Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Kiln Drying adalah proses pengeringan kayu dengan menggunakan sumber buatan panas
daripada matahari langsung, menggunakan ruang yang dikenal sebagai “kiln”. Panas dalam hal
ini bisa berasal dari listrik ataupun gas alam, secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini
juga melibatkan penggunaan tata surya.
Proses pengeringan tungku pada kayu sebaiknya dikendalikan dengan temperatur tidak
melebihi 60o-70oC, agar zat-zat ekstraktif kayu jati tidak keluar dan mengubah warna kayu
menjadi lebih gelap. Sesudah proses pengkondisian kembali dan dikeluarkan dari ruang tungku,
kayu harus diangin-anginkan lagi beberapa waktu sebelum diproses lebih lanjut. Tujuan
pengolahan ini sebenarnya hanya untuk menghindarkan kayu jati dari perubahan warna
(discolouration) karena suhu tungku yang tinggi. Tujuan lain adalah untuk menghindarkan
timbulnya warna merah pada permukaan kayu jati (proses oksidasi dengan udara), terutama pada
permukaan kayu yang tertutup. Warna merah ini akan hilang dengan sendirinya bila kayu terkena
angin, tetapi sangat merepotkan harus memilih warna kayu (colour mixing).
1. Prinsip kerja
Pengeringan dengan menghembuskan udara panas yang di hasilkan dari pembakaran bahan
bakar minyak tanah oleh burner (kompor) dengan hembuskan blower.
2. Mekanisme kerja
a. Menyiapkan bahan bakar pada tangki .
b. Memasukan bahan yang akan dikeringkan ke dalam Box.
c. Mengalirkan bahan bakar ditengki menuju kompor dengan membuka kran bahan bakar.
d. Menyalakan Burner dengan korek api.
e. Setelah api didalam kompor/Burner membesar / kemudian menghidupkan motor listrik.
f. Motor listrik akan memutar Blower sehingga akan menghembuskan udar panas kebox
dryer.
g. Pada saat proses berlangsung bahan perlu dibolak-balik supaya pengeringannya merata.
h. Setelah selesai proses pengeringan kran bahan bakar di tutup supaya tidak mengalir kan
minyak tanah / bahan bakar ke kompor (Burner).
i. Setelah api diburner mengecil, mematikan blower dengan mematikan motor listrik.
j. Mengeluarkan bahan melalui pintu pengeluaran.
Kiln Dry adalah suatu ruangan untuk pengeringan kayu. Menurut metode dan peralatan yang
digunakan untuk pengeringan kayu maka kiln dry dapat dibagi menjadi :
a. Kiln dry konvensional, metode ini yang paling banyak digunakan untuk pengeringan kayu,
dimana pengeringan dilakukan dalam ruangan dengan menggunakan pemanasan (heater)
bertahap dibarengi dengan pengendalian kelembaban udara ruangan secara bertahap sesuai
schedule pengeringan dari kayu. Sumber panas berasal dari Boiler dapat berupa Hotwater Boiler,
Steam Boiler atau Thermal Oil Boiler.
b. Dehumidifier Kiln dry, metode ini menggunakan alat dehumidifier atau alat yang mampu
menyerap udara lembab dalam ruangan, caranyanya adalah dengan melewat udara pada suatu
codenser pada alat dehumidifier dimana udara yang lewat akan mengembun pada permukaan
condenser. Jadi kandungan uap air diserap oleh condenser kemudian dialirkan keluar, karena
udara disekitanya lebih kering maka kandungan air dalam kayu bergerk keluar ke udara dan
diserap oleh condenser.
c. Vacuum Dryer, metode hampir sama dengan metode konvensional menggunakn heater,
hanya bedanya kayu dimasukkan kedalam ruangan/tabung vakum untuk mempercepat keluarnya
kandungan air didalam kayu.
Teknologi yang ada saat ini terdapat berbagai jenis sumber panas untuk kiln dry. Pada sistem
traditional, panas berasal dari sebuah tungku atau ruang pembakaran dengan bahan bakar kayu
sisa. Energi panas yang dihasilkan oleh api pembakaran kemudian disalurkan melalui saluran
Jenis sumber panas yang lain berasal dari uap air (steam). Untuk memperoleh panas dari uap air
maka dibuatlah sebuah boiler (tungku air berukuran besar) yang dipanaskan mengunakan api
pembakaran berbahan bakar kayu atau bahan bakar lain. Kemudian uap air tersebut disalurkan
melalui pipa-pipa boiler ke seluruh ruangan pengering. Pipa-pipa tersebut disusun berjajar
Distribusi Udara
Kipas menjadi salah satu bagian penting dalam sistem distribusi dan stabilizer proses
pengeringan kayu. Posisi dan jumlah kipas diatur sedemikian rupa sehingga penyaluran hawa
Terdapat beberapa kipas yang bertugas untuk menarik panas uap air, kipas lain bertugas untuk
sirkulasi di dalam chamber dan terdapat pula kipas-kipas untuk mengeluarkan udara 'jenuh' ke
luar ruangan. Udara jenuh artinya udara yang memiliki kelembaban tinggi dikarenakan
Pada sistem pengeringan yang lebih maju, susunan dan sistem sirkulasi telah berhasil mengatur
agar suhu udara terjaga dengan menggunakan semaksimal mungkin hawa panas yang telah
tersalur. Dalam hal ini biaya operasional untuk pembakaran boiler bisa dihemat.
