Anda di halaman 1dari 5

RESUME MATERI

BAB 11
“URGENSI PENGEMBANGAN AKUNTANSI KEUANGAN
SEKTOR PUBLIK”
Dosen Pengampu : Ningrum Pramudiati, M.Si., Ak., CA

Disusun oleh :
1. Eka Septi Setiyaningrum (16133100043)
2. Yora Tri Tunggal Dewi (16133100045)
3. Lutfa Nadia (16133100089)
4. Dewi Nadia Ulfah (16133100130)
5. Avinda Nurlaily (16133100140)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2019
A. Pengembangan Akuntansi Keuangan Sektor Publik Pada Tingkat Internasional
1. Penerapan Basis Akrual Pada Akuntansi Sektor Publik
Salah satu milstone dalam perkembangan akuntansi sector public adalah mulai
beralihnya basis akuntansi yang digunakan, yaitu basis akuntansi dari basis kas ke basis
akrual. Peralihan basis akuntansi tersebut menjadi tonggak sejarah era transparasi dan
akuntabilitas yang lebih baik untuk mendukung perwujudan good public governance.
Penerapan basis akrual akuntansi pemerintahan mulai muncul pada awal tahun 1990 an
dan sampai saat ini telah menunjukan perkembangan yang signifikan. Berdasarkan data
yang dimiliki oleh internasional public sector accounting standards board (IPSASB).
Pada tahun 2018 dari 156 negara yang disurvei kurang lebih 36% sudah menerapkan
basis akrual dalam laporan keuangannya. Indonesia sendiri sudah sejak tahun 2015
menerapkan basis akrual.
2. Upaya Pengembangan Akuntansi Sektor Publik Berskala Internasional
Untuk mendukung pengembangan akuntansi sektor publik, termasuk akuntansi
pemerintahan, berbagai pihak dalam tataran global, baik praktis, akademisi, dan
organisasi, memberikan perhatian dan berupaya untuk mewujudkan pengelolaan
keuangan yang semakin transparan dan akuntabel. Salah satunya upaya pengembangan
yang dilakukan oleh IPSASB melalui upaya konvergensi international financial
reporting standards (IFRS) secara berkelanjutan. IPSASB sebagai standard setter
akuntansi sektor publik pada tahun 2018 telah menyusun strategi dan rencana kerja
2019-1023 sebagai rencana mengembangkan akuntansi sektor publik. Rencana kerja
tersebut menetapkan sasaran strategis untuk memperkuat public financial management
(PFM) secara global melalui peningkatan adopsi atas internasional public sector
accounting standards board (IPSASB) berbasis akrual. Salah satu langkahnya adalah
melalui pengembangan IPSASB dan pedoman penyusunan laporan keuangan sektor
publik yang berkualitas tinggi.
B. Perkembangan dan Pengembangan Akuntansi Keuangan Sektor Publik di Indonesia
1. Perkembangan Akuntansi Keuangan Sektor Publik di Indonesia
Di Indonesia, akuntansi keuangan sektor publik, khususnya akuntansi pemerintah, telah
berkembang sangat pesat dengan adanya Reformasi Manajemen Keuangan Negara.
Reformasi tersebut ditandai dengan lahirnya UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara, UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan UU
Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara. Penerbitan paket UU mendorong pemerintah untuk melakukan
upaya perbaikan dalam pengelolaan Keuangan Negara, salah satunya di bidang
Akuntansi dan Pelaporan. Sebelum Reformasi Manajemen Keuangan Negara,
akuntansi pemerintah di Indonesia belu memiliki Standat Akuntansi Pemerintah (SAP)
sistem pencatatan yang digunakan masih single entry dengan basis kas, serta hanya
menghasilkan laporan keuangan dalam bentuk Perhitungan Anggaran Negara (PAN).
Momentum Reformasi Manajemen Keuangan Negara tersebut menjadi titik tolak
pengembangan akuntansi pemerintah berbasis akrual. Ketentuan yang mengatur secara
spesifik kapan akuntansi berbasis akrual harus diterapkan, ketentuan tersebut termuat
dalam Pasal 36 Ayat (1) UU Nomor 17 Tahun 2003 yang memberi batasan penerapan
berbasis akrual dilakukan selambat – lambatnya 5 (lima) tahun sejak UU tersebut
diterbitkan. Pemerintah membentuk Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP),
melalui Keputusan Presiden Nomor 84 Tahun 2004, yang bertugas mempersiapkan,
merumuskan, dan menyusun SAP di Indonesia. Pemerintah Indonesia memiliki SAP
untuk pertama kalinya dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24
Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah, ASP tersebut menganut basis Cash
Toward Accrual (CTA) sebagai transisi menuju basis accrual penuh. Namun sampai
