Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MIKROBIOLOGI DAN VIROLOGI

Dosen: Ibu Fathin Hamida, M. Si

Disusun Oleh:

Resti Octaviani 15330095

Melani Indah Sari 15330106

Selvia Nitasari 15330108

Hikmatur Ramadlani 15330110

Fakultas Farmasi, Institut Sains dan Teknologi Nasional

2016-2017
KLASIFIKASI DAN MENGELOMPOKKAN ARCHAE NAMA DAN CIRI-CIRI

 Sejarah Archaebacteria
Archaebacteria tidak dikenali sebagai bentuk kehidupan lain dari bakteri hingga tahun 1977, saat
Carl Woese dan George Fox menunjukkan kingdom ini melalui studi RNA. Archaebacteria
merupakan organisme tertua (archae = purba) yang hidup di bumi. Mereka termasuk organisme
prokariotik uniseluler.
Archaebacteria berbeda dari Eubacteria dalam hal susunan basa nitrogen dalam rRNA dan dalam hal
komposisi membran plasma serta dinding selnya. Dinding sel Archaebacteria tidak memiliki
peptidoglikan. Meskipun secara struktural mirip prokariotik uniseluler, organisme Archaebacteria
lebih mirip dengan organisme eukariotik daripada bakteri. Hal itu disebabkan transkripsi dan
translasi genetiknya mirip dengan eukariotik.
Bentuk Archaebacteria bervariasi, yaitu bulat, batang, spiral, atau tidak beraturan. Beberapa jenis
terdapat dalam bentuk sel tunggal, sedangkan jenis lainnya berbentuk filamen atau koloni.
Reproduksinya dilakukan dengan cara membelah diri (pembelahan biner), membentuk tunas, atau
fragmentasi. Archaebacteria sering disebut organisme ekstermofil karena mampu hidup di
lingkungan dengan kondisi yang ekstrem, misalnya di mata air panas dan di dasar samudra.
Berdasarkan lingkungan tempat hidupnya, kingdom ini dapat dibagi menjadi tiga kelompok. yaitu
metanogen, ekstrem halofil, dan termoasidofil. Semua anggota Archaebacteria merupakan
organisme nonpatogen.

 Ciri-ciri Archaebacteria antara lain sebagai berikut:

1. Dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan, namun membran plasmanya mengandung


lipid.
2. Termasuk organisme prokariotik, artinya tidak mempunyai membran inti.
3. Bersifat anaerob sehingga mampu menghasikan ATP.
4. Berkembang biak dengan cara pembelahan biner, fragmentasi, pembentukan tunas, dan
pembelahan ganda.

Archaebacteria biasa hidup di lingkungan yang ekstrim, misalnya di sumber air panas, kawah,
telaga garam, telaga belerang, dan gambut.

Klasifikasi Archaebacteria. Berdasarkan metabolisme dan ekologinya, archaebacteria


dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu sebagai berikut.

1. Metanogen
Bakteri yang termasuk dalam kelompok ini biasanya hidup di tempat-tempat yang kurang
oksigen, di lumpur, dan di rawa, serta dapat tumbuh dengan baik pada suhu 98 oC dan mati
pada suhu di bawah 84 oC. Ada juga yang bersimbiosis dengan rumen herbivora dan saluran
percenaan rayap yang berperan sebagai agen fermentasi selulosa. Ciri khas metanogen adalah
memiliki kemampuan menggunakan hidrogen untuk mereduksi karbon dioksida menjadi gas
metana. Dari reaksi tersebut, dihasilkan energi. Reaksinya adalah sebagai berikut.
Co2 + 4H2 CH4 + 2H2O + energy

Karbon Hydrogen Metana Uap air


dioksida

Contoh metanogen, antara lain Methanopyrus, Methanobrevibacter ruminatium, Methanococcus.

