Anda di halaman 1dari 14

ANTIVIRUS

Virus :

 Parasit intraseluler obligat


 Tidak mempunyai dinding dan membran sel
 Tidak mengalamai metabolisme
 Mengandung satu jenis asam nukleat (RNA atau DNA saja)
 Biasanya suatu molekul tunggal
 Hanya berelipkasi dalam sel hidup (kerena fgs enzim tidak ada)

A. PENGOBATAN INFEKSI VIRUS RESPIRATORIUS


Amantadin
Rimantadin
Ribavirin

B. PENGOBATAN HERPES DAN INFEKSI SITOMEGALOVIRUS


Asiklovir Famsiklovir
Foskarnet Gansiklovir
Trifuridin Vidarabin

C. PENGOBATAN INFEKSI VIRUS DEVISIENSI IMUN MANUSIA (HIV)


Didadosin (ddl) Stavudin (d4T)
Zalcitabin (ddC) Zidovudin (AZT)

D. PENGOBATAN HEPATITIS, LEUKEMIA DAN SARKOMA KAPOSI


Interveron

PENGOBATAN INFEKSI VIRUS RESPIRATORIUS

Amantadin dan Rimantadin


Gejala klinis tampak lebih lambat, sementara sebagian besar partikel virus telah berkembang
Amantadin dan derivatnya rimantadin sama efektifnya dalam pengobatan infeksi influenza A.

Kerja :
Mekanisme kerja yang tepat belum diketahui
Bukti terakhir menunjukkan penghambatan terhadap protein membran matrik dari virus, yang
berfungsi sebagai saluran ion.
Saluran ion berfungsi untuk fusi beberapa membran virus dengan membran sel yang kemudian
membentuk endosom
Obat-obat ini juga dapat mengganggu pelepasan virion baru.

Farmakokinetik :
Absorbsi oral mudah
Amantadin tersebar ke seluruh tubuh dan mudah menembus SSP
Rimantadin tidak dapat semuanya melewati sawar otak (BBB)
Amantadin tidak lengkap dimetabolisme, dikeluarkan melalui urin
Rimantadin dimetabolisme sempurna oleh hati, metabolit dikeluarkan melalui ginjal.

ES.
Amantadin mempengaruhi SSP (insomnia, pusing, halusinasi dan kejang)
Rimantadin, reaksi terhadap SSP < amantadin
Kedua obat ini bersifat embriotoksik dan teratogenik terhadap tikus (hati-hati pada ibu hamil)

Ribavirin
Merupakan analog sintetik guanosin
Efektif pada virus RNA dan DNA

Kerja :
Diubah menjadi ribavirin trifosfat (RTP) yang aktif menghambat perkembangan mRNA virus
Indikasi : Untuk pengobatan bayi dan anak-anak yang terserang infeksi berat pada saluran nafas.

Farmakokinetik :
Efektif pemberian oral dan I.V., juga dapat diberikan dalam bentuk aerosol
Obat dan metabolitnya dikeluarkan melalui urin

ES. Peningkatan bilirubin, Bersifat teratogen (KI dengan orang hamil)

PENGOBATAN HERPES DAN INFEKSI SITOMEGALOVIRUS

Umumnya adalah analog purin atau pirimidin (kecuali foskarnet)


Bekerja menghambat sintesa DNA
Bekerja efektif pada masa infeksi, tidak efektif pada masa laten

Asiklovir
Banyak digunakan karena sangat efektif terhadap herpes

Kerja : Melumpuhkan kerja enzim DNA polimerase (timidin kinase) sehingga rantai DNA virus
menjadi prematur. Sitomegalovirus (CMV) resisten karena tidak mengandung timidin kinase

Farmakokinetik
Dapat diberikan IV, oral atau topikal (efektivitas masih diragukan)
Obat tersebar ke seluruh tubuh, termasuk ke dalam cairan cerebrospinal.
Ekskresi melalui ginjal (tertumpuk pada kelainan ginjal)

ES.
Pemberian topikal ====== Iritasi lokal
Pemberian oral ====== sakit kepala, diare, mual dan muntah
Pemberian IV ====== gangguan fungsi ginjal

Gansiklovir (DHPG)
Kerja : Menghambat DNA polimerase, sehingga menahan perpanjangan rantai

Farmakokinetik
Diberikan IV, tersebar ke seluruh tubuh, termasuk cerebrospinal
Ekskresi melalui ginjal, menumpuk pada pasien gangguan fungsi ginjal.

