MATERI
MATERI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat
Tahun 2014).
secara epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu, dan
Jika kita membicarakan wabah atau Kejadian Luar Biasa (KLB), tentunya
tidak lepas dari peranan seorang petugas kesehatan termasuk Bidan di Desa.
Sebagai petugas kesehatan kita tidak hanya berteori atau sekedar berbicara
Kita sebagai tenaga kesehatan harus mampu mengenali masalah yang ada
dan evaluasi program masyarakat dalam skala mikro di tingkat pedesaan agar
1
dapat memenuhi tuntutan kebutuhan tenaga kesehatan dalam
maka perlu adanya kegiatan praktikum lapangan dari mata kuliah investigasi
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
data rutin.
KLB.
2
g. Untuk melakukan penyelidikan KLB dan menyusun laporan KLB.
C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
investigasi wabah.
penyakit di puskesmas.
3
4. Bagi Masyarakat Setempat (Masyarakat Juwangi)
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi Wabah
pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat
Tahun 2014).
secara epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu, dan
Tahun 2014).
dini terhadap penyakit dan masalah kesehatan berpotensi KLB beserta faktor-
5
Penyelidikan Epidemiologi adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
B. Bentuk Wabah
1. Common Source
infeksi atau sumber kuman (agens patogen) yang biasa/ umum, misalnya
anak sekolah terpajan anak lain yang sedang sakit campak. Common
a. Point source
piknik gereja mengambil salad kentang dari satu mangkok besar yang
sama. Mayoritas dari mereka yang memakan salad kentang jatuh sakit
akademik, orang terpajan di satu tempat pada satu waktu, menjadi sakit
selama masa inkubasi agens (patogen) yang didapat dari satu sumber.
b. Intermitten
6
atau lebih lama). Tuberculosis sering kali menular dengan cara seperti
ini, melalui penularan bawaan udara yang berasal dari batuk penderita
yang lain, penyebaran penyakit ini tidak teratur dan sulit ditebak, dan
c. Continuous epidemic
Jika pajanan bertambah dan meluas, dan orang yang menjadi sakit
epidemic.
2. Propagated epidemic
7
Pada beberapa penyakit, imunitas alami atau kematian dapat
3. Mixed epidemic
muncul pertama kali. Selama pertengahan tahun 1990 an, yaitu saat
8
intervensi kesehatan masyarakat sehingga tempat tempt pemandian
ini.
1. Persiapan
a. Investigasi
b. Administrasi
c. Konsultasi
9
saat ini dengan jumlah beberapa minggu, bulan atau periode waktu
a. Catatan surveilens
d. Survei
3. Memastikan Diagnostik
wabah
diagnostik
c. Pemeriksaan laboratorium
1) Masa inkubasi
2) Cara penularan
10
b. Penyakit yang belum diketahui doagnosisnya
ada
populasi.
11
memperkirakan waktu penyebaran dan cara-cara penyebaran.
1) Berbentuk histogram
penyakit
masing-masing kasus
timbulnya gejala)
6. Membuat Hipotesis
12
BAB III
kab. Boyolali dari tahun 2008-2012 ditambah data tahun 2013 sampai bulan
12000
10426
10000
8000
6999
6000
4000
2000 1780
793 573
0 114 72 18 17 10
2013
13
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa 10 besar penyakit yang
lain yaitu sebesar 10426 dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Dari
survei yang dilakukan, hal ini dipicu karena faktor lingkungan dimana
sehat.
kab. Boyolali kurun waktu 5 tahun terakhir ini yaitu Influenza sebesar
14
Sedangkan kasus DBD dari tahun 2008-2012 terjadi 8 kasus ditambah
periode sebelumnya.
tahun sebelumnya.
sebelumnya.
