Anda di halaman 1dari 15

BAB 11

SISTEM INFORMASI PERUSAHAAN

1.1. Sistem Informasi Perusahaan


Sistem adalah satu kesatuan komponen yang saling terhubung dengan batasan yang
jelas bekerja bersama-sama untuk mencapai seperangkat tujuan. Sistem informasi adalah
kombinasi dari people, hardware, software, jaringan komunikasi, sumber-sumber data,
prosedur dan kebijakan yang terorganisasi dengan baik yang dapat menyimpan,
mengadakan lagi, menyimpan, dan menyebarluaskan informasi dalam suatu organisasi.
Informasi adalah data yang telah mengalami proses sehingga relatif lebih memiliki
nilai guna dalam pembuatan keputusan di banding data itu sendiri. Informasi di dalam
sebuah perusahaan sangat penting dalam mendukung kelangsungan perkembangannya,
sehingga terdapat alasan bahwa informasi sangat dibutuhkan bagi sebuah perusahaan.
Memahami konsep dasar informasi adalah sangat penting (vital) dalam mendesain sebuah
sistem informasi yang efektif (efective business system).
Sistem informasi dapat saja berarti aktivitas menghasilkan informasi baik secara manual
ataupun menggunakan teknologi informasi. Namun saat ini sistem informasi menyiratkan
penggunaan teknologi komputer dalam suatu organisasi untuk menyediakan informasi bagi
pengguna. Sistem informasi berbasis komputer merupakan satu rangkaian perangkat keras
dan perangkat lunak yang diracang untuk mentransformasi data menjadi informasi yang
berguna. Beberapa tipe sistem informasi yang memanfaatkan komputer yaitu:
l. Sistem Pengolahan Data Elektronik (Elemen Dasar Perusahaan-EDP)
Pemrosesan Data Elektronik merupakan pengembangan dari pemprosesan data yang
dilakukan secara manual yang dikenal dengan sebutan pengolahan data atau data
processing (DP). Penggunaan teknologi komputer untuk menjalanakan pemrosesan
pengolahan data dalam suatu organisasi yang selanjutnya disebut dengan EDP. Seiring
perkembangan teknologi komputer, yang makin banyak dikenal oleh masyarakat, istilah
pemrosesan data (DP) memiliki pengertian yang sama dengan EDP.
2. Sistem Pendukung keputusan (DSS)
DSS dirancang untuk satu tipe keputusan tertentu bagi pengguna tertentu. Contohnya
adalah penggunaan perangkat lunak spreadsheet untuk menjalankan analisis bagaimana-
jika terhadap data operasional atau data anggaran contohnya, ramalan penjualan per
personel pemasaran.
3. Sistem Pakar (Expert System-ES)
Sistem Pakar (ES) adalah sistem informasi yang berdasarkan pengetahuan mengenai
area aplikasi tertentu sehingga sistem informasi tersebut dapat bertindak sebagai
konsultan ahli bagi pengguna akhir. Seperti DSS, ES membutuhkan model keputusan
dan database tertentu. ES membutuhkan pengembangan basis pengetahuan-pengetahuan
spesial yang dimiliki oleh seorang pakar dalam area pengambilan keputusan.
4. Sistem Informasi Eksekutif(Executive Information System-EIS)
Sistem informasi eksekutif (EIS) dikaitkan dengan kebutuhan informasi stratejik
manajemen puncak. Banyak informasi yang digunakan oleh manajer berasal dari sumber
lain diluar sistem informsi organisasi. EIS memungkinkan dan memudahkan manajer
puncak untuk mengakses informasi tertentu yang telah diolah oleh sistem informai
organisasi.
5. Executive support systems (ESS)
Memiliki arti yang sama dengan EIS namun, demikian istilah ''Sistem Penunjang
Eksekutif (ESS) biasanya mengacu pada sistem yang memiliki set kemampuan yang
lebih besar dari pada EIS. Sementara istilah EIS mempunyai konotasi memberikan
informasi, sedangkan istilah ESS berkonotasi memberikan kemampuan dukungan yang
lain memberikan informasi.
Sifat ESS adalah sebagai berikut:
• Memberi dukungan kepada komunikasi elektronik (exp : Email, computer
conferencing)
• Mempunyai kemampuan analisis data (exp : system penunjang keputusan, bahsa
query, spreadsheet)
• Mempunyai alat pengorganisasi (exp : electorinc calendar)