ES. Bersifat karsinogenik dan embriotoksik pada hewan percobaan

Famsiklovir
Hanya digunakan pada pengobatan herpes zoster akut. Kerja menghambat DNA polimerase

ES. Sakit kepala dan mual. Pada hewan percobaan, peningkatan terjadinya adenokarsinoma
mamae dan toksisitas testikular

Foskarnet
Suatu derivat virofosfat yaitu fosfonoformat (tidak analog purin atau pirimidin)

Kerja :
Menghambat polimerase DNA dan RNA secara reversibel, mengakhiri perpanjangan rantai virus

Indikasi :
Retinitis sitomegalik pada pasien penderita HIV (retinitis = radang retina)

Farmakokinetik :
Absorbsi oral sukar, selalu diberikan injeksi IV., perlu pemberian berulang untuk menjaga kadar
dalam darah. Eksresi melalui urin
ES.
Nefrotoksisitas, anemia, mual dan demam
Karena kelasi dengan ion divalen maka akan terjadi hipokalsemia, hipomagnesemia

Vidarabin (ara-A)
Analog nukleosid yang paling efektif dan tidak toksik
Tapi sekarang sudah digantikan oleh Asiklovir yang lebih efektif dan aman
Aktif untuk : herpes simplek tipe I (HSF-1), HSF-2 dan virus Varisela-zoster (VZV)

Kerja :
Menghambat sintesa DNA virus dengan menghambat polimerase DNA

Pemberian IV dengan volume besar dan dalam jangka waktu lama (12 jam)
Karena dapat masuk otak, efektif untuk pengobatan ensefalitis herpes simplek
Vidarabin dan metabolitnya diekskresikan melalui urin

ES.
Pemakaian janglka pendek tak ada gangguan
Pemakaian lama, gangguan SSP dan disfungsi hati dan ginjal

Trifluridin
Telah menggantikan idoksuridin pada pengobatan topikal keratokonjungtivitis yang disebabkan
oleh virus herpes simpleks
Sama dengan anlog pirimidin lainnya, brekerja dengan masuk ke dalam DNA virus dan
menghentikan fungsinya

PENGOBATAN INFEKSI VIRUS DEVISIENSI IMUN DIDAPAT (AIDS)

Zidovudin (AZT = 3’-Azido-3’-Deoksitimidin)


Suatu analog pirimidin yang diubah menjadi bentuk nukleotidnya kemudian dimasukkan ke dalam
rantai DNA virus yang bertumbuh (bukan inti penjamu)
Kerja menghambat replikasi virus

Farmakokinetik
Absorbsi oral adalah baik, Dapat melalui sawar darah otak, Dimetabolisme di hati, Ekskresi
melalui urin

ES.
Toksik terhadap sumsum tulang. Anemia dan leukopenia berat dapat terjadi bagi penderita yang
mendapat dosis besar

Didanosin (ddl)
Digunakan untuk pasien HIV yang resisten AZT

Kerja :
Bentuk aktif (ddATP) dimasukkan kedalam rantai DNA virus yang menyebabkan akhir
perpanjangan rantai.

Farmakokinetik :
Diberikan dalam bentuk tablet kunyah bufer atau dalam larutan bufer (karena berisfat asam)
Obat bisa masuk SSP, diekskresikan 55 % melalui urin

ES. Pankreatitis dan neuropati perifer


Zalsitabin (ddC)
Dapat digunakan kombinasi dengan AZT atau sebagai monoterapi pada pasien yang tidak tahan
AZT. Bentuk aktif berupa ddCTP bekerja mengakhiri perpanjangan rantai virus jika masuk ke
dalam ranta DNA virus, dan menghambat transkriptase reverse virus
Absorbsi oral mudah , sebagian dimetabolisme menjadi dideoksiuridin (ddU) yang inkatif.

Eliminasi sebagian melalui urin, dan ada juga melalui fekal bersama metabolitnya.
Toksisitas utama, neuropati perifer. Dapat juga terjadi pankreatitis yang menimbulkan kematian.

Stavudin (d4T)
Merupakan analog dari Timidin
Diubah oleh kinase intraselular menjadi trifosfat (d4TTP) yang aktif menghambat transkriptase
reverse dan menghentikan rantai DNA.
Hapir seluruhnya diabsorbsi melalui oral, dan tidak dipengaruhi oleh makanan
Dapat melalui sawar darah otak. Kira-kira separuh terdapat dalam urin.
SE. Gangguan ginjal, neuropati perifer

Lamivudin (3TC)
Digunakan untuk mengobati HIV yang dikombinasi dengan zidovudin
Kerja mengakhiri sintesa rantai DNA dan juga menghambat transkriptase virus HIV dan hepatitis
B (HBV). Dapat menimbulkan pankreatitis pada sejumlah pasien (cegah dengan penghentian
obat). Pemberian bersama trimetoprim/sulfametoksazol dapat meningkatkan AUC

Inhibitor HIV Protease (Sakuinavir, ritonavir dan indinavir).


