Anda di halaman 1dari 18

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA

FAKULTAS KEDOKTERAN LAPORAN KASUS


UNIVERSITAS HASANUDDIN SEPTEMBER

LAPORAN KASUS: SKIZOFRENIA PARANOID (F20.0)

Oleh:
Yustika Amalia Putri Katili
C01418 2252

Residen Pembimbing:
dr. Sri Purwatiningsih

Pembimbing Supervisor:
Dr.dr.Saidah Syamsuddin,Sp.KJ

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019

i
HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa :

Nama : Yustika Amalia Putri Katili

NIM : C014182252

Judul Laporan kasus : Skizofrenia Paranoid

Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Psikiatri Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin.

Makassar, September 2019

Mengetahui,

Pembimbing Supervisor Residen Pembimbing

Dr.dr.Saidah Syamsuddin,Sp.KJ dr. Sri Purwatiningsih

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………......................................... ii


DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………………………………….. iii
BAB 1 PENDAHULUAN ……………………………………………………....................................... 1
BAB 2 PEMBAHASAN ……………………………………………………………………………………………. 2
2.1 DEFINISI ………………………………………………………………………………………………... 2
2.2 EPIDEMIOLOGI ………………………………………………………………………………………. 2
2.3 ETIOLOGI ……………………………………………………………………………………………….. 3
2.4 PATOFISIOLOGI ………………………………………………………………………………………. 3
2.5 KRITERIA DIAGNOSIS …………………………………………....................................... 4
2.6 PATOLOGI DAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM………………………………………… 5
2.7 DIAGNOSIS BANDING ………………………………………………………………………………. 6
2.8 PENATALAKSANAAN …………………………………………....................................... 6
2.9 PROGNOSIS …………………………………………………………………………………………….. 7
BAB 3 KESIMPULAN …………………………………………………...………………………………………………. 8
LAPORAN KASUS…………………………………………………………………………………………………………… 10
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………………………………………. 24

iii
LAPORAN KASUS
Skizofrenia Paranoid (F20.0)

IDENTITAS PASIEN

Nama : Nn IS
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal lahir/ Umur : 11 November 1968/ 51 Tahun
Status perkawinan : Belum Menikah
Agama : Kristen
Warga Negara : Indonesia
Pekerjaan : belum/tidak bekerja
Alamat : Jl.Manunggal 31 no 18 Maccini Sombala
No Status / No. Reg : 00 34 42
Tanggal datang ke RSKD : 15/ 07/2019

LAPORAN PSIKIATRIK
Diperoleh secara autoanamnesis dan alloanamnesis dari:

Nama : Ny. T
Usia : 54 tahun

Agama : kristen

Suku : Makassar

Pendidikan Terakhir : SLTA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : jl.manunggal 31 no.18 Maccini Sombala

Hubungan dengan pasien : kakak kandung

1
I. RIWAYAT PENYAKIT

A. Keluhan Utama

Gelisah

B. Riwayat Gangguan
2014

1. Keluhan dan Gejala


keluhan Gelisah yang dialami sejak 1 minggu dan memberat 3 hari sebelum
masuk rumah sakit. Awalnya pasien sering ngomong sendiri tidak jelas apa
yang dikatakan, pasien juga menjadi cepat emosi. Pasien juga sering marah-
marah jika diminta tolong. Tujuh hari yang lalu pasien mulai mengamuk, pasien
memukul kakaknya dan kadang memecahkan kaca dengan cara melemparinya
dengan barang di dekatnya. Pasien juga sering mendengar suara untuk memukul
kakaknya dan berkelahi dengan orang lain. Saat malam hari pasien juga
seringkali mengalami kesulitan untuk tidur meskipun telah minum obat. Jika
kalau tidak tidur. Awal perubahan periaku sejak 30 tahun yang lalu pasien
mulai merasa orang tuanya terlalu sibuk, sehingga pasien merasa tidak
diperhatikan lagi oleh orang tuanya, sejak tahun 2004 orang tua dari pasien
meninggal, pasien mulai merasakan sendiri dan merasa tidak diperhatikan oleh
kakak-kakaknya dan sering mengurung diri didalam kamar dan bersedih
didalam kamar . sempat dirawat di RSKD selama 1 tahun, setelah itu pasien
keluar rumah sakit dan dirawat jalan.sebelum akhirnya masuk lagi ke rumah
sakit saat ini