akhir tahun 2008 pemerintah belum dapat menerapkan basis akrual secara penuh dalam
laporan keuangannya. Glombang reformasi akuntansi terus bergulir dengan
diterbitkannya PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang SAP mengganti PP Nomor 24 Tahun
2005. Melalui PP Nomor 71 Tahun 2010 diterbitkan 2 SAP, yaitu SAP Berbasis Kas
Menuju Akrual (CTA) dan SAP Berbasis Akrual. SAP CTA dapat digunakan sampai
tahun 2014. Pada Tahun 2015 pemerintah harus sudah menerapkan Basis Akrual secara
penuh dengan berpedoman SAP Berbasis Akrual. Basis Akrual digunakan pertama kali
dalam penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) Tahun 2015, yang
merupakan momentum sejarah akuntansi sektor publik di Indonesia. Dan LKPP Tahun
2016 mendapat Opini WTP oleh BPK untuk pertama kalinya.
2. Pengembangan Akuntansi Keuangan Sektor Publik di Indonesia
KSAP berperan penting dalam pengembangan akuntansi pemerintahan di Indonesia.
KSAP diatur berdasarkan Keppres 30 Tahun 2016 sebagai perubahan terkini atas
Keppress 84 Tahun 2004, telah menerbitkan berbagai SAP.
C. Urgensi dan Arah Pengembangan Akuntansi Keuangan Sektor Publik di Indonesia
1. Tantangan dan Permasalahan yang Menuntut Pengembangan Akuntansi
Keuangan Sektor Publik di Indonesia
Kebijakan yang ditetapkan dalam pelaksanaan pembangunan sering kali membawa
konsekuensi adanya mekanisme pengelolaan keuangan publik yang sebelumnya belum
pernah dilaksanakan, salah satu contohnya terkait dengan pertanggungjawaban
pengelolaan dana desa. Kebijakan yang dilaksanakan berdasarkan Undang-Undang
(UU) Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa tersebut memunculkan kewajiban pemerintah
desa untuk menyusun laporan keuangan atas pengelolaan dana desa. Untuk itu,
diperlukan standar akuntansi dan sistem akuntansi tersendiri dalam pengelolaan dana
desa, sebagai wujud pertanggungjawaban kepada stakeholder.
Selain itu, adanya bentuk kelembagaan baru di pemerintahan, seperti Badan Layanan
Umum/Badan Layanan Umum Daerah (BLU/BLUD) juga membawa konsekuensi
perlunya standar akuntansi yang khusus bagi lembaga tersebut. Pola pengelolaan
keuangan melalui bentuk BLU/BLUD merupakan upaya terobosan dalam mengelola
Keuangan Negara yang diatur berdasarkan PP Nomor 23 Tahun 2003 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, sebagaimana telah beberapa kali
diubah, terakhir dengan PP Nomor 74 Tahun 2012. Pengelolaan keuangan BLU/BLUD
menggunakan pola hybrid, yang berbeda dengan unit kerja pemerintah (pusat dan
daerah) yang telah ada sebelumnya. Untuk itu, diperlukan suatu standar akuntansi dan
sistem akuntansi tersendiri dalam penyusunan laporan keuangan BLU/ BLUD tersebut.
2. Upaya dan Arah Pengembangan Akuntansi Keuangan Sektor Publik di Indonesia
Dengan mpertimbangkan ruang lingkup dan kompleksitasnya, pengembangan
akuntansi keuangan sector public tidak dapat hanya dilakukan oleh pemerintah tetapi
perhatian besar juga dapat diberikan oleh berbagai pihak yang kompeten. Perhatian dan
keterlibatan berbagai pihak tersebut dapat mendorong dan mempercepatSalah satu
bentuk keterlibatan organisasi profesi akuntan yang berkontribusi positif terhadap
pengembangan akuntansi sektor publik adalah seperti yang dilakukan Ikatan Akuntan
Indonesia.IAI sampai saat ini telah menerbitkan beberapa standar akuntansi bagi sektor
publik antara lain PSAK No. 109 Tahun 2010 tentang Akuntansi Zakat dan
Infak/Sedekah, Draf Eksposur PSAK 112 Tentang Akuntansi Wakaf. IAI secara aktif
terlibat dengan para stakeholder dalam merumuskan berbagai panduan sektor publik,
antara lain:
a) Pedoman Akuntansi Dana Desa; c) Pedoman Akuntansi Pesantren; dan
b) Pedoman Pelaporan Dana Kampanye; d) Policy Brief Pengelolaan BLU/BLUD.
Dinamika perekonomian yang melahirkan pola dan pendekatan baru dalam
melaksanakan pembangunan semakin mendekatkan sector privat dengan sector public,
yang juga mempengaruhi perlakuan akuntansi yang diterapkan pada entitas dikedua
sector. Sinergi antara IAI dan KSAP sangat diperlukan agar diperoleh penerapan
akuntansi yang tepat terhadap suatu aktivitas yag melibatkan entitas pada sector privat
dan sector publik.
D. KASUS
Kasus :
Sumber :
Penyebab :
Akibat :
Penyelesaian :

Anda mungkin juga menyukai