2. Ekstrem Halofil

Kelompok ekstrem halofil mampu hidup di lingkungan yang salinitas (kadar garam)-nya sangat
tinggi (10 kali salinitas air laut), misalnya di Laut Mati dan di Danau Great Salt (USA), serta di
makanan yang diasinkan. Organisme ini menggunakan garam untuk membentuk ATP. Contoh
anggota kelompok ini adalah Halobacterium halobium. Di dalam membran plasma
Halobacterium halobium, terdapat pigmen rodopsin yang disebut bakteriorodopsin.
Bakteriorodopsin bertanggung jawab terhadap proses pembentukan ATP pada spesies tersebut.
Contoh lainnya adalah Halobacteroides holobius.

3. Termoasidofil

Anggota kelompok ini dapat ditemukan di lingkungan yang sangat asam dan bersuhu sangat
tinggi. Mereka dapat hidup di lingkungan yang bersuhu 110°C dan ber-pH di bawah 2, misalnya
di bawah gunung berapi dan lubang hidrotermal di dasar samudra. Sebagian besar merupakan
organisme anaerob yang menggunakan belerang (sulfur) sebagai akseptor hidrogen untuk
respirasi, menggantikan oksigen. Contohnya adalah Sulfolobus solfataricus dan Sulfolobus
acidorcaldarius.
KLASIFIKASI BAKTERI MENGELOMPOKKAN NAMA DAN CIRI-CIRI

 Pengertian Bakteri
Bakteri (dari kata Latin bacterium; jamak: bacteria) adalah kelompok organisme yang tidak
memiliki membran inti sel. Organisme ini termasuk ke dalam domain prokariota dan berukuran
sangat kecil (mikroskopik), serta memiliki peran besar dalam kehidupan dibumi. Beberapa
kelompok bakteri dikenal sebagai agen penyebab infeksi dan penyakit, sedangkan kelompok
lainnya dapat memberikan manfaat dibidang pangan, pengobatan, dan industri. Struktur sel
bakteri relatif sederhana: tanpa nukleus/inti sel,kerangka sel, dan organel-organel lain
seperti mitokondria dan kloroplas. Hal inilah yang menjadi dasar perbedaan antara sel
prokariot dengan sel eukariot yang lebih kompleks.
Bakteri dapat ditemukan di hampir semua tempat: di tanah, air, udara, dalam simbiosis dengan
organisme lain maupun sebagai agen parasit (patogen), bahkan dalam tubuh manusia. Pada
umumnya, bakteri berukuran 0,5-5 μm, tetapi ada bakteri tertentu yang dapat berdiameter
hingga 700 μm, yaitu Thiomargarita. Mereka umumnya memiliki dinding sel, seperti
sel tumbuhan dan jamur, tetapi dengan bahan pembentuk sangat berbeda
(peptidoglikan). Beberapa jenis bakteri bersifat motil (mampu bergerak) dan mobilitasnya ini
disebabkan oleh flagel.

Eubacteria (bakteri) dapat dikelompokkan berdasarkan cara mendapatkan makanannya,


kebutuhan oksigen pada respirasi, jumlah, dan kedudukan agella, serta berdasarkan bentuknya.

 Berdasarkan Cara Mendapatkan Makanannya


Berdasarkan cara mendapatkan makanannya, bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua
kelompok, yaitu bakteri heterotrof dan bakteri autotrof.
1. Bakteri Heterotrof
Bakteri heterotrof merupakan bakteri yang tidak bisa membuat makanannya sendiri sehingga
makanannya diambil dari organisme lain. Kelompok bakteri ini sangat tergantung pada organisme
lain untuk penyediaan makanannnya. Bakteri heterotrof dibedakan lagi menjadi dua kelompok,
yaitu bakteri saprofit dan bakteri parasit (parasit obligat, fakultatif, dan patogen).
Bakteri saprofit adalah bakteri yang makanannya berasal dari sisa – sisa makhluk hidup yang
telah mati atau sampah. Sedangkan bakteri parasit adalah bakteri yang makannya diambil dari
organisme yang menjadi inangnya (tempat hidupnya).

2. Bakteri Autotrof
Bakteri autotrof adalah bakteri yang dapat membuat makanannya sendiri dan bahan – bahan
anorganik. Bakteri ini dikelompokkan menjadi dua berdasarkan jenis energi untuk
menyintesisnya, yaitu bakteri fotoautotrof dan bakteri kemoautotrof.
Bakteri fotoautotrof adalah bakteri yang menggunakan cahaya untuk menyintesis makanannya,
misalnya bakteri hijau dan ungu. Sedangkan bakteri kemoautotrof adalah bakteri yang
menggunakan zat kimia untuk menyintesis makanannya, misalnya bakteri Nitrosomonas.
 Berdasarkan Kebutuhan Oksigen
Berdasarkan kebutuhan oksigennya, bakteri dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu bakteri
aerob dan bakteri anaerob.

1. Bakteri Aerob
Bakteri aerob adalah bakteri yang membutuhkan oksigen bebas di dalam kehidupannya. Misalnya
bakteri Nitrosomonas.

2. Bakteri Anaerob
Bakteri anaerob adalah bakteri yang tidak membutuhkan oksigen bebas di dalam kehidupannya.
Bakteri anaerob dikelompokkan lagi menjadi bakteri anaerob obligat dan anaerob fakultatif.
Contoh bakteri anaerob obligat adalah Clostridium tetani, contoh bakteri anaerob fakultatif
adalah Salmonella.

 Berdasarkan Jumlah dan Kedudukan Flagella


Berdasarkan jumlah dan letak flagella pada permukaan selnya, bakteri dibedakan menjadi lima,
yaitu :

1. Atrik, yaitu bakteri yang tidak mempunyai flagella.


2. Monotrik, yaitu bakteri yang mempunyai satu buah flagella.
3. Lofotrik, yaitu bakteri yang mempunyai sekelompok flagella pada salah satu ung sel.
4. Amfitrik, yaitu bakteri yang mempunyai flagella pada dua ujung sel, baik flagella tunggal
maupun berkelompok pada setiap ujung selnya.
5. Peritrik, yaitu bakteri yang seluruh permukaan sel di kelilingi oleh flagella.

Macam-macam Bakteri Berdasarkan Letak Flagella


 Berdasarkan bentuknya.
Bakteri dapat dibedakan berdasarkan bentuknya. Secara garis besar bakteri dibedakan menjadi
tiga bentuk, yaitu :

1. Kokus (bulat)
Bakteri berbentuk kokus (bulat) dapat dibedakan atas :
a. Monokokus, berbentuk bulat satu – satu

Pengelompokan bakteri berdasarkan bentuk Monococcus


contohnya yaitu Neisseria gonorrhoeae

b. Diplokokus, Berbentuk bulat bergandengan dua – dua

Pengelompokan bakteri berdasarkan bentuk Diplococcus


contohnya yaitu Diplococcus pneumonia

c. Streptokokus, berbentuk bulat bergandengan serti rantai, seperti hasil pembelahan sel, ke
satu arah atau dua arah dalam satu garis.
Pengelompokan bakteri berdasarkan bentuk
Streptococcus contohnya yaitu Streptococcus salivarius

d. Stafilokokus, berbentuk bulat tersusun seperti kelompok buah anggur hasil pembelahan
sel ke segala arah.

Pengelompokan bakteri berdasarkan bentuk


Stafilokokus contohnya yaitu Staphylococcus aureus

e. Sarkina, berbentuk bulat terdiri dari delapan sel yang tersusun dalam bentuk kubus sebagai
hasil pembelahan sel ke dua arah.

Pengelompokan bakteri berdasarkan bentuk


Sarcina contohnya yaitu Sarcina sp
2. Basil (batang)
Bakteri berbentuk basil (batang) dapat dibedakan atas :
a) Monobasil, berbentuk batang satu – satu

Pengelompokan bakteri berdasarkan bentuk


monobasil contohnya yaitu Escherichiacoli bakteri

b) Diplobasil, berbentuk batang bergandengan dua – dua.

Pengelompokan bakteri berdasarkan bentuk


diplobasil contohnya yaitu Salmonella typhosa

c) Streptobasil, berbentuk batang bergandengan seperti rantai.

Pengelompokan bakteri berdasarkan bentuk streptobasil


contohnya yaitu Bacillus antracis
3. Spiral
Bakteri berbentuk spiral dapat dibedakan atas :
a. Koma atau vibrio, berbentuk lengkung kurang dari setengah lingkaran.

Pengelompokan bakteri berdasarkan bentuk Vibrio


contohnya yaitu Vibrio cholera

b. Spiral, berupa lengkung lebih dari setengah lingkaran.

Pengelompokan bakteri berdasarkan bentuk Spiral


contohnya yaitu Spirillum

c. Spiroseta, berupa spiral yang halus dan lentur.

Pengelompokan bakteri berdasarkan bentuk Spiroseta


contohnya yaitu Spirochaeta palida
SVEDBERG
 Theodor Svedberg

Theodor (The) Svedberg (lahir 30 Agustus 1884 – meninggal 25 Februari 1971 pada
umur 86 tahun) adalah seorang kimiawan Swedia dan pemenang Hadiah Nobel Kimia.
Karyanya tentang koloid mendukung teori gerak Brown yang dilanjutkan
oleh Einstein dan geofisikawan Polandia Marian Smoluchowski. Dalam karya ini, ia
mengembangkan teknik ultrasentrifugasi analitik, dan menunjukkan pemanfaatannya
dalam membedakan protein murni satu sama lain.
Satuan svedberg (simbol S), satuan waktu sekitar 10-13 s atau 100 fs, dinamai dari
namanya.
PENGERTIAN DAN MEKANISME DARI DIFUSI PASIF DAN TRASPORTASI
AKTIF PADA MEMBRAN BAKTERI

 Pengertian Difusi Pasif


Difusi adalah proses pasif di mana tidak ada energi yang dibutuhkan untuk kelanjutannya. Hal
ini dapat dijelaskan sebagai gerakan bersih zat dari satu tempat ke tempat lain di sepanjang
gradien konsentrasi. Gradien konsentrasi dikembangkan oleh konsentrasi daerah yang
berbeda hadir dalam media yang sama.

Difusi pasif adalah pergerakkan obat dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Bersifat
spontan, non selektif, bergantung pada konsentarasi, proses ini akan berhenti pada saat
konsentrasi yang dicapai telah sama.

Gerakan ini adalah dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Proses difusi dapat
dikategorikan ke dalam beberapa jenis berdasarkan metode transportasi.

Dalam difusi sederhana, zat terlarut bergerak menuruni gradien konsentrasi, dari konsentrasi
tinggi ke konsentrasi rendah. Difusi yang difasilitasi atau terbantu juga merupakan proses
transpor pasif, yang digerakan dengan molekul pembawa. Dalam hal ini, gerakan molekul
yang diberikan terjadi melalui membran sel, yang selektif permeabel.

 Pengertian Transpor Aktif


Transpor aktif adalah mekanisme yang berlawanan transportasi pasif. Ini
mengkonsumsi energi untuk kelanjutannya. Gerakan material terjadi terhadap
gradien konsentrasi, dalam transpor aktif. Oleh karena itu, gerakan bersih akan
terjadi dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi. Sistem transportasi aktif
dikategorikan menjadi primer dan sekunder. Proses tersebut menggunakan energi
kimia (ATP) dan gradien elektrokimia masing-masing sebagai sumber energi.

Hal ini dapat terjadi pada manusia, hewan dan tumbuhan sel. Transportasi ion
mineral dari larutan tanah ke sel-sel rambut akar adalah hasil karena transpor aktif.