Menyebabkan pengelompokkan virion nonfungsional dengan menganggu pembentukan protein
yang penting untuk virus. Obat-obat ini diberikan dengan dosis yang cukup tinggi untuk menekan
replikasi virus secara sempurna. Obat sering diberikan dalam bentuk kombinasi dengan
zidovudin dan lamivudin. Obat-obat ini efektif peroral, dan dimetabolisme di hati.

PENGOBATAN HEPATITIS, LEUKEMIA DAN SARKOMA KAPOSI

Interveron (IFN)
Merupakan glikoprotein yang terjadi alamiah jika ada perangsangan dan mengganggu
kemampuan virus menginfeksi sel. Secara in-vitro, interferon dapat menghambat pertumbuhan
berbagai virus, namun in-vivo hasilnya belum nyata. Pada saat ini interferon disintesis dengan
teknologi DNA rekombinan

Kerja :
Kemungkinan IFN mengikat pada reseptor khusus di permukaan sel yang kemudian reaksinya
menghambat atau mengganggu proses uncoating, transkripsi RNA, sintesa protein dan
perkembangan virus.

Enzim yang diinduksi oleh interferon :


1) Proteinkinase, menyebabkan posforilasi faktor perpanjangan rantai
2) Oligoaseadenilat sintetase, menyebabkan aktivasi Rnase dan degrase
mRNA virus
3) Fosfodiesterase, yang dapat mendegradasi nukleotida terminal tRNA yang
menghambat perpanjangan peptida

Farmakokinetik :
Pemberian injeksi (IM, IV dan SK), sebab tidak dapat diserap secara oral

Indikasi :
Untuk hepatitis B dan C Kanker sel rambut
Sarkoma Kaposi Dapat juga untuk Herpes zoster dan herpes simpleks

ES. Demam, alergi, depresi sumsum tulang, gangguan CV (gagal jantung kongestif).
ANTIKANKER

OBAT-OBAT ANTIKANKER

Kanker adalah suatu penyakit neoplastik yang timbul pada manusia dari semua kelompok usia,
ras maupun dalam semua spp. Hewan.
Pada dasarnya kanker merupakan penyakit sel yang deitandai oleh pergeseran mekanisme
kontrol yang menentukan poliferasi dan diferensial sel.

A. ANTIMETABOLIT
Sitarabin Fludarabin
5-Fluorourasil 6-Merkaptopurin
Metotreksat 6-Tioguanin

B. ANTIBIOTIKA
Bleomisin D-Aktinomisin (Aktinomisin D)
Daunorubisin Doksorubisin
Idarubisin Plikamisin

C. ALKILATING AGEN (Zat Pengalkil)


Karmustin & Iomustin Siklofosfamid & Ifosfamid
Mekloretamin Streptozotocin

D. INHIBITOR MIKROTUBULAR
Navelbin Paclitaxel (Taxol)
Vinblastin Vinkristin

E. HORMON STEROID DAN ANTAGONISNYA


Aminoglutemid Estrogen
Flutamid Goserelin
Leuprolid Prednison
Tamoksifen

F. LAIN-LAIN
Asparaginase Ciplatin & Carboplatin
Etoposid Interferon
Prokarbazin

Mekanisme kerja Antikanker

Prinsip kerja kemoterapi kanker adalah merusak dan mematikan sel sehingga menghentikan
perkembangan tumor.
Umumnya serangan bersifat langsung terhadap tempat-tempat terjadinya metabolisme sel dalam
replikasi sel, misalnya tersedianya prekusor purin dan pirimidin untuk proses DNA dan RNA.
Antikanker tidak bekerja selektif terhadap sel maligna, tapi juga mempengaruhi sel yang
bertumbuh normal (SE besar).

Antimetabolit : mengganggu tersedianya purin dan pirimidin prekursor nukleotida yang normal
dengan menghambat sintesisnya atau kompetisi pada sintesis DNA atau RNA

Antibiotika : Interaksi dengan DNA & terjadi kerusakan DNA

Alkilating agen : Terikat secara kovalen pada golongan nukleofilik konstituen berbagai jenis sel,
membentuk ion karbonium atau kompleks lain yang sangat reaktif sehingga merusak fungsi DNA
Inhibitor Mikrotubulus : Menghambat prose pembelahan sel (DNA) dengan mempengaruhi
keseimbangan antara bentuk polimer dan depolimer mikrotubulus, sehingga terjadi sitotoksisitas.
Mikrotubulus terdiri dari tubulin protein yang berfungsi membentuk bagian tulang rangka selular
yang diperlukan untuk gerakan internal dalam sitoplasma sel-sel eukariot.

