Anda di halaman 1dari 11

I.

TOPIK PRAKTIKUM
“Sistem ekskresi”
II. TUJUAN PRAKTIKUM
“Menganalisis senyawa yang dapat melewati filter sebagai gambaran fungsi
filtrasi ginjal mamalia”
III. DASAR TEORI
Sistem ekskresi adalah suatu proses pengeluaran zat-zat sisa yang tidak
digunakan lagi. Zat-zat sisa ini berupa urine, keringat dan air. Kegunaan dari sistem
ekskresi ini adalah untuk menjaga konsentrasi ion-ion seperti ion Na+, K+, Cl-, Ca2+
dan H+, menjaga konsentrasi kandungan osmotik, menjaga keseimbangan cairan
dalam tubuh, membuang sisa metabolisme yaitu urea dan asam urat dan membuang
zat asing yang tidak berguna dari hasil metabolisme (Dahelmi, 1991).
Ginjal merupakan suatu organ yang sangat penting untuk mengeluarkan obat-
obatan yang bersifat toksik dan hasil metabolisme tubuh yang sudah tidak digunakan
dalam bentuk urine. Nefron merupakan unit fungsional dari ginjal dan terdiri atas
glomerulus, tubulus proksimal, lengkung henle, tubulus distal dan tubulus
kolektivus serta kapiler peritubuler yaitu kapiler yang berada di sekitar tubulus
ginjal. Tiga proses dasar pembentukan urin, yaitu : filtrasi, reabsorpsi dan
sekresi (Fenty,2010).
Sistem Urinaria (sistem perkemihan) terdiri dari organ yang memproduksi urin
dan mengeluarkan urin dari tubuh. Sistem ini merupakan salah satu sistem utama
untuk mempetahankan hemoistasis tubuh (kekonstanan lingkungan internal) (Baron,
1995). Ginjal mempertahankan komposisi cairan ekstraseluler yang menunjang
fungsi semua sel tubuh. Kemampuan ginjal untuk mengatur komposisi cairan
ekstraseluler merupakan fungsi per satuan waktu yang diatur oleh epitel tubulus,
untuk zat yang tidak disekresi oleh tubulus, pengaturan volumenya berhubungan
dengan laju filtrasi glomerulus (LFG). Seluruh zat yang larut dalam filtrasi
glomerulus dapat direabsorpsi atau disekresi oleh tubulus. Laju filtrasi glomerulus
telah diterima secara luas sebagai indeks terbaik untuk menilai fungsi ginjal.
Pengukuran LFG merupakan hal yang penting dalam pengelolaan pasien dengan
penyakit ginjal, selain untuk menilai fungsi ginjal secara umum, banyak kegunaan
penting pengukuran LFG, seperti untuk mengetahui dosis obat yang tepat yang dapat
dibersihkan oleh ginjal (Rismawati dan Afrida, 2012).
IV. ALAT DAN BAHAN
IV.1 Tabel alat
No Nama alat Jumlah

1. Tabung reaksi 7 buah


2. Kertas filter ukuran pori 8 mm Secukupnya
3. Kertas GF/C ukuran 1,2 mm Secukupnya
4. Rak tabung Secukupnya
5. Corong gelas Secukupnya