Fungsi utama Sistem Informaasi Adapun peranan dan fungsi utama dari sistem informasi
adalah
l . Mendukung Operasi Bisnis
Mulai dari akuntansi sampai dengan penelusuran pesanan pelanggan. sistem informasi
menyediakan dukungan bagi manajemen dalam operasi/kegiatan bisnis sehari-hari.
Ketika tanggapan/respon yang cepat menjadi penting, maka kemampuan Sistem
Informasi untuk dapat mengumpulkan dan mengintegrasikan informasi keberbagai
fungsi bisnis menjadi kritis/penting.
2. Mendukung Pengambilan Keputusan Managerial.
Sistem informasi dapat mengkombinasikan informasi untuk membantu manager
menjalankan menjalankan bisnis dengan lebih baik, informasi yang sama dapat
membantu manajer mengidentifikasikan kecendrungan dan untuk mengevaluasi hasil
dari keputusan sebelumnya. Sistem informasi akan membantu para manajer membuat
keputusan yang lebih baik, lebih cepat, dan lebih bermakna.
3. Mendukung Keunggulan Strategis.
Sistem informasi yang dirancang untuk membantu pencapaian strategis perusahaan
dapat menciptakan keunggulan bersaing. Sistem Informasi Perusahaan adalah suatu
sistem berbasis yang dapat melakukan semua tugas akuntansi standar bagi semua unit
organisasi secara terintegrasi dan terkoordinasi. Sistem Informasi perusahaan disebut
juga EntIS (Enterprise Information System). Tujuan dari EntIS untuk mengumpulkan
dan menyebarkan data ke seluruh proses yang terdapat di sebuah organisasi, EntIS
menyediakan data yang digunakan manajer untuk membuat sebuah keputusan dalam
merencanakan dan mengendalikan proses bisnis. Pada dasarnya semua sistem yang ada
pada sistem informasi di atu merupakan bagian dari sistem informasi perusahaan.
Namun seiring dengan perkembangan konsep sistem informasi yang ada dalam
perusahaan, makajenis sistem informasi perusahaan-pun juga menjadi sangat beraneka
ragam. Dimana satu sistem dengan sistem yang lainnya berpotensi saling berhimpitan
atau menimbulkan arsir dalam sistem kerja-nya.

Evolusi Sistem Informasi Perusahaan


• Tahun 1960, Sistem Pengolahan Transaksi
 Berevolusi menjadi Sistem Informasi Manajemen (SIM). Alasan penggunaan Sistem
Informasi Manajemen (SIM) karena para manajer tidak puas hanya menghitung apa
yang telah terjadi di dalam bisnis, mereka ingin mengendallkan bisnis di masa depan.
 Berevolusi menjadi Sistem Pencatatan Kebutuhan Material (MRP)
MRP pertama kali dikembangkan di area manufaktur untuk mengawasi permasalahan
pengendalian persediaan yang rumit
 MRP 11
 Menyatukan proses bisnis yang sebelumnya dipandang sebagai proses-proses yang
Terpisah. Menyatukan berba91 proses berarti mengintegrasikan berbagai sistem
Informas terpisah untuk proses tersebut.
 Menggambarkan perubahan pola pikir manajemen untetapt yang terpisah
memperlakukan berbagai Proses berkaitan erat sebagai satu kesatuan.

1.2. Komponen Sistem Informasi Perusahaan


1.2.1.Sistem Pemprosesan Transaksi
Sistem pemrosesan transaksi (SPT) atau yang lebih dikenal dengan nama Transaction
Processing Systems adalah bentuk sistem informasi yang berfungsi merekam semua
aktivitas/kejadian di dalam perusahaan. meliputi pencatatan data, pemprosesan data guna
menghasilkan infomasi standar yang berguna. Transaksi dalam kasus ini dapat saja
memiliki makna lebih luas dari sekedar aktvitas ekonomi yang memiliki nilai uang, namun
juga aktivitas awal apapun yang dilakukan dalam perusahaan dapat disebut transaksi,
seperti pengolahan surat masuk, jadwal tugas karyawan, dan lainnya.
Tujuan utama dari sistem pada tingkat ini adalah untuk menjawab pertanyaan rutin dan
melacak arus transaksi yang melalui organisasi. Pada tingkat operasional, tugas, sumber
daya, dan tujuan ditentukan sebelumnya dan sangat terstruktur. Secara rinci Tujuan sistem
pemrosesan transaksi adalah:
1. Mencatat setiap transaksi yang terjadi
2. Mempercepat proses yang terjadi di dalam suatu perusahaan
3. Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu
4. Meningkatkan kinerja dan layanan perusahaan

Model Sistem Pemrosesan Transaksi :


1. Perangkat input dapat terdiri atas berbagai alat, meliputi komputer, palmtop (PDA),
semua jenis telpon dan facsimile;
2. Perangkat pemroses terdiri atas program komputer (yang bisa dipasang di dalam
mesin ATM, komputer atau perangkat sejenis);
3. Perangkat keluaran meliputi berbagai jenis monitor (yang dapat menampilkan
gambar atau tulisan), speaker (untuk menampilkan informasi berbentuk suara atau
pesan) atau printer (untuk mencetak berbagai informasi yang perlu disimpan dalam
jangka waktu lebih lama)
4. Berbagai bentuk dokumen yang digunakan untuk menyampaikan berbagai bentuk
informasi kepada manajemen dan pihak lain yang memerlukan informasi. Sudah tentu
masing-masing pihak yang berkepentingan dengan perusahaan memerlukan informasi
yang berbeda-beda, sehingga harus diberi informasi yang sesuai saja.