2. Hendaya/disfungsi
Berdasarkan alloanamnesis, autoanamnesis dan pemeriksaan status mental
didapatkan gejala klinis yang bermakna yaitu perilaku gelisah, sering bicara sendiri,
mengamuk tanpa kenal waktu. Keadaan ini menimbulkan penderitaan (distress) pada
pasien, keluarga, dan masyarakat sekitar serta terdapat hendaya (dissability) pada
fungsi sosial seperti tidak keluar rumah dan tidak bertemu orang lain. Hendaya
pekerjaan yakni tidak bekerja setelah pasien mengalami gejala tersebut. Hendaya
penggunaan waktu senggang seperti kurang tidur, sehingga dapat disimpulkan bahwa
pasien menderita gangguan jiwa.

2
3. Faktor Stressor Psikososial
Awal perubahan periaku sejak 30 tahun yang lalu pasien mulai merasa orang
tuanya terlalu sibuk, sehingga pasien merasa tidak diperhatikan lagi oleh orang
tuanya, sejak tahun 2004 orang tua dari pasien meninggal, pasien mulai
merasakan sendiri dan merasa tidak diperhatikan oleh kakak-kakaknya dan
sering mengurung diri didalam kamar dan bersedih didalam kamar .

4. Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat fisik sebelumnya


• Trauma kepala (-)
• Infeksi (-)
• Kejang (-)

• Merokok (-)

• Alkohol (-)

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya


1. Riwayat penyakit fisik: tidak ada
2. Riwayat penggunaan NAPZA: tidak ada
3. Riwayat gangguan psikiatri sebelumnya: ada, 3 tahun lalu dengan gejala
yang sama yaitu Gelisah

D. Riwayat Kehidupan Pribadi


1. Riwayat Prenatal dan Perinatal (0-1 tahun)
Riwayat kelahiran pada 11 November 1968 lahir normal cukup bulan, lahir
di rumah sakit dibantu oleh bidan. Tidak ditemukan cacat lahir ataupun
kelainan bawaan. Ibu pasien juga tidak pernah mengalami pendarahan dan
penyakit fisik selama kehamilan. Tidak ada konsumsi alkohol, obat-obatan
atau jamu selama kehamilan. Pasien mendapat ASI eksklusif dari ibunya
sampai usia 2 tahun.

2. Riwayat Masa Kanak Awal (1-3 Tahun)


Pasien tinggal bersama orang tua dan saudaranya. Pasien lanjut minum
susu formula pada usia 2 tahun dan mula makan makanan biasa. Pasien

3
bertumbuh dan berkembang seperti anak seusianya. Tidak ada
keterlambatan dalam perkembangan. Pada usia 3 tahun, pasien mulai
belajar buang air di kamar mandi.

3. Riwayat Masa Kanak Awal dan Tengah (3-11 tahun)

Pasien diasuh dan tinggal bersama kedua orang tuanya dan saudaranya.
Pada waktu kecil, pasien mampu bermain dengan teman sebayanya. Pasien
mendapat kasih sayang dan perhatian yang cukup dari kedua orang tuanya.
Pasien mulai bersekolah di SD pada usia 6 tahun. Pasien merupakan murid
yang rajin dan tidak malas ke sekolah serta mendapat prestasi yang cukup
baik di sekolah. Pasien adalah seorang yang mudah bergaul dan mempunyai
banyak teman walaupun agak pemalu dan tertutup. Ketika keluarganya
datang berkunjung, pasien seringkali masuk ke dalam kamar.

4. Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja (Usia 12-18 tahun)

Pasien tidak bekerja. Pasien dikenali sebagai seorang yang penyabar dan
pendiam. Pasien juga mempunyai hubungan yang baik sesama tetangga.

