semprot atau nozzle,
rendah dan membutuhkan ukuran partikel yang halus hasil tidak ada impeller dan bekerja dengan mengompres
penggerusan. Pemisahan dilakukan dengan mengapungkan udara untuk agitasi.
salah satu mineral ke permukaan pulp. Sifat permukaan • Sel flotasi kolom, cirinya adalah tidak ada impeller di
mineral dibagi menjadi dua yaitu hydrophobic dan dalam sel, aliran gelembung udara dapat co-current
hydrophilic. Hydrophobic adalah sifat permukaan dari atau counter-current terhadap partikel mineral.
partikel yang cenderung tidak menempel pada udara).
Sedangkan, hydrophilic adalah sifat permukaan dari
partikel yang menyukai air (cenderung mengendap). Oleh
karena tidak semua mineral dapat mengapung dan
mengendap dengan sendirinya, digunakan reagen-reagen
untuk mengondisikan agar kedua hal diatas terjadi.
Syarat-syarat agar proses flotasi terjadi antara lain
ukuran partikel yang harus cukup kecil yaitu selang ukuran
optimum 10µm- 70µm, gelembung udara berukuran cukup
untuk mengangkat partikel mineral, sifat-sifat fisik partikel-
hydrophobic dan hydrophilic, dan harus tercipta suasana
Gambar 1. Flotasi
hidrodinamika tertentu yang memungkinkan terjadinya
Tahapan flotasi:
perlekatan mineral tertentu pada gelembung udara. Suatu
1. Conditioning
alat flotasi harus :
Conditioning adalah tahapan dari flotasi dimana
• Mempertahankan suspensi seluruh partikel dan permukaan mineral yang berada di permukaan pulp
seluruh partikel dapat memasuki mesin. diolah dengan reagen kimia sedemikian rupa sehingga
• Menjamin seluruh partikel dapat memasuki mesin apabila diberi udara maka mineral tertentu akan
sehingga memiliki kesempatan untuk terflotasi. mengapung dan mineral lainnya akan tenggelam agar
• Mendispersikan gelembung udara melalui pulp proses flotasi berlangsung dengan baik. Mekanisme
(campuran mineral dengan air). pada proses conditioning yaitu
• Menyebabkan adanya tabrakan antara gelembung a. Pengadukan
udara dengan partikel hydrophobic sehingga partikel • Reagen terdispersi ke seluruh pulp secara merata
terbawa bersama gelembung udara ke permukaan. • Kontak berulang-ulang antara molekul-molekul
• Menyediakan region pulp yang tidak bergerak secepat reagen dengan partikel berlangsung baik. Waktu
mungkin dibawah lapisan buih yang terbentuk. yang diperlukan disebut dengan waktu
• Menyediakan kedalaman yang cukup pada lapisan conditioning pada percobaan ±2menit
buih yang terdapat partikel mineralnya untuk dapat 2. Aerasi
dialirkan. Proses aerasi adalah proses memasukkan udara ke dalam
pulp yang telah mengalami conditioning, sehingga
timbul gelembung-gelembung udara pada pulp. Pada sebaliknya pada ukuran yang kecil, partikel lebih
proses aerasi, partikel hidrofobik akan menempel pada ringan sehingga cenderung mengapung.
gelembung udara kemudian naik ke atas dan keluar 2. Waktu conditioning dan waktu flotasi,
bersama-sama. Gelembung udara akan pecah. Partikel 3. Persen solid, merupakan faktor yang perlu
yang bersifat hidrofilik akan tetap tenggelam dan diperhatikan. Persen solid yang tinggi akan
menjadi endapan sehingga dapat dipisahkan antara meningkatkan recovery namun menurunkan nilai
apungan dan endapan. ekonomis. Saat bijih relatif halus, flotasi dilakukan
pada persen solid yang rendah sekitar 15-30%.
Proses perlekatan partikel pada gelembung udara 4. Pengaruh pH, alkalinitas pulp sangat berperan
dibagi dalam tiga tahap. Pertama partikel gelembung udara penting karena kesetimbangan kolektor dan pH
saling mendekati, menghasilkan suatu lapisan tipis sangat menentukan keberhasilan flotasi.
diantaranya. Di daerah ini partikel bergerak menurut hukum
hidrodinamika. Selanjutnya tahapan penipisan lapisan tipis
air tersebut. Daerah ini disebut lapis diffusion bonding.
Selanjutnya yaitu tahapan hilangnya lapis tipis air. Gerakan
partikel dikendalikan oleh gaya interaksi lapis rangkap dan
gaya interaksi molekul. Perlekatan diawali dengan
terbentuknya kontak tiga fasa yang dengan cepat meluas.