Hormon Steroid dan Antagonisnya :Bekerja pada reseptor yang menghalangi sintesa porotein,
atau menghambat pertumbuhan jaringan

BEBERAPA CONTOH ANTIKANKER

1. 5-Fluorourasil
Analog pirimidin yang mempunyai satu atom fluorin yang berfungsi mengganggu konversi
asam deoksiuridilat menjadi asam timidilat, mengakibatkan sel akan kekurangan prekursor
penting (timidin) dalam sintesa DNA

Indikasi
Fluorourasil digunakan terutama untuk pengobatan tumor padat yang tumbuh lambat (mis.
payudara, ovarium, pankreas dan karsinoma lambung)

Farmakodinamik
Toksisitas hebat pafda lambung, maka pemberian secara IV atau topikal untuk kanker kulit.
Menembus kesemua jaringan termasuk SSP. Dimetabolisme dalam hati (terutama menjadi
CO2), dieliminasi melalui paru-paru

SE.
Gangguan fungsi hati, mual muntah dan diare.
Ulserasi hebat pada mukosa mulut dan GIT. Depresi sum-sum tulang (suntikan)

2. Daktinomisin (Aktinomisin D)
Merupakan antibiotika pertama yang digunakan sebagai kemoterapi tumor

Kerja berinteraksi ke celah kecil heliks rangkap antara pasangan basa DNA guanosin-sitosin,
membentuk suatu kompleks daktinomisin-DNA yang bekerja mengganggu polimerase RNA
yang bergantung DNA, dan juga menghambat sintesa DNA

Indikasi
Digunakan kombinasi dengan pembedahan dan vinkristin untuk mengobati tumor Wilm.
Kombinasi dengan metotreksat, efektif untuk pengobatan kanker GIT

Farmakokinetik
Obat yang diberikan IV terkumpul dalam hati yang sebagian dimetabolisme
Sebagian obat dan metabolitnya dikeluarkan perlahan melalui empedu, dan sisanya melalui
ginjal.

ES : Depresi sum-sum tulang, mual, muntah, diare dan stomatitis

3. Siklofosfamid dan Ifosfamid


Obat ini mirip dengan zat mustard dan toksisitasnya hampir sama

Kerja : bentuk aktif berupa mustard fosforamin dan akrolein, dengan DNA bersifat sitotoksik.

Indikasi : Mempunyai spektruk klinik yang luas seperti limfoma Burkitt dan kanker mamae

Farmakokinetik
Sebaiknya diberikan peroral, diekresikan dalam bentuk baik melalui feses maupun urin

ES : Depresi sumsum tulang terutama leukositosis dan fibrosis kandung kemih


Mual, muntah dan diare
Atrofi testis, sterilitas dan neurotoksisitas
2. Vinblastin dan vinkristin
Berasal dari vinca rosea, disebut alkaloid vinka

Kerja menghambat mitosis pada metafase. Obat terikat pada protein mikrotubular (tubulin)
dan menghambat kemampuan tubulin untuk polimerisasi membentuk mikrotubulus,
menghambat pemisahan kromosom dan poliferasi sel.
Indikasi
Umumnya diberikan bersama obat lain
Vinkristin untuk tumor Wilm, sarkoma jaringan lunak, limfoma hodkin dan nonHodkin, dan
neoplasma yang berkembang cepat lainnya.
Vinblastin diberikan bersama bleomisin untuk pengobatan metastasis karsinoma testis,
limfoma Hodkin dan limfoma nonHodkin.

Farmakokinetik
Suntiksan kedua obat ini akan memberikan kerusakan sel yang amat cepat. Metabolisme
terjadi di hati, eliminasi melalui empedu dan urin

ES : Mual, muntah dan diare, gangguan GIT

5. Tamoksifen
Antagonis estrogen, dengan struktur mirip estrogen sitetis dietilstilbestrol

Kerja terikat pada reseptormestrogen yang tidak produktif, artinya kompleks tsb. Tidak dapat
merangsang gen yang responsif terhadap estrogen dan sintesis RNA tidak terjadi.

Indikasi
Pengobatan kanker mamae yang tergantung estrogen

Farmakokinetik
Efektif bila diberikan peroral, sebagian dimetabolisme di hati
Obat utuh dan metabolitnya dikeluarkan melalui empedu dan feses

ES : Mual, muntah, ruam kulit, pendarahan vagina, kanker endometrium

6. Prokarbazin
Kerja menghambat sintesis DNA dan RNA
Digunakan pada pengobatan kanker Hodkin dan kanker lainnya
Pemberian oral dan parenteral
Metabolit dan obat asli dikeluarkan melalui ginjal
ES. Depresi sumsum tulang, mual, muntah dan diare.
Obat ini juga neurotoksik, menyebabkan kantuk dan halusinasi
Obat ini bersifat mutagenik
Dapat menimbulkan leukemia.
ANTIPARASIT

I ANTIPROTOZOA

A. ANTIMALARIA
B. AMEBIASIS
C. LEISHMANIASIS
D. TRIPANOSOMIASIS
E. TRIKOMONIASIS

II ANTELMINTIK

A. ONKOSERKIASIS (kebutaan sungai Onchocerca volvulus)


B. ENTEROBIASIS (cacing kremi Enterobius vermicularis)
C. ASKARIASIS (cacing bulat Ascaris lumbricoides)
D. FILARIASIS (cacing filaria Wucheriabancrofti, Brugia malayi)
E. TRIKURIASIS (cacing cambuk Trichuris trichiura)
F. ANKILOSTOMIASIS (cacing tambang Ancylostoma duodenale, Necator
americana)
G. STRONGILOIDIASIS (cacing benang Srongyloides stercolaris)
H. TRIKINOSIS (cacing trichinella Trichinella spiralis)

A. OBAT-OBAT ANTI PROTOZOA

1. KEMOTERAPI ANTIMALARIA
a. Kloroquin
b. Mefloquin
c. Primakuin
d. Pirimetamin
e. Kuinin/Kuinidin

2. KEMOTERAPI AMEBIASIS
a. Metronidazol
b. Kloroquin
c. Dehidroemetin
d. Diklosanid furoat
e. Emetin
f. Paromomisin

3. KEMOTERAPI TRIPANOSOMIASIS
a. Melarsoprol
b. Nifurtimox
c. Pentamidin
d. Suramin

4. KEMOTERAPI LEISHMANIASIS
a. Natrium stiboglukonat

5. KEMOTERAPI GIARDIASIS
a. Kuinakrin
I. KEMOTERAPI MALARIA

Malaria adalah infeksi akut yang disebabkan oleh :

a. Plasmodium palciparum
b. Plasmodium vivax
c. Plasmodium malariae
d. Plasmodium ovale

Siklus hidup parasit malaria :

Sporozoid (ludah nyamuk) == aliran darah == hati (membentuk merozoid) == eritrosit
(pecah menyerang sel eritrosit lain) == dst……

KLOROKUIN (4-aminoquinolin)

Obat sintetik yang merupakan obat utama antimalaria.

Kerja :
 mengganggu enzim khusus yang penting untuk kehidupan parasit dalam sel eritrosit
 menghambat polimerase dan hem yang larut , membunuh parasit dengan menghambat
proteinase dalam vakuola makanan
 membentuk kompleks dengan ferriprotoporfirin IX yang akan merusak membran dan
menghancurkan parasit dan darah merah.
 masuk dalam vakuola makanan membentuk alkalinisasi protein dalam vakuola shg parasit
tidak mampu melakukan digeti Hb
 mengurangi sintesa DNA dalam parasit dengan merusak struktur asam nukleat

Farmakokinetik :
Distribusi oral baik, shg pengobatan 4 hari sudah cukup
Dapat melewati BBB dan sawar plasenta
Mengalami metabolisme (dealkilasi) dalam hati , namun metabolit tetap aktif
Obat asli dan metabolit diekskresikan melalui ginjal

ES.
Dosis tinggi mengganggu pencernaan, gatal-gatal, sakit kepala, gangguan penglihatan
Dapat mengubah gelombang EKG, karena efeknya seperti kuinidin
Hati-hati penggunaan pada pasien gangguan hati

MEFLOKUIN

Merupakan obat tunggal terhadap malaria yang disebabkan P. falciparum yang multiresisten
Kerja yang pasti belum diketahui, mungkin merusak membran parasit seperti kuinin

Abs. Oral baik, dan ditimbun dalam hati dan paru


Obat mengalami metabolisme, dan dikeluarkan melalui feses
Pada dosis tinggi menyebabkan mual, muntah dan pusing, halusinasi dan depresi
Bila diminum bersama kuinin, kuinidin atau penyekat  menimbulkan kelainan gelombang EKG

PRIMAKUIN (8-aminokuinolin)

Dapat memusnahkan btk. eksoeritrosit primer P. falciparum dan P. vivax dan eksoeritrosit
sekunder P. vivax dan P. ovale
Dapat menghancurkan bentu seksual (gametosit) dari ke empat spp. dalam darah, atau dalam
nyamuk menahan perkembangannya.

Kerja : belum diketahui, bentuk aktifnya dianggap bekerja debagai oksidan yang bertanggung
jawab untuk kerja skizontisidal
Abs. Oral mudah, tidak ditimbun dalam jaringan
Cepat dioksidasai menjadi banyak senyawa, diekskresikan melalui ginjal.

SE. dengan dosis besar terjadi nyeri lambung, methaemoglobinemia

PIRIMETAMIN

Bekerja sebagai skizontisid darah dan sporontisid kuat dalam usus nyamuk
Kerja menghambat “dehitdofolat reduktase” plasmodium dengan konsentrasi yang lebih rendah
dari penghambatan enzim yang sama pada mamalia, sehingga parasit mengalami kekurangan
tetrahidrofolat (suatu kofaktor untuk sintesa purin dan pirimidin (as. Amino)
Efektif terhadap P. falciparum dan P. malariae. Baik bila dikombinasi dengan sulfonamida
(kombinasi ini = FANSIDAR)

KUININ / KUINIDIN

Digunakan untuk jenis malaria yang resisten terhadap obat lain


Kerja : mempengaruhi sintesa DNA
Pemberian oral, distribusi keseluruh tubuh adalah baik, termasuk ke plasenta
ES. Kinkonisme, suatu sindrom yang menyebabkan mual, muntah, tinitus dan vertigo.

II. KEMOTERAPI AMEBIASIS

Amebiasis (disentri ameba), merupakan infeksi pada saluran cerna yang disebabkan oleh
Entamoeba histolytica
Diagnosis dibuat dengan mengisolasi parasit dalam feses segar
E. histolytica mempunyai dua bentuk (bentuk kista = diluar tubuh, tropozoid = dalam tubuh).

Kista masuk tubuh dengan memakan makanan yang tercemar feses atau air yang mengandung
kista. Dalam usus bentuk kista akan berobah menjadi tropozoid. Tropozoid berkembang dan
dapat melukai dan menembus mukosa usus besar, atau hanya mengkonsumsi bakteri intestinum.
Tropozoid dalam usus dibawa perlahan ke rektum, berubah menjadi kista, keluar bersama feses.

METRONIDAZOL

Biasa digunakan dalam kombinasi dengan obat lain, misal dengan diloksanid furoat
Kombinasi ini bisa mencapai tingkat kesembuhan 90%
Juga bersifat sebagai antibakteri

Kerja :
Group nitro metronidazol berfungsi sebagai penerima elektron, membentuk senyawa sitotoksik
tereduksi yang mengikat protein dan DNA sehingga menyebabkan kematian sel

Pemberian oral, obat dapat diabsobsi dan tersebar dengan sempurna ke seluruh jaringan dan
cairan tubuh.

Obat dapat menumpuk pada pasien gangguan fungsi hati.


Obat dan metabolitnya diekskresikan melalui urin

ES.
Terutama gangguan saluran GI, spt. Mual, muntah, nyeri epigastrik dan kram perut.
EMETIN DAN DIHIDROEMETIN

Kerja menghambat sintesa protein dengan menghambat perpanjangan rantai


Penggunaan alkaloid Ipeka ini terbatas karena toksisitasnya seperti aritmia dan gagal jantung
kongestif, lemah neuromuskular, pusing dan ruam kulit.
Pemberian : suntikan IM
Dapat berkumpul dalam hati sampai sebulan setelah pemberian tunggal (metabolisme lambat)

DIKLOSANID FUROAT

Digunakan untuk pengobatan amebiasis intestinal


Setelah pemberian oral, obat di hidrolisis dalam mukosa intestinum, dan diklosanid di diabsorbsi
kira-kira 90%. Obat tidak boleh diberikan pada wanita hamil dan anak-anak < 2th

PAROMOMISIN

Merupakan AB aminoglikosida yang efektif untuk amebiasis intestinal dan cacing pita, karena sulit
diabsorbsi dari saluran GI.
Sifat amebiasisnya dengan menurunkan populasi8 flora intestinal. Efek langsungnya adalah
terhadap kebocoran membran sel

ES. Utama gangguan pencernaan dan diare.

III. KEMOTERAPI TRIPANOSOMIASIS

Tripanosomiasis adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh : Tripanosoma


Trypanosoma brucei gambiense dan Trypanosoma brucei rhodiense (peny. Tidur Afrika)
Parasit hidup dan berkembang dalam darah, kemudian masuk SSP yang menyebabkan inflamasi
otak dan sumsum tulang belakang, gejala tanda tidur berkepanjangan, diakhiri dengan kematian.
Trypanosoma cruzi (penyakit tidur Amerika = penyakit Chagas) terjadi di Amerika Selatan

MELARSOPROL

Merupakan derivat mersalil oksida (suatu arsen trivalen)

Kerja :
Obat bereaksi dengan gugus sulfhidril dari beberapa senyawa termasuk enzim parasit dan
penjamu.
Hanya digunakan untuk infeksi tripanosoma saja, pada tahap lanjut dengan gejala SSP
Obat sangat iritatif, harus dikontrol agar jangan sampai keluar ke jaringan. Biasa diberikan secara
perlahan melalui IV dengan jarum yang sangat halus.
Merupakan obat pilihan untuk T.brucei rhodiense yang cepat menyerang SSP, dan juga
meningoensefalis yang disebabkan Trypanosoma brucei gambiense
Tuan rumah mudah mengoksidasi obat menjadi pentavalen (tidak toksik)
Waktu paruh sangat pendek dan segera dikeluarkan melalui urin

ES
Pada SSP, sangat berbahaya dengan timbulnya ensefalopati, menimbulkan kematian
GIT, muntah hebat, nyeri abdominalis

PENTAMIDIN

Aktif melawan protozoa dan Trypanosoma brucei gambiense, Juga aktif melawan leishmaniasis

Kerja : Obat terikat pada DNA parasit dan mengganggu sintesa RNA, DNA, Fosfolipid dan
protein parasit.
Larutan segar diberikan IM atau aerosol
Hindari pemberian IV karena SE hebat (penurunan BP dan takikardia)

Obat tidak dimetabolisme, dan dikeluarkan amat lambat melalui urin

ES.
Kelainan fungsi ginjal, hipotensi, pusing, kulit ruam, keracunan pada sel B pankreas

NIFURTIMOX

Digunakan untuk pengobatan infeksi T. cruzi akut (peny. Chagas)


Nifurtimox adalah senyawa nitroaromatik yang dapat mengalami reduksi dan akhirnya
membentuk radikal oksigen intraseluler di dalam T. cruzi. Radikal yang sangat reaktif ini bersifat
toksik pada parasit yang tidak mempunyai katalase.

Absorbsi oral adalah baik, metabolit dikeluarkan melalui ginjal

SE. dermatitis, ikhterus dan gangguan pencernaan (penggunaan jangka panjang)

SURAMIN

Digunakan pada pengobatan awal dan profilaksis tripanosomiasis Afrika


Obat ini sangat reaktif, dan menghambat banyak enzim metabolisme
Obat terikat plasma untuk jangka panjang, menumpuk dalam hati dan sel-sel tubular proksimal
ginjal.
Pemberian IV.

SE : Meskipun jarang terjadi, reaksi termasuk mual, muntah, syok dan tidak sadar, dan reaksi
neurologik.

IV. KEMOTERAPI LEISHMANIASIS

Ada 3 jenis : kutan, mukokutan dan viseral (hati dan limpa)


Dalam tipe viseral, parasit terdapat dalam pembuluh darah.
Penularan parasit ini dari binatang ke manusia melalui gigitan lalat yang infeksi
Pengobatan leishmaniasis ini sulit, karena masalah toksisitas dan sering kegagalan
Obat diubah menjadi bentuk metabolit yang bersifat toksik dalam parasit.

NATRIUM STIBOGLUKONAT

Merupakan Antimonium pentavalen yang digunakan dalam terapi yang digabung dengan
pentamidin dan amfoterisin sebagai obat tambahan.
Na Stibloglukonat tidak efektif secara invitro, perlu direduksi menjadi antimon trivalen agar aktif.

Kerja yang pasti belum diketahui, namun sudah terbukti penghambatan glikolisis dalam parasit.
Peroral tidak diabsorbsi, perlu pemberian parenteral

SE. Nyeri ditempat suntikan, gangguan pencernaan, aritmia.

V. KEMOTERAPI GIARDIASIS

Giardia lablia adalah parasit intestinal yang sering ditemui di AS


Penularan biasanya melalui air minum terinfeksi
KUINAKRIN

Adalah derivat akridin yang digunakan terutama untuk pengobatan Giardiasis, juga efektif untuk
cacing pita, malaria dan topikal untuk leishmaniasis
Obat ini terikat pada membran fosfolipid, menghambat aktivitas enzim fosfolipase.
Pemberian oral, obat dapat tertumpuk di hati.
Obat dapat melalui plasenta, jangan diberikan pada wanita hamil.

