Anda di halaman 1dari 25

CRITICAL JURNAL REVIEW

MK. PROFESI PENDIDIKAN


PRODI S1 PTIK - FT

SCOR NILAI

THE INFLUENCE OF MOTIVATION AND WORK SATISFACTION


TOWARD PERFORMANCE OF SENIOR HIGH SCHOOLS
GUIDANCE AND COUNSELING TEACHERS IN SOUTH SULAWESI

Kulasse Kanto

DISUSUN OLEH :

NAMA MAHASISWA : ATIKA RAHMAH NASUTION


NIM : 5173151011
DOSEN PENGAMPU : Prof. Dr. Effendi Napitupulu, S.Pd., M.Pd.
MATA KULIAH : PROFESI PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI S1 PEND TEKNOLOGI INFORMATIKA KOMPUTER


FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
MEI 2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapakan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatnya sehingga saya masih memberikan kesempatan untuk dapat menyelesaikan critical
jurnal review ini dengan judul “THE INFLUENCE OF MOTIVATION AND WORK
SATISFACTION TOWARD PERFORMANCE OF SENIOR HIGH SCHOOLS
GUIDANCE AND COUNSELING TEACHERS IN SOUTH SULAWESI”

Suatu tinjauan dari aspek politik,ekonomi,sosial, dan budaya. Critical jurnal review
ini saya buat guna memenuhi penyelesaian tugas pada mata kuliah Profesi Pendidikan
semoga critical jurnal review ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi para
pembaca.
Saya menyadari bahwa critical jurnal review ini masih jauh dari kata sempurna karena
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya dengan kerendahan hati meminta maaf dan
mengharapkan kritik dan saran yang membangun kedepannya.
Terima kasih juga kepada bapak Prof. Dr. Effendi Napitupulu, S.Pd., M.Pd.sebagai
dosen Profesi Pendidikan kami atas bimbingan dan dukungan bapak kepada kami sebagai
mahasiswa bapak.
Akhir kata saya mengucapkan terima kasih dan selamat membaca materi yang ada
dalam critical jurnal review yang berbentuk makalah dapat bermanfaat sebagaimana mestinya
bagi para pembaca.

Medan,20 Mei 2018

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. i


DAFTAR ISI........................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................................................... 1
C. Manfaat ................................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3
A. Identitas Jurnal ...................................................................................................................... 3
 Jurnal Utama....................................................................................................................... 3
 Jurnal Pembanding ............................................................................................................. 3
B. Hasil Dan Pembahasan ......................................................................................................... 4
 Ringkasan Jurnal Utama ..................................................................................................... 4
Tinjauan Literatur ..................................................................................................................... 4
Metodologi Penelitian ............................................................................................................... 9
Hasil Dan Pembahasan ........................................................................................................... 13
BAB III PENUTUP .............................................................................................................................. 20
A. Kesimpulan ......................................................................................................................... 20
B. Saran ................................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 22

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Catatan penting untuk semua pihak, terutama pemerintah, khususnya
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dari atas ke bawah, dari Menteri kepada
Pengawas dan Kepala Sekolah. Para pihak dapat selalu memberikan bimbingan,
monitoring, koordinasi, dan pengawasan yang lebih kondusif, fokus dan lebih
produktif untuk Bimbingan dan konseling teacherss di sekolah. Penilaian kepala
sekolah dan pengawas harus diprogram dan terus menerus. Berbagai upaya harus
dilakukan untuk mencapai pendidikan yang berkualitas, salah satunya adalah
peningkatan kinerja Bimbingan dan konseling sekolah guru. Peningkatan kinerja
Bimbingan dan konseling guru profesional untuk memotivasi untuk bekerja keras
dengan kepuasan yang memadai, dengan kata lain mendorong Bimbingan dan
konseling guru untuk bekerja keras dan memberdayakan kepuasan kepada tingkat
optimal untuk Bimbingan dan konseling guru yang memiliki kinerja profesional.

Pendidikan merupakan suatu cara untuk meningkatkan dan mengembangkan


kualitas sumber daya manusia di masa mendatang. Pendidikan yang mampu
mendukung pembangunan dimasa mendatang merupakan pendidikan yang mampu
mengembangkan potensi mahasiswa, sehingga mahasiswa mampu memecahkan
permasalahan kehidupan yang dihadapi. Sejalan dengan dunia pendidikan yang
semakin menuntut lembaga pendidikan menyesuaikan dengan ilmu pengetahuan.
Dalam proses membina pengetahuan baru, mahasiswa akan berfikir untuk
menyelesaikan masalah, mengeluarkan ide, dan membuat keputusan yang bijak dalam
menghadapi berbagai kemungkinan dan tantangan.