1.2.2 Sistem Informasi Fungsional


Sistem Informasi Fungsional Adalah sistem informasi yang ditujukan untuk
memberikan informasi yang berkaitan dengan bisnis perusahaan kepada kelompok orang
yang berada pada bagian tertentu dalam perusahaan. Sistem ini dikatakan sistem informasi
fungsional dikarenakan, sistem ini berada atau di aplikasikan dalam sistem fungsional
perusahaan. Sistem fungsional yang dimaksud adalah seperti pembagian organisasi atau
struktur organisasi fungsional, yaitu struktur organisasi yang dibagi berdasarkan fungsi-
fungsi, seperti; keuangan, pemasaran, sumberdaya manusia, public relation, penelitian dan
pengembangan, serta lainnya. Sehingga sistem informasi fungsional merupakan sistem
informasi dalam fungsi-fungsi tersebut di atas.
Sistem Informasi Fungsional țerdiri dari:
1. Sistem Informasi Akuntansi
Sistem Informasi Akontansi merupakan sistem yang paling tua dan paling banyak
digunakan dalam bisnis. Sistem Akuntansi adalah kumpulan sumber daya yang
dirancang untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi,
2. Sistem Informasi Keuangan
Sistem Informasi Keuangan ini digunakan untuk mendukung manajer keuangan
dalam pengambilan keputusan yang menyangkut persoalan keuangan perusahaan
dan pengalokasian serta pengendalian sumber daya keuangan dalam perusahaan.
Sistem ini tidak hanya mendasarkan data internal melainkan juga menggunakan
data yang berasal dari sumber eksternal.
3. Sistem Informasi Manufaktur
Sistem Informasi Manufaktur merupakan sistem yang digunakan untuk mendukung
fungsi produksi, yang mencakup seluruh kegiatan yang terkait dengan perencanaan
dan pengendalian proses untuk memproduksi barang atau jasa.
4. Sistem Informasi Pemasaran
Sistem Informasi Pemasaran merupakan Sistem Informasi manajemen yang
memberikan informasi bagi departemen pemasaran. Banyak dari informasi yang
disajikan berasal dari sistem informasi akuntansi, misalnya data preferensi
konsumen, profil konsumen, dan informasi produk pesaing. Sistem ini mendukung
keputusan yang berkaitan dengan pembauran pasar (marketing mix), yang
mencakup:
• Produk (barang dan jasa) yang perlu ditawarkan.
• Tempat yang menjadi sasaran pemasaran.
• Promosi yang perlu dilakukan.
• Harga Produk.
Beberapa bentuk subsistem yang ada dalam sistem informasi pemasaran
diantaranya:
• OE/S atau Order Entry Sales adalah struktur interaksi antara manusia, peralatan
metode-metode, dan kontrol-kontrol yang disusun untuk mencapai tujuan-
tujuan tertentu.
Fungsi utama sistem OE/S adalah menyediakan aliran informasi yang
mendukung:
 Rutin kerja dalam bagian order penjualan, bagian kredit, dan bagian
pengiriman (dengan cara menangkap dan mencatat data yang berhubungan
dengan fungsi pemasaran dan penjualan).
 Pembuatan keputusan untuk personel yang mengatur fungsi penjualan dan
fungsi pemasaran.
 OLRT atau On-line Real Time adalah Pemrosesan lengkap suatu data transaksi
yang dilakukan segera setelah dimasukkan ke dalam system komputer. Fungsi
utama system OLRT adalah menyediakan aliran informasi kepada pelanggan
sesaat setelah melakukan order, dan mempermudah mempersingkat waktu bagi
unit kerja pada bagian order penjualan untuk menginformasikan ketersediaan
produk kepada pelanggan.

5. Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SDM)

Sistem Informasi Manajemen yang menyediakan informasi yang berguna untuk


fungsi personalia atau sumber daya manusia. Sistem Informasi Sumber Daya
Manusia dapat dibagi menjadi beberapa subsistem, diantaranya:

• Subsistem Penggajian (payroll), berkaitan dengan pembayaran gaji, upah,


dan tunjangan.
 Subsistem Riset SDM, menangani penelitian mengenai suksesi, analisis dan
evaluasi jabatan, serta penelitian tentang keluhan yang disampaikan oleh
pegawai.

• Subsistem Intelijen SDM, menggunakan sumber informasi eksternal yang


berhubungan dengan mitra kerja (stakeholder) yang mencakup pemerintah,
serikat buruh, masyarakat umum, bahkan pesaing.
• Subsistem Perencanaan SDM, menangani identifikasi sumber daya manusia
dalam perusahaan yang digunakan untuk melaksanakan sasaran jangka
panjang perusahaan.
• Subsistem Perekrutan, menangani aktivitas yang berhubungan dengan
penyeleksian calon pegawai.
• Subsistem Manajemen Tenaga Kerja, berhubungan dengan pengembangan
SDM dalam hal keterampilan dan pengetahuan, melalui pelatihan-pelatihan
atau pendidikan.
• Subsistem Pelaporan Lingkungan, digunakan untuk menghasilkan laporan
yang dialamatkan untuk lingkungan perusahaan, terutama ditujukan kepada
pemerintah dan serikat buruh.

1.2.3.Sistem Informasi Manajemen


Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah bagian dari pengendalian internal suatu
bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi, dan prosedur oleh
akuntansi manajemen untuk memecahkan masalah bisnis seperti biaya produk, layanan,
atau suatu strategi bisnis. Sistem informasi manajemen dibedakan dengan sistem
informasi biasa karena SIM digunakan untuk menganalisis sistem informasi lain yang
diterapkan pada aktivitas operasional organisasi. Secara akademis, istilah ini umumnya
digunakan untuk merujuk pada kelompok metode manajemen informasi yang bertalian
dengan otomasi atau dukungan terhadap pengambilan keputusan manusia, misalnya
sistem pendukung keputusan, sistem pakar, dan sistem informasi eksekutif.
Sistem Informasi Manajemen (SIM) menggambarkan penggunaan komputer
untuk menyediakan informasi yang mendukung pengambilan keputusan manajer. Sistem
informasi manajemen menyediakan beragam informasi yang lebih luas dibandingkan
dengan informasi yang dihasilkan oleh EDP. Sistem informasi manajemen mengakui
bahwa manajer dalam suatu organisasi menggunakan dan membutuhkan informasi untuk
mengambil keputusan dan bahwa sistem informasi dapat membantu menyediakan
informasi tersebut bagi manajer.
Sistem informasi manajeman digambarkan sebagai sebuah bangunan piramida
dimana lapisan dasarnya terdiri dari informasi, penjelasan transaksi, penjelasan status,
dan sebagainya. Lapisan berikutnya terdiri dari sumbersumber informasi dalam
mendukung operasi manajemen sehari-hari. Lapisan ketiga terdiri dari sumber daya
sistem informasi untuk membantu perencanaan taktis dan pengambilan keputusan untuk
pengendalian manajemen. Lapisan puncak terdiri dari sumber daya informasi untuk
mendukung perencanaan dan perumusan kebijakan oleh tingkat manajemen.

Sistem Informasi Manajemen Berdasarkan Kegiatan Manajemen


l. Sistem Informasi Untuk Pengendalian Operasional. Pengendalian operasional
adalah proses pemantapan agar kegiatan operasional dilaksanakan secara efektif dan
efisien. Pengendalian operasional menggunakan prosedur dan aturan keputusan yang
sudah ditentukan lebih dahulu. Sebagian besar keputusan bisa diprogramkan.
2. Sistem Informasi Untuk Pengendalian Manajemen. Informasi pengendalian
manajemen diperlukan oleh manajer departemen untuk mengukur pekerjaan,
memutuskan tindakan pengendalian, merumuskan aturan keputusan baru untuk
diterapkan personalia operasional, dna mengalokasi sumber daya.
3. Sistem Informasi Untuk Perencanaan Strategis. Tujuan perencanaan strategis
adalah untuk mengembangkan strategi dimana suatu organisasi akan mampu
mencapai tujuannya. Horison waktu untuk perencanaan strategis cenderung lama,
sehingga perubahan mendasar dalam organisasi bisa diadakan.

1.2.4.Sistem Rantai Nilai


Sistem Rantai nilai didefinisikan sebagai sekumpulan aktivitas bisnis dimana di
setiap tahapan/langkah dalam aktivitas bisnis tersebut menambahkan nilai/value atau
kemanfaatan terhadap barang dan jasa organisasi yang bersangkutan. Sistem Rantai nilai
menurut Michael E. Porter yaitu untuk mendeskripsikan cara melihat bisnis sebagai
rantai aktifitas yang mengubah input menjadi output sehingga memiliki nilai bagi
pelanggan (Laudon and Laudon, 2007).

Value chain membagi dalam dua kategori, yaitu:


1. Primary activities, (line functions) merupakan aktifitas utama dari organisasi yang
melibatkan aktifitas-aktifitas sebagai berikut:
• Inbound Logistics, pada bagian ini terkait dengan penerimaan, penyimpanan, dan
pendistribusian input menjadi produk.
• Operations, semua aktifitas yang terkait dengan pengubahan input menjadi bentuk
akhir dari produk, seperti produksi, pembuatan, pemaketan, perawatan peralatan,
fasilitas, operasi, jaminan kualitas, proteksi terhadap lingkungan.
• Outbond Logistics, aktifitas yang terkait dengan pengumpulan, penyimpanan,
distribusi secara fisik atau pelayanan terhadap pelanggan.
• Marketing and Sales, aktifitas yang terkait dengan pembelian produk dan layanan
oleh pengguna dan mendorong untuk dapat membeli produk yang dibuat. Memiliki
rantai nilai khusus, antara lain: Marketing management, Advertising, Sales force
administration, Sales force operations, Technical literature, Promotion.
• Service, aktifitas yang terkait dengan penyediaan layanan untuk meningkatkan atau
merawat nilai dari suatu produk, seperti instalasi, perbaikan, pelatihan, suplai bahan,
perawatan dan perbaikan bimbingan teknis.
2. Support activities(staff atau fungsi overhead) merupakan aktifitas pendukung yang
membantu aktifitas utama. Secondały activities melibatkan beberapa bagian/fungsi, antara
lain:
 Firm infrastructure, merupakan aktifitas, biaya, dan aset yang berhubungan dengan
manajemen umum, accounting, keuangan, keamanan dan keselamatan sistem
informasi, serta fingsi lainnya.
 Human Resources Management, terdiri dari aktifitas yang terlibat seperti
penerimaan, dengar pendapat, pelatihan, pengembangan, dan kompensasi untuk
semua tipe personil, dan mengembangkan tingkat keahlian pekerja.
 Research, Technology, and System Development, aktifitas yang terkait dengan
biaya yang berhubungan dengan produk, perbaikan proses, perancangan peralatan,
pengembangan perangkat lunak kompüter, sistem telekomunikasi, kapabilitas basis
data baru, dan pengembangan dukungan sistem berbantuan kompüter.
 Procurement, terkait dengan fungsi pembelian input yang digunakan dalam value
chain organisasi.
Gambar 1.
Rantai Nilai

Dalam perkembangannya pemahaman akan rantai nilai dari suatu bisnis mengalami
perkembangan sehingga manajemen perlu memahami rantai nilai bisnisnya . Pemahaman
tersebut dilakukan dengan jalan melakukan analisis rantai nilai guna memperoleh
efektivitas dan efisiensi operasi perusahaan.
Tahapan dalam Analisis Rantai Nilai
1. Mengidentifikasi Aktivitas Value Chain
Perusahaan mengidentifikasi aktivitas utama dan pendukung dalam operasi perusahaan.
2. Mengidentifikasi Cost Driver pada Setiap Aktivitas Nilai
Cost Driver merupakan faktor yang mengubah jumlah biaya total, oleh karena itu
tujuan pada tahap ini adalah mengidentifikasikan aktivitas dimana perusahaan
mempunyai keunggulan biaya baik saat ini maupun keunggulan biaya potensial.
3. Mengembangkan Keunggulan Kompetitif dengan Mengurangi Biaya atau Menambah
Nilai.
Pada tahap ini perusahaan menentukan sifat keunggulan kompetitif, melalui tahapan:
• mengidentiflkasi keunggulan kompetitif
• mengidéntifikasi peluang akan nilai tambah
• mengidentifikasi peluang untuk mengurangi biaya.

1.2.5. Intelejensia Bisnis


Istilah intelijen bisnis (business intelligence, BI) merujuk pada teknologi, aplikasi,
serta praktik pengumpulan, integrasi, analisis, serta presentasi informasi bisnis atau kadang
merujuk pula pada informasinya itu sendiri. Tujuan intelijen bisnis adalah untuk
mendukung pengambilan keputusan bisnis.
Sistem Intelijen Bisnis adalah sistem yang didesain untuk menyediakan informasi-
informasi aktual mengenai peristiwa, tren teknologi, ekonomi, politik, hukum, demografi,
sosial budaya, dan yang paling penting adalah mengenai atmosfir kompetisi bisnis yang
sedang berlangsung. Dengan Business Intelligence, manajemen akan mendapatkan
informasi yang berkualitas dari kegiatan bisnisnya secara tepat waktu, akurat dan reliabel
melalui saluran komunikasi data. Semakin tinggi tingkat kompetisi antar perusahaan, maka
peranan Business Intelligence menjadi semakin penting.
Aktifitas Bisnis Intelejen
Business Intelligence menyakut berbagai aktifitas diantaranya;
• Studi perusahaan pesaing produk sejenis dan strategi memenangkan persaingan.
• Mengelola informasi mengenai data statistik pelanggan potensial, area potensial,
kondisi ekonomi, sosial budaya dan politik lingkungan dunia usaha.
• Pengamatan daerah operasi bisnis untuk kepentingan strategis perusahaan untuk
mengantisipasi perubahan lingkungan eksternal perusahaan.
• Analisa Pasar mengenai jumlah dan area peredaran produk yang diminati oleh
pelanggan, ancaman dan peluang yang ada, masa depan produk, tendensi pasar dll.

Cliff Nelson (1997) dari PT. Oracle Indonesia menjabarkan prinsip-prinsip Business
Intelligence dibangun berdasarkan karakteristik-karakteristik baru, yaitu:
l . Keterbukaan : Kemajuan konsep-konsep bisnis seperti E-Commerce, E-Business
atau E-Government, menuntut adanya peningkatan nilai keterbukaan informasi, salah
satunya disebabkan oleh pemanfaatanWorld Wide Web (WWW) di dunia internet.
2. Sensitivitas Waktu : Implementasi konsep on-line computing dilingkungan
perusahaan menyebabkan kebutuhan akan informasi menjadi bersifat peka waktu (time-
sensitive).
3. Ketepatan : prinsip-prinsip Business Intelligence dalam sebuah computer network
membutuhkan ketepatan data atau informasi.
4. Saling Ketergantungan : Bisnis tidak hanya harus memahami lingkungan eksternal
namun juga eksternal yang secara bersama-sama mempengaruhi jalannya roda bisnis
perusahaan
5. Tipe Data : Pandangan tradisional, bahwa informasi korporat kebanyakan berbasis
teks (text-based) merupakan pandangan yang sudah usang, karena kenyataan, saat ini
pangkalan data (Data Warehousing) perusahaan tidak hanya berupa data tekstual, akan
tetapi juga dalam format yang berbeda, seperti video, audio, tekstual dan data spasial.
Komponen Dasar BI
Pada dasarnya komponen BI mencakup, gathering, storing, analysing dan providing
access to data.
Gambar 1.1
Komponen Dasar BI
Keuntungan Bisnis Intelligence:
Ada 7 keunggulan utama BI yang akan memberikan value bagi perusahaan adalah sebagai
berikut:
1. Konsolidasi informasi Dengan BI dijalankan di dalam perusahaan, data akan diolah
dalam satu platform dan disebarkan dalam bentuk informasi yang berguna (meaningful)
ke seluruh organisasi.
2. In-depth reporting Software Business Process Management (BPM). BI mampu
menyediakan informasi untuk isu-isu bisnis yang lebih besar pada level strategis.
3. Customized Graphic User Interface (GUI) Beberapa ERP memang BI melangkah
lebih jauh dengan menyediakan fasilitas kustomisasi GUI. Sehingga tampilan GUI jauh
dari kesan teknis dan memberikan view of business sesuai dengan keinginan masing-
masing user.
4. Hanya memiliki sedikit masalah teknis sebagai dampak karakter BI yang user
friendly sehingga kesalahan pengguna akan minimal serta posisi BI sebagai software
pada layer teratas (information processing) dan bukan business process management.
5. Biaya pengadaan rendah Karena BI hanya bekerja pada layer teratas dari
pengolahan informasi
6. Flexible databank. BI membuka kemungkinan untuk berkolaborasi dengan ERP
sebagai pemasok data bank yang akan diolah menjadi reports dan scorecard, namun BI
juga dapat bekerja dari data bank yang dibuat terpisah.
7. Responsiveness. Perangkat lunak BI umumnya dapat difungsikan sebagai early warning
system pada setiap sistem yang menerapkannya. Melalui BI kegagalan sistem dalam mengelola
tujuannya di antisipasi dengan tingkat respon yang cepat.

Alasan menggunakan Business Intelligence


Alasan menggunakan Business Intelligence adalah sebagai berikut.
1. Membuat data lebih bermakna. Untuk mengambil data yang tersimpan di system TI
suatu perusahaan, banyak perusahaan berpaling ke piranti lunak BI. Piranti lunak BI
memungkinkan mengambil data yang tersimpan di sistem ERP, spreadsheet Excel dan
database Oracle dan Microsoft Access, dan menyimpannya di RAM server.
2. Membantu pengambil keputusan. Selain mudah mengakses data, piranti lunak BI
sangat mempengaruhi suatu proses negosiasi, yakni dengan memudahkan kuantifikasi
nilai hubungan dengan pemasok maupun pelanggan utama.
3. Melacak produk dan penjualan terpanas. Di beberapa perusahaan, BI juga
dimanfaatkan untuk mengelola inventori. Piranti BI dapat digunakan untuk
mengetahui berapa jumlah kehilangan pelanggan dan berapa pelanggan baru yang
berhasil didapatkan bulan ini. Informasi ini tidak sekedar ditampilkan secara umum,
namun juga dapat dirinci berdasarkan wilayah teritorinya
1.2.6. Manajemen Hubungan Konsumen
Menurut Kotler dan Armstrong (2004), Manajemen Hubungan Konsumen atau
customer relationship management (CRM) merupakan proses membangun dan
mempertahankan hubungan jangka panjang yang menguntungkan dengan pelanggan
melalui penyediaan pelayanan yang bemilai dan yang memuaskan mereka. CRM dapat
pula didefinisikan sebagai integrasi dari strategi penjualan, pemasaran dan pelayanan yang
terkoordinasi (Kalakota dan Robinson 2001). Sementara Francis Buttle mendefinisikan
CRM sebagai core business strategv yang mengintegrasikan proses internal serta
fungsifungsi yang ada dalam perusahaan dengan jejaring eksternal untuk menciptakan dan
men-deliver value (manfaat) kepada target pelanggan yang memberikan keuntungan.
Sasaran utama dari CRM adalah untuk meningkatkan pertumbuhan jangka panjang
dan profitabilitas perusahaan melalui pengertian yang lebih baik terhadap kebiasaan
(behavior) pelanggan. Pelopor teknik CRM ini adalah Harrah's Entertainment.CRM
mencakup metoda dan teknologi yang digunakan perusahaan untuk mengelola hubungan
perusahaan dengan pelanggan. Informasi yang disimpan untuk setiap pelanggan dan calon
pelanggan dianalisa dan digunakan untuk tujuan iniș Sebuah sistem CRM harus bisa
menjalankan fungsi:
1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang penting bagi pelanggan.
2. Mengusung falsafah customer-oriented (customer centric)
3. Mengadopsi pengukuran berdasarkan sudut pandang pelanggan
4. Membangun proses ujung ke ujung dalam melayani pelanggan
5. Menyediakan dukungan pelanggan yang sempurna
6. Menangani keluhan/komplain pelanggan
7. Mencatat dan mengikuti semua aspek dalam penjualan
8. Membuat informasi holistik tentang informasi layanan dan penjualan dari
pelanggan

Komponen CRM
a. Customer (Pelanggan) Adalah segala pihak yang pernah, akan dan sedang
merasakan produk jasa dan layanan yang diberikan perusahaan, baik dalam proses
melihat, membeli dan pemeliharaan.
b. Relationship (Hubungan) Dalam membangun relationship dengan pelanggan,
perusahaan haruslah memahami mata rantai yang menghubungkan perusahaan
dengan pelanggannya yaitu komunikasi dua arah.
c. Management CRM harus berfokus pada pengelolaan dan peningkatan hubungan
sejati dengan pelanggan dalamjangka panjang

Kerangka CRM
a. Collaborative CRM merupakan seperangkat aplikasi dari pelayanan seperti email,
ecommunities, World Wide Web, publikasi personal dan alat sejenisnya yang
dirancang untuk memfasilitasi interaksi antara pelanggan dengan perusahaan.
b. Operational CRM merupakan pengelolaan secara otomatisasi dari proses bisnis
terintegrasi, termasuk customer touch point dan integrasi front back office.
c. Analytical CRM merupakan analisis data yang diperoleh dari operasional CRM
dengan memanfaatkan tool dan software untuk mendapatkan pemahaman yang lebih
baik tentang perilaku pelanggan.

Tujuan CRM
CRM bertujuan untuk menyediakan umpan balik yang lebih efektif dan integrasi
yang lebih baik dengan pengendalian return on investment (ROI) di area ini, DAN
membangun dasar kesetiaan pelanggan yang sering kali berguna bagi pengusaha.
Manfaat Customer Relationship Management (CRM)
Manfaat CRM menurut Amin Widjaja (2008) adalah:
1. Peningkatan Pendapatan
Aplikasi CRM menyediakan informasi untuk meningkatkan pendapatan dan
keuntungan perusahaan.
2. Mendorong Loyalitas Pelanggan
Aplikasi CRM memungkinkan perusahaan untuk mendayagunakan informasi
dari semua titik kontak dengan pelanggan, apakah itu via web, call center,
ataupun lewat staf pemasaran dan pelayanan di lapangan.
3. Mengurangi Biaya
Dengan kemampuan swalayan dalam penjualan dan pelayanan pelanggan, ada
biaya yang bisa dikurangi, seperti dengan memanfaatkan teknologi web.
4. Meningkatkan Efisiensi Operasional
Otomasi penjualan dan proses layanan dapat mengurangi risiko turunnya
kualitas pelayanan dan mengurangi beban cashflow.
5. Peningkatan (Waktu Untuk Pemasaran)
Aplikasi CRM memungkinkan kita membawa produk ke pasar dengan lebih
cepat dengan informasi pelanggan yang lebih baik.

