Anda di halaman 1dari 7

Laporan Modul VIII, MG3017

Flotasi Mineral Sulfida


Putu Yukie Peramesti A (12116003) / Kelompok 10 / Kamis, 14 Maret 2019
Asisten : Muhammad Hafidavi Fahrezy (12515074)

Abstrak – Praktikum Modul VIII– Praktikum Flotasi Mineral Sulfida bertujuan untuk menentukan pH kritis dari praktikum ini
dan menentukan recovery tiap pH yaitu saat pH 6, 8, 9, dan 11. Praktikum Flotasi Mineral Sulfida diawali dengan menyiapkan
sampel yang akan diflotasi dalam bentuk pulp. Sampel yang digunakan adalah Pb-Cu-Zn. Kemudian menambahkan reagen
collector, frother dan modifier ke dalam pulp yang diletakkan pada sel flotasi.. Lalu mengamati proses konsentrasi yang terjadi.
Hasil konsentrasi berupa konsentrat dan tailing dikeringkan untuk kemudian dianalisa. Dari hasil praktikum tersebut
didapatkan hasil recovery kumulatif saat pH 6 adalah 60,763 %, recovery kumulatif saat pH 8 adalah 53,913%, recovery
kumulatif saat pH adalah 70,750%, dan recovery kumulatif saat pH 11 adalah 55,463%. Karena saat pH 9 didapatkan recovery
terbesar sehingga pH kritis dari proses flotasi Pb-Cu-Zn ini adalah pH 9.