B. TUJUAN
Penelitian ini menguji pengaruh kinerja bimbingan dan konseling teacherss
dari bimbingan dan lulusan konseling yang ditugaskan di sekolah-sekolah tinggi
negeri di Sulawesi Selatan. Selanjutnya, pengaruh motivasi kerja dan kepuasan kerja
terhadap kinerja bimbingan dan konseling teacherss. Metode penelitian yang
digunakan survei kuantitatif dengan instrumen skala penilaian dan dokumentasi.

1
Teknik pengolahan data dengan analisis jalur model Amos untuk menguji pengaruh
(motivasi, kepuasan dan kinerja) dan anova uji perbedaan didahului dengan analisis
deskriptif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan (i) pengaruh kinerja,
motivasi kerja, dan kepuasan kerja bimbingan dan konseling teacherss, dan (ii)
perbedaan mempengaruhi antara memiliki bimbingan dan konseling teacherss pada
kinerja, motivasi kerja dan kepuasan kerja . Teknik pengambilan sampel stratified
random sampling (area sampling) dengan 163 orang dari delapan kota / wilayah di
selatan, wilayah tengah dan utara. Hasil dari penelitian ini adalah (i) pengaruh
terhadap motivasi kerja dan kepuasan kerja terhadap kinerja. (ii) Ada perbedaan pada
motivasi kerja dan kepuasan kerja terhadap kinerja bimbingan dan konseling teachers.
Secara rinci, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis hal-hal
berikut: 1. Pengaruh motivasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja Bimbingan dan guru
konseling di sekolah. 2. Perbedaan motivasi kerja dan kepuasan kerja tentang Pedoman
kinerja dan konseling guru Di sekolah.

C. MANFAAT
Penelitian ini berguna secara teoritis dan praktis, seperti yang dijelaskan di
bawah ini. 1. Manfaat teoritis adalah peningkatan kinerja untuk bimbingan dan
konseling guru untuk memotivasi dan mengukur kepuasan kerja bimbingan dan
konseling guru sebagai strategi ilmu pengetahuan, baik dalam jangka pendek dan
dalam jangka panjang yang dapat dipertanggungjawabkan. 2. Manfaat praktis adalah
bimbingan dan konseling guru dapat meningkatkan kinerja melalui motivasi dankerja

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. IDENTITAS JURNAL
 Jurnal Utama
1. Judul : THE INFLUENCE OF MOTIVATION AND WORK

SATISFACTION TOWARD PERFORMANCE OF


SENIOR HIGH SCHOOLS GUIDANCE AND
COUNSELING TEACHERS IN SOUTH
SULAWESI

2. Volume dan Halaman : Volume 03, edisi 2, 386-401. Halaman 17


3. Tahun : 2015
4. Penulis : Kulasse Kanto
5. Reviewer : ATIKA RAHMAH NST

6. ISSN : 2320-5407

 Jurnal Pembanding
1. Judul : Teacher Education for Critical Democracy:
Understanding Our Commitments as Design
Challenges and Opportunities
2. Volume dan Halaman : Volume 69(2) 114-117 Halaman 4
3. Tahun : 2018
4. Penulis : Dorinda J. Carter Andrews1, Gail Richmond1, and
Robert Floden
5. Reviewer : ATIKA RAHMAH NST

3
B. HASIL DAN PEMBAHASAN
 Ringkasan Jurnal Utama

TINJAUAN LITERATUR
A. Pengertian Kinerja dan Pemahaman Bimbingan dan Couseling Guru

Memahami Bimbingan dan Konseling a. Definisi Bimbingan dan Konseling.


Kedua istilah ini memiliki persamaan dan perbedaan. Kesamaan adalah baik bimbingan
dan konseling adalah proses pemberian bantuan untuk mengembangkan individu atau
kelompok individu pada sistem sekolah untuk mengikuti norma-norma sosial yang ada
di lingkungan sekitarnya. Sedangkan perbedaan mereka, bimbingan lebih umum dan
luas dalam penyediaan informasi dan tidak terlalu rinci, orientasi lebih preventif.
Sementara konseling lebih spesifik dan sempit tapi lebih detail dan mendalam.
Konseling juga berorientasi pada penyembuhan dan solusi yang lebih kuratif,
menggunakan teknik wawancara.