6. Pipet tetes 1 buah


7. Gelas ukur 1 buah1

8. Pemanas buah

IV.2 Tabel bahan


No Nama bahan Jumlah
1. Aquadest Secukupnya
2. Larutan biuret Secukupnya
3. Larutan benedict Secukupnya
4. Larutan ugol Secukupnya
5. Larutan protein Secukupnya
6. Larutan glukosa Secukupnya
7. Larutan amilum Secukupnya
V. PROSEDUR KERJA
A. Kontrol
1. Kedalam tabung A dimasukkan 1 ml larutan protein 10% kemudian ditambah
1 ml larutan biuret.
2. Kedalam tabung B dimasukkan 1 ml larutan glukosa 10% kemudian
ditambah 1 ml larutan benedict dan dipanaskan selama 5 menit.
3. Kedalam tabung C dimasukkan 1 ml larutan amilum 10% kemudian ditambah
1 tetes larutan lugol.
4. Kedalam tabung D dimasukkan 1 ml akuades kemudian ditambah 1 ml
larutan biuret.
5. Kemudian mengamati warna yang terbentuk.
B. Perlakuan
1. Kedalam tabung E dimasukkan 3 ml larutan protein 10%, ditambah 1 ml
larutan biuret kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring GF/C.
2. Kedalam tabung F dimasukkan 3 ml larutan glukosa 10%, ditambah 1 ml
larutan benedict kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring GF/C
dan dipanaskan selama 5 menit.
3. Kedalam tabung G dimasukkan 3 ml larutan amilum 10%, ditambah 1 tetes
larutan lugol kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring GF/C.
4. Kedalam tabung H dimasukkan 3 ml akuades, ditambah 1 ml larutan biuret
kemudian disaring dengan menggunakan kertas Whatman.
5. Warna yang terbentuk pada tabung kontrol dan pembanding diamati
kemudian dicatat dan difoto.
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 6.1. Data Percobaan Uji Filtrasi Menggunakan Kertas Saring
No. Larutan Intensitas warna Intensitas warna setelah
sebelum filtrasi filtrasi
1 Protein + buiret ++ +++
2 Glukosa + benedict +++ ++
3 Amilum + lugol +++ +++
4 Akuades + biuret +++ ++

Gambar 6.1. Akuades sesudah filtrasi (kiri) dan akuades sebelum filtrasi (kanan)

Gambar 6.2. Amilum sebelum filtrasi (kiri) dan amilum sesudah filtrasi (kanan)
Gambar 6.3. Glukosa sesudah filtrasi (kiri) dan glukosa sebelum filtrasi (kanan)