ES
Pusing, sakit kepala, muntah dan psikosis
Jangan diberikan bersama primakuin, karena dapat meningkatkan toksisitas

B. OBAT-OBAT ANTELMINTIK

Ada 3 golongan cacing yang menginfeksi manusia : nematoda, trematodea dan cestoda
Antelmintik ditujukan pada target metabolik terdapat dalam parasit dan tidak mempengaruhi
fungsi lain dari tuan rumah

KEMOTERAPI NEMATODA
a. Mebendazol
b. Pirantel pamoat
c. Tiabendazol
d. Ivermektin

KEMOTERAPI TREMATODA
a. Prazikuantel

KEMOTERAPI CESTODA
a. Niklosamid

I. KEMOTERAPI NEMATODA

Nematoda adalah cacing bulat panjang yang dapat menyebabkan infeksi usus, darah dan
jaringan.

MEBENDAZOL

Adalah senyawa benzimidazol sintetik yang efektif terhadap berbagai nematoda.


Merupakan obat pilihan untuk pengobatan infeksi :
Cacing cambuk (Trichuris trichiura)
Cacing kremi (Enterobius vermicularis)
Cacing tambang (Necator americanus dan Ancilostoma duodenale)
Cacing gelang (Ascaris lumricoides)

Kerja : mengikat dan mengganggu sintesis mikrotubulus parasit dan menurunkan ambilan
glukosa.

Bersifat embriotoksik dan teratogen terhadap binatang percobaan

PIRANTEL PAMOAT

Bersama mebendazol bermanfaat dalam pengobatan cacing bulat, cacing kremi dan cacing
tambang.

Kerja : menghambat depolarisasi neuromuskular parasit, sehingga cacing menjadi lumpuh.

SE. ringan (mual, muntah dan diare)


TIABENDAZOL

Efektif terhadap :
strongiloidiasis yang disebabkan oleh Strongyloides stercoralis (cacing benang) dan
trikinosis yang disebabkan oleh Trichinella spiralis

Kerja : mengganggu agregasi mikrotubular parasit


Obat dihidroksilasi dalam hati dan dikeluarkan melalui urin
ES. Pusing, mual, muntah, nafsu makan menurun

IVERMEKTIN

Obat pilihan untuk onkoserkiasis (buta sungai) yang disebabkan oleh Onchocerca volvulus

Kerja : pada reseptor GABA (-amino butiric acid) pada parasit. Aliran klorida dipacu keluar shg
terjadi hiperpolarisasi yang menyebabkan paralisis pada cacing.
Tidak boleh diberikan pada wanita hamil dan pasien yang sedang menggunakan obat-obat yang
bekerja pada reseptor GABA (barbiturat dan BDZ).

SE : demam sakit kepala, pusing dan hipotensi

II. KEMOTERAPI TREMATODA

Trematoda merupakan cacing pipih, berbentuk daun, yang digolongkan menurut jaringan yang
diinfeksi (cacing isap hati, paru, usus atau darah)

PRAZIKUANTEL

Obat pilihan untuk infeksi trematoda

Kerja : meningkatkan permeabilitas membran sel terhadap kalsium, menyebabkan parasit


mengalami kontraktur dan paralisis.

Pemberian oral, mudah diabsorbsi dan tersebar sampai ke cairan cerebrospinal


Metabolisme secara oksidatif dengan sempurna (t ½ sangat pendek), metabolit yang tidak aktif
dikeluarkan melalui urin dan empedu.

ES. : pusing, lesu, kantuk, gangguan saluran cerna. Obat tidak boleh diberikan pada wanita hamil
dan menyusui.

III. KEMOTERAPI CESTODA

Cestoda atau cacing pita, bertubuh pipih, bersegmen dan melekat pada usus tuan rumah

NIKLOSAMID

Merupakan obat pilihan untuk infeksi cestoda (cacing pita)


Kerja : menghambat fosforilasi anaerob mitokondria parasit terhadap ADP yang menghasilkan
energi untuk ATP. Obat membunuh bentuk skoleks dan segmen cestoda, tetapi tida telurnya.
Perlu pemberian laksantia sebelum pemberian niklosamid (oral) untuk membersihkan usus dari
segmen-segmen cacing yang mati, agar tidak terjadi digesti dan pelepasan telur untuk menjadi
cacing baru.

Anda mungkin juga menyukai