(1) kegiatan studi perencanaan, pengembangan karir, dan kehidupan di masa depan,

(2) mengembangkan potensi dan kekuatan,

(3) sesuai dengan lingkungan masyarakat dan lingkungan kerja, dan

(4) untuk mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi.

Fungsi bimbingan dan konseling. Bimbingan dan konseling berpendapat fungsi


Kartadinata, S. et al.

1. Fungsi Pemahaman adalah fungsi yang membantu konseli untuk mengetahui potensi
diridan lingkungannya.
2. Fungsi Fasilitasi adalah suatu fungsi dimana konseli dapat lebih mudah dalam
mencapai
pertumbuhan optimal dan pengembangan, serasi, seimbang dari semua aspek
kepribadian konseli.
3. Fungsi Penyesuaian adalah fungsi untuk membantu konseli untuk dapat
menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannyasecara dinamis dan konstruktif.

4
4. Fungsi Distribusi adalah untuk membantu konseli memilih kegiatan ekstra kurikuler,
pilih jurusan / program studi dan memilih karier yang sesuai dengan bakat, minat dan
kemampuan.
5. fungsi Adaptasi adalah untuk membantu pendidikan eksekutif (kepala sekolah dan
staf, bimbingan dan konseling guru, guru) untuk menyesuaikan program pendidikan
terhadap latar belakang konseli sesuai dengan kemampuan. 6) Fungsi Pencegahan
adalah suatu fungsi dimana bimbingan dan konseling guru untuk membantu konseli
6. mengantisipasi masalah yang mungkin terjadi dan mencegah konseli tidak
mengalaminya. 7) Fungsi Perbaikan adalah untuk memperbaiki kesalahan atau
kesalahan dalam berpikir, merasa dan bertindak. 8) Fungsi Penyembuhan berkaitan
erat dengan upaya untuk memberikan bantuan kepada konseli yang memiliki masalah
7. yang pribadi, sosial, belajar dan karir.
8. Fungsi Pemeliharaan adalah untuk membantu konseli untuk menjaga diri mereka
sendiri dan mempertahankankondusif
9. situasiyang telah tercipta dalam dirinya sendiri.
10. Fungsi Pengembangan adalah proaktif ketimbang fungsi lainnya.

1. Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling. Dengan Kanto, K. mengemukakan empat


prinsip berikut Sebuah. Prinsip berkenaan dengan target pelayanan, termasuk
a. Melayani semua individu,
b. Perilaku pribadi yang unik dan dinamis,
c. Pengembangan individu, aspek dan tahapan, dan
d. Fokus pada perbedaan individu
2. Prinsip berkenaan dengan masalah individu, termasuk
a. Hal-hal mengenai pengaruh kondisi individu
untuk penyesuaian diri dan
b. Ketimpangan sosial, ekonomi, budaya dan agama
3. Prinsip-prinsip yang berkaitan dengan program layanan, termasuk
a. Merupakan bagian integral dari individu,
b. Program fleksibilitas,
c. Program disusun secara berkelanjutan, dan
d. Isi dari program ini dinilai secara teratur.
4. Prinsip-prinsip yang berkaitan dengan pelaksanaan pelayanan, termasuk

5
a. Pengembangan diri,
b. Keputusan yang diambil pada sendiri,
c. Kerjasama mereka dengan pihak terkait, dan (4) program pengembangan melalui
pemanfaatan hasil pengukuran dan penelitian. 4. dasar bimbingan dan konseling

Dasar bimbingan dan konseling adalah dasar yang mendasari organisasi


bimbingan dan konseling, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Dasar ini adalah
perlindungan hukum profesi bagi guru bimbingan dan konseling dan kode etiknya.
Beberapa prinsip yang ditetapkan dalam pendapat Kartadinata, S.dkk (2008: 204-206)
sebagai berikut :fundamental kerahasiaan, fundamental dari kesukarelaan,
fundamental keterbukaan, fundamental aktivitas, fundamental kemerdekaan, dasar
baru, fundamental dari dinamika, fundamental integrasi, fundamental harmoni,
fundamental keahlian, dan mendasar dari kasus menyerahkan.

Definisi bimbingan dan guru couseling kinerja menurut Wibowo kinerja itu
adalah bagaimana untuk melakukan pekerjaan dan hasil pekerjaan, apa yang harus
dilakukan dan bagaimana melakukannya. Selanjutnya, terungkap bahwa kinerja
didefinisikan sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Oleh karena itu bimbingan dan
guru couseling kinerja merupakan hasil kerja atau prestasi kerja dalam aspek
bimbingan dan konseling untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh siswa belajar.