Chamber
Ruangan pengering berperan untuk menjaga kestabilan suhu udara agar tidak tercampur udara
luar. Chamber yang baik harus senantiasa dijaga lantainya agar tetap kering dan bersih, terhindar
dari aliran air. Lantai perlu dibuat agak miring ke depan (pintu) agar apabila terdapat aliran air
(biasanya dari air kayu) akan mengalir ke luar ruang pengering. Pintu ruang pengering harus
mampu menyegel udara dari dalam agar tidak keluar dengan mudah.
Heating Up
Untuk hasil terbaik, pada awal proses tidak disalurkan panas yang tinggi. Penyaluran dilakukan
secara bertahap dan periodis. Biasanya diawali dengan suhu sekitar 40-50 derajat celcius
kemudian disusul menjadi 70-80 derajat celcius pada pertengahan proses. Suhu ini harus dijaga
agar tidak berubah terlalu drastis dalam waktu yang terlalu singkat. Oleh karena itulah sebaiknya
setiap kiln dry diharuskan adanya pengawasan selama 24 jam (selama terdapat kayu di dalam
Pada sistem tradisional, terdapat pintu kecil di bagian belakang chamber untuk dibuka sewaktu-
waktu untuk pengecekan kadar MC. Cara ini mempengaruhi kinerja kiln dry karena banyak
udara panas yang keluar pada saat pintu tersebut sering dibuka. Waktu yang dibutuhkan untuk
pengeringan menjadi lebih lama dari yang seharusnya. Pada metode yang lebih baik saat ini,
cukup menyambungkan 2 jarum pengukur kadar air dengan kabel dan dihubungkan dengan alat
ukur di luar ruang pengering. Peralatan ini biasanya bisa ditemukan di dinding belakan chamber.
Jarum pengukur tersebut bisa berjumlah lebih dari satu pasang dan dipasangkan pada beberapa
batang kayu pada lokasi acak. Hal tersebut bertujuan agar informasi kadar air yang dihasilkan
Alat ukur saat ini sudah lebih maju dengan menggunakan sistem komputer sehingga angka yang
akan anda lihat di luar chamber lebih akurat dan tepat. Kelebihan peralatan ini adalah
kemampuannya untuk mengatur besar kecilnya penyaluran udara/hawa panas ke dalam chamber
secara otomatis.
Sistem kontrol manual juga bisa anda dapati pada beberapa kiln dry konvensional. Alat ukur
yang digunakan masih menggunakan sistem analog dan pengaturan besar kecilnya volume panas
masih manual.
(1) Siklus Pengeringan yang Lebih Pendek — Kunci untuk siklus pengeringan yang lebih pendek
atau waktu pengeringan yang lebih cepat adalah dengan meningkatkan kecepatan air bergerak
dari tengah kayu menuju permukaan. Di antara banyak faktor yang mempengaruhi kecepatan ini,
hambatan dari udara sekitarnya merupakan faktor terbesar. Dengan teknologi vakum, karena
kayu sedang dipanaskan, kelembaban di dalam kayu ditarik keluar melalui sistem vakum pada
saat bersamaan. Karena jumlah udara berkurang dan hambatan udara sekitarnya berkurang pada
saat bersamaan, kelembaban ditarik keluar membentuk kayu pada tingkat yang meningkat,
(2) Kualitas Kiln-Drying yang Lebih Baik — Dalam lingkungan vakum, uap air menguap pada
suhu yang jauh lebih rendah. Oleh karena itu, kayu dapat dikeringkan pada suhu yang lebih
rendah daripada tanur konvensional, sehingga menurunkan kemungkinan terjadi cacat akibat
Selain itu, karena tekanan di dalam ruangan selalu lebih rendah daripada tekanan atmosfir,
kurang udara di lingkungan, yang juga berarti lebih sedikit oksigen; dan dengan sedikit oksigen,
tidak ada sedikit perubahan menyebabkan perubahan warna pada kayu. Lebih jauh lagi, sebagai
akibat dari lingkungan vakum, kelembaban di dalam kayu bergerak pada tingkat yang jauh lebih
cepat ke permukaan. Akibatnya, ada juga kesempatan yang lebih kecil untuk mengembangkan
(3) Lebih Hemat Energi — Bila dibandingkan dengan tungku konvensional, pengeringan vakum
dapat mengurangi siklus pengeringan sebanyak 3 sampai 5 kali — Hal ini terutama terlihat di
antara spesies yang lebih tebal dan lebih sulit dikeringkan. Selain itu, karena lingkungan vakum,
uap air menguap pada suhu yang jauh lebih rendah. Dengan kata lain, lebih sedikit energi yang
(4) Ramah Lingkungan — Pengeringan vakum membutuhkan ruang agar rapat rapat dan semua
kotoran akibat proses pengeringan dapat dikurung dan dikumpulkan dengan lebih mudah.