15
6. Case Fatality Rate (CFR) dari suatu penyakit dari suatu kurun
1. DBD
2. TB paru
3. Diare
4. Influenza
450
400
350
300
250 Influenza
200 Diare
150 TB Paru
DBD
100
50
0
Jan
Jan
Apr
Jan
Apr
Jan
Apr
Jan
Apr
Jan
Apr
Okt
Okt
Okt
Okt
Okt
Jul
Jul
Jul
Jul
Jul
16
Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa kasus penyakit
ada dengan angka yang sangat besar. Pada kasus Diare setiap bulan
bersih dan sehat sangat rendah. Hal tersebut terbukti adanya warga
yang masih terbiasa mandi dan buang air di sungai. Pada kasus TB
Paru kasus tertinggi terjadi pada bulan Juli 2009, hal itu terjadi karena
papan dengan lantai masih tanah dan ventilasi rumah yang kurang
memenuhi kriteria rumah sehat. Pada DBD terjadi kasus setiap bulan-
bulan musim pengujan pada tahun 2008, 2010, 2012 dan 2013. Hal itu
nyamuk.
skoring.
17
Teknik skoring yakni memberikan penilaian (score) terhadap
berikut:
(saverity).
(social benefit).
feasibility).
18
Dari berbagai parameter diatas kami memberikan nilai angka 5
rendah dan 1 untuk kategori sangat rendah. Hasil analis dengan teknik
Parameter
No Technic Resourc
Penyakit Degree of Jumlah
. Preva Seve Rate Social al es
Unmeet
lence rity Increase Benefit Feasibil Availabi
Need
ity lity
1 Influenza 2 1 2 3 3 5 4 20
2 Diare 2 1 3 3 3 5 4 21
3 TB Paru 4 3 3 4 4 3 3 24
4 DBD 4 5 4 5 4 4 3 29
kasus penyakit tersebut adalah DBD dengan total skor 29. Sedangkan
19
permeabilitas pembuluh darah, hipovolemia dan gangguan mekanisme
2.5
2 2 2 2
1.5
1 1 1 1
0.5
0 0 0
Jan
Jan
Okt
Okt
Jan
Okt
Jan
Okt
Jan
Okt
Jan
Apr
Apr
Apr
Apr
Apr
Jul
Jul
Jul
Jul
Jul
Juwangi terdapat 8 kasus dari tahun 2008 hingga 2012. 2 kasus di desa
20
Pilangrejo, 2 kasus di desa Juwangi dan 1 kasus di desa Ngleses pada
Ngleses dan bahkan belum lama ini pada bulan Januari 2013
21
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Gambaran Wilayah
22
Gambar 2. Peta wilayah kerja Puskesmas Juwangi
dan 212 RT. Semua desa di wilayah kerja Puskesmas Juwangi dapat
diantaranya kendaraan roda empat, roda dua, dokar, bus yang dapat
diakses melalui Terminal Juwangi dan kereta api yang dapat diakses
23
Perempuan : 17.378 jiwa
iklim dan kelembaban udara. Pada suhu yang panas (28-32) derajat
24
tersedia pula habitat nyamuk dewasa untuk bertelur dan
berkembangbiak.
ketinggian lebih dari 1000 meter dari permukaan laut karena pada
25
bekas, kaleng-kaleng bekas, ban bekas, tempat penampungan air
jentik nyamuk.
HI = 6 / 25 x 100
HI = 24 %
ABJ = 100% - HI
ABJ = 100% - 24 %
= 76 %
berkembangbiaknya nyamuk.
26
BAB V
abatisasi selektif serta fogging foccus. PE yang dilakukan salah satu tujuannya
adalah untuk mencari penderita tambahan dalam periode 3 minggu yang lalu sejak
27
A. Rencana Penyelidikan
B. Tindakan Penanggulangan
tindakan menurut sasarannya, dapat dibedakan atas dua macam, yakni terhadap
penyakit yang diderita dan pada umumnya hampir sama dengan tindakan
pengobatan. Hanya saja karena penyakit DBD adalah penyakit menular maka
tindakan terhadap kasus ini harus ditambahkan dengan tindakan lain yang
28
pemeriksaan fisik, pengambilan sediaan untuk pemeriksaan laboratorium,
warga akan bahaya, maka pihak puskesmas lebih mengutamakan cara PSN
nyamuk
29
BAB VI
PENUTUP
A. Simpulan
tahun.
B. Saran
wilayah.
30
3. Melaksanakan upaya penyelidikan dengan Sistem Kewaspadaan Dini
(SKD).
31