Profesional mirip dengan profesi atau pekerjaan yang memiliki hasil yang
baik, dengan terstruktur dan cukup dilakukan dengan baik. Menurut Sikun yang
diusulkan definisi yang profesi pada dasarnya adalah pernyataan atau janji terbuka,
bahwa seseorang akan mengabdikan dirinya ke posisi atau pekerjaan. Ini berisi aspek
(1) sifat profesi adalah janji yang terbuka, (2) profesi mengandung unsur pengabdian,
dan (3) profesi adalah judul atau pekerjaan.

Teori bimbingan dan konseling kinerja guru menurut Mc.Clelland menyatakan


bahwa ada hubungan positif antara motivasi dan kinerja. Ini berarti bahwa setiap
pekerja yang memiliki motivasi kerja tinggi akan menghasilkan kinerja yang tinggi
pula. Penilaian Kinerja. Menurut Kartadinata, S et al bahwa penilaian kinerja
bimbingan dan konseling adalah perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, analisis
penilaian dan tindak lanjut. Sebuah. Perencanaan program. Kegiatan awal dari
bimbingan dan konseling dalam penyusunan program ini adalah penilaian. Penilaian
meliputi komponen layanan dasar, layanan responsif, perencanaan individual, dan

6
dukungan sistem.

Ada tiga faktor utama yang mempengaruhi kinerja guru bimbingan dan
konseling diungkapkan oleh Mahmudi yaitu pengetahuan, kemampuan dan motivasi.
Faktor-faktor ini saling melengkapi satu sama lain, menjelaskan secara singkat bahwa,

1. Pengetahuan tentang seseorang dalam bentuk konsep dan keterampilan yang


dapat diukur dengan tingkat pendidikan mencapai dan diadakan baik formal
maupun informal, seperti ijazah dan sertifikat yang dimiliki. Pengetahuan
akademik atau non-akademik, sangat berwarna dari spesifikasi dan utama yang
diduduki atau diperdalam. Pengetahuan khusus dari seseorang di bidang
tertentu studi menjadi spesialisasi dan profesi dalam mengembangkan kinerja
yang memadai.
2. Kemampuan yang didapat sejak lahir sebagai kemampuan bawaan dan
kemampuan lainnya yang diperoleh dari belajar. Kemampuan bawaan terdiri
dari kemampuan umum dan kemampuan khusus. General kemampuan-disebut
intelektual (kecerdasan) dan kemampuan khusus yang biasa disebut bakat.
Situasi ini sangat besar pengaruhnya terhadap kinerja, baik kemampuan umum
dan khusus. Seseorang yang memiliki kemampuan khusus dan memadai
umum, mendukung kinerja kerja atau kinerja yang tidak memadai.
3. Motivasi sebagai penggerak dan dorongan dari dalam diri sendiri dan
dorongan dari luar diri Anda untuk melakukan apa saja, termasuk prestasi
kerja. Seseorang yang bekerja dengan sungguh-sungguh melalui pencapaian
yang memadai akan didorong oleh motivasi besar. Selain itu, jika kinerja tidak
didorong oleh motivasi akan berdampak kinerja yang tidak dapat diterima.
Motivasi juga merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan pekerjaan, baik
kebutuhan daya, prestasi, afiliasi dan kebutuhan untuk berdiri sendiri.

B. Sifat Bimbingan dan Konseling Guru Motivasi Kerja


Pekerjaan menggambarkan dengan Henslin bahwa semakin lama kita terlibat
dalam jenis pekerjaan, maka pekerjaan semakin menjadi bagian dari konsep diri kita.
Sedangkan jenis motivasi oleh Dimyati dan Mudjiono diklasifikasikan dalam dua
jenis, yaitu primer dan sekunder. Motivasi utama adalah motivasi yang didasarkan
pada motif dasar, seperti dari aspek fisik manusia. Sekunder adalah motivasi yang
mampu belajar dari lingkungan, itu sebabnya cara dilakukan pekerjaan dengan baik

7
harus dipelajari 2. Teori motivasi atau kebutuhan sesuai Mc.Clelland dalam empat
jenis,
1. Perlu untuk Prestasi (n Ach),
2. Perlu untuk Power (n Po),
3. Kebutuhan Afiliasi (n Aff) dan
4. Kebutuhan Otonomi (n Aut). Perlu untuk Prestasi (n Ach),
C. Sifat Bimbingan dan Konseling Guru Kepuasan Kerja
Definisi kepuasan oleh Wexley dan Yukl yang kepuasan kerja sebagai
perasaan seseorang terhadap pekerjaan. Tiffin menunjuk kepuasan adalah terkait erat
dengan sikap terhadap pekerjaan itu sendiri, situasi kerja dan kerjasama antara
manajemen dan pekerja. Luthans; kepuasan kerja merupakan hasil dari persepsi
karyawan tentang bagaimana pekerjaan baik mereka memberikan sebagai item
dianggap penting. Jadi konsep kepuasan kerja individu dan sebagai hasil dari interaksi
seseorang dengan lingkungannya. 2. Teori kepuasan kerja oleh Luthans terdiri dari
empat jenis, yaitu teori perbedaan, teori ekuitas, teori dua faktor, dan teori kontrol.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu
1. gaji atau upah yang diperoleh dianggap sebagai dianggap tepat,
2. Pekerjaan yang menantang, yang bekerja memberikan tugas yang menarik dan
menerima tanggung jawab.
3. Kesempatan promosi sesuai dengan waktu yang ditetapkan.
4. Mahir secara teknis rekan kerja dan dukungan sosial untuk meningkatkan
kepuasan kerja.
5. Supervisor, kepuasan kerja adalah mungkin dengan gaya pengawas.
6. Kebijakan organisasi mengenai kebijakan kompensasi, kesehatan dan
keselamatan.
7. Lingkungan guru bimbingan dan konselor yang menaruh perhatian besar terhadap
lingkungan sekolah mereka bekerja.

8
D. PENELITIAN HIPOTESIS
Berikut ini disajikan hipotesis menjadi penelitian adalah: 1. Motivasi dan
kepuasan kerja mempengaruhi kinerja bimbingan dan konseling guru di sekolah. 2.
Ada perbedaan dalam pengaruh motivasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja
bimbingan dankonseling guru.

METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan, Desain dan Tempat / Waktu Penelitian

1. Pendekatan Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan


bentuk survei. Desain penelitian ini adalah analisis Structural Equation Model
(SEM) dalam bentuk Analisis Struktur Momen (AMOS), yaitu pengaruh motivasi
dan kepuasan kerja bimbingan dan konseling teacherss sebagai variabel
independen untuk bimbingan dan kinerja konseling guru sebagai variabel dependen
atau variabel endogen. Selain itu, analisis juga dilakukan dengan analisis regresi
dan analisis varian.
2. Desain Penelitian dinyatakan sebagai berikut
3. Penelitian Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Tinggi Negeri di
Sulawesi Selatan dalam 4 bulan, termasuk validasi dan pengujian. Tempat
penelitian di Kecamatan 6 dan 2 Kota, masing-masing daerah di Bone, Soppeng,
Sidenreng Rappang, Sinjai, Maros dan Gowa dan Kota Makassar dan Pare Pare.
Tanggal penelitian ini dilakukan pada tanggal 1 Juli 2013 dan pada pengumpulan

9
data yang sama waktu sebagai uji coba lapangan instrumen.

B. Populasi dan Sampel Penelitian


1. Populasi penelitian mencakup semua bimbingan dan konseling teacherss
SMAN di Sulawesi dari SarjanaBimbingan dan Psikologi Pendidikan, sebesar
24 kota / kabupaten sebanyak 373 orang.
2. Sampel penelitian diambil secara acak oleh stratified random sampling (area
sampling) di daerah Selatan, Tengah dan Utara. Perwakilan dari masing-
masing daerah dan bagian selatan adalah Soppeng, Bone dan Sinjai, bagian
Tengah adalah Makassar, Maros dan Gowa dan bagian utara dari Parepare
dan Sidrap. Jumlah sampel 163 orang, dengan rincian sebagai berikut.

10
 Teknik Pengumpulan Data

Penilaian Skala atau kuesioner adalah pengumpulan data menggunakan


pernyataan tertulis atau pertanyaan dengan jawaban tertulis juga. Skala penilaian
terstruktur dalam bentuk pernyataan tertutup, dengan menggunakan skala Likert
dengan rentang nilai 0 - 4. kategori Pernyataan terdiri dari dua, positif dan negatif.
Positif dengan SS (sangat setuju) nilai 4; S (setuju) nilai 3; N (netral) nilai 2; TS
(tidak setuju)
 Instrumen Penilian
Penelitian ini menggunakan tiga macam instrumen, yaitu (1) instrumen
untuk bimbingan dan kinerja konseling guru, (2) Instrumen motivasi kerja dan
(3) Instrumen kepuasan kerja untuk bimbingan dan guru konseling. Tabel terdiri
dari Tabel 3.2, Tabel 3.3 dan Tabel 3.4. Semua jenis tabel instrumen disajikan
dalam bentuk grid sebagai berikut

11
a. Membangun Validitas Uji Bimbingan dan Konseling Kinerja Guru

12
b. Membangun Validitas Uji bimbingan Motivasi Kerja dan konseling Guru

c. Membangun bimbingan Validitas Uji dan konseling Guru Kepuasan Kerja

HASIL DAN PEMBAHASAN


Analisis Data Data diolah dengan analisis SEM dengan sistem jalan AMOS
untuk melihat atau tidak ada pengaruh kinerja untuk bekerja motivasi dan kepuasan
kerja. Sedangkan analisis ANOVA digunakan untuk mengungkapkan ada atau tidak
perbedaan bimbingan dan konseling kinerja guru, motivasi kerja dan kepuasan kerja
konseling guru di sekolah. Analisis data dari uji coba lapangan dalam tabel disajikan
mengenai validitas konstruk dari bimbingan dan konseling kinerja guru, motivasi
kerja dan kepuasan kerja sebagai berikut.

1. Analisis deskriptif
Analisis deskriptif dari variabel kinerja, motivasi kerja dan bimbingan kerja dan
guru konseling.

13
Hal ini dapat disimpulkan bahwa grafik menunjukkan garis normalitas, tidak
mengarah ke kiri atau ke kanan sangat.

Selanjutnya, jika variabel dibuat dalam bentuk histogram, histogram dibentuk


normalitas mengenai kinerja, motivasi kerja dan kepuasan kerja bimbingan dan
konseling guru. Histogram disajikan sebagai berikut.

2. disimpulkan Analisis statistik dengan Analisis path


A. Analisis Hubungan dengan Variabel lain
1). Analisis bimbingan dan konseling Penilaian Kinerja Guru

Hal ini dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh kepuasan kerja


terhadap motivasi kerja, tetapi tidak berjuang melawan bimbingan dan
konseling kinerja guru. Demikian juga, motivasi kerja tidak mempengaruhi
kinerja guru bimbingan dan konseling.

14
2) Analisis Bimbingan dan Konseling Penilaian Kinerja Guru

Dapat disimpulkan bahwa efek kepuasan kerja terhadap motivasi kerja,


namun tidak berpengaruh pada kinerja, jika tidak bekerja motivasi
mempengaruhi kinerja bimbingan dan konseling guru

B. Bimbingan dan konseling guru Analisis Kinerja dengan Motivasi dan


Kepuasan Kerja

15
Dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja secara signifikan
berpengaruh terhadap motivasi kerja, namun tidak berpengaruh pada kinerja,
dan pengaruh motivasi bijak lain secara signifikan terhadap kinerja.

C. Bimbingan dan konseling Guru Analisis Kinerja

Dapat disimpulkan bahwa pengaruh kepuasan kerja terhadap motivasi kerja


saat kepuasan kerja dan motivasi kerja tidak mempengaruhi kinerja guru bimbingan
dan konseling.

16
Dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh kinerja guru bimbingan dan
konseling terhadap kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja guru
bimbingan dan konseling, kecuali kepuasan kerja berpengaruh pada motivasi kerja.

3). Analisis Komparatif Ganda Melalui ANOVA pada semua variabel


ditunjukkan dalam tabel berikut.

 Ringkasan Jurnal Pembanding


Dalam kebanyakan program pendidikan guru, ada bangsa exami- reguler cara
terbaik untuk mempersiapkan guru untuk menghadapi kondisi yang menantang di mana
mereka akan mengajar. Tantangan-tantangan ini tidak terisolasi dengan mikro-
lingkungan tingkat (misalnya, sekolah-sekolah lokal dan masyarakat). Guru preservice
juga harus memahami (yaitu, makro) iklim sosial politik nasional dan global dan cara-
cara di mana iklim politik terpolarisasi saat ini menciptakan tantangan yang mungkin
merusak upaya terbaik mereka di memberlakukan memanusiakan, responsif budaya,
dan mempertahankan budaya pedagogi bagi siswa dan keluarga mereka.
Pendidikan secara inheren politik, dengan pemandangan bervariasi tentang
tujuan, metode, dan lisasi-lembaga yang. Pendidikan guru harus mempersiapkan guru
untuk menjadi bijaksana, aktor diinformasikan terlibat dengan isu-isu politik. Lembaga
pendidikan guru, bagaimanapun, terutama yang umum, yang didukung oleh warga dari
campuran partai politik, harus tidak dilihat sebagai partisan. Artikel-artikel dalam edisi
ini sering merujuk kepada “masyarakat.” Dengan beberapa pengecualian, masyarakat di
Amerika Serikat terbagi dalam loyalitas cal pada kekuasaan politik mereka dan sering
dalam pandangan mereka tentang pendidikan. Guru harus memiliki keterampilan dan
kecenderungan untuk belajar tentang masyarakat di mana mereka bekerja. Salah satu
tantangan yang akan mereka hadapi adalah bagaimana memahami dan bekerja dengan
perbedaan mereka menemukan, baik antara mereka sendiri dan anggota masyarakat dan
dalam masyarakat itu sendiri.