5. Riwayat Masa Dewasa


• Riwayat Pekerjaan: Pasien belum/tidak bekerja
• Riwayat Pernikahan: Pasien belum menikah
• Riwayat Agama: Pasien beragama kristen dan menjalankan kewajiban
agama dengan baik.

• Riwayat Pelanggaran Hukum: Selama ini pasien tidak pernah terlibat


dengan masalah pelanggaran hukum.

E. Riwayat Kehidupan Keluarga


Pasien merupakan anak ke 5 dari 5 bersaudara,(♂ ,♀, ,♂, ,♀ ♂,). Hubungan
pasien dengan orang tua dan saudaranya baik. Pasien belum menikah. Tidak
ada keluarga dengan riwayat penyakit yang sama.

4
Genogram

Laki-laki Meninggal
Perempuan Meninggal
Laki-laki
Perempuan
Penderita

X Meninggal
Situasi Sekarang
Saat ini pasien tinggal bersama ibunya serta saudaranya.

F. Persepsi Pasien Tentang Diri dan Kehidupannya


Pasien tidak sadar akan dirinya yang sakit dan menyangkal bahwa dirinya sakit
serta menolak untuk berobat.

5
II. STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Seorang perempuan berpakaian dengan mengenakan baju kaos berwarna
abu-abu dan celana kain cream. Rambut pendek, warna hitam. Wajah
sesuai usia (51 tahun), perawakan sedang, perawatan diri cukup.

2. Kesadaran : Berubah
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor : Gelisah
4. Pembicaraan : Spontan, lancar, intonasi lambat
5. Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif

B. Keadaan Afektif (Mood) , Perasaan, Empati dan Perhatian


1. Mood : Sulit dinilai
2. Afek : Tumpul
3. Empati : Tidak dapat dirabarasakan

C. Fungsi Intelektual (Kognitif)


1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan: Pengetahuan umum
dan kecerdasan sesuai dengan tingkat pendidikan pasien (SLTA)
2. Daya konsentrasi : Terganggu
3. Orientasi
Waktu : Baik
Tempat : Baik
Orang : Baik
4. Daya ingat:
Jangka Panjang : Baik
Jangka Pendek : Baik
Jangka Segera : Baik

5. Pikiran abstrak : Terganggu


6. Bakat kreatif : Tidak ada

7. Kemampuan menolong diri sendiri : Terganggu

6
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi : Halusinasi auditorik(mendengar suara untuk memukuli
kakaknya dan untuk melakukan berkelahi)
2. Ilusi : Belum dapat dinilai
3. Depersonalisasi : tidak ada
4. Derealisasi : tidak ada

E. Proses Berpikir
1. Arus pikiran
• Produktivitas : Cukup
• Kontinuitas : kadang-kadang irrelevan, koheren
• Hendaya berbahasa : Tidak ada
2. Isi pikiran:
• Pre-okupasi : merasa kurang diperhatikan
• Gangguan isi pikiran : waham kebesaran
Pasien sering merasa paling kuat dan hebat
F. Pengendalian Impuls : Terganggu

G. Daya Nilai
1. Norma sosial : Terganggu
2. Uji daya nilai : Terganggu
3. Penilaian realitas : Terganggu

H. Tilikan (Insight)
Derajat 1 (Penyangkalan sepenuhnya terhadap penyakit)

I. Taraf Dapat Dipercaya : Dapat dipercaya

7
III. PEMERIKSAAN FISIK DAN NEUROLOGIS
A. Status Internus
Kesadaran kompos mentis, tekanan darah 120/80 mmHg, Nadi 67x/menit,
Pernapasan 20x/menit, suhu 36,5 oC. Konjungtiva tidak anemis, sklera
tidak ikterus, jantung paru abdomen dalam batas normal, ekstremitas atas
dan bawah tidak ada kelainan.

B. Status Neurologis
GCS: E4M6V5, Gejala rangsang selaput otak: kaku kuduk negatif, pupil
bulat isokor 2,5 mm / 2,5 mm, refleks cahaya (+/+), fungsi motorik dan
sensorik keempat ekstremitas dalam batas normal. Tidak ditemukan refleks
patologis. Cara berjalan normal, keseimbangan baik. Sistem saraf sensorik
dan motorik dalam batas normal. Kesan: Normal.

IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Seorang pasien perempuan berusia 51 tahun datang ke ugd RSKD buat kedua
kalinya dibawa oleh kakaknya dengan keluhan Gelisah yang dialami sejak 1
minggu dan memberat 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Awalnya pasien
sering ngomong sendiri tidak jelas apa yang dikatakan, pasien juga menjadi
cepat emosi. Pasien juga sering marah-marah jika diminta tolong. Tujuh hari
yang lalu pasien mulai mengamuk, pasien memukul kakaknya dan kadang
memecahkan kaca dengan cara melemparinya dengan barang di dekatnya.
Pasien juga sering mendengar suara untuk memukul kakaknya dan berkelahi
dengan orang lain. Saat malam hari pasien juga seringkali mengalami kesulitan
untuk tidur meskipun telah minum obat. Jika kalau tidak tidur. Awal perubahan
periaku sejak 30 tahun yang lalu pasien mulai merasa orang tuanya terlalu
sibuk, sehingga pasien merasa tidak diperhatikan lagi oleh orang tuanya, sejak
tahun 2004 orang tua dari pasien meninggal, pasien mulai merasakan sendiri
dan merasa tidak diperhatikan oleh kakak-kakaknya dan sering mengurung diri
didalam kamar dan bersedih didalam kamar . sempat dirawat di RSKD selama 1
tahun, setelah itu pasien keluar rumah sakit dan dirawat jalan.sebelum akhirnya
masuk lagi ke rumah sakit saat ini

8
Dari pemeriksaan status mental tampak seorang perempuan berpakaian
dengan mengenakan baju kaos abu-abu dan celana kain cream. Rambut pendek,
warna hitam. Wajah sesuai usia (51tahun), perawakan sedang, perawatan diri
cukup. Kesadaran berubah. Pembicaraan spontan, lancar, intonasi lambat dan
sikap terhadap pemeriksa kooperatif. Mood sulit dinilai, afek tumpul, empati
tidak dapat dirabarasakan. Daya konsentrasi terganggu. Gangguan isi pikir yaitu
waham. Tilikan derajat 1, penyangkalan sepenuhnya terhadap penyakit. Secara
keseluruhannya, setiap informasi yang diutarakan pasien dapat dipercaya.

V. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I
Berdasarkan autoanamnesis, alloanamnesis dan pemeriksaan status mental,
ditemukan adanya gejala klinis yang bermakna konsentrasi terganggu dan tidur
terganggu. Keadaan ini menimbulkan penderitaan (distress) pada dirinya, sulit
melakukan tugas dalam kehidupan harian, dan sulit mengisi waktu luangnya
dengan hal yang bermanfaat (disability) sehingga dapat disimpulkan bahwa
pasien menderita Gangguan jiwa. Pasien mengalami hendaya berat dalam
menilai realitas sehingga pasien digolongkan dengan Gangguan Jiwa
Psikotik. Pasien tidak ditemukan adanya riwayat infeksi dan trauma kepala
maupun gangguan neurologis sehingga Gangguan Jiwa Organik dapat
disingkirkan.
Berdasarkan autoanamnesis, alloanamnesis, dan pemeriksaan status mental
ditemukan adanya gejala klinis yang bermakna berupa afek tumpul, konsentrasi
berkurang, nafsu makan terganggu, dan tidur terganggu. Pasien juga sering
mendengar suara untuk memukuli kakanya dan berkelahi dengan ornag
didekatnya (halusinasi auditorik). Pasien merasa paling kuat (waham )
Skizofrenia Paranoid (F20.0).
Keadaan ini menimbulkan penderitaan (distress) pada dirinya, sulit
melakukan tugas dalam kehidupan harian, dan sulit mengisi waktu luangnya
dengan hal yang bermanfaat (disability). Didapatkan juga hendaya dalam
pekerjaan. Berdasarkan pemeriksaan ini, dapat ditegakkan diagnosa yaitu
Skizofrenia Paranoid (F20.0).