A. Tinjauan Pustaka
Konsentrasi adalah salah satu tahap operasi dalam Berikut adalah jenis-jenis sel flotasi dan ciri-cirinya,
pengolahan bahan galian yang bertujuan untuk jenis sel flotasi dibagi menjadi 3 yaitu :
meningkatkan kadar mineral/logam dari bahan galian • Sel flotasi mekanikal, cirinya adalah terdapat impeller,
tersebut. Beberapa proses konsentrasi adalah konsentrasi umumnya mempunyai baffle, udara masuk ke daerah
gravitasi, konsentrasi magnetik, konsentrasi elektrostatik, impeller melalui impeller shaft, dan paling banyak
dan konsentrasi flotasi. digunakan dalam proses flotasi mineral-mineral
Flotasi salah satu proses konsentrasi berdasarkan logam.
sifat kimia permukaan partikel mineral dalam suatu • Sel flotasi pneumatic, cirinya adalah pencampuran
pelarutan. Flotasi dapat diterapkan pada bijih dengan kadar udara dan pulp terjadi dalam pipa semprot atau nozzle,
rendah dan membutuhkan ukuran partikel yang halus hasil tidak ada impeller dan bekerja dengan mengompres
penggerusan. Pemisahan dilakukan dengan mengapungkan udara untuk agitasi.
salah satu mineral ke permukaan pulp. Sifat permukaan • Sel flotasi kolom, cirinya adalah tidak ada impeller di
mineral dibagi menjadi dua yaitu hydrophobic dan dalam sel, aliran gelembung udara dapat co-current
hydrophilic. Hydrophobic adalah sifat permukaan dari atau counter-current terhadap partikel mineral.
partikel yang cenderung tidak menempel pada udara).
Sedangkan, hydrophilic adalah sifat permukaan dari
partikel yang menyukai air (cenderung mengendap). Oleh
karena tidak semua mineral dapat mengapung dan
mengendap dengan sendirinya, digunakan reagen-reagen
untuk mengondisikan agar kedua hal diatas terjadi.
Syarat-syarat agar proses flotasi terjadi antara lain
ukuran partikel yang harus cukup kecil yaitu selang ukuran
optimum 10µm- 70µm, gelembung udara berukuran cukup
untuk mengangkat partikel mineral, sifat-sifat fisik partikel-
hydrophobic dan hydrophilic, dan harus tercipta suasana
Gambar 1. Flotasi
hidrodinamika tertentu yang memungkinkan terjadinya
Tahapan flotasi:
perlekatan mineral tertentu pada gelembung udara. Suatu
1. Conditioning
alat flotasi harus :
Conditioning adalah tahapan dari flotasi dimana
• Mempertahankan suspensi seluruh partikel dan permukaan mineral yang berada di permukaan pulp
seluruh partikel dapat memasuki mesin. diolah dengan reagen kimia sedemikian rupa sehingga
• Menjamin seluruh partikel dapat memasuki mesin apabila diberi udara maka mineral tertentu akan
sehingga memiliki kesempatan untuk terflotasi. mengapung dan mineral lainnya akan tenggelam agar
• Mendispersikan gelembung udara melalui pulp proses flotasi berlangsung dengan baik. Mekanisme
(campuran mineral dengan air). pada proses conditioning yaitu
• Menyebabkan adanya tabrakan antara gelembung a. Pengadukan
udara dengan partikel hydrophobic sehingga partikel • Reagen terdispersi ke seluruh pulp secara merata
terbawa bersama gelembung udara ke permukaan. • Kontak berulang-ulang antara molekul-molekul
• Menyediakan region pulp yang tidak bergerak secepat reagen dengan partikel berlangsung baik. Waktu
mungkin dibawah lapisan buih yang terbentuk. yang diperlukan disebut dengan waktu
• Menyediakan kedalaman yang cukup pada lapisan conditioning pada percobaan ±2menit
buih yang terdapat partikel mineralnya untuk dapat 2. Aerasi
dialirkan. Proses aerasi adalah proses memasukkan udara ke dalam
pulp yang telah mengalami conditioning, sehingga
timbul gelembung-gelembung udara pada pulp. Pada sebaliknya pada ukuran yang kecil, partikel lebih
proses aerasi, partikel hidrofobik akan menempel pada ringan sehingga cenderung mengapung.
gelembung udara kemudian naik ke atas dan keluar 2. Waktu conditioning dan waktu flotasi,
bersama-sama. Gelembung udara akan pecah. Partikel 3. Persen solid, merupakan faktor yang perlu
yang bersifat hidrofilik akan tetap tenggelam dan diperhatikan. Persen solid yang tinggi akan
menjadi endapan sehingga dapat dipisahkan antara meningkatkan recovery namun menurunkan nilai
apungan dan endapan. ekonomis. Saat bijih relatif halus, flotasi dilakukan