17
Karya pendidikan guru tidak dapat dicapai kecuali ada komitmen yang tulus pada
bagian dari pendidik guru dan administrator untuk merancang program yang
menyediakan kelas dan pengalaman lapangan yang membangun ities capac- kandidat
untuk secara aktif terlibat dengan dan belajar dari masyarakat di seluruh persiapan
mereka untuk mengajar.
Dalam program persiapan guru di lembaga kita sendiri, kita bekerja tanpa lelah
untuk menjalani komitmen kolektif dan eksplisit kami untuk menghasilkan guru yang
tidak hanyaLeverage elemen kontekstual yang mendukung ing sosial hanya mengajar-,
tetapi juga dapat merespons secara efektif terhadap kondisi yang mencegah agar upaya-
upaya tersebut. Karya ini ditambah dengan individu yang sedang berlangsung dan
kolektif pemeriksaan diri tentang sejauh mana kita terlibat dalam mengabadikan atau
pembongkaran epistemologi, metodologi penelitian, sistem, kebijakan, dan praktik
yang melawan komitmen pribadi dan profesional kami.
Sebagai Hess dan McAvoy (2015) berpendapat dalam buku terbaru mereka,
mempersiapkan siswa untuk partisipasi demokratis dipupuk dengan membantu mereka
belajar untuk mendiskusikan dan disengaja. Diskusi melibatkan datang untuk
memahami berbagai pandangan tentang isu-isu yang disengketakan, bukti berat, dan
mencari ing mengerti- bersama. Musyawarah melibatkan bergerak dari yang berbagi
pemahamannya terhadap kesepakatan mengenai rencana aksi. Keduanya telah menjadi
lebih sulit dalam iklim politik yang terpolarisasi, di mana tujuannya adalah lebih sering
menang untuk satu posisi, daripada bekerja ke arah pendekatan yang memperhitungkan
tion dan kepentingan semua pemangku kepentingan situa-. Untuk mendukung
keberhasilan siswa dalam diskusi dan musyawarah, guru perlu untuk
‘mempertimbangkan konteks di mana mereka mengajar, yang bukti--bukti yang
tersedia, dan tujuan pendidikan mereka’. Hubungan lebih dekat dengan masyarakat di
mana mereka ajarkan adalah cara yang menjanjikan untuk memperkuat pemahaman
calon guru dari konteks, bukti, dan tujuan.

C. PENILAI TERHADAP JURNAL

1. Dari aspek ruang lingkup isi artikel


 Kelebihan
Pada jurnal yang saya gunakan sebagai critical jurnal riview ini sangat lah
bagus dalam penyampaiannya karena memberikan penjelasan hasil penelitian

18
dengan menggunakan Tabel, sehingga mudah untuk dipahami. Jurnal ini
sangat bagus karena sudah dilakukan dengan secara penilitian.

 Kekurangan
Pada jurnal ini pembahasan yang dibuat tidak menarik karena tidak
dilampirkan gambar sebagai pendukung penjelasan materi yang dibahas.

2. Dari aspek tata bahasa


 Kelebihan
Bahasa yang digunakan dalam pembahasan materi di jurnal ini sangat lah
mudah di pahami. Dan bahasanya menggunakan Bahasa Indonesia yang
baik.
 Kekurangan
Tidak ada kekurangan dalam bahasa yang digunakan dalam Jurnal ini.

19
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Motivasi dan kepuasan kerja mempengaruhi kinerja guru bimbingan
dankonseling di sekolah. Ada perbedaan pengaruh motivasi dan kepuasan kerja
terhadap kinerja bimbingan dan konselingguru.

Hasil tes dari hipotesis pertama dengan analisis jalur dan ANOVA pada penilaian
kinerja guru bimbingan dan konseling menunjukkan bahwa deskripsi kinerja guru di
sekolah mempengaruhi guru bimbingan dan konseling. Demikian pula, analisis varians
menunjukkan tidak ada perbedaan dalam kinerja guru bimbingan dan konseling pada
motivasi dan kepuasan kerja. Temuan ini mendukung kinerja lebih lanjut bahwa
kepuasan kerja dan motivasi kerja tidak mempengaruhi kinerja guru bimbingan dan
konseling. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh motivasi
kerja dan kepuasan kerja terhadap kinerja guru bimbingan dan konseling.