9
Pasien didiagnosis banding dengan:
1. Gangguan psikotik akut dan sementara (F23): Pada pasien ini,
perubahan perilaku sudah tampak sejak 30 tahun lalu sebelum datang ke
rumah sakit namun gejala psikotik mulai muncul sejak 7 hari yang lalu
yang mana onsetnya adalah kronik. Pasien ini mengalami perubahan
perilaku lebih dari 2 minggu sehingga differensial diagnosis ini dapat
disingkirkan.

Axis II
Pasien dikenal sebagai seorang yang pendiam dan pemalu dan cenderung
menghindari tempat ramai tapi memiliki cukup banyak teman . Dari informasi
tersebut pasien memiliki ciri keperibadian yang tidak khas namun mengarah ke
skizoid.

Axis III
Tidak ada

Axis IV
Masalah keluarga
Axis V
GAF Scale 50-41 (gejala berat (serious), disabilitas berat).

VI. DAFTAR MASALAH


• Organobiologik
Tidak ada kelainan
• Psikologik
Ditemukan adanya masalah psikologi yang diderita pasien, sehingga pasien
memerlukan psikoterapi.

10
• Sosial
Ditemukan adanya hendaya dalam sosial, bekerja sehingga pasien
memerlukan sosioterapi.

VII. RENCANA TERAPI


1. Farmakoterapi
R/Haloperidol 5mg 3x1
R/Chlorpromazin 100mg 0-1/2-1
Trihexyphenidil 2mg/12jam/oral
2. Psikoterapi
Ventilasi: Memberikan kesempatan kepada pasien untuk menceritakan
keluhan dan isi hati serta perasaan sehingga pasien merasa lega.

3. Sosioterapi
Memberikan penjelasan kepada pasien, keluarga pasien dan orang-orang di
sekitarnya sehingga dapat menerima dan menciptakan suasana lingkungan
yang mendukung.

VIII. PROGNOSIS
Ad vitam : Bonam
Ad functionam : Dubia ad bonam
Ad sanationam : Dubia ad malam
1. Faktor pendukung prognosis:
• Pasien menunjukkan gejala positif
• Keluarga pasien mendukung kesembuhan pasien
• Akses ke pelayanan jiwa lancar
• Faktor penghambat: Pasien tidak merasa sakit dan merasa tidak perlu
berobat.
• Pasien mengalami keluhan untuk kedua kalinya

IX. FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakit pasien, tanda-
tanda vital pasien dan efektifitas terapi serta kemungkinan terjadinya efek
samping dari obat yang diberikan.

11
X. DISKUSI

Gangguan psikotik adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan adanya


halusinasi, waham, perilaku kataton, perilaku kacau, pembicaraan kacau yang
pada umumnya disertai tilikan yang buruk. Waham atau delusi adalah
kepercayaan yang salah, berdasarkan simpulan yang salah tentang kenyataan
eksternal, yang dipegang teguh meskipun apa yang diyakini semua orang
merupakan bukti-bukti yang jelas dan tak terbantahkan.8

Skizofrenia Paranoid (F20.0)

Skizofrenia Paranoid adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan


ketidakmampuan individu menilai kenyataan yang terjadi, misalnya terdapat
halusinasi, waham atau perilaku kacau/aneh.

Kriteria Diagnostik Menurut PPDGJ III:


F20.0 Skizofrenia Paranoid

• Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia:

1. Harus adanya sedikit satu gejala berikut:


a. “thought echo”/ “thought insertion” / “thought broadcasting”
b. “delusion of control” / “delusion of influence” / “delusion of passivity”
/ “delusion perception” /
c. halusinasi auditorik
d. waham-waham menetap jenis lainnya yang menurut budaya setempat
tidak wajar dan sesuatu yang mustahil.

2. Atau paling sedikit dua gejala berikut:


a. Halusinasi yang menetap dari pancaindera apa saja, disertai baik oleh
waham yang mengambang ,aupun yang setengah berbentuk tanpa
kandungan afektif yang jelas
b. Arus pikiran yang terputus yang berakibat inkoherensi atau
pembicaraan yang tidak relevan

12
c. Perilaku katatonik
d. Gejala-gejala negatif

3. Gejala-gejala khas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan


atau lebih.
4. Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam
mutu keseluruhan dan penarikan diri secara sosial.