pada persen solid yang rendah sekitar 15-30%.
Proses perlekatan partikel pada gelembung udara 4. Pengaruh pH, alkalinitas pulp sangat berperan
dibagi dalam tiga tahap. Pertama partikel gelembung udara penting karena kesetimbangan kolektor dan pH
saling mendekati, menghasilkan suatu lapisan tipis sangat menentukan keberhasilan flotasi.
diantaranya. Di daerah ini partikel bergerak menurut hukum
hidrodinamika. Selanjutnya tahapan penipisan lapisan tipis
air tersebut. Daerah ini disebut lapis diffusion bonding.
Selanjutnya yaitu tahapan hilangnya lapis tipis air. Gerakan
partikel dikendalikan oleh gaya interaksi lapis rangkap dan
gaya interaksi molekul. Perlekatan diawali dengan
terbentuknya kontak tiga fasa yang dengan cepat meluas.
Agar proses flotasi dapat berjalan dengan baik dan
efisien, diperlukan reagen kimia. Beberapa reagen yang
Gambar 2. Kontak Tiga Fasa Padat-Air-Udara
diperlukan dalam proses flotasi adalah :
• Collector, Collector adalah reagen yang berfungsi Dalam keadaan setimbang, berlaku hubungan sebagai
untuk mengubah partikel suka air (hidrofil) menjadi berikut.
partikel suka udara (hidrofob). Reagen ini bekerja 𝛾𝑝𝑢 − 𝛾𝑝𝑎
dengan memanfaatkan sifat kepolaran permukaan 𝑐𝑜𝑠𝜃 =
𝛾𝑢𝑎
partikel yang akan menyebabkan partikel tersebut Dengan, 𝛾𝑝𝑢 = Tegangan antarmuka padat-udara
mudah menempel ke gelembung udara. Contoh 𝛾𝑝𝑎 = Tegangan antarmuka padat-air
kolektor untuk mineral sulfida adalah Xanthate, dan
𝛾𝑢𝑎 = Tegangan antarmuka udara-air
Dithiophosphate. Sedangkan untuk mineral non
𝜃 = Sudut kontak
sulfida adalah Fatty acid jenuh dan tidak jenuh.
Sedangkan kolektor yang dipakai pada percobaan kali
B. Data Percobaan
ini adalah minyak diesel (diesel oil).
Tabel 1. Berat Konsentrat, Tailing dan Umpan Flotasi
• Frother, yaitu reagen kimia yang digunakan untuk
Mineral Pb-Cu-Zn dengan Variasi pH
menurunkan tegangan permukaan dari air sehingga
Produk pH 6 pH 8 pH 9 pH 11
membentuk gelembung yang relatif lebih stabil.
Adapun beberapa cara frother menstabilkan Konsentrat 1 23,43 21,34 22,21 26,67
gelembung yaitu mendispersikan gelembung udara di Konsentrat 2 25,48 27,98 37,83 21,12
dalam lumpur dan mengontrol karakteristik buih. Konsentrat 3 47,18 54,03 23,12 48,08
• Modifier, yaitu reagen yang digunakan untuk Konsentrat 4 55,58 59,98 55,12 52,09
mengatur kondisi lingkungan di dalam sel flotasi. Total berat
151,67 163,33 138,28 147,96
konsentrat
Modifier terdiri dari :
Tailing 68,33 56,67 81,72 72,04
• Pengontrol pH, sesuai namanya, berfungsi untuk
Umpan 220 220 220 220
mengontrol pH pulp agar didapatkan kondisi
yang optimal untuk dapat dilakukan flotasi.
Tabel 2. Hasil XRF
Beberapa jenis pengontrol pH adalah lime (CaO),
soda abu (Na2SO3), dan caustic (NaOH) Produk pH 6 pH 8 pH 9 pH 11
• Activator, yaitu senyawa kimia yang berfungsi Pb-Cu-Zn dalam
21,22 20,05 21,32 21,11
agar kolektor mempunyai selektivitas tinggi dan Konsentrat 1
memperbesar daya adsorpsi Pb-Cu-Zn dalam
11,39 8,32 14,21 11,03
• Depressant, merupakan senyawa kimia yang Konsentrat 2
mengurangi adsorpsi kolektor Pb-Cu-Zn dalam
8,89 7,78 11,54 7,34
• Dispersant, yaitu senyawa kimia yang Konsentrat 3
membebaskan permukaan mineral dari partikel Pb-Cu-Zn dalam
7,11 6,98 9,53 4,89
halus (slime). Konsentrat 4
Faktor-faktor operasi yang berpengaruh pada proses flotasi Jumlah Pb-Cu-Zn
48,61 43,13 56,6 44,37
dalam konsentrat
adalah sebagai berikut :
Jumlah Pb-Cu-Zn
1. Ukuran partikel, adalah faktor yang berhubungan
dalam umpan 80 80 80 80
dengan massa partikel, semakin besar ukuran awal
partikel maka diseprsi reagen tidak merata,
C. Pengolahan Data Percobaan Tabel 3. Persen Berat Konsentrat
1. Diagram Alir Percobaan pH
Produk
Sampel Pb-Cu-Zn digerus sedemikian rupa sampai 6 8 9 11
ukuran minimum -65 mesh Konsentrat
10,650% 9,700% 10,095% 12,123%
1
Konsentrat
11,582% 12,718% 17,195% 9,600%
Sel flotasi disiapkan 2
Konsentrat
21,445% 24,559% 10,509% 21,855%
3
Sel flotasi diisi dengan pulp yaitu campuran umpan Pb- Konsentrat
25,264% 27,264% 25,055% 23,677%
Cu-Zn sebanyak 220 gram dengan air. 4