Hasil pengujian hipotesis terakhir bahwa ada perbedaan kinerja, kepuasan dan
motivasi guru bimbingan dan konseling. Lebih dari itu, motivasi kerja yang membawa
lebih keras dan lebih gigih juga dapat dengan mudah menyelesaikan masalah mereka,
baik masalah pribadi maupun masalah sosial dari pekerjaan itu sendiri. Dengan
demikian motivasi kerja yang lebih keras dan gigih, kerja yang memadai akan
menghasilkan pekerjaan yang memuaskan oleh semua pihak, termasuk untuk diri
mereka sendiri.

Oleh Dimyati & Mudjiono (2006) mengemukakan bahwa jenis motivasi utama
adalah motivasi yang didasarkan pada motif dasar.

Motivasi dasar terutama berasal dari aspek fisik atau biologis manusia dalam
meningkatkan kesejahteraan dan martabat individu dan posisinya sebagai guru
bimbingan dan konseling. Hal ini terkait erat dengan kebutuhan keuangan guru
bimbingan dan konseling bersama dengan anak-anak dan keluarga mereka, sebelum
mempertimbangkan kemampuan dan tuntutan kompetensi mereka terhadap tugas dan
tanggung jawab pekerjaannya. Memprioritaskan tugas dan pekerjaan bisa berarti
meninggalkan keluarga atau kehidupan anak dan istri. Hal yang baik adalah

20
memprioritaskan yang mana dan tidak meninggalkan yang lain, yang berarti bahwa
keduanya sebagai perhatian utama. Meskipun dalam konsepnya, pemenuhan kebutuhan
dasar yang lebih tinggi datang lebih dahulu dan kemudian pemenuhan persyaratan
lainnya. Ini mengingatkan pada konsep pemenuhan oleh Abraham Maslow yang
disajikan oleh Hilgard, Rita, dan Richard (1979) yang disusun dalam bentuk piramida.
Bentuk paling dasar pemenuhan atau kebutuhan biologis (makan, minum, perumahan,
keamanan atau pakaian / makanan, seks dan sebagainya) untuk pemenuhan tertinggi,
yaitu untuk bentuk aktualisasi diri sebagai penerimaan tertinggi kehidupan sosial yang
sejahtera, fisik dan psikologis / mental kemakmuran fisik dan spiritual, secara religius
menjangkau dunia yang hidup dan akhirat lebih baik.

B. SARAN
Pemerintah harus memberikan motivasi dan kepuasan sebaik mungkin kepada
semua guru bimbingan dan konselingyang bimbingan dan konseling yang memenuhi
syarat untuk mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan kinerja mereka. 2.
Efektivitas belanja dan pendapatan anggaran biaya negara / daerah, harus
dimaksimalkan oleh kepala sekolah untuk motivasi dan membuat bimbingan dan
konseling para guru harus dipenuhi dengan sungguh-sungguh, agar mereka belajar
dengan benar untuk meningkatkan kinerja mereka secara profesional. 3. Untuk guru
bimbingan dan konseling harus meningkatkan kinerja dan motivasi diri untuk bekerja
secara profesional sesuai dengan tugasnya sebagai pendidik secara umum dan sebagai
guru bimbingan dan konseling pada khususnya. 4. Para guru bimbingan dan konseling
pada umumnya dan di sekolah menengah tertentu, tidak hanya menggunakan
kesempatan untuk meningkatkan kesejahteraan keuangan dan martabat sebagai guru
bimbingan dan konseling, tetapi juga kerja keras secara profesional untuk
meningkatkan kualitas pendidikan nasional. 5. Para peneliti merekomendasikan untuk
meneliti lebih lanjut faktor-faktor yang mengarah pada peningkatan bimbingan kinerja
&guru konseling, terutama PPG pra-posisi ke periode berikutnya.

21
DAFTAR PUSTAKA

Journal homepage:http://www.journalijar.com
Journal of Teacher Education 2018, Vol. 69(2) 114 –117 © 2018 American Association of
Colleges for Teacher Education Reprints and permissions:
sagepub.com/journalsPermissions.nav DOI: 10.1177/0022487117752363
journals.sagepub.com/home/jte

22

Anda mungkin juga menyukai