• Sebagai tambahan:

1. Halusinasi dan /atau waham harus menonjol:


a. Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau
memberi perintah atau halusinasi auditorik tanpa
bentuk verbal berupa bunyi pluit atau bunyi tawa
b. Halusinasi pembauan atatu pengecapan rasa atau
bersifat seksual atau halusinasi visual
c. Waham dapat berupa hampir setiap jenis
2. Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan
serta gejala katatonik secara relative tidak nyata dan tidak
menonjol.2

Diagnosis banding yang boleh dipertimbangkan pada pasien ini adalah Gangguan
psikotik akut dan sementara (F23)

Pasien ini diberikan Haloperidol 5 mg, sesuai dengan terapi antipsikosis tipikal.
Haloperidol bekerja dengan cara menghambat reseptor dopamine.9 Pasien turut diberikan
chlorpromazin 100 mg yang merupakan obat antipsikosis yang bekerja dengan cara memblok
reseptor dopamin, untuk hal ini yang diinginkan adalah efek sedatifnya.

Selain itu, pasien turut diberikan Trihexyphenidyl 5mg untuk mengobati gejala
ekstrapiramidal. Gejala ekstrapiramidal ini muncul akibat penggunaan obat antipsikotik.
Trihexyphenidyl bekerja dengan cara menghambat asetilkolin.10

Pasien diberikan psikoterapi berupa terapi interpersonal dan sosioterapi. Hal ini
sesuai karena terapi interpersonal, sosioterapi dan kognitif telah terbukti efektifitasnya
dalam kasus gangguan psikotik. Terapi kognitif bertujuan untuk mengurangi gejala depresi
dan mencegah rekurensi, dengan cara mengajarkan pasien untuk mengidentifikasi masalah
dan mengubah pola pikir pasien menjadi positif. Terapi interpersonal dilakukan untuk

13
memperbaiki kemampuan sosial pasien dan memperbaiki hubungan interpersonal. Selain
itu, terapi sosioterapi dilakukan untuk keluarga pasien, atau orang disekitar pasien dapat
menerima keadaan pasien dan menciptakan suasana yang mendukung pasien.11

14
DAFTAR PUSTAKA

1. Saluja B, et al (2014). Kleptomania:a case series. Singapore med

J.55(12).e207e209.doi:10.11622/smedj2014188

2. Maslim R(2013). Diagnosis Gangguan Jiwa:Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III dan

DSM5.Bagian Kedokteran Jiwa Unika Atmajaya. Jakarta

3. Halter MJ(2014). Varcarolis Foundations Of Psychiatric Mental Health Nursing: A

Clinical Approach. Elsevier. United States of America;

4. Cuzen NL, Stein DJ(2014).Behavioral Addiction:The Nexus of Impulsivity and

Compulsivity.dx.doi.org/10.1016/B978-0-12-407724-9-00002-1.Elsevier.Africa;

5. Zhang Z, et al(2018).Kleptomania:Recent Advances in Symptoms,Etiology and

Treatment. Current Medical Science.DOI doi.org/10.1007/s11596-018-1966-2.

38(5):937-940

6. VladoJ, et al(2019). Kleptomania;A Side Effect Induced by Venlafaxine. International

Journal of Neuropsychopharmacology;

7. Kim SH, et al(2017). Kleptomania and Co-Morbid Addictive Disorder.

Elsevier.Psychiatry Research 250;35-37

8. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (2013). Buku Ajar Psikatri (2nd ed).
Sylvia DE, Gitayanti H, editor. Jakarta: Badan Penerbit FKUI;

9. Maslim R (2014). Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Edisi 2014.
Jakarta : Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya;

10. Amir Syarif et al (2012). Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta: FKUI Jakarta;

11. Sadock, Benjamin James et al (2015). Synopsis of Psychiatry. Philadelphia: Wolters


Kluwer;

15

Anda mungkin juga menyukai