Mesin flotasi dihidupkan dan diatur speed-nya.

pH diatur dengan menambahkan NaOH sedemikian


sehingga umpan dengan pH 6, 8, 9 dan 11

Ditambahkan collector Xanthate beberapa tetes,


kemudian di contioning selama 2 menit

Ditambahkan frother Dowfroth beberapa tetes, Gambar 4. Persen Berat Konsentrat


kemudian di contioning selama 2 menit
b. Persen berat Pb-Cu-Zn dalam konsentrat
%𝑤 𝑃𝑏 − 𝐶𝑢 − 𝑍𝑛 𝑑𝑖 𝐶
Kran udara dibuka dan apungan ditampung selama 2 𝑤 𝑃𝑏𝐶𝑢𝑍𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑡
menit dan segera ditutup keran udara = 𝑥 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑡
21,22 𝑔𝑟𝑎𝑚
%𝑤 𝑃𝑏 − 𝐶𝑢 − 𝑍𝑛 𝑑𝑖 𝐶 = 𝑥 100%
48,61 𝑔𝑟𝑎𝑚
Konsentrat dan tailing dikeringkan, kemudian
%𝑤 𝑃𝑏 − 𝐶𝑢 − 𝑍𝑛 𝑑𝑖 𝐶 = 43,654%
ditimbang dan dicatat dalam tabel hasil percobaan.
Tabel 4. Persen Berat Pb-Cu-Zn dalam Konsentrat
Analisis dilakukan dengan mencari persen berat dan pH
Produk
recovery untuk tiap pH. 6 8 9 11
Gambar 3. Diagram Alir Percobaan Konsentrat
43,654% 46,487% 37,668% 47,577%
1
2. Rumus-Rumus Dasar Percobaan Konsentrat
23,431% 19,291% 25,106% 24,859%
a. Persen berat konsentrat 2
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑡 Konsentrat
18,288% 18,038% 20,389% 16,543%
%𝑤 𝑑𝑖 𝐶 = 𝑥 100% 3
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛 Konsentrat
b. Persen berat Pb-Cu-Zn dalam konsentrat 14,627% 16,184% 16,837% 11,021%
4
%𝑤 𝑃𝑏 − 𝐶𝑢 − 𝑍𝑛 𝑑𝑖 𝐶
𝑤 𝑃𝑏𝐶𝑢𝑍𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑡
= 𝑥 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑡
c. Persen Recovery Pb-Cu-Zn
𝑤 𝑃𝑏𝐶𝑢𝑍𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑡
𝑅= 𝑥 100%
𝑤 𝑃𝑏𝐶𝑢𝑍𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛 𝑎𝑤𝑎𝑙