 Mekanisme
a. Transport Pasif
Difusi melalui membran dapat berlangsung melalui tiga mekanisme, yaitu difusi
sederhana (simple difusion), difusi melalui saluran yang terbentuk oleh protein
transmembran (simple difusion by chanel formed), dan difusi difasilitasi (fasiliated
difusion). Difusi sederhana melalui membrane berlangsung karena molekul -molekul
yang berpindah atau bergerak melalui membran bersifat larut dalam lemak (lipid)
sehingga dapat menembus lipid bilayer pada membran secara langsung. Membran sel
permeabel terhadap molekul larut lemak seperti hormon steroid, vitamin A, D, E, dan
K serta bahan-bahan organik yang larut dalam lemak, Selain itu, memmbran sel juga
sangat permeabel terhadap molekul anorganik seperti O,CO2, HO, dan H2O. Beberapa
molekul kecil khusus yang terlarut dalam serta ion-ion tertentu, dapat menembus
membran melalui saluran atau chanel. Saluran ini terbentuk dari protein
transmembran, semacam pori dengan diameter tertentu yang memungkinkan molekul
dengan diameter lebih kecil dari diameter pori tersebut dapat melaluinya. Sementara
itu, molekul – molekul berukuran besar seperti asam amino, glukosa, dan beberapa
garam – garam mineral , tidak dapat menembus membrane secara langsung, tetapi
memerlukan protein pembawa atau transporter untuk dapat menembus
membrane.Proses masuknya molekul besar yang melibatkan transforter dinamakan
difusi difasilitasi (Fadilla, 2012).
b. Transpor aktif
Pada sel-sel akar tumbuhan terdapat penumpukan mineral. Artinya, konsentrasi
mineral di dalam sel lebih tinggi daripada di luar sel, atau potensial air di luar sel lebih
tinggi dibandingkan dengan potensial air di dalam sel. Oleh karena itu, osmosis dari
luar sel ke dalam sel tetap berlangsung untuk mencegah plasmolisis. Akan tetapi,
keadaan ini menghambat pengambilan mineral dari luar ke dalam sel melalui difusi,
terutama karena membran sel memiliki permeabilitas yang sangat rendah. Untuk
mengatasi hal tersebut, diperlukan transpor aktif yang melibatkan energi dari ATP
agar ion-ion dapat masuk ke dalam sel. ATP adalah molekul pembawa energi di dalam
sel (Kimball, 1999).

 Apa perbedaan antara transpor aktif dan difusi pasif?

1. Kedua metode transportasi yang dikenal ini digunakan oleh bahan, molekul atau pelarut
untuk mendistribusikan. Namun, mereka adalah dua mekanisme yang berbeda dari
transportasi.

2. Transpor aktif merupakan proses yang memakan energi sementara difusi pasif tidak.

3. Perbedaan penting berikutnya antara mereka didasarkan pada hubungan antara


konsentrasi dan gerakan bersih. Difusi pasif terjadi di sepanjang gradien konsentrasi dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Pada akhirnya, gerakan bersih terlarut berhenti,
ketika konsentrasi sama di mana-mana. Namun, dalam kasus transpor aktif gerakan yang
terjadi terhadap gradien konsentrasi dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi.
Daftar Pustaka

http://biologi.budisma.net/perbedaan-antara-transpor-aktif-dan-
difusi-pasif.html

http://evinafisah12.blogspot.co.id/2013/05/difusi.html

http://falah-kharisma.blogspot.co.id/2014/12/pengelompokkan-jenis-
jenis-bakteri.html

http://de-fairest.blogspot.co.id/2013/09/macam-macam-bakteri-
berdasarkan-letak.html

Campbell, N.A., et al. 2006. Biology Concepts & Connections. California: The
Benjamin/Commings Publishing Company

Glenn, dan Susan T. 1987. New Understanding Biology for Advance Level. Fourth
Edition. United Kingdom: Stanley Thorns (Publisher) Ltd.

Gutman, B.S. 1999. Biology. New York: Mc Graw Hill.

Anda mungkin juga menyukai