Gambar 6.4. Protein sesudah filtrasi (kiri) dan protein sebelum filtrasi (kanan)
VII. PEMBAHASAN
Berdasarkan data praktikum didapatkan hasil bahwa protein yang ditambahkan
dengan biuret sebelum filtrasi dengan sesudah filtrasi terdapat perubahan warna dari
ungu muda menjadi ungu tua. Hal ini sesuai dengan pernyataan Guyton (2005) yang
menyatakan bahwa protein dapat disaring atau difilter, kemudian hasil metabolisme
protein berupa urea dikeluarkan melalui urin. Apabila protein tidak tersaring maka
akan menyebabkan penyakit albuminaria, yaitu adanya protein dalam urin karena
kegagalan ginjal dalam memfilter protein.
Mekanisme filtrasi menggunakan kertas wathman ini seperti kerja ginjal dalam
memfilter senyawa tertentu. Glukosa yang ditambahkan dengan benedict sebelum
filtrasi dengan sesudah filtrasi terdapat perubahan warna dari kuning kecokelatan
menjadi kuning cerah. Amilum yang ditambahkan dengan lugol dan dipanaskan
sebelum filtrasi dengan sesudah filtrasi tidak mengalami perubahan warna dan tetap
berwarna biru kehitaman. Hasil glukosa sesuai sedangkan hasil amilum tidak sesuai
dengan pernyataan Sherwood (2006) yang menyatakan bahwa glukosa tersaring dan
dipertahankan keberadaannya dalam tubuh dengan reabsorpsi glukosa yang
bergantung pada pompa Na ATP-ase, karena molekul Na tersebut berfungsi untuk
mengangkut glukosa menembus membran kapiler tubulus dengan menggunakan
energi. Akuades yang ditambahkan dengan biuret sebelum filtrasi dengan sesudah
filtrasi terdapat perubahan warna dari biru tua bening menjadi biru muda bening. Hal
ini tidak sesuai dengan pernyataan Sherwood (2006) yang menyatakan bahwa
akuades tidak difilter, sehingga diloloskan ketika melewati ginjal.
Ginjal terletak di kanan dan kiri tulang belakang, di bawah hati dan limpa.
Bagian atas ginjal terdapat kelenjar adrenal. Ginjal adalah sepasang organ saluran
kemih yang terletak di rongga retroperitoneal bagian atas. Bentuknya menyerupai
kacang dengan sisi cekungnya menghadap ke medial. Kedua ginjal terletak di
sekitar vertebra T12 hingga L3. Ginjal kanan biasanya terletak sedikit di bawah
ginjal kiri untuk memberi tempat untuk hati. Sebagian dari bagian atas ginjal
terlindungi oleh iga ke sebelas dan duabelas. Kedua ginjal dibungkus oleh dua
lapisan lemak (lemak perirenal dan lemak pararenal) yang membantu meredam
goncangan. Berat dan besar ginjal bervariasi tergantung jenis kelamin, umur, serta
ada tidaknya ginjal pada sisi lain. Rata-rata ginjal orang dewasa memiliki ukuran
panjang sekitar 11,5 cm, lebar sekitar 6 cm dan ketebalan 3,5 cm dengan berat sekitar
120-170 gram atau kurang lebih 0,4% dari berat badan (Fenty,2010).
Pembentukan urin terjadi di dalam ginjal. Pembentukan urin yang terjadi ini
melalui serangkaian proses yaitu filtrasi, reabsorbsi, dan augmentasi. Proses filtrasi
dilakukan oleh glomerulus untuk menyaring darah. Sel – sel darah, trombosit dan
sebagian besar protein plasma disaring dan diikat agar tidak ikut dikeluarkan. Hasil
filtrasi tersebut adalah urin primer. Urin primer yang berada dalam keadaan normal
tidak mengandung eritrosit tetapi mengandung protein yang kurang dari 0,03%,
glukosa, garam – garam, natrium, kalium, dan asam amino. Urin primer tersebut
kemudian mengalami proses reabsorbsi untuk penyerapan kembali zat – zat yang
masih dibutuhkan oleh tubuh sehingga terbentuklah urin primer yang tidak lagi
mengandung zat – zat yang dibutuhkan tubuh (Biggs, 1999). Menurut Guyton (1996)
filtrasi darah terjadi di glomerulus, dimana jaringan kapiler dengan struktur spesifik
dibuat untuk menahan komonen selular dan medium-molekular-protein besar
kedalam vascular sistem, menekan cairan yang identik dengan plasma di
elektrolitnya dan komposisi air. Cairan ini disebut filtrate glomerular. Tumpukan
glomerulus tersusun dari jaringan kapiler.
Pada mamalia, arteri renal terkirim dari arteriol afferent dan melanjut sebagai
arteriol eferen yang meninggalkan glomrerulus. Tumpukan glomerulus dibungkus
didalam lapisan sel epithelium yang disebut kapsula bowman. Area antara
glomerulus dan kapsula bowman disebut bowman space dan merupakan bagian yang
mengumpulkan filtrate glomerular, yang menyalurkan ke segmen pertama dari
tubulus proksimal.
Struktur kapiler glomerular terdiri atas 3 lapisan yaitu : endothelium capiler,
membrane dasar, epiutelium visceral. Endothelium kapiler terdiri satu lapisan sel
yang perpanjangan sitoplasmik yang ditembus oleh jendela atau fenestrate.
Praktikum yang dilakukan kali ini mengumpamakan kertas penyaring sebagai
glomerulus yang berfungsi untuk menyaring senyawa-senyawa yang terlarut dalam
makanan seperti amilum, glukosa, akuades dan air. Perubahan warna yang terjadi