3. Hasil Pengolahan Data Percobaan


a. Persen berat konsentrat
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑡
%𝑤 𝑑𝑖 𝐶 = 𝑥 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛
23,43 𝑔𝑟𝑎𝑚
%𝑤 𝑑𝑖 𝐶 = 𝑥 100%
220 𝑔𝑟𝑎𝑚
%𝑤 𝑑𝑖 𝐶 = 10,650%
Gambar 5. Persen Berat Pb-Cu-Zn dalam Konsentrat
c. Persen Recovery Pb-Cu-Zn D. Analisis Hasil Percobaan
𝑤 𝑃𝑏𝐶𝑢𝑍𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑡 Dari hasil praktikum Modul VIII Flotasi Mineral
𝑅= 𝑥 100%
𝑤 𝑃𝑏𝐶𝑢𝑍𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛 𝑎𝑤𝑎𝑙 Sulfida ini didapatkan berat konsentrat, tailing dan umpan
21,22 𝑔𝑟𝑎𝑚 flotasi mineral Pb-Cu-Zn dengan variasi pH serta hasil
𝑅= 𝑥 100% = 26,525 %
80 𝑔𝑟𝑎𝑚 XRF. Setelah itu dilakukan perhitungan persen berat
konsentrat, persen berat Pb-Cu-Zn dalam konsentrat, persen
Tabel 5. Persen Recovery Pb-Cu-Zn recovery Pb-Cu-Zn dan persen recovery kumulatif.
pH Perolehan atau recovery berbeda-beda karena pulp dengan
Produk
6 8 9 11 pH yang berbeda-beda. Recovery untuk produk konsentrat
Konsentrat 1, 2, 3, 4 di pH 6 adalah 26,525%, 14,238%, 11,113%, dan
26,525% 25,063% 26,650% 26,388% 8,888%. Recovery untuk produk konsentrat 1, 2, 3, 4 di pH
1
konsentrat 8 adalah 25,063%, 10,400%, 9,725%, dan 8,725%.
14,238% 10,400% 17,763% 13,788%
2 Recovery untuk produk konsentrat 1, 2, 3, 4 di pH 9 adalah
Konsentrat 26,650%, 17,763%, 14,425%, dan 11,913%. Recovery
11,113% 9,725% 14,425% 9,175%
3 untuk produk konsentrat 1, 2, 3, 4 di pH 11 adalah 26,388%,
Konsentrat
8,888% 8,725% 11,913% 6,113% 13,788%, 9,175%, dan 6,113%. Setelah dilakukan
4
perhitungan kumulatif, didapatkan recovery 60,763 % saat
pH 6, 53,913% saat pH 8, 70,750% saat pH 9, dan 55,463%
saat pH 11. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pH kritis
yaitu 9.
pH larutan dikatakan pH kritis ketika pada pH
tersebut menghasilkan nilai recovery yang paling tinggi.
Dapat dilihat pada Gambar 6 bahwa %-recovery Pb-Cu-Zn
relatif mencapai titik optimum ketika berada pada suasana
pH 9. Pada Gambar 7 pun dapat dilihat bahwa %-recovery
kumulatif Pb-Cu-Zn mencapai titik optimum yaitu 70,750%
pada suasana pH 9. Hal ini menunjukkan bahwa proses
flotasi akan memberikan hasil paling optimum untuk
mineral Pb-Cu-Zn pada saat pH larutan 9.
Collector adalah reagen yang berfungsi untuk
Gambar 6. Persen Recovery Pb-Cu-Zn mengubah partikel suka air (hidrofil) menjadi partikel suka
udara (hidrofob). Reagen ini bekerja dengan memanfaatkan
d. Persen Recovery Kumulatif Pb-Cu-Zn sifat kepolaran permukaan partikel yang akan menyebabkan
𝑅 𝑘𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 = 𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3 + 𝑅4 partikel tersebut mudah menempel ke gelembung udara.
𝑅 𝑘𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 = 26,525 % + 14,238% Collector menjadi faktor pengaruh proses flotasi. Collector
+ 11,113% + 8,888 % harus memiliki sifat selektif, yang berarti collector jangan
𝑅 𝑘𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 = 60,763 % sampai mengubah partikel yang tidak diinginkan untuk
berubah. Artinya, jumlah collector yang diberikan harus
Tabel 6. Persen Recovery Kumulatif Pb-Cu-Zn optimum.
pH %-Recovery Pb-Cu-Zn Faktor-faktor yang mempengaruhi proses flotasi,
6 60,763% antara lain ukuran partikel, persen solid, derajat oksidasi,
pH, reagen flotasi, kecepatan impeller, dan laju aliran udara.
8 53,913%
Jika ukuran partikel terlalu besar, maka densitasnya akan
9 70,750% lebih besar dari densitas air sehingga sulit untuk menempel
11 55,463% dan terangkat dengan gelembung udara. Sedangkan ukuran
butir partikel yang terlalu kecil pula akan menimbulkan
slime yang akan mengganggu proses flotasi. Faktor
selanjutnya yaitu %-solid. Jika %-solid terlalu besar maka
material yang ingin dipisahkan tersebut akan sulit untuk
mengapung. Namun jika terlalu kecil maka kemungkinan
material yang tidak ingin diapungkan akan ikut terapung.
pH juga dapat memengaruhi proses flotasi. Pengaturan pH
diperlukan agar reagen-reagen flotasi lainnya bisa bekerja
dengan baik. Sehingga diperlukan reagen modifier yaitu pH
regulator. Reagen flotasi yang ditambahkan ke pulp yang
akan diflotasi secukupnya agar proses flotasi berjalan
dengan lancar. Reagen-reagen flotasi yang dimaksud adalah
Gambar 7. Persen Recovery Kumulatif Pb-Cu-Zn collector, frother dan modifier. Terlalu banyak atau sedikit
reagen yang ditambahkan akan menghambat proses flotasi.
Faktor selanjutnya adalah kecepatan impeller. Deformasi - Froth Separator
ukuran gelembung udara meningkat ketika bergerak secara Slurries memiliki ukuran 1 mm-50 µm. Prinsipnya
turbulen. Semakin tinggi kecepatan impeller maka semakin dengan pemisahan feed dan slurry di dalam froth
tinggi pula kecepatan turbulen suspensi yang berada di blanket.
dekat gelembung udara, sehingga dihasilkan gelembung - Column Flotation
udara berukuran kecil. Sehingga mineral atau partikel yang Flotasi dilakukan didalam sebuah kolom. Conditioning
akan diflotasi mudah lepas dari gelembung udara. Namun dilakukan di luar sel. Tidak ada bagian yang bergerak
jika kecepatan impeller terlalu kecil maka tidak ada partikel pada flotasi kolom ini. Udara dihembuskan dari bawah.
yang menempel di gelembung udara. Secara teori, ukuran - Cascade Cell
gelembung udara meningkat pada saat kecepatan aliran Udara masuk karena jatuhnya mineral
udara yang masuk ke dalam sel flotasi yang ditingkatkan.
Di industri terdapat beberapa masalah yang 5. Apa yang dimaksud zat surface aktif ?
seringkali timbul terkait proses flotasi seperti di industri Jawab :
batubara yaitu penghilangan sulfur yang sukar dilakukan Yang dimaksud Zat surface aktif adalah zat aktif
secara mekanis sehingga perlu menggunakan multipler permukaan yang mempunyai dua ujung yang berbeda yaitu
stage flotation, pemilihan reagen flotasi yang tidak tepat hidrofil (suka air) dan hidrofob (tidak suka air). Salah satu
untuk setiap jenis batubara akan menghalangi pencapaian macam dari zat aktif permukaan adalah surfaktan atau
hasil optimum, membersihkan permukaan batubara yang frother. Frother atau surfaktan berfungsi untuk menurunkan
mengandung slime yang tinggi sebelum flotasi dilakukan tegangan permukaan.
serta biaya dewatering dan thickening yang tinggi.
6. Jelaskan kenapa air murni tidak membentuk froth !
E. Jawaban Pertanyaan Jawab :
1. Apa tujuan Desliming pada umpan flotasi ? Alasan air murni tidak membentuk froth karena air
Jawab : murni berbeda dengan frother. Gelembung tidak dapat
Tujuan dari Desliming pada umpan flotasi adalah untuk dihasilkan pada air yang tidak ditambahkan frother. Pada air
memisahkan partikel halus dari mineral yang diflotasi. murni, tegangan permukaan masih tinggi sehingga
Desliming dilakukan agar proses flotasi dapat berjalan gelembung bersifat tidak stabil. Frother berfungsi untuk