Agar proses flotasi dapat berjalan dengan baik dan
efisien, diperlukan reagen kimia. Beberapa reagen yang
Gambar 2. Kontak Tiga Fasa Padat-Air-Udara
diperlukan dalam proses flotasi adalah :
• Collector, Collector adalah reagen yang berfungsi Dalam keadaan setimbang, berlaku hubungan sebagai
untuk mengubah partikel suka air (hidrofil) menjadi berikut.
partikel suka udara (hidrofob). Reagen ini bekerja 𝛾𝑝𝑢 − 𝛾𝑝𝑎
dengan memanfaatkan sifat kepolaran permukaan 𝑐𝑜𝑠𝜃 =
𝛾𝑢𝑎
partikel yang akan menyebabkan partikel tersebut Dengan, 𝛾𝑝𝑢 = Tegangan antarmuka padat-udara
mudah menempel ke gelembung udara. Contoh 𝛾𝑝𝑎 = Tegangan antarmuka padat-air
kolektor untuk mineral sulfida adalah Xanthate, dan
𝛾𝑢𝑎 = Tegangan antarmuka udara-air
Dithiophosphate. Sedangkan untuk mineral non
𝜃 = Sudut kontak
sulfida adalah Fatty acid jenuh dan tidak jenuh.
Sedangkan kolektor yang dipakai pada percobaan kali
B. Data Percobaan
ini adalah minyak diesel (diesel oil).
Tabel 1. Berat Konsentrat, Tailing dan Umpan Flotasi
• Frother, yaitu reagen kimia yang digunakan untuk
Mineral Pb-Cu-Zn dengan Variasi pH
menurunkan tegangan permukaan dari air sehingga
Produk pH 6 pH 8 pH 9 pH 11
membentuk gelembung yang relatif lebih stabil.
Adapun beberapa cara frother menstabilkan Konsentrat 1 23,43 21,34 22,21 26,67
gelembung yaitu mendispersikan gelembung udara di Konsentrat 2 25,48 27,98 37,83 21,12
dalam lumpur dan mengontrol karakteristik buih. Konsentrat 3 47,18 54,03 23,12 48,08
• Modifier, yaitu reagen yang digunakan untuk Konsentrat 4 55,58 59,98 55,12 52,09
mengatur kondisi lingkungan di dalam sel flotasi. Total berat
151,67 163,33 138,28 147,96
konsentrat
Modifier terdiri dari :
Tailing 68,33 56,67 81,72 72,04
• Pengontrol pH, sesuai namanya, berfungsi untuk
Umpan 220 220 220 220
mengontrol pH pulp agar didapatkan kondisi
yang optimal untuk dapat dilakukan flotasi.
Tabel 2. Hasil XRF
Beberapa jenis pengontrol pH adalah lime (CaO),
soda abu (Na2SO3), dan caustic (NaOH) Produk pH 6 pH 8 pH 9 pH 11
• Activator, yaitu senyawa kimia yang berfungsi Pb-Cu-Zn dalam
21,22 20,05 21,32 21,11
agar kolektor mempunyai selektivitas tinggi dan Konsentrat 1
memperbesar daya adsorpsi Pb-Cu-Zn dalam
11,39 8,32 14,21 11,03
• Depressant, merupakan senyawa kimia yang Konsentrat 2
mengurangi adsorpsi kolektor Pb-Cu-Zn dalam
8,89 7,78 11,54 7,34
• Dispersant, yaitu senyawa kimia yang Konsentrat 3
membebaskan permukaan mineral dari partikel Pb-Cu-Zn dalam
7,11 6,98 9,53 4,89
halus (slime). Konsentrat 4
Faktor-faktor operasi yang berpengaruh pada proses flotasi Jumlah Pb-Cu-Zn
48,61 43,13 56,6 44,37
dalam konsentrat
adalah sebagai berikut :
Jumlah Pb-Cu-Zn
1. Ukuran partikel, adalah faktor yang berhubungan
dalam umpan 80 80 80 80
dengan massa partikel, semakin besar ukuran awal
partikel maka diseprsi reagen tidak merata,
C. Pengolahan Data Percobaan Tabel 3. Persen Berat Konsentrat
1. Diagram Alir Percobaan pH
Produk
Sampel Pb-Cu-Zn digerus sedemikian rupa sampai 6 8 9 11
ukuran minimum -65 mesh Konsentrat
10,650% 9,700% 10,095% 12,123%
1
Konsentrat
11,582% 12,718% 17,195% 9,600%
Sel flotasi disiapkan 2
Konsentrat
21,445% 24,559% 10,509% 21,855%
3
Sel flotasi diisi dengan pulp yaitu campuran umpan Pb- Konsentrat
25,264% 27,264% 25,055% 23,677%
Cu-Zn sebanyak 220 gram dengan air. 4
H. Lampiran
1. Dokumentasi Praktikum
Gambar 9. Pulp di Sel Flotasi Gambar 13. Proses Penampungan Konsentrat Hasil Flotasi
2. Flotasi di Industri