mengindikasikan bahwa kertas saring menyaring senyawa-senyawa yang masih
digunakan oleh tubuh dan tidak terbuang bersama urin.
Fungsi reagen biuret adalah untuk membentuk kompleks sehingga yang
dikandung dapat diidentifikasi. Reaksi biuret ini bersifat spesifik, artinya hanya
senyawa yang mengandung ikatan pepetida saja yang akan bereaksi dengan pereaksi
biuret. Benedict adalah reagen untuk menguji kandungan makanan yang
mengandung glukosa. Sama seperti pengujian menggunakan biuret, bahan makanan
yang diuji harus berbentuk larutan, kemudian ditambah reagen benedict (biasanya
setengah dari jumlah larutan). Setelah itu dipanaskan selama beberapa menit. Bahan
makanan yang mengandung glukosa, akan terdapat endapan berwarna hijau sampai
merah bata. hijau jika kandungan glukosa sedikit dan merah bata jika kandungan
glukosa banyak. Selain menggunakan benedict, pengujian glukosa juga dapat
menggunakan reagen FehlingA+FehlingB. Reagen lugol mengindikasikan bahwa
suatu substrat mengandung amilum dan akan menghasilkan warna biru kehitaman.
Proses filtrasi ginjal senyawa yang harusnya tersaring adalah glukosa dan
bahan lain seperti protein yang diserap kembali ke aliran darah. Zat-zat yang tidak
direabsorbsi oleh ginjal khususnya oleh tubus kontroktus proksimal dan distal adalah
seperti urea, garam, air dan vitamin yang berlebih dan tidak digunakan oleh tubuh.
Senyawa tersebut kemudian dicampur dengan air menjadi urin sebenarnya ( Fenty,
2010).
Beberapa kelainan atau penyakit pada ginjal yang sering dijumpai menurut
Pearce (2004) antara lain :
1. Batu ginjal
Batu ginjal dapat terbentuk karena pengendapan garam kalsium di dalam rongga
ginjal, saluran ginjal, atau kandung kemih. Batu ginjal berbentuk kristal yang
tidak bisa larut dan mengandung kalsium oksalat, asam urat, dan kristal kalsium
fosfat. Penyebabnya adalah karena terlalu banyak mengonsumsi garam mineral
dan terlalu sedikit mengonsumsi air. Batu ginjal tersebut lebih lanjut dapat
menimbulkan hidronefrosis. Hidronefrosis adalah membesarnya salah satu ginjal
karena urine tidak dapat mengalir keluar. Hal itu akibat penyempitan aliran
ginjal atau tersumbat oleh batu ginjal.
2. Nefritis
Nefritis adalah kerusakan bagian glomerulus ginjal akibat alergi racun kuman.
Nefritis biasanya disebabkan adanya bakteri Streptococcus.
3. Glukosuria
Glukosuria adalah penyakit yang ditandai adanya glukosa dalam urine. Penyakit
tersebut sering juga disebut penyakit gula atau kencing manis (diabetes
mellitus). Kadar glukosa dalam darah meningkat karena kekurangan hormon
insulin. Nefron tidak mampu menyerap kembali kelebihan glukosa, sehingga
kelebihan glukosa dibuang bersama urine.
4. Albuminuria
Albuminuria adalah penyakit yang ditunjukkan oleh adanya molekul albumin
dan protein lain dalam urine. Penyebabnya karena adanya kerusakan pada alat
filtrasi. Peningkatan kadar laktat juga dapat dapat dijumpai pada pasien dengan
Penyakit Ginjal Kronis (PGK) dan salah satu cara untuk mengatasinya adalah
dengan HD (Hemodyalisis) (Shima, 2011).
5. Hematuria
Hematuria adalah penyakit yang ditandai adanya sel darah merah dalam urine.
Penyakit tersebut disebabkan adanya peradangan pada organ urinaria atau karena
iritasi akibat gesekan batu ginjal.
VIII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil yang didapatkan dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Senyawa yang dapat melewati filter adalah air.
2. Senyawa yang tidak dapat melewati filter adalah glukosa, protein dan amilum.

IX.SARAN
Praktikum selanjutnya diharapkan agar praktikum tetap diadakan di lab
dengan alat maupun bahan sederhana, agar praktikan dapat memahami dan
mempraktekkan secara langsung. Karena jika hanya menonton video dari sumber
internet untuk dijadikan referensi praktikum tidak cukup untuk menambah wawasan.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid-3. Erlangga. Jakarta.

Dahelmi. 1991. Fisiologi Hewan. UNAND. Padang.

Fenty. 2010. Laju Filtrasi Glomerulus Pada Lansia Berdasarkan Tes Klirens
Kreatinin Dengan Formula Cockroft-Gault, Cockroft-Gault Standardisasi,
Dan Modification Of Diet In Renal Disease. Jurnal Penelitian Vol. 13, No. 2,
Mei 2010.

Pearce. E., 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. PT Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.

Setiadi, 2007. Anatomi & Fisiologi Manusia. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Suripto, 1992. Struktur Hewan. ITB. Bandung.

Syaifuddin, 2006. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi 3. EGC.


Jakarta.

Sherwood L. 2001. Fisiologi Manusia daru Sel ke Sistem . Penerbit Buku


Kedokteran EGC : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai