SCOR NILAI
Kulasse Kanto
DISUSUN OLEH :
Puji dan syukur saya ucapakan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatnya sehingga saya masih memberikan kesempatan untuk dapat menyelesaikan critical
jurnal review ini dengan judul “THE INFLUENCE OF MOTIVATION AND WORK
SATISFACTION TOWARD PERFORMANCE OF SENIOR HIGH SCHOOLS
GUIDANCE AND COUNSELING TEACHERS IN SOUTH SULAWESI”
Suatu tinjauan dari aspek politik,ekonomi,sosial, dan budaya. Critical jurnal review
ini saya buat guna memenuhi penyelesaian tugas pada mata kuliah Profesi Pendidikan
semoga critical jurnal review ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi para
pembaca.
Saya menyadari bahwa critical jurnal review ini masih jauh dari kata sempurna karena
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya dengan kerendahan hati meminta maaf dan
mengharapkan kritik dan saran yang membangun kedepannya.
Terima kasih juga kepada bapak Prof. Dr. Effendi Napitupulu, S.Pd., M.Pd.sebagai
dosen Profesi Pendidikan kami atas bimbingan dan dukungan bapak kepada kami sebagai
mahasiswa bapak.
Akhir kata saya mengucapkan terima kasih dan selamat membaca materi yang ada
dalam critical jurnal review yang berbentuk makalah dapat bermanfaat sebagaimana mestinya
bagi para pembaca.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Catatan penting untuk semua pihak, terutama pemerintah, khususnya
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dari atas ke bawah, dari Menteri kepada
Pengawas dan Kepala Sekolah. Para pihak dapat selalu memberikan bimbingan,
monitoring, koordinasi, dan pengawasan yang lebih kondusif, fokus dan lebih
produktif untuk Bimbingan dan konseling teacherss di sekolah. Penilaian kepala
sekolah dan pengawas harus diprogram dan terus menerus. Berbagai upaya harus
dilakukan untuk mencapai pendidikan yang berkualitas, salah satunya adalah
peningkatan kinerja Bimbingan dan konseling sekolah guru. Peningkatan kinerja
Bimbingan dan konseling guru profesional untuk memotivasi untuk bekerja keras
dengan kepuasan yang memadai, dengan kata lain mendorong Bimbingan dan
konseling guru untuk bekerja keras dan memberdayakan kepuasan kepada tingkat
optimal untuk Bimbingan dan konseling guru yang memiliki kinerja profesional.
B. TUJUAN
Penelitian ini menguji pengaruh kinerja bimbingan dan konseling teacherss
dari bimbingan dan lulusan konseling yang ditugaskan di sekolah-sekolah tinggi
negeri di Sulawesi Selatan. Selanjutnya, pengaruh motivasi kerja dan kepuasan kerja
terhadap kinerja bimbingan dan konseling teacherss. Metode penelitian yang
digunakan survei kuantitatif dengan instrumen skala penilaian dan dokumentasi.
1
Teknik pengolahan data dengan analisis jalur model Amos untuk menguji pengaruh
(motivasi, kepuasan dan kinerja) dan anova uji perbedaan didahului dengan analisis
deskriptif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan (i) pengaruh kinerja,
motivasi kerja, dan kepuasan kerja bimbingan dan konseling teacherss, dan (ii)
perbedaan mempengaruhi antara memiliki bimbingan dan konseling teacherss pada
kinerja, motivasi kerja dan kepuasan kerja . Teknik pengambilan sampel stratified
random sampling (area sampling) dengan 163 orang dari delapan kota / wilayah di
selatan, wilayah tengah dan utara. Hasil dari penelitian ini adalah (i) pengaruh
terhadap motivasi kerja dan kepuasan kerja terhadap kinerja. (ii) Ada perbedaan pada
motivasi kerja dan kepuasan kerja terhadap kinerja bimbingan dan konseling teachers.
Secara rinci, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis hal-hal
berikut: 1. Pengaruh motivasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja Bimbingan dan guru
konseling di sekolah. 2. Perbedaan motivasi kerja dan kepuasan kerja tentang Pedoman
kinerja dan konseling guru Di sekolah.
C. MANFAAT
Penelitian ini berguna secara teoritis dan praktis, seperti yang dijelaskan di
bawah ini. 1. Manfaat teoritis adalah peningkatan kinerja untuk bimbingan dan
konseling guru untuk memotivasi dan mengukur kepuasan kerja bimbingan dan
konseling guru sebagai strategi ilmu pengetahuan, baik dalam jangka pendek dan
dalam jangka panjang yang dapat dipertanggungjawabkan. 2. Manfaat praktis adalah
bimbingan dan konseling guru dapat meningkatkan kinerja melalui motivasi dankerja
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. IDENTITAS JURNAL
Jurnal Utama
1. Judul : THE INFLUENCE OF MOTIVATION AND WORK
6. ISSN : 2320-5407
Jurnal Pembanding
1. Judul : Teacher Education for Critical Democracy:
Understanding Our Commitments as Design
Challenges and Opportunities
2. Volume dan Halaman : Volume 69(2) 114-117 Halaman 4
3. Tahun : 2018
4. Penulis : Dorinda J. Carter Andrews1, Gail Richmond1, and
Robert Floden
5. Reviewer : ATIKA RAHMAH NST
3
B. HASIL DAN PEMBAHASAN
Ringkasan Jurnal Utama
TINJAUAN LITERATUR
A. Pengertian Kinerja dan Pemahaman Bimbingan dan Couseling Guru
(1) kegiatan studi perencanaan, pengembangan karir, dan kehidupan di masa depan,
1. Fungsi Pemahaman adalah fungsi yang membantu konseli untuk mengetahui potensi
diridan lingkungannya.
2. Fungsi Fasilitasi adalah suatu fungsi dimana konseli dapat lebih mudah dalam
mencapai
pertumbuhan optimal dan pengembangan, serasi, seimbang dari semua aspek
kepribadian konseli.
3. Fungsi Penyesuaian adalah fungsi untuk membantu konseli untuk dapat
menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannyasecara dinamis dan konstruktif.
4
4. Fungsi Distribusi adalah untuk membantu konseli memilih kegiatan ekstra kurikuler,
pilih jurusan / program studi dan memilih karier yang sesuai dengan bakat, minat dan
kemampuan.
5. fungsi Adaptasi adalah untuk membantu pendidikan eksekutif (kepala sekolah dan
staf, bimbingan dan konseling guru, guru) untuk menyesuaikan program pendidikan
terhadap latar belakang konseli sesuai dengan kemampuan. 6) Fungsi Pencegahan
adalah suatu fungsi dimana bimbingan dan konseling guru untuk membantu konseli
6. mengantisipasi masalah yang mungkin terjadi dan mencegah konseli tidak
mengalaminya. 7) Fungsi Perbaikan adalah untuk memperbaiki kesalahan atau
kesalahan dalam berpikir, merasa dan bertindak. 8) Fungsi Penyembuhan berkaitan
erat dengan upaya untuk memberikan bantuan kepada konseli yang memiliki masalah
7. yang pribadi, sosial, belajar dan karir.
8. Fungsi Pemeliharaan adalah untuk membantu konseli untuk menjaga diri mereka
sendiri dan mempertahankankondusif
9. situasiyang telah tercipta dalam dirinya sendiri.
10. Fungsi Pengembangan adalah proaktif ketimbang fungsi lainnya.
5
a. Pengembangan diri,
b. Keputusan yang diambil pada sendiri,
c. Kerjasama mereka dengan pihak terkait, dan (4) program pengembangan melalui
pemanfaatan hasil pengukuran dan penelitian. 4. dasar bimbingan dan konseling
Definisi bimbingan dan guru couseling kinerja menurut Wibowo kinerja itu
adalah bagaimana untuk melakukan pekerjaan dan hasil pekerjaan, apa yang harus
dilakukan dan bagaimana melakukannya. Selanjutnya, terungkap bahwa kinerja
didefinisikan sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Oleh karena itu bimbingan dan
guru couseling kinerja merupakan hasil kerja atau prestasi kerja dalam aspek
bimbingan dan konseling untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh siswa belajar.
Profesional mirip dengan profesi atau pekerjaan yang memiliki hasil yang
baik, dengan terstruktur dan cukup dilakukan dengan baik. Menurut Sikun yang
diusulkan definisi yang profesi pada dasarnya adalah pernyataan atau janji terbuka,
bahwa seseorang akan mengabdikan dirinya ke posisi atau pekerjaan. Ini berisi aspek
(1) sifat profesi adalah janji yang terbuka, (2) profesi mengandung unsur pengabdian,
dan (3) profesi adalah judul atau pekerjaan.
6
dukungan sistem.
Ada tiga faktor utama yang mempengaruhi kinerja guru bimbingan dan
konseling diungkapkan oleh Mahmudi yaitu pengetahuan, kemampuan dan motivasi.
Faktor-faktor ini saling melengkapi satu sama lain, menjelaskan secara singkat bahwa,
7
harus dipelajari 2. Teori motivasi atau kebutuhan sesuai Mc.Clelland dalam empat
jenis,
1. Perlu untuk Prestasi (n Ach),
2. Perlu untuk Power (n Po),
3. Kebutuhan Afiliasi (n Aff) dan
4. Kebutuhan Otonomi (n Aut). Perlu untuk Prestasi (n Ach),
C. Sifat Bimbingan dan Konseling Guru Kepuasan Kerja
Definisi kepuasan oleh Wexley dan Yukl yang kepuasan kerja sebagai
perasaan seseorang terhadap pekerjaan. Tiffin menunjuk kepuasan adalah terkait erat
dengan sikap terhadap pekerjaan itu sendiri, situasi kerja dan kerjasama antara
manajemen dan pekerja. Luthans; kepuasan kerja merupakan hasil dari persepsi
karyawan tentang bagaimana pekerjaan baik mereka memberikan sebagai item
dianggap penting. Jadi konsep kepuasan kerja individu dan sebagai hasil dari interaksi
seseorang dengan lingkungannya. 2. Teori kepuasan kerja oleh Luthans terdiri dari
empat jenis, yaitu teori perbedaan, teori ekuitas, teori dua faktor, dan teori kontrol.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu
1. gaji atau upah yang diperoleh dianggap sebagai dianggap tepat,
2. Pekerjaan yang menantang, yang bekerja memberikan tugas yang menarik dan
menerima tanggung jawab.
3. Kesempatan promosi sesuai dengan waktu yang ditetapkan.
4. Mahir secara teknis rekan kerja dan dukungan sosial untuk meningkatkan
kepuasan kerja.
5. Supervisor, kepuasan kerja adalah mungkin dengan gaya pengawas.
6. Kebijakan organisasi mengenai kebijakan kompensasi, kesehatan dan
keselamatan.
7. Lingkungan guru bimbingan dan konselor yang menaruh perhatian besar terhadap
lingkungan sekolah mereka bekerja.
8
D. PENELITIAN HIPOTESIS
Berikut ini disajikan hipotesis menjadi penelitian adalah: 1. Motivasi dan
kepuasan kerja mempengaruhi kinerja bimbingan dan konseling guru di sekolah. 2.
Ada perbedaan dalam pengaruh motivasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja
bimbingan dankonseling guru.
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan, Desain dan Tempat / Waktu Penelitian
9
data yang sama waktu sebagai uji coba lapangan instrumen.
10
Teknik Pengumpulan Data
11
a. Membangun Validitas Uji Bimbingan dan Konseling Kinerja Guru
12
b. Membangun Validitas Uji bimbingan Motivasi Kerja dan konseling Guru
1. Analisis deskriptif
Analisis deskriptif dari variabel kinerja, motivasi kerja dan bimbingan kerja dan
guru konseling.
13
Hal ini dapat disimpulkan bahwa grafik menunjukkan garis normalitas, tidak
mengarah ke kiri atau ke kanan sangat.
14
2) Analisis Bimbingan dan Konseling Penilaian Kinerja Guru
15
Dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja secara signifikan
berpengaruh terhadap motivasi kerja, namun tidak berpengaruh pada kinerja,
dan pengaruh motivasi bijak lain secara signifikan terhadap kinerja.
16
Dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh kinerja guru bimbingan dan
konseling terhadap kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja guru
bimbingan dan konseling, kecuali kepuasan kerja berpengaruh pada motivasi kerja.
17
Karya pendidikan guru tidak dapat dicapai kecuali ada komitmen yang tulus pada
bagian dari pendidik guru dan administrator untuk merancang program yang
menyediakan kelas dan pengalaman lapangan yang membangun ities capac- kandidat
untuk secara aktif terlibat dengan dan belajar dari masyarakat di seluruh persiapan
mereka untuk mengajar.
Dalam program persiapan guru di lembaga kita sendiri, kita bekerja tanpa lelah
untuk menjalani komitmen kolektif dan eksplisit kami untuk menghasilkan guru yang
tidak hanyaLeverage elemen kontekstual yang mendukung ing sosial hanya mengajar-,
tetapi juga dapat merespons secara efektif terhadap kondisi yang mencegah agar upaya-
upaya tersebut. Karya ini ditambah dengan individu yang sedang berlangsung dan
kolektif pemeriksaan diri tentang sejauh mana kita terlibat dalam mengabadikan atau
pembongkaran epistemologi, metodologi penelitian, sistem, kebijakan, dan praktik
yang melawan komitmen pribadi dan profesional kami.
Sebagai Hess dan McAvoy (2015) berpendapat dalam buku terbaru mereka,
mempersiapkan siswa untuk partisipasi demokratis dipupuk dengan membantu mereka
belajar untuk mendiskusikan dan disengaja. Diskusi melibatkan datang untuk
memahami berbagai pandangan tentang isu-isu yang disengketakan, bukti berat, dan
mencari ing mengerti- bersama. Musyawarah melibatkan bergerak dari yang berbagi
pemahamannya terhadap kesepakatan mengenai rencana aksi. Keduanya telah menjadi
lebih sulit dalam iklim politik yang terpolarisasi, di mana tujuannya adalah lebih sering
menang untuk satu posisi, daripada bekerja ke arah pendekatan yang memperhitungkan
tion dan kepentingan semua pemangku kepentingan situa-. Untuk mendukung
keberhasilan siswa dalam diskusi dan musyawarah, guru perlu untuk
‘mempertimbangkan konteks di mana mereka mengajar, yang bukti--bukti yang
tersedia, dan tujuan pendidikan mereka’. Hubungan lebih dekat dengan masyarakat di
mana mereka ajarkan adalah cara yang menjanjikan untuk memperkuat pemahaman
calon guru dari konteks, bukti, dan tujuan.
18
dengan menggunakan Tabel, sehingga mudah untuk dipahami. Jurnal ini
sangat bagus karena sudah dilakukan dengan secara penilitian.
Kekurangan
Pada jurnal ini pembahasan yang dibuat tidak menarik karena tidak
dilampirkan gambar sebagai pendukung penjelasan materi yang dibahas.
19
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Motivasi dan kepuasan kerja mempengaruhi kinerja guru bimbingan
dankonseling di sekolah. Ada perbedaan pengaruh motivasi dan kepuasan kerja
terhadap kinerja bimbingan dan konselingguru.
Hasil tes dari hipotesis pertama dengan analisis jalur dan ANOVA pada penilaian
kinerja guru bimbingan dan konseling menunjukkan bahwa deskripsi kinerja guru di
sekolah mempengaruhi guru bimbingan dan konseling. Demikian pula, analisis varians
menunjukkan tidak ada perbedaan dalam kinerja guru bimbingan dan konseling pada
motivasi dan kepuasan kerja. Temuan ini mendukung kinerja lebih lanjut bahwa
kepuasan kerja dan motivasi kerja tidak mempengaruhi kinerja guru bimbingan dan
konseling. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh motivasi
kerja dan kepuasan kerja terhadap kinerja guru bimbingan dan konseling.
Hasil pengujian hipotesis terakhir bahwa ada perbedaan kinerja, kepuasan dan
motivasi guru bimbingan dan konseling. Lebih dari itu, motivasi kerja yang membawa
lebih keras dan lebih gigih juga dapat dengan mudah menyelesaikan masalah mereka,
baik masalah pribadi maupun masalah sosial dari pekerjaan itu sendiri. Dengan
demikian motivasi kerja yang lebih keras dan gigih, kerja yang memadai akan
menghasilkan pekerjaan yang memuaskan oleh semua pihak, termasuk untuk diri
mereka sendiri.
Oleh Dimyati & Mudjiono (2006) mengemukakan bahwa jenis motivasi utama
adalah motivasi yang didasarkan pada motif dasar.
Motivasi dasar terutama berasal dari aspek fisik atau biologis manusia dalam
meningkatkan kesejahteraan dan martabat individu dan posisinya sebagai guru
bimbingan dan konseling. Hal ini terkait erat dengan kebutuhan keuangan guru
bimbingan dan konseling bersama dengan anak-anak dan keluarga mereka, sebelum
mempertimbangkan kemampuan dan tuntutan kompetensi mereka terhadap tugas dan
tanggung jawab pekerjaannya. Memprioritaskan tugas dan pekerjaan bisa berarti
meninggalkan keluarga atau kehidupan anak dan istri. Hal yang baik adalah
20
memprioritaskan yang mana dan tidak meninggalkan yang lain, yang berarti bahwa
keduanya sebagai perhatian utama. Meskipun dalam konsepnya, pemenuhan kebutuhan
dasar yang lebih tinggi datang lebih dahulu dan kemudian pemenuhan persyaratan
lainnya. Ini mengingatkan pada konsep pemenuhan oleh Abraham Maslow yang
disajikan oleh Hilgard, Rita, dan Richard (1979) yang disusun dalam bentuk piramida.
Bentuk paling dasar pemenuhan atau kebutuhan biologis (makan, minum, perumahan,
keamanan atau pakaian / makanan, seks dan sebagainya) untuk pemenuhan tertinggi,
yaitu untuk bentuk aktualisasi diri sebagai penerimaan tertinggi kehidupan sosial yang
sejahtera, fisik dan psikologis / mental kemakmuran fisik dan spiritual, secara religius
menjangkau dunia yang hidup dan akhirat lebih baik.
B. SARAN
Pemerintah harus memberikan motivasi dan kepuasan sebaik mungkin kepada
semua guru bimbingan dan konselingyang bimbingan dan konseling yang memenuhi
syarat untuk mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan kinerja mereka. 2.
Efektivitas belanja dan pendapatan anggaran biaya negara / daerah, harus
dimaksimalkan oleh kepala sekolah untuk motivasi dan membuat bimbingan dan
konseling para guru harus dipenuhi dengan sungguh-sungguh, agar mereka belajar
dengan benar untuk meningkatkan kinerja mereka secara profesional. 3. Untuk guru
bimbingan dan konseling harus meningkatkan kinerja dan motivasi diri untuk bekerja
secara profesional sesuai dengan tugasnya sebagai pendidik secara umum dan sebagai
guru bimbingan dan konseling pada khususnya. 4. Para guru bimbingan dan konseling
pada umumnya dan di sekolah menengah tertentu, tidak hanya menggunakan
kesempatan untuk meningkatkan kesejahteraan keuangan dan martabat sebagai guru
bimbingan dan konseling, tetapi juga kerja keras secara profesional untuk
meningkatkan kualitas pendidikan nasional. 5. Para peneliti merekomendasikan untuk
meneliti lebih lanjut faktor-faktor yang mengarah pada peningkatan bimbingan kinerja
&guru konseling, terutama PPG pra-posisi ke periode berikutnya.
21
DAFTAR PUSTAKA
Journal homepage:http://www.journalijar.com
Journal of Teacher Education 2018, Vol. 69(2) 114 –117 © 2018 American Association of
Colleges for Teacher Education Reprints and permissions:
sagepub.com/journalsPermissions.nav DOI: 10.1177/0022487117752363
journals.sagepub.com/home/jte
22