secara efektif dan optimum karena slime sendiri dapat menurunkan tegangan permukaan sehingga gelembung
mengganggu jalannya proses flotasi apabila tidak yang dihasilkan dapat bersifat lebih stabil.
dipisahkan (dilakukan desliming).
7. Jelaskan mekanisme aksi pada proses flotasi !
2. Tuliskan persamaan kimia yang menunjukkan ionisasi Jawab :
Kalium Ethyl Xanthate kedalam air ! Mekanisme aksi pada proses flotasi
Jawab : a. Conditioning
Reaksi yang menunjukkan ionisasi potassium ethyl Conditioning merupakan tahapan dari flotasi dimana
xanthate di dalam air adalah sebagai berikut: permukaan mineral yang berada dalam pulp diolah
CH3CH2OCS2K + H2O→CH3CH2OCS2H + KOH dengan reagen kimia sedemikian rupa sehingga apabila
CH3CH2OCS2H → CS2 + CH3CH2OH diberi udara maka mineral tertentu akan mengapung dan
mineral lainnya akan tenggelam agar proses flotasi
3. Tuliskan tujuan conditioning pada umpan flotasi ! berlangsung dengan baik. Pada conditioning, feed akan
Jawab : diaduk agar reagen terdistribusi dengan merata dan agar
Conditioning pada umpan flotasi bertujuan agar partikel mineral memiliki waktu untuk berinteraksi
mengkondisikan umpan agar pada saat proses flotasi dapat dengan partikel reagen yang ditambahkan.
memisahkan mineral berharga dan pengotornya. Contoh b. Proses aerasi
dari conditioning adalah conditioning setelah penambahan Tahapan proses flotasi dengan memasukkan aliran udara
pengatur pH, collector, frother, atau depressant. ke dalam pulp yang telah mengalami conditioning
sehingga timbul gelembung-gelembung udara dalam
4. Tuliskan dan jelaskan macam-macam flotasi cell yang pulp. Pada proses aerasi ini partikel-partikel mineral
dipergunakaan dalam flotasi komersial ! yang bersifat hidrofobik (suka udara) akan menempel
Jawab : pada gelembung udara kemudian naik ke atas dan keluar
Macam-macam sel flotasi yang digunakan dalam flotasi bersama-sama
komersial:
- Mechanical, vertical (Agitation Cell) F. Kesimpulan
Shaft dan impeller terletak di tengah mesin, udara akan Kesimpulan dari praktikum modul VIII Flotasi
dimasukkan melaluai shaft dan didispersikan ke Mineral Sulfida ini adalah sebagai berikut.
permukaan melalui impeller. 1. pH kritis dari praktikum ini adalah 9.
- Pneumatic Cell 2. Recovery kumulatif saat pH 6 yaitu 60,763 %, saat pH
Tidak ada impeller dan bekerja dengan mengkompres 8 yaitu 53,913%, saat pH 9 yaitu 70,750%, dan
udara untuk agitasi atau “the pulp aerator”. 55,463% saat pH 11.
G. Daftar Pustaka
Barry A. Wills, Tim Napier-Munn. 2006. Mineral
Processing Technology: “An Introduction to the
Practical Aspects of Ore Treatment and Mineral
Recovery”. Australia : Elsevier Science &
Technology Books (Halaman 267 – 344)
Errol G. Kelly, David J. Spootiswood. 1982. Introduction to
Mineral Processing. Canada : John Wiley and Sons,
Inc. (Halaman 301 – 317)
nn. 2015. “Flotasi Batubara”. Diakses dari
https://dokumen.tips/documents/flotasi-
batubara.html pada tanggal 30 Maret 2019.
Sanwani, Edy. 2019. Handout Kuliah Pengolahan Bahan Gambar 11. Pencocokan di pH Indikator Universal
Galian MG3017 Bab IX. ITB: Bandung.

H. Lampiran
1. Dokumentasi Praktikum

Gambar 12. Collector Xanthate

Gambar 8. Penimbangan Sampel

Gambar 9. Pulp di Sel Flotasi Gambar 13. Proses Penampungan Konsentrat Hasil Flotasi

2. Flotasi di Industri

Gambar 14. Mesin yang Digunakan dalam Tahap Flotasi


Sumber : http://adhikurniawan.com
Gambar 10. Pemasangan Sel Flotasi

Anda mungkin juga menyukai