Strategi CRM
Strategi CRM adalah strategi bisnis inti yang memadukan proses internal, fungsi
internal, dan jaringan eksternal untuk menciptakan dan menyampaikan nilai kepada
pelanggan untuk mendapatkan keuntungan. Strategi CRM terdiri dari 5 tahapan yaitu:
1. Analisis portfolio pelanggan.
Tahap ini melibatkan analisis terhadap basis pelanggan secara aktual dan
potensial untuk mengidentifikasikan pelanggan mana yang ingin dilayani di
masa mendatang.
2. Keintiman pelanggan.
Pada tahap ini dapat dikenali identitas, riwayat, tuntutan, dan harapan
pelanggan.
3. Pengembangan Pelanggan
Jaringan dapat mencakup anggota dari luar seperti supplier, mitra dan
pemilik investor, dan juga pihak internal yang penting, yaitu pegawai.
4. Pengembangan proposisi nilai.
Tahap ini melibatkan pengidentifikasian sumber-sumber nilai bagi
pelanggan dan penciptaan suatu proposisi dan pengalaman yang memenuhi
kebutuhan, harapan, dan pilihan mereka.
5. Mengelola sikîus hidup pelanggan.
Siklus hidup pelanggan adalah perjalanan pelanggan dari status 'suspek'
menjadi 'pendukung'.
Selain lima tahapan yang disebutkan diatas, strategi CRM membutuhkan kondisi
pendukung dibawah ini:
1. Pimpinan dan budaya perusahaan.
Pimpinan sangat penting bagi keberhasilan penerapan strategi CRM karena
beberapa alasan, yaitu:
a. Pimpinan mempunyai peranan yang sangat penting dengan
menunjukkan visi dan misi arah penerapan strategi CRM dalam perusahaan.
b. Pimpinan yang berkomitmen tinggi akan pelaksanaan strategi CRM
akan menularkan sikap positif tersebut kepada seluruh bagian dan level
dalam perusahaan.
c. Pimpinan perlu menyetujui biaya implementasi CRM yang mungkin
sangat mahal.
d. Pimpinan dapat memprioritaskan program strategi CRM kepada
seluruh golongan dalam perusahaan demi kesuksesan program.
e. Pimpinan dapat berfungsi sebagai pengawas dalam pelaksanaan
strategi.
2. Data dan teknologi informasi.
TI memiliki peranan yang penting dalam hal penanganan data CRM.
Dengan adanya sistem TI, maka perusahaan dapat mengumpulkan,
menyimpan, mendistribusikan, dan menggunakan data dan informasi
mengenai pelanggan.

Jenis jenis CRM


CRM yang terdiri dari ketiga konponen di atas memiliki tujuan secara umum
yaitu untuk memaksimumkan keuntungan perusahaan sejalan dengan meningkatkan dan
memelihara kepuasan pelanggan. Secara garis besar, CRM dapat diklasifikasikan
dalamjenis, yaitu:
1. Operational CRM
Mencakup otomatisasi yang terintegrasi dari keseluruhan proses bisnis,
termasuk di dalamnya customer touch-points dan customer channels dan
integrasi front office-back offłce. Operational CRM mengoptimasi proses
bisnis yang berinteraksi secara langsung dengan pelanggannya. Aplikasi
operational CRM dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Customer-Facing Application
Faktor utama dari aplikasi CRM Customer-Facing adalah contact
center, Sales Force Automation, dan field service. Disebut Customer-Facing
karena pada kenyataanya, pihak perusahaan ini langsun berhubungan
dengan pelanggannya.
b. Customer-Touching Applications
Faktor utama dari aplikasi CRM Customer-Touching application
adalah Campaign management, e-commerce, dan Self-Service Customer
Support. Disebut Customer-Touching karena pelanggan berhubungan
langsung dengan aplikasi system daripada berhubungan dengan perwakilan
perusahaan.
2. Analytical CRM
Merupakan proses analisis dari data-data yang dihasilkan pada Operational
CRM. Analytical CRM memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan
suatu pengetahuan akan pelanggan dan melakukan penaksiran atau estimasi
terhadap pelanggan berdasarkan data-data analisis yang dipakai.

Infrastruktur CRM
Infrastruktur dari CRM adalah Sebagai berikut :
1. Data pelanggan yang terintegrasi
Kemampuan untuk mengakses, mengolah dan memproses semua yang
berhubungan dengan pelanggan adalah salah satu kunci suksesnya CRM.
2. Hubungan informasi pelanggan yang terintegrasi
Hubungan yang baik dengan pelanggan adalah dengan melayani dimanapun
mereka, kapanpun juga, dan dengan sarana apapun
3. Bisnis proses yang terintegrasi
Pelanggan memerlukan pelayanan baik pada saat membeli maupun
setelahnya.
4. Extended enterprise yang terintegrasi

1.2.7. Enterprise Resource Planning


Perencanaan Sumber Daya perusahaan Perencanaan sumber daya perusahaan,
atau sering disingkat ERP (enterprise resource planning) adalah sistem informasi
yang diperuntukkan bagi perusahan manufaktur maupun jasa yang berperan
mengintegrasikan dan mengotomasikan proses bisnis yang berhubungan dengan
aspek operasi, produksi maupun distribusi di perusahaan bersangkutan. Istilah
ERP dibuat oleh Gartner Group. Tujuan dari ERP adalah mengintegrasikan
berbagai proses utama perusahaan seperti entri pesanan, produksi, pengadaan dan
utang usaha, pengajian, dan sumber daya manusia.
Konsep Dasar ERP
Konsep dasar ERP dapat dilihat pada diagram di bawah ini
KONSEP DASAR ERP

Teknologi enterprise resources planning (ERP) dapat mengintegrasikan fungsi


marketing, fungsi produksi, fungsi logistik, fungsi finance, fungsi sumber daya, fungsi
produksi, dan fungsi lainnya. ERP telah berkembang sebagai alat integrasi, memiliki
tujuan untuk mengintegrasikan semua aplikasi perusahaan ke pusat penyimpanan data
dengan mudah diakses oleh semua bagian yang membutuhkan.
Integrasi data pada teknologi ERP dilakukan dengan single data entry' (sebuah
departemen fungsi memasukkan data, maka data ini dapat digunakan oleh fungsi-fungsi
lainnya pada perusahaan). Penggunaan ERP yang dilengkapi dengan hardware dan
software untuk mengkoordinasi dan mengintegrasikan data informasi pada setiap area
business processes untuk menghasilkan pengambilan keputusan yang cepat karena
menyediakan analisa dan laporan keuangan yang cepat, laporan penjualan yang on time,
laporan produksi dan inventori.

Integrasi Sistem ERP

Program ERP sangat membantu perusahaan yang memiliki bisnis proses yang
luas, dengan menggunakan database dan reporting tools manajemen yang terbagi. ERP ini
mengurusi segala sesuatu mulai dari pusat hingga cabang terkecil, dari dalam hingga
lingkar terluar. Misalnya seperti SDM, kontrol keuangan, manajemen material, distribusi,
maintenance dan pembiayaan. ERP secara fungsional dibagi dalam dua kelompok aplikasi
umum yaitu:
1. Aplikasi inti
2. Aplikasi analisis bisnis
Aplikasi inti adalah aplikasi yang secara operasional mendukung aktivitas rutin
perusahaan. Aplikasi inti umumnya meliputi penjualan dan distribusi, perencanaan bisnis,
perencanaan produksi, pengendalian pabrik, dan logistik. Aplikasi ini disebut juga aplikasi
pemrosesan transaksi (on-line transaktion processing — OLTP ).
ERP lebih dari sekedar sistem pemrosesan transaksi cangih. ERP adalah alat
pendukung keputusan yang memberikan pihak manajemen informasi secara real-time,
hingga memungkinkan adanya keputusan secara tepat waktu yang dibutuhkan untuk
meningkatkan kinerja serta mencapai keunggulan bersaing. Perosesan analitis on-line (on-
line analytical processing —OLAP) meliputi pendukung keputusan, pemodelan, penarikan
informasi, analsisisnaporan khusus, dan analisis bagaimana jika (what-if).

Modul aplikasi gambar ERP

Beberapa software ERP opensource yang ada dipasaran, setiap software mempunyai
beberapa kelebihan tertentu dan biasanya ada beberapa perbedaan spesifik yang ada
dimasing-masing software, diantaranya; Compiere ERP, Apache OFBiz, Openbravo ERP,
dan Opentabs.
Manfaat
ERP berguna untuk mengontrol aktivitas bisnis, mulai dari produksi,
manajemen kualitas, manajemen persediaan, pengiriman, penjualan hingga sumber daya
manusia. ERP juga sering dikatakan sebagai Back Office yaitu perangkat lunak untuk
membantu perkantoran dan membantu menjalankan berbagai aktifitasnya, sehingga
pelanggan dan publik tidak secara langsung berinteraksi dengan sistem informasi ini. Hal
ini dikarenakan kemampuan yang dimiliki ERP itu sendiri, yaitu
Keuntungan Penggunaan ERP
1. mengintegrasikan keuangan, sehingga top manajemen dapat mengetahui
keadaan keuangan sebagai alat bantu pengambilan keputusan dan
mengontrol kinerja bagian keuangan pada perusahaan.
2. Standarisasi Proses Opcrsional, menstandarisasikan proses prodüksi dengan
melihat dari hasil pengujian praktik terbaik yang didapat sehingga dapat
meningkatkan prodüktifitas kerja, mengurangi hal-hal yang tidak efisien dan
meningkatkan kualitas produk.
3. Standarisasi Laporan, menstandarisasikan bentuk laporan, terutama bagi
perusahaan yang beşar yang memiliki unit bisnis yang beragam dengan jumlah
dan jenis bisnis yang berbeda-beda, sehingga memudahkan mengerti dalam
membaca laporan yang ada.

Tolak Ukur Keuntungan yang didapat


1. Penurunan Inventori
2. Penyusutan tenaga kerja yang diperlukan
3. Meningkatkan pelayanan
4. Meningkatkan kontrol keuangan
5. Mengurangi waktu dalam mendapatkan informasi

Anda